• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Saku Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar

N/A
N/A
Germanto Andalas Tutorial

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Saku Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

Pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan harus dikelola dengan baik agar kualitas peserta didik meningkat dan memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan nasional. Siswa berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai siswa yang memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa secara individu. Ruang lingkup konsep siswa berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar, yaitu siswa berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (sementara) dan siswa berkebutuhan khusus yang bersifat tetap (permanen).

Siswa berkebutuhan khusus sementara adalah siswa yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang disebabkan oleh faktor luar. Siswa berkebutuhan khusus tetap merupakan siswa yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan. Siswa berkebutuhan khusus tetap memerlukan layanan pendidikan khusus atau intervensi yang tepat agar dapat berkembang secara optimal.

Keberagaman siswa berkebutuhan khusus juga diperkuat dengan definisi yang dikemukakan oleh Individuals with Disabilities Education Act (IDEA) (dalam Mudjito et al, 2013, p. 7). Misalnya pelajar jalanan, pelajar korban bencana alam, pelajar yang tinggal di daerah tertinggal, terpencil atau perbatasan.

Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif

Sistem Dukungan Pendidikan Inklusif

Regulasi PI di Pemerintah Daerah

Unit Layanan Disabilitas (ULD)

RC merupakan lembaga yang didirikan untuk memberikan dukungan kepada seluruh sekolah dimana sekolah mengalami kesulitan dalam memberikan layanan pendidikan terbaik bagi siswa berkebutuhan khusus di sekolahnya. RC merupakan lembaga independen yang memberikan dukungan terkait permasalahan pembelajaran yang diciptakan oleh guru dan terkait permasalahan anak serta mendukung sekolah mengembangkan pendidikan inklusif, sehingga sudah selayaknya RC dikelola oleh berbagai ahli agar fungsinya lebih maksimal, seperti misalnya. guru berpengalaman, pendidik ortopedi/guru pendidikan khusus, terapis, psikolog dan dokter. Secara berkala dan terprogram, guru-guru di SKh melakukan kerjasama, mengunjungi SPPI untuk memberikan dukungan seperti melakukan identifikasi, penilaian, bersama-sama dengan guru membuat Program Pembelajaran Individual (IPP), membuat rencana pembelajaran dan lain sebagainya.

Pusat Sumber/ Resource Center (RC)

Non-Government Organization (NGO)

Beberapa LSM di atas memberikan dukungan terhadap pengembangan layanan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus, antara lain berupa layanan tes, asesmen, peningkatan kompetensi guru melalui workshop/seminar terkait pendidikan inklusif, penelitian dan berbagai jenis dukungan lainnya. Namun, jika tidak ada LSM internasional atau nasional di daerah tersebut, sekolah dapat menjalin kemitraan dengan organisasi sosial lokal yang relevan dengan pendidikan anak berkebutuhan khusus/disabilitas.

Guru Pembimbing Khusus

Menyelenggarakan pendampingan akademik dan/atau pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus, bersama-sama dengan guru kelas dan mata pelajaran. Memberikan dukungan layanan khusus kepada siswa berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa remediasi atau pengayaan. Memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan membuat catatan khusus bagi siswa berkebutuhan khusus selama kegiatan pembelajaran, yang dapat dipahami jika ada pergantian guru.

Jumlah lulusan Pendidikan Luar Biasa masih terbatas, sehingga guru pembimbing khusus berperan dari guru kelas, guru mata pelajaran atau guru bimbingan dan konseling. Guru kelas, guru mata pelajaran atau guru bimbingan dan konseling diberikan penguatan atau peningkatan kompetensinya terkait PI melalui pelatihan yang diberikan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, perguruan tinggi, pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan TK. . -Anak dan Pendidikan Khusus (P4TK TKPLB). Komite Sekolah merupakan lembaga independen yang beranggotakan orang tua/wali siswa, warga sekolah, dan tokoh masyarakat yang peduli terhadap pendidikan.

Dukungan Komite Sekolah

Orang tua mempunyai peranan penting dalam mensukseskan pendidikan bagi anaknya, khususnya anak berkebutuhan khusus. Orang tua, orang yang sejak awal tinggal bersama anaknya, sangat memahami bagaimana tumbuh kembang anaknya.

Keterlibatan Keluarga

Penerimaan

Peserta Didik Baru

Tujuan

Asas Pelaksanaan

Jalur Pendaftaran

Persyaratan Usia

Mekanisme Pendaftaran

Identifikasi

Hasil identifikasi dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang anak mungkin memiliki disabilitas atau berkebutuhan khusus. Setelah tim sekolah menentukan bahwa seorang anak mungkin memiliki disabilitas dan memerlukan pendidikan khusus, tim merekomendasikan penilaian untuk menentukan kelayakan dan mengidentifikasi kebutuhan pendidikan anak tersebut.

Untuk Apa Dilakukan Identifikasi?

Siapa Sasaran Identifikasi?

Apa yang Menjadi Ruang Lingkup Identifikasi?

Siapa yang Melakukan?

Pihak sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Guru Bimbingan Khusus atau tim) mengadakan pertemuan dengan orang tua/wali siswa. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas bersama hasil identifikasi dan menambah atau memperbaiki hasil identifikasi bila diperlukan, sehingga hasilnya menjadi kesepakatan bersama untuk ditindaklanjuti yaitu apakah siswa memerlukan pemeriksaan psikologi dan medis serta perlukah dilakukan pemantauan lebih lanjut.

Bagaimana Tahapan Pelaksanaan Identifikasi

ASESMEN

Ruang Lingkup Asesmen

Penilaian perkembangan merupakan suatu proses untuk mengetahui keadaan perkembangan GDPK yang berkaitan dengan perilaku, interaksi sosial, komunikasi, emosi, sensorik, motorik dan kemandirian, yang sangat berguna untuk mempertimbangkan penggunaan metode, strategi dan memilih alat yang tepat baik dalam penyusunan rencana pembelajaran (akademik) serta dalam penyusunan program kebutuhan khusus. 3) Penilaian kekhususan. Asesmen kekhususan pada pendidikan luar biasa merupakan suatu proses untuk mengetahui kondisi GDPK terkait dengan jenis hambatan/gangguan yang dialaminya secara komprehensif dan akurat.

Langkah-langkah Asesmen

Namun bagi mahasiswa yang tidak membutuhkan PPI, umumnya mahasiswa dapat menggunakan program/.

Program

Pendidikan

Individual (PPI)

Penyusunan Program

Pembelajaran Individual (PPI)

Prinsip dan Komponen PPI

Penyelenggaraan pembelajaran di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) tentunya harus memperhatikan karakteristik, kemampuan dan hambatan GDPK serta kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu adanya penyesuaian kurikulum agar proses pembelajaran di kelas berlangsung secara efektif.

Akomodasi Kurikulum

Akomodasi Pembelajaran

Misalnya bagi siswa tunanetra ketika belajar olahraga, menggambar, sinematografi, atau sejenisnya memerlukan modifikasi KD dalam kurikulum nasional. Torey (2004) mendefinisikan akomodasi sebagai perubahan yang dilakukan agar siswa berkebutuhan khusus dapat belajar di kelas reguler/inklusif. Oleh karena itu akomodasi dapat diartikan sebagai perubahan berupa adaptasi dan modifikasi yang diberikan kepada siswa berkebutuhan khusus sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

Adaptasi atau adaptasi dipahami sebagai perubahan lingkungan belajar dengan tetap menggunakan standar isi yang berlaku secara nasional.

Ruang lingkup

Prinsip-Prinsip

Akomodasi Pembelajaran

Akomodasi Materi

Akomodasi Strategi dan Metode Pembelajaran di Kelas Inklusif

Beragamnya tantangan pembelajaran yang dihadapi siswa berkebutuhan khusus memberikan peluang bagi guru kelas untuk berkolaborasi dengan guru BK.

Akomodasi Penilaian

Beragamnya tantangan pembelajaran yang dialami siswa berkebutuhan khusus memberikan kesempatan kepada guru kelas untuk berkolaborasi dengan guru untuk bimbingan khusus. karakteristik dan/atau kebutuhan belajar. Penyesuaian waktu proses pembelajaran dan penilaian Penyesuaian waktu adalah waktu tambahan bagi siswa untuk menyelesaikan latihan, tes, dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan penilaian hasil belajar. Penyesuaian metode dan perangkat pembelajaran dilakukan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, ujian dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan penilaian hasil belajar siswa berkebutuhan khusus.

Misalnya siswa tunanetra membutuhkan media pembesar agar mudah melihat, anak autis membutuhkan media visual, bagi siswa yang belum bisa membaca dengan baik bisa membacakan untuknya dan lain sebagainya. Tangan lemah yang menghalangi siswa berkebutuhan khusus untuk menulis atau menulis lebih dari lima menit memerlukan penyesuaian metode dan media pembelajaran. Penyesuaian materi pembelajaran dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran, ujian dan tugas-tugas lain sehubungan dengan penilaian hasil belajar dan harus disesuaikan dengan kondisi siswa berkebutuhan khusus dan indikator yang telah ditetapkan. e.Laporan hasil belajar merupakan dokumentasi pencapaian hasil belajar mahasiswa pada setiap akhir semester.

Format rapor bagi siswa berkebutuhan khusus menggunakan format raport yang berlaku di lingkungan satuan pendidikan sebagaimana berlaku pada siswa reguler lainnya. Artinya guru memberikan nilai dan gambaran kinerja kompetensi setiap individu siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus, tergantung pada kemampuan siswa tersebut. Sedangkan digitalisasi raport atau dikenal dengan e-report, keberagaman atau gradasi hasil pembelajaran sesuai dengan keadaan individu peserta didik berkebutuhan khusus dapat dilakukan melalui aplikasi e-report di Dapodik.

Berdasarkan alur tersebut, guru mata pelajaran mempunyai akses terhadap proses pendeskripsian hasil belajar setiap siswa, termasuk adaptasi dan modifikasi deskripsi hasil belajar siswa berkebutuhan khusus. G. Siswa berkebutuhan khusus yang dinyatakan lulus mendapat ijazah sebagai tanda kelulusan dan tidak ada pembedaan antara siswa berkebutuhan khusus dengan siswa biasa.

Sarana

Dukungan Sarana dan

Informasi daftar fasilitas lainnya dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Luar Biasa/.

Tunarungu (B)

Tunadaksa (D)

Prasarana

Pembangunan dan/atau peningkatan kualitas ruang dan kualitas aksesibilitas lingkungan sekolah, dalam hal ini aksesibilitas guide block, warning block, handrail dan ramp menuju gedung Pusat Sumber Belajar (PSB) pendidikan inklusif dan sanitasi sekolah. guide block) yang bermotif garis-garis, berfungsi untuk menunjukkan arah perjalanan. blok peringatan) dengan pola bulat berfungsi sebagai peringatan terhadap. Pegangan tangan Pegangan tangan harus mudah dipegang pada ketinggian 85-90 cm dari permukaan lantai, bebas dari elemen konstruksi yang menghalangi, dan ujungnya harus dibulatkan atau diputar dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang. Panjang gagang tongkat harus ditambah pada bagian ujungnya (atas dan bawah) minimal 30 cm.

Bangunan yang berada di dalam bangunan yang paling besar harus mempunyai kemiringan 60 (enam derajat), atau perbandingan tinggi terhadap kemiringan 1:10, sedangkan tanjakan di luar bangunan harus mempunyai kemiringan tidak lebih dari 50 (lima derajat), atau sebuah rasio. antara tinggi dan kemiringan 1:12. Penjelasan lebih lanjut mengenai prasarana dapat dilihat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Luar Biasa/SDLB, Sekolah Menengah Luar Biasa/.

Daftar Pustaka

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Luar Biasa/SDLB, Sekolah Menengah Pertama/SMPLB Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa/SMALB.

Gambar

Ilustrasi Denah Ruang Pusat Sumber Belajar Pendidikan Inklusif

Referensi

Dokumen terkait

Kaitan Sikap Guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat terhadap Penyelenggaraan Sekolah Inklusif dengan Perilaku Guru Memilih Tempat Mendidik Anak Berkebutuhan

Beberapa simpulan hasil penelitian ini antara lain: (1) Guru-guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat memiliki sikap yang cukup positif terhadap penyelenggaraan sekolah inklusif,

PERAN GURU PEMBIMBING KHUSUS (GPK) TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI SMK NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2013.. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

penelitian, faktor penghambat utama dari penyelenggaraan pendidikan inklusif tingkat sekolah dasar di Kecamatan Koja Jakarta Utara (Studi Pada SDN Tugu Utara 11)

Hal tersebut senada dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) UU RI No.20 Tahun 2003 bab II Pasal 3

Kebijakan yang termuat dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2011 tentang.. Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif sebenarnya sama seperti Peraturan Menteri

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penyelenggaraan pendidikan inklusif di SD Negeri Bangunrejo 2 Yogyakarta belum sesuai dengan delapan standar pendidikan inklusif,

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70 tahun 2009, menyebutkan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua