PENDAHULUAN
Latar belakang
Banyaknya penduduk dan pendatang di kota Jakarta harus diimbangi dengan tersedianya lahan untuk tempat tinggal, namun saat ini sangat sulit mendapatkan lahan untuk tinggal di Jakarta. Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini banyak pengembang real estate yang menawarkan lahan hunian berupa rumah disewakan, hunian vertikal bertingkat tinggi baik berupa apartemen, hotel maupun apartemen.
Lokasi Proyek
Masyarakat Jakarta dengan mobilitas yang sangat tinggi memerlukan hunian yang aman dan nyaman untuk ditinggali serta memiliki aksesibilitas yang baik sehingga waktu perjalanan di jalan dapat dipersingkat. Salah satu bentuk kegiatan real estate dan residensial berupa apartemen yang sedang dibangun adalah Apartemen Menteng Park yang berlokasi di Jalan Cikini Raya No.79 RT.1/RW.2, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Data Proyek
- Data – Data Umum
- Data Teknis Bangunan
Site Plan
Fasilitas Pelengkap
- Kantor dan gudang
- Tempat stok mekanikal
Fasilitas lainnya
Ruang Lingkup
- Ruang Lingkup Proyek
- Ruang Lingkup Kerja Praktek
Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek
- Tahap Persiapan
- Tahap Pelaksanaan
Merupakan data yang memuat informasi teknis mengenai proyek, dimana rencana pengembangan suatu konstruksi dapat diketahui dari data tersebut dan juga dapat digunakan untuk menyusun langkah-langkah pengerjaan proyek tersebut. Dari data tersebut dapat diketahui mana saja yang sesuai dengan rencana dan mana yang tidak sesuai dengan rencana awal.
Sistematika Penyusunan Laporan
MANAJEMEN PROYEK
Tinjauan Umum
Manajemen proyek dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan dalam suatu proyek pembangunan, dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan seluruh unsur dalam proyek agar tujuan yang direncanakan dapat tercapai.
Unsur –Unsur Pengelola Proyek
- Pemilik Proyek (Owner)
- Konsultan Perencana
- Konsultan Pengawas dan Manajemen Konstruksi
- Kontraktor Pelaksana
Konsultan Perencanaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing Konsultan perencanaan MEP adalah individu atau instansi yang bertanggung jawab terhadap perencanaan desain MEP. Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang bertugas mengawasi kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor serta memantau waktu dan biaya konstruksi.
Hubungan Kerja Pengelola Proyek
Terdapat aturan yang mengikat dalam pelaksanaan proyek, dimana setiap kegiatan kontraktor konstruktif harus mendapat izin terlebih dahulu dari penasihat pengawas. Konsultan supervisi berkoordinasi dengan konsultan perencana jika terdapat permasalahan antara kondisi lapangan dengan desain awal sehingga memungkinkan dilakukannya perubahan desain.
Struktur Organisasi Pengelola Proyek
Menyusun daftar cacat pada pekerjaan lapangan dalam bentuk laporan ketidaksesuaian (NCR) dan kemudian menyerahkannya kepada pengelola lokasi untuk digunakan sebagai dasar perbaikan lapangan. Membuat panduan kerja di lapangan berdasarkan dimensi dan spesifikasi pada shop drawing.
Sistem Pembayaran Kontraktor
- Pembayaran Prestasi Kerja Kontraktor
- Denda Keterlambatan
Tenaga Kerja dan Sistem Pembayaran Pekerja
Sistem Koordinasi dan Laporan Prestasi Kerja
- Sistem Koordinasi
- Laporan Prestasi Kerja
PERENCANAAN PROYEK
Uraian Umum
Perencanaan proyek merupakan tahap pertama dalam membangun suatu proyek, yang memerlukan perencanaan desain yang matang sebelum kegiatan konstruksi dimulai. Suatu rencana perancangan yang baik dapat terwujud apabila data-data yang digunakan benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan yang ada sehingga perancangan tersebut dapat direalisasikan dalam praktik dan penyimpangan antara desain dengan kondisi lapangan sangat kecil sehingga hasil konstruksinya maksimal.
Tahapan Perencanaan Desain
Tahap selanjutnya adalah penyusunan Plan of Work and Requirement (WRP) yang menjelaskan spesifikasi teknis pekerjaan dalam struktur proyek. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) meliputi biaya bahan, peralatan kerja, upah pekerja dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan proyek.
Struktur Pembangunan Proyek
- Kolom
- Shear Wall
- Balok
- Pelat Lantai
- Tangga
ALAT DAN BAHAN
Uraian Umum
Dalam melaksanakan suatu proyek diperlukan adanya pengelolaan alat, bahan dan tenaga kerja yang baik guna menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek sehingga tujuan awal dapat tercapai. Dalam proyek pembangunan Apartemen Menteng Park, mereka bertanggung jawab langsung terhadap pengelolaan alat dan bahan, bagian logistik dan penyimpanan. Pengelolaan material dimulai dari kegiatan pengadaan, penyimpanan di gudang dan gudang, hingga tahap penggunaan material tersebut dalam proyek.
Alat - Alat Konstruksi
- Tower Crane
- Passenger Hoist
- Concrete mixer truck
- Concrete pump
- Concrete bucket dan Pipa Tremie
- Bar bender
- Bar cutter
- Cutting wheel machine
- Gergaji Mesin
- Trowel
- Gerinda
- Alat Penyemprot Udara (Air compressor)
- Concrete vibrator
- Demolition hammer
- Perancah (Scaffolding)
- Waterpass
- Theodolite
- Plumb Laser
- Alat - Alat Survey Tambahan
- Alat Las
- Alat Tambahan
Pada proyek pembangunan Apartemen Menteng Park, tower crane yang digunakan berjenis Free Standing Crane dengan jumlah total 3 unit dan kapasitas angkat di ujung jib sebesar 2 ton. Jib atau boom merupakan bagian panjang pada tower crane yang dapat berputar secara horizontal 360o. Kemudian layar merupakan bagian dari tower crane yang berupa kabel baja yang merupakan bagian dari hoist.
Bagian pondasi dan sudut halus merupakan bagian tower crane yang tertanam pada pondasi dan berfungsi untuk memperkuat pondasi. Tali tower crane adalah profil baja yang digunakan untuk mengamankan tower crane ke bangunan ketika melebihi batas ketinggian berdiri bebas.
Bahan Konstruksi
- Beton Ready mix
- Baja Tulangan
- Semen Grouting
- Kawat Bendrat
- Multiplex
- Beton Decking
- Baja Hollow
- Tulangan Cakar Ayam
- Calbond
- Kawat Ayam
- Ultrachem Cure Wb
- Air Kerja
- Listrik Kerja
Pemilihan bahan bangunan yang bermutu harus dipilih sedemikian rupa sehingga diharapkan diperoleh bangunan yang kuat, aman, dan tahan lama. Penyimpanan bahan bangunan harus baik dan benar, sehingga tidak menurunkan mutu bahan bangunan dan harus selalu dalam keadaan baik. Selain penyediaan bahan bangunan, penyimpanan bahan bangunan memerlukan perhatian khusus agar bahan bangunan yang disimpan tidak rusak.
Nilai slump yang digunakan untuk pengecoran balok, pelat lantai, tangga, ramp, kolom dan dinding geser adalah 12 ± 2 cm. Multipleks yang digunakan untuk bekisting kolom dan dinding geser tebalnya 15 mm, sedangkan untuk balok, pelat lantai, tangga, dan landai tebalnya 12 mm.
Site Management
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Uraian Umum
Tahap pelaksanaan proyek merupakan tahap yang paling penting dalam suatu proyek konstruksi karena merupakan tahap realisasi dari hasil rencana desain yang dibuat sebelumnya. Pelaksanaan proyek dimulai setelah mendapat perintah kerja (WOR) dari pemilik proyek (Owner) dan harus diselesaikan sesuai batas waktu yang ditentukan. Pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor merupakan suatu langkah yang tidak mudah untuk dilaksanakan karena selain terikat waktu, juga terikat pada tujuan yang telah disepakati sebelumnya sesuai dengan kontrak kerja, dengan mempertimbangkan biaya. dan kualitas pekerjaan.
Kelancaran suatu proyek pembangunan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kualitas bahan dan peralatan, ketersediaan dan kemampuan tenaga kerja, cuaca, lingkungan, metode kerja yang digunakan, serta hubungan kerja yang baik antar seluruh elemen manajemen proyek. .
Pekerjaan Struktur Atas
- Pekerjaan Kolom dan Shear wall
- Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai
- Pekerjaan Tangga
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
Uraian Umum
Pengawasan dan pengendalian proyek merupakan suatu proses kegiatan dari awal sampai akhir yang menjamin adanya kesepakatan antara suatu rencana dengan hasil pekerjaan serta mengambil tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terdapat dalam pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai sasaran tepat waktu, tepat mutu, tepat kuantitas, tepat. biaya, tepat guna, tidak menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar, dan pelaksanaan K3L yang baik di wilayah proyek. Lebih cermat mengamati segala permasalahan yang ada di area proyek agar dapat ditemukan solusi atas segala permasalahan yang ada. Lebih mudah memilih metode kerja terbaik yang sesuai dengan kondisi dan permasalahan di lapangan.
Mekanisme Pengawasan dan Pengendalian Proyek
Pengawasan dan Pengendalian Mutu
- Pengawasan dan Pengendalian Mutu Bahan
- Pengawasan dan Pengendalian Mutu Peralatan
Uji slump menggunakan kerucut Abrahams dengan diameter lingkaran atas 10 cm, lingkaran bawah 20 cm dan tinggi kerucut 30 cm. Campuran beton yang sudah jadi dimasukkan ke dalam Abraham's Cone kira-kira. 1/3 dari tinggi Abraham’s Cone, kemudian campuran beton dipadatkan dengan cara ditusuk dengan alat penumbuk berupa batang baja diameter 16 mm sebanyak 25 kali. Campuran beton yang sudah jadi dimasukkan kembali ke dalam Abraham's Cone hingga mencapai 2/3 tinggi kerucut kemudian ditusuk kembali dengan batang baja sebanyak 25 kali.
Campuran beton yang telah disiapkan dimasukkan kembali ke dalam kerucut Abrahams setinggi kerucut (sampai penuh), kemudian ditusuk lagi sebanyak 25 kali dengan batang baja, kemudian permukaan beton yang berada di dalam kerucut diratakan. Pengujian campuran beton yang telah disiapkan di laboratorium dilakukan dalam bentuk uji kuat tekan beton pada benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Pengawasan dan Pengendalian Waktu
Pengawasan dan Pengendalian Biaya
Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan
Safety breakfast merupakan kegiatan sosialisasi rutin yang diberikan oleh safety officer dan site manager kepada seluruh pekerja dan karyawan mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan proyek. Pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri yang disediakan selama berada di lokasi proyek. Rambu K3L dipasang di pintu masuk proyek agar mudah dilihat oleh pekerja sebelum memasuki area proyek.
Jaring pengaman dipasang di bagian luar struktur bangunan atau di area yang berlubang seperti tangga atau poros elevator. Sanksi dikenakan bagi pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri atau melanggar peraturan yang ada di lingkungan proyek.
Pengawasan dan Pengendalian Tenaga Kerja
Kondisi cuaca yang berubah dengan sangat cepat dapat menimbulkan permasalahan yang besar, misalnya saja pekerjaan setrika terpaksa dihentikan jika terjadi hujan karena dapat membahayakan pekerja. Akibat penggunaan alat pelindung diri yang tidak lengkap, beberapa kecelakaan kecil telah terjadi di lokasi proyek, seperti pekerja terkena paku tidak memakai sepatu. Untuk mengatasi faktor K3 berupa kurangnya kesadaran pekerja akan pentingnya penggunaan alat pelindung diri, tim petugas keselamatan dan pengelola lokasi melakukan kegiatan patroli lapangan untuk melihat pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri kemudian diberikan peringatan lisan. .
Penerapan K3 masih kurang baik, hal ini disebabkan masih banyak pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri dan banyak pekerja yang tidak mengikuti kegiatan mingguan keselamatan pagi. Sanksi tegas diterapkan bagi pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja pada proyek.
PERMASALAHAN DAN SOLUSI PROYEK
Permasalahan Proyek
- Faktor Cuaca
- Kerusakan Alat Kerja
- Keterlambatan Pengadaan Bahan Konstruksi ( Beton Ready
- Tidak Sempurnanya Hasil Pekerjaan
- Kurangnya Jumlah Pekerja Di Lapangan
- Faktor K3L
Kondisi cuaca yang tidak menentu dengan musim hujan atau kemarau yang sangat panjang menyebabkan terjadinya perubahan cuaca yang sering dan sangat cepat. Pada saat pelaksanaan pekerjaan, tidak jarang terjadi hujan ringan hingga lebat pada siang hingga sore hari, sehingga pekerjaan ditunda karena alasan keselamatan atau untuk mencegah penurunan mutu bahan. Sedangkan cuaca panas akan mempercepat proses penguapan air pada beton siap pakai yang baru dituang sehingga dapat menyebabkan keretakan pada beton.
Kerusakan peralatan kerja yang terjadi pada saat kerja praktek merupakan permasalahan pada Pompa Beton Tower 1, karena harus digunakan untuk memompa beton siap pakai pada pengecoran balok & pelat lantai 6 TOLTALINDO. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai pesanan beton pada saat kerja praktek. bersamaan, jadi kedatangan truk pengaduk beton ditunggu, giliran dulu ke proyek lain.
Solusi Permasalahan
- Faktor Cuaca
- Kerusakan Alat Kerja
- Keterlambatan Pengadaan Bahan Konstruksi Khususnya Beton
- Hasil Pekerjaan Tidak Sempurna
- Kurangnya Jumlah Pekerja di Lapangan
- Faktor K3L
Setiap hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau dibawah spesifikasi yang ada didokumentasikan dan dilaporkan dalam bentuk Non Conformance Report (NCR) yang kemudian dipertanggungjawabkan oleh pemilik proyek. Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di lokasi, kontraktor meminta kontraktor segera menambah tenaga kerja agar pekerjaan bisa tetap berjalan. Selain melakukan penambahan pegawai, seluruh tower apartemen juga melakukan rotasi pegawai sementara dengan cara memindahkan pegawai dari lokasi yang jumlah pegawainya mencukupi atau bahkan lebih banyak ke lokasi yang tidak ada pegawainya.
Jika sudah diberikan teguran lisan namun pegawai tetap tidak menggunakan alat pelindung diri, maka pegawai tersebut akan dikenakan sanksi dan denda atau bahkan pemecatan. Penambahan jam kerja bagi pegawai lembur dengan sistem pembagian jam kerja/shift, sehingga progres kerja meningkat tanpa mengurangi produktivitas pegawai yang ada.
PENUTUP