BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu rangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian dari awal hingga akhir serta untuk menjamin agar
proyek selesai tepat pada waktunya, sesuai dengan biaya yang telah ditentukan,
dengan kualitas yang telah ditentukan pada spesifikasi dalam dokumen kontrak
sehingga tujuan proyek dapat dicapai secara efektif dan efisien seperti yang
diharapkan. Suatu proyek harus didukung dengan manajemen yang baik agar
dihasilkan suatu hasil akhir yang sesuai seperti pada dokumen kontrak. Struktur
organisasi proyek merupakan satu kesatuan kerja serta kerja sama antara
sekelompok orang yang terlibat dalam pelaksanaan proyek dimana proyek
tersebut terdapat aktifitas untuk mencapai sasaran yaitu mutu dan biaya pekerjaan
yang telah ditentukan seperti pada dokumen kontrak.
2.2 Unsur-unsur Pelaksana Proyek
a. Pemilik Proyek,
b. Konsultan Pengawas,
Gambar 2.1 Hubungan kerja unsur – unsur pengelola proyek
Sumber : Istimawan Dipohusodo, 1995
Proyek Pembangunan Jalan By Pass Brebes Tegal ini adalah salah satu
proyek negara (Pemerintah), dalam hal ini adalah DPU Bina Marga, dengan
konsultan perencana adalah CECI Joint Venture with PT. CIPTA STRADA, serta
yang melaksakan proyeknya (kontraktor) adalah PT. BUMIREJO - PT.
BRANTAS ABIPRAYA (Persero). JO. Adapun pengertian dari skema tersebut
diatas adalah :
1. Pemilik Proyek ( Owner ) dalam hal ini Pemerintah yang mempunyai
proyek serta memberi pekerjaan kepada kontraktor
2. Kontraktor dalam hal ini adalah PT. BUMIREJO - PT. BRANTAS
ABIPRAYA (Persero). JO adalah beberapa orang atau badan hukum yang
diberi kuasa oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan
3. Sebagai pengawas dalam proyek ini DPU Bina Marga yang juga bertindak
sebagai pemilik proyek
Hubungan kerja antara unsur – unsur pokok pelaksana pembangunan
adalah masing – masing pihak harus tunduk dan patuh kepada persyaratan Pemilik Proyek
Dinas Pekerjaan Umum
Konsultan Pengawas Kontraktor
= Garis Komando = Garis Koordinasi
atau peraturan yang telah disusun, baik secara administrasi maupun secara
teknis demi kelancaran jalannya pelaksanaan suatu proyek.
2.2.1 Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah orang atau badan baik swasta maupun instansi
pemerintah yang memiliki gagasan untuk mendirikan bangunan dan menanggung
biaya pembangunan tersebut dan memberi tugas kepada suatu badan atau orang
untuk melaksanakan gagasan tersebut yang dianggap mampu untuk
melaksanakanya. Sehingga berhak menolak atau meminta pertanggungjawaban
atas selesainya proyek.
Tugas dan Wewenang Pemilik proyek adalah :
a. Menyediakan dana perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sesuai dengan
perjanjian kontrak,
b. Mengangkat Pemimpin Proyek, Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana
dan menetapkan Kontraktor pelaksana melalui proses pelelangan,
c. Menandatangani dan mengesahkan semua dokumen kegiatan, seperti suarat
perintah kerja, surat perjanjian dengan Penyedia Jasa dan Konsultan serta
dokumen pembayaran,
d. Menerima dan menyetujui/mengesahkan keputusan yang menyangkut mutu,
waktu, biaya, sanksi, dan denda terhadap pelanggaran kontrak,
e. Menuntut terselesaikanya kegiatan sesuai jadwal dan standar mutu yang
ditentukan,
f. Menetapkan perpanjangan waktu, denda dan pekerjaan tambah dan kurang,
g. Mengadakan kontrak dengan Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan
Kontraktor yang memuat tugas, kewajiban, dan tanggungjawab masing–
masing unsur secara jelas sesuai prosedur hukum yang berlaku,
h. Berwenang memberikan instruksi kepada Penyadia Jasa maupun Konsultan
baik secara langsung maupun tertulis,
i. Memiliki wewenang penuh terhadap kepemilikan kegiatan,
j. Berhak memberikan sanksi terhadap unsur-unsur kegiatan yang tidak
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang telah diatur dalam perjanjian
kontrak sebelumnya
k. Menerima hasil pekerjaan proyek.
l. Menerima/ menolak personal kontraktor ataupun konsultan pengawas atas
usulan konsultan pengawas.
2.2.2 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang-orang atau organisasi yang berbadan
hukum yang bertugas untuk mengawasi dan mengendalikan jalannya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku yang ditetapkan secara tertulis
oleh pimpinan proyek.
Tugas dan Wewenang Konsultan Pengawas :
a. Mewakili Pemilik Kegiatan dalam hal pengawasan secara berkala serta
meneliti hasil- hasil yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa,
b. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol pelaksanaan yang menyangkut
c. Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan berhak
memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaan khusus terhadap bagian
pekerjaan tertentu yang dianggap menyimpang dari perencanaan,
d. Menolak gambar kerja (Shop Drawing) yang tidak memenuhi persyaratan,
e. Memperingatkan Kontraktor secara tertulis bila terjadi kelalaian didalam
memenuhi persyaratan yang tertera didalam dokumen kontrak,
f. Menghentikan sementara pekerjaan Kontraktor apabila terdapat
penyimpangan dari peraturan yang berlaku,
g. Menyetujui dan menolak dokumen pembayaran yang diajukan oleh
Kontraktor sebelum diteruskan kepada pemberi tugas (Owner),
h. Memberi masukan kepada kontraktor jika terjadi permasalahan,
i. Memproses laporan kemajuan proyek.
j. Menerima/ menolak personal kontraktor di lapangan atas persetujuan pemilik
proyek.
2.2.3 Kontraktor
Kontraktor adalah orang/ badan yang bertugas untuk melaksanakan
pekerjaan yang ditunjuk melalui lelang oleh pemilik proyek dan telah
menandatangani kontrak untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara
pekerjaan. Dalam pelaksanaan proyek kontraktor harus mengacu kepada
persyaratan dan gambar- gambar yang ada dalam dokumen kontrak
Tugas dan tanggung jawab Kontraktor adalah :
a. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah tercantum
b. Menyiapkan dengan segera tenaga kerja, bahan perlengkap dan dan jasa yang
diperlukan untuk menyelesaiakan pekerjaan dengan hasil yang dapat diterima
owner,
c. Berkonsultasi dengan konsultan mengenai hal- hal yang kurang jelas,
d. Menjamin keamanan dan ketertiban bahan bangunan dan peralatan serta
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dan menjaga kebersihan
lingkungan,
e. Memberikan kenyamanan kepada masyarakat lingkungan kegiatan,
f. Memperbaiki kerusakan atau kekurangsempurnaan selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan masa pemeliharaan serta bertanggung jawab dalam hal fisik,
g. Bertanggung jawab penuh kepada Pemilik Proyek dalam penyelesaian
pekerjaan,
h. Bertanggung jawab atas komplain, Keselamatan Kesehatan Kerja ( K3 ) dan
kejadian lainnya yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan,
i. Memberikan laporan hasil pekerjaan setiap periode mingguan, bulanan,
triwulannan, serta laporan akhir,
j. Menyerahkan hasil kerja,
k. Membuat gambar kerja ( Shop Drawing ) yang disahkan oleh Pemilik Proyek,
Kontraktor, Konsultan Pengawas,
l. Wajib melaksanakan penyerahan pertama bila proyek sudah selesai kepada
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang dimaksud adalah Struktur Organisasi
Pemilik Proyek, Struktur Organisasi Konsultan Pengawas dan Struktur
Organisasi Kontraktor.
2.3.1 Struktur Organisasi Pemilik Proyek
Struktur organisasi pemilik atau pemberi tugas pada Rencana
Pelaksanaan Proyek Ruas Jalan By Pass Brebes Tegal Sta 7+350 – 7+350,
[image:7.595.100.543.324.570.2]dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Gambar 2.2 : Struktur Organisasi Pemilik Proyek Sumber : Istimawan Dipohusodo. 1995
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam
struktur organisasi pemilik proyek adalah :
1. Pemimpin Proyek
a. Memimpin dan mengatur seluruh kegiatan proyek hingga semua
tugas dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan sasaran maupun
tujuan yang telah ditetapkan, Pemimpin Proyek
Bendahara Ka.Ur. Tata
Usaha Sub.Ur.Adm. Umum Pengawas Lapangan Pembantu Was.Lap. Sub.Ur.Adm. Teknik Staf. Adm. Keuanga Staf. Verikas i
= Garis Komando
b. Mengusahakan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan semua
instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek,
c. Menetapkan pemanang pelelangan pekerjaan dari bagian proyek,
d. Menandatangani perjanjian kontrak/ kerjasama, Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, dan
Dokumen Kegiatan lainya,
e. Menetapkan Tim Pelaksana Kegiatan ( Staf Ahli, Staf Teknis, Staf
Administrasi, Panitia Pengadaan dan Panitia Pemeriksa ) atas usulan
Pengendali Kegiatan
f. Melaksanakan pemeriksaan Kas terhadap Pemegang Kas minimal
tiga bulan sekali dan diterbitkan Berita Acara yang disampaikan
kepada instansi terkait ( Badan Pengawas Propinsi, Biro Keuangan )
2. Kepala Urusan Tata Usaha
a. Membantu Pemimpin proyek dalam mengurus dan
menyelenggarakan administrasi yang menyangkut masalah teknis
maupun non teknis,
b. Meneliti, mengkoreksi dan membuat dokumen - dokumen kegiatan
( Perjanjian Kontrak/ kerjasama, Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan, Berita Acara serah terima Pekerjaan, Berita Acara
Pembayaran dan Dokumen Kegiatan lainya ) yang akan
ditandatangani Pengguna Anggaran,
c. Membina kepengurusan pembebasan tanah dan ganti rugi bersama
d. Membuat setifikasi akhir bulan sebagai pembayaran kepada
kontraktor berdasarkan bahan-bahan dari pengawas lapangan,
e. Bersama dengan Bendahara proyek mengadakan evaluasi terhadap
anggaran biaya proyek tiap akhir proyek dan melaporkan
hasil-hasilnya kepada Pemimpin proyek.
3. Sub. Urusan Administrasi Teknik
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Urusan Aministrasi Tata Usaha,
b. Menyelenggarakan kebutuhan untuk keperluan kantor, rapat dan
lain-lain,
c. Menyelesaikan tagihan langganan seperti telepon, air minum, listrik
dan lain-lain untuk keperluan proyek,
4. Bendahara Proyek
a. Membantu Pemimpin proyek dalam mengendalikan tata laksana
keuangan proyek,
b. Melaksanakan pembayaran atas perintah Pemimpin proyek,
c. Membantu Pemimpin proyek dalam menguji kebenaran dan
kelengkapan dokumen tagihan,
d. Membantu Pemimpin proyek dalam membuat surat
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran proyek,
e. Mendistribusikan uang kerja kegiatan kepada Pemegang Kas
Pembantu Kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan atas persetujuan
f. Dalam melaksanakan tugasnya Bendahara bertanggung jawab
kepada Pengguna anggaran.
5. Staf. Administrasi Keuangan
a. Menyelesaikan pencatatan yang berhubungan dengan keuangan
proyek,
b. Mencatat, mengurus,dan melaksanakan peraturan/ keperluan yang
berlaku yang berkaitan dengan administrasi keuangan,
c. Menghimpun bendel administrasi keuangan,
d. Mencatat dan menyusun penerimaan dan pengeluaran proyek,
e. Membuat neraca pada akhir tahun anggaran bersama Bendahara.
6. Staf. Verifikasi
a. Melaksanakan verifikasi penggunaan dana yang tersedia,
b. Bertanggung jawab atas perhitungan-perhitungan verifikasi dana
yang dilaksanakan.
7. Pengawas Proyek
a. Membantu Pemimpin proyek dalam pengawasan/ pelaksanaan
operasional di lapangan,
b. Bertanggung jawab atas ketertiban dan kelancaran fisik kegiatan
dengan perpedoman pada peraturan dan ketentuan yang berlaku,
c. Mengawasi kegiatan supervise/ pelaksanaan yang dilakukan
Kontraktor maupun Konsultan dalam hubungannya dengan
d. Mencatat segala permasalahan yang dilapangan dan melaporkan
kepada pimpinan proyek,
e. Bersama Penyedia Barang / Jasa menyusun dan menyiapkan Laporan
Harian, Mingguan, dan Bulanan kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan
dan menyampaikan kepada pimpinan proyek,
f. Mempelajari dan memeriksa usul design serta mengadakan evaluasi
teknik dan biaya,
g. Mengendalikan produk-produk pekerjaan secara kontinu dan terperinci
melalui hasil-hasil tes labolatorium dan pemeriksssan visual di lapangan
dan melaporkan kepada Pemimpin proyek guna langkah-langkah
2.3.2 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas
Struktur organisasi konsultan pengawas pada Rencana Pelaksanaan
Proyek Ruas Jalan By Pass Brebes Tegal Sta 7+350 – 9+350, dapat dilihat
[image:12.595.72.559.212.607.2]pada bagan berikut ini :
Gambar 2.3 : Struktur Organisasi Konsultan Pengawas Sumber : Istimawan Dipohusodo. 1995
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur
organisasi Konsultan pengawas adalah :
Supporting Staff
Administrasi lapangan Drafter
Computer Operator Office Boy Guardman
Quality Engineer Quantity
Surveyor
Laboratory
Technicient Surveyor Surveyor
Laboratory Technicient
Supervisi Engineer
Chief Inspector
Inspector Inspector
Highway Engineer ( HE )
Ass.
HE Ass.
1. Supervisi Engineer
a. Memimpin pelaksanaan dan bertangung jawab penuh terhadap
keberhasilan pekerjaan,
b. Mewakili Pemilik Kegiatan dalam hal pengawasan secara berkala serta
meneliti hasil- hasil yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa,
c. Mengkoordinir staf-staf pelaksana pada pekerjaan pelaksanaan pekerjaan
proyek secara keseluruhan,
d. Memberikan instruksi atau koreksi kepada Penyedia Jasa apabila terjadi
hal- hal yang menyimpang dari standar perencanaan,
e. Menyelenggarakan rencana pekerjaan,
f. Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan berhak
memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaan khusus terhadap bagian
pekerjaan tertentu yang dianggap menyimpang dari perencanaan.
2. Administration
a. Mengatur segala kegiatan administrasi,
b. Mengatur masalah pembukuan mengenai jalannya keuangan pada proyek,
c. Memeriksa pembukuan, asuransi, usaha dibidang keselamatan kerja dan
masalah yang berhubungan dengan perburuhan,
d. Mengatur terselenggaranya permintaan dan realisasi pendistribusian pada
proyek,
3. Computer Operator
a. Melakukan pengetikan pada komputer dan mencetaknya,
c. Memberikan bantuan untuk hal-hal yang bersifat umum,
4. Drafter
a. Menggambar data survey dari lapangan ke gambar design,
b. Menyiapkan gambar dari revisi design dan detail design jika dibutuhkan di
lapangan,
5. Quality Engineer
a. Melaksanakan pengecekan mutu dari bahan-bahan yang digunakan dalam
proyek,
b. Merekomendasikan kepada Pemilik proyek terhadap suatu mutu dan
kelayakan pemakaian suatu komponen dalam konstruksi proyek,
c. Membuat laporan kualitas bahan yang dipergunakan secara periodik sesuai
dengan kebutuhan proyek.
6. Labolatory Technician
a. Melakukan pengujian di labolatorium terhadap kelayakan suatu
konstruksi,
b. Melakukan pengujian terhadap bahan yang akan dipergunakan dalam
proyek,
c. Melaporkan kepada Site Engineer apabila terdapat hal-hal yang tidak
memenuhi syarat dalam pengujian,
7. Chief Inspector
a. Bersama dengan Pengawas dari pihak Direksi, untuk melakukan
pengawasan secara langsung terhadap jalannya proyek di lapangan,
b. Melaporkan kepada Site Engineer bila terdapat penyimpangan dalam
hal perencanaan dengan kenyataan yang dilaksanakan di lapangan,
c. Memberikan pengarahan teknis pelaksanaan kepada Kontraktor
secara rutin,
d. Mereview dan memeriksa perhitungan yang dibuat Kontraktor,
e. Memberi masukan kepada kontraktor jika terjadi permasalahan,
f. Bertanggung jawab dalam pengawasan kualitas dan kuantitas
pekerjaan.
2.3.3 Struktur Organisasi Kontraktor
Struktur organisasi kontraktor pada Rencana Pelaksanaan Proyek
Ruas Jalan By Pass Brebes - Tegal STA 7+350 – 9+350 dapat dilihat pada
Gambar 2.4 : Bagian Struktur Organisasi Kontraktor Sumber : Istimawan Dipohusodo,1995
Material Engineer
Soil Engineer Quality Engineer Staf 2
Administrasi
Administrasi Teknis
Peralatan Logistik Drafter
Administrasi non Teknis Keuangan/Finance Keamanan/Security Estimator Engineer Surveyor Higway Engineer
Staf 2
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur
organisasi Kontraktor adalah :
1. General Superintendent,
Sebagai kuasa Direktur dari perusahaan jasa konstruksi (Kontraktor) di
lapangan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Bersama dengan wakil Pimpro, Konsultan Pengawas membuat Time
Schedule pada masa awal proyek,
b. Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan
sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak,
c. Mengontrol secara keseluruhan atas tugas - tugas dan kewajiban
bawahanya dalam melaksanakan kegiatan,
d. Mengantisipasi segala kendala di lapangan,
e. Menentukan langkah pemecahan bila terjadi kemunduran,
f. Melaporkan hasil pekerjaanya secara periodik kepada pihak Pengguna
Jasa,
g. Ikut mengawasi pekerjaan struktur yang penting.
Sedangkan hal-hal yang perlu diketahui oleh General Superintendent
adalah :
1) Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan,
2) Tingkat kemajuan pekerjaan,
3) Pada bagian mana yang tejadi keterlambatan dalam pelaksanaan,
4) Pelaksanaan pekerjaan selama 1 minggu,
5) Jumlah pemakaian material dan volume pekerjaan yang telah
6) Spesifikasi dan semua pekerjaan yang telah dilaksanakan.
2. Material Engineer,
Tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh Material
Engineer adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui spesifikasi semua bahan yang digunakan,
b. Mengendalikan kualitas bahan,
c. Melakukan hasil tes pekerjaan bersama-sama dengan Quality
Engineer dan Konsultan supervisi,
3. Highway Engineer,
Higway Engineer adalah seorang ahli dalam bidang konstruksi jalan
raya pada kontraktor dan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Memimpin dan mengkoordinasi semua pekerjaan konstruksi jalan
raya,
b. Mambantu segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan jalan
diantaranya Geometik jalan ( Alinyemen Horizontal dan Alinyemen
Vertikal ) dan segala segala yang berkaitan dengan konstruksi jalan
raya,
4. Estimator Engineer,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi oleh Estimator
a. Pada masa awal proyek menghitung perencanaan anggaran
pelaksanaan,
b. Menghitung biaya pelaksanaan, termasuk perhitungan kembali bila
terjadi pekerjaan tambah/kurang,
c. Mengetahui besar biaya Overhead dan biaya non pelaksanaan
lainnya, harga satuan bahan dan upah serta besar volume pekerjaan,
5. Administrasi,
Administrasi dibagi dua, yaitu :
a. Administrasi teknis ( peralatan dan logistic ),
1. Peralatan,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut :
a. Selalu mengecek peralatan dan menjamin perawatan alat,
b. Memasok kebutuhan keperluan alat dan bahan bakar,
c. Membuat laporan penggunaan peralatan secara berkala.
2. Logistik,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut :
a. Setiap harinya mengecek kebutuhan material di gudang dan
timbunan material di lapangan,
b. Mengatur penempatan material di lapangan,
b. Administrasi non teknis ( keuangan dan keamanan/ Security )
1. Administrasi Keuangan/ Finance,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut :
a. Merangkum laporan harian pelaksanaan,
b. Membuat laporan mingguan tiap awal minggu,
c. Membuat surat-surat keluar dan administrasi,
d. Menangani upah mingguan pekerja dan prosedur
pembayarannya,
e. Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran proyek,
f. Mengatur dan memberikan uang makan pekerja,
g. Mengambil termin jika jatuh harinya,
h. Melakukan pembayaran atas pengadaan material proyek.
2. Keamanan/ Security
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut :
a. Melakukan pengontrolan lapangan,
b. Memeriksa gudang dan direksi keet,
c. Mencatat semua tamu yang datang dan keperluannya,
6. Pelaksana dan Asisten Pelaksana,
Pelaksana dan Asisten pelaksana harus bekerja sama untuk menangani
pelaksanaan pekerjaan,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
Meninjau kemajuan pekerjaan setiap hari dan memastikan bahwa
metode yang digunakan pekerja efisien dan aman,
Mengkoordinasi pekerja setiap hari,
Memeriksa agar semua pekerjaan sesuai dengan standar kualitas
yang diminta,
Menganalisa kegiatan yang telah, sedang, dan yang akan
dikerjakan, sekaligus berkonsultasi kepada pimpinan melalui
Koordinator Pelaksana apabila terjadi perubahan – perubahan di
lapangan,
Mengikuti pertemuan lapangan setiap pertengahan mingguan.
b. Asisten Pelaksana,
Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut
:
Setiap hari mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
Memberikan pengarahan teknis pelaksanaan fisik di lapangan
kepada para pekerja secara rutin, baik dan benar,
Membuat laporan harian pelaksanaan,
Mengontrol absensi tenaga kerja,
Menjelang minggu mengontrol kebutuhan material untuk minggu
selanjutnya.
1) Time Schedule dan Gambar kerja,
2) Jumlah pekerja dan volume pekerjaan.
Tiga unsur utama pelaku pada proses pelaksanaan suatu proyek {Pemilik
proyek (Owner), Konsultan Pengawas dan Kontraktor} terdapat suatu keterkaitan
dalam hubungan kerja dan koordinasi. Hal ini merupakan suatu bentuk
manajemen proyek yang memerlukan suatu koordinasi antara ketiga komponen
tersebut agar didapatkan hasil yang baik. Dengan demikian diantara ketiga unsur
pelaku pada proses pelaksanan suatu proyek terdapat hubungan kerja secara
timbal balik. Inilah yang disebut Manajemen Segitiga.
1. Hubungan Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan
a. Ada ikatan kontrak kerja yang telah disepakati untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang telah disyaratkan dalam dokumen,
b. Konsultan menyerahkan hasil perencanaan dan pengawasan proyek
kepada Pemilik proyek sesuai dengan persetujuan yang telah
disepakati bersama yang tertuang dalam dokumen kontrak kerja,
c. Konsultan dalam melaksanakan tugasnya selalu berpedoman pada
aturan dan syarat yang telah disepakati bersama dan
mengkonfirmasikan kepada Pemilik proyek apabila ada sesuatu hal
yang di luar perkiraan,
d. Setelah semua tugas dan tanggung jawab Konsultan terlaksana dengan
baik maka Pemberi tugas memberikan imbalan jasa kepada Konsultan
sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani bersama dalam
2. Hubungan Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor
a. Terdapat ikatan kontrak kerja yang telah ditandatangani bersama sesuai
dengan persetujuan kedua belah pihak,
b. Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan spesifikasi dan
syarat-syarat yang telah ditentukan dalam perencanaan proyek, kemudian
setelah proyek selesai dilaksanakan Kontraktor menyerahkan kembali
kepada Pemilik proyek,
c. Kontraktor melaporkan kepada Pemilik proyek setiap selesai suatu item
pekerjaan, ataupun jika terdapat hal-hal di luar perencanaan yang terjadi
di lapangan,
d. Pemilik proyek memberikan imbalan jasa kepada Kontraktor setelah
Kontraktor selesai melaksanakan setiap item pekerjaan dengan baik
sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat yang ditentukan dalam
dokumen kontrak.
3. Hubungan Antara Kontraktor dengan Konsultan Pengawas
a. Kontraktor mengajukan gambar kerja kepada Konsultan Pengawas
untuk melaksanakan pekerjaan,
b. Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat oleh Konsultan perencana,
c. Konsultan pengawas melakukan kontrol kegiatan Kontraktor di
lapangan apakah sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat yang telah
d. Konsultan pengawas bekerja sama dengan Kontraktor melakukan
pegujian-pengujian teknis pekerjaan,
e. Konsultan pengawas memberikan pengarahan kepada Kontraktor jika
terjadi perubahan item pekerjaan, dengan persetujuan pengawas
lapangan,
f. Jika pekerjaan selesai Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek.
2.4 Time Schedule Proyek Dan Kurva S
Time schedule ialah gambaran dari prosentase bobot pada setiap
pekerjaan dan progres dari suatu bobot pekerjaan pada suatu
proyek.dimana pada setiap prosentase bobot pekerjaan akan diketahui
jumlah kebutuhan dana pada suatu proyek.
Kurva s ialah penggambaran kemajuan kerja (bobot %)
kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal.
Bertujuan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan proyek apakah
sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan.
Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana
penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut
Bobot prosentase ialah prosentase pekerjaan pada suatu proyek yang di
dapat dari hasil bagi antara jumlah total seluruh volume pekerjaan
dengan jumlah total per kelompok volume pekerjaa dan di kali 100.
Bobot(%) = ∑ seluruh volume pekerjaan / ∑ per kelompok volume
Total (%) ialah jumlah total dari seluruh bobot prosentase yang
mana nilai totalnya harus 100%. Sedangkan waktu pelaksanaan
merupakan lama pelaksanaan dari suatu pekerjaan dimana lama
pekerjaan ini di evaluasi pada setiap 1 minggu.
Rencana fisik per minggu merupakan jumlah total prosentase pekerjaan
dalam 1 minggu
Rencana fisik komulatif merupakan jumlah komulatif
prosentase pekerjaan dari awal minggu sampai akhir pelaksanaan
proyek itu di laksanakan.
2.5 Network Planning
Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, sebuah perusahaan
lebih mengutamakan perencanaan yang matang dengan sedikit pekerja dari
pada menggunakan pekerja yang dominan tanpa perencanaan.
Network Planningadalah sebuah cara atau teknik yang sangat
membantu dalam sebuah perencanaan, penjadwalan dan pengawasan sebuah
pekerjaan proyek yang terdiri dari beberapa pekerjaan yang saling
berhubungan.Semenjak tahun 1950, network planning ini telah mulai
dikembangkan di Amerika Serikat (US). Ketika itu ada dua metode yang
dikenal dalam network planning, yaitu:
a) Program Evaluation And Review Technique (PERT)
2.5.1 Prinsip Dasar Network Planning
Pengelolaan sebuah proyek mencakup banyak manajemen dan
koordinasi berbagai macam bentuk kegiatan. Ketika beberapa tugas yang
harus diselesaikan sudah berada di atas meja kerja, maka hal ini menjadi
suatu tantangan untuk menjaga semua aspek proyek agar semuanya tetap
berjalan dengan lancar.
Dalam sebuah pelaksanaan proyek konstruksi ataupun lainnya, haruslah
direncanakan dengan matang sebuah rancangan kegiatan kerja. Untuk dapat
membuat perencanaan kerja harus mencakup hal-hal:- membuat rencana,
skedul dan diagram informasi proyek
mengelola sebuah proyek dalam milestone
Milestone menyatakan suatu peristiwa atau kondisi yang menandai
penyelesaian sekelompok tugas yang saling berhubungan atau
penyelesaian suatu tahap dari sebuah proyek.
menelusuri perkembangan yang terjadi pada sebuah proyek yeng
sedang dilaksanakan. menetapkan dan menjadwalkan sumber daya
yang ada (Resources).- dan lainnya.
Proyek, secara sederhana adalah sebagai suatu urutan peristiwa yang
dirancang dengan baik dengan suatu permulaan dan suatu akhir yang
diarahkan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dipimpin oleh orang, dengan
2.5.2 Network Planning dalam Dunia Konstruksi
Network adalah sebuah jaringan kerja yang dimaksudkan pada sebuah
proyek kerja konstruksi. Untuk memudahkan pelaksanaan sebuah proyek
konstruksi, maka diperlukan adanya sebuah perencanaan yang baik agar
seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Perencanaan jaringan kerja
pada sebuah proyek lebih dikenal dengan istilah network planning (NWP).
Sebuah network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan
kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta
dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau
kegiatan dengan yang lainnya. Ini juga merupakan teknik dalam perencanaan
kegiatan atau proyek yang dapat menjawab pertanyaan bagaimana mengelola
suatu proyek dan dasar yang kokoh bagi seorang pimpinan proyek untuk
menentukan kebijakan di dalam suatu proyek konstruksi.
Agar dapat berjalan dengan sesuai yang telah direncanakan, sebuah
network planning merupakan alat bagi seorang pimpinan proyek untuk dapat
melaksanakan penjadwalan dan pengendalian yang cermat dalam
pelaksanaan suatu kegiatan proyek konstruksi.
2.5.3 Kegunaan Network Planning
Data atau informasi yang diperoleh, namun tidak teratur dapat terorganisir
dengan tepat. Dapat menunjukkan urutan pekerjaan sebuah proyek kerja
konstruksi yang paling efisien, diukur dari sudut biaya dan waktu
pelaksanaan proyek tersebut.
terjadi pada pelaksanaan sebuah pekerjaan konstruksi.
• Mengarahkan seorang pimpinan mengambil keputusan dan mengelola
resources (sumber daya) dalam usaha mempercepat selesainya
proyek.Resources yang dibutuhkan dapat berupa orang, peralatan dan juga
fasilitas-fasilitas khusus untuk mengerjakan proyek tesebut.
• Memudahkan koordinasi dengan orang-orang atau lembaga yang terlibat.
• Memudahkan pengawasan dan pengendalian.
• Pedoman bagi para pelaksana pekerjaan sebuah proyek.
2.5.4 Perkembangan Network Planning
a. CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review
Technique) atau NETWORK DIAGRAM.
Semenjak dikenalkan pada tahun 1950 di Amerika oleh Du Pont
Company secara independen, network planning mulai berkembang di
negara-negara lain.
Dua metode awal pada network planning yang dikenal yaitu CPM dan
PERT. CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah
penjadwalan kerja. CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan
biaya dan waktu. Karakteristik umum dari dua metode ini adalah:- Sebuah
proyek bisa menjadi diubah menjadi paket pekerjaan atau paket kegiatan
yang terdefinisi dengan baik.
Sebuah pekerjaan harus dilaksanakan pada urutan kerja tertentu.-
Dengan sebuah urutan kerja berbentuk ’S’, kegiatan dapat ditentukan awal
mengoptimalkan terjadinya garis kritis. Sebuah pekerjaan yang dilakukan
tanpa memiliki garis kritis dapat dilaksanakan lebih cepat atau lebih lambat
tanpa mempengaruhi pelaksanaan keseluruhan sebuah proyek.Pada metode
[image:29.595.142.524.239.515.2]PERT, pelaksanaan berdasarkan pada perkiraan yang tidak tentu.
Gambar 2.5 : Kurva S
b. Gantt (Bar) Chart
Merupakan sebuah metode network planning yang cukup banyak digunakan.
Pada Gantt Chart ini mengkombinasikan dua hal, yaitu penjadwalan dan
fungsi perencanaan. Gantt chart ini lebih dikenal karena penggunaannya
Sebuah Gantt chart digunakan dengan mudah karena pelaksanaan
sebuah pekerjaan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya yang benar-benar
dikerjakan sesuai dengan urutan pekerjaan tanpa mendahului atau melewati
waktu perencanaan.Milestone chart juga merupakan bagian dari Gantt chart
ini. Dengan menggunakan Gantt chart dapat diperoleh berbagai keuntungan
seperti pada pelaksanaan pekerjaan, sebuah aktivitas mudah untuk dipahami
urutan pekerjaannya.
Dengan bar chart sebuah urutan pelaksanaan mudah dibuat dan
diperbaiki.Namun, akibat dari ketidaktergantungnya pekerjaan yang satu
dengan yang lain, maka pelaksanaan pekerjaan akan menjadi lebih lama.
Juga dengan menggunakan metode ini, urutan kegiatan sebuah pekerjaan
[image:30.595.164.481.442.586.2]menjadi sulit untuk dilaksanakan.