• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM PIDANA KORUPSI: HKUM4310

N/A
N/A
Jacki Mahendra

Academic year: 2023

Membagikan "HUKUM PIDANA KORUPSI: HKUM4310"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Buyung Ifiani

NIM : 043285581

Tanggal Lahir : 29/11/1982 Kode/Mata Kuliah : HKUM4310

Nama Program Studi : HUKUM PIDANA KORUPSI Tugas 1 Sesi 3

1. Berikan pembuktian klausula dalam UU No. 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2020 yang dapat dianggap melemahkan upaya pemberantasan korupsi.

Berikan argumentasi anda mengapa klausul tersebut dianggap melemahkan upaya pemberantasan korupsi.

Jawaban : Bukti Klausula dalam UU No. 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2020 yang Dapat Dianggap Melemahakan Upaya Pemberantasan Korupsi. Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2020, Perppu No. 1 Tahun 2020 ditetapkan menjadi Undang- Undang. Perppu No. 1 Tahun 2020 ini mengatur tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan dalam rangka:

a. Penanganan COVID-19

b. Menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan

Klausula dalam UU No. 2 Tahun 2020 yang dapat dianggap melemahkan upaya pemberantasan korupsi adalah:

 Klausul Pasal 2 ayat (2) yang memberikan imunitas hukum kepada pemangku kebijakan. Klausul ini menyatakan bahwa:

"Dalam rangka penanganan COVID-19 dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan, pemangku kebijakan yang melakukan tindakan yang berakibat terjadinya kerugian negara, tidak dapat dituntut secara pidana."

Klausul ini dianggap melemahkan upaya pemberantasan korupsi karena memberikan kekebalan hukum kepada pemangku kebijakan yang melakukan tindakan yang merugikan negara. Hal ini dapat membuat pemangku kebijakan tidak takut untuk melakukan korupsi, karena mereka tidak akan dituntut secara pidana.

 Klausul Pasal 3 ayat (2) yang memberikan kewenangan kepada Presiden untuk menetapkan kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan. Klausul ini menyatakan bahwa:

"Dalam rangka penanganan COVID-19 dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan, Presiden menetapkan kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan."

Klausul ini dianggap melemahkan upaya pemberantasan korupsi karena memberikan kewenangan yang besar kepada Presiden untuk menetapkan kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan. Hal ini dapat membuat Presiden lebih mudah untuk melakukan korupsi, karena ia memiliki kewenangan yang besar untuk mengelola keuangan negara.

2. Berikan analisis bahwa klausula yang dimaksudkan dalam jawaban no. 1 bahwa Perpu tersebut dibutuhkan.

Jawaban : Klausula-klausul ini dianggap dibutuhkan karena:

(2)

a. Klausul Pasal 2 ayat (2) dianggap dibutuhkan untuk melindungi pemangku kebijakan yang melakukan tindakan yang berakibat terjadinya kerugian negara, tetapi dilakukan dalam rangka penanganan COVID-19 dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan. Tindakan-tindakan tersebut mungkin diperlukan untuk menyelamatkan negara dari krisis, sehingga harus diberikan perlindungan hukum.

b. Klausul Pasal 3 ayat (2) dianggap dibutuhkan untuk memberikan kewenangan yang besar kepada Presiden untuk menetapkan kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan, dalam rangka penanganan COVID-19 dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan. Kebijakan-kebijakan tersebut harus dapat diambil dengan cepat dan tepat, sehingga perlu diberikan kewenangan yang besar kepada Presiden.

Namun, klausul-klausul ini juga dianggap menimbulkan potensi penyalahgunaan wewenang oleh pemangku kebijakan dan Presiden. Oleh karena itu, perlu ada mekanisme kontrol yang kuat untuk mencegah penyalahgunaan wewenang tersebut.

3. Berikan analisis indikator untuk menentukan perbuatan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh pejabat atau pemerintah masuk kedalam kategori tindak pidana korupsi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001

Jawaban : Analisis Indikator untuk Menentukan Perbuatan Penyalahgunaan Kewenangan yang Dilakukan oleh Pejabat atau Pemerintah Masuk Kedalam Kategori Tindak Pidana Korupsi Sebagaimana yang Dimaksud dalam Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 (UU Tipikor) mengatur tentang tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat atau pemerintah. Tindak pidana korupsi yang dimaksud dalam Pasal 3 UU Tipikor adalah penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Berikut adalah indikator untuk menentukan perbuatan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh pejabat atau pemerintah masuk kedalam kategori tindak pidana korupsi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001:

a. Ada unsur penyalahgunaan kewenangan. Unsur ini merupakan unsur yang paling penting dalam tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat atau pemerintah. Penyalahgunaan kewenangan dapat berupa tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan internal, atau kebijakan yang berlaku.

b. Ada unsur kerugian keuangan negara atau perekonomian negara. Unsur ini merupakan unsur yang harus dibuktikan untuk dapat menjatuhkan pidana kepada pelaku tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat atau pemerintah. Kerugian keuangan negara atau perekonomian negara dapat berupa kerugian materiil maupun imateriil.

Referensi

Dokumen terkait

also describe that women favour online methods for advertising and recruitment for weight manage- ment trials.13 Athletes equally prefer the internet and dieti- tians as their nutrition

1 MARSUM BAGELEN 2 SUKIYAH BAGELEN 3 SUKIYAH BAGELEN 4 EDGAR ARSHAQ ALFAREZEL BANYUURIP 5 FERA HARYANTI BANYUURIP 6 INTAN YATASYA CAROLINAWATI BANYUURIP 7 MUHAMMAD