• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah suatu rangkaian kegiatan perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian dari awal hingga akhir serta untuk menjamin agar

proyek selesai tepat pada waktunya, sesuai dengan biaya yang telah ditentukan,

dengan kualitas yang telah ditentukan pada spesifikasi dalam dokumen kontrak

sehingga tujuan proyek dapat dicapai secara efektif dan efisien seperti yang

diharapkan. Suatu proyek harus didukung dengan manajemen yang baik agar

dihasilkan suatu hasil akhir yang sesuai seperti pada dokumen kontrak. Struktur

organisasi proyek merupakan satu kesatuan kerja serta kerja sama antara

sekelompok orang yang terlibat dalam pelaksanaan proyek dimana proyek

tersebut terdapat aktifitas untuk mencapai sasaran yaitu mutu dan biaya pekerjaan

yang telah ditentukan seperti pada dokumen kontrak.

2.2 Unsur-unsur Pelaksana Proyek

a. Pemilik Proyek,

b. Konsultan Pengawas,

(2)
[image:2.595.131.509.63.254.2]

Gambar 2.1 Hubungan kerja unsur – unsur pengelola proyek

Sumber : Istimawan Dipohusodo, 1995

Proyek Pembangunan Jalan By Pass Brebes Tegal ini adalah salah satu

proyek negara (Pemerintah), dalam hal ini adalah DPU Bina Marga, dengan

konsultan perencana adalah CECI Joint Venture with PT. CIPTA STRADA, serta

yang melaksakan proyeknya (kontraktor) adalah PT. BUMIREJO - PT.

BRANTAS ABIPRAYA (Persero). JO. Adapun pengertian dari skema tersebut

diatas adalah :

1. Pemilik Proyek ( Owner ) dalam hal ini Pemerintah yang mempunyai

proyek serta memberi pekerjaan kepada kontraktor

2. Kontraktor dalam hal ini adalah PT. BUMIREJO - PT. BRANTAS

ABIPRAYA (Persero). JO adalah beberapa orang atau badan hukum yang

diberi kuasa oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan

3. Sebagai pengawas dalam proyek ini DPU Bina Marga yang juga bertindak

sebagai pemilik proyek

Hubungan kerja antara unsur – unsur pokok pelaksana pembangunan

adalah masing – masing pihak harus tunduk dan patuh kepada persyaratan Pemilik Proyek

Dinas Pekerjaan Umum

Konsultan Pengawas Kontraktor

= Garis Komando = Garis Koordinasi

(3)

atau peraturan yang telah disusun, baik secara administrasi maupun secara

teknis demi kelancaran jalannya pelaksanaan suatu proyek.

2.2.1 Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah orang atau badan baik swasta maupun instansi

pemerintah yang memiliki gagasan untuk mendirikan bangunan dan menanggung

biaya pembangunan tersebut dan memberi tugas kepada suatu badan atau orang

untuk melaksanakan gagasan tersebut yang dianggap mampu untuk

melaksanakanya. Sehingga berhak menolak atau meminta pertanggungjawaban

atas selesainya proyek.

Tugas dan Wewenang Pemilik proyek adalah :

a. Menyediakan dana perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sesuai dengan

perjanjian kontrak,

b. Mengangkat Pemimpin Proyek, Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana

dan menetapkan Kontraktor pelaksana melalui proses pelelangan,

c. Menandatangani dan mengesahkan semua dokumen kegiatan, seperti suarat

perintah kerja, surat perjanjian dengan Penyedia Jasa dan Konsultan serta

dokumen pembayaran,

d. Menerima dan menyetujui/mengesahkan keputusan yang menyangkut mutu,

waktu, biaya, sanksi, dan denda terhadap pelanggaran kontrak,

e. Menuntut terselesaikanya kegiatan sesuai jadwal dan standar mutu yang

ditentukan,

f. Menetapkan perpanjangan waktu, denda dan pekerjaan tambah dan kurang,

(4)

g. Mengadakan kontrak dengan Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan

Kontraktor yang memuat tugas, kewajiban, dan tanggungjawab masing–

masing unsur secara jelas sesuai prosedur hukum yang berlaku,

h. Berwenang memberikan instruksi kepada Penyadia Jasa maupun Konsultan

baik secara langsung maupun tertulis,

i. Memiliki wewenang penuh terhadap kepemilikan kegiatan,

j. Berhak memberikan sanksi terhadap unsur-unsur kegiatan yang tidak

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang telah diatur dalam perjanjian

kontrak sebelumnya

k. Menerima hasil pekerjaan proyek.

l. Menerima/ menolak personal kontraktor ataupun konsultan pengawas atas

usulan konsultan pengawas.

2.2.2 Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah orang-orang atau organisasi yang berbadan

hukum yang bertugas untuk mengawasi dan mengendalikan jalannya pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku yang ditetapkan secara tertulis

oleh pimpinan proyek.

Tugas dan Wewenang Konsultan Pengawas :

a. Mewakili Pemilik Kegiatan dalam hal pengawasan secara berkala serta

meneliti hasil- hasil yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa,

b. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol pelaksanaan yang menyangkut

(5)

c. Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan berhak

memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaan khusus terhadap bagian

pekerjaan tertentu yang dianggap menyimpang dari perencanaan,

d. Menolak gambar kerja (Shop Drawing) yang tidak memenuhi persyaratan,

e. Memperingatkan Kontraktor secara tertulis bila terjadi kelalaian didalam

memenuhi persyaratan yang tertera didalam dokumen kontrak,

f. Menghentikan sementara pekerjaan Kontraktor apabila terdapat

penyimpangan dari peraturan yang berlaku,

g. Menyetujui dan menolak dokumen pembayaran yang diajukan oleh

Kontraktor sebelum diteruskan kepada pemberi tugas (Owner),

h. Memberi masukan kepada kontraktor jika terjadi permasalahan,

i. Memproses laporan kemajuan proyek.

j. Menerima/ menolak personal kontraktor di lapangan atas persetujuan pemilik

proyek.

2.2.3 Kontraktor

Kontraktor adalah orang/ badan yang bertugas untuk melaksanakan

pekerjaan yang ditunjuk melalui lelang oleh pemilik proyek dan telah

menandatangani kontrak untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara

pekerjaan. Dalam pelaksanaan proyek kontraktor harus mengacu kepada

persyaratan dan gambar- gambar yang ada dalam dokumen kontrak

Tugas dan tanggung jawab Kontraktor adalah :

a. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah tercantum

(6)

b. Menyiapkan dengan segera tenaga kerja, bahan perlengkap dan dan jasa yang

diperlukan untuk menyelesaiakan pekerjaan dengan hasil yang dapat diterima

owner,

c. Berkonsultasi dengan konsultan mengenai hal- hal yang kurang jelas,

d. Menjamin keamanan dan ketertiban bahan bangunan dan peralatan serta

memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dan menjaga kebersihan

lingkungan,

e. Memberikan kenyamanan kepada masyarakat lingkungan kegiatan,

f. Memperbaiki kerusakan atau kekurangsempurnaan selama masa pelaksanaan

pekerjaan dan masa pemeliharaan serta bertanggung jawab dalam hal fisik,

g. Bertanggung jawab penuh kepada Pemilik Proyek dalam penyelesaian

pekerjaan,

h. Bertanggung jawab atas komplain, Keselamatan Kesehatan Kerja ( K3 ) dan

kejadian lainnya yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan,

i. Memberikan laporan hasil pekerjaan setiap periode mingguan, bulanan,

triwulannan, serta laporan akhir,

j. Menyerahkan hasil kerja,

k. Membuat gambar kerja ( Shop Drawing ) yang disahkan oleh Pemilik Proyek,

Kontraktor, Konsultan Pengawas,

l. Wajib melaksanakan penyerahan pertama bila proyek sudah selesai kepada

(7)

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang dimaksud adalah Struktur Organisasi

Pemilik Proyek, Struktur Organisasi Konsultan Pengawas dan Struktur

Organisasi Kontraktor.

2.3.1 Struktur Organisasi Pemilik Proyek

Struktur organisasi pemilik atau pemberi tugas pada Rencana

Pelaksanaan Proyek Ruas Jalan By Pass Brebes Tegal Sta 7+350 – 7+350,

[image:7.595.100.543.324.570.2]

dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Gambar 2.2 : Struktur Organisasi Pemilik Proyek Sumber : Istimawan Dipohusodo. 1995

Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam

struktur organisasi pemilik proyek adalah :

1. Pemimpin Proyek

a. Memimpin dan mengatur seluruh kegiatan proyek hingga semua

tugas dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan sasaran maupun

tujuan yang telah ditetapkan, Pemimpin Proyek

Bendahara Ka.Ur. Tata

Usaha Sub.Ur.Adm. Umum Pengawas Lapangan Pembantu Was.Lap. Sub.Ur.Adm. Teknik Staf. Adm. Keuanga Staf. Verikas i

= Garis Komando

(8)

b. Mengusahakan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan semua

instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek,

c. Menetapkan pemanang pelelangan pekerjaan dari bagian proyek,

d. Menandatangani perjanjian kontrak/ kerjasama, Berita Acara

Pemeriksaan Pekerjaaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, dan

Dokumen Kegiatan lainya,

e. Menetapkan Tim Pelaksana Kegiatan ( Staf Ahli, Staf Teknis, Staf

Administrasi, Panitia Pengadaan dan Panitia Pemeriksa ) atas usulan

Pengendali Kegiatan

f. Melaksanakan pemeriksaan Kas terhadap Pemegang Kas minimal

tiga bulan sekali dan diterbitkan Berita Acara yang disampaikan

kepada instansi terkait ( Badan Pengawas Propinsi, Biro Keuangan )

2. Kepala Urusan Tata Usaha

a. Membantu Pemimpin proyek dalam mengurus dan

menyelenggarakan administrasi yang menyangkut masalah teknis

maupun non teknis,

b. Meneliti, mengkoreksi dan membuat dokumen - dokumen kegiatan

( Perjanjian Kontrak/ kerjasama, Berita Acara Pemeriksaan

Pekerjaan, Berita Acara serah terima Pekerjaan, Berita Acara

Pembayaran dan Dokumen Kegiatan lainya ) yang akan

ditandatangani Pengguna Anggaran,

c. Membina kepengurusan pembebasan tanah dan ganti rugi bersama

(9)

d. Membuat setifikasi akhir bulan sebagai pembayaran kepada

kontraktor berdasarkan bahan-bahan dari pengawas lapangan,

e. Bersama dengan Bendahara proyek mengadakan evaluasi terhadap

anggaran biaya proyek tiap akhir proyek dan melaporkan

hasil-hasilnya kepada Pemimpin proyek.

3. Sub. Urusan Administrasi Teknik

a. Bertanggung jawab kepada Kepala Urusan Aministrasi Tata Usaha,

b. Menyelenggarakan kebutuhan untuk keperluan kantor, rapat dan

lain-lain,

c. Menyelesaikan tagihan langganan seperti telepon, air minum, listrik

dan lain-lain untuk keperluan proyek,

4. Bendahara Proyek

a. Membantu Pemimpin proyek dalam mengendalikan tata laksana

keuangan proyek,

b. Melaksanakan pembayaran atas perintah Pemimpin proyek,

c. Membantu Pemimpin proyek dalam menguji kebenaran dan

kelengkapan dokumen tagihan,

d. Membantu Pemimpin proyek dalam membuat surat

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran proyek,

e. Mendistribusikan uang kerja kegiatan kepada Pemegang Kas

Pembantu Kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan atas persetujuan

(10)

f. Dalam melaksanakan tugasnya Bendahara bertanggung jawab

kepada Pengguna anggaran.

5. Staf. Administrasi Keuangan

a. Menyelesaikan pencatatan yang berhubungan dengan keuangan

proyek,

b. Mencatat, mengurus,dan melaksanakan peraturan/ keperluan yang

berlaku yang berkaitan dengan administrasi keuangan,

c. Menghimpun bendel administrasi keuangan,

d. Mencatat dan menyusun penerimaan dan pengeluaran proyek,

e. Membuat neraca pada akhir tahun anggaran bersama Bendahara.

6. Staf. Verifikasi

a. Melaksanakan verifikasi penggunaan dana yang tersedia,

b. Bertanggung jawab atas perhitungan-perhitungan verifikasi dana

yang dilaksanakan.

7. Pengawas Proyek

a. Membantu Pemimpin proyek dalam pengawasan/ pelaksanaan

operasional di lapangan,

b. Bertanggung jawab atas ketertiban dan kelancaran fisik kegiatan

dengan perpedoman pada peraturan dan ketentuan yang berlaku,

c. Mengawasi kegiatan supervise/ pelaksanaan yang dilakukan

Kontraktor maupun Konsultan dalam hubungannya dengan

(11)

d. Mencatat segala permasalahan yang dilapangan dan melaporkan

kepada pimpinan proyek,

e. Bersama Penyedia Barang / Jasa menyusun dan menyiapkan Laporan

Harian, Mingguan, dan Bulanan kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan

dan menyampaikan kepada pimpinan proyek,

f. Mempelajari dan memeriksa usul design serta mengadakan evaluasi

teknik dan biaya,

g. Mengendalikan produk-produk pekerjaan secara kontinu dan terperinci

melalui hasil-hasil tes labolatorium dan pemeriksssan visual di lapangan

dan melaporkan kepada Pemimpin proyek guna langkah-langkah

(12)

2.3.2 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas

Struktur organisasi konsultan pengawas pada Rencana Pelaksanaan

Proyek Ruas Jalan By Pass Brebes Tegal Sta 7+350 – 9+350, dapat dilihat

[image:12.595.72.559.212.607.2]

pada bagan berikut ini :

Gambar 2.3 : Struktur Organisasi Konsultan Pengawas Sumber : Istimawan Dipohusodo. 1995

Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur

organisasi Konsultan pengawas adalah :

Supporting Staff

Administrasi lapangan Drafter

Computer Operator Office Boy Guardman

Quality Engineer Quantity

Surveyor

Laboratory

Technicient Surveyor Surveyor

Laboratory Technicient

Supervisi Engineer

Chief Inspector

Inspector Inspector

Highway Engineer ( HE )

Ass.

HE Ass.

(13)

1. Supervisi Engineer

a. Memimpin pelaksanaan dan bertangung jawab penuh terhadap

keberhasilan pekerjaan,

b. Mewakili Pemilik Kegiatan dalam hal pengawasan secara berkala serta

meneliti hasil- hasil yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa,

c. Mengkoordinir staf-staf pelaksana pada pekerjaan pelaksanaan pekerjaan

proyek secara keseluruhan,

d. Memberikan instruksi atau koreksi kepada Penyedia Jasa apabila terjadi

hal- hal yang menyimpang dari standar perencanaan,

e. Menyelenggarakan rencana pekerjaan,

f. Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan berhak

memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaan khusus terhadap bagian

pekerjaan tertentu yang dianggap menyimpang dari perencanaan.

2. Administration

a. Mengatur segala kegiatan administrasi,

b. Mengatur masalah pembukuan mengenai jalannya keuangan pada proyek,

c. Memeriksa pembukuan, asuransi, usaha dibidang keselamatan kerja dan

masalah yang berhubungan dengan perburuhan,

d. Mengatur terselenggaranya permintaan dan realisasi pendistribusian pada

proyek,

3. Computer Operator

a. Melakukan pengetikan pada komputer dan mencetaknya,

(14)

c. Memberikan bantuan untuk hal-hal yang bersifat umum,

4. Drafter

a. Menggambar data survey dari lapangan ke gambar design,

b. Menyiapkan gambar dari revisi design dan detail design jika dibutuhkan di

lapangan,

5. Quality Engineer

a. Melaksanakan pengecekan mutu dari bahan-bahan yang digunakan dalam

proyek,

b. Merekomendasikan kepada Pemilik proyek terhadap suatu mutu dan

kelayakan pemakaian suatu komponen dalam konstruksi proyek,

c. Membuat laporan kualitas bahan yang dipergunakan secara periodik sesuai

dengan kebutuhan proyek.

6. Labolatory Technician

a. Melakukan pengujian di labolatorium terhadap kelayakan suatu

konstruksi,

b. Melakukan pengujian terhadap bahan yang akan dipergunakan dalam

proyek,

c. Melaporkan kepada Site Engineer apabila terdapat hal-hal yang tidak

memenuhi syarat dalam pengujian,

(15)

7. Chief Inspector

a. Bersama dengan Pengawas dari pihak Direksi, untuk melakukan

pengawasan secara langsung terhadap jalannya proyek di lapangan,

b. Melaporkan kepada Site Engineer bila terdapat penyimpangan dalam

hal perencanaan dengan kenyataan yang dilaksanakan di lapangan,

c. Memberikan pengarahan teknis pelaksanaan kepada Kontraktor

secara rutin,

d. Mereview dan memeriksa perhitungan yang dibuat Kontraktor,

e. Memberi masukan kepada kontraktor jika terjadi permasalahan,

f. Bertanggung jawab dalam pengawasan kualitas dan kuantitas

pekerjaan.

2.3.3 Struktur Organisasi Kontraktor

Struktur organisasi kontraktor pada Rencana Pelaksanaan Proyek

Ruas Jalan By Pass Brebes - Tegal STA 7+350 – 9+350 dapat dilihat pada

(16)
[image:16.595.135.525.197.640.2]

Gambar 2.4 : Bagian Struktur Organisasi Kontraktor Sumber : Istimawan Dipohusodo,1995

Material Engineer

 Soil Engineer  Quality Engineer  Staf 2

Administrasi

Administrasi Teknis

 Peralatan  Logistik  Drafter

Administrasi non Teknis  Keuangan/Finance  Keamanan/Security Estimator Engineer  Surveyor  Higway Engineer

 Staf 2

(17)

Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur

organisasi Kontraktor adalah :

1. General Superintendent,

Sebagai kuasa Direktur dari perusahaan jasa konstruksi (Kontraktor) di

lapangan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bersama dengan wakil Pimpro, Konsultan Pengawas membuat Time

Schedule pada masa awal proyek,

b. Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan

sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak,

c. Mengontrol secara keseluruhan atas tugas - tugas dan kewajiban

bawahanya dalam melaksanakan kegiatan,

d. Mengantisipasi segala kendala di lapangan,

e. Menentukan langkah pemecahan bila terjadi kemunduran,

f. Melaporkan hasil pekerjaanya secara periodik kepada pihak Pengguna

Jasa,

g. Ikut mengawasi pekerjaan struktur yang penting.

Sedangkan hal-hal yang perlu diketahui oleh General Superintendent

adalah :

1) Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan,

2) Tingkat kemajuan pekerjaan,

3) Pada bagian mana yang tejadi keterlambatan dalam pelaksanaan,

4) Pelaksanaan pekerjaan selama 1 minggu,

5) Jumlah pemakaian material dan volume pekerjaan yang telah

(18)

6) Spesifikasi dan semua pekerjaan yang telah dilaksanakan.

2. Material Engineer,

Tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh Material

Engineer adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui spesifikasi semua bahan yang digunakan,

b. Mengendalikan kualitas bahan,

c. Melakukan hasil tes pekerjaan bersama-sama dengan Quality

Engineer dan Konsultan supervisi,

3. Highway Engineer,

Higway Engineer adalah seorang ahli dalam bidang konstruksi jalan

raya pada kontraktor dan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

a. Memimpin dan mengkoordinasi semua pekerjaan konstruksi jalan

raya,

b. Mambantu segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan jalan

diantaranya Geometik jalan ( Alinyemen Horizontal dan Alinyemen

Vertikal ) dan segala segala yang berkaitan dengan konstruksi jalan

raya,

4. Estimator Engineer,

Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi oleh Estimator

(19)

a. Pada masa awal proyek menghitung perencanaan anggaran

pelaksanaan,

b. Menghitung biaya pelaksanaan, termasuk perhitungan kembali bila

terjadi pekerjaan tambah/kurang,

c. Mengetahui besar biaya Overhead dan biaya non pelaksanaan

lainnya, harga satuan bahan dan upah serta besar volume pekerjaan,

5. Administrasi,

Administrasi dibagi dua, yaitu :

a. Administrasi teknis ( peralatan dan logistic ),

1. Peralatan,

Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai

berikut :

a. Selalu mengecek peralatan dan menjamin perawatan alat,

b. Memasok kebutuhan keperluan alat dan bahan bakar,

c. Membuat laporan penggunaan peralatan secara berkala.

2. Logistik,

Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai

berikut :

a. Setiap harinya mengecek kebutuhan material di gudang dan

timbunan material di lapangan,

b. Mengatur penempatan material di lapangan,

(20)

b. Administrasi non teknis ( keuangan dan keamanan/ Security )

1. Administrasi Keuangan/ Finance,

Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai

berikut :

a. Merangkum laporan harian pelaksanaan,

b. Membuat laporan mingguan tiap awal minggu,

c. Membuat surat-surat keluar dan administrasi,

d. Menangani upah mingguan pekerja dan prosedur

pembayarannya,

e. Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran proyek,

f. Mengatur dan memberikan uang makan pekerja,

g. Mengambil termin jika jatuh harinya,

h. Melakukan pembayaran atas pengadaan material proyek.

2. Keamanan/ Security

Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai

berikut :

a. Melakukan pengontrolan lapangan,

b. Memeriksa gudang dan direksi keet,

c. Mencatat semua tamu yang datang dan keperluannya,

6. Pelaksana dan Asisten Pelaksana,

Pelaksana dan Asisten pelaksana harus bekerja sama untuk menangani

pelaksanaan pekerjaan,

(21)

Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai

berikut:

 Meninjau kemajuan pekerjaan setiap hari dan memastikan bahwa

metode yang digunakan pekerja efisien dan aman,

 Mengkoordinasi pekerja setiap hari,

 Memeriksa agar semua pekerjaan sesuai dengan standar kualitas

yang diminta,

 Menganalisa kegiatan yang telah, sedang, dan yang akan

dikerjakan, sekaligus berkonsultasi kepada pimpinan melalui

Koordinator Pelaksana apabila terjadi perubahan – perubahan di

lapangan,

 Mengikuti pertemuan lapangan setiap pertengahan mingguan.

b. Asisten Pelaksana,

Tugas dan tangung jawab yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut

:

 Setiap hari mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan,

 Memberikan pengarahan teknis pelaksanaan fisik di lapangan

kepada para pekerja secara rutin, baik dan benar,

 Membuat laporan harian pelaksanaan,

 Mengontrol absensi tenaga kerja,

 Menjelang minggu mengontrol kebutuhan material untuk minggu

selanjutnya.

(22)

1) Time Schedule dan Gambar kerja,

2) Jumlah pekerja dan volume pekerjaan.

Tiga unsur utama pelaku pada proses pelaksanaan suatu proyek {Pemilik

proyek (Owner), Konsultan Pengawas dan Kontraktor} terdapat suatu keterkaitan

dalam hubungan kerja dan koordinasi. Hal ini merupakan suatu bentuk

manajemen proyek yang memerlukan suatu koordinasi antara ketiga komponen

tersebut agar didapatkan hasil yang baik. Dengan demikian diantara ketiga unsur

pelaku pada proses pelaksanan suatu proyek terdapat hubungan kerja secara

timbal balik. Inilah yang disebut Manajemen Segitiga.

1. Hubungan Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan

a. Ada ikatan kontrak kerja yang telah disepakati untuk melaksanakan

tugas dan tanggung jawab yang telah disyaratkan dalam dokumen,

b. Konsultan menyerahkan hasil perencanaan dan pengawasan proyek

kepada Pemilik proyek sesuai dengan persetujuan yang telah

disepakati bersama yang tertuang dalam dokumen kontrak kerja,

c. Konsultan dalam melaksanakan tugasnya selalu berpedoman pada

aturan dan syarat yang telah disepakati bersama dan

mengkonfirmasikan kepada Pemilik proyek apabila ada sesuatu hal

yang di luar perkiraan,

d. Setelah semua tugas dan tanggung jawab Konsultan terlaksana dengan

baik maka Pemberi tugas memberikan imbalan jasa kepada Konsultan

sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani bersama dalam

(23)

2. Hubungan Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor

a. Terdapat ikatan kontrak kerja yang telah ditandatangani bersama sesuai

dengan persetujuan kedua belah pihak,

b. Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan spesifikasi dan

syarat-syarat yang telah ditentukan dalam perencanaan proyek, kemudian

setelah proyek selesai dilaksanakan Kontraktor menyerahkan kembali

kepada Pemilik proyek,

c. Kontraktor melaporkan kepada Pemilik proyek setiap selesai suatu item

pekerjaan, ataupun jika terdapat hal-hal di luar perencanaan yang terjadi

di lapangan,

d. Pemilik proyek memberikan imbalan jasa kepada Kontraktor setelah

Kontraktor selesai melaksanakan setiap item pekerjaan dengan baik

sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat yang ditentukan dalam

dokumen kontrak.

3. Hubungan Antara Kontraktor dengan Konsultan Pengawas

a. Kontraktor mengajukan gambar kerja kepada Konsultan Pengawas

untuk melaksanakan pekerjaan,

b. Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat oleh Konsultan perencana,

c. Konsultan pengawas melakukan kontrol kegiatan Kontraktor di

lapangan apakah sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat yang telah

(24)

d. Konsultan pengawas bekerja sama dengan Kontraktor melakukan

pegujian-pengujian teknis pekerjaan,

e. Konsultan pengawas memberikan pengarahan kepada Kontraktor jika

terjadi perubahan item pekerjaan, dengan persetujuan pengawas

lapangan,

f. Jika pekerjaan selesai Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana

untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek.

2.4 Time Schedule Proyek Dan Kurva S

Time schedule ialah gambaran dari prosentase bobot pada setiap

pekerjaan dan progres dari suatu bobot pekerjaan pada suatu

proyek.dimana pada setiap prosentase bobot pekerjaan akan diketahui

jumlah kebutuhan dana pada suatu proyek.

Kurva s ialah penggambaran kemajuan kerja (bobot %)

kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal.

Bertujuan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan proyek apakah

sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan.

Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana

penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut

Bobot prosentase ialah prosentase pekerjaan pada suatu proyek yang di

dapat dari hasil bagi antara jumlah total seluruh volume pekerjaan

dengan jumlah total per kelompok volume pekerjaa dan di kali 100.

Bobot(%) = ∑ seluruh volume pekerjaan / ∑ per kelompok volume

(25)

Total (%) ialah jumlah total dari seluruh bobot prosentase yang

mana nilai totalnya harus 100%. Sedangkan waktu pelaksanaan

merupakan lama pelaksanaan dari suatu pekerjaan dimana lama

pekerjaan ini di evaluasi pada setiap 1 minggu.

Rencana fisik per minggu merupakan jumlah total prosentase pekerjaan

dalam 1 minggu

Rencana fisik komulatif merupakan jumlah komulatif

prosentase pekerjaan dari awal minggu sampai akhir pelaksanaan

proyek itu di laksanakan.

2.5 Network Planning

Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, sebuah perusahaan

lebih mengutamakan perencanaan yang matang dengan sedikit pekerja dari

pada menggunakan pekerja yang dominan tanpa perencanaan.

Network Planningadalah sebuah cara atau teknik yang sangat

membantu dalam sebuah perencanaan, penjadwalan dan pengawasan sebuah

pekerjaan proyek yang terdiri dari beberapa pekerjaan yang saling

berhubungan.Semenjak tahun 1950, network planning ini telah mulai

dikembangkan di Amerika Serikat (US). Ketika itu ada dua metode yang

dikenal dalam network planning, yaitu:

a) Program Evaluation And Review Technique (PERT)

(26)

2.5.1 Prinsip Dasar Network Planning

Pengelolaan sebuah proyek mencakup banyak manajemen dan

koordinasi berbagai macam bentuk kegiatan. Ketika beberapa tugas yang

harus diselesaikan sudah berada di atas meja kerja, maka hal ini menjadi

suatu tantangan untuk menjaga semua aspek proyek agar semuanya tetap

berjalan dengan lancar.

Dalam sebuah pelaksanaan proyek konstruksi ataupun lainnya, haruslah

direncanakan dengan matang sebuah rancangan kegiatan kerja. Untuk dapat

membuat perencanaan kerja harus mencakup hal-hal:- membuat rencana,

skedul dan diagram informasi proyek

 mengelola sebuah proyek dalam milestone

Milestone menyatakan suatu peristiwa atau kondisi yang menandai

penyelesaian sekelompok tugas yang saling berhubungan atau

penyelesaian suatu tahap dari sebuah proyek.

 menelusuri perkembangan yang terjadi pada sebuah proyek yeng

sedang dilaksanakan. menetapkan dan menjadwalkan sumber daya

yang ada (Resources).- dan lainnya.

Proyek, secara sederhana adalah sebagai suatu urutan peristiwa yang

dirancang dengan baik dengan suatu permulaan dan suatu akhir yang

diarahkan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dipimpin oleh orang, dengan

(27)

2.5.2 Network Planning dalam Dunia Konstruksi

Network adalah sebuah jaringan kerja yang dimaksudkan pada sebuah

proyek kerja konstruksi. Untuk memudahkan pelaksanaan sebuah proyek

konstruksi, maka diperlukan adanya sebuah perencanaan yang baik agar

seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Perencanaan jaringan kerja

pada sebuah proyek lebih dikenal dengan istilah network planning (NWP).

Sebuah network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan

kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta

dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau

kegiatan dengan yang lainnya. Ini juga merupakan teknik dalam perencanaan

kegiatan atau proyek yang dapat menjawab pertanyaan bagaimana mengelola

suatu proyek dan dasar yang kokoh bagi seorang pimpinan proyek untuk

menentukan kebijakan di dalam suatu proyek konstruksi.

Agar dapat berjalan dengan sesuai yang telah direncanakan, sebuah

network planning merupakan alat bagi seorang pimpinan proyek untuk dapat

melaksanakan penjadwalan dan pengendalian yang cermat dalam

pelaksanaan suatu kegiatan proyek konstruksi.

2.5.3 Kegunaan Network Planning

Data atau informasi yang diperoleh, namun tidak teratur dapat terorganisir

dengan tepat. Dapat menunjukkan urutan pekerjaan sebuah proyek kerja

konstruksi yang paling efisien, diukur dari sudut biaya dan waktu

pelaksanaan proyek tersebut.

(28)

terjadi pada pelaksanaan sebuah pekerjaan konstruksi.

• Mengarahkan seorang pimpinan mengambil keputusan dan mengelola

resources (sumber daya) dalam usaha mempercepat selesainya

proyek.Resources yang dibutuhkan dapat berupa orang, peralatan dan juga

fasilitas-fasilitas khusus untuk mengerjakan proyek tesebut.

• Memudahkan koordinasi dengan orang-orang atau lembaga yang terlibat.

• Memudahkan pengawasan dan pengendalian.

• Pedoman bagi para pelaksana pekerjaan sebuah proyek.

2.5.4 Perkembangan Network Planning

a. CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review

Technique) atau NETWORK DIAGRAM.

Semenjak dikenalkan pada tahun 1950 di Amerika oleh Du Pont

Company secara independen, network planning mulai berkembang di

negara-negara lain.

Dua metode awal pada network planning yang dikenal yaitu CPM dan

PERT. CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah

penjadwalan kerja. CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan

biaya dan waktu. Karakteristik umum dari dua metode ini adalah:- Sebuah

proyek bisa menjadi diubah menjadi paket pekerjaan atau paket kegiatan

yang terdefinisi dengan baik.

Sebuah pekerjaan harus dilaksanakan pada urutan kerja tertentu.-

Dengan sebuah urutan kerja berbentuk ’S’, kegiatan dapat ditentukan awal

(29)

mengoptimalkan terjadinya garis kritis. Sebuah pekerjaan yang dilakukan

tanpa memiliki garis kritis dapat dilaksanakan lebih cepat atau lebih lambat

tanpa mempengaruhi pelaksanaan keseluruhan sebuah proyek.Pada metode

[image:29.595.142.524.239.515.2]

PERT, pelaksanaan berdasarkan pada perkiraan yang tidak tentu.

Gambar 2.5 : Kurva S

b. Gantt (Bar) Chart

Merupakan sebuah metode network planning yang cukup banyak digunakan.

Pada Gantt Chart ini mengkombinasikan dua hal, yaitu penjadwalan dan

fungsi perencanaan. Gantt chart ini lebih dikenal karena penggunaannya

(30)

Sebuah Gantt chart digunakan dengan mudah karena pelaksanaan

sebuah pekerjaan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya yang benar-benar

dikerjakan sesuai dengan urutan pekerjaan tanpa mendahului atau melewati

waktu perencanaan.Milestone chart juga merupakan bagian dari Gantt chart

ini. Dengan menggunakan Gantt chart dapat diperoleh berbagai keuntungan

seperti pada pelaksanaan pekerjaan, sebuah aktivitas mudah untuk dipahami

urutan pekerjaannya.

Dengan bar chart sebuah urutan pelaksanaan mudah dibuat dan

diperbaiki.Namun, akibat dari ketidaktergantungnya pekerjaan yang satu

dengan yang lain, maka pelaksanaan pekerjaan akan menjadi lebih lama.

Juga dengan menggunakan metode ini, urutan kegiatan sebuah pekerjaan

[image:30.595.164.481.442.586.2]

menjadi sulit untuk dilaksanakan.

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan kerja unsur – unsur pengelola proyek
Gambar 2.2  :  Struktur Organisasi Pemilik Proyek
Gambar 2.3  :  Struktur Organisasi Konsultan Pengawas
Gambar 2.4  :  Bagian Struktur Organisasi Kontraktor
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta

Dengan demikian, suatu jaringan kerja yang tersusun dengan benar akan memberikan suatu gambaran proyek, yang pada giliran selanjutnya merupakan sarana komunikasi

6 Meningkatkan koordinasi antara kontraktor dan konsultan pengawas juga pihak owner dan memperketat pengawasan oleh konsultan pengawas agar pekerjaan sesuai dengan yang

RAB merupakan acuan dalam melaksanakan suatu proyek yang dibuat berdasarkan nominal nilai kontrak yang telah disepakati oleh pengguna jasa dengan kontraktor.. Kegunaan RAB

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian di keluarkan jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia,

Konindo Cipta Sejahtera selaku perencana dan kontraktor proyek yang bergerak dibidang interior dan eksterior ruangan melakukan perencanaan dan rancang bangun.Untuk

Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, umumnya owner akan menunjuk badan atau perseorangan sebagai konsultan pengawas proyek agar segala pekerjaan yang

Dalam pelaksanaan konstruksi proyek, kontraktor mengacu pada gambar desain yang telah direncanakan oleh konsultan perencana struktur dikombinasikan dengan gambar desain arsitektur serta