Dengan demikian penulis telah dapat menyelesaikan karya referensi yang berjudul “Konektivitas Jaringan Jalan dalam Pembangunan Wilayah di Zona Utara Aceh”. Karya referensi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa, alumni dan praktisi yang berkecimpung di dunia transportasi dan pembangunan daerah Sofyan, MT selaku editor. Penelitian ini dapat selesai dan dipublikasikan sebagai karya referensi berkat bantuan pihak manajemen. Sefa Bumi Persada yang bersedia menerbitkan buku ini.
Buku referensi ini dapat digunakan sebagai buku referensi untuk penelitian sejenis dan juga dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pengembangan mata pelajaran teknik lalu lintas dan pembangunan daerah. Kami berharap buku pegangan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, praktisi dan dosen yang mengajar mata kuliah di bidang transportasi.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Perumusan Masalah
- Tujuan
- Manfaat
- Novelty
Koridor utama yang menghubungkan Banda Aceh (ibukota provinsi Aceh) dengan Sumatera Utara (Sumut) adalah Jaringan Jalan Pesisir Timur Laut. Untuk menunjang lokomotif pertumbuhan perekonomian Aceh ke depan khususnya di Zona Aceh Utara, salah satu faktor yang sangat dibutuhkan adalah adanya koneksi jaringan jalan untuk memperlancar pengangkutan barang dan pendistribusian barang dari Zona Aceh Utara hingga ke pelabuhan. dari Krueng Geukueh Lhokseumawe dan sebaliknya. Sambungan jaringan jalan berada di Zona Utara Aceh yang terbagi menjadi 3 kelompok utama antara lain: (1) Krueng Geukueh – Sp.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji konektivitas jaringan jalan dalam pembangunan wilayah di wilayah Aceh Utara, meliputi Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Konektivitas Jaringan Jalan Dalam Pembangunan Wilayah di Zona Utara Aceh”.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Jaringan jalan merupakan suatu jaringan tunggal yang terdiri atas sistem jaringan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang saling berhubungan secara hierarkis. Sedangkan sistem jaringan jalan adalah suatu ruas jalan tunggal yang menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan daerah-daerah yang dipengaruhi oleh pelayanannya dalam suatu hubungan yang bersifat hierarkis. Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan perubahan ke arah pembangunan yang lebih baik bagi masyarakat, pemerintahan, dan lingkungan hidup di suatu daerah dengan menggunakan atau memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan harus bersifat menyeluruh, berorientasi menyeluruh. prinsip prioritas (Riyadi dan Bratakusumah, 2003).
Dalam upaya pembangunan daerah, permasalahan terpenting yang menjadi perhatian para ahli ekonomi dan perencanaan daerah adalah proses pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Oleh karena itu, “Keterkaitan Jaringan Jalan dalam Pembangunan Wilayah di Wilayah Utara Aceh” merupakan suatu rencana yang menjelaskan tentang sistem kekuatan interaksi antar kota dalam suatu ruas jalan untuk memindahkan barang dari angkutan darat dan pelabuhan menuju pembangunan yang lebih baik bagi suatu masyarakat. . pemerintahan dan lingkungan hidup di Kawasan Aceh Utara pada khususnya dan Aceh pada umumnya.
Model
- Pendekatan Pemodelan
- Representasi Daerah Kajian
Model logam, yaitu model yang menggambarkan titik tolak abstrak dalam memahami masalah dan situasi. Model verbal, yaitu model yang disajikan dalam bahasa sehari-hari dan bukan dalam bahasa logis, simbolik, atau matematis. Wilayah studi merupakan suatu wilayah administratif yang dapat mempunyai bentuk yang kompleks, dimana terdapat jaringan transportasi.
Wilayah studi juga merupakan wilayah yang secara geografis terdiri dari empat asal dan tujuan perjalanan yang diperhitungkan dalam model permintaan transportasi. Suatu wilayah penelitian terdiri dari beberapa zona, baik zona interior maupun zona eksterior, dimana setiap zona dihubungkan oleh beberapa jalan.
Titik Simpul dan Pusat Zona
Di satu sisi, terdapat keinginan untuk meningkatkan keakuratan model dengan meningkatkan ukuran area yang diteliti dan kompleksitasnya, dan di sisi lain, terdapat alasan praktis untuk meminimalkan biaya dan mencapai skala waktu yang diperlukan. ketepatan. Node reguler mewakili lokasi fisik dalam jaringan, yang dapat berupa: kota, persimpangan, stasiun, pelabuhan, fasilitas bongkar muat, transfer antar moda, dll.
Ruas
Perpindahan
- Model Bangkitan/ Tarikan
- Model Pemilihan Rute
- Distribusi Pergerakan
- Prediksi Pergerakan Lalulintas
- Konektivitas
- Model Gravitasi (GR)
- Teori Titik Henti (Breaking Point Theory)
- Pemilihan Moda
- Konsep Pemenuhan Jaringan Transportasi
- Jalan
- Klasifikasi Jalan
- Karakteristik Jaringan Jalan
- Jenis Jaringan Jalan
- Kapasitas dan Kualitas Jalan
- Transportasi
- Transportasi Barang
- Konsep Sistem Transportasi Barang
- Transportasi Barang dengan Moda Darat
- Transportasi Barang dengan Moda Laut
- Transportasi Barang Multimoda dan Antarmoda
- Perencanaan Kebutuhan Transportasi Barang
- Perencanaan Wilayah .1 Perencanaan.1 Perencanaan
- Wilayah
- Perencanaan Ruang Wilayah
- Pengembangan Wilayah
- Teori-Teori Pengembangan Wilayah
Menganalisis potensi kekuatan interaksi antar wilayah ditinjau dari struktur jaringan jalan sebagai prasarana transportasi, K.J. Semakin tinggi nilai indeksnya, maka semakin banyak pula jaringan jalan yang menghubungkan kota atau wilayah yang diteliti. Ruas jalan yang dimaksud adalah Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA), Daerah Milik Jalan (DAMIJA), Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA).
Pengadaan jalan dilakukan dengan mengutamakan pembangunan jaringan jalan pada sentra produksi serta jalan yang menghubungkan sentra produksi dengan wilayah pemasaran. Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan kota-kota tingkat satu yang saling berdampingan, atau menghubungkan kota-kota tingkat satu dengan kota-kota tingkat dua. Jalan kolektor primer merupakan jalan yang menghubungkan kota lapis kedua dengan kota lapis kedua atau menghubungkan kota lapis kedua dengan kota lapis ketiga.
Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Lebar jalan7,0 m - IP = 3. 3) Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan lokal dengan karakteristik perjalanan pendek, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah pintu masuk tidak terbatas. a) Jalan Lokal Primer. Jalan yang ada di Indonesia terbagi menjadi jalan nasional, jalan daerah, dan jalan khusus.
Dari sisi suplai, keberadaan jaringan jalan pada suatu wilayah sangat menentukan pola jaringan pelayanan angkutan umum. Beberapa tipe jaringan jalan (Morlok) yang ideal adalah jaringan jalan grid (grid), radial, ring-radial, tulang belakang (backbone), heksagonal, dan delta. Jaringan jalan grid adalah suatu bentuk jaringan jalan di sebagian besar kota yang mempunyai jaringan jalan yang direncanakan.
Dalam menentukan rute di suatu perkotaan, perlu diperhatikan jaringan jalan yang tersedia untuk memberikan akses yang baik bagi pembangkit lalu lintas. Berbeda dengan angkutan jalan raya, angkutan kereta api hanya dibatasi oleh ketersediaan jaringan kereta api dan frekuensi layanannya.
Teori ExportBase
- HubunganTransportasi dan Tata Ruang Wilayah
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Konseptual
- Rancangan Penelitian
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Kota Lhokeumawe
- Kabupaten Aceh Utara
- Kabupaten Bireuen
- Kabupaten Bener Meriah
- Kabupaten Aceh Tengah
- Desain Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Informasi Tambahan dalam Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Jenis dan Sumber Data
- Variabel dan Indikator Penelitian
- Variabel Konektivitas Jaringan Jalan (X)
- Variabel Pengembangan Wilayah (Y1)
- Variabel Transportasi Barang (Y2)
- Uji Validitas Data
- Uji Rebialitas
Beberapa penelitian terkini yang berkaitan dengan penelitian “Konektivitas jaringan jalan dalam pembangunan wilayah di Zona Utara Aceh”, antara lain: Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap keterhubungan jaringan jalan yang ada di Zona Utara Aceh, termasuk Kota Lhokseumawe. , Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah. Pembangunan wilayah berlangsung dengan koneksi jaringan jalan dan angkutan barang, dilihat dari aspek pertumbuhan ekonomi, peningkatan sumber daya manusia, peningkatan penggunaan lahan dan perlindungan lingkungan hidup.
Konektivitas Jaringan Jalan juga terbukti memberikan dampak signifikan terhadap keberhasilan Pembangunan Daerah di Wilayah Utara Aceh; Angkutan barang mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap proses pembangunan daerah yang terjadi di wilayah utara Aceh; Konektivitas Jaringan Jalan mempunyai hubungan yang paling kuat dengan kegiatan Pembangunan Daerah dibandingkan dengan hubungan Konektivitas Jaringan Jalan dengan Angkutan Barang;
Angkutan barang di zona utara Aceh berperan dalam menentukan hubungan antara konektivitas jaringan jalan dengan keberhasilan pembangunan daerah. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menjelaskan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh suatu objek penelitian dan bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat, yaitu hubungan sebab akibat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan timbal balik antara konektivitas jaringan jalan dan angkutan barang terhadap pembangunan wilayah di zona utara Aceh. Lokasi penelitian ini berada di wilayah utara Aceh yang terdiri dari Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah.
Penelitian kuantitatif ini dilakukan untuk memperoleh program atau masukan dari pemangku kepentingan untuk mempercepat konektivitas jaringan jalan di zona utara Aceh. Selain pelaku usaha di bidang angkutan barang, penelitian ini juga melibatkan pemangku kepentingan yang menentukan konektivitas jaringan jalan di Aceh. Stakeholder tersebut terdiri dari pejabat pemerintah di Zona Aceh Utara, Organda Pengurus Zona Aceh Utara dan akademisi di Zona Aceh Utara. yang peduli dan tertarik dengan konektivitas jaringan jalan di zona utara Aceh. Di bawah ini adalah tabel sampel yang dipilih dari masing-masing kota dan kabupaten di Zona Utara Aceh, seperti terlihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Penelitian sambungan jaringan jalan pada angkutan barang tidak dapat dilakukan hanya dengan mengharapkan informasi/kuesioner dari pengusaha angkutan barang dan pengemudi truk, hal ini dikarenakan banyak aspek dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam menyukseskan penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel yaitu variabel Konektivitas Jaringan Jalan (X) sebagai variabel laten eksogen (variabel bebas yang tidak diukur secara langsung), Pembangunan Daerah (Y1) dan Angkutan Barang (Y2) sebagai variabel endogen. variabel laten (variabel terikat yang tidak diukur secara langsung).
Mencari reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown
Mencari reliabilitas dengan rumus Alpha
- Metode Analisis Data
- Pemodelan Persamaan Struktural
Hulland (1999) menyatakan bahwa koefisien reliabilitas suatu konstruk merupakan koefisien konsistensi internal yang mendekati nilai koefisien konsistensi internal Cronbach Alpha. Dalam analisis hipotesis 1, 2, 3 dan 4, data kuantitatif menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software IBM*SPSS*Amos 22. Hal ini dikarenakan program Amos 22 dibuat khusus untuk menyelesaikan persamaan struktural dengan variabel.
Data kualitatif sekunder dalam penelitian ini berupa teori, definisi dan substansi dari berbagai literatur dan peraturan perundang-undangan, serta data primer yang diperoleh dari wawancara, observasi dan studi lapangan, dianalisis dengan undang-undang, teori dan pendapat para ahli yang relevan. menarik kesimpulan. tentang keterhubungan jaringan jalan dalam angkutan barang dalam perencanaan wilayah di Aceh. Teknik analisis data yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). Model persamaan struktural (SEM) adalah teknik statistik yang memungkinkan pengujian serangkaian hubungan yang relatif kompleks secara bersamaan.
Dalam menguji suatu hipotesis kita dapat menggunakan metode analisis yang berbeda-beda, jika kita menggunakan hipotesis dan kerangka analisis yang cukup sulit dan kompleks maka kita dapat menggunakan salah satu teknik analisis yaitu teknik analisis SEM atau Structural Equation Modeling yang dioperasikan melalui AMOS. program. Dalam buku “Structural Equation Modeling” (Ghozali dan Fuad, 2005), terdapat pernyataan Bagozzi dan Fornell (1982) bahwa model persamaan struktural atau model persamaan struktural merupakan teknik analisis multivariat generasi kedua yang memungkinkan peneliti menguji hubungan antara kompleks. variabel, baik rekursif maupun non-rekursif, untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang keseluruhan model. Model SEM lengkap atau model variabel laten terdiri dari dua bagian, yaitu: model pengukuran dan model struktural.
Model pengukuran menghubungkan variabel terukur dengan variabel laten melalui model analisis faktor konfirmatori (CFA), sedangkan model struktural menghubungkan variabel laten satu sama lain, yang disebut juga pemodelan sebab akibat atau analisis jalur.