BUKU PERENCANAAN EVALUASI KESEHATAN
dan
KESEHATAN MASYARAKAT
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i. Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BUKU PERENCANAAN EVALUASI KESEHATAN
DAN
KESEHATAN MASYARAKAT
Mifbakhuddin S.K.M., M.Kes.
BUKU PERENCANAAN EVALUASI KESEHATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Mifbakhuddin
Desain Cover : Rulie Gunadi
Sumber : www.freepik.com
Tata Letak : T. Yuliyanti Proofreader : Mira Muarifah
Ukuran :
viii, 62 hlm, Uk: 15.5x23 cm ISBN Elektronis:
978-623-124-078-1 (PDF)
Tahun Terbit Digital : 2024
Hak Cipta 2024, Pada Penulis Isi diluar tanggung jawab percetakan Copyright © 2024 by Deepublish Digital
All Right Reserved Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
PENERBIT DEEPUBLISH DIGITAL (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Anggota IKAPI (076/DIY/2012)
Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581
Telp/Faks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co.id
www.penerbitdeepublish.com E-mail: [email protected]
v
KATA PENGANTAR PENERBIT
egala puji kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan segala anugerah dan karunia-Nya. Dalam rangka mencerdaskan dan memuliakan umat manusia dengan penyediaan serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan industri processing berbasis sumber daya alam (SDA) Indonesia, Deepublish Digital dengan bangga menerbitkan buku dengan judul Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat.
Terima kasih dan penghargaan terbesar kami sampaikan kepada penulis, Mifbakhuddin, S.K.M., M.Kes., yang telah memberikan kepercayaan, perhatian, dan kontribusi penuh demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pembaca, mampu berkontribusi dalam mencerdaskan dan memuliakan umat manusia, serta mengoptimalkan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di tanah air.
Hormat Kami, Deepublish Digital
S
vi
KATA PENGANTAR
esehatan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan kita, dan pemahaman yang baik tentang bagaimana merencanakan serta mengevaluasi upaya kesehatan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kualitas hidup kita.
Buku ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang proses perencanaan yang efektif dan evaluasi yang cermat dalam konteks kesehatan. Kami percaya bahwa dengan pemahaman yang kuat tentang aspek-aspek ini, para profesional kesehatan, pengambil kebijakan, dan praktisi lainnya dapat mengembangkan program-program yang lebih efektif, berkelanjutan, dan berdampak positif.
Buku ini mencakup berbagai topik, mulai dari konsep dasar perencanaan dan evaluasi, hingga teknik-teknik praktis untuk mengukur keberhasilan program-program kesehatan. Kami berharap bahwa buku ini tidak hanya memberikan pemahaman konseptual, tetapi juga memberikan panduan praktis yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan buku ini. Semoga buku perencanaan dan evaluasi kesehatan ini menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda semua. Selamat belajar dan semoga dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia kesehatan yang lebih baik.
K
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR PENERBIT ...v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
Mata Kuliah: Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan ...1
PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN ...2
INTRODUKSI ...2
TUJUAN...2
URAIAN MATERI ...2
TM 1 Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan secara Umum ...2
TM 2 Diagnosis Sosial dalam Perencanaan Kesehatan ...9
TM 3 Diagnosis Epidemiologi dalam Perencanaan Kesehatan ...11
TM 4 Diagnosis Perilaku dalam Perencanaan Kesehatan ...14
TM 5 Penegakan Diagnosis Pendidikan dalam Perencanaan Kesehatan ...18
TM 6 Penegakan Diagnosis Pendidikan dalam Perencanaan Kesehatan ...20
TM 7 Penetapan Strategi dalam Perencanaan Kesehatan ...22
TM 8 Penegakan Diagnosis Administratif dalam Perencanaan Kesehatan ...27
TM 9 Penegakan Diagnosis Kebijakan dalam Perencanaan Kesehatan ...37
TM 10 Implementasi Program ...40
TM 11 Evaluasi Input dan Evaluasi Proses dalam Perencanaan Kesehatan ...44
TM 12 Evaluasi Output dan Outcome dalam Program Kesehatan ...47
viii
LATIHAN ... 50
RANGKUMAN ... 52
TES FORMATIF ... 54
GLOSARIUM ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 60
Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat 1
Mata Kuliah:
Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan
Kegiatan Belajar:
TM 1 Perencanaan Dan Evaluasi Kesehatan Secara Umum TM 2 Diagnosis Sosial dalam Perencanaan Kesehatan
TM 3 Diagnosis Epidemiologi dalam Perencanaan Kesehatan TM 4 Diagnosis Perilaku dalam Perencanaan Kesehatan
TM 5 Penegakan Diagnosis Pendidikan dalam Perencanaan Kesehatan
TM 6 Penegakan diagnosis pendidikan dalam perencanaan Kesehatan
TM 7 Penetapan Strategi Pendidikan dalam Perencanaan Kesehatan
TM 8 Penegakan Diagnosis Administratif dalam Perencanaan Kesehatan
TM 9 Penegakan Diagnosis Kebijakan dalam Perencanaan Kesehatan
TM 10 Implementasi Program
TM 11 Evaluasi Input dan Evaluasi Proses dalam Perencanaan Kesehatan
TM 12 Evaluasi Output dan Outcome dalam Program Kesehatan
2 Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN
INTRODUKSI
A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.
Perencanaan Kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Teori Evaluasi
Menurut WHO (2003), monitoring dan evaluasi memungkinkan pengelola program menilai keefektifan inisiatif pengendalian dan harus dilakukan secara terus-menerus.
TUJUAN
a. Untuk merumuskan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan di masa yang akan datang (yang akhirnya) bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.
b. Menjamin penggunaan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
URAIAN MATERI
TM 1 Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan secara Umum A. Ruang Lingkup Perencanaan Program Kesehatan
Perencanaan program kesehatan merupakan suatu proses sistematis untuk memecahkan masalah yang terdiri dari langkah-langkah berkesinambungan bertujuan untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok
Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat 9
Fase 9 (Evaluasi Hasil)
Mengukur perubahan dari keseluruhan objek dan perubahan dalam kesehatan dan keuntungan sosial atau kualitas kehidupan (outcome) yang menentukan efek terbesar pada intervensi terhadap kesehatan dan kualitas kehidupan suatu populasi. Dibutuhkan waktu yang panjang untuk mendapatkan hasil, dan mungkin beberapa tahun untuk benar-benar melihat perubahan kualitas hidup pada populasi atau masyarakat. Beberapa outcome mungkin tidak terlihat nyata dalam beberapa tahun atau dekade. Bila outcome tidak terlihat dalam jangka waktu yang lama, maka tetap mengawasi proses dan dampak dari intervensi kita, dengan keyakinan bahwa outcome tersebut akan terlihat dengan nyata nantinya.
TM 2 Diagnosis Sosial dalam Perencanaan Kesehatan A. Pengertian tentang Diagnosis Sosial
Diagnosis sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya.
B. Tujuan Pembuatan Diagnosis Sosial
Diagnosis sosial digunakan untuk mengetahui masalah sosial menggunakan indikator sosial dalam populasi spesifik (contohnya derajat kemiskinan, rata-rata kriminalitas, pengangguran, kesejahteraan, kepadatan penduduk, kenakalan remaja atau tingkat pendidikan yang rendah) yang berefek pada kesehatan dan kualitas hidup.
C. Pengukuran Kualitas Hidup
Meninjau dari berbagai literatur, konsep kualitas hidup adalah konsep yang sulit untuk didefinisikan dan diukur seperti konsep sehat. Hal ini karena konsep kualitas hidup bersifat subjektif, artinya penilaian satu orang dengan orang lain akan berbeda dalam memersepsikan kualitas hidup mereka. Meskipun demikian, pada kenyataannya ketiganya telah diterima secara luas.
Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat 11 merekam ide mengenai jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Tahap kedua yaitu round-robin, yaitu fasilitator meminta satu peserta untuk menyampaikan satu ide kepada kelompok. Peserta dapat memikirkan ide- ide baru pada tahap ini, tetapi peserta harus menunggu giliran sebelum dapat menyampaikannya pada kelompok. Tahap ini tidak memiliki batasan waktu, dan berakhir saat tidak ada lagi ide baru yang muncul. Pada tahap ini direkomendasikan untuk tidak ada proses diskusi, sehingga ide-ide yang ada hanya dicatat, misalnya di papan tulis atau dalam bentuk flip chart.
Dalam diagnosis Sosial metode Delbecq dapat dilakukan untuk memprioritaskan suatu permasalahan sosial dengan tahapan-tahapan yang ditentukan sehingga dapat dilakukan perencanaan program kesehatan yang tepat guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
F. Langkah-Langkah dalam Diagnosis Sosial
Diagnosis sosial dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
Mengumpulkan data masalah sosial melalui sensus, vital statistik lainnya.
Melakukan pengumpulan data secara langsung dari masyarakat menggunakan teknik wawancara dan Focus Group Discussion (FGD).
Menanyakan ke anggota masyarakat sasaran tentang apa yang mereka anggap sebagai hambatan utama untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Mengidentifikasi masalah sosial yang ada.
Melakukan prioritas masalah.
TM 3 Diagnosis Epidemiologi dalam Perencanaan Kesehatan 1. Pendahuluan
Diagnosis epidemiologi membantu identifikasi faktor-faktor perilaku dan lingkungan yang berhubungan dengan kualitas kehidupan.
Fokus pada fase ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang spesifik dan faktor non-medis yang berhubungan dengan kualitas kehidupan yang buruk. Menjelaskan permasalahan kesehatan tersebut dapat dilakukan dengan membentuk hubungan antara permasalahan
14 Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
6. Langkah-langkah dalam diagnosis epidemiologi
- Identifikasi Masalah Kesehatan: Tentukan masalah kesehatan yang akan dianalisis. Ini bisa berupa penyakit tertentu, faktor risiko, atau permasalahan kesehatan masyarakat yang lebih luas.
- Pengumpulan Data: Kumpulkan data epidemiologi yang relevan, termasuk data insiden penyakit, prevalensi faktor risiko, dan karakteristik populasi terkait masalah kesehatan tersebut.
- Analisis Data: Lakukan analisis data untuk mengidentifikasi tren, pola, dan karakteristik masalah kesehatan. Gunakan statistik dan metodologi epidemiologi untuk menggal informasi yang berguna.
- Identifikasi Penyebab dan Faktor Risiko: Tentukan faktor penyebab yang mungkin berkontribusi terhadap kesehatan, baik yang sudah diketahui maupun yang perlu diinvestasikan lebih lanjut.
- Penilaian Dampak: Evaluasi dampak masalah kesehatan pada populasi, termasuk beban penyakit, morbiditas mortalitas, dan dampak sosial-ekonomi.
7. Delbecq dan Delphi metode
- Metode Delbecq: Metode prioritas yang dilakukan berdasarkan kesepakatan kelompok orang yang tidak sama keahliannya.
- Metode Delphi: Menggunakan suara terbuka dan mendalam pada sebuah pertemuan khusus di mana dalam proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa pakar adapun para pakar tersebut tidak dipertemukan secara langsung (tatap muka), dan identitas dari masing-masing pakar disembunyikan sehingga setiap pakar tidak mengetahui identitas pakar yang lain.
TM 4 Diagnosis Perilaku dalam Perencanaan Kesehatan 1. Pendahuluan
Diagnosis perilaku adalah analisis hubungan perilaku dengan tujuan atau masalah yang diidentifikasi dalam diagnosis epidemiologi atau sosial.
Sedangkan diagnosis lingkungan adalah analisis paralel dari faktor lingkungan sosial dan fisik daripada tindakan khusus yang dapat dikaitkan
18 Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
perilaku. Ini bisa termasuk edukasi, kampanye media sosial, atau kampanye penyuluhan.
- Evaluasi: Selama dan setelah implementasi program, evaluasi dampaknya terhadap perilaku sasaran untuk memastikan efektivitasnya.
TM 5 Penegakan Diagnosis Pendidikan dalam Perencanaan Kesehatan
A. Pengertian Diagnosis Pendidikan
Diagnosis pendidikan adalah proses pembelajaran sosial alami (the natural social learning process) dalam kehidupan sehari-hari sehingga individu dapat memahami dan melaksanakan pengendalian atau kontrol terhadap lingkungannya. Diagnosis pendidikan mengidentifikasi berdasarkan determinan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat.
B. Tujuan Diagnosis Pendidikan
Tujuan diagnosis pendidikan untuk mengelola sebuah intervensi program guna menghilangkan atau memperkuat aspek tertentu dari proses pendidikan yang berpengaruh terhadap perilaku dan lingkungan.
C. Langkah-Langkah dalam Diagnosis Pendidikan
1. Melihat dari faktor predisposisi di mana dapat meliputi dari pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan, nilai/norma yang diyakini
2. Setelah mengetahui faktor predisposisi, dapat dilihat dari faktor pendorong seperti lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang 3. Selanjut faktor penguat berupa yang mempengaruhi perilaku orang lain seperti toma, guru, petugas, orang tua dan pemegang kekuasaan yang akan menjadi pendorong.
D. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik 1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal
20 Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
dari luar. Menurut Skinner, perilaku adalah respons atau reaksi seseorang terhadap suatu rangsangan dari luar. Berdasarkan bentuk respons terhadap stimulus, perilaku dapat dibagi menjadi dua yakni:
a. Perilaku tertutup terjadi apabila respons dari suatu stimulus belum dapat diamati oleh orang lain secara jelas. Respons seseorang terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus tersebut.
b. Perilaku terbuka apabila respons terhadap suatu stimulus dapat diamati oleh orang lain. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam suatu tindakan atau praktik yang dapat dengan mudah diamati oleh orang lain.
TM 6 Penegakan Diagnosis Pendidikan dalam Perencanaan Kesehatan
A. Objective Goal
Objective Goal adalah tujuan yang ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis dengan hasil yang dicapai secara nyata oleh instansi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
B. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor predisposisi (predisposing factors) adalah faktor yang mempermudah atau mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu.
Merupakan anteseden dari perilaku yang menggambarkan rasional atau motivasi melakukan suatu tindakan, nilai dan kebutuhan yang dirasakan, berhubungan dengan motivasi individu atau kelompok untuk bertindak.
Faktor predisposisi (predisposing factor) berupa pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai, sosio ekonomi, umur, jenis kelamin dan persepsi yang berhubungan dengan motivasi individu.
C. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor pemungkin (enabling factors) adalah faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu atau memungkinkan
22 Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
TM 7 Penetapan Strategi dalam Perencanaan Kesehatan A. Pengertian Strategi dan Metode
Strategi pendidikan kesehatan adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi dalam lingkungan pendidikan kesehatan yang meliputi sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada klien. Strategi pendidikan kesehatan tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket pendidikan kesehatannya.
Strategi pendidikan kesehatan terdiri dari komponen-komponen materi pendidikan kesehatan dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu klien mencapai tujuan pendidikan kesehatan. Strategi pendidikan kesehatan juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap tingkah laku yang harus dipelajari perlu dipraktikkan. Karena setiap materi dan tujuan pendidikan kesehatan berbeda satu sama lain.
Strategi diperlukan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan pendidikan kesehatan yang efektif dan efisien. Strategi pendidikan kesehatan ialah suatu rencana untuk pencapaian tujuan. Strategi pendidikan kesehatan terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin klien betul-betul akan mencapai tujuan, strategi lebih luas daripada metode atau teknik pendidikan kesehatan.
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi pendidik (metode pendidikan kesehatan) maupun bagi klien (metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai, semakin efektif pencapaian tujuan.
B. Klasifikasi Strategi
Banyak strategi yang dapat dipilih penyuluh atau pendidik. Dalam melaksanakan proses pendidikan kesehatan. Oleh karena itu, berdasarkan bentuk dan pendekatannya, strategi pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi:
1. Expository
Makna expository berarti memberikan informasi yang berupa teori, hukum atau dalil yang disertai bukti-bukti yang mendukung.
Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat 27 Istilah untuk TIK:
a) Mengubah (converts) b) Mempertahankan (defends) c) Memperkirakan (estimates) d) Menjelaskan (explains) e) Membedakan (distinguishes) f) Menyatakan secara luas (expresses) g) Menarik kesimpulan umum (generalises) h) Memberi contoh (gives examples) i) Menarik kesimpulan (infers)
j) Melukiskan dengan kata-kata sendiri (paraphrases) k) Meramalkan (predicts)
l) Menuliskan kembali (rewrites) m)Membuat rangkuman (summarizes) c. Jenjang penerapan
1) Istilah untuk TIU:
a) Menetapkan konsep dan prinsip terhadap situasi-2 baru
b) Menerapkan hukum dan teori pada situasi praktis c) Memecahkan personal-2 matematika
d) Mengonstruksi bagan dan grafik
e) Mendemonstrasikan penggunaan metode dan prosedur secara benar
2) Istilah untuk TIK a) Mengubah (changes)
b) Mendemonstrasikan (demonstrates)
TM 8 Penegakan Diagnosis Administratif dalam Perencanaan Kesehatan
Teori PRECEDE-PROCEED
PRECEDE (Predisposing, Reinforcing, and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation) adalah suatu model pendekatan yang dapat digunakan dalam mendiagnosis masalah kesehatan ataupun sebagai alat untuk merencanakan suatu kegiatan perencanaan kesehatan
Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat 37 d. Tahap 4 adalah intervensi, di mana pengguna mengidentifikasi
metode yang akan digunakan untuk mendorong perubahan perilaku (misalnya, mengembangkan situs web untuk mempromosikan aktivitas fisik di masa muda). Langkah ini memerlukan pemilihan anggota dan penetapan peran untuk tim perencanaan, menulis tujuan yang spesifik dan terukur untuk setiap kegiatan intervensi, dan menulis rencana program termasuk garis waktu dan anggaran untuk setiap intervensi.
e. Tahap 5 adalah evaluasi. Pada langkah ini, pengguna mengidentifikasi elemen program yang akan dipantau, memilih pertanyaan evaluasi kunci, menentukan metode pengumpulan data, merumuskan rencana analisis data, serta menguraikan garis waktu dan anggaran.
f. Tahap 6 adalah implementasi. Selama langkah ini, pengguna mempersiapkan implementasi program, memproduksi materi program, mempekerjakan dan melatih staf, dan meluncurkan sebuah program.
TM 9 Penegakan Diagnosis Kebijakan dalam Perencanaan Kesehatan 1. Positioning Policy Diagnosis
Diagnosis memiliki peran penting dalam pembuatan kebijakan.
Diagnosis membantu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memahami masalah yang ada sehingga kebijakan yang efektif dapat dirancang dan diimplementasikan. Berikut beberapa posisi atau peran diagnosis dalam kebijakan:
a. Mengidentifikasi masalah: diagnosis membantu mengidentifikasi masalah atau tantangan yang membutuhkan perhatian kebijakan.
b. Menganalisis dampak: diagnosis membantu dalam menganalisis dampak berbagai kebijakan.
c. Mengembangkan solusi: diagnosis berperan penting dalam mengembangkan solusi untuk memecahkan atau mengatasi masalah yang ada.
d. Memberikan rekomendasi kebijakan: diagnosis dapat memberikan dasar yang solid untuk merekomendasikan kebijakan konkret.
40 Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
6. Tahapan Diagnosis Kebijakan
Dalam proses analisis kebijakan terdapat proses yang harus dilaksanakan oleh pembuat kebijakan. Proses ini bertujuan yang dilahirkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Adapun proses analisis kebijakan tersebut yaitu (Keban, 2015):
a. Inisiasi: tahap ini diawali Ketika adanya masalah yang bersifat potensial. Permasalahan potensial tersebut dirasakan Ketika adanya upaya untuk mengurangi permasalahan yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan tepat.
b. Estimasi: pada tahapan ini diperlukan pemikiran yang berhubungan dengan dampak, pembiayaan dan kelebihan dari alternatif yang disajikan.
c. Seleksi: tahapan ini berkaitan dengan keputusan. Pengambilan keputusan sering kali dilahirkan dengan perhitungan dan perkiraan teknis namun adanya aspek lain yang perlu diperhatikan.
d. Implementasi: tahapan pelaksanaan pilihan yang telah disepakati.
Tahapan ini merupakan saran untuk melakukan uji kelayakan pilihan yang dipilih secara nyata.
e. Evaluasi: pada tahap ini dilakukan pengukuran dengan indikator yang telah dilakukan.
f. Terminasi: tahapan yang menyesuaikan kebijakan yang tidak diperlukan dengan keadaan.
7. Gantt Chart dalam Diagnosis Kebijakan
Gantt Chart merupakan Batasan waktu program berjalan. Dalam Gantt Chart ada 2 komponen yaitu waktu dan kegiatan yang berorientasi pada panjang masa program dengan kegiatan yang akan dilakukan selama program.
TM 10 Implementasi Program 1. Pendahuluan
Skala keberhasilan dan kegagalan suatu kebijakan sangat bergantung pada implementasinya. Implementasi kebijakan merupakan kebijakan yang paling buruk karena pada tahap ini, masalah terkadang tidak dapat diprediksi sebelum tahap implementasi. Implementasi
44 Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
a. Dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditentukan (design) dengan merujuk pada aksi kebijakannya.
b. Apakah tujuan kebijakan tercapai. Dimensi ini diukur dengan melihat dua factor, yaitu implementasi atau efeknya pada Masyarakat secara individu dan kelompok, dan tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan kelompok sasaran dan perubahan yang terjadi.
TM 11 Evaluasi Input dan Evaluasi Proses dalam Perencanaan Kesehatan
A. Pengertian
Evaluasi input dalam perencanaan kesehatan adalah sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Input, meliputi sumber tenaga, biaya penyelenggaraan pelayanan, kebijakan dan pedoman pelaksanaan kegiatan serta bahan atau alat untuk pengumpulan dan pengolahan data.
Evaluasi proses perencanaan adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang akan dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan dan penyusunan saran pada setiap tahap dari pelaksanaan program.
B. Monitoring (Evaluasi Proses)
Monitoring adalah bagian dari evaluasi yang wajib dilakukan selama program dilakukan dari awal sampai dengan selesai. Monitoring diartikan sebagai sebuah fungsi berkelanjutan dengan tujuan menyediakan informasi bagi manajemen dan stakeholder tentang intervensi yang sedang berjalan.
Monitoring dapat membantu mengetahui hasil melalui pengumpulan informasi secara rutin untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan, mendorong akuntabilitas, dan menyediakan informasi dasar bagi evaluasi.
Monitoring lebih berpusat (terfokus) pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanan dan prosedur yang telah disepakati.
Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat 47 4. Informasi hasil monitoring dan evaluasi harus akurat dan objektif;
informasi tidak akurat dan objektif bisa menyebabkan false alarm.
Perlu mekanisme untuk check konsistensi dan akurasi data.
5. Sistem monitoring dan evaluasi bersifat partisipatif dan transparan;
perlu pelibatan semua stakeholders dalam penyusunan design dan implementasinya, serta hasilnya dapat diakses oleh semua pihak.
6. Sistem monitoring dan evaluasi dibuat flexible; dalam artian tidak kaku, tapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi, tapi masih dalam batas koridor SOP.
7. Bersifat action-oriented; monitoring diharapkan menjadi basis dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Oleh karena itu sejak awal perlu dilakukan analisis kebutuhan informasi untuk menjamin bahwa data monitoring akan digunakan untuk melakukan tindakan.
8. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara cost-effective.
9. Unit monitoring dan evaluasi terdiri dari para spesialis yang tidak hanya bertugas mengumpulkan data tetapi juga melakukan analisis masalah dan memberikan rekomendasi pemecahan masalah secara praktis.
TM 12 Evaluasi Output dan Outcome dalam Program Kesehatan A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosakata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran.
Pemahaman mengenai pengertian evaluasi dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariasi oleh para pakar evaluasi. Menurut Stufflebeam dalam Lababa (2008), evaluasi adalah “the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
60 Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasibuan R. (2021). Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Masyarakat. PT. Nasya Expanding Management.
http://repository.uinsu.ac.id/14025/1/Buku%20Ajar%20Perencanaan
%20dan%20Evaluasi%20Kesehatan%20Masyarakat%20-
%20Rapotan%20Hasibuan.pdf; p. 166.
2. Putu, N. L. (n.d.). Makalah Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Problem Solving Cycle. Retrieved from https://www.academia.edu/28563574/MAKALAH_Perencanaan_Pr ogram_Kesehatan_Masyarakat_berdasarkan_PROBLEM_SOLV_C YCLE
3. TAHAR TNL. JENIS MODEL PERENCANAAN KESEHATAN.
Available from: https://osf.io/rhgmf/download
4. Ninla Elmawati Falabiba. Precede-Proceed. 2019;8–32. Available from: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2194/3/BAB II.pdf
5. Rachmawati, W. (2019). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Malang: Wineka Media.
6. Jaya, I.M. 2019. Buku Ajar Promosi Kesehatan. BMP.UKI: AMR- 020-PK-PK-III-2019.
7. Temenggung Y.R. (2014). Model Perencanaan Program Promosi Kesehatan.
8. Wahyudi D. (2018). Reduksinisme. Departement Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
9. Hasibuan R. (2021). Perencanaan Dan Evaluasi Kesehatan. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.Vol.1, No.1
10. Syakurah R.A., Moudy J. (2022). Diagnosis Komunitas Dengan Pendekatan Proceed-Preced. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.Volume.10, No.1
11. Adventus, M.R.L., S.K.M., M.Kes., I Made Merta Jaya, M.Kes. Ns.
Donny Mahendra S.Kep. (2019). Buku Ajar Promosi Kesehatan.
Fakultas Vokasi Universitas Kristen Indonesia.BMP.UKI:AMR- 020-PK—PK-II
Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat 61 12. Sulaeman S.E., Waryana B.M. (2015). Aplikasi Model Precede-
Proceed Pada Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Berbasis Penilaian Kebutuhan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kedokteran Yarsi 23(3):149-160.
13. Asri, D.N., Suharni. (2021). Buku Ajar Modifikasi Perilaku Teori Dan Penerapannya. Universitas PGRI Madiun
14. Rachmawati, W.C. (2019). Buku Ajar Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit Wineka Media
15. Martina Pakpahan, Deborah Siregar, Andi Susilawaty, Tasnim, Mustar, Radeny Ramdany, Evanny Indah Manurung Efendi Sianturi, Marianna Rebecca Gadis Tompunu Yenni Ferawati Sitanggang, Maisyarah M. (2021). Buku Ajar Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Yayasan Kita Menulis
16. Rezkiyanti, F. A. (2022). JENIS MODEL PERENCANAAN KESEHATAN. Available from https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&q=diagnosis+pendidikan+dalam+perencanaan+k esehatan#d=gs_qabs&t=1697644975523&u=%23p%3DYCATJsx2 5lkJ
17. Situngkir, D. (2020). Modul Sesi 9 Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan. https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/
pluginfile.php?file=/126785/mod_resource/content/1/13_7518_KM S112_122018_PDF.pdf
18. Abin Syamsuddin Makmur, M.A., Prof. Dr. H. (2000). Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
19. Djamarah Syaiful Bahri dan Zan Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Asdi Mahasatya, Jakarta, Cet. 4.
20. Agus Sujanto, Drs. (1984). Psikologi Perkembangan. PT. Aksara Baru, Jakarta
21. Abin Syamsuddin Makmur, M.A., Prof. Dr. H. (2000). Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
22. Aswan Zain, Drs.; Syaiful Bahri Djamarah, Drs. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.
23. Notoatmodjo, Soekidjo. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
62 Buku Perencanaan Evaluasi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
24. Purwanto Heri. (1999). Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Penerbit EGC, Jakarta.
25. Binkley C.J. dan Johnson K.W. Application of the PRECEDE- PROCEED Planning Model in Designing an Oral Health Strategy.
Journal Theory Practice Dental Public Health; 1(3).
26. Brad L. Neiger, Ph.D., CHES., Rosemary Thackeray, Ph.D., MPH., Michael D. Barnes, Ph. D., CHES., dan James F. McKenzie, Ph. D., MPH. Positioning Social Marketing As A Planning Process For Health Education. 801.378.4388
27. HHS (U.S. Department of Health and Human Services). (n.d.).
Planned Approach to Community Health: Guide for the Local Coordinator.
28. Simons-Morton D. G., Simons-Morton B. G., Parcel G. S., Bunker J. F. Influencing personal and environmental conditions for community health: A multilevel intervention model. Family and Community Health; 11(2):25-35
29. Sri Widodo, S.E., & Depi Yulyanti, S.K.M. (2023). Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Deepublish.
30. Maulana, H. D., & Sos, S. (2009). Promosi Kesehatan. EGC.
31. Dewi U. (2013). Pendekatan-Pendekatan Implementasi.
32. Syaiful Sagala. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Alfabeta, Bandung. hlm. 70-71
33. Rapotan Hasibuan. (2021). Perencanaan Evaluasi Kesehatan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
34. Temesvari Nauri Anggita. (2018). Modul Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan. Universitas Esa Unggul