i
BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN JIWA (SIMKESWA)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2022
ii
DAFTAR ISIHALAMAN SAMPUL ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB 1 ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 3
1.3 Sasaran ... 3
BAB 2 ... 6
2.1 Definisi Operasional ... 6
2.2 Petunjuk Teknis ... 7
1
BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Indonesia telah menghadapi berbagai transpormasi dan transisi di berbagai bidang yang mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup, pola perilaku dan tata nilai kehidupan. Transisi di bidang kesehatan secara epidemiologi ditunjukkan dengan bergesernya kelompok penyakit menular ke kelompok penyakit tidak menular, termasuk berbagai jenis gangguan akibat perilaku manusia dan gangguan jiwa.
Keterbatasan sumber daya di bidang kesehatan jiwa, masih menjadi masalah, sehingga penguatan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara optimal menjadi kebutuhan penting. Layanan kesehatan primer sebagai ujung tombak layanan kesehatan di masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan layanan kesehatan jiwa yang terpadu dengan layanan kesehatan umum selain sebagai penggerak masyarakat. Saat ini, kesehatan jiwa belum menjadi program prioritas, namun penyediaan layanan kesehatan jiwa harus tetap berjalan untuk memenuhi hak dan kebutuhan masyarakat. Hal ini harus didukung dengan kebijakan yang sesuai, fasilitas sarana prasarana termasuk ketersediaan obat, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia secara optimal. Berlakunya kebijakan otonomi daerah di bidang kesehatan, maka pemerintah daerahturut memegang peranan penting dan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan jiwa di wilayahnya.
Tuntutan internasional baik global maupun regional juga semakin kuat terutama dalam menurunkan kesenjangan pengobatan (treatment gap) gangguan jiwa, penyediaan layanan kesehatan jiwa yang komprehensif dan kontinyu, peningkatan upaya kesehatan jiwa melalui pemberdayaan masyarakat, serta penyediaan data dalam rangka penyusunan kebijakan dan strategi kesehatan jiwa di tiap-tiap Negara. Hal ini antara lain tersebut dalam Resolusi WHO (World Health Assembly 65.4 tahun 2012), WHO Global Mental Health Action Plan 2013 – 2020, serta target dan indikator kinerja Asia Tenggara melalui ASEAN Mental Health Taskforce. Selain itu, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi fokus perhatian Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) akibat beban ekonomi yang ditimbulkannya. World Health Organization (WHO) mengestimasikan depresi sebagai penyebab beban akibat penyakit no.2 terbesar pada tahun 2020, dan menjadi no.1 pada tahun 2030 berdasarkan DALY’s (Global Burden of Disease, 2004).
2
Pencatatan dan pelaporan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama telah dilaksanakan mulai dari pencatatan dan pelaporan yang dilakukan secara manual hingga pencatatan berbasis elektronik (sistem informasi kesehatan). Namun demikian, data tentang gangguan jiwa belum dapat diakumulasi secara keseluruhan untuk menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Secara umum kendala pencatatan dan pelaporan tersebut disebabkan karena beberapa aspek antara lain:
1. Aspek Kemampuan dan Kemauan Sumber Daya Manusia
Pencatatan dan pelaporan dimulai dari tenaga kesehatan di layanan primer atau Rumah Sakit. Dokter memiliki kewenangan untuk menegakkan dan menuliskan diagnosis gangguan jiwa dan tatalaksana medis sedangkan, perawat memiliki kewenangan untuk menegakkandan menuliskan diagnosis keperawatan dan asuhan keperawatan. Kemauan dan kemampuan tenaga kesehatan tersebut akan menjadi dasar untuk proses pencatatan dan pelaporan ke selanjutnya. Data diagnosis dan tatalaksana akan dimasukkan dalam sistem informasi oleh petugas, untuk dihimpun dan dikirimkan ke dinas kesehatan Kabupaten/Kota maupun Provinsi. Dengan demikian kemauan dan kemampuan petugas juga menjadi aspek penting dalam pencatatan dan pelaporan.
2. Aspek Kepemimpinan
Segala sesuatu yang terkait dengan kebijakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sangat dipengaruhi oleh kebijakan pimpinan. Komitmen pimpinan terhadap program kesehatan jiwa secara langsung atau tidak langsung berdampak pada motivasi petugas yang terkait dengan penyajian data.
3. Aspek Sistem Informasi
Sisteminformasi pencatatan dan pelaporan baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama selama ini telah banyak yang menggunakan sistem informasi khusus berupa suatu program yang didesain khusus untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan.
Namun, dalam aplikasinya belum ada standar yang sama sehingga data masalah kesehatan jiwa belum sepenuhnya terakomodir dan belum memiliki standar yang sama sehingga menjadi kendala untuk direkap dan dilaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Kementerian Kesehatan.
4. Aspek Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur dibutuhkan untuk pelaksanaan pencatatandan pelaporan sehingga pelaksanaan akan terstandar di semua wilayah. Standar operasional prosedur yang belum sama akan berpengaruh terhadap pencatatan dan pelaporan data di tingkat selanjutnya.
3
Dari berbagai aspek, maka aspek sistem informasi khususnya sisteminformasi kesehatan jiwa merupakan salah satu aspek penting yang harus dikembangkan.
Sisteminformasi kesehatan jiwa tidak hanya bertujuan untuk pengumpulan data saja, namun juga dapat digunakan untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam semua aspek sistemkesehatan mental berdasarkan data yang telah didapatkan. Mental Health Information System merupakan salah satu indikator yang ditanyakan dalam kuesioner Mental Health Atlas tahun 2017 sebagai sumber ketersediaan data masalah kesehatan jiwa sebuah negara. Oleh karena itu, pembuatan sistem informasi kesehatan jiwa dipandang perlu untuk dikembangkan secara nasional agar dapat memiliki data tentang kesehatan jiwa baik di layanan primer/komunitas maupun di Rumah Sakit.
Sistem informasi kesehatan jiwa adalah sistem untuk mengumpulkan, memproses, menganalisis, menyebarluaskan, dan menggunakan informasi tentang layanan kesehatan jiwa dan kebutuhan kesehatan jiwa dari populasi yang dilayaninya. Sistem Informasi kesehatan jiwa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah sistem yang dirancang untuk mengakomodir pencatatan dan pelaporan kesehatan jiwa dengan menggunakan manual tertentu berbasis teknologi informasi. Sistem informasi kesehatan jiwa ini akan digunakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai penginput data awal dari kunjungan pasien maupun dari laporan masyarakat/kader kesehatan jiwa.
Pengembangan sistem informasi kesehatan jiwa yang telah dibangun, membutuhkan panduan yang akan digunakan oleh pihak-pihak terkait, sehingga dapat memudahkan dalam aplikasi penggunaannya.
1.2 Tujuan
Terwujudnya data yang konsisten untuk pengambilan keputusan dalam semua aspek sistem kesehatan jiwa dan membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi program
1.3 Sasaran
Pengembangan sistem informasi kesehatan jiwa ini akan digunakan oleh beberapa pihak di bidang kesehatan secara berjenjang sebagai berikut:
1. Petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Petugas di tingkat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah personal yang mendapat wewenang untuk melakukan input data masalah kesehatan jiwa ke dalam sistem informasi kesehatan jiwa. Petugas tersebut misalnya petugas administrasi, pemegang program kesehatan jiwa atau tenaga kesehatan lain yang telah dilatih teknis penggunaansistem informasi kesehatan jiwa. Petugas
4
di tingkat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama bisa melakukan input data, edit data, filter data dan rekap data tingkat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Data yang diinput oleh petugas adalah data yang diperoleh dari:
a. Kader Keswa
b. Tenaga kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (dokter dan perawat)
Petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama bertugas melakukan input data yang telah didapat dari Kader Keswa ke dalam sistem program yang bernama SIMKESWA (Sistem Informasi Kesehatan Jiwa). Data yang didapat dari Kader Keswa berupa identitas dan riwayat gangguan yang dialami pasien. Data tersebut bisa berupa print out form pengisian data (hard copy) atau import data dari simpus (soft copy). Langkah awal yang dilakukan adalah log in ke sistem SIMKESWA lalu input data-data tersebut. Petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama juga melakukan input data yang berasal dari rekam medis pasien di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang telah diisi oleh dokter dan perawat.
Petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama memasukkan dua data yakni data Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan data pasien. Pencatatan riwayat pemeriksaan pasien dilakukan secara detail pada kolom pencatatan harian form A. Apabila pemeriksaan pasien dilakukan setiap satu bulan sekali, maka petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama akan memperbaharui (update) data riwayat pemeriksaan pasien. Data yang telah di upload ke dalam sistem kemudian secara otomatis akan menjadi laporan kepada Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi. Kriteria data tersebut adalah:
a. Data terbaru (Up to date)
b. Menyatukan data dari tiap Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebelum di laporkan ke Dinas Kesehatan
c. Menampilkan report data laporan kepada pihak Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi
Petugas di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi adalah personal yang mendapat wewenang untuk menggunakan sistem informasi kesehatan jiwa di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi. Personil tersebut telah dilatih teknis penggunaan sistem informasi kesehatan jiwa. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi melihat laporan data dari Petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada sistem. Petugas mengisi form kuesioner yang
5
telah tersedia pada sistem, setelah itu memasukan data pada masing-masing tingkat. Kuesioner untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berbeda dengan kuesioner untuk Dinas Kesehatan Provinsi. Data yang harus dimasukan dalam sistem merupakan kuesioner itu sendiri serta data-data lainnya. Data yang sudah diunggah kemudian secara otomatis akan menjadi laporan kepada Kementerian Kesehatan.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Petugas di tingkat Pusat (Kemenkes) adalah personal yang mendapat wewenang untuk menggunakan sistem informasi kesehatan jiwa di tingkat Pusat. Personil tersebut telah dilatih teknis penggunaan sistem informasi kesehatan jiwa. Petugas di tingkat Pusat bisa merekap data di tingkat pusat/nasional. Kementerian Kesehatan berperan untuk memantau dan mengevaluasi data laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Kementerian Kesehatan bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil laporan dari tiap Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama diberbagai daerah untuk kemudian dilakukan evaluasi pasien gangguan jiwa ataupun evaluasi sistem yang digunakan (SIMKESWA).
6
BAB 2PETUNJUK TEKNIS SISTEM INFORMASI KESWA
2.1 Definisi Operasional
Beberapa definisi operasional dalam menggunakan aplikasi ini adalah:
1. Pencatatan
Pencatatan adalah cara yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencatat data yang penting mengenai pelayanan tersebut dan selanjutnya disimpan sebagai arsip di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam sistem informasi kesehatan jiwa.
2. Pelaporan
Pelaporan adalah mekanisme yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk melaporkan kegiatan pelayanan yang dilakukannya kepada instansi yang lebih tinggi (dalam hal ini dinas kesehatan kabupaten/kota, Provinsi maupun kementerian kesehatan).
3. Kasus
Jenis kasus dalam sistem informasi terbagi menjadi kasus baru dan kasus lama.
a. Kasus baru (B) dalam data sistem informasi kesehatan jiwa ini adalah adalah kasus gangguan jiwa (pasien dengan diagnosis baru) yang pertama kali datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
b. Kasus lama (L) dalam data sistem informasi kesehatan jiwa ini adalah kunjungan kedua dan seterusnya dari kasus gangguan jiwa yang belum sembuh (pasien dengan diagnosis lama).
Apabila pasien yang sama tapi datang dengan diagnosis yang berbeda dari diagnosis yang sebelumnya, maka pasien dimasukkan dalam data Kasus Baru (B).
4. Diagnosis Gangguan Jiwa
Diagnosis gangguan yang digunakan dalam pedoman ini menggunakan acuan diagnosis menurut ICD-10. Hal ini akan sesuai dengan penulisan diagnosis di Rumah Sakit sehingga akan lebih mudah untuk penggunaan datayang berintegrasi dengan data di Rumah Sakit. Disamping itu juga dapat menilai pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia dibandingkan dengan negara- negara lain di Dunia.
a. Diagnosis yang diinput dalam sistem informasi kesehatan jiwa dapat berupa diagnosis kelompok gangguan.
Misalnya:
7
• Gangguan neurotik (F40#)
• Gangguan suasana perasaan (mood/afektif)
b. Diagnosis juga bisa lebih rinci dengan nama diagnosis gangguan jiwa.
Misalnya:
Kelompok Gangguan Cemas (Anxietas) memiliki diagnosis yang lebihrinci. misalnya:
• Gangguan Panik
• Gangguan Pobia
• Gangguan Cemas menyeluruh (F41.1)
• Gangguan Depresi
c. Disediakan kolom: diagnosis lain-lain yang digunakan untuk menginput gangguan jiwa yang tidak terdapat dalam daftar poin a dan poin b.
5. Kasus Lain
Selain diagnosis gangguan jiwa, harus diinput juga kasus lain yang berkaitan dengan gangguan jiwa yang harus diketahui datanya di setiap wilayah yaitu kasus:
a. Bunuh Diri b. Pasung
2.2 Petunjuk Teknis
Petunjuk ini digunakan oleh Petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bertugas untuk melakukan input data pasien. Langkah awal yang dilakukan adalah Petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama harus mempunyai akun SIMKESWA.
Setelah akun sudah terdaftar, petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama bisa mengakses SIMKESWA tersebut dengan memasukan user berupa kode puskesmas (contoh 1010001) dan kata sandi yang tepat lalu klik tombol masuk.
8
HALAMAN PUSKESMAS1. Halaman Login
Tampilan halaman login teriri dari username dan password , username dan password sudah di berikan kepada masing masing user
2. Halaman Profile
Tampilan halaman profile puskesmas , teridir dari detail data puskesmas
9
3. Halaman DashboardTampilan dashboard terdiri dari:
• Shortcut pengisian form A
• Shortcut lihat laporan form A
• Shortcut pengisian data kasus
• Shortcut lihat laporan data kasus
• Grafik persentase Skrining penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa
• Grafik persentase Penyandang Gangguan Jiwa Yang Memperoleh Layanan
• Grafik persentase RPJMN: ODGJ Berat Yang Memperoleh Layanan
*Pada halaman dashboard, user bisa melakukan filter pada grafik sesuai indikator yang dibutuhkan.
contoh filter untuk indikator Skrining penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa, tampilannya seperti di halaman berikutnya:
10
Setelah melakukan filtering akan diarahkan ke halaman detail indikator tersebut, tampilannya seperti di bawah ini terdiri dari (gambar pada halaman 13):
• Grafik sesuai data yang di filter
• Data sesuai yang sudah di laporkan
11
*catatan: langkah tersebut bisa di lakukan untuk indikator lainnya
4. Pada menu pasien, terdiri dari :
• Data pasien yang sudah di input oleh puskesmas
• Tambah data pasien apabila ada penambahan data pasien
• Upload data pasien secara import excel tidak manual input data pasien
• Download data pasien untuk menarik data pasien
12
a. Tampilan data pasien seperti dibawah ini, pada kolom aksi bisa melihat detail dan edit pasien
b. Tampilan tambah data pasien seperti dibawah ini :
• Untuk kolom / field yang ada simbol * berarti mandatori dan wajib diisi
• Apabila data sudah diisi klik simpan
13
c. Tampilan upload data pasien seperti di bawah ini, terdiri dari:
• Download format excel yang sudah disediakan
• Upload kembali data pasien yang sudah diisi pada format excel
• Setelah diklik simpan akan ada informasi data berhasil diupload atau terjadi error
• Import data xls success 1 error 2, artinya data yang berhasil disimpan dalam sistem ada 1 data pasien dan tidak berhasil 2 data pasien (detail wording errornya akan muncul melalui Catatan Import Data yang pada gambar di bawah terletak di sebelah kanan)
Status file yang diupload ke dalam sistem
akan ditampilkan melalui Catatan
import data.
14
Apabila data berhasil upload akan muncul di tampilan data pasien di bawah ini (data pasien dummy):
d. Tampilan download data pasien seperti di bawah ini, terdiri dari:
• Filtering data yang akan download
• Klik button download, otomatis data terdownload
5. Pada menu form A, terdiri dari:
a. Pencatatan Harian ( Form A) :
• Data Penyakit
15
Tampilan untuk halaman detail pasien seperti di bawah ini:
Tampilan untuk halaman penyakit seperti di bawah ini terdiri dari:
Riwayat kunjungan sebelumnya akan tampil di halaman penyakit ini bisa dilihat kembali detail ataupun ada perubahan data bisa diklik edit pada logo yang berbentuk pensil.
Tampilan ketika diklik tambah data kondisi berkunjung pertama kali seperti di bawah ini:
a. Untuk kolom / field yang ada simbol * berarti mandatori dan wajib diisi b. Apabila data sudah diisi klik simpan
17
Tampilan ketika diklik tambah data dengan kondisi sebelumnya pernah berkunjung seperti di bawah ini:
a. Untuk tanggal, riwayat kasus dan nama obat harus diinput ulang, tetapi untuk informasi lainnya sudah terisi sesuai dengan kunjungan terakhir
b. Apabila ada perubahan data penyakit bisa disesuaikan kembali
18
• Pasung
Tampilan untuk halaman pasung ketika diklik tambah data seperti di bawah ini:
a. Isi data pada kolom / field yang sudah di sediakan b. Apabila data sudah di isi klik simpan
Apabila data berhasil di simpan tampilan nya seperti di bawah ini:
19
• Bunuh Diri
Tampilan untuk halaman bunuh diri ketika klik tambah data seperti dibawah ini :
a. Untuk kolom / field yang ada simbol * berarti mandatori dan wajib diisi
b. Apabila data sudah diisi klik simpan
20
Apabila data berhasil disimpan, tampilan nya seperti di bawah ini :
• Deteksi Dini
Tampilan untuk halaman deteksi dini terdiri dari: SDQ, SRQ 20 & ASSIST, ketika klik tambah data seperti dibawah ini:
1. Pilih tanggal 2. Pilih hasil skrining 3. Klik simpan
21 20
Apabila data berhasil disimpan, tampilannya seperti di bawah ini:
*Catatan: Langkah ini juga dapat diterapkan pada pengisian tipe skrining SRQ-20 dan Assist.
22
21 b. Hasil Form A :
• Laporan Kasus Gangguan Jiwa
1. Filter data sesuai yang di butuhkan
2. Hasil dari data yang di filter seperti ini di bawah ini:
• ODGJ
Filter data sesuai yang di butuhkan
23 Hasil dari data yang difilter seperti ini di bawah ini :
• Pasung
Filter data sesuai yang di butuhkan
24 22 Hasil dari data yang di filter seperti ini di bawah ini :
25
• Hasil Deteksi Dini
Filter data sesuai yang di butuhkan
Hasil dari data yang difilter seperti ini di bawah ini:
6. Pada menu Data Kasus, terdiri dari :
• Pengisian data kasus:
a. Indikator 1
Tampilan ketika di klik indikator 1 seperti dibawah ini :
1. Sebelah kiri merupakan list dari laporan yang sudah diupload ke SIMKESWA
2. Sebelah kanan merupakan tata cara upload kedalam SIMKESWA 3. Download template laporan yang sudah di sediakan
4. Apabila sudah diisi, klik button unggah data
*Catatan: untuk pengisian harus menyesuaikan dengan format yang sudah disediakan dalam sistem (dengan mengunduh file template).
26 23 b. Indikator 2
Pengisian laporan indikator 2 sama dengan laporan indikator c. Laporan Bulanan
Pengisian laporan bulanan sama dengan laporan indikator 1 d. Pasung
Pengisian laporan pasung sama dengan laporan indikator 1
• Hasil data kasus : a. Indikator 1
Untuk melihat laporan data kasus yang sudah diupload, klik menu data kasus >> pilih indikator 1 maka tampilan nya seperti di bawah ini terdapat 2 hasil laporan yaitu :
1. Laporan sesuai Grafik 2. Laporan berdasarkan data
27 b. Indikator 2
Untuk melihat hasil laporan indikator 2, caranya sama dengan indikator 1.
c. Laporan Bulanan
Untuk melihat hasil laporan laporan bulanan, caranya sama dengan indikator 1.
d. ODGJ Berat
Untuk melihat hasil laporan ODGJ berat, caranya sama dengan indikator 1.
e. Pasung
Untuk melihat hasil laporan pasung, caranya sama dengan indikator 1.
28 7. Pada menu Penyuluhan, terdiri dari :
a. Penyuluhan Individu
Tampilannya seperti di bawah ini, apabila sebelumnya sudah melakukan input data akan muncul data pada kolom Nama Program Penyuluhan. Apabila belum ada data ataupun ingin menambahkan data penyuluhan individu lainnya dapat mengklik tombol Tambah Data.
29
Isi data sesuai dengan kolom yang sudah disediakan, apabila sudah diisi klik simpan
30 b. Penyuluhan Kelompok
Tampilannya seperti dibawah ini, apabila belum pernah input data nya kosong
31
Tampilan untuk tambah data pada penyuluhan kelompok seperti di bawah ini:
Isi data sesuai dengan kolom yang sudah disediakan, apabila sudah diisi klik simpan
32 c. Penyuluhan Rumah
Tampilannya seperti dibawah ini, apabila belum pernah input datanya kosong:
Isi data sesuai dengan kolom yang sudah disediakan, apabila sudah diisi klik simpan
33
HALAMAN KABUPATEN / KOTA 1. Halaman Login
Tampilan halaman login terdiri dari username dan password.
2. Halaman Dashboard
Tampilan dashboard terdiri dari hasil rekap form A dan hasil data kasus
34 o Hasil data yang di cari
3. Halaman hasil form A
a. Laporan Kasus Gangguan Jiwa
• Pilih laporan sesuai data yang diinginkan
• Kata kunci yang telah diisi akan menampilkan laporan seperti berikut:
35 b. ODGJ
• Pilih laporan sesuai data yang diinginkan
• Hasil data yang di cari
36 c. Pasung
• Pilih laporan sesuai data yang diinginkan
• Hasil data yang di cari
37 d. Deteksi Dini
• Pilih laporan sesuai data yang diinginkan
• Hasil data yang dicari
38 4. Halaman Hasil Data Kasus
a. Hasil Data Kasus Indikator 1
Ketika kepala dinas klik hasil data kasus >> Indikator 1, maka akan keluar halaman filtering seperti di bawah ini:
39 33
• Hasil Pencarian Data Kasus Indikator 1 1. Hasil dari filteringnya yaitu : 2. Laporan dalam bentuk grafik 3. Laporan dalam bentuk tabel
4. Button download laporan, apabila kepala dinas ingin melihat file excel laporannya.
40 Tampilan hasil download excel
Hasil download laporan dengan memilih pkm Teupah Selatan seperti ini tampilan nya :
*Catatan: untuk melihat hasil laporan indikator 2, laporan bulanan, laporan odgj berat, dan laporan pasung langkahnya sama dengan laporan indikator 1
41 34
HALAMAN PROVINSI
1. Halaman Login
Tampilan halaman login terdiri dari username dan password.
2. Halaman Dashboard
Tampilan dashboard terdiri dari grafik indikator 1, grafik indikator 2, grafik ODGJ berat.
41 o Hasil data yang di cari
3. Halaman hasil form A
a. Laporan Gangguan Jiwa
• Pilih laporan sesuai data yang diinginkan
42 b. ODGJ
• Pilih laporan sesuai data yang diinginkan
• Hasil data yang dicari
43 c. Pasung
• Pilih laporan sesuai data yang diinginkan
• Hasil data yang dicari
d. Deteksi Dini
• Pilih laporan sesuai data yang diinginkan
44
• Hasil data yang di cari
45 4. Hasil Data Laporan Kasus
a. Hasil Data Kasus Indikator 1
Ketika kepala dinas klik hasil data kasus >> Indikator 1, maka akan keluar halaman filtering seperti di bawah ini:
b. Hasil Pencarian Data Kasus Laporan Indikator 1 Hasil dari filteringnya yaitu:
1. Laporan dalam bentuk grafik 2. Laporan dalam bentuk tabel
3. Button download laporan, apabila kepala dinas ingin melihat file excel laporannya.
46 39
47 Tampilan hasil download excel
*Catatan: untuk melihat hasil laporan indikator 2, laporan bulanan, laporan odgj berat, dan laporan pasung langkahnya sama dengan laporan indikator 1
CATATAN LAINNYA:
1. Untuk konsultasi lebih lanjut terkait penggunaan, bisa menghubungi whatsapp pada nomor telepon berikut ini: 0822-8240-9599
2. Apabila Puskesmas belum mempunyai username bisa mendaftar manual di website: https://simkeswa.kemkes.go.id/l, dengan cara berikut ini:
1. Klik daftar disini;
2. Isi form sesuai data puskesmas Anda;
3. Setelah data masuk ke sistem, akan ada notifikasi melalui email dari petugas keswa yang bertanggung jawab di tingkatan wilayahnya masing-masing untuk informasi username dan password.