Arsitektur
Minangkabau
Wahyu Sari Legowo Wati
2103110018
ARSITEKTUR MINANGKABAU
Arsitektur Minangkabau adalah arsitektur vernakular Nusantara
yang bentuk, struktur, fungsi, ragam hias, dan cara pembuatannya
diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Minangkabau,
khususnya yang mendiami wilayah
Sumatera Barat.
Atap Gonjong: Salah satu ciri khas
arsitektur Minangkabau adalah bentuk atap gonjong. Atap gonjong adalah bentuk atap
pelana yang melengkung ke atas seperti tanduk kerbau. Secara tradisional, atap gonjong terdapat pada rumah adat yang disebut rumah gadang, lumbung padi yang
disebut rangkiang, dan balai adat yang disebut balairung. Rumah gadang adalah
rumah tinggal yang dihuni sekelompok keluarga, rangkiang digunakan untuk
menyimpan padi hasil panen, dan balairung adalah tempat berkumpul sekelompok
kepala keluarga untuk musyawarah
Atap Gonjong
Secara tradisional, bangunan di Minangkabau berbahan kayu dan menggunakan ijuk sebagai penutup atap. Kayu menjadi material utama yang digunakan pada
bangunan-bangunan di Minangkabau setidaknya sampai abad ke-18. Kayu dapat disusun membentuk kisi-kisi sehingga dapat berfungsi sebagai ventilasi ruangan.
Adapun ijuk digunakan sebagai penutup atap karena sifatnya menyerap panas, sehingga panas sinar matahari tidak langsung masuk ke ruangan. Pada saat
bersamaan, ijuk menyimpan panas sehingga pada musim hujan suhu ruang tetap
terjaga kehangatannya
Secara umum, corak bangunan di Minangkabau ditentukan oleh sistem adat atau kelarasan yang dianut. Terdapat dua kelarasan di Minangkabau, yakni Kelarasan Koto Piliang yang diciptakan oleh Datuk Ketumanggungan dan Kelarasan Bodi Chaniago yang diciptakan oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang. Kelarasan Koto Piliang berciri arsitokratis, sedangkan Kelarasan Bodi Chaniago berciri
demokratis. Semula, perbedaan kedua kelarasan hanya menyangkut aspek politik, tetapi berikutnya merambat sampai pada bentuk bangunan, terutama rumah adat dan balai adat. Perbedaannya
terutama terletak pada keberadaan anjung, semacam panggung di kedua ujung bangunan.Rumah adat dan balai adat Koto Piliang memiliki ciri khas memiliki anjung, sedangkan rumah adat dan balai adat Bodi Caniago tidak memiliki anjung. Akan tetapi, ciri khas keduanya tetap sama, yaitu gonjong