CODE BLUE SYSTEM
BASIC TRAUMA AND CARDIAC LIFE SUPPORT TRAINING BY. JMST 119
Trainer : Ns. Fitra Jayadi, S.Kep, M.kep
PENDAHULUAN
Henti jantung atau cardiac arrest merupakan kejadian yang selalu terjadi di rumah sakit ataupun diluar rumah sakit dan merupakan kegawatdaruratan yang mengancam jiwa sesorang yang memerlukan perhatian yang khusus
Menurut GWTG (Get With The Guidelines) 2018 dalam AHA (American Heart Associated) update 2020 kejadian IHCA (Intra Hospital Caridac Arrest) dewasa adalah 10,16 (SD, 26,08) per 1000 penerimaan pasien di rumah sakit dan 1,99 (SD, 1,57) per 1000 hari rawat inap.
Tingkat keberhasilan penanganan henti jantung tergantung dari Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Lanjut (Paal et al., 2012; Lee & Low, 2010). Cardiac arrest dapat dipulihkan melalui upaya pengembalian sirkulasi melalui tindakan resusitasi yaitu RJP (Resusitasi Jantung dan Paru) (Lenjani et al., 2014).
Henti jantung dapat terjadi di dalam ruang perawatan atau di dalam maupun di luar rumah sakit (McGregor et al., 2018).
HENTI JANTUNG / CARDIAC ARREST
Henti jantung disebabkan karena tidak berfungsinya otot jantung sehingga jantung tidak dapat memompa darah ke jantung dan seluruh bagian tubuh.
Tidak terabanya nadi, penurunan kesadaran, tidak adanya
pernapasan, dan nafas tersengal- sengal merupakan tanda gejala dari terhentinya sirkulasi (McNally et al., 2011; Sasson et al., 2010).
Cardiac arrest dapat menyebabkan brain injury, kerusakan myocardial jantung, gangguan perfusi, dan
persisten endapan patologi (Neumar et al., 2008).
ETIOLOGI HENTI JANTUNG
Permasalahan pada jantung yang menyebabkan henti jantung adalah penyakit pembuluh darah coroner, aterosklerosis, penyakit jantung bawaan, peradang miokard, adanya aritmia letal, dan penyakit jantung yang belum diketahui sebelumnya. Henti jantung dapat disebabkan oleh permasalahan non kardiak yaitu trauma, adanya keganasan, pendarahan non trauma, asfiksia, hipoksia, overdosis obat, hipoglikemia, epilepsy, syok sepsis, dan adanya dehidrasi dan malnutrisi (Moriwaki et al., 2013; Myat et al., 2018).
Manifestasi klinis hanti jantung menurut Cameron et al., (2015) dan NIH (2018)
Hilangnya kesadaran tiba-tiba.
Hilangnya respon, baik terhadap segala rangsangan seperti suara, tepukan di pundak dan cubitan.
Tidak adanya pernafasan normal saat jalan pernafasan dibuka atau dibebaskan.
Nadi tidak ditemukan saat perabaan pada nadi arteri yang besar (karotis, femoralis, dan radialis)
Tanda lain yang seringkali menyertai adalah denyut nadi yang berlebihan atau pusing yang sangat berat pada beberapa jam sebelunnya bisa terjadi nyeri dada yang sangat hebat, nafas pendek, mual dan muntah.
DEFINISI BHD
Basic Life support (BHD) merupakan serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada Seseorang yang mengalami henti nafas, henti jantung Dengan Melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)/ CPR
CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali dengan melakukan beberapa teknik pemijatan atau penekanan pada
dada(Kompresi)
Termasuk didalamnya kemampuan psikomotor(teori&praktek) penolon untuk
menghasilkan CPR yang berkualitas yaitu dengan menggunakan AED (automatic external Defib)
Resusitasi = Membangunkan lagi
•1950-an : Resusitasi nafas buatan (Safar & Elam)
•1960-an : Resusitasi Kompresi Jantung Lanjutan(KJL), (Kouwenhoven)
•1961 : Nafas buatan + KJL (Safar)