REFLEKSI, RTL (BEST PRACTICES) PRAKTIK PEMBELAJARAN INOVATIF
Disusun Oleh:
KRISTIANINGSIH SUBARKAH NPM. 2290314950979
BIDANG STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM PPG DALAM JABATAN KATEGORI II
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Lokasi SMP N 1 Lumbir, Kec. Lumbir, Kab. Banyumas Jawa
Tengah
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran IPA dengan Model Pembelajaran Discovery Learning pada materi Tekanan Zat
Penulis Kristianingsih Subarkah, S.Si
Tanggal  Aksi 1 Pertemuan 1
12 Desember 2022
 Aksi 1 Pertemuan 2 15 Desember 2022 Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah?
Berdasarkan hasil identifikasi pembelajaran di kelas VIII-B SMP N 1 Lumbir Kabupaten Banyumas
ditemukan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah.
Kondisi yang menjadi latar belakang permasalahan ini adalah motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. Adapun Faktor tersebut diantaranya adalah:
● Semangat dan keaktifan belajar peserta didik masih tergolong rendah
● Percaya diri peserta didik cenderung kurang
● Merasa tidak berbakat dan tidak berminat
● Menganggap pelajaran IPA sulit
● Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran hanya berpusat pada guru sebagai sumber belajar
Kondisi tersebut diperburuk dengan kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat serta kurangnya pemanfaatan media oleh peserta didik dan guru dalam pembelajaran IPA.
Indikator motivasi belajar :
1. Tekun dalam menghadapi tugas 2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 3. Menunjukkan minat
4. Senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas rutin
Berdasarkan hasil analisis kajian literatur dan wawancara maka solusi yang paling relevan untuk menyelesaikan masalah motivasi belajar peserta didik yang masih rendah pada pembelajaran IPA yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.
Mengapa? Karena Discovery Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan
sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran.
Menurut Rahayu, S (2019) Discovery Learning suatu model pembelajaran yang membutuhkan proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip antara lain adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.
Metode pembelajaran penemuan dapat meningkatkan motivasi belajar IPA.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?
Praktik pembelajaran inovatif ini penting untuk dibagikan karena:
● Dapat menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan motivasi belajar IPA peserta didik
● Dapat menjadi motivasi saya untuk konsisten menerapkan praktik pembelajaran inovatif
● Diharapkan dapat menjadi alternatif solusi dari permasalahan serupa yang dihadapi rekan guru IPA
● Diharapkan dapat menjadi motivasi rekan guru IPA untuk menerapkan praktik pembelajaran inovatif secara konsisten
Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?
Adapun peran dan tanggungjawab saya dalam Praktik ini adalah :
Saya sebagai guru (Peneliti) bertanggung jawab memperbaiki masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik dengan solusi penggunaan model pembelajaran DiscoveryLearning dalam
pembelajaran. Saya sebagai guru (Fasilitator) yang bertugas memotivasi dan membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran, merancang dan menerapkan program pengajaran dan
pembelajaran sesuai dengan solusi yang dipilih.
Saya sebagai guru (evaluator) yang betugas mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan guru dalam
melaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan.
Selain itu saya juga mempunyai tanggung jawab sosial untuk membagikan praktik baik ini kepada rekan sejawat agar bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi pengelolalan pembelajaran di kelasnya.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?
Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain :
 Merancang kegiatan pembelajaran (RPP) yang berorientasi berpikir tingkat tinggi, menerapkan TPACK, dan memuat kegiatan yang menyenangkan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
 Mengembangkan media agar kegiatan pembelajaran lebih menarik dan bermakna bagi peserta didik
 Membuat apersepsi yang mampu mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, dan mampu menarik perhatian peserta didik untuk mempelajarinya
 Merancang RPP yang memuat soal HOTS, berbasis TPACK dan dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran
 Saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa tantangan, antara lain :
 Kemampuan peserta didik dalam memberikan umpan balik / pertanyaan masih rendah
 Kemampuan peserta didik dalam membuat kesimpulan masih rendah
 Peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan Siapa saja yang terlibat?
Yang terlibat dalam praktik ini adalah :
 Ibu Dr. Ramlawati, M. Si selaku dosen dan Ibu Martiningsih, S. Pd, M. Pd selaku guru pamong yang selalu membimbing kegiatan PPL ini
 Kepala SMP Negeri 1 Lumbir yang
memberikan izin pelaksanaan PPL sesuai jadwal
 Siswa kelas 8B sebagai sasaran belajar
 Rekan sejawat sebagai observer yang membantu terlaksananya kegiatan ini
 Rekan sejawat yang membantu dalam melakukan perekaman kegiatan PPL
 Bapak dan Ibu guru rekan seperjuangan dikelas IPA 001 Kelompok B PPG Daljab Kategori 1 yang saling mendukung.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/
bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut?
menghadapi tantangan tersebut?
Langkah-langkah yang saya lakukan untuk dapat menghadapi tantangan saat merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran inovatif, antara lain:
1. Menyusun perangkat pembelajaran yang inovatif mulai dari penyusunan RPP, Bahan Ajar, media pembelajaran, LKPD dan instrument penilaian 2. RPP yang disusun berbasis TPACK yang di
dalamnya memuat sintak model pembelajaran mulai dari pembukaan, inti dan penutup, serta menyertakan link video dan abstrak jurnal pembelajaran
3. Menyusun bahan ajar dari literatur yang disajikan dengan menarik dan menyertakan sumber serta dilengkapi dengan soal evaluasi 4. Menyusun media pembelajaran, dengan
menguraikan langkah-langkah pembuatan media sampai langkah-langkah penggunaan, media yang digunakan canva yang menarik perhatian peserta didik dan memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran.
5. Menyusun LKPD yang memuat seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran. LKPD disusun dengan kata- kata yang mudah dipahami serta dilengkapi dengan fitur-fitur yang menarik sehingga peserta didik merasa senang dan tertantang untuk mengerjakan.
6. Membuat dan menyusun instrument penilaian yang terdiri dari 3 yaitu instrument sikap, pengetahuan dan keterampilan
7. Mempersiapkan peralatan pendukung yang akan digunakan seperti laptop dan LCD.
8. Mengaitkan materi dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari
Strategi yang digunakan?
Dalam menghadapi tantangan meningkatkan motivasi belajar peserta didik maka dilakukan strategi penerapan Discovery Learning dengan menggunakan video pembelajaran, media canva, slide PPT, Google Form dan LKPD untuk meningkatkan motivasi belajar IPA.
Bagaimana prosesnya?
Adapun langkah-langkah dalam praktik pembelajaran yaitu:
1. Mengucapkan salam dan menanyakan kabar peserta didik 2. Mengecek kehadiran peserta didik.
3. Berdoa bersama sebelum belajar.
4. Memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Guru menerapkan langkah-langkah model Discovery Learning, yaitu:
a) Pemberian rangsangan (stimulation), guru memberikan motivasi agar peserta didik bisa lebih fokus dalam mempelajari materi tekanan zat.
b) Identifikasi masalah (problem statement), peserta didik diminta untuk mengidentifikasi masalah terkait
stimulus yang diberikan sebanyak mungkin, hingga akhirnya timbul pemikiran dan pertanyaan dari peserta didik.
c) Pengumpulan data (data collection), peserta didik mencari informasi yang relevan guna menjawab pertanyaan yang dirumuskan pada tahap problem statement
d) Pengolahan data (data processing), peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk memproses informasi yang telah dikumpulkan oleh masing-masing anggota.
e) Pembuktian (verification), peserta didik untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, cara untuk membuktikannya adalah dengan melakukan pemeriksaan kembali hipotesisnya dan mencocokkan hipotesis tersebut dengan informasi yang diperoleh dari literatur .
f) Menarik simpulan/generalisasi (generalization) peserta didik menyimpulkan berdasarkan kecocokan antara informasi yang diperoleh dan hipotesis.
6. Melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran.
7. Menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.
8. Berdoa bersama menutup pembelajaran.
Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini ?
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini diantaranya sumber daya manusia (guru, siswa, teman sejawat, kepala sekolah), sarana dan prasarana (kelas, proyektor, alat tulis, laptop, jaringan
internet, smartphone, alat dan bahan percobaan) dan sumber belajar (LKPD, buku paket, bahan ajar, ppt/video
pembelajaran).
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut
Bagaimana dampak dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan?
Proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning yang dilakukan dua pertemuan berjalan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Peserta didik melakukan praktikum dengan bimbingan dan panduan dari LKPD dan bahan ajar yang diberikan oleh guru.
Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan penyelidikan sederhana dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Secara spesifik berdasarkan angket motivasi belajar peserta didik terkait peningkatan motivasi belajar peserta didik dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel hasil perhitungan angket Motivasi sebelum aksi dan setelah aksi
NO
Indikator Motivasi Belajar
Sebelum Aksi
Setelah
Aksi N-GAIN KATEGORI 1
Tekun dalam menghadapi
tugas 50,94 88,75 0,77 Tinggi
2
Senang bekerja
sendiri 46,88 70,00 0,44 Sedang
3 Menunjukkan
minat 47,19 86,88 0,75 Tinggi
4
Ulet dalam menghadapi
kesulitan 44,38 87,50 0,78 Tinggi
5
Cepat bosan pada tugas-
tugas rutin 51,56 73,75 0,46 Sedang
Berdasarkan tabel di atas maka hasil analisis angket motivasi dari data sebelum aksi dan sesudah aksi mengalami peningkatan dengan kategori tinggi pada indikator tekun dalam menghadapi tugas, menunjukkan minat dan ulet dalam menghadapi kesulitan sedangkan pada kategori sedang yaitu pada indikator senang bekerja sendiri dan cepat bosan pada tugas-tugas rutin.
Berikut grafik peningkayan motivasi belajar peserta didik setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning:
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa peningkatan motivasi belajar tertinggi setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning adalah pada indikator tekun dalam menghadapi tugas.
Berikut hasil belajar dari peserta didik setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning:
Tabel 2. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar KKM Kategori Hasil Belajar
Frekuensi Presentase 0 < KKM < 65 Tidak
Tuntas 3 15 %
65 ≤ KKM ≤ 100
Tuntas 17 85 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat presentase ketuntasan hasil belajar 15 % tidak tuntas dan 85 % tuntas.
Berikut adalah grafik jumlah ketuntasan belajar peserta didik pada materi Tekanan Zat dengan penggunaan model pembelajaran Discovery Learning.
50.94 46.88 47.19 44.38 51.56
88.75
70.00
86.88 87.50
73.75
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
Tekun dalam menghadapi
tugas
Senang bekerja sendiri
Menunjukkan minat
Ulet dalam menghadapi
kesulitan
Cepat bosan pada tugas- tugas rutin
Grafik Hasil Angket Motivasi Belajar
Series1 Series2
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik dari praktik pembelajaran ini juga mengalami peningkatan, terlihat dari hasil analisis pretest dan postest jumlah ketuntasan peserta didik diatas KKM 65 sebagai berikut. Peserta didik yang belum tuntas dalam materi tekanan zat ini ada 3 peserta didik dengan presentase 0,15, sedangkan yang sudah tuntas ada 17 peserta didik. Jadi ketuntasan hasil belajar mencapai 0,85.
Hasil analisis N Gain Hasil Belajar sebelum dan sesudah Aksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Analisis N Gain Hasil Belajar
N GAIN Kategori Hasil Belajar
Frekuensi Presentase
0 < N_G ≤ 0,3 Rendah 0 0
0,3 < N_G ≤ 0,7 Sedang 8 40%
0,7 < N_G ≤ 1 Tinggi 12 60%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat presentase N Gain hasil belajar setelah dilakukan dengan analisis N Gain presentase ketuntasan 40 % sedang dan 60 % tinggi.
3
17
15% 85%
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Tidak Tuntas Tuntas
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar
Kategori Jumlah Kategori Prosentase
0
8
12
0 0.4 0.6
0 2 4 6 8 10 12 14
RENDAH SEDANG TINGGI
Grafik N-gain Hasil Belajar Aksi 1
Series1 Series2
Berdasarkan tabel diatas terdapat peningkatan hasil pretest dan posttest yang termasuk kategori sedang dengan Ngain 0,4 yaitu 8 peserta didik dan yang memiliki kategori tinggi dengan Ngain 0,6 yaitu 12 peserta didik.
Dari Uraian hasil di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi Tekanan Zat.
Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
1. Penerapan model discovery learning sangat efektif diterapkan karena hasil angket motivasi yang diperoleh meningkat dari pertemuan-1 ke pertemuan ke-2.
2. Selama pelaksanaan PPI, kepala Sekolah dan rekan sejawat sangat mendukung model yang diterapkan.
Diharapkan nanti setelah proses kegiatan PPG ini berakhir, model pembelajaran ini bisa diterapkan disemua mata pelajaran.
3. Adapun respon peserta didik ketika dilakukan Refleksi yaitu, mereka sangat suka dan antusias dengan model pembelajaran ini, karena tidak cuma mengetahui teori saja tetapi juga langsung menerapkan dalam bentuk praktikum.
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan?
Respon peserta didik setelah pembelajaran yaitu
peserta didik memberi respon positif terhadap penerapan model pembelajaran Discovery Learning dengan
pendekatan saintifik serta metode percobaan dan diskusi.
Hal ini dapat dilihat dari antusias peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Respon teman sejawat yang membantu kegiatan PPL ini sangat positif dan antusias karena model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi siswa terlihat dari sebagian besar peserta didik aktif dalam setiap fase-fase pada sintak model Discovery Learning dan hasil analisis angket motivasi siswa yang mengalami peningkatan.
Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
Yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah :
1. Model pembelajaran yang diterapkan yaitu Discovery Learning yang memberikan dampak positif terhadap pengetahuan dan perilaku peserta didik antara lain kerjasama, kepedulian, tanggung jawab dan disiplin.
2. Kemampuan Peserta didik yang baik dalam melakukan kegiatan seperti melakukan percobaan sesuai petunjuk.
3. LKPD, melakukan presentasi, menarik kesimpulan.
4. Dukungan orang tua peserta didik yang memberi kesempatan kepada anaknya untuk belajar.
5. Dukungan dari kepala Sekolah SMPN Negeri 1 Lumbir Bapak Sutomo, S.Pd, M.Pd dan rekan- rekan sejawat yang senantiasa mempermudah dan membantu segala urusan demi kelancaran proses kegiatan PPG ini.
6. Bimbingan dan arahan yang luar biasa dari Ibu dosen Dr. Ramlawati, M.Si dan Guru Pamong Martiningsih S.Pd, M.Pd yang senantiasa mendampingi, memberikan masukan, arahan sampai aksi ini berakhir.
7. Kerjasama Teman-teman PPG seperjuangan dikelas IPA 001 Kelompok B PPG Daljab Kategori I yang saling mendukung.
8. Tim Juru kamera yang telah membantu dalam proses pengambilan gambar dan memberi masukan selama aksi ini berlangsung.
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?
Pembelajaran yang saya dapat dari keseluruhan proses tersebut yaitu :
1. Melalui penerapan model Discovery Learning mampu meningkatkan motivasi peserta didik sehingga diharapkan melalui model ini peserta didik menjadi semangat mengikuti pembelajaran, mampu membuat peserta didik belajar secara aktif serta membuat peserta didik memiliki sifat yang optimis, komitmen dan
berinisiatif tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya serta dapat menguasai materi yang akan dipresentasikan dengan baik.
2. Dengan adanya peningkatan motivasi dan
peningkatan peserta didik, maka penerapan model pembelajaran Discovery Learning akan terus
diterapkan di sekolah meski proses kegiatan PPG ini berakhir.
3. Sebagai guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menentukan metode, media dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, F., Slameto, S., & Radia, E. H. (2018). Peningkatan motivasi dan hasil belajar ipa melalui pendekatan discovery learning. JGK (Jurnal Guru Kita), 2(2), 123-131.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jgkp/article/viewFile/9445/8670
Rahaju, S (2018). Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Metode Discovery Learning pada Siswa Kelas IX E SMPN 4 Lumajang Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.
http://jurnaljp3.stkippgrilumajang.ac.id/assets/upload/paper/FULL_TEXT_93.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP N 1 Lumbir, Kec. Lumbir, Kab. Banyumas Jawa Tengah Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai
Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran IPA dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi Sistem
Pernapasan Manusia
Penulis Kristianingsih Subarkah, S.Si Tanggal  Aksi 2 Pertemuan 1
4 Januari 2023
 Aksi 2 Pertemuan 2 9 Januari 2023 Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang
masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah?
Yang menjadi latar belakang masalah praktik ini adalah
1. Siswa kurang bersemangat mengikuti proses pembelajaran.
2. Siswa menganggap IPA sebagai pelajaran yang sulit dimengerti.
3. Pemahaman siswa terhadap materi masih kurang dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.
4. Siswa belum terbiasa dengan soal yang berbasis HOTS.
5. Ketidaktertarikan siswa terhadap materi IPA.
Penentuan latar belakang tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara terhadap beberapa narasumber seperti rekan sejawat, kepala sekolah, pengawas dan pakar serta dari hasil kajian literatur dari berbagai sumber.
Dari latar belakang di atas dapat diambil kesimpulan bahwa :
 Semangat siswa masih kurang pada pembelajaran IPA dikarenakan guru belum dapat memaksimalkan penyajian materi yang kreatif, inovatif, menarik dan menyenangkan bagi siswa.
 Siswa masih menganggap IPA itu rumit karena beberapa materi berhubungan dengan angka/rumus dan hafalan.
Mereka pun tidak berniat untuk mempelajarinya, kecuali karena tuntutan materi. Pemikiran awal siswa yang demikian akan memengaruhi terhadap penguasaan IPA seseorang.
 Proses pembelajaran yang kurang efektif mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa saat pembelajaran yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.
 Siswa tidak aktif dan cenderung diam selama pembelajaran dikarenakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru dan kurangnya kegiatan yang melibatkan atau menuntut keaktifan siswa.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?
Praktik pembelajaran ini perlu untuk dibagikan selain untuk memotivasi diri sendiri dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran, diharapkan dapat bermanfaat pula sebagai referensi sesama rekan guru yang memiliki permasalahan sama khususnya dalam pembelajaran IPA, guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga tujuan pembelajaran dan pemahaman serta hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai yang harapkan.
Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah tidak hanya sebagai fasilitator namun juga peneliti yang memfasilitasi dan meneliti tentang permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas, serta membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk dapat menyelesaikan masalah- masalah khusus pembelajaran yang sedang dihadapi, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan menggunakan metode, media dan model pembelajaran yang tepat dan inovatif agar hasil belajar yang dicapai peserta didik sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?
Siapa saja yang terlibat,
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, maka ada beberapa tantangan yang dihadapi adalah:
1. Merancang kegiatan pembelajaran (RPP) yang berorientasi berpikir tingkat tinggi, menerapkan TPACK, dan memuat kegiatan yang menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
2. Penggunaan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik merasa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
3. Guru harus bisa meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
4. Guru harus bisa menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK.
5. Penerapan model pembelajaran inovatif, yang berpusat pada siswa seperti Inkuiri Terbimbing sehingga siswa lebih aktif berinteraksi dan berkolaborasi dalam proses pembelajaran.
Dilihat dari beberapa tantangan di atas, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam mengelola kelas atau menyajikan pembelajaran. Sedangkan dari segi siswa adalah bagaimana seorang guru meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode, model maupun pemanfaatan media pembelajaran yang tepat sesuai kebutuhan.
Siapa saja yang terlibat?
Yang terlibat dalam praktik ini adalah :
 Ibu Dr. Ramlawati, M. Si selaku dosen dan Ibu Martiningsih, SPd, M. Pd selaku guru pamong yang selalu membimbing kegiatan PPL ini.
 Kepala SMP Negeri 1 Lumbir yang memberikan izin pelaksanaan PPL sesuai jadwal.
 Siswa kelas 8B sebagai sasaran belajar.
 Rekan sejawat sebagai observer yang membantu terlaksananya kegiatan ini.
 Rekan sejawat yang membantu dalam melakukan perekaman kegiatan PPL.
 Bapak dan Ibu guru rekan seperjuangan dikelas
IPA 001 Kelompok B PPG Daljab Kategori 1 yang saling mendukung.
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut?
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, yaitu:
1) Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah seperti kepala sekolah, rekan guru, teman sejawat dan juga pakar.
2) Mencari solusi dari tantangan atau masalah yang akan dihadapi . 3) Melakukan kajian literatur dari berbagai sumber belajar
seperti buku dan juga internet terkait solusi dari tantangan yang Langkah-langkah apa
yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/
bagaimana prosesnya, siapa saja yang
terlibat/ Apa saja
sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
dihadapi.
4) Merumuskan solusi yang terpilih.
5) Membuat perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam praktik pembelajaran.
6) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang telah dibuat.
Strategi apa yang digunakan?
Strategi yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut, yaitu:
1. Membuat perencanaan perangkat pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sehingga peserta didik akan terbiasa pada pola pembelajaran yang menuntut mereka untuk melaporkan hasil dari kegiatan diskusi yang mereka lakukan.
2. Membuat media pembelajaran interaktif berbasis TPACK dengan menggunakan vidio pembelajaran, Google Form, LKPD dan slide PPT
3. Membimbing peserta didik yang belum memahami pengerjaan tugas dan membuat sederhana mungkin lembar kerja peserta didik pada kegiatan diskusi, agar peserta didik dapat aktif dalam kegiatan diskusi yang dilaksanakan.
4. Mengharuskan peserta didik untuk bertanya dan menanggapi petunjuk dan pernyataan yang diberikan dalam proses pembelajaran.
Bagaimana prosesnya?
Adapun proses yang dilakukan yaitu :
 Guru membuat perencanaan pembelajaran dengan membuat perangkat pembelajaran berupa RPP, LKPD, materi ajar, media pembelajaran dan evaluasi/penilaian.
 Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran (praktik) dengan perangkat pembelajaran yang telah dibuat.
 Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses praktik pembelajaran yaitu gambar dan video pembelajaran.
 Guru menerapkan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dalam proses praktik pembelajaran.
 Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran (praktik) yang telah dilaksanakan.
Adapun langkah-langkah dalam praktik pembelajaran yaitu:
1. Mengucapkan salam dan menanyakan kabar peserta didik 2. Mengecek kehadiran peserta didik.
3. Berdoa bersama sebelum belajar.
4. Memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Guru menerapkan langkah-langkah model Inkuiri Terbimbing, yaitu:
a. Orientasi masalah
Pada fase ini peserta didik melihat dan mengamati tayangan video melalui slide power point.
b. Merumuskan Masalah
Pada fase ini pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membuat jawaban sementara dari
masalah yang ada pada LKPD yang telah dibagikan.
c. Merumuskan Hipotesis
Pada fase ini peserta didik merumuskan hipotesisi dari permasalahan yang ada.
d. Mengumpulkan Data
Pada fase ini peserta didik masing-masing kelompok melakukan kegiatan menyususn flow card berdasarkan panduan pada LKPD yang telah dibagikan dan selanjutnya Peserta didik mengumpulkan dan mencatat data hasil percobaan
e. Menguji Hipotesis
Pada fase ini peserta didik berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk mengevaluasi hipotesis yang sudah dibuat sebelumnya berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dan sumber belajar.
f. Membuat Kesimpulan
Pada fase ini guru mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dan dicocokkan dengan hipotesis awal.
6. Melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran.
7. Menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.
8. Berdoa bersama menutup pembelajaran.
Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini ?
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut.
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2. Membuat bahan ajar melalui power point (PPT) dan juga download dari internet.
3. Membuat media pembelajaran berupa media gambar atau video pembelajaran.
4. Menyusun lembar kerja perserta didik (LKPD).
5. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penilaian.
6. Menyiapkan alat-alat pembelajaran seperti laptop dan
proyektor/infocus untuk proses pembelajaran. Menyiapkan 2 buah Handphone yang dipergunakan untuk merekam dan zoom.
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah- langkah yang dilakukan?
Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa?
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor
keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan dirasa hasilnya efektif dapat dilihat dari :
 Seluruh peserta didik senang dan aktif melakukan diskusi bersama rekan kelompoknya.
 Peserta didik mampu menyajikan hasil diskusi mereka bersama rekan kelompoknya.
 Pemilihan model Inkuiri Terbimbing dapat membuat peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar.
 Pembelajaran menjadi terpusat pada peserta didik.
Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran, siswa terlihat antusias dan memperhatikan setiap tayangan yang ada di ppt, dan tayangan video yang ditampilkan. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru. Mereka terlihat siap dalam menerima pembelajaran.
Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Setelah melaksanakan pembelajaran IPA dengan model Inkuiri Terbimbing, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing efektif untuk diterapkan, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada PPL 2 didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar KKM Kategori Hasil Belajar
Frekuensi Presentase 0 < KKM < 65 Tidak
Tuntas 2 10 %
65 ≤ KKM ≤ 100
Tuntas 18 90 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat presentase ketuntasan hasil belajar 10 % tidak tuntas dan 90 % tuntas.
Berikut adalah grafik jumlah ketuntasan belajar peserta didik pada materi Sistem Pernapasan Manusia dengan penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing.
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik dari praktik pembelajaran materi Sistem Pernapasan Manusia mengalami peningkatan, terlihat dari hasil analisis pretest dan postest jumlah ketuntasan peserta didik diatas KKM 65 sebagai berikut. Peserta didik yang belum tuntas dalam materi ini ada 2 peserta didik dengan presentase 0,10, sedangkan yang sudah tuntas ada 17 peserta didik. Jadi ketuntasan hasil belajar mencapai 0,90.
Hasil analisis N Gain Hasil Belajar sebelum dan sesudah Aksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Analisis N Gain Hasil Belajar
N GAIN Kategori Hasil Belajar
Frekuensi Presentase
0 < N_G ≤ 0,3 Rendah 0 0
0,3 < N_G ≤ 0,7 Sedang 9 45%
0,7 < N_G ≤ 1 Tinggi 11 55%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat presentase N Gain hasil belajar setelah dilakukan dengan analisis N Gain presentase ketuntasan 45 % sedang dan 55 % tinggi.
2
18
10% 90%
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Tidak Tuntas Tuntas
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar
Kategori Jumlah Kategori Prosentase
0
9 11
0 0.45 0.55
0 5 10 15
RENDAH SEDANG TINGGI
Grafik N-Gain Hasil Belajar Aksi 2
Series1 Series2
Berdasarkan tabel diatas terdapat peningkatan hasil pretest dan posttest yang termasuk kategori sedang dengan N_gain 0,45 yaitu 9 peserta didik dan yang memiliki kategori tinggi dengan N-Gain 0,55 yaitu 11 peserta didik.
Dari Uraian hasil di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Sistem Pernapasan Manusia.
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan?
Respon peserta didik
Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini
adalah sangat senang, bisa dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran, peserta didik memberikan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik serta media pembelajaran sangat menarik dan mudah di pahami.
Respon teman sejawat
Rekan guru yang turut mengobservasi kegiatan pembelajaran pun antusias melihat seluruh proses pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah pun mengharapkan kegiatan pembelajaran ini tetap berlanjut dan menjadi contoh bagi rekan-rekan guru yang lain.
Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
Faktor keberhasilan KBM ini terjadi karena adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, seperti kepala sekolah, dewan guru, teman sejawat, pakar dan tentu saja saya (guru) juga peserta didik kelas 8B. Selain itu, berkat bimbingan dan arahan dari dosen juga guru pamong yang selalu mensupport kegiatan yang saya lakukan.
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?
Untuk berkelanjutannya dalam meningkatan hasil belajar peserta didik dalam materi pembelajaran tertentu kedepannya guru akan lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran salah satunya dengan memilih media dan metode yang tepat serta menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Iswatun, I., Mosik, M., & Subali, B. (2017). Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan KPS dan hasil belajar siswa SMP kelas VIII. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(2), 150-160.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi/article/view/14871/9948