Contoh Modul Ajar Judul Modul/Topik
Identitas Modul:
1. Nama Penyusun : SUMIDI
2. Program/Konsentrasi Keahlian: Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
3. Instansi : SMK XYXY
4. Tahun Ajaran : 2022/2023
5. Fase/Kelas/Semester : (E, F)/Kelas (X,XI,XII)/Semester (I, II, III, IV, V, VI) 6. Alokasi Waktu : 6 X 45
7. Jumlah Pertemuan : 2
8. Capaian Pembelajaran (CP) : Pemupukan Tanaman 9. Tujuan Pembelajaran (TP) :
Gambar 1. Mind map Tujuan Pembelajaran 9. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Gambar 2. Mind map Alur Tujuan Pembelajaran
10. Tujuan Pembelajaran (TP) dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
Gambar 3. Mind map Kriteria KetercukupanTujuan Pembelajaran
10.Indikator ketercapaian KKTP
Tabel 1. Indikator ketercapaian KKTP
Kegiatan KKTP Indikator Kondisi
Capaian Pemilihan Pupuk Jenis pupuk dipilih
berdasarkan
kandungan nutrisi dan kebutuhan
pertumbuhan tanaman
Jenis pupuk yang dipilih 1) Organik
2) Anorganik Pupuk majemuk (NPK)
Ya Tdk
Menghitung Kebutuhan Pupuk
Kebutuhan pupuk dihitung berdasarkan dengan prinsip hukum kesuburan tanah dan kebutuhan biomasa tanaman cabe
1) Mengidentifikasi kesuburan tanah 2) Menentukan biomasa
tanaman cabe yang akan dihasilkan persatuan luas 3) Kebutuhan pupuk
dihitung berdasarkan Gap/kesenjangan antara kesuburan tanah dan biomasa tanaman cabe yang akan dihasilkan
Menentukan
komposisi pupuk Kebutuhan komposisi pupuk didihitung menggunakan prinsip hukum Leibig
(Keseimbangan)
Misal kebutuhan pupuk 4000 kg (N 60%, P 25%
dan K 15%)
1) Maka kebutuhan Urea (60/100)X4000
=2400Kg 2)Kebutuhan TSP
(25/100)X4000=1000 Kg
3)Kebutuhan K (15/100) X 4000=
600Kg Menentukan waktu
pemupukan Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman
Waktu pemupukan 1) Masa pertumbuhan
vegetatif 2) Masa Generatif
Melakukan pemupukan tanaman
Pemupukan dilakukan sesuai dengan teknik pemupukan yang digunakan
1) Sistem pemupukan yang digunakan adalah sistem Tugal
12. Rencana Asesmen
No. KKTP Instrumen Asesesmen
Awal Proses Akhir/Sumatif
1 KKTP 1 Tes Tulis/ Tes Lisan/Daftar Pertanyaan
Cheklist Observasi
Tugas
2 KKTP 2 Tes Tulis/ Tes Lisan/Daftar Pertanyaan
Cheklist Observasi
Tugas
3 KKTP 3 Tes Tulis/ Tes Lisan/Daftar Pertanyaan
Cheklist Observasi
Tugas
4 KKTP 4 Tes Tulis/ Tes Lisan/Daftar Pertanyaan
Cheklist Observasi
Tugas
5 KKTP 5 Praktik Lembar
observasi
Tugas
Tabel 2. Rencana Asesmen
*) Sesuaikan dengan KKTP dan instrument tes yang dirumuskan
13. Langkah Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam doa bersama
2) Guru menyapa dan mengecek kehadiran peserta didik
3) Guru bersama peserta didik membahas tentang kesepakatan belajar
4) Guru memberi apersepsi kepada peserta didik hubungan antara pemupukan dan dasar-dasar budidaya tanaman 5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru : Mengapa tanaman yang dibudidayakan perlu dipupuk?
b. Asesmen Awal
2) Lubang pupuk dibuat 15cm dari pangkal tanaman
3) Kedalaman 10 cm 4) Diameter lubang 3 cm 5) Jumlah pupuk yang
diberikan per pohon satu sendok makan 6) Peletakan pupuk ke
lubang pupuk tidak menyentuh
batang/daun cabe 7) Pupuk tidak ada yang
tercecer di luar lubang pupuk
8) Pupuk ditutup tanah sampai rapat/tidak nampak lagi
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab/quis untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik dalam hal jenis pupuk, konsep pemupukan, cara menghitung kebutuhan pupuk dan teknik pemupukan.
Contoh
Mengidentifikasi kemampuan awal dan kebutuhan peserta didik pada elemen "Pemupukan tanaman" pendidik meminta peserta didik mengisi peta konsep yang berhubungan dengan pemupukan tanaman.
Lihat contoh mind mapping yang harus diisi peserta didik tentang kompetensi pemupukan tanaman pada gambar 2 berikut.
Gambar 4. Mind Map Asasmen Awal elemen pemupukan tanaman.
Hasil asesmen awal sebagai bahan untuk pendidik menentukan strategi pengelolaan pembelajaran, dengan melakukan pengelompokan peserta didik sesuai dengan kemampuan awal dan kebutuhan peserta didik.
Contoh hasil pemetaan kemampuan awal peserta didik:
Tabel 3. Contoh kemampuan awal peserta didik
Nama Peserta
Didik
Jenis Materi
Jenis Pupuk
Konsep Pemupuk
an
Prinsip Pemupukan
Menghitung kebutuhan
Pupuk
Menghitung komposisi kebutuhan Pupuuk
Menentukan waktu pemupukan
Melaksana-kan Pemupukan
Agus Budi Cintya Desi
c. Kegiatan Inti
Kegiatan Diskripsi Kegiatan Waktu
Memilih Pupuk A. Pembelajaran Pemilihan Pupuk Mengenal Fakta
Gambar Tanaman Cabe : 1
Gambar Tanaman Cabe: 2
Amati secara seksama gambar tanaman cabe diatas
1. Apa perbedaan tanaman cabe pada gambar 1, dan tanaman cabe pada gambar 2 ? 2. Kesan apa yang Anda peroleh dari pengamatan diatas?
3. Apakah ada yang akan Anda tanyakan………..
Marioah kita belajar tentang Pemupukan tanaman
1. Guru memfasilitasi pesertadidik menemukan pemahaman tentang;
a. Jenis pupuk berdasarkan ciri fisik
Guru menyediakan berbagai jenis pupuk dalam tempat yang
6 JP
berbeda, masing-masing tempat diberi nomor/kode.
Peserta didik melakukan observasi/ pengamatan terhadap komponen berikut:
Menggunakan lembar obserfasi.
Jumlah lembar opservasi disesuaikan dengan jumlah sample pupuk.
Nomor/Kode Identitas Yang harus diamatiHasil Pengamatan Warna
Bentuk
Kecepatan larut dalam air
Lembar Diskriptor
Identitas Pupuk yang diamatiKunci DIskriptor
Warna Nama jenis Pupuk
Bentuk
Kecepatan larut dalam air
Peserta didik membuat kesimpulan berdasarkan hasil observasi sample dan kunci diskriptor
Nomor/Kode Nama/Jenis pupuk
………. ………
Berdasarkan fakta, data hasil observasi terhadap sampel jenis dan kunci diskriptor, pesertadidik diminta menyusun definisi tentang masing-masing jenis pupuk.
Pupuk Urea adalah…….
Pupuk TSP adalah……..
Pupuk NPK adalah……..
Pupuk Organik adalah…….
Dst.
b. Mengidentifikasi Jenis pupuk berdasarkan kandungan unsur hara Mengidentifikasi Kandungan unsur hara pupuk
Menggunakan metode analisis kimiawi di laboratorium.
●Guru menyiapkan lembar kerja analisis kimiawi unsur hara pupuk
●Guru menyiapkan Laboratorium kimia lengkap dengan peralatan, bahan dan sampelnya
●Peserta didik melakukan analisis dari setiap sampel
●Guru menyediakan lembar kunci diskriptor Kunci Deskripsi:
No Sampel PupukKandungan unsur hara utamaNama Jenis pupuk
b. Menenal Jenis pupuk berdasarkan kandungan unsur hara menurut rumus kimia.
Guru menyediakan rumus kimia dari masing-masing jenis pupuk Guru menjelaskan arti dari masing-masing rumus kimia pupuk Peserta didik menyimpulkan jenis pupuk dan kandungan unsur haranya berdasarkan penjelasan guru.
c. Mengenal jenis, unsurhara, sifat karakteristik dan funsi pupuk.
Guru menyediakan sumber belajar terkait dengan (jenis, unsurhara, sifat karakteristik dan funsi pupuk)
●Pesertadidik mempelajari tentang pupuk dari sumber belajar.
●Peserta didik membuat asosiasi dari informasi yang telah diperoleh
●Peserta didik secara berkelompok berdiskusi dari hasil belajarnya
●Peserta didik mempreseantasikan hasil diskusinya berupa definisi/konsep tentang pupuk berdasarkan jenis dan fungsinya kepada kelompok lain
d. Guru membuat klarifikasi terhadap hasil belajar peserta didik e. Guru dan peserta didik membuat refleksi terhadap proses dan hasil
belajar
f. Guru dan peserta membuat rencana tindak lanjut untuk proses pembelajaran berikutnya.
2. Guru memfasilitasi pesertadidik menggunakan konsep tentang pupuk untuk kegiatan:
a. Mengidentifikasi Jenis pupuk
Guru menyediakan berbagai sampel jenis pupuk Guru menyediakan lembar tugas identifikasi pupuk
Pesertadidik melakukan identifikasi pupuk berdasarkan lembar kerja
b. Membedakan Jenis Pupuk
Pesertadidik membedakan jenis jenis pupuk.
c. Memilih jenis pupuk
Berdasarkan hasil identifikasi pupuk, pesertadidik memilih jenis pupuk sesuai dengan kandungan unsur haranya.
d. Memilih jenis pupuk berdasarkan fungsinya
Guru menyediakan kasus dalam pemupukan, berdasarkan kasus Guru menugaskan peserta didik untuk memilih jenis pupuk yang sesuai berdasarkan kasus.
Guru melalukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi
Lembar observasi 1. Kesesuaian Pemilihan Jenis Pupuk Dalam Pemupukan.
No Jenis Pemupukan Jenis pupuk yang dipilih
Kesesuaian
Ya Tdk
B. Pembelajaran Menghitung Kebutuhan Pupuk 1. Mempelajari konsep pemupukan tanaman
Kesuburan tanah didefinisikan sebagai kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara yang cukup dan berimbang untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Brady dan Weil, 2008).
2. Mempelajari prinsip pemupukan Hukum Leibig (dalam menghitung C. Menentukan Waktu Pemupukan
Waktu pemupukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman
Asesmen Formatif
Guru melakukan asesmen formatif
Kegiatan Indikator Hasil Kegiatan
Ya Tdk
Pemilihan Pupuk Pupuk dibedakan berdasarkan;
● Bentuk
● Warna
● Kandungan Unsur hara
● Kecepatan larut dalam air
Pupuk dipilih berdasarkankesesuaian fungsinya;
● Sebagai sumber N
● Sebagai sumber P Menghitung
kebutuhan pupuk
● Kebutuhan pupuk dihitung berdasarkan gap/selisih antara kesuburan lahan dan biomasa yang akan dihasilkan.
● Kebutuhan unsur hara pupuk dihitung berdasarkan gap/selisih antara kesuburan lahan dan biomasa yang akan dihasilkan, menggunakan hukum Leibig (keseimbangan terkecil).
Menentukan waktu pemupukan
Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman.
Melaksanakan pemupukan
Pemupukan dilakukan sesuai dengan teknik pemupukan yang digunakan.
Lembar observasi kegiatan pemupukan
No Kegiatan Indikator Kondisi
1 Membuat ● Jarak lubang Ya Tdk
Lubang Pemupukan
pemupukan dengan pangkal tanaman 10 cm
● Kedalaman lubang 10 cm
● Diameter lubang 4 cm 2 Meletakan
pupuk kedalam lubang pemupukan
● Jumlah
pupuk yang
diberikan sesuai
dengan hasil
perhitungan/dosis
● Pupuk
dimasukan lubang tdk ada yang tercecer
● Tanaman tdk
tersentuh oleh alat pengambil pupuk, shg ada pupuk yang menempel di bagian tanaman
● Pupuk
ditutup dengan tanah sampai rapat
d. Refleksi
1) Refleksi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh Pendidik disusun berdasarkan;
a) Hasil kemajuan belajar peserta didik b) Keaktifan peserta didik
c) Kesesuaian waktu pembelajaran yang tersedia d) Tindak lanjut pembelajaran yang akan dilakukan
2) Refleksi terhadap pelaksanaan belajar yang telah diikuti Pesertadidik disusun berdasarkan;
a) Kesesuaian materi pembelajaran b) Kesesuaian metodologi pembelajaran
c) Kesesuaian waktu yang tersedia dalam pembelajaran d) Rencana implementasi hasil pembelajaran
e) Tindak lanjut proses belajar yang akan dikembangkan e. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan 2) Guru menyampaikan ke peserta didik untuk membuat laporan kegiatan praktik pada buku kerja 3) Guru bersama peserta didik menutup kegiatan dengan berdo’a
14. Asesmen Sumatif
Pilihlah salah satu jawaban pada pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar!
1. Perhatikan daftar nama pupuk di bawah ini (1) Kompos
(2) Urea (3) Bokashi
(4) ZA (5) KCl
Yang termasuk ke dalam jenis pupuk organik adalah....
A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 5
2. Pupuk NPK digunakan untuk memacu pembentukan bunga dan buah yang terdiri dari beberapa unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk ini disebut dengan ....
A. Pupuk tunggal B. Pupuk majemuk C. Pupuk alami D. Pupuk
E. Pupuk ganda
3. Manfaat utama pemberian pupuk organik dalam pemupukan dasar adalah A. Memperbaiki struktur tanah
B. Memperbaiki textur tanah C. Menambah unsur hara makro D. Memperbaiki pH tanah
E. Menambah unsur hara mikro
4. Bahan yang digunakan untuk mendapatkan pupuk kompos berkualitas baik adalah sebagai berikut, kecuali ...
A. Sekam padi B. Daun segar C. Batang padi D. Serbuk gergaji E. Jerami padi
5. Salah satu standar dalam melakukan pemupukan adalah disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan kondisi lapangan. Artinya dalam pemupukan harus tepat ....
A. Dosis
B. Konsentrasi C. Cara aplikasi D. Waktu
E. Merk
6. Suatu lahan memerlukan hara N 50 Kg, P2O5 20 Kg, K2O 30 maka kebutuhan ZA, TSP dan KCl pada lahan tersebut adalah ....
A. ZA = 238 kg/ha, TSP 43,5 kg/ha dan KCl 50 kg/ha B. ZA = 210 kg/ha, TSP 35 kg/ha dan KCl 40 kg/ha C. ZA = 185 kg/ha, TSP 30 kg/ha dan KCl 35 kg/ha D. ZA = 175 kg/ha, TSP 25 kg/ha dan KCl 35 kg/ha E. ZA = 165 kg/ha, TSP 20 kg/ha dan KCl 30 kg/ha
7. Suatu lahan dengan luas 500 m2 memerlukan pupuk dengan dosis per ha N 120 Kg, P2O5 sebanyak 45 Kg, dan K2O sebanyak 30Kg. Maka kebutuhan urea di lahan tersebut adalah sebanyak ....
A. 4,2 Kg B. 4,9 Kg C. 13,3 Kg D. 17,5 Kg E. 20,7 Kg
8. Berapakah dosis pupuk minimal yang diberikan kepada tanaman semangka supaya jumlah daun batang utama lebih dari 60 helai?
A. 0 gram B. 30 gram
C. 60 gram D. 90 gram E. 120 gram
9. Pemupukan yang dilakukan pada waktu pembajakan atau penggaruan terakhir yaitu ...
A. Broadcasting B. Ring placement C. Spot placement D. Sprayering E. Moveplanting
10. Pemupukan dengan sistem larikan dilakukan pada tanaman buah yang
menggunakan MPHP guna menimimalisir kebutuhan pupuk disebut dengan ...
A. Broadcasting B. Ring placement C. Spot placement D. Sprayering E. Moveplanting
15. Lembar Kerja
Semua siswa melakukan eksperimen, kerjanya bisa berkelompok
a. Lakukan observasi/ identifikasi jenis pupuk yang digunakan petani dalam kegiatan budidaya tanaman b. Lakukan pengamatan/identifikasi ciri-ciri pupuk kandang dari beberapa hewan ternak dan kompos c. Siapkan pupuk urea, SP 36, dan KCl, timbang masing-masing 10 gram, untuk setiap kelompok d. Siapkan wadah yang telah diisi air
e. Larutan ke tiga pupuk dalam wadah yang berbeda f. Amati kelarutannya, yaitu lama/waktu, perubahan warna g. Susun laporan pengamatan
No. Nama Pupuk Bentuk Pupuk Warna Pupuk Keterangan
Tabel 4. Pengamatan Pupuk
Melakukan Pemukukan
Tujuan
Siswa mampu memupuk tanaman, apabila disediakan tanaman, pupuk, alat pemupukan Alat dan bahan
1. Pupuk urea, TSP dan Kcl 2. Tanaman buah-buahan 3. Cangkul
4. Timbangan/ukuran
Keselamatan kerja
1. Gunakan pakaian kerja
2. Hati-hati dalam menggunakan cangkul
3. Hati-hati dalam menimbang dan menyebarkan pupuk
Langkah kerja
1. Hitung kebutuhan pupuk berdasarkan jumlah tanaman yang akan dipupuk dan dosis anjuran 2. Timbang pupuk hasil perhitungan
3. Campurkan pupuk
4. Buat larikan pupuk di sekitar dua sisi tanaman yaitu berjarak 15 cm dari pangkal tanaman 5. Sebarkan pupuk pada pada larikan secara merata
6. Tututp larikan pupuk dengan tanah kurang lebih ketebalannya 3-5 cm, sampai pupuk tidak terlihat kembali 7. Catat, berapa tanaman yang bisa anda pupuk,dan jumlah pupuk yang digunakan.
G. LEMBAR INFORMASI 1. Jenis Pupuk dan fungsinya
a. Jenis Pupuk
Nama Pupuk Gambar Deskripsi Kandungan Unsur Hara
Pupuk Majemuk NP Pupuk Majemuk NP 36% 18-18-0 Abu-abu Muda
Pupuk Urea Unsur nitrogen yang terkandung dalam pupuk urea sangat bermanfaat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Manfaat lainnya adalah pupuk urea yang membuat daun tanaman lebih hijau dan segar. Pupuk umumnya berfungsi sebagai sumber hara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dan memperbaiki struktur tanah
Pupuk NPK
Manfaat pupuk NPK secara umum adalah membantu pertumbuhan tanaman agar berkembang secara maksimal. Setiap unsur hara didalam pupuk NPK memiliki peran yang berbeda dalam membantu pertumbuhan
tanaman. Ketiganya merupakan unsur hara makro primer karena paling banyak dibutuhkan oleh tanaman.
Pupuk Gandasil D
Pupuk Gandasil D adalah salah satu jenis pupuk yang mengandung hara utama nitrogen dan pupuk ini memiliki kandungan hara sekitar 18-20%. Pupuk ini biasanya memiliki warna biru muda dan memiliki bentuk seperti sebuah tepung yang halus.
Pupuk ini memiliki tingkat kelarutan yang sangat tinggi dan pupuk ini memiliki kegunaan untuk fase vegetatif yaitu fase dimana tanaman mngalami pertumbuhan serta pemulihan setelah berbuah.
Pupuk TSP Pembentukan sel-sel baru tanaman.
Disamping fungsi utama tadi unsur P juga mempunyai pengaruh khas lainnya terhadap pertumbuhan tanaman. Fosfor mengaktifkan pertumbuhan tanaman, pertumbuhan bunga, mempercepat pematangan buah dan tanaman. Fosfor merangsang pertumbuhan akar, terutama akar lateral dan akar rambut.
Pupuk Organik Padat
Pupuk Organik Granular
b. Unsur Hara Esensial dan Perannya Bagi Petumbuhan Tanaman
Ada tiga kriteria esensial suatu unsure yakni: (1) tidak adanya unsure tersebut mengakibatkan pertumbuhan tidak normal, tanaman gagal menyelesaikan daur hidupnya, ataua kematian premature; (2) fungsi unsure hara tersebut spesifik dan tidak dapat digantikan oleh unsure yang lain; (3) unsure tersebut langsung mempengaruhi pertumbuhan atau metabolisme
Sampai saat ini dikenal sebanyak 16 unsur hara esensial bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi semua tanaman. Unsur hara esensial dibedakan menjadi dua jenis, yakni hara bukan mineral dan hara mineral. Hara bukan mineral meliputi karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O). Ketiga unsure tersebut disebut hara bukan mineral karena tidak berasal dari mineral yang ada di dalam tanah. Meskipun menyususn 95% biomassa tanaman, dan pasokan unsure tersebut selalu dapat terpenuhi
Penggunaan pupuk harus sesuai kebutuhan, kelebihan pupuk akan berakibat tidak baik terhadap tanaman maupun lingkungan (tanah, air dan udara), begitu juga apabila kurang dari kebutuhan/dosis berakibat pertumbuhan yang tidak optimal. Oleh karena itu dalam menggunakan pupuk harus betul-betul dihitung sesuai kebutuhan. Pada beberapa tanaman yang banyak diusahakan petani, ukuran/dosis kebutuhan pupuk sudah banyak ditetapkan berdasarkan hasil-hasil penelitian. Kita boleh menggunakan ukuran yang telah ditetapkan tetapi harus disesuaikan dengan kondisi lahan kita. Kenapa seperti itu? Karena kondisi kesuburan pada masing- masing tempat berbeda-beda. Penentuan jumlah pupuk yang di berikan adalah antara lain :
1) Jenis tanaman: masing-masing tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda dalam jenis dan jumlah, untuk dapat tumbuh subur dan menghasilkan.
2) Kesuburan tanah: masing-masing tanah mempunyai nilai kesuburan yang berbeda. Tanah dengan kesuburan rendah akan memerlukan pupuk lebih banyak di bandingkan dengan tanah yang memepunyai nilai kesuburan tinggi.
3) Jenis pupuk: kandungan unsur hara masing-masing jenis pupuk berbeda. Dengan demikian dalam menentukan jumlah pupuk yang diperlukan dalam memenuhi ke butuhan bahan makan untuk setiap jenis tanama, perlu di perhatikan persentase kandungan unsur hara dari setiap pupuk buatan yang akan digunakan.
2. Menghitung Kebutuhan Pupuk Berdasarkan Biomasa.
Pemupukan merupakan suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah yang tujuannya agar dapat diserap olah tanaman (unsur hara adalah makanannya tanaman). Untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Pemupukan adalah pemberian unsur hara atau pupuk ke lahan budidaya berdasarkan gap/kesenjangan antara kesuburan tanah dan bio masa tanaman yang diharapkan akan di panen.
a. Biomasa Tanaman Jumlah unsur hara yang diserap tanaman dipengaruhi antara lain oleh jenis tanaman, banyaknya hari, ketersediaan unsur hara dan keadaan iklim. Besarnya unsur hara N, P dan K yang diserap oleh berbagai jenis tanaman dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 5. Biomasa Tanaman
Jenis Tanaman Hasil (Kg per Ha) Unsur Hara Yang diisap (Kg/Ha)
P2O5 K2O
Tomat 40.000 kg buah segar 144 288
Kentang 50.000 kg umbi segar 150 264
Bawang 30.000 kg ubi 180 160
Kol 70.000 kg 230 320
Sumber: Tharir dan Suryalina Effendi (1974)
Tanah yang ditanami dengan jenis tanaman yang sama terus menerus akan kehilangan unsur hara tertentu dengan cepat. Menanami tanah dengan jenis tanaman yang berlainan adalah salah satu usaha untuk mencegah hal-hal tersebut di atas. Hubungan antara ketersediaan unsur hara tanah dan unsur hara yang didapat dalam tanaman dipengaruhi oleh varietas tanaman, jumlah unsur hara yang dipergunakan dan cara pemupukan.
Varietas anggrek akan lebih tersedia pemupukannya apabila disemprotkan pada daun. Dasar pemikiran bahwa tanaman mempunyai dua sumber unsur hara ialah dari tanah dan pupuk, maka dapatlah dibuat rumusan hubungan sebagai berikut:
B (1 – Y) A = ? ? ? ? Y dimana:
A ialah unsur hara (N, P, K) dalam tanah B ialah jumlah unsur hara berasal dari pupuk
Y ialah bagian unsur hara berasal dari pupuk yang berada dalam tanaman dan diberi rumus:
ketentuan rumus b
Y = ? ? ? a + b dimana:
a ialah jumlah unsur hara yang didapat dalam tanaman yang berasal dari tanah b ialah jumlah unsur hara dalam tanaman yang berasal dari pupuk.
Dengan rumus di atas, dapatlah diketahui bahwa banyaknya unsur hara yang diserap tanaman akan sebanding dengan unsur hara pada tanah dan pupuk yang diberikan (Aisyah Djaja Sudharma Suyono). Jumlah unsur hara tanaman yang diangkut dalam panen jagung, tergantung pada varietas dan tanah yang dipakai. Untuk hasil 3.400 kg jagung genjah per hektar diangkut 35,7 kg N, 18,7 kg K2O dan 18,7 kg P2O5 per hektar (Wirjodihardjo dan Tan Kim Hong, 1961). Unsur hara P di dalam tanah tanaman akan dipengaruhi oleh unsur-unsur lainnya, seperti N dan K, sehingga nisbah P terhadap NPK dalam daun harus baik. Biasanya untuk kacang tanah pada nisbah NPK di sekitar 0,03 sampai 0,5 akan didapat pertumbuhan yang baik. Untuk panen 1.435 kg biji jagung per hektar akan terangkut unsur-unsur hara 25,5 kg N, 5,6 kg P2O5 dan 9,1 kg K2O per hektar. Jumlah hara yang diangkut dalam produksi 42,100 kg ubi basah ketela pohon per hektar adalah 34,8 kg N, 48,5 kg P2O5 dan 236,0 kg K2O per hektar. Dalam produksi 2.400 kg padi per hektar akan terambil 25 kg N, 12 kg P2O5 dan 12 kg K2O per hektar. Keseburan tanah akan berkurang bila tidak diberi pupuk, sebab bahan-bahan mineral selalu diambil dari tanah sedangkan bahan-bahan itu tidak ditambah lagi. Diketahui pula bahwa melihat keadaan susunan dari tanah dan tanaman pada umumnya, pertama-tama akan lekas kelihatan kekurangan salah satu
atau lebih dari bagian-bagian N, P dan K. Untuk dapat sekedar menggambarkan berapa banyaknya bahan- bahan itu diambil oleh tanam-tanaman dari dalam tanah, dapat dinyatakan dengan angka-angka di dalam daftar.
Meskipun angka-angka dalam daftar itu tidak merupakan banyaknya yang sebenarnya, namun dapatlah beberapa diambil kesimpulan yaitu: bahwa jenis tanaman yang satu akan lebih cepat menguruskan tanah dari pada jenis tanaman lainnya dan menghendaki kandungan unsur-unsur hara dari tanah yang lebih tinggi daripada yang lain. Dalam garis besarnya, dapatlah diketahui dari daftar tersebut, apa yang diperlukan oleh tanaman untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Perlu diingat disini, bahwa daftar itu tidak menentukan berapa banyaknya unsurunsur hara yang harus diberikan pada waktu melakukan pemupukan agar mendapat penghasilan yang memuaskan, karena: 1. Banyaknya unsur hara yang diberikan ke dalam tanah tidaklah langsung tersedia dan diisap oleh tanaman. 2. Sebagian dari unsur-unsur hara, yang meresap jauh ke dalam tanah sehingga akar-akar tanaman tidak dapat mengambilnya. 3. Kebutuhan tanaman adalah lebih besar dibandingkan dengan banyaknya yang diambil oleh penghasilnya, keadaan ini terutama pada tanaman-tanaman tahunan. Sebagai kesimpulan dalam hal tersebut di atas, teranglah bahwa banyaknya bahan mineral yang diambil oleh hasilnya tanaman tidak merupakan suatu ukuran untuk menentukan kebutuhan tanah terhadap pupuk.
b. Rekomendasi pemupukan/anjuran pemupukan Ada dua jenis rekomendasi/anjuran pemupukan, diantaranya:
Memupuk Tanaman 22 a). Rekomendasi pemupukan daerah setempat Biasanya direkomendasikan oleh masing-masing daerah, baik tingkat propinsi maupun kabupaten. Rekomendasi ini biasanya atas dasar hasil analisa tanah maupun keadaan iklim setempat. Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai jenis tanah/struktur tanah yang berbeda, juga iklim mikronya, sehingga mempunyai anjuran pemupukan yang berbeda-beda. Untuk menentukan pemupukan dari anjuran rekomendasi tersebut, Anda harus mencari ke Dinas-dinas Pertanian atau Balai-balai Penelitian di sekitar wilayah Anda tinggal. b). Rekomendasi/Anjuran Perusahaan Ada beberapa perusahaan di bidang pertanian yang sudah melakukan penelitian-penelitian tentang pemupukan dan lain-lain.
Rekomendasi ini biasanya dianjurkan pada setiap komoditasnya dan tidak tergantung tempat seperti contoh di bawah ini.
Tabel 6. Pemupukan pada jenis tanaman sayur-sayuran dari PT. Benih Prima, untuk luas 1 Ha
No Jenis KomoditasPemberian Pupuk KandangPemupukan I Pemupukan II PemupukanPemupukan III Jumlah Dosis 1 Cabe 5 HPT 0,5 kg per lubang tanam7 HST Urea 100 kg TSP 200 kg
KCl 150 kg
37 HST Urea 100 kgUrea 100 kg Urea 300 kg TSP 200 kg KCl 150 kg
Tomat 5 HPT 0,5 kg per lubang tanam7 HST Urea 100 kg TSP 150 kg KCl 100 kg
37 HST Urea 100 kg Urea 200 kg TSP 100 kg KCl 100 kg
Terong 5 HPT 0,5 kg per lubang tanam7 HST Urea 100 kg TSP 200 kg KCl 150 k
37 HST Urea 100 kg67 kg Urea 100 kg Urea 300 kg TSP 200 kg KCl 150 kg
HPT = Hari Pra Tanam HST = Hari Setelah Tanam
c. Kandungan unsur hara pupuk dalam tanah Susunan tanah yang optimal bagi pertanian (menurut Buckman dan Brandy), yaitu:
1) Susunan udaranya 25%
2) Air sekitar 25%
3) Mineral 45%, dan 4) Bahan organik sekitar 5%
Dengan berdasarkan pada susunan tersebut, maka kesuburan dinilai atas dasar (a) tinggi rendahnya kadar mineral; (b) mudah atau sukarnya mineral dapat diserap (diisap) oleh tanaman. Unsur hara yang merupakan zat makanan untuk tanaman dibagi dalam 2 golongan, yaitu: 1. Unsur hara Makro, yang terdiri dari: zat Arang, Oksigen, Hidrogen, Nitrogen, Fosfat, Kalium, Kapur, Magnesium dan Belerang. 2. Unsur hara Mikro, yang terdiri dari: zat Barium, Khlor, Kuningan, Besi, Mangan, Molybdenum dan Seng; yang kadangkadang masih diperlukan juga: Silisium (Si), Natrium (Na) dan Cobalt (Co). Unsur hara Makro dapat digolongkan pula menjadi: 1. Unsur pembangun/pembentuk: C, H, O, N, P, S 2. Unsur pengatur: P, S, K, Ca, Mg dan unsur hara renik Kapasitas
tanah untuk menyediakan unsur-unsur hara tersebut merupakan masalah edapologi, yang dalam hal ini apabila tanah tidak mampu menyediakannya, haruslah diterapkan pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik. Karena ketidaklengkapan dari zat makro dan mikro dapat mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan tanaman, pengembangbiakan dan produktivitasnya. Tanaman memerlukan C, H, O, N, P, K dan S dalam jumlah banyak, yang terutama untuk membangun jaringan, sedangkan Fe, Mg, Mn, Zu, Cu, Bo dan biasanya juga Mo yang walaupun diperlukan dalam jumlah yang sedikit adalah penting untuk pembentukan enzim, kadang-kadang Na, Ca, Cl, Si dan Al diperlukan juga
Untuk memupuk tanah yang akan dipergunakan untuk budidaya tanaman, maka kita harus mengetahui kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah, baik jenisnya maupun jumlahnya. Untuk mengetahui hal tersebut, kita harus melakukan analisis tanah di laboratorium ilmu tanah.
Contoh perhitungan:
Bila diketahui hasil analisis tanah di daerah sekitar tanaman jagung = P2O5 = 4 gram (A) dan hasil analisis biomasa tanaman di dapat unsur hara P2O5 sebanyak 0,5 gram (Y). Berapa unsur hara P2O5 yang harus diberikan/dipupukkan ke dalam tanah (B) tersebut agar tanah tersebut tetap dalam keadaan keseimbangan kesuburannya?
Jawab: Diketahui A = 4 gram dan Y = 0,5 gram B (1 – Y) A A
Rumus = A = ? ? ? ? = B (1 – Y) = ???
Y 4
B (1-0,5) = ? ? = 0,5 B = 2 B = 1 gram
Jadi pupuk yang harus diberikan/dipupukkan minimal 1gram P2O5 ke dalam tanah
3. Prinsip Pemupukan a. Hukum Leibig
Liebig di dalam buku tersebut, memberikan pandangan yang berlaku umum saat itu tentang teori humus. Ia menyatakan bahwa mineral diperlukan dari tanah dan berbagai gas dari udara (CO2) atau air (H dan O2).Termasuk dalam bahasan Liebig adalah nitrogen, yang menurut Liebig diambil dari udara. Untuk yang terakhir, pemikiran Liebig tidak berlaku pada sebagian besar tumbuhan, kecuali pada tumbuhan penambat nitrogen dari famili Fabaceae. Berdasarkan pemikian tersebut, Liebig berhasil mengungkapkan bahwa nutrien di tanah yang telah diambil oleh tumbuhan dapat digantikan dengan pemberian pupuk (Barak, 2000)
Liebig memberikan uraian bahwa pertumbuhan suatu tumbuhan, yang dicontohkan pada gandum (Triticum), tidak akan tumbuh optimal pada tanah pasir atau tanah berkarbonat tinggi. Liebig lebih lanjut mengatakan bahwa ketiadaan kekurangan unsur tertentu (alkali) menjadi penyebab tumbuhan tersebut tidak tumbuh optimal. Hal ini terjadi meskipun substansi lain yang diperlukan pada habitat tumbuh tersebut ditemukan dalam jumlah banyak. Ia juga menggambarkan bagaimana tumbuhan musiman yang berganti daun tiap tahunnya tidak dapat tumbuh pada habitat tanah pasir dan batuan kapur di Pegunungan Carphatian, Semenanjung Balkan, Eropa bagian timur.
Diketahui bahwa tumbuhan musiman memerlukan banyak ion alkali, yang notabene sedikit di tanah pasir dan kapur, tidak banyak tumbuh di tempat tersebut. Hal yang berbeda dengan kelompok tumbuhan selalu hijau dari genus Abies (Pinaceae) (von Liebig dan Playfair, 1840). Seiring dengan waktu, pernyataan tersebut banyak dikutip dan sering disederhanakan menjadi suatu hukum yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi dan ditentukan oleh unsur yang jumlahnya paling rendah (Odum, 1975; Setiadi dan Tjondronegoro, 1989) dan hasil pertumbuhan, dalam hal ini diaplikasikan pada pertanian, dapat ditingkatkan dengan memperbaiki faktor yang pembatas minimum tersebut (Wallace, 1993). Konsep inilah yang kita kenal dengan hukum minimum Liebig.
Pemahaman mengenai hukum ini dapat dipermudah dengan melihat contoh pada bidang pertanian, misalnya pemupukan. Contoh yang mudah adalah kadar nitrogen (N) dalam tanah. Dalam kadar minimum, tumbuhan tidak akan dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, penambahan nitrogen ke substrat tumbuh dapat memberikan kondisi pertumbuhan yang lebih optimal (Setiadi dan Tjondronegoro, 1989)
4. Metode Pemupukan Uraian Materi
a. Mengukur pH tanah
1) Keasaman tanah berakibat langsung terhadap tanaman karena meningkatkan kadar ion-ion hidrogen bebas. Setiap jenis tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik pada pH optimal yang dikehendakinya, misalnya, jagung pada pH 5,5-7,5, padi pada pH 5,0-6,5, kedelai pada pH 6,0-7,0 dan sebagainya. Apabila pH jenis tanaman itu tidak sesuai dengan persyaratan fisiologisnya, pertumbuhan tanaman akan terhambat atau bahkan mati.
2) Keasaman tanah berakibat pula terhadap kualitas dan kuantitas unsur hara yang tersedia. Ketersediaan unsure hara dinyatakan paling baik pada pH sekitar 6,5. Pada pH di bawah 6,0 ketersediaan unsur P, Ca, Mg, Mo akan kurang. Sedangkan pada pH di bawah 4,0 ketersediaan unsur hara makro dan Mo dinyatakan buruk sekali. Ketersediaan Al, Fe, Mn, Bo akan demikian meningkat pada pH rendah yang berakibat tanaman akan mengalami keracunan.
3) Keasaman tanah dapat mengakibatkan terjadinya hidrolisa mineral-mineral liat (pada pH dibawah 4,0) yang menimbulkan 2 peristiwa penting, yaitu:
a) Terbebasnya ion Al dalam jumlah yang banyak sehingga menimbulkan keracunan.
b) Penghancuran kompleks absobsi (penyerapan) anorganik yang selanjutnya menjadikan daya simpan hara yang tersedia dan daya sangga suasana kimiawi dan daya simpan lengas menurun sekali. Hasil penelitian mengenai pH untuk berbagai macam tanaman yang cocok pertumbuhannya pada jenis tanah tertentu sebagai berikut:
Tabel 7. pH Berbagai Jenis Tanaman
Jenis Tanaman pH
Tomat 5,5 – 7.0
Selada 5,5 – 7.0
Kol 6.0 – 7.0
Bawang 6.0 – 7.0
Pada tabel terlihat bahwa semua tanaman menginginkan pH netral, Tanah yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh secara layak berkisar antara pH 4-8. Pendapat yang menyatakan bahwa pH tanah yang ideal untuk pertumbuhan tanaman adalah 6-7 merupakan saran yang kurang tepat bagi kebanyakan tanaman tropika. Produksi maksimum tanaman dapat dicapai hanya jika faktor-faktor dan proses-proses tumbuh seimbang dan lancar, bukan karena pH tanah yang optimum. Hubungan antara pH dengan produksi memang bisa berkorelasi erat.
Alat-alat untuk mengukur pH bisa menggunakan kertas lakmus atau pH meter Untuk mengoperasikan alat tersebut sangat sederhana sekali, yaitu:
(1) pH meter: ambil contoh tanah dari lahan dengan kedalaman 20-30 cm untuk tanaman semusim dan untuk tanaman tahunan dengan kedalalaman 30 – 50 cm. Larutkan tanah tersebut ke dalam air dan dikocok sampai larut, celupkan pH meter ke dalam larutan tersebut, lalu lihat jarum yang ada pH meter.
(2) Kertas Lakmus Contoh tanah yang sudah dilarutkan ke dalam air di masukkan ke tabung reaksi, kemudian masukkan kertas lakmus sehingga terjadi perubahan warna. Bandingka warna yang
tejadi dengan tabel warna standar yang ada pada kemasan kertas lakmus. Angka pada warna yang sesuai adalah menunjukkan pH tanah yang diuji.
b. Mengkondisikan pH tanah Jika tanah terlalu masam bagi suatu tanaman, pengapuran merupakan langkah pemecahan yang paling menakjubkan. Tanaman pada tanah masam tidak akan memberikan respon positif terhadap pengapuran. Faktor pembatas utamanya adalah:
1) kekurangan oksigen, air atau unsur hara 2) serangan hama, patogen atau gulma 3) bibit tanaman jelek
4) toleransi tanaman terhadap keracunan Al tinggi Reaksi pengapuran secara sederhana dapat digambarkan dalam persamaan berikut ini:
Ca Co3 + H2O = Ca+2 + HCO3 + OH- Akar menetralisir asam H+ Ion OH- yang dihasilkan segera menetralkan H + dan Al+3 , sehingga pH tanah dapat meningkat dan alumunium mengendap sebagai alumunium hidrosida. Kompleks serapan yang bebas dari alumunium dapat diisi oleh kation-kation Ca dari kapur atau kationkation lain yang berasal dari pupuk atau pun mineral. Kualitas kapur ditentukan oleh kehalusan dan kemurnian, biasanya dinyatakan dengan indeks netralisasi (neutralization index). Kapur yang digunakan pada pengapuran kebanyakan adalah batu kapur. Batu kapur terdiri dari batu kapur klasik (Ca CO3) dan dolonitik (Ca CO3 + Mg CO3). Makin halus gilingannya, makin cepat kapur bereaksi dengan tanah. Namun, kapur yang sangat halus mahal sekali harganya dan terlalu mudah ditiup angin pada saat ditaburkan. Lagi pula, kapur yang terlalu halus dapat mudah tercuci dan tidak bisa efektif untuk jangka waktu beberapa tahun sebagaimana dengan kapur yang lebih besar. Jadi, kapur yang efisien adalah kapur yang mempunyai distribusi ukuan partikel yang heterogen. Mereka bisa memenuhi persyaratan untuk jangka pendek maupun panjang. Kapur dapat diberikan pada musim apapun dimana tanah mungkin untuk diaduk pada saat pengolahan tanah. Kapur dapat pula diletakkan secara lokal di daerah perakaran dengan dosis yang diperlukan cukup tinggi. Anjuran pengapuran untuk tanah dengan pH 4 bisa diberikan kapur 50 kg per luasan 250 m 2 sehingga tanah bisa mencapai pH netral.
Contoh masalah
a) Hasil analisis laboratorium menunjukkan suatu kebutuhan kapur sebesar 3.000 kg Ca CO3/ha untuk suatu tanah. Jika di kapur yang tersedia mempunyai indek netralisir 70%, berapa kg dari kapur itu harus diberikan? Kapur pertanian yang diperlukan = 100/70 x 3.000 kg = 4.286 kg/ha.
b) Suatu tanah seluas 3 ha akan ditanami kedelai. Kejenuhan Al tanah tersebut kurang lebih 45% dan dari hasil suatu percobaan sederhana, pada kondisi yang hampir sama diperoleh informasi bahwa penurunan kejenuhan Al sebesar 20% dapat meningkatkan produksi dari 2,8 ton menjadi 4,3 ton kedelai/ha. Informasi pasar menunjukkan, harga kapur yang telah dikonversikan indeks netralisasinya sebesar 100% adalah Rp. 93.000,00/kg dan kedelai Rp. 500,00/kg, biaya pengapuran (tambahan) Rp.
30.000,00 per ha dan KTK efektif pada saat tersebut sekitar 18 me/100 gr tanah. Masa jenis tanah rata- rata 1,4 gr/cm dan kedalaman yang perlu dikapur adalah 30 cm. Keputusan harus ditentukan: Apakah pengapuran perlu dilakukan? Memupuk Tanaman 57 Jawab: Jumlah Al-dd yang harus dinetralisirkan tiap 100 gr tanah = 20% x 18me = 3,6 me. Masa tanah sebesar 3 ha x 30 cm = 1,4 gr/cm3 x 9.109 cm3 = 12,6 1- 9 gr. Jumlah Al-dd yang harus dinetralisirkan seluas 3 ha itu = (12,6.109 /100) x 3,6 me = 45.36 107 me, jumlah ini setara dengan umlah me Ca CO3 yang dibutuhkan dan sama dengan 45,46 107 me.
Jumlah ini setara dengan jumlah me Ca CO3 yang dibutuhkan dan sama dengan 45,36 107 x (100/2) mg
= 22,68 109 mg = 22,68 ton. Biaya pengapuran total = (22,68 x Rp. 93.000,00) + (3 Rp. 30.000,00) = Rp.
2.199.240,00 Peningkatan produksi sebesar 3 x 1,5 ton bernilai 4,5 x Rp. 50.000,00 = Rp. 2.250.000,00.
Keputusan untuk mengapur tanah tersebut cukup layak (feasible) karena pengahruh residu dari pengapuran itu diharapkan paling sedikit masih terasa 2 atau 3 tahun lagi. 3). Memilih pupuk berdasarkan persyaratan teknis Jenis-jenis pupuk telah Anda pelajari dalam bab-bab terdahulu, baik dalam identifikasi pupuk maupun dalam menentukan jenis pupuk. Untuk mendapatkan tanaman yang
subur dan produksinya tinggi, Anda harus melakukan pemilihan pupuk yang sesuai dengan persyaratan teknis.
Contoh:
Penggunaan pupuk ZA yang terus menerus akan meningkatkan keasaman tanah, sedangkan kalau tanahnya masam, maka pupuk yang dipilih yaitu harusnya Urea. Dasar pemilihan pupuk ditentukan oleh sifatnya ? pH dan jumlah kandungan unsurnya. Untuk memilih sesuai sifatnya pupuk, maka Anda dapat lihat tabel di bawah ini:
Tabel 8. Dasar Pemilihan Pupuk
No Jenis Pupuk Sifat Pupuk Keunggulan Kelemhanan
1 Organik Toleransi Asal sudah matang
Memperbaiki sifat fisik tanah ? Tidak ada efek samping negatif
Kandungan unsur hara sedikt
? Banyak memakai tenaga kerja
2 Anorganik Memperkaya unsur
hara ? Tidak banyak menggunakan tenaga kerja
Lama kelamaan akan memadatkan tanah
3 Urea Higroskopis/ mudah
larut
Kandungan Nnya lebih tinggi
Mudah menguap
4 ZA Kelembaban nisbi
harus 80%
Bisa cocok untuk tanah basa
Akan mengasamkan tanah
5 TSP Susah Larut Kandungan P2O tinggi Sukar tersedia bagi tanaman
6 DS Susah Larut Melarut untuk tanah
asam
Kandungan P2O kecil
7 KCL Agak mudah larut Cocok untuk tanah
asam
8 ZK Agak mudah larut
Cocok untuk tanah netral
9 NPK Mutiara Agak lebih
mudah larut Kandungan lengkap makro Bisa kelebihan salah satu unsur
c. Waktu Pemberian Pupuk
Pemberian pupuk yang efektif yaitu dilakukan pada musim penghujan agar pupuk bisa cepat tersedia bagi tanaman. Sedangkan pemberian pupuk dasar biasanya yang baik yaitu diberikan pada waktu sebelum melakukan penanaman, baik itu pupuk organik (pupuk kandang/kompos) maupun pupuk anorganik yang susah larut, seperti TSP atau NPK dan selanjutnya diberikan pupuk susulan. Pemupukan Sedangkan untuk padi sawah, biasanya pupuk dasar diberikan pada waktu tanam, 30 hari setelah tanam dan pada waktu primordia sudah keluar. Anda membelah batang padi dan dilihat premadianya muncul atau belum. Melihat premedia pada batang padi Pada tabel di bawah ini, contoh waktu pemupukan dan macam pupuk yang diberikan untuk tanaman tahunan. Tabel:
Waktu pemupukan tanaman tahunan, umur dan macam pupuk yang diberikan Umur Macam Pupuk Yang Perlu Diberikan Per Pohon (Tahun) Pupuk N (ZA) Pupuk P (DS) Pupuk K (KCl) 1 2 3 4 5 2 x 25 gram 2 x 50 gram 2 x
100 gram 2 x 200 gram 2 x 250 gram 2 x 12,5 gram 2 x 25 gram 2 x 50 gram 2 x 100 gram 2 x 125 gram 2 x 12,5 gram 2 x 25 gram 2 x 50 gram 2 x 100 gram 2 x 125 gram 6 Dst sama dengan pemupukan waktu ke-5 Memupuk Tanaman 60 Tabel: Waktu pemupukan tanaman tahunan, jumlah dosis, macam pupuk per tanaman Jumlah Dosis Macam Pupuk Per Tahun per tanaman Umur (Tahun) N (gr) P2O5 (gr) K2O (gr) Urea (gr) DS (gr) ZK (gr) 1 2 3 4 5 – 10 10 dst 20 40 60 80 120 160 20 40 40 40 60 80 20 40 60 80 120 160 50 100 150 200 300 400 50 100 100 100 150 200 40 80 120 160 240 320 Keterangan : Urea = 46% N DS = 38% P2O5 ZK = 50% K2O Saat pemupukan harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan iklim. Permulaan musim penghujan ½ dosis N + 1 dosis P Akhir musim penghujan ½ dosis N + 1 dosis P Maka jumlah dalam setahun 1 dosis N + dosis P + 1 dosis K 6). Metode pemupukan Metode pemupukan telah dibahas dalam menentukan metode pemupukan, yaitu: a. disebar ke tanah/ke permukaan tanaman (padi sawah) b. dibenamkan ke dalam larikan lurus c.
dibenamkan ke dalam larikan melingkar d. dibenamkan dengan ditugal e. disemprotkan ke bagian daun dan batang atau akar f. dialirkan melalui sistem tetes g. disiramkan dengan pupuk yang telah dicairkan Memupuk Tanaman 61 c. Rangkuman 1. pH (kemasaman tanah) berkakibat langsung terhadap tanaman karena meningkatkan kadar ion-ion Hidrogen bebas. 2. pH optimal yang dihendaki tanaman yaitu 5,5 s.d 7. 3. Dua cara pengukuran pH tanah: a. dengan menggunakan kertas lakmus b. dengan menggunakan alat elektronik/pH meter 4. Bahan untuk menetralisir pH tanah diantaranya: a. pengapuran dengan kapur dalamit (CaCo3) untuk meningkatkan keasaman tanah b. pemberian sulfur/belerang untuk menurunkan pH tanah 5. Pemberian pupuk harus tepat waktu, yaitu: a. pupuk organik pada waktu sebelum pengolahan tanah b. pupuk organik waktu yang tepat sesuai dengan periode pemupukan yang bertahap 6. Pemupukan yang benar harus memperhatikan cara/metode dan waktu yang tepat sehingga akan tersedia unsure hara bagi tanaman.
d. Metode Pemupukan
Metode pemupukan ditentukan berdasarkan model penanaman Berbagai usaha dilakukan dalam usaha budidaya tanaman, diantaranya untuk mencegah tumbuhnya gulma dan menjaga kelembaban tanah. Dewasa ini mulcing dibuat/dirancang dari bahan plastik (poly bag). Anda harus dapat menentukan metode mana yang dipilih dalam melakukan pemupukannya. Berbagai macam pupuk organik dan anorganik, banyak terdapat dan terbiasa digunakan di Indonesia. Namun dalam penggunaan atau pemberiannya tidak boleh gegabah (sembarangan) sebab pupuk (terutama pupuk anorganik) banyak mengandung bahan kimia yang beracun/meracuni, baik tanaman ataupun manusia. Beberapa metode pemupukan yang diasa dilakukan, diantaranya:
1) Disebar Pupuk yang tidak mudah larut dalam air dan yang bagian-bagian utamanya terikat secara kimia, disebar secara merata di atas bedengan dan atau pada lubang tanam dan diaduk secara merata dengan tanah sebelum ditutupi mulcing (TSP atau NPK).
2) Dicairkan Sebagai pupuk susulan, pupuk dicairkan ke dalam tong/drum dengan dosis 2 kg pupuk kandang/NPK/urea, TSP dan KCl/200 Memupuk Tanaman 34 liter air (1 drum) dan diberikan pada tanaman di sekitar akar tanaman yang tidak tertutup oleh mulcing (pada lubang tanam) dan periode pemberiannya dilakukan 1 minggu sekali. Pupuk direndam terlebih dahulu selama 1 malam sebelum diberikan.
3) Disemprotkan Pupuk tambahan biasanya diberikan pupuk daun yang disemprotkan bersamaan dengan pemberian pestisida dalam pengendalian hama penyakit. Model penanaman menggunakan mulcing ini biasanya dilakukan pada budidaya-budidaya tanaman sayur-sayuran dan tanaman buah semusim. Ketiga metode tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Metode pemberian pupuk dengan model penanaman menggunakan mulcing
Metode pemberian pupuk ini dapat dilakukan dengan cara:
a) disebar: seperti padai dan bayam
b) dibenamkan dengan cara tugal untuk tanaman semusim
c) dibenamkan dalam sepanjang larikan, untuk tanaman sayuran daun dan kentang dan sayuran lainnya
e) disiramkan: dengan cara menyemprotkan dengan pupuk daun
f) Metode sistem tetes untuk tanaman yang dibudidayakan system hidroponik