• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU SAKU PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJ A DI LABORATORIUM PRAKTIKUM DAN PENELITIAN

N/A
N/A
Udhy Udy

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU SAKU PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJ A DI LABORATORIUM PRAKTIKUM DAN PENELITIAN"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Upaya melindungi karyawan dari kebisingan di lingkungan kerja dengan menggunakan pelindung telinga atau alat pelindung diri yaitu earplug dan ear muff. Oleh karena itu, salah satu permasalahan lingkungan di tempat kerja yang harus diperhatikan adalah pencahayaan. Menurut hierarki upaya pengendalian diri (control), alat pelindung diri sebenarnya merupakan hierarki terakhir dalam perlindungan keamanan dan.

Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang digunakan pekerja selama bekerja dan ketika mereka terpapar potensi bahaya dalam pekerjaannya, antara lain topi keras, sepatu keselamatan, sarung tangan, respirator, pakaian pelindung, dan sabuk pengaman. Jenis alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan bagian tubuh yang dilindungi. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Pasal 12 mengatur hak dan kewajiban pekerja untuk memakai alat pelindung diri.

Perkara 14 menyebut bahawa majikan mesti menyediakan secara percuma peralatan pelindung diri yang diperlukan untuk tenaga kerja di bawah arahannya dan memberikannya kepada mana-mana orang lain yang memasuki tempat kerja, disertai dengan arahan yang diperlukan. Penyumbat telinga atau penyumbat telinga ialah peranti pelindung telinga yang sesuai dengan saluran telinga. Tutup telinga atau penutup telinga, iaitu alat pelindung telinga yang digunakan untuk menutup seluruh cuping telinga.

Alat pelindung pernafasan ini tidak dilengkapi dengan filter atau cartridge dan canister yang mengandung bahan kimia. Perlengkapan pelindung tangan harus sesuai dengan potensi bahaya dan bahan sarung tangan yang dikenakan pekerja. Alat pelindung tangan yang telah digunakan hendaknya dibersihkan, dicuci dengan air luar dan dalam, lalu dikeringkan.

PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Tujuan penerapan sistem manajemen K3 di Laboratorium Universitas Hasanuddin menurut Menteri Kesehatan di atas adalah untuk menciptakan cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman, serta meningkatkan derajat kesehatan. karyawan. Perencanaan K3 di Laboratorium Universitas Hasanuddin dapat mengacu pada standar sistem manajemen K3LABUH, antara lain self-assessment akreditasi K3LABUH dan sistem manajemen K3. LABUH adalah melakukan investigasi dan mengidentifikasi sumber bahaya, serta menilai dan mengendalikan faktor risiko yang timbul di Laboratorium Universitas Hasanuddin.

Penerapan K3 di Laboratorium Universitas Hasanuddin sangat bergantung pada rasa tanggung jawab pengurus dan petugas terhadap tugas dan kewajibannya serta peran sertanya dalam penerapan K3. Pimpinan organisasi atau unit pelaksana K3LABTF harus secara khusus menyiapkan informasi pelaksanaan K3 di seluruh tempat kerja, merumuskan permasalahan dan menganalisis penyebab permasalahan pada unit kerja agar dapat dilaksanakan dengan baik. Nama organisasinya adalah unit pelaksana K3LABTF yang dibantu oleh unit K3 yang terdiri dari seluruh unit kerja di LABUH.

Pimpinan organisasi atau unit pelaksana K3LABTF harus merupakan salah satu pengurus tertinggi di LABUH atau setidak-tidaknya pengurus yang langsung berada di bawah KPS LABUH. Sedangkan sekretaris organisasi atau unit pelaksana K3LABTF adalah profesional K3 LABTF yaitu ahli K3 atau manajer K3. Anggota organisasi atau unit pelaksana K3LABUH menghadiri rapat organisasi atau unit pelaksana K3LABUH dan mendiskusikan permasalahan yang diangkat dalam rapat, serta melaksanakan tugas yang diberikan oleh organisasi.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, organisasi atau unit pelaksana K3LABUH mengumpulkan data dan informasi terkait penerapan K3 di LABUH. Informasi juga dikumpulkan dari hasil pemantauan tempat kerja dan lingkungan kerja LABUH khususnya yang berkaitan dengan potensi sumber bahaya yang berasal dari kondisi berbahaya atau tindakan berbahaya, serta data dari kumpulan K3 berupa laporan pelaksanaan. K3 dan analisis. Data dan informasi tersebut dibahas di lingkungan organisasi atau unit pelaksana K3LABUH untuk mencari penyebab permasalahan dan merumuskan tindakan perbaikan dan pencegahan.

Rekomendasi berisi usulan tindak lanjut dari organisasi koordinator K3 atau unit pelaksana di tingkat pendidikan/fakultas serta pilihan alternatif dan perkiraan hasil/konsekuensi dari setiap pilihan. Organisasi atau unit pelaksana K3LABUH membantu melaksanakan upaya promosi di lingkungan LABUH kepada pegawai, siswa dan guru yaitu mengenai segala upaya pencegahan CAC dan PAK di LABUH. Pada dasarnya monitoring dan evaluasi K3 di LABUH merupakan salah satu fungsi pengelolaan K3LABUH berupa langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana proses kegiatan K3LABUH berjalan serta mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan suatu kegiatan K3LABUH dalam mencapai tujuan. tujuan yang ditetapkan.

PENUTUP

  • PROSEDUR PEMAKAIAN MAGNETIC STIRRER a. Hubungkan alat pada tegangan listrik 220 volt
  • PROSEDUR PEMAKAIAN COD REAKTOR
  • PROSEDUR PEMAKAIAN SHAKER
  • PROSEDUR PEMAKAIAN NERACA
  • PROSEDUR PEMAKAIAN BODY SPRAYER

Elemen kunci dari desain uji coba melibatkan penilaian bahaya dan risiko yang terkait dengan bahan kimia dan prosedur yang diusulkan dalam uji coba. Meskipun penilaian ini terutama merupakan tanggung jawab orang yang melakukan percobaan, manajemen risiko harus mencakup konsultasi dengan penyelia lini laboratorium dan, dalam banyak kasus, Petugas Keselamatan dan Keamanan Kimia (CSSO) laboratorium. Sebagai langkah pertama dalam penilaian risiko, personel laboratorium harus meninjau rencana percobaan yang diusulkan dan mengidentifikasi bahan kimia yang bahayanya tidak diketahui.

Banyak sumber daya yang dapat membantu menilai bahaya dan risiko bahan kimia di laboratorium. Bab ini membahas pedoman umum untuk pekerjaan laboratorium dengan bahan kimia berbahaya, namun tidak membahas prosedur operasi standar khusus untuk bahan tertentu. Lembar data adalah elemen kedua dari sistem distribusi informasi WHMIS dan dimaksudkan untuk melengkapi informasi peringatan yang diberikan pada label.

The third element of the system is training employees in hazard information on controlled products, including instruction on the content and meaning of information on the safety data sheet. Releases information current at the time of product sale or import. Please ensure that the purchaser of the controlled product has a copy of the current Material Safety Data Sheet at the time or before the purchaser receives the controlled product.

CAS number, which is useful when looking for more information, especially if the product is known by many names\. Some storage requirements and more information can be found in the reactivity data section. Chemical stability of the product and its reactions to light, heat, moisture, impact and incompatible materials.

Storage requirements based on product reactivity or instability. Incompatible products that should not be mixed or stored close to each other. Need to be removed before they become extremely reactive. How likely is the product to enter the body and what effects does it have on the organs in the body. Short-term (acute) and long-term (chronic) health effects from exposure to the product.

Instructions for safe use, handling and storage of the product. The personal protective equipment or safety devices required. The steps for cleaning up spills. Specific first aid measures related to acute effects of exposure to the product First aid steps in the correct order.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis non yang menyatakan “tidak terdapat pengaruh bersama-sama antara kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan kerja serta

Beradasarkan hasil data pada tabel 5.18 menunjukan bahwa 73 responden (82.02% ) memahami program k3 perusahaan, seperti pemakaian alat pelindung diri di lokasi pekerjaan yang