• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II (Laporan Kerja Praktik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab II (Laporan Kerja Praktik)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Lokasi Proyek

Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung ini berlokasi di Jl. Rasuna Said No.18 Teluk Betung, Bandar Lampung. Adapun batas–batas proyek pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung ini adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Rasuna Said 2. Sebelah timur berbatasan dengan Pemukiman Penduduk 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Pemukiman Penduduk

4. Sebelah barat berbatasan dengan Pemukiman Penduduk

(2)

B. Data Umum Proyek

Secara umum data Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung adalah sebagai berikut.

1. Nama Proyek : Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung

2. Lokasi Proyek : Jl.Rasuna Said No. 18 Teluk Betung, Bandar Lampung

3. Pemilik Proyek : PT. Puri Persada Lampung 4. Konsultan Perencana : PT. Pensil Desain Konsultan 5. Kontraktor Pelaksana : PT. PP ( Persero ) Tbk 6. Konsultan Pengawas : PT. Puri Persada Lampung 7. Nilai Proyek : Rp 82.499.000.000,-

(Pek. Struktur & Arsitektur) 8. Sumber Dana : PT. Puri Persada Lampung 9. Luas Bangunan Hotel : ± 19.541,50 m²

10. Luas Area : ±13.464,00 m² 11. Jenis Pelelangan : Pelelangan Terbuka 12. Jenis Kontrak : Lumpsum Fixed Price

13. Waktu Pelaksanaan : 365 Hari Kalender (22 Mei 2013 s/d 21 Mei 2014)

14. Masa Pemeliharaan : 120 Hari Kalender (23 Mei 2014 s/d 19 September 2014 )

15.Cara Pembayaran : Mounthly Progress

(3)

C. Data Struktur Proyek

Data struktur proyek adalah data yang berkaitan langsung dengan keadaan struktur suatu proyek. Data struktur proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung adalah sebagai berikut:

1. Luas Bangunan

Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung merupakan pekerjaan pembangunan Hotel 11 lantai dengan luas bangunan 15.830,67 m2 dan Convention Hall 3 lantai dengan luas bangunan 3.710,83 m2. Dan luas area lahan 13.464,00 m2.

2. Elevasi Bangunan

Bangunan Hotel Grand Dafam Lampung ini terdiri dari lower ground, lantai dasar, mezzanine, dan 8 lantai dengan ketinggian masing-masing lantai bangunan adalah sebagai berikut:

a. Lantai lower ground : 3,80 meter

b. Lantai dasar : 4,80 meter

c. Lantai mezzanine : 3,80 meter d. Lantai 1 – Lantai 2 : 3,52 meter

e. Lantai 2 – Lantai 3 : 3,52 meter

f. Lantai 3 – Lantai 4 : 3,52 meter g. Lantai 4 – Lantai 5 : 3,52 meter

(4)

j. Lantai 7 – Lantai 8 : 3,52 meter k. Lantai 8 – Lantai 9 : 3,52 meter

l. Lantai 9 – Lantai Atap : 3,52 meter

Elevasi top bangunan Hotel Grand Dafam Lampung adalah ± 40,28 m. Adapun bangunan Convention Hall Grand Dafam Lampung terdiri dari lower ground, dasar dan mezzanine. Dengan ketinggian masing-masing

lantai bangunan adalah sebagai berikut:

a. Lantai lower ground : 3,8 meter

b. Lantai dasar : 4,8 meter

c. Lantai mezzanine : 3,8 meter 3. Kolom

Pada Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung dipakai beberapa tipe kolom dengan dimensi yang berbeda-beda dan penggunaan tulangan yang juga berberbeda-beda menurut kebutuhan dan perhitungan. Secara umum, penampang kolom yang digunakan merupakan penampang persegi dengan ukuran 900 x 900 mm, 600 x 900 mm, 300 x 600 mm, 300 x 700 mm, 600 x 600 mm dan 300 x 500 mm. Diameter Tulangan utama yang dipakai adalah (BJTD 40) baja tulangan ulir D22 mm sedangkan untuk sengkang digunakan baja tulangan ulir D10. Secara umum mutu beton kolom k-400 dengan f’c = 33,2 MPa. 4. Balok

(5)

balok induk 400 x 650 mm dan balok anak 250 x 400 mm. Semua balok menggunakan mutu beton K-300 dengan nilai slump 15±2. Diameter tulangan utama yang digunakan adalah baja tulangan ulir BJTD 40 D19 mm. Sedangkan untuk tulangan sengkang digunakan diameter tulangan D10 mm.

5. Pelat

Pada Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung pelat lantai (slab) yang digunakan adalah pelat lantai dua arah atau yang biasa disebut dengan two way slab. Tebal pelat lantai yang direncanakan sebesar 12 cm, dengan tulangan yang digunakan BJTD 40 berdiameter D10. Pelat lantai menggunakan mutu beton yang sama yaitu K-300 dengan f’c = 24,9 MPa.

D. Fasilitas Proyek

Proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung menyediakan beberapa fasilitas proyek sebagai berikut :

1. Kantor Proyek (direksi keet)

(6)

maupun temporary office yang berada di dalam basement. Hal tersebut tergantung dari ketersediaan lahan.

Secara prinsip terdapat tiga kondisi yang umum dijumpai yaitu pada saat pekerjaan substucture, upperstructure dan finishing/landscape. Ketiga kondisi tadi membuat kondisi lahan yang juga berbeda. Sehingga diperlukan perencanaan terhadap ketiga kondisi tersebut dengan tetap memperhatikan aspek-aspek penting lainnya seperti efisien dan efektifitas. Pada Proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung, lahan yang digunakan merupakan bangunan rumah makan yang sudah tidak digunakan lagi sehingga digunakan keet temporary office di rumah makan tersebut. Saat pembangunan meluas

dan harus merobohkan bangunan rumah makan, maka kantor berpindah menjadi temporary office yang berada di dalam basement convention hall. Semua disesuiakan dengan lahan yang ada.

(7)

2. Gudang Material dan Peralatan

Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca seperti semen dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu, diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sebagai tempat penyimpanan material, gudang harus memenuhi berbagai persyaratan. Kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab.

Gudang peralatan berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat ringan, seperti : vibrator, mesin genset portable, alat-alat pengukuran, alat-alat pekerjaan finishing serta berbagai komponen peralatan lainnya. Konstruksi gudang penyimpanan material dan peralatan dirancang dengan sistem rakitan sehingga dapat digunakan berulang kali.

Gudang material dibuat dengan standar PT. PP (Persero), Tbk terbuat dari rangka baja yang mudah dipasang dan dibongkar dengan cover terbuat dari polywood dan material seng.

(8)

3. Los Kerja

Fasilitas ini dibangun untuk pekerjaan besi dan kayu. Los kerja besi merupakan tempat pemotongan maupun pembengkokan besi tulangan sesuai gambar kerja (shop drawing) yang ada. Los kerja kayu digunakan sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya. Bangunan untuk fasilitas ini biasanya dibuat lepas tanpa dinding (los) dan diberi penutup atap, agar para pekerja dapat bekerja dengan nyaman.

Los kerja ini ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi stok material dan direncanakan dalam satu flow fabrikasi besi maupun kayu yang dianggap paling efektif dan efisien dari aspek luas area yang dibutuhkan dan yang tersedia serta dari aspek efisiensi waktu fabrikasi dan perpindahan material besi dan kayu.

Los kerja untuk fabrikasi kayu adalah los kerja standar dari PT. PP (Persero), Tbk yang terbuat dari rangka baja yang mudah dipasang dan dibongkar dengan atap terbuat dari material seng.

(9)

4. Pos Keamanan

Untuk pengawasan area proyek terhadap aspek keamanan, diperlukan pos keamanan. Semua pekerja yang akan masuk dan keluar harus melewati pos keamanan untuk diperiksa. Begitu juga dengan keluar masuk barang, harus melapor ke pos keamanan untuk dilakukan pencatatan. Pos keamanan juga harus mendata setiap tamu yang akan masuk dan keluar proyek. Pos keamanan berada dengan elevasi lebih tinggi dari vincity untuk pengamatan yang luas dan lebih baik.

Gambar 5. Pos Keamanan 5. Base Camp (Barak Pekerja)

Base camp proyek sering digunakan apabila proyek berada di luar kota.

(10)

berada di lokasi proyek, maka barak pekerja harus berada sedekat mungkin dengan lokasi proyek untuk memudahkan pengawasan dan kelancaran proyek.

Gambar 6. Base Camp (Barak Pekerja) 6. Instalasi Listrik dan Penerangan

Suatu proyek membutuhkan energi listrik dalam jumlah yang cukup besar. Kebutuhan tersebut terutama untuk menjalankan peralatan seperti tower crane, passanger hoist, lampu penerangan, dan lain-lain. Agar

proses tersebut berjalan lancar maka dibutuhkan instalasi listrik dan penerangan yang memadai.

(11)

Gambar 7. Instalasi Listrik dan Penerangan 7. Instalasi Air Bersih

Pada pelaksanaan proyek diperlukan air bersih untuk beberapa kebutuhan seperti air curing beton, perawatan beton sample test, pembersihan ban mobil, pekerjaan finishing, dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan instalasi air bersih.

(12)

Gambar 8. Istalasi Air Bersih 8. Instalasi Air Kotor

Pada pelaksanaan proyek sering terdapat air kotor, air sisa atau air buangan seperti contoh air sisa curing, air sisa pekerjaan bored pile, air dari toilet, dan lain-lain. Adanya air buangan atau air kotor tersebut membutuhkan suatu instalasi air kotor di dalam proyek yang nantinya dialiri di saluran air kota dengan syarat mutu air buangan baku tertentu yang sesuai persyaratan pemerintah setempat.

Instalasi air kotor berupa pipa pembuangan, saluran pengendap atau penyaring dan saluran drainase yang menuju saluran kota. Drainase dibuat dengan saluran temporary dengan kemiringan dan debit untuk mengalirkan aliran permukaan ke drainase kota. Desain instalasi air kotor diusahakan tidak menggangu aktifitas proyek, terlihat rapi dan efisien.

9. Pagar Proyek dan Pintu Gerbang

(13)

kerja dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman, maka pagar dibuat kokoh dan tidak mudah roboh. Di samping itu, untuk keserasian dengan lingkungan sekitarnya, maka pagar proyek harus dicat dan diberi dekorasi secukupnya, sehingga terlihat lebih asri.

Konstruksi pagar proyek dibuat dengan menggunakan dinding seng dan didukung oleh tiang-tiang besi atau kayu dan diikat dengan baut pengikat pada jarak tertentu. Sehingga, konstruksinya kuat sebagai pengaman proyek yang sedang dikerjakan.

Pagar proyek ini ditempatkan pada sisi yang membutuhkan. Apabila dalam suatu proyek telah ada bangunan existing yang dianggap dapat berfungsi sebagai pagar proyek dimana dinilai cukup kuat, maka pada area sisi tersebut tidak perlu dipasang pagar proyek. Pada kondisi tertentu saat site survey, pihak pemilik sudah memasang pagar proyek. Pada kondisi ini maka pagar proyek oleh kontraktor sudah tidak perlu dipasang lagi, kecuali apabila ditemukan beberapa bagian dari pagar existing yang dianggap rusak dan perlu diganti.

(14)

Gambar 9. Pintu Gerbang 10. Penempatan alat berat dan alat ringan

Pada proyek-proyek konstruksi gedung bertingkat tinggi atau gedung bertingkat rendah dengan denah yang luas, diperlukan alat-alat berat untuk transportasi material, terutama untuk arah vertikal. Untuk sistem transportasi vertikal ini, tower crane dan lift barang marupakan alat transportasi yang sering digunakan pada proyek pembangunan gedung bertingkat.

Tower crane diperlukan terutama sebagai pengangkut vertikal

bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor, dan material lainnya. Penempatan tower crane, harus direncanakan bisa menjangkau seluruh area proyek konstruksi bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang. Penggunaan tower crane tersebut, juga harus memperhitungkan beban maksimum

yang mampu diangkatnya. Pada kondisi tertentu saat penggunaan tower crane tidak dimungkinkan, maka digunakan mobile crane. Dapat pula

(15)

Konstruksi tower crane yang perlu direncanakan dengan cermat adalah pondasi dan penempatan bracing sebagai pengaku pada saat bangunan telah mencapai ketinggian tertentu (free standing). Pondasi tower crane berupa pondasi beton plat setempat dengan bored pile atau tiang pancang. Pondasi tower crane pada posisi tower crane di dalam gedung, memanfaatkan pondasi gedung yang akan dibangun. Sedangkan bracing menggunakan material baja yang diangkurkan ke struktur bangunan yang sudah jadi pada elemen struktur kolom maupun balok dan plat lantai.

Sementara itu, lift barang atau passanger lift merupakan alat transportasi vertikal untuk pengangkutan material pekerjaan finishing maupun tenaga kerja proyek. Konstruksi lift bahan dan penumpang ini, dibuat seperti pada tower crane yang meliputi pondasi struktur rangka untuk rail lift, diperkuat dengan bracing yang diangkur pada struktur bangunan yang sudah jadi. Penggunaan alat-alat ringan seperti compressor, alat pengukuran, scaffolding, pompa air dan lain-lain menyesuaikan kebutuhan proyek.

(16)

Dari analisa pekerjaan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan Tower Crane untuk pelaksanaan pekerjaan maksimum memerlukan 1 buah TC

dengan radius yang dibutuhkan untuk menjangkau seluruh area yaitu radius 60 m. Dengan pertimbangan efisiensi alat berat dan kemudahan dalam pembongkaran.

Gambar 11. Tampak atas Lokasi Penempatan Passenger Hoist Berdasarkan analisa pekerjaan passanger hoist dengan asumsi passenger hoist yang digunakan berkapasitas 2,4 ton jam kerja 10 jam maka jumlah

passanger hoist yang diperlukan adalah 2 passanger hoist kapasitas 2,4

ton untuk mengangkut tenaga kerja dan material arsitektur. Untuk penempatannya diusahakan pada lokasi yang datar secara vertikal.

(17)

Untuk keperlukan transportasi material arsitektur, jika dianggap kurang maka dapat digunakan Tower Crane yang akan dipertahankan hingga pekerjaan selesai dikerjakan.

11. Toilet

Sebagai fasilitas sanitasi yang harus ada pada proyek diperlukan toilet. Toilet dibedakan desain dan lokasinya berdasarkan peruntukannya. Toilet untuk karyawan dan konsultan dibuat berbeda dengan untuk pekerja. Toilet untuk karyawan dan konsultan ini ditempatkan sedekat mungkin dengan kantor. Sedangkan toilet untuk pekerja diletakkan berada di lokasi pekerjaan yang sedang berlangsung. Toilet dibuat dengan finishing keramik dan kloset dengan kualitas bagus. Tersedia juga bak air.

Gambar 12. Toilet 12. Area Parkir

(18)

tanah yang diberi perkerasan. Area parkir diatur sedemikian rupa agar terlihat rapi dimana kendaraan tersusun dengan baik.

Area parkir dengan kapasitas cukup dan dapat melindungi kendaraan dari hujan dan cuaca panas. Pada kondisi tertentu, area parkir tidak dilengkapi dengan pelindung namun tetap tersusun rapi. Area parkir sebisa mungkin dipisahkan antara parkir kendaraan roda dua dengan parkir kendaraan roda empat. Pada kondisi tertentu pula dimana lokasi proyek sangat sempit, area parkir ditempatkan di luar area proyek seperti di halaman dekat lokasi proyek, di jalan sebelah proyek dengan ijin pihak terkait atau yang lainnya.

Gambar 13. Area Parkir Proyek

E. Manajemen Proyek

(19)

bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.

Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan lingkup kerja, waktu biaya, dan mutu. Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan baik maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud yaitu tepat waktu, terpenuhi kuantitas dan kualitas, serta biaya pelaksanaan sesuai dengan biaya rencana. Untuk memenuhi tujuan tersebut, dilakukan tahapan manajemen proyek yang akan dijelaskan berikut :

1. Studi Pengenalan (Recognation Study)

(20)

Graha sebagai konsultan arsitektur, dan PT. Farmel Cahaya Mandiri sebagai konsultan ME.

2. Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Tujuan diadakannya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan pengguna jasa konstruksi bahwa proyek yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan, aspek ekonomi, dan aspek lingkungan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah:

a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

b. Memperkirakan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (fungsi sosial).

c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial.

d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut dilaksanakan.

3. Penjelasan (Briefing)

Merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan, dan ketentuan-ketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam perancangan.

(21)

konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap penjelasan, yaitu:

a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli.

b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi, taksiran biaya, dan persyaratan mutu.

c. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu dan rencana pelaksanaan.

d. Mempersiapkan sketsa dengan skala, yang menggambarkan denah dan batas–batas proyek.

4. Perencanaan (Planning)

Tahapan ini bertujuan untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan program kerja, tata letak, metode konstruksi serta perhitungan tentang konstruksi tersebut dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat selain itu juga untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi untuk melengkapi semua dokumen tender.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi:

a. Membuat rencana uraian pekerjaan serta metode pelaksanaannya. b. Menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan

solusi pemecahannya.

(22)

d. Merencanakan lay out proyek seperti letak dari fasilitas-fasilitas proyek dan jalan kerja.

e. Membuat jadwal pelaksanaan, dan taksiran biaya terakhir. f. Mempersiapkan gambar kerja, spesifikasi, daftar kuantitas. 5. Pengadaan Sarana(Procurement)

Pelelangan adalah suatu sistem pemilihan yang ditawarkan oleh pemilik proyek atau wakilnya kepada kontraktor untuk mengadakan penawaran biaya pekerjaan secara tertulis untuk menyelesaiakan proyek yang akan dilelangkan. Tujuan dari pelelangan adalah memilih kontraktor yang memenuhi syarat dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek yang dilelangkan, sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan yang ditentukan dengan harga paling ekonomis.

6. Pelaksanaan Konstruksi

(23)

7. Persiapan Penggunaan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan.

b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi.

c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman pemeliharaannya. d. Melatih staf untuk melaksanakan pemeliharaan.

F. Sistem Pelelangan

1. Definisi dan Tujuan

Pelelangan adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya

(KEPRES No 80 Tahun 2003).

(24)

2. Jenis dan Prosedur Pelelangan

Berdasarkan Keppres RI No.80 tahun 2003, dalam proses pelaksanaan pelelangan dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut :

a. Pelelangan Umum/Terbuka

Pelelangan terbuka merupakan proses pelelangan yang bersifat tidak terbatas, memberikan kesempatan pada kontraktor manapun untuk melakukan penawaran jika mampu melaksanakan proyek tersebut. Penentuan pemenang lelang berdasarkan kualifikasi dan juga penawaran yang realitas. Dalam sistem ini, kontraktor diundang melalui iklan surat kabar atau media lainnya.

b. Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbatas merupakan bentuk pelelangan dimana jumlah undangan peserta penawaran berdasarkan praseleksi, sekurang– kurangnya lima rekanan. Biasanya kontraktor yang telah diundang adalah kontraktor–kontraktor yang telah memiliki reputasi baik dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.

c. Penunjukan Langsung

Metode penetapan ini dilakukan dengan menunjuk langsung suatu kontraktor atau rekanan yang mampu tanpa melalui proses pelelangan dengan alasan:

1) Adanya keterbatasan waktu pelaksanaan.

(25)

3) Adanya kepercayaan dari pemilik proyek atas prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4) Kepercayaan terhadap suatu kontraktor karena kemampuannya. Pada proyek pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung kontraktor pelaksana dipilih melalui pelelangan umum/terbuka. Untuk pekerjaan struktur dan arsitektur perusahaan kontraktor yang dipilih yaitu PT. PP (Persero) Tbk. Pelelangan umum/terbuka mempunyai kelebihan dimana proses pelelangan yang bersifat tidak terbatas, memberikan kesempatan pada kontraktor manapun untuk melakukan penawaran jika mampu melaksanakan proyek tersebut. Hasil dari pelelangan umum/terbuka tersebut adalah kontraktor PT. PP (Persero) Tbk sebagai kontraktor pelaksana pekerjaan struktur dan arsitektur pada pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung.

G. Sistem Kontrak

Pada Perpres nomor 54 tahun 2010 dijelaskan bahwa sistem kontrak yang umum digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia antara lain:

1. Kontrak Lumpsum

(26)

sehingga kontraktor harus bisa bekerja dengan mengendalikan biaya dan waktu pelaksanaan secara efektif dan efisien.

2. Kontrak Harga Satuan

Kontraktor selaku pelaksana hanya menawarkan harga satuan pekerjaan kepada pemilik proyek. Hal ini karena volume pekerjaan telah dihitung sebelumnya oleh konsultan perencana dan dicantumkan dalam dokumen tender. Meskipun volume pekerjaan telah dihitung oleh konsultan perencana, pihak kontraktor bisa meneliti ulang perhitungan volume pekerjaan.

Dengan kontrak sistem harga satuan, resiko fluktuasi biaya di proyek ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan kontraktor. Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan menjadi tanggung jawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya akibat kenaikan harga bahan, upah kerja, dan ongkos peralatan menjadi resiko kontraktor.

3. Kontrak terima jadi (Turnkey)

(27)

apabila dalam pelaksanaan kontraktor melakukan perubahan, maka akan diperhitungkan pula sebagai biaya tambah-kurang.

4. Kontrak Persentase

Kontrak Persentase merupakan Kontrak Pengadaan Jasa konsultansi/jasa lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu;

b. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.

Pada sistem kontrak proyek ini yang digunakan adalah kontrak Lumpsum Fixed Price.

H. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek merupakan susunan yang memberikan gambaran tentang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek. Struktur organisasi proyek bertujuan untuk mencapai pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien dalam pembagian tugas dan tanggung jawab.

Prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur organisasi proyek adalah :

a. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diberikan untuk mengambil keputusan sesuai dengan jabatannya.

(28)

c. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan terperinci.

d. Iklim kerja harus dibina agar kerja sama dapat berjalan dengan baik. Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari:

a. Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai penyandang dana atas pembangunan proyek tersebut. Pemilik proyek pada proyek ini adalah PT. Puri Persada Lampung.

Hak dan kewajiban pemilik proyek :

1. Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor. Kontrak yang ada harus memuat tugas dan wewenang masing-masing secara jelas.

2. Menerima atau menolak saran-saran kontraktor dalam kaitannya dengan pembangunan proyek.

3. Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan perubahan pekerjaan diluar dokumen kontrak yang diusulkan kontraktor.

4. Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.

(29)

6. Menerima penyerahan pekerjaan apabila sudah memenuhi syarat dan peraturan-peraturan yang ada.

b. Konsultan Perencana

Konsultan perencana ditunjuk oleh pemilik proyek untuk merencanakan suatu proyek dan memberi penjelasan tentang proyek yang diinginkan. Konsultan perencana pada proyek ini adalah PT. Pensil Desain Konsultan.

Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah:

1. Mengumpulkan dan mencari semua data lapangan untuk mendukung perencanaan.

2. Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta jangka waktu pelaksanaan.

3. Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak. 4. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan yang diajukan

kontraktor.

5. Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan, sehingga perencanaan tersebut dapat dilaksanakan.

6. Memberikan rekomendasi atas perbaikan atau usulan-usulan aktivitas lain pada pelaksanaan konstruksi.

7. Mengadakan konsultasi dengan pihak pemilik proyek.

(30)

c. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas ditunjuk oleh pemilik proyek untuk mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Pada pengawasan dilakukan oleh PT. Puri Persada Lampung.

Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :

1. Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan kuantitas.

2. Mencatat perubahan-perubahan maupun penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.

3. Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi penyimpangan.

4. Membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan tambahan.

5. Memeriksa apabila terjadi kekurangan selama masa pemeliharaan.

6. Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi, melakukan perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur dan kelayakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

7. Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis.

d. Kontraktor

(31)

pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek ini kontraktor pelaksana dipilih oleh pemilik proyek (owner) berdasarkan hasil pelelang terbuka. Kontraktor pada proyek ini adalah PT. PP (Persero) Tbk

Tugas dan wewenang kontraktor adalah:

1. Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk melaksanakan proyek.

2. Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan pekerjaan.

3. Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan.

4. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

5. Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita acaranya.

(32)
[image:32.595.113.519.158.404.2]

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung adalah seperti pada Gambar berikut:

Gambar 14. Struktur organisasi proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung

Keterangan :

: Garis komando : Garis tanggung jawab : Garis koordinasi 2. Struktur Organisasi Kontraktor

Kontraktor dalam menjalankan kegiatan proyeknya harus mempunyai struktur organisasi. Hal ini agar kegiatan-kegiatan yang berlangsung dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan yang direncanakan. Adapun struktur organisasi yang dimiliki oleh kontraktor beserta tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :

Konsultan Perencana PT. Pensil Desain

Konsultan

Konsultan Pengawas PT. Puri Persada

Lampung Kontraktor

Pelaksana PT. PP (Persero)

(33)

a. Pimpinan Proyek (Project Manager)

Pimpinan proyek adalah pimpinan suatu proyek yang membawahi seluruh organisasi proyek yang bertugas mengkoordinir proyek agar tetap berjalan dengan baik dan terencana.

Wewenang dan tanggung jawab pimpinan proyek antara lain :

1. Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai perkembangan pelaksanaan maupun permasalahan teknis.

2. Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan proyek.

3. Mengatur rencana pekerjaan dan anggaran selama pelaksanaan proyek.

4. Menerima laporan dari pelaksana lapangan mengenai masalah-masalah yang dihadapai selama pelaksanaan dan membuat solusinya.

5. Mengkoordinasi dan memimpin seluruh kegiatan proyek.

Pada proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung posisi Project Manager dijabat oleh Bapak Ir. Popo Suparma.

b. Manajer Teknik (Site Engineering Manager)

Manajer Teknik adalah pimpinan bidang teknik yang bertanggungjawab terhadap project manager atas semua pekerjaan yang menyangkut bidang perencanaan. Pada proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung posisi site engineering manager dijabat oleh Andri Mardiyanto.

(34)

spesifikasi setiap tahapan pekerjaan di proyek yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan produksi sehingga dapat efektif dan efisien.

Selain itu, Manajer Teknik dibantu oleh stafnya bagian drafter dalam menyajikan gambar – gambar kerja yang akan digunakan. Data yang telah dibuat, kemudian dijadikan sebagai arsip teknik (dokumen pelaksanaan, gambar kerja, perhitungan teknik, dan dokumen – dokumen lain yang telah disepakati dengan pihak ekstern maupun arsip yang bersifat intern) yang disusun secara rapih dan aman oleh stafnya bagian document control. Pada proyek ini Method Pelaksana dijabat oleh Wan M. Firdaus.

Manajer Teknik juga dibantu oleh staf bidang QS dan Structure Drafter. Pada proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall

Grand Dafam Lampung posisi QS dan Structure Drafter dijabat oleh Winarto. Dan staf bidang OC dan Architecture dijabat oleh Iskandar. Selain itu Manajer Teknik juga dibantu oleh Staf bidang Logistik. Logistik berkaitan dengan penyediaan suatu bahan dan peralatan serta kebutuhan material di proyek. Tugas bagian logistik adalah :

1. Bertanggung jawab terhadap sirkulasi barang dan peralatan

2. Mencatat inventarisasi barang dan alat.

3. Mengecek dan mencatat material yang masuk sesuai pesanan. 4. Membuat laporan logistik untuk dilaporkan kepada pelaksana

(35)

Pada proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung posisi Logistik dijabat oleh Suryatna. Yang dibantu oleh staf Penerima barang yaitu Mega Indra Dan Staf pealatan yaitu Mulyadi dan Ngatno.

c. Manajer Lapangan ( GSP )

Manajer lapangan merupakan orang yang bertanggung jawab langsung kepada manajer proyek dan bertugas mengatur dan mengawasi pelaksanaan proyek agar proyek tersebut dapat selesai sesuai dengan batas waktu dan biaya yang telah direncanakan.

Tugas pengawas lapangan yaitu:

1) Menentukan metode pelaksanaan yang akan dilaksanakan di lapangan oleh pelaksana-pelaksana sesuai dengan rencana mingguan/bulanan.

2) Mengintruksikan metode dan rencana kerja kepada pelaksana yang bersangkutan.

3) Mengawasi pelaksanaan dan hasil kerja. 4) Evaluasi hasil kerja pelaksana-pelaksana.

5) Melaporkan hasil evaluasi pekerjaan kepada atasan langsung.

Pada proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung posisi Manajer Lapangan dijabat oleh Amrih Santoso.

(36)

mengatur, mengawasi pelaksanaan proyek sesuai kontruksi dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Tugas pelaksana lapangan adalah : 1. Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan

proyek sesuai dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik. 2. Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan

kelancaran proyek di lapangan.

3. Bekerja sama dengan konsultan untuk mengadakan pengecekan mutu dan volume pekerjaan.

4. Melaporkan kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pelaksanaan dan dirundingkan dengan manajer lapangan.

Pada proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung posisi Pelaksana Lapangan dijabat oleh Weldy dan Sudibyo.

Selain itu juga Manajer Lapangan dibantu oleh Surveyor. Surveyor bertugas melakukan pengukuran di lapangan yang mencakup seluruh kuantitas pekerjaan sebelum, selama dan sesudah proyek berjalan. Selain itu juga dapat menjamin dan menjaga keaslian seluruh data hasil pengukuran yang telah dilakukannya. Pada proyek ini surveyor dijabat oleh Medifai. Dan dibantu oleh Irfan dan Nanang sebagai Assisten Surveyor.

d. Manajer Administrasi(Site Aministration Manager)

(37)

Tugas dan wewenang Manajer Administrasi antara lain :

1. Melaksanakan tugas-tugas berkenaan dengan administrasi dan keuangan.

2. Mendokumentasikan surat-surat dan dokumen penting. 3. Membuat laporan pertanggungjawaban atas biaya proyek. 4. Melakukan inventarisasi barang dan peralatan.

Pada proyek ini Manajer Administrasi (Site Administration Manager) dijabat oleh Fauzan.

Manajer Administrasi dibant oleh staf bidang umum Ipan Lagoa. Dibantu oleh staf bidang akutansi yaitu Jimmy Hutagaol. Adapun supir (driver) dijabat oleh Sugiatno dan Office Boy dijabat oleh Toni.

e. Quality Control

Quality Control adalah orang yang bertugas untuk menjamin kualitas

barang yang akan digunakan dalam pekerjaan proyek.

(38)

\]

Keterangan

[image:38.595.116.508.93.620.2]

: Garis komando

Gambar 15. Struktur Organisasi Kontraktor pada Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung

Popo Suparma Project Manager

Andri Mardiyanto Site Engineering

Manager

Wan M. Firdaus Method Pelaksana Weldi Pelaksana Fauzan Site Administration Ipan Lagoa umum Amrih Santoso GSP Iskandar QC & Archi Drafter Jimmy Hutagaol Akutansi Sugiatno Driver Toni OB Winarto QS & Structure

Gambar

Gambar 1. Lokasi Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand DafamLampung
Gambar 2. Lokasi kantor proyek (direksi keet)
Gambar 3. Gudang Material dan Peralatan
Gambar 4. Los Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan perencanaan yang telah. dibuat oleh

Faktor yang paling dominan mempengaruhi terjadinya kerja lembur menurut pemilik (owner) yang diwakili oleh konsultan pada proyek konstruksi di DIY adalah adanya waktu

Konsultan perencana diundang langsung oleh pemilik proyek (bouwer) dalam hal ini ada beberapa pertimbangan yang mendorong pemilik  proyek yang mengadakan kerjasama yaitu

Perencana (Konsultan Perencana) proyek Pembangunan Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung adalah pihak konsultan yang ditunjuk oleh pemilik untuk melaksanakan pekerjaan

Konsultan perencana diundang langsung oleh pemilik proyek (bouwer) dalam hal ini ada beberapa pertimbangan yang mendorong pemilik proyek  yang mengadakan kerjasama yaitu

Faktor yang paling dominan mempengaruhi terjadinya kerja lembur menurut pemilik (owner) yang diwakili oleh konsultan pada proyek konstruksi di DIY adalah adanya waktu

Konsultan perencana adalah orang / badan hukum yang membuat perencanaan lengkap dari suatu pekerjaan bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan atau perseorangan

Dalam pelaksanaan konstruksi proyek, kontraktor mengacu pada gambar desain yang telah direncanakan oleh konsultan perencana struktur dikombinasikan dengan gambar desain arsitektur serta