• Tidak ada hasil yang ditemukan

Composite Band & Band Ratio

N/A
N/A
Muhaqqiqin

Academic year: 2024

Membagikan " Composite Band & Band Ratio"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIKUM GEOLOGI PENGINDERAAN JAUH 2022 ACARA : COMPOSITE BAND & BAND RATIO

Nama : Muhammad Azka Syafiqul Muhaqqiqin Kelas/ NIM : C/21100119120022

Asisten acara : Intan S., Rizi Dwi S., Erlangga S. Bagaskara, M. Faiz Abdullah

1. Composite Band a. Natural Color

Band natural color merupakan salah satu komposit utama yang merupakan gabungan dari band 4, 3, 2. Komposit natural color menunjukkan warna asli sesuai dengan visual mata terhadap keadaan sebenarnya. Komposit ini dapat digunakan untuk identifikasi tata guna lahan. Dari hasil analisis pada gambar citra satelit di atas terlihat bahwa daerah dengan warna hijau menunjukkan daerah penuh dengan vegetasi.

Terlihat pula di sela-sela daerah bervegetasi terdapat daerah dengan warna putih cerah dan sedikit beberapa campuran warna yang dapat

(2)

diinterpretasikan sebagai lahan terbangun, baik pemukiman ataupun bangunan-bangunan lain

b. False Color (Urban)

Band false color (urban) ini menunjukkan kenampakan yang mirip dengan natural color namun tidak sepenuhnya sesuai dengan kenampakan sebenarnya. Sama halnya pada komposit sebelumnya warna hijau menunjukkan adanya vegetasi. Pada keadaan tertentu bisa didapatkan daerah berwarna merah yang mana menunjukkan lahan terbakar. Namun pada gambar diatas tidak menunjukkan warna merah yang cukup berarti, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa daerah tersebut tidak memiliki daerah yang sedang dilanda kebakaran. Sementara itu warna biru menunjukkan adanya daerah terbangun.

(3)

c. Color Infrared

Komposit color infrared merupakan komposit dari gabungan dari band 5, 4, 3 yang menunjukkan kenampakan yang berkebalikan dari natural color. Karena itu pula penginterpretasian kenampakan citra dari komposit color infrared berkebalikan dengan komposit natural color.

Daerah yang berwarna merah merupakan daerah bervegetasi sementara daerah berwarna biru merupakan daerah non-vegetasi.

(4)

d. Agriculture

Komposit agriculture merupakan komposit yang terbentuk dari gabungan band 6, 5, 2. Komposit ini berfungsi untuk pengamatan pengelolaan pertanian dan kehutanan. Dari gambar di atas dapat diinterpretasikan bahwa daerah berwarna hijau merupakan daerah dengan vegetasi, daerah berwarna lembayung atau merah muda merupakan tutupan tanah, sementara daerah berwarna ungu merupakan tubuh air.

(5)

e. Atmospheric Penetration

Komposit ini merupakan gabungan dari band 7, 6, 5 yang berfungsi utamanya untuk studi kelembapan tanah. Warna biru tua menunjukkan adanya vegetasi. Warna kuning menunjukkan tanah. Dan warna jingga hingga coklat menunjukkan tubuh air. Semakin kecoklatan, maka kadar air di daerah tersebut semakin tinggi. Selain itu, komposit ini juga dapat digunakan dalam kajian geologi karena dapat menunjukkan perbedaan tekstur yang sangat jelas. Daerah dengan tekstur halus dapat diinterpretasikan sebagai daerah dengan litologi berbutir halus sementara daerah dengan tekstur kasar dapat diinterpretasikan sebagai litologi dengan butir kasar. Namun dalam kajian geologi menggunakan citra perlu adanya verifikasi dari data pendukung lain seperti data geologi regional atau lebih utamanya adalah data lapangan secara langsung. Oleh karena itu kajian geologi menggunakan citra umumnya digunakan sebagai tahapan reconnaissance sebelum diadakannya survey lapangan secara langsung.

(6)

f. Healthy Vegetation

Komposit yang terbentuk dari gabungan band 5, 6, 2 ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan band sebelumnya yaitu dapat menunjukkan adanya vegetasi (coklat hingga merah), tanah (hijau hingga coklat), serta tubuh air (biru). Namun komposit ini juga biasa digunakan dalam kajian sebaran daerah terdampak banjir. Hal ini dikarenakan komposit ini dapat membedakan dengan jelas melaui warna, mana yang merupakan tubuh air dan bukan tubuh air. Sehingga apabila digunakan pada daerah yang sedang mengalami banjir, dapat terlihat dengan jelas perbedaan antara daerah yang terdampak banjir yang ditunjukan dengan warna biru dan yang tidak terdampak yang ditunjukan oleh warna coklat hingga merah. Pada gambar di atas menunjukkan bahwa daerah tubuh air ditunjukkan oleh warna biru yang terdapat diantara sela-sela tinggian, sehingga dapat diasumsikan bahwa daerah tersebut bisa jadi hanya merupakan tubuh sungai dan bukan merupakan genangan air akibat banjir.

(7)

g. Land/Water

Komposit ini memiliki kenampakan yang kurang lebih sama dari komposit sebelumnya. Fungsi dari komposit ini pun kurang lebih sama yaitu dapat membedakan antara daerah tubuh air dengan daerah darat atau minim air. Dari situ kita tahu bahwa pada gambar di atas, daerah berwarna biru memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah berwarna coklat hingga merah yang memiliki kadar air lebih rendah.

(8)

h. Natural with Atmospheric Removal

Komposit ini sebenarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan komposit lainnya yaitu identifikasi bidang pertanian. Komposit ini memiliki kenampakan yang hampir sama dengan komposit natural color namun dapat menangkap beberapa bagian yang tidak dapat ditangkap oleh komposit natural color yaitu warna merah muda yang dapat diinterpretasikan sebagai tegalan dan warna biru yang menunjukkan tubuh air.

(9)

i. Shortwave Infrared

Komposit ini memiliki kenampakan yang mirip dengan komposit natural with atmospheric removal. Secara kegunaan pun sama seperti komposit natural with atmospheric removal. Satu-satunya perbedaan mencolok dengan komposit sebelumnya adalah saturasi warna di mana pada komposit shortwave infrared ini memiliki saturasi yang lebih tinggi dan lebih cerah. Hal ini dapat digunakan untuk menginterpretasi tingkat lebatnya vegetasi di mana semakin gelap kenampakan warna hijau, maka tingkat vegetasinya semakin lebat.

(10)

j. Vegetation Analysis

Komposit ini memiliki kenampakan yang sama persis dengan komposit agriculture. Dari gambar di atas dapat diinterpretasikan bahwa daerah berwarna hijau merupakan daerah dengan vegetasi, daerah berwarna lembayung atau merah muda merupakan tutupan tanah, sementara daerah berwarna ungu merupakan tubuh air.

(11)

2. Band Ratio

a. Sabin Ratio

Sabin ratio terbentuk dengan gabungan ratio 4/2, 6/7, 6/5. Ratio ini digunakan untuk analisa oksida besi, bearing mineral hidroksil, dan bijih besi. Dari gambar dapat dilihat bahwa daerah berwarna hijau dapat diinterpretasikan sebagai persebaran mineral hidroksil. Warna merah muda diinterpretasikan sebagai sebaran bijih besi. Sementara warna ungu yang dapat di lihat di beberapa sela-sela daerah berwarna merah muda dapat diinterpretasikan sebagai oksida besi. Namun pada dua titik berwarna ungu di bagian timur laut dari peta tersebut merupakan kenampakan awan.

(12)

b. Abrams Ratio

Abrams ratio terbentuk dari gabungan ratio band 6/7, 4/3, 5/4.

Ratio ini digunakan untuk pemetaan alterasi hidrotermal, oksida besi, tanah liat, dan tambang golongan C. Dari gambar terlihat bahwa terdapat dominasi daerah berwarna merah muda, yang mana dapat diinterpretasikan sebagai persebaran mineral lempung. Sementara itu, pada daerah yang berwarna hijau dapat diinterpretasikan sebagai daerah alterasi hidrotermal.

(13)

c. Chica-Olma Ratio

Chica-Olma ratio terbentuk dari gabungan ratio band 6/7, 6/5, 4/2.

Ratio ini digunakan untuk pemetaan alterasi lempung, ion besi, oksida besi, bijih besi, fumarole, dan tambang golongan C. Apabila melihat pada gambar, dominasi daerah warna merah dapat diinterpretasikan sebagai persebaran mineral lempung. Sementara itu daerah berwarna hijau hingga biru dapat diinterpretasikan sebagai persebaran besi. Namun pada daerah warna hijau merupakan besi berjenis F2 sementara warna biru merupakan besi berjenis F3.

(14)

d. Kaufmann

Kaufmann ratio terbentuk dari gabungan ratio band 7/5, 5/4, 6/7.

Ratio ini digunakan untuk identifikasi mineral hidroksil dan besi. Pada gambar dapat diinterpretasikan bahwa daerah berwarna biru yang merupakan daerah yang paling dominan adalah daerah dengan persebaran mineral hidroksil. Sementara itu daerah berwarna merah merupakan daerah dengan persebaran mineral besi.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Lillesand, & Kiefer. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation. New York: John Willey and sons.

Tim Asisten Praktikum Geologi Penginderaan Jauh. 2022). MODUL PRAKTIKUM ACARA 2 COMPOSITE BAND DAN BAND RATIO. Semarang: UNDIP.

Referensi

Dokumen terkait

teknik interpretasi citra penginderaan jauh, dan pengambilan sampel menggunakan stratified sampling, serta metode analisis menggunakan aplikasi sistem

Teknik analisis kedua digunakan untuk mengetahui pengaruh KBS terhadap kemampuan menganalisis lingkungan berbantuan citra penginderaan jauh multi resolusi

Citra Quickbird merupakan citra satelit resolusi tinggi yang dihasilkan Teknik Penginderaan jauh dapat digunakan untuk klasifikasi permukiman teratur dan tidak teratur di

Penggunaan penginderaan jauh meningkat karena : letak obyek yang tergambar pada citra mirip ujud dan letaknya dipermukaan bumi maka citra merupakan alat yang baik sekali untuk

teknik interpretasi citra penginderaan jauh, dan pengambilan sampel menggunakan stratified sampling, serta metode analisis menggunakan aplikasi sistem

Citra Quickbird merupakan citra satelit resolusi tinggi yang dihasilkan Teknik Penginderaan jauh dapat digunakan untuk klasifikasi permukiman teratur dan tidak teratur di

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kemampuan teknik penginderaan jauh pada interpretasi Citra Quickbird dalam mengidentifikasi kondisi fisik