TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori ExportBase
2.10 Penelitian Terdahulu
konektivitas dan efisiensi jaringan transit kepada instansi yang tidak memiliki akses menuju terciptanya permintaan perjalanan yang baik dan model transit.
2. Sofyan M. Saleh Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, 2009.Penelitian "Kebijakan Sistem Transportasi Barang Multimoda untuk Mengurangi Kerusakan Jalan Akibat Beban Berlebih (Studi Kasus Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)". Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: 1) Lintasan antar kabupaten/kota dilintas timur Aceh mempunyai volume pergerakan barang yang paling besar dibandingkan lintas barat selatan dan lintas tengah, karena jumlah penduduk dan PDRB relatif lebih tinggi dan kondisi jalan yang relatif lebih baik, serta orientasi pergerakan menuju Medan dan sebaliknya, 2) Muatan truk berlebih sangat berpengaruh terhadap daya rusak jalan, kerusakan jalan berbanding lurus terhadap terhadap persentase kelebihan muatan bila dibandingkan dengan muatan sesuai sesuai jumlah beban ijin, 3) Direkomendasikan untuk mengalihkan transportasi angkutan barang dengan moda lain yang bisa mengangkut lebih banyak barang dalam sekali angkut untuk jarak lebih dari 300 km, 4) Revitalisasi jalan kereta api mendapatkan prioritas dibandingkan dengan rencana jalan baru.
3. Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telemanika Aceh, 2012 Studi Tinjau Ulang TATRAWIL Propinsi Aceh dalam Mendukung Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi di Koridor I Sumatera. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: 1) Zonapengembangan transportasi Aceh terdiri dariZona Pusat, Zona Utara - Timur, Zona Barat, danZona Tenggara-Selatan, 2) Arah pengembangan jaringan pelayanan transportasi darat, transportasi penyeberangan, transportasi laut adalah pengembangan dan pemantapan kapasitas pada rute, 3) Arah pengembangan jaringan prasarana transportasi darat, prasarana transportasi jalan, prasarana transportasi penyeberangan Internasional, prasarana transportasi penyeberangan antarprovinsi, prasarana transportasi penyeberangan antarkabupaten, adalah pengembangan dan pemantapan kapasitas.
4. Francesco Russo, Antonio Comi / Universitas Tor Vergata, RomaPemodelan Sistem Untuk Simulasi Perpindahan Barang Pada Skala Perkotaan / 28 April 2010.(Abstrak) Paper ini menginformasikanpemodelan sistem untuk simulasipergerakan barang di skala perkotaan. Hal ini menggabungkan analisis dari pilihan yang dibuat oleh konsumen akhir (diasumsikan keluarga)dan pengecer.
Gerakan-gerakan ini diperiksa di dua tingkat: analisis arus komoditas,dari segi kuantitas, yang dihasilkan oleh konsumsi komoditas;
analisis arus komoditas, dalam hal kendaraan, karena penyetokan ulang.
Di tingkat pertama memungkinkan kita untuk menghitungkuantitas barang yang mengalir akibat konsumsi dan penyetokan ulang; tingkat kedua memungkinkan kita untukmenentukan pelayanan, kendaraan yang digunakan dan waktu yang ditargetkan, serta rute yang dipilih untukpenyetokan ulang outlet penjualan untuk memperkirakan arus jaringan transportasi kendaraan di perkotaan / metropolitan. Pemodelan sistem adalah model multi-langkah dan mempertimbangkanpendekatan terpisah untuk setiap tingkat putusan.(Kesimpulan) Paper ini bertujuan untuk menyajikan perkembangan terbaru dalam simulasi pergerakan barang di skala perkotaan.
- Dikategori utama tindakan penerapan/pelaksanaan di skala perkotaan untukmengelola dan mengontrol angkutan barang, dan mengidentifikasi beberapa kriteria untuk menganalisis modelsebelumnya yang dikembangkan untuk mensimulasikan pergerakan barang dan logistic di perkotaan, memverifikasi langkah-langkah untuk klasifikasi penilaian ex
ante; terlihat bahwa dalam literatur tidak ada pemodelan system yang memberikan kemungkinan ini
- Tujuan dari pemodelan system ini adalah agar mampu menilai tahap- tahap ex ante dan mengusulkan sistem pemodelan mampu menilai tindakan ex ante dan menghubungkan antara konsumen akhir dan pengecer.
Perlu dicatat bahwa pemodelan system yang disiapkan (set up) adalah untuk kasus pergerakan (transportasi barang). Seperti dijelaskan, untuk pergerakan (transportasi barang) memungkinkan untuk mengidentifikasi pembuat keputusan dan memastikan bagaimana keputusan yang mungkin saling mempengaruhi.
5. Hricova Romana, Straka Martin / Universitas Teknik Kosice, Peluang penggunaan RFID untuk transportasi intermodal sebagai pengaman barang/2015.(Abstrak) Transporasi intermodal adalah topic dan masalah yang penting di Eropa. Meskipun banyak barang yang dipidahkan (transported) melalui jalan, hal ini meningkatkan permintaan terhadap angkutan barang. Kombinasi terhadap cara pemindahan (transportasi) menggunakan container pada umumnya adalah salah satu solusi yang dituju; inilah yang kita kenal sebagai transportasi intermodal.
Paper ini menawarkan bagaimana pentingnya penggunaan teknologi identifikasi frekuensi radio (RFID) untuk pengembangan dari transportasi intermodal dan menjawab beberapa pertanyaan yang sangat penting mengenai pengaplikasiannya. Paper ini berfokus pada pengamanan barang dan bagaimana teknologi RFID dapat mencegah berbagai kecelakaan (risk).
(Kesimpulan)Artikel ini menunjukkan beberapa masalah terkait dengan keamanan barang selama pengiriman. Teknologi RFID muncul sebagai salah satu teknologi yang menyatukan (konvergen). Banyak keuntungan yang dimiliki system RFID adalah untuk menggantikan angkutan barang. Para ahli berharap berharap sistem RFIDakan membantu mengurangi kegiatan penyelundupan dan paper bekerja berkaitan untukpergerakan kargo melintasi batasan. Media ini sangat ampuh untuk identifikasi objek apapun. RFID adalah teknologi bidang pelacakan asetsaat ini.
Di sisi lain, biaya input yang tinggi dan kurangnya standar Eropa untuk penyebaran internasional Eropa adalah hambatan yang signifikan dalam implementasi teknologi RFID. Kelangsungan hidup proposal juga
akan tergantung jika pemerintah membuat penggunaan system RFIDwajib bagi pergerakan kargo kemas.
6. L. Chen [1,2], Zhang [3], H. Hou [1], A. Taudes [2] /Universitas Jiaotong Beijing [1], Universitas Ekonomi dan Bisnis Vienna [2], Universitas Normal Beijing [3], sistem perdagangan karbon untuk transportasi angkutanjalan (kargo): dampak peraturan pemerintah / 2013. (Abstrak)Paper ini meneliti tentang pengaruh sistem perdagangan karbon padaindustritransportasi angkutan jalan. Kerangka dari sistem perdagangan karbon didefinisikan oleh enam kriteria. Menggunakan model biaya-manfaat, strategi optimalperusahaan angkutan dan keseimbangan harga kredit karbon yang dibahas dalam situasi yang berbeda daripasar perdagangan karbon. Selanjutnya, efek dari peraturan pemerintah untuk industri kargo dianalisismelalui simulasi numerik berdasarkan data dari China. Dengan mengubah tingkat penalti dan rasio bebaskredit karbon, pemerintah dapat mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan rasio emisi keuntungan rata-rata dariindustri kargo secara tidak langsung melalui sistem perdagangan karbon. (KESIMPULAN) Dalam tulisan ini, kami mengevaluasi pengaruh sistem perdagangan karbon tertentu pada sektor angkutan jalan.Pertama, kita mendefinisikan
kerangka kerja sistem perdagangan karbon dengan enam kriteria.Model biaya-manfaat dari perusahaan kargo tentang biaya perdagangan emisi CO2 kemudiandiuraikan.Dari sisi perusahaan, kami menganalisis tanggapan terbaik dari perusahaan kargo dan perubahan dari rata-rata harga kredit karbon z* untuk situasi yang berbeda dari pasar perdagangan karbon. Ini memberikan pendukung keputusan untuk prusahaan krgo individual dalam bagaimana merespon terhadap perbedaan harga kredit karbon.Dari segi pemerintah, dampak dari peraturan y dan peraturan N terhadap hasil perusahaan melalui penyelidikan dengan menggunakan simulasi numerical.Dengan penggantian y dan N, pemerintah dapat mengatur hasil dari perusahaan kargo secara tidak langsung melalui pasar perdagangan karbon.Hal ini bermaksud untuk membuat kebijakan mengenai pengaturan pinalti dan bebas rasio kredit.Kesimpulan dari sesi 3 sampai 5, jalan yang mudah untuk mencapai pengurangan target tertentu adalah mengatur (1-N) sama dengan pengurangan rasio target dan denda yang lebih tinggi dari rata-rata harga kredit. Langkah selanjutnya dari penelitian ini adalah untuk menemukan kombinasi dari y dan N yang dapat memaksimalkan efisiensi dari pasar kargo.Perkembangan lainnya dapat menggabungkan
berbagai kebijakan rendah karbon lainnya, seperti teknologi hijau (teknologi ramah lingkungan), pajak bahan bakar, komposisi dari jenis kendaraan dan platform informasi , untuk model kita.
7. Andreas Jaeger, Sudarmanto Budi Nugroho, Eric Zusman, Ryoko Nakano, Racher Daggy / Natural Resources Forum, Pengaturan transportasi rendah karon secara berkelanjutan di Indonesia:
Pengkajian rencana transportasi provinsi / 2015. (Abstrak) Selama tiga tahun terakhir, Indonesia menugaskan pemerintah provinsi memberikan tidakan sub-nasional (otoritas daerah) untuk membantu implementasi aksi kelonggaran yang tepat secara nasional (NAMA) yang menjanjikan untuk United Nations Framework Convention (UNFCCC) pada tahun 2009. Paper ini mngkaji perencanaan-perencanaan provinsi di Indonesia’s Sustainable Urban Transport Initaitive (SUTI)/
(Transportasi Berkelanjutan Perkotaan Di Indonesia) – satu rangkaian rencana transportasi Selama tiga tahun terakhir, Indonesia telah yang dikembangkan secara parallel untuk NAMA – yang berfokus pada tiga kunci pertanyaan yang ditawarkan dari transportasi rendah karbon berkelanjutan dan multi –level literature pemerintah. Pertanyaan berusaha untuk menjelaskan mengenai apakah pemerintah provinsi: (1)
memprioritaskanmencegahtindakan perjalanan yang tidak perlu dan mengubah tumpangan untuk cara yang lebih efisien; (2) berhati-hati mempertimbangkan pendanaan dan perkiraan biaya; dan (3) dengan jelas mendefinisikan peran dan tanggung jawab institusional. Penilaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar provinsipemerintah memprioritaskan tindakan yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi kendaraan dan beralih ke cara yang lebih efisien (bukan menghindaridan shift). Selain itu, ada sedikit bukti dari uji kelayakan yang ditambilkan dalam kaitannya untuk mengestimasi biaya dan pencarian tanggung jawab di level sub – provinsi. Hasil menyiratkan bahwa Indonesia mungkin mengalami beberapa masalah yang sama dihadapi negara- negara maju seperti Inggris karena mereka menerjemahkan target iklim nasional menjadi transportasi lokal. Tiga studi kasus terfokus menunjukkan bahwa provinsi dengan kepadatan penduduk yang lebih besar, keragaman ekonomi, dan pengalamandengan organisasi internasional mengungguli provinsi lain. Oleh karena itu mereka dapat berfungsi sebagai model yang berguna untuk berbagi denganprovinsi lain yang jauh di belakan.
(KESIMPULAN)Paper ini dimulai dengan tinjauan terhadap literatur transportasi rendah karbon dan pemerintahan multi-level. Kemudian berpindah pada literatur ini untuk mengidentifikasi satu set dari tiga pertanyaanyang dapat digunakan untuk menilai apakah dan sejauh manaprovinsi di Indonesia mengikuti rekomendasi untukmengatur transportasi rendah karbon yang berkelanjutan. Sebuah penilaian rencana aksi awalsub-nasional menunjukkan bahwa adakesenjangan yang cukup besar antara rekomendasi danrencana sub-nasional.
8. Andrej David / Universitas Zilina, Pelabuhan Darat (Inland Port) Sebagai Pusat Transportasi Dan Transformasi Mereka Ke Pusat Multimodal Logistics / 2010.(Abstrak)Transportasi adalah elemen dalam system logistic penting yang harus di pertimbangkan karena memiliki hubungan yang berbeda dengan rantai logistic. Transportasi dari bahan baku, setengah jadi, atau barang jadi dilakukan dengan berbagai cara transportasi dari titik produksi ke titik penggabungan (komposisi). Downtime (penghentian) yangtimbul selama pengangkutan barang pada system rumah ke rumah (door to door) misalnya muat, bongkar muat barang atau pemeriksaan pengaturan dapat di hilangkan dengan menggabungkan pusat multimodal logistic (MLC) dalam rantai
logistic. Pusat penyimpanan yang tersedia, penyebaran barang dan peayanan logistic lainnya. Setiap pelabuhan darat (inland port) dapat menjadi pertimbangan untuk pusat ini. Pemuatan, bongkar muat, transportasi barang pelayanan yang rumit dari kapal, awak kapal atau barang.
(KESIMPULAN)Dalam beberapa tahun terakhir pusat logistik harus sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan terbaru dalam penyelesaian masalah terkait transportasi logistic. Mereka membantu menghilangkan downtimw yang muncul selama transportasi dari kargo. Mereka mungkin telah membangun lebih dari 20 tahun di Eropa. Jerman telah mendapat sebagian besar proyek darinegara Uni Eropa; lebih dari 50 persen daripusat ini akan dibangun di pelabuhan pedalaman (inland port).Setiap pelabuhan pedalaman dapat dipertimbangkan untukdijadikan pusat ini. Biasanya menawarkan berbagai pelayanan logistik seperti transhipment kargo dengancrane, penyimpanan di gudang atau diarea penyimpanan terbuka, pengangkutan dengan menggunakan kargo dengan cara yang lain untuk transportasi ke pelanggan.Pada ke-20 pelabuhan pedalaman (inland port) melewati beberapaperubahan karena peningkatan volume kargoyang diangkut
oleh angkutan air,penerapan dorongan teknologi padanavigasi di Danube atau konstruksidari generasi baru kapal pedalaman.
9. Olga Lingaitiene / Vilnius Gediminas Technical University, Model Matematika Dalan Pemilihan Fasilitas Angkutan Bagi Transportasi Multimodal Barang / 2007. (Abstrak)Sebuah sistem fungsional yang berhubungan antara kecepatan, keselamatan lalu lintas dan biaya, berdasarkan seperangkat kriteria yang menggambarkankualitas transportasi yang disajikan. Secara keseluruhan biaya teknologi dari transportasi dapat dihitung, ketikabiayapenggunaan jalan, kereta api dan angkutan laut. Untuk tujuan ini, studi kasus dengan menciptakan model matematika untuk pemilihan rute yang optimal, dengan mempertimbangkan waktu, biaya dan keselamatan transportasi, adalah dipertimbangkan.Model mengevaluasi waktu pengiriman pemuatan dan penyimpanan di terminal. Total waktu transportasi, pemuatan dan penyimpananberbeda untuk rute tertentu, tergantung pada struktur rute dan operasi terminal. keselamatan angkutan dihitung dalam halpembayaran asuransi, tergantung pada jenis barang, rute dan waktu transportasi. Model ini dapat digunakan untukmenghitung rute apapun, ketika data diterapkan pada kendaraan tertentu.
(KESIMPULAN)1. Hubungan dibentuk antara faktor utama mempengaruhi proses transportasi barang yang memungkinkan kita untuk mendefinisikan setiap rute tertentu oleh dua kriteria umum utama, yaitu biaya transportasi dan beban.2. solusi mengenai pertimbngan rute yang disajikan dalam system dua dimensi koodinat. Masalah pemrograman linear memungkinkan pemilihan rute dan fasilitas transportasi yang paling rasional untuk dipilih sebagai penyelesaian, berdasarkan kondisi transportasi tertentu.
10. Maria Feo-Valero [1], Leandro Garcia-Menendez [2], Salvador del Saz-Salazar [2] / University Jaume I of Castellon [1], Universitas Valencia [2], Kereta Apipengangkut barang dan syarat permintaan:
analisis atribut melalui eksperimen pilihan jalan pintas yang ditetapkan / 2016. (Abstrak)Paper ini menganalisis pilihan antara jalan dan rel di Spanyol di mana pangsa pasar kereta api untuk barang masih bersisa. Model discrete (berbeda) diperkirakan dengan data yang diperoleh melalui penelitian lapangan dua fase, sehingga memungkinkan kita untuk melaksanakan pilihan desain yang efisien untuk setiap diwawancara. Kami menganalisis adanya jalan pintas atribut dan segmen dari populasi dengan nilai nol frekuensi. Hasil kami
menunjukkan bahwa mengabaikan adanya jalan pintas dan segmen dari populasi dengan valuasi yang terpolarisasi dapat menyebabkan kesalahan kesimpulan dengan kondisi kemungkinan dari kereta api untuk penyerapan kuata secara signifikan.
(KESIMPULAN)Metodologis, perkiraan model yang diizinkan untuk menganalisis adanya pengaruh dari atribut jalan pintas (cut-off) dan untuk menyori kehadiran segmen dari populasi dengan-nilai nol frekuensi. Selain itu, spesifikasi kami meliputi atribut-pemberitahuan untuk kontrak, sejauh yang kita tahu, tidak pernah dipertimbangkan pemilihan transportasi modal yang menjadi masalah utama daya saingrelatif alternatif intermodal. Hasil yang diperoleh dalam kaitannya dengan biaya variabel transportasi menunjukkan bahwa pengambil keputusan sangat dituntut untuk menaikkan biaya transportasi atas jalan lintas tersebut. Mengenai keterlambatan, koefisien nonsignifikan ketika atribut jalan pintas diperkenalkan menunjukkan bahwa, tingkat tetap di bawah jalan pintas yang sementara, pengambil keputusan tidak mengambil variabel ini ke akunnya selama proses pemilihan moda.
Namun, setelah cut-off tercapai, tambahan peningkatan dalam persentase penundaan pengiriman yang signifikan dituntut sangat kuat.
Untukvariabel frekuensi, hasil yang diperoleh menunjukkan adanya posisi yang sangat terpolarisasi,menekankan kelemahan spesifikasi yang rata-rata berada pada posisi ekstrim dan menuju nilai subjektif yang salah. Mengabaikan keberadaan jalan pintas dan / atau segmen dari populasi dengan valuasi terpolarisasi dapat menyebabkan kesimpulan yang salah dalam hal kemungkinan menyerap kuota dari jalan.
11. Dewi Handayani, AMH Mahmudan, SJ Legowo, Anindya Arstity Putri, Nanang Dwi Prasetyo / Universitas Sebelas Maret, Karakteristik Parkir Angkutan Muat dan Fasilitas Prasarana Jalan Utama Arteri Berkelanjutan (Studi Kasus Surakarta Cincin Jalan- Jawa Tengah - Indonesia) " / 2016. (Abstrak)Parkir angkutan barang di sisi utama jalan arteri langsung menurun fungsi jalan dan secara tidak langsung meningkatkan biaya yang harus ditanggung oleh pengguna jalan karena meningkatnya waktu perjalanan. Perubahan penggunaan lahan, nilai estetika yang sessuai untuk meningkatkan aktivitas local sebagai dampak yang bekelanjutan. Di sisi lain, perencanaan transportasi harus mempertimbangkan berbagai hubungan diantara isu dan peluang untuk menyeimbangkan solusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang ruang parkir dan pertimbangan berbagai aspek yang disajikan
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Melalui analisis parkir angkutan barang di Ring Road - Surakarta dengan metode survei parkir cordon, penelitian ini menghasilkan sejumlah desain ruang truk parkir di rest area dan pentingnya rekomendasi perencanaan fasilitas infrastruktur jalan yang berkelanjutan.
(KESIMPULAN)Merancang nomor dari ruang truk parkir di rest area.
Desain fasilitas infrastruktur jalan untuk transportasi muat, seperti rest area atau terminal transportasi muat, harus mempertimbangkan karakteristik kebutuhan parkir kendaraan yang melintas sehingga daerah pembangunan lebih optimal. Dari analisis yang diperoleh dengan mengumpulkan jumlah maksimum ruang parkir dan durasi waktu parkir, dapat direkomendasikan diperlukan ruang minimum untuk parker adalah 169 ruang truk parkir dan fasilitas untuk tempat istirahat di jalan utama arteri di Surakarta.Pentingnya perencanaan fasilitas infrastruktur jalan yang berkelanjutan. Parkir kendaraan muat (berat ) di sepanjang jalan utama arteri akan mengurangi kapasitas jalan dan waktu perjalanan. Fungsi lalulintas yang maksimum dan tanpa gangguan tidak akan tercapai. konstruksi dan pemeliharaan jalan arteri yang mahal disia- siakan jika digunakan untuk parkir karena berdampak pada pengurangan
kapasitas waktu dan wisata. Di sisi lain, ketersediaan lokasi terminal transport muat sering tidak tepat, sehingga operator truk memilih lokasi lain untuk istirahat. Untuk membuat fasilitas infrastruktur yang berkelanjutan, di samping pendekatan solusi teknis mengenai perhitungan karakteristik parkir, penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut untuk menemukan potensi kesediaan operator untuk parkir di lokasi yang akan dikembangkan.
12. Behzad Behdani [1], Yun Fan [2], Bart Wiegmans [2], Rob Zuidwijk [3] / Wageningen University [1], Delft University of Technology [2], Erasmus University [3], desain jadwal multimodal untuk synchromodal barang sistem transportasi / 2016. (Abstrak) Angkutan multimoda telah dibahas selama puluhan tahun sebagai alternatif untuk jalan unimodal mengangkut. Namun, masih tidak mewakili porsi yang signifikan dari total pasar barang. SEBUAH kemungkinan baru dan menjanjikan untuk meningkatkan kinerja sistem pengiriman adalah desain synchromodal sistem transportasi pedalaman. Landasan untuk synchromodality adalah pandangan yang terintegrasi dalam desain dan operasi transportasi intermoda. Manfaat utama ini pandangan yang terintegrasi adalah fleksibilitas ditingkatkan dalam mode pilihan dalam
transportasi pedalaman. Kertas ini memberikan penjelasan rinci tentang pandangan ini terintegrasi untuk angkutan barang synchromodal.
Berdasarkan deskripsi ini, model matematika untuk merancang jadwal layanan untuk pengiriman synchromodalsistem transportasi juga disajikan. Manfaat menyediakan layanan transportasi terpadu dibandingkan dengan layanan transportasi yang direncanakan secara terpisah juga dibahas untuk kasus di pedalaman jaringan Pelabuhan Rotterdam.
(KESIMPULAN)Selain analisis kualitatif synchromodality, kami menyajikan model matematika untuk desain jadwal operasional di Sistem Transportasi Pengangkutan Synchromodal dalam makalah ini.
Itu Model disajikan dikembangkan berdasarkan pandangan terpadu seperti yang dibahas di koran. Karena itu,memberikan penjelasan rinci tentang kendala untuk sinkronisasi operasional bergerak dansumber stasioner dalam sistem transportasi intermoda. Model yang diusulkan diharapkan memberikan dukungan untuk penyedia layanan intermoda yang berniat untuk menawarkan jasa transportasi antara maritim terminal dan pedalaman port. Hal ini memungkinkan perencana untuk menentukan jadwal optimal
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN