Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Diferensiasi adalah upaya untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa. Pembelajaran yang berdiferensiasi harus berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan bagaimana guru menyikapi kebutuhan belajar tersebut. Yang dilakukan Bu Nur di atas adalah memetakan kebutuhan pembelajaran berdasarkan kesiapan belajar.
Tujuan mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa berdasarkan profil pembelajaran adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara alami dan efisien. Contoh identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar siswa Tujuan pembelajaran: Siswa dapat menunjukkan pemahamannya terhadap habitat makhluk hidup.
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif
7 Alasan Mengapa Instruksi Diferensiasi Bisa Berhasil (Ini adalah terjemahan gratis dari artikel yang diterbitkan melalui situs web https://inservice.ascd.org/7-reasons-why-differentiated-instruction-.works/) . Percakapan tentang Instruksi Diferensiasi (DI) harus dimulai dengan pemahaman yang akurat tentang apa itu DI—dan apa yang bukan DI. Diferensiasi yang efektif biasanya dirancang agar cukup kuat untuk mencakup dan menantang beragam siswa di kelas.
Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif
Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian
Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk
Guru mungkin perlu menyempurnakan proses pembelajaran untuk beberapa siswa, namun karena guru memahami beragam kebutuhan siswanya di kelas dan memilih opsi pembelajaran yang sesuai, kemungkinan besar pengalaman pembelajaran yang mereka rancang akan sesuai untuk sebagian besar siswa. Dengan membedakan ketiga elemen ini, guru memberikan pendekatan berbeda terhadap apa yang dipelajari siswa, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana mereka mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari. Kesamaan dari pendekatan-pendekatan yang berbeda ini adalah bahwa semuanya diciptakan untuk mendorong pertumbuhan semua siswa dalam upaya mereka mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan untuk mendorong atau meningkatkan proses pembelajaran, baik untuk kelas secara keseluruhan maupun untuk siswa secara individu.
Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual
Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis
PENERAPAN COACHING DALAM SUPERVISI AKADEMIK
Definisi Coaching
Melaksanakan pembinaan melalui pembinaan tidaklah mudah karena kepala sekolah harus mempunyai kemampuan mendengarkan yang baik, kemampuan mengajukan pertanyaan yang tepat dan pengelolaan emosi yang matang agar dapat bersabar dan berempati ketika melakukan pembinaan dengan guru. Menurut Homan dan Miler dalam Nadya, mereka membagi coaching menjadi 4 kategori berdasarkan tujuan dilaksanakannya coaching pada suatu organisasi atau perusahaan: 1) Coaching untuk menunjang pembelajaran. Bentuk pembinaan ini diterapkan untuk menunjang proses pembelajaran pegawai yang mengarah pada proses pengembangan individu.
Misalnya, pelatih membantu mereka mengidentifikasi perilaku tertentu yang perlu diubah, menetapkan tujuan SMART (spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan tepat waktu). Jenis pembinaan ini lebih dikenal dengan sebutan pembinaan eksekutif. Pembinaan ini dapat diterapkan untuk mendukung proses umpan balik 360 derajat di mana manajer, rekan kerja, senior, dan bawahan langsung memberikan umpan balik mengenai kinerja individu dengan menjawab pertanyaan spesifik tentang perilaku mereka.
Pelaksanaan Coaching oleh Kepala Sekolah
Pelatihan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru dapat meningkatkan efektivitas dan komitmen guru dalam dunia pendidikan. Langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam membimbing guru adalah sebagai berikut. Pada tahap ini kepala sekolah mencari kekuatan-kekuatan yang meningkatkan kinerja guru dari hasil pengamatannya selama supervisi.
Kepala sekolah memberikan apresiasi dengan cara memuji kinerja guru yang baik atau menunjukkan ekspresi bangga. Kepala sekolah mengajak para guru untuk mencari tahu sendiri apa yang perlu mereka lakukan untuk meningkatkan kinerja mengajarnya di masa depan.
Coaching Model TIRTA
Kepala sekolah meminta guru berkomitmen melakukan perbaikan dengan menuliskan minimal 3 hal di buku catatan guru dan kepala sekolah yang akan meningkatkan kinerja mengajar. Contoh dialog dalam rangka pembinaan dapat Anda lihat pada link YouTube berikut: https://www.youtube.com/watch?v=VIWBHtEG3z0. Anda dapat berlatih sendiri bersama salah satu guru di sekolah tersebut untuk melakukan pembinaan guna meningkatkan kualitas pembelajaran untuk kepentingan siswa.
KONSEP DAN IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK (GURU)
- Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
- Pendekatan, Teknik dan Model Supervisi Akademik a. Pendekatan
- Instrumen Supervisi Akademik
- Tahapan Supervisi Akademik
Hakikat kegiatan supervisi adalah membantu guru dan berbeda dengan menilai kinerja guru, walaupun ada penilaian dalam supervisi akademik. Dalam supervisi akademik, evaluasi kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dihindari (Sergiovanni, 1987). Supervisi akademik tidak akan berhasil apabila hanya terfokus pada satu tujuan tertentu dan mengesampingkan tujuan yang lain.
Untuk melakukan supervisi akademik secara efektif, diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal, dan teknis (Glickman, et al. 2007). Model supervisi akademik masa kini dilakukan dengan menggunakan pendekatan klinis, oleh karena itu sering disebut dengan model supervisi klinis. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu: observasi kelas, namun pendekatannya berbeda.
Alat supervisi akademik merupakan alat yang digunakan pengawas (kepala sekolah) untuk mengetahui profil keterampilan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menilai pembelajaran. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik sangat bergantung pada kemampuannya memilih, merangkai dan menggunakan instrumen yang tepat.Jenis Instrumen Supervisi Akademik a) Pedoman observasi. Supervisi akademik dengan teknik kunjungan kelas individual misalnya memanfaatkan alat perencanaan pembelajaran, alat observasi pelaksanaan pembelajaran, dan alat penilaian pembelajaran.
Salah satu acuan yang dapat digunakan dalam menyusun atau mengembangkan instrumen supervisi akademik adalah indikator dalam evaluasi kinerja guru. Secara umum supervisi akademik dilakukan dalam tiga tahap yaitu a. perencanaan,b. melakukan pengawasan dan c. pemantauan hasil pengendalian. Landasan hukumnya memuat berbagai peraturan yang menjadi landasan pelaksanaan supervisi pembelajaran dan peraturan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi pengawasan.
Agar keberhasilan supervisi akademik dapat diukur, maka perlu diuraikan indikator-indikator keberhasilannya, baik dari awal, proses pelaksanaan, maupun hasilnya. Dalam melaksanakan supervisi akademik teknis perorangan yang berjenis observasi dan kunjungan kelas, supervisi dilakukan dalam tiga tahap yaitu pra observasi, observasi, dan pasca observasi.
KONSEP DAN IMPLEMENTASI SUPERVISI TENDIK (TENAGA KEPENDIDIKAN)
- Prinsip Supervisi Tendik
- Sasaran Supervisi Tenaga Kependidikan
- Pengembangan Instrumen
- Langkah-Langkah Kegiatan Supervisi Tendik
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah, pengawas harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga kependidikan lainnya. Dalam menciptakan hubungan yang harmonis dan kondusif harus ada prinsip-prinsip dasar seperti saling menghormati, saling menghormati peran masing-masing pihak, dan keterbukaan dari pihak tenaga kependidikan. Banyak kepala sekolah yang terkadang melupakan pentingnya hubungan yang harmonis dan dinamis, karena selalu menginginkan seluruh komponen pendidikan bekerja maksimal demi produktivitas sekaligus mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan bersama.
Padahal, peningkatan produktivitas sekolah memerlukan kontribusi besar dari para staf. Kepentingan dan tujuan masing-masing pihak dapat terpenuhi tanpa ada pihak yang merasa dirugikan. Hubungan antarmanusia yang harmonis sangat diperlukan. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah harus mampu mengaitkan komponen standar nasional pendidikan dengan pengelolaan administrasi sekolah. Pengawasan kepala sekolah harus ditujukan untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan guna meningkatkan mutu manajemen sekolah.
Dengan prinsip ini, tenaga kependidikan didorong menganalisis kebutuhan dan aspirasinya dalam upaya mengembangkan dirinya. Dengan melimpahkan inisiatif dan tanggung jawab sedini mungkin ke tangan tenaga kependidikan, diharapkan kedepannya mereka terus berinisiatif untuk berkembang. Evaluasi program surveilans harus didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh selama pelaksanaan surveilans dan dijelaskan sebagaimana adanya.
Pengembangan perangkat supervisi tenaga pengajar pada prinsipnya dapat dikembangkan oleh kepala sekolah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing tenaga pengajar (kepala TAS, kepala laboratorium, kepala program studi, dan kepala perpustakaan). Dalam mengembangkan perangkat pengawasan bagi staf pengajar, hendaknya mengacu pada pedoman kerja staf administrasi sekolah, staf perpustakaan sekolah, dan staf laboratorium sekolah, yang disertakan dalam bahan bacaan. Lampiran memberikan contoh perangkat pendidikan yang kemudian dapat dikembangkan oleh kepala sekolah berdasarkan kebutuhan masing-masing sekolah.
KOP SEKOLAH
PELAKSANAAN COACHING OLEH KEPALA SEKOLAH
Hasil supervisi akan dianalisis mana potensi guru dan mana kelemahan guru dalam mengajar. Dalam pembinaan, kepala sekolah memusatkan perhatian pada kelemahan-kelemahan guru dan menjadikan kelemahan-kelemahan tersebut menjadi komitmen yang akan dikembangkan guru pada pembelajaran berikutnya, melalui kesadaran yang datang dari guru itu sendiri. Keberhasilan seorang pemimpin terlihat dari kemampuannya menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan untuk dirinya sendiri.
Sebagai pengawas, kepala sekolah bertanggung jawab meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di sekolah dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu, ia harus melakukan pengawasan dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip pengawasan serta teknik dan pendekatan yang tepat. Ada beberapa hal yang perlu diketahui untuk membangun hubungan baik secara efektif yaitu dengan 3 unit komunikasi yaitu isi (kata-kata), postur dan ekspresi wajah (bahasa tubuh), nada dan volume suara (intonasi suara).
Dengan menjadi pendengar yang aktif, kita dapat dengan mudah menghindari kesalahpahaman yang tidak perlu. Mengajukan pertanyaan yang tepat dapat membantu menemukan masalah sebenarnya, serta dapat membantu menjawab dan memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan/karyawan.
MEMBANGUN LINGKUNGAN BELAJAR YANG BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK;
- Perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang berpusat pada murid
- Refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid
- Pelibatan orangtua sebagai pendamping dan sumber belajar di sekolah
Sebagai pemimpin pembelajaran masa depan, calon kepala sekolah harus kompeten dalam memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kepala sekolah masa depan harus mempunyai kemampuan mengarahkan guru untuk menyusun RPP yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu, calon kepala sekolah perlu memahami model dan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Kompetensi dalam memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa ditunjukkan oleh kepala sekolah yang memberdayakan guru untuk memaksimalkan proses belajar mengajar demi keberhasilan siswa (OECD, 2009). Penyusunan model pembelajaran berpusat pada siswa ini dapat dilaksanakan dalam KKG/MGMP sekolah, atau melalui KKG/MGMP kelompok, atau melalui pelatihan individu/kelompok oleh kepala sekolah. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun guru kemudian diperiksa oleh kepala sekolah untuk mendapat masukan, validasi dan persetujuan.
Dalam Forum Masyarakat Belajar di tingkat sekolah dan di kelas nyata, seorang kepala sekolah harus mampu memberikan contoh bagaimana menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kompetensi yang harus dimiliki calon kepala sekolah untuk memimpin proses belajar mengajar adalah memandu refleksi dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kompetensi ini terlihat ketika kepala sekolah melakukan supervisi pembelajaran, mulai dari perencanaan supervisi (menetapkan tujuan, fokus dan jadwal supervisi), pelaksanaan supervisi (termasuk supervisi penyelenggaraan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran), refleksi dan tindak lanjut hasil supervisi.
Pada tahap refleksi dan tindak lanjut ini, kepala sekolah memfasilitasi guru untuk melakukan refleksi terhadap praktiknya sehingga dapat merencanakan dan mengambil tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (Caldwell, 2014: Ham et al, 2019). Pemimpin sekolah masa depan juga harus memiliki kompetensi untuk melibatkan orang tua sebagai pendamping dan sumber belajar di sekolah. Pimpinan sekolah juga harus memberikan ruang bagi partisipasi aktif orang tua dalam proses belajar mengajar di sekolah (Caldwell, 2014; Marzano et al., 2005).
DAFTAR PUSTAKA SUPERVISI GURU DAN TENDIK