• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL BUKAN AKU YANG DIA INGINKAN KARYA SARI FATUL HUSNI: KAJIAN FEMINIS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL BUKAN AKU YANG DIA INGINKAN KARYA SARI FATUL HUSNI: KAJIAN FEMINIS"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Citra perempuan dalam novel Aku Bukan Yang Dia Inginkan oleh Sari Fatul Husni : sebuah kajian feminis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra perempuan dalam novel Sari Fatul Husni Bukan Aku Yang Dia Inginkan. Ibu Enny Rahayu, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Latar Belakang Masalah

Sosok perempuan sering dijadikan objek imaji dalam karya sastra, seperti dalam novel Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni. Novel Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni memiliki banyak keistimewaan, salah satunya adalah kisah yang menggambarkan kehidupan perempuan yang memperjuangkan haknya untuk mencapai kesetaraan dengan laki-laki dan berbagai permasalahan yang mereka hadapi seperti perempuan yang memiliki pasangan yang diberikan oleh orang tuanya sehubungan dengan pilihannya untuk menikah menentukan nasib mereka sendiri. Mengungkap sikap dan kepribadian tokoh Aiza yang mampu menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki.

Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan untuk mengkaji citra perempuan hanya pada tokoh utama perempuan yaitu pada tokoh Aiza Humairah dalam novel Bukan Aku yang menginginkan Sari Fatul Husni. Pembatasan ini dilakukan karena tokoh perempuan lain hanya berperan sebagai tokoh pembantu, sehingga tokoh perempuan lain jarang muncul dalam novel.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang citra perempuan yang direpresentasikan dalam novel Nie ek wat he want hen. Karya sastra yang diteliti adalah novel Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni. Sumber data penelitian ini adalah novel berjudul Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni yang diterbitkan pada tahun 2021.

Data dalam penelitian ini adalah sebuah novel berjudul Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni yang memberikan gambaran tentang citra perempuan. Metode deskriptif dilakukan dengan memaparkan fakta tentang gambaran utama tokoh perempuan dalam novel Sari Fatul Husni Bukan Aku Yang Dia Inginkan. Variabel yang diteliti adalah citra tokoh utama wanita dalam novel Sari Fatul Husni Bukan Aku Yang Dia Inginkan dengan menggunakan kajian sastra feminis.

Menganalisis data yang diperoleh dalam novel Jo me si desi karya Sari Fatul Husni. Analisis feminis liberal dalam novel Aku Tak Mau karya Sari Fatul Husni dimulai dari indikator tokoh utama, yaitu perempuan berhak atas kebebasan individu. Begitu pula dengan peran perempuan bernama Aiza dalam keluarga dalam novel Jo ên ço desi Sari Fatul Husniut.

Penelitian ini mengkaji tentang citra perempuan pada tokoh Aiza dalam novel Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni. Aiza adalah tokoh utama dalam novel Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni. Teori feminis digunakan untuk menganalisis citra perempuan dalam novel Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni.

Citra sosial perempuan yang terkandung dalam novel Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni kepada keluarga dihadirkan sebagai perempuan. Citra sosial perempuan dalam masyarakat terdapat dalam novel Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni, yaitu perempuan digambarkan sebagai tokoh masyarakat.

Tujuan Masalah

Manfaat Penelitian

Serta untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya sastra Indonesia dan dapat mengembangkan pemahaman untuk kajian karya sastra yang berkaitan dengan citra perempuan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan motivasi kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik.

LANDASAN TEORETIS

Kerangka Teoretis

  • Hakikat Feminis
  • Aliran Feminis dan Tokohnya
  • Feminis Liberal
  • Citra Perempuan
  • Novel
  • Biografi

Culler (dalam Sugihastuti, 2016) menyatakan bahwa kritik sastra pada dasarnya adalah upaya menangkap atau memberi makna pada karya sastra. Dikotomi ini tidak dengan sengaja mengimplikasikan makna bahwa perempuan berbeda dengan laki-laki, tetapi juga bahwa perempuan lebih rendah (atau dalam istilah Simone de Beavoir disebut “jenis kelamin kelas dua”) dibandingkan laki-laki. John Stuart Mill dan Harriet Taylor percaya bahwa wanita membutuhkan hak untuk memilih agar setara dengan pria.

Tujuan Organisasi Nasional untuk Perempuan (NOW) adalah agar hak perempuan setara dengan hak laki-laki. Kedudukan wanita tidak sama dengan pria karena wanita biasanya dianggap lemah untuk mengungkapkan perasaannya. Menurut Rokhmansyah (2016:51), feminisme liberal beranggapan bahwa sistem patriarki dapat dihancurkan dengan mengubah sikap setiap individu, terutama sikap perempuan terhadap laki-laki.

Citra perempuan sangat erat kaitannya dengan karya sastra, terlihat jelas banyak karya sastra yang menulis cerita tentang citra perempuan, karena perempuan merupakan aspek yang unik dan menarik untuk dibahas dan ditulis dalam karya sastra (Sugihastuti, 2000). Citra perempuan sangat erat kaitannya dengan karya sastra, terlihat jelas banyak karya sastra yang menulis cerita tentang citra perempuan, karena perempuan merupakan aspek unik dan menarik yang perlu dibahas dan dituliskan dalam karya sastra. Citra sosial perempuan juga merupakan masalah pengalaman diri, seperti yang terlihat pada citra diri dan citra sosial perempuan, pengalaman inilah yang menentukan interaksi sosial perempuan dalam masyarakat.

Karya sastra memuat berbagai penggambaran kehidupan manusia dalam masyarakat, tak jarang karya yang dihasilkan banyak menampilkan tata krama atau citra perempuan di dalamnya. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan tentang suatu masalah dalam kehidupan seseorang atau beberapa tokoh, baik berdasarkan kenyataan maupun hanya khayalan dari pengarangnya. Pembaca merasa bahwa karakter yang diberikan dalam karya sastra ada dan mereka senang membaca karakter nyata dan hidup serta tindakan mereka.

Kerangka Berpikir

Pernyataan Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Sumber dan Data Penelitian
  • Metode Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data

Alat yang digunakan berupa data dokumentasi dengan cara membaca gambaran tokoh utama wanita dan mendeskripsikan apa yang terjadi dalam novel Sari Fatul Husni Bukan Aku Yang Dia Inginkan. Pengambilan data terkait citra perempuan tokoh utama yang berhubungan dengan feminis dalam novel Sari Fatul Husni Bukan Aku Yang Dia Inginkan. Deskripsi data primer dalam penelitian ini dikutip dari novel berjudul “Bukan Aku Yang Dia Inginkan” yang ditulis oleh Sari Fatul Husni.

Data dianalisis melalui citra diri perempuan dan citra sosial perempuan pada tokoh utama dalam novel Jo me te te do. Nanti saya persilahkan Aiza melayani mas, duduk saja.” Aiza mengambil sendok dari tangan Fakhri dan langsung menghentikannya. Sebagaimana dipaparkan dalam feminisme liberal, ulama akan mengkaji empat aspek, yakni aspek hak perempuan atas kebebasan individu, hak kebebasan individu. perempuan, peran perempuan dalam keluarga, hak perempuan atas kebebasan pendidikan yang tertuang dalam novel Bukan Aku yang Dia Inginkan oleh Sari.

Indikator feminisme liberal lainnya yang dianalisis dalam novel Sari Fatul Husni Bukan Aku Yang Dia Inginkan adalah indikator bahwa perempuan memiliki hak kebebasan untuk dirinya sendiri. Indikator keempat feminisme liberal yang dianalisis dalam novel Sara Fatul Husni Not Me Who He Wants adalah perempuan memiliki hak atas kebebasan pendidikan dengan aspirasinya. Citra fisik perempuan dalam teks Bukan Aku Yang Dia Inginkan karya Sari Fatul Husni adalah orientasi sosial, penerimaan, kasih sayang, memelihara potensi hidup, toleransi dan kemampuan menjaga hubungan interpersonal.

Bagi peneliti selanjutnya kami berharap dapat melakukan penelitian selanjutnya yang lebih spesifik dan lebih lengkap, baik yang berkaitan dengan masalah lain dalam penelitian dengan subjek novel Not Me Wanted karya Sari Fatul Husni, karena ada aspek-aspek yang dapat dipelajari kecuali untuk citra perempuan.

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Hati Aiza sangat rapuh, dia ingin memeluk Fara, tetapi dia menyadari bahwa ini adalah masalah Fakhri. Bunyi kursi berderit mengundang Aiza untuk menoleh ke belakang pada Fakhri yang sudah duduk di meja makan. Aiza jelas tahu dari nada bicara Fakhri bahwa suaminya sangat terganggu dengan kehadirannya. Ada sesuatu yang Aiza tidak bisa sebutkan, pasti rasa kecewa kembali menggerogoti hatinya. Namun, ia berusaha dengan sepenuh hati untuk menutupinya. sebuah senyuman

Setitis air mata jatuh dengan mudah di pipinya, adakah tiada sedikit pun rasa cinta untuknya.

Analisis Data

Kutipan naratif di atas dengan jelas mengungkapkan kesedihan yang dirasakan Aiza tentang kebebasan yang terjadi padanya, namun berusaha menutupinya. Kutipan naratif di atas jelas mengungkapkan kesedihan yang dialami Aiza.Kebebasan yang ingin Aiza dapatkan adalah Aiza ingin disapa oleh suaminya dan tidak ingin menjadi orang asing seperti itu. Kutipan naratif di atas jelas menggambarkan kebebasan individu yang Aiza gambarkan, ia ingin merasa aman dari suaminya yang terus-terusan memarahinya.

Dari kutipan naratif di atas dapat disimpulkan bahwa karakter Aiza sangat tertekan jika harus seperti ini setiap hari, Aiza tidak merasa begitu kuat setiap saat dengan perlakuan suaminya. Dari kutipan naratif di atas dapat disimpulkan bahwa kebebasan individu yang diinginkan tokoh utama Aiza adalah Aiza mengetahui bahwa Fakhri tidak mencintainya tetapi mencintai Arisha. Kutipan naratif di atas menggambarkan kebebasan individu yang Aiza ingin Aiza hargai meskipun dia tahu bahwa suaminya tidak akan mengatakan kata-kata yang membuat hati Aiza bahagia.

Dalam kutipan naratif di atas, kebebasan individu telah ditemukan pada tokoh utama Aiza, yang ada di hati Aiza saat ini adalah mengapa suaminya mencintai wanita lain, mengapa Aiza tidak. Kutipan naratif di atas mengandung kebebasan individu yang diinginkan oleh protagonis Aiza, dia ingin berusaha kuat dengan apa yang dikatakan Fakhri kepada Aiza. Kutipan dialog di atas menggambarkan kemandirian Aiza yang memilih pergi ke pasar sendiri tanpa ditemani Fakhri.

Kutipan naratif di atas menggambarkan bahwa Aiza ingin hidup mandiri tanpa dibantu orang lain.

Jawaban Pertanyaan Penelitian

Kutipan dialog di atas menggambarkan bahwa Aiza adalah penengah ketika orang tuanya membenci Fakhri dan Aiza memilih untuk meyakinkan orang tuanya bahwa Fakhri telah berubah. Penggambaran kebebasan feminis liberal dialami oleh karakter Aiza, seperti perempuan memiliki hak atas kebebasan pendidikan, dan perempuan memiliki hak atas kebebasan individu. Bersikap kritis terhadap masalah yang terjadi di dunia, serta mandiri terhadap kehidupannya sendiri, merupakan bentuk perlawanan yang tercermin dari karakter Aiza.

Diskusi Hasil Penelitian

Keterbatasan Penelitian

Dalam novel Aiza, seorang wanita yang cerdas, disiplin, sabar, tegas, saleh dan patuh kepada orang tua dan suaminya, digambarkan dalam beberapa citra, yaitu: (a) citra wanita sebagai dirinya sendiri (b) citra perempuan sebagai perempuan, dan (c) citra perempuan sebagai anggota masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Bereksperimen kekuatan dua strategi pembelajaran menulis dongeng berdasarkan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UMSU.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian Citra perempuan tokoh utama dalam novel Lasmi karya Nusya Kuswantin: Tinjauan Feminisme dan implementasinya sebagai

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana penggambaran tokoh perempuan dalam novel Anteping Tekad (2) bagaimana citra perempuan dalam novel

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa citra diri perempuan tokoh Norma dalam aspek psikis digambarkan sebagai perempuan yang tidak setia dan tidak pernah

Emosi positif yang dialami tokoh utama dalam novel Aku Lupa bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus meliputi bahagia, cinta, dan percaya diri/bangga. Emosi positif

Penelitian citra perempuan dengan teori feminisme terhadap karya sastra mengisahkan tentang seorang atau beberapa perempuan yang ada dalam novel, seperti novel

Adapun data penelitian ini adalah adanya konflik batin yang terjadi pada tokoh utama Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus: kajian

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan mendata semua dialog, paragraf, dan narasi tentang tokoh utama yang terdapat dalam novel Aku

Citra psikis tokoh Amba digambarkan sebagai sosok yang berani dalam mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya, ia juga digambarkan sebagai perempuan yang berpendidikan padahal di