i
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syariah
Oleh:
Izzah Nur Khafidhoh NIM. E20182090
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JUNI 2023
iv
Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. Al- A’raf: 31)1
1 Jabal, Al-Qur’an QS. Al-A’raf/7:31, n.d.
v
kemudahan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, karya ini saya persembahkan untuk orang yang berarti dalam hidup saya, yaitu:
1. Ayah Sudarwan dan Ibu Ifatul Umaroh, yang telah menjadi orang tua hebat saya. Saya ucapkan terima kasih tak terhingga atas semua pengorbanan, kasih sayang yang tulus, perjuangan serta doa tiada henti, yang tidak mungkin dapat kubalas hanya dengan untaian kalimat dalam selembar persembahan ini.
2. Saudaraku tercinta Ash-Shiddiqiy Alfadar yang turut serta mendoakan dan juga memberikan dukungan baik moral ataupun material.
3. Sahabat-sahabatku tercinta Luluk Kholifatul, Ely Anis Sofiana, Sri Wuci Aminatun, Alfianatuz Zahroh, Serlyatul Khofifah, Dian Salsabila, Laeliyah Anggraeni, Regita Rufanda, Fais Saidah Rahmah, Millatul Barriyah, Ainul Muthia, dan Lilis Lestari. Yang selalu setia menemani, memberikan motivasi serta dukungan selama proses skiripsi ini.
4. Kelas Ekonomi Syari’ah 2 FEBI UIN KHAS Jember yang selalu memberikan yang terbaik selama saya berada di UIN KHAS Jember, semoga senantiasa diberikan kemudahan dalam setiap proses perjuangan kita.
5. Perisai Diri UIN KHAS Jember selaku organisasiku yang telah memberikan banyak pengalaman, serta ilmu, teman dan juga keluarga.
vi
vii
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis skripsi ini akhirya dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk golongan umatnya dan mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Dan Persepsi Kontrol Perilaku Terhadap Impulsive Buying Dalam Pembelian Merchandise K-Pop Oleh Penggemar K-Pop Di Sidoarjo” ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana Program studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN KHAS Jember. Proses penelitian skripsi ini bukan tidak ada hambatan, melainkan penuh dengan liku-liku yang membuat penulis harus bekerja keras dalam mengumpulkan data-data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian serta dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. Selaku Rektor UIN KHAS Jember.
2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’i, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
3. Ibu Dr. Nikmatul Masruroh, S.H.I., M.E.I selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
viii
5. Bapak Dr. Munir Is’adi, S.E., M.Akun. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan serta pencerahan selama proses pembuatan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Moch. Chotib, S.Ag., MM. selaku Dosen Penasehat Akademik (DPA).
7. Dosen FEBI UIN KHAS Jember yang senantiasa memberikan bekal ilmunya beserta staf karyawan FEBI UIN KHAS Jember dalam memeberikan pelayanannya. Semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
8. Tim penguji skripsi
Semoga segala kebaikan dari semua pihak mendapatkan balasan pahala dari Allah SWI dan memberikan banyak manfaat bagi kita semuanya. aamiin
Jember,5 Juni 2023 Penulis,
Izzah Nur Khafidhoh E20182090
ix
Merchandise K-Pop Oleh Penggemar K-Pop Di Sidoarjo
Kata Kunci: Theory of Planned Behaviour, impulsive buying, merchandise K-pop.
Perkembang budaya Koea yang sangat pesat hingga mencakup seluruh dunia memunculkan fenomena Korean Wave. Korean Wave memasuki Indonesia sekitar tahun 2000-an. Salah satu dampaknya adalah populernya musik K-pop di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya penggemar K-pop saat ini.
Penggemar K-pop sendiri memiliki kebiasaan untuk membeli barang yang berkaitan dengan group favorit mereka yang biasa disebut merchandise K-pop.
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah sikap berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo? (2) Apakah norma subjektif berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo? (3) Apakah persepsi kontrol perilaku berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo?
(4) Apakah sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh secara simultan terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo?
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo (2) Untuk mengetahui pengaruh norma subjektif terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo (3) Untuk mengetahui pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo (4) Untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku secara simultan terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian ini adalah deskriptif. Adapun penentuan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling, serta teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data yang digunakan yakni analisis regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Sikap tidak berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop. (2) Norma Subjektif tidak berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop. (3) Presepsi kontrol perilaku berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop. (4) Sikap, Norma Subjektif, dan Presepsi Kontrol Perilaku berpengaruh secara simultan terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop.
x
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 11
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 12
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 13
1. Variabel Penelitian ... 13
2. Indikator Variabel ... 14
F. Definisi Operasional ... 15
G. Asumsi Penelitian... 18
H. Hipotesis ... 19
I. Sistematika Pembahasan ... 24
xi
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 44
B. Populasi dan Sampel ... 44
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 46
D. Analisis Data ... 47
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 53
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 53
B. Penyajian Data ... 54
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 57
D. Pembahasan ... 71
BAB V PENUTUP ... 76
A. Simpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
xii 3. Jurnal Kegiatan Penelitian
4. Kuesioner Penelitian 5. Rekapitulasi Kuesioner 6. Surat Ijin Penelitian 7. Surat Selesai Penelitian 8. Data Hasil SPSS
9. Surat Keterangan Lulus Plagiasi 10. Surat Selesai Bimbingan
11. Biodata
xiii
Tabel 1.1 Indikator Variabel ... 14
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 32
Tabel 3.1 Skala Likert ... 47
Tabel 4.1 Data Responden berdasarkan Jenis kelamin ... 54
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia ... 55
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 55
Tabel 4.4 Data Responden berdasarkan Penghasilan Perbulan ... 56
Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian Merchandise K-pop ... 57
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif... 58
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap ... 59
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Norma Subjektif ... 59
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Presepsi Kontrol Perilaku ... 60
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Impulsive Buying ... 60
Tabel 4.11 Hasil Uji Realibilitas ... 61
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas ... 62
Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 64
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ... 65
Tabel 4.15 Hasil Uji t (parsial) ... 66
Tabel 4.16 Hasil Uji F (simultan) ... 68
Tabel 4.17 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ... 69
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 70
xiv
Gambar 1.2 Merchandise K-pop ... 3 Gambar 1.3 K-pop Fans: About Some Habits ... 3 Gambar 1.4 Kerangka Konseptual ... 18
1 A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang masyarakatnya mudah mengakses informasi yang mereka butuhkan dan mendapatkan informasi dari negara lain melalui internet karena teknologi yang berkembang pesat.
Kemudahan proses pertukaran informasi ini dapat menyebabkan terjadinya pertukaran budaya antar negara. Indonesia dikenal sebagai Negara bertoleransi tinggi terhadap budaya asing yang masuk, termasuk Jepang, dan Korea serta budaya barat lainnya. Budaya barat adalah yang pertama masuk ke Indonesia, sedangkan budaya Korea adalah yang paling baru. Orang Indonesia dengan hangat menerima budaya Korea, terutama karena kesamaan antara budaya Timur dan kedekatan geografis di Asia.2
Korean Wave telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, menampilkan budaya Korea yang sangat pesat. Fenomena ini awalnya tersedia di Indonesia pada awal tahun 2000-an, terutama melalui sektor hiburan, meliputi serial TV, film, lagu K-pop, gaya, dan berbagai program.
Unsur-unsur peradaban Korea yang beragam ini telah berhasil memikat perhatian masyarakat Indonesia.
Korean pop musik atau lebih dikenal dengan nama K-pop adalah sebuah aliran genre musik pop yang berasal dari Negara Korea. Pesatnya
2 Hanny Fahirra dan Anik Lestari Andjarwati, “Pengaruh Korean Wave Dan Gaya Hidup Hedonis Terhadap Keputusan Pembelian Album Official BTS”, Jurnal Ilmu Manajemen, 10(1) ( 2022): 148, https://doi.org/10.26740/jim.v10n1.p148-159
popularitas K-pop dikarenakan K-pop mempunyai daya tarik tersendiri bagi penggemarnya seperti lagunya dengan lirik atraktif, tarian modern, efek panggung, maupun tempo yang mengundang daya tarik dunia tidak terkecuali Indonesia.3 Menurut Gambar 1.1 bahwa popularitas K-pop di Indonesia mencapai 59% pada tahun 2019. 4
Gambar 1.1
Popularity of South Korean Pop Music (K-pop) in Indonesia
Sumber: Statista, 2020
Penggemar K-pop biasanya disebut dengan Kpopers. Sejumlah besar penggemar Kpop sangat antusias menghadiri konser, membeli album, dan membeli merchandise yang menampilkan idola favorit mereka. Merchandise K-pop adalah berbagai pernak-pernik yang berbau tentantang idol K-pop, biasanya dikeluarkan secara resmi dari agensi yang menaungi idol tersebut dan dapat dikeluarkan secara infromal dari berbagai pihak komersial. Dapat
3 Nadhifa Arundati, Aimira Alda Vania, dan Melisa Arisanti, “Perilaku Celebrity Worship Pada Anggota Fandom EXO Dalam Komunitas EXO-L Bandung”, Jurnal Komunikasi, 8(1) (Maret 2019): 53, https://doi.org/10.21107/ilkom.v13i1.5217
4 “Kpop Popoularity in Indonesia 2019”, Statista, 28 Februari, 2020, https://www.statista.com/statistics/956017/south-korea-kpop-popularity-in-indonesia/
dilihat pada gambar 1.25. Merchandise tersebut dapat berupa lightstick, photobook, photocard, season greeting ,postcard, CD/DVD, poster dan lain- lain. Penggemar K-pop membeli hal-hal tersebut karena mereka merasakan kesenangan dan kegembiraan saat membeli merchandise idol mereka.
Gambar 1.2 Merchandise K-pop
Sumber: Instagram @weareone.exo
Gambar 1.3
Kpop Fans : About Some Habits
Sumber : Jakpat Survey Report-A Survey Report on Kpop Fans In Indoensia
5 Instagram, @weareone.exo.
https://instagram.com/weareone.exo?igshid=YmMyMTA2M2Y=.
Gambar 1.36 menunjukkan Preferensi pecinta K-pop di Indonesia bisa kita pelajari melalui hasil survey tahun 2016 oleh Jakpat terhadap 793 responden. Di Indonesia pecinta K-pop sering membeli album fisik (CD) dari grup kesukaan mereka sebanyak 36,44%, digital album of their favourite group sebanyak 32,03%, dan merchandise of their favourite group sebanyak 38,21%. Penggemar K-pop lebih banyak membeli merchandise grup favorit mereka.
Ketika penggemar K-pop membeli produk K-pop, mereka sering mengabaikan konsekuensi jangka panjang, mengabaikan hal-hal yang lebih penting. Sebagai ilustrasi, mereka rela mengalokasikan uang jajan mereka secara eksklusif untuk pembelian merchandise K-pop, tanpa memperhatikan kebutuhan dasar mereka.
Pada dasarnya membeli merchandise bukanlah sebuah kebutuhan utama, namun digolongkan dalam keinginan. Membeli merchandise idola secara berlebihan akibat dorongan emosional dan tidak mempertimbangkan kebutuhan desebut dengan impulsive buying atau pembelian impulsif.
Impulsive buying adalah kecenderungan konsumen untuk membeli barang tanpa perencanaan sebelumnya.7
Menurut Rook, impulsive buying ditandai dengan dorongan yang tiba- tiba muncul, seringkali intens dan terus-menerus, untuk segera memperoleh
6 Belle, “The Fandom for Idols – A Survey Report on K-pop fans in Indonesia, Jakpat. 2 November, 2016, https://blog.jakpat.net/the-fandom-for-idols-a-survey-report-on-kpop-fans-in- indonesia/
7 Yustika Okta khelsea, dkk, “Etnografi Virtual Perilaku Impulsive Buying Remaja Muslimah Penggemar Penggemar K-pop di Surabaya”, Jurnal Komunikasi Islam, 11(2) (Desember, 2021): 265, https://doi.org/10.15642/jki.2021.11.2.264-289.
sesuatu yang hedonis yang dapat memicu munculnya konflik emosional, dan seringkali mengarah pada pengabaian konsekuensinya.8
Perilaku impulsive buying ini kebanyakan dari kalangan usia di bawah 35 tahun, mereka berada pada kategori umur remaja hingga dewasa awal.
Perilaku semacam ini dapat menimbulkan dampak buruk yakni membengkaknya biaya untuk pembelian produk yang bukan untuk kebutuhan. 9 Ini selaras dengan penjelasan Mowen dan Minor, yang mengklaim bahwa pembeli impulsif memanfaatkan proses kognitif yang minimal dan sangat bergantung pada faktor emosional.10 Pada tahap perkembangan, dapat dipahami bahwa kematangan emosi individu tidak stabil pada masa remaja. Akibatnya remaja menjadi target pasar bagi produsen maupun pemasar11
Menurut Rook, pembelian impulsif menampilkan ciri-ciri tertentu yang mencakup spontanitas, di mana konsumen merasakan dorongan untuk segera membeli sesuatu sebagai respons terhadap visual menarik yang ditampilkan selama penjualan kilat, dan pembelian ini tidak direncanakan.
Ciri kedua adalah kompulsidan intesitas, yang mengacu pada intensitas motivasi yang dapat mengesampingkan semua tindakan lain secara instan.
Ciri ketiga adalah kegairahan dan stimulus, yang menyebabkan dorongan tiba-tiba untuk membeli. Ciri terakhir adalah ketidakpedulian akibat, di mana
8 Dennis W. Rook, “The Buying Impulse”, Journal of Consumer Research, 14(2) (September, 1987): 191, https://www.jstor.org/stable/2489410.
9 Yustika Okta khelsea, dkk, “Etnografi Virtual Perilaku Impulsive Buying Remaja Muslimah Penggemar Penggemar K-pop di Surabaya”, 265.
10 John Mowen dan Michael Minor, Perilaku Konsumen (Jakarta: Erlangga, 2002), 10.
11 Amanda Khoirunnisa, “Hubungan Antara Konformitas Dan Impulse Buying Pada Remaja Penggemar K-Pop Di Kota Palembang”, (Skripsi, Universitas Sriwijaya, 2018), 3.
keinginan untuk membeli sesuatu menjadi begitu kuat sehingga potensi hasil diabaikan.12
Theory of Planned Behavior (TPB) yang dikemukakan Ajzen dan Fishben (1988) ialah hipotesis yang mengeksplorasi pembelian impulsif. TPB adalah sebuah konsep yang menjelaskan bagaimana niat individu untuk bertindak dengan cara tertentu merupakan prediktor perilaku mereka. Ini menyoroti bahwa tiga faktor yaitu sikap, norma subyektif, dan presepsi kontrol perilaku, mempunyai pengaruh signifikan pada perilaku seseorang.
Ajzen dalam Sarlito menyatakan bahwa sikap merupakan evaluasi seseorang untuk menanggapi senang maupun tidak senang atas satu objek atau person.13 Suryani dalam Muhammad Rizky, sikap yang dimiliki oleh manusia terdiri dari tiga komponen. Pertama adalah komponen kognitif, yang meliputi pengetahuan serta pemahaman yang didapat melalui paparan berbagai sumber informasi dan objek. Kedua adalah komponen afektif, yang dibentuk oleh emosi dan sentimen yang dimiliki individu terhadap objek tertentu. Terakhir, komponen konatif yang berhubungan dengan kecenderungan individu melaksanakan tindakan tertentu.14
Semakin kuat pandangan optimis seseorang terhadap suatu hal, maka semakin besar kecenderungannya untuk melakukan pembelian. Penggemar K-pop pada dasarnya menyukai barang yang berkaitan dengan idol mereka.
12 Dennis W. Rook, “The Buying Impulse, 193-194.
13 Wirawan Sarlito Sarwono, Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), 232.
14 Muhammad Rizky Zulfikar dan Tri Yuniati, “Pengaruh Kepercayaan Terhadap Niat Beli pada OLX Dengan Sikap Setuju Sebagai Mediasi”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 4(9) (September, 2015): 6, http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/view/3250.
Sikap mereka pada merchandise K-pop dari awal sudah positif. Jadi keinginan untuk melakukan pembelian impulsif juga akan tinggi. Banyak penggemar K-pop ketika melihat merchandise idol mereka dan merasa bahwa merchandise itu meanarik mereka tidak segan langsung membelinya.
Menurut Azjen, norma subyektif mengacu pada persepsi individu terhadap keyakinan yang dipegang oleh orang yang paling penting dalam hidupnya mengenai tindakan mana yang harus dan yang dilarang untuk dilakukan dalam perilaku tertentu.15 Norma subjektif dapat dipahami sebagai pandangan pribadi tentang tekanan masyarakat untuk terlibat atau menahan diri dari perilaku tertentu. Seseorang lebih cenderung ingin membeli sesuatu ketika mereka melihat orang lain juga membelinya dan mendapat dukungan saat membeli .
Sesuai teori Ajzen dalam Rahmah, dua komponen dari norma subjektif adalah Normatives belife dan motivation to comply. Normatives belife berkaitan dengan persepsi atau keyakinan individu tentang harapan orang lain dari mereka, yang selanjutnya berfungsi sebagai tolok ukur untuk menunjukkan perilaku. Di sisi lain, motivation to comply berkaitan dengan dorongan individu untuk memenuhi harapan orang-orang di sekitarnya.16
Penggemar K-pop ketika mereka ingin melakukan pembelian merchandise K-pop mereka akan meminta saran pada teman satu fandom.
15 Icek Ajzen, “The Theory of Planned Behavior”, Organizational Behavior and Human Decision Processes 50, (1991): 195, https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90020-T. .
16 Rahmah, “Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Dan Perceived Behavioral Control Terhadap Intensi Membeli Buku Refrensi Kuliah Ilegal Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011), 37.
Fandom disini adalah suatu kelompok penggemar idol K-pop tertentu.17 Sesama teman satu fandom terkadang saling menyarankan untuk membeli merchandise tersebut. Hal tersebut akan mempengaruh penggemar K-pop dalam melakukan impulsive buying pada merchandise K-pop. Karena mereka merasa mendapat dukungan untuk melakukan hal tersebut.
Persepsi kontrol perilaku menurut Ajzen dalam Ramdhani adalah persepsi seseorang tentang seberapa sederhana atau sulitnya untuk terlibat dalam perilaku tertentu.18 Teori persepsi kontrol perilaku Ajzen dalam Rahmah memiliki dua faktor. Pertama, control belief mengacu pada keyakinan yang dianut tentang diperlukannya sumber daya dan peluang guna melaksanakan perilaku. Kedua, perceived power menandakan pemahaman individu tentang sejauh mana kontrol ini dapat mempengaruhi perilaku, sehingga membuatnya mudah atau sulit untuk dilakukan. 19
Persepsi kontrol perilaku penggemar K-pop dalam melakukan pembelian merchandise didasari oleh keyakinan mereka bahwa mereka dapat membeli merchandise tersebut. Membeli merchandise K-pop tidak seperti melakukan pembelian barang lainnya. Karena tidak banyak offline store yang menjualnya. Dan harus melakukan pre-order untuk mendapatkan barang tersebut. Maka dari itu penggemar K-pop harus tahu di mana mereka bisa
17 Melvina Tionardus, “Arti Fandom di Kpop”, Kompas.com, Agustus 18, 2022.
https://entertainment.kompas.com/read/2022/08/18/152828066/arti-fandom-di-
kpop?page=all#:~:text=Fandom%20di%20dalam%20industri%20musik,grup%20atau%20idol%20 Kpop%20tertentu.
18 Neila Ramdhani, “Penyusun Alat Pengukur Berbasis Theory Of Planned Behavior”, Buletin Psikologi, 19(2) (2011): 50, https://doi.org/10.22146/bpsi.11557.
19 Rahmah, “Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Dan Perceived Behavioral Control Terhadap Intensi Membeli Buku Refrensi Kuliah Ilegal Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011), 39.
membeli merchandise K-pop dan berapa harganya. Dengan banyak informasi yang diketahui dan sumber daya yang ada dalam hal ini adalah uang. Maka keinginan untuk melakukan pembelian sangat tinggi. Karena mereka mempunyai keyakinan untuk mendapatkan barang tersebut.
Pada tahun 2013, di Kota Sidoarjo, terdapat kelompok K-Pop yang terdiri dari dua kelompok besar yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu Dance Cover (DC) dan penggemar K-pop. Kemudian, pada tahun 2018, kedua kelompok ini memutuskan untuk bergabung menjadi satu dengan nama komunitas K-Pop Sidoarjo. Komunitas K-Pop Sidoarjo terdiri dari berbagai penggemar seperti ELF Sidoarjo, penggemar dari boyband Super Junior, EXO-L Sidoarjo, penggemar dari boyband EXO, ARMY Sidoarjo, penggemar dari boyband BTS, MYDAY Sidoarjo, penggemar dari band Day6, NCTzen Sidoarjo, penggemar dari boyband NCT, dan masih banyak lagi.20
Bedasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti saat pra penelitian terhadap beberapa penggemar K-pop di Sidoarjo, peneliti menemukan bahwa mereka seringkali melakukan pembelian merchandise K- pop secara spontan, ada juga yang dipengaruhi oleh teman satu fandom untuk melakukan pembelian merchandise tersebut. Mereka membeli merchandise tersebut rata-rata karena suka membeli barang yang berkaitan dengan idol mereka. Jadi sikap mereka terhadap merchandise K-pop cenderung positif.21
20 Dewi Aisyah, “Komunitas K-pop di Sidoarjo Tahun 2013-2018”, e-Journal Pendidikan Sejarah, 10(2) (2021): 4, https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/38739.
21 Maziyatus Saidah, Nurhalizah, dan Muhammad Iqbal, wawancara, Jember 13 Oktober 2022.
Adapun jika dibandingkan kota kecil lainnya seperti Kota Probolinggo dan Kota Pasuruan. Jumlah penggemar K-pop di Kota Sidoarjo terhitung lebih banyak. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah followers akun instagram fanbase K-pop Sidoarjo yang memiliki followers sebanyak 1.240, sedangkan akun fanbase K-pop Probolinggo mempunyai sebanyak 388 followers dan akun fanbase K-pop Pasuruan memiliki sebanyak 273 followers. Dengan alasan tersebut peneliti memilih lokasi penelitian di Kota Sidoarjo.
Beberapa ahli juga telah mengkaji dampak sikap, norma subyektif, dan presepsi kontrol perilaku atas pembelian impulsif. Salah satu contohnya adalah riset oleh Dongnyok Shim dan Jorn Altmann yang mempelajari pembelian impulsif dalam e-commerce. Temuan mereka menyiratkan bahwa presepsi kontrol perilaku, sikap, dan norma subyektif semuanya berpengaruh pada pembelian impulsif. 22 Peneltian berbeda dilakukan oleh Uswatun Chasanah dan Muhammad Mathori yang meneliti tentang impulsive buying yang dipengaruh oleh promosi penjualan, gaya hidup, dan norma subjektif.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa norma subyektif tidak relevan pada impulsive buying.23
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan riset berjudul “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Dan Persepsi Kontrol
22 Dongnyok Shim, dan Jorn Altmann, “How Marginally Does Impulse Buying Intention Change In Social Commerce? Nonparametric Regression Approach”, Journal Research Article
Global Media, 14(27) (November, 2016): 10,
https://www.globalmediajournal.com/ArchiveGMJ/currentissue-global-media-journal.php.
23 Uswatun Chasanah, dan Muhammad Mathori, “Impulsive Buying:Kajian promosi Penjualan, Gaya Hidup, dan Norma Subyektif pada Marketplace di Yogyakarta”, Jurnal Riset manajemen Sains Indonesia, 12(2) (2021): 252, https://doi.org/10.21009/JRMSI.012.2.03.
Perilaku Terhadap Impulsive Buying Dalam Pembelian Merchandise K- Pop Oleh Penggemar K-Pop Di Sidoarjo.”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah sikap berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo?
2. Apakah norma subjektif berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo?
3. Apakah persepsi kontrol perilaku berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo?
4. Apakah sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh secara simultan terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Menemukan solusi untuk masalah yang diangkat adalah tujuan dari penelitian. Peneliti ini memiliki tujuan penelitian yakni :
1. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui pengaruh norma subjektif terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo.
4. Untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku secara simultan terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise oleh penggemar K-pop di Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
Keuntungan dari penelitian juga mencakup hasil yang dapat diakses setelah selesainya penelitian. Adapun manfaat dari penelitian ini meliputi:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan bahwa temuan studi bisa memperbanyak pemahaman peneliti lain akan pembelian impulsif dan teori perilaku terencana. Selain itu, penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumber pendidikan untuk kurikulum Ekonomi Syariah.
2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti
Dapat memberi pengetahuan teoritis maupun praktis di bidang ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan perilaku konsumen, serta wawasan dalam melakukan penelitian dan menghasilkan artikel akademik sebagai dasar untuk studi lebih lanjut.
b. Bagi masyarakat
Kajian ini dimaksudkan untuk memberikan penerangan dan memajukan pemahaman tentang perilaku pembelian impulsif di kalangan penggemar K-pop. Prevalansi fenomena ini meningkat secara signifikan di Indonesia karena meningkatnya jumlah penggemar K-pop.
c. Bagi Akademisi
Untuk UIN KHAS Jember, Studi ini diantisipasi untuk menawarkan pengetahuan kepada subjek ekonomi, khususnya dalam perilaku impulsive buying . juga dapat di jadikan sumber referensi bagi peneliti masa depan dalam penelitiannya terkait dengan impulsive buying dan theory of planned behaviour.
2. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ciri, bentuk, maupun simbol individu, obyek, atau aktivitas mengalami perubahan khusus sebagaimana ditentukan bagi peneliti demi tujuan studi, serta akhirnya kesimpulan yang diturunkan.24
Studi ini mencakup dua jenis variabel, khususnya variabel independen dan variabel dependen. Variabel bebas ialah elemen yang mengakibatkan ataupun memicu perubahan maupun kejadian dalam variabel dependen. Sedangkan variabel terikat adalah unsur-unsur yang saling terkait dengan faktor lain dan muncul sebagai akibat adanya variabel independen. Adapun variabel yang digunakan dalam riset ini yakni:
a. Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat: Impulsive buying dalam pembelian merchandise k- pop (Y).
24 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), 68.
b. Variabel bebas (indepent variabel)
Variabel bebas: sikap (X1), norma subjektif (X2), persepsi kontrol perilaku (X3).
2. Indikator Variabel
Indikator variabel berfungsi sebagai tolok ukur empiris untuk variabel yang diteliti. Kemudian akan berfungsi sebagai dasar untuk pembuatan item atau pertanyaan untuk survei, wawancara, dan kerja lapangan. Berikut adalah indikator variabel penelitian:
Tabel 1.1 Indikator variabel
Variabel Indikator Skala Pengukuran
Variabel independent:
Sikap (X1)
Kotler dan Amstrong (1995)25
1. Komponen Kognitif 2. Komponen Afektif 3. Komponen Konatif
Diukur melalui survei (kuesioner) dengan memakai skala likert 1-5 point
Variabel Independet:
Norma Subjektif (X2)
Ajzen (2015)26 1.Normatives belief 2.Motivation to comply
Diukur melalui survei (kuesioner) dengan memakai skala likert 1-5 point
Variabel Independet:
Persepsi Kontrol Perilaku (X3)
Ajzen (2015)27 1. Control beliefs 2. Perceived power
Diukur melalui survei (kuesioner) dengan memakai skala likert 1-5 point
Variabel dependent:
Impulsive Buying (Y)
(Rook1987)28 - Spontanitas - Kompulsi dan
intensitas - Kegairahan dan
stimulus
Diukur melalui survei (kuesioner) dengan memakai skala likert 1-5 point
25 Muhammad Rizky Zulfikar dan Tri Yuniati, “Pengaruh Kepercayaan Terhadap Niat Beli pada OLX Dengan Sikap Setuju Sebagai Mediasi”, 6.
26 Icek Ajzen, “Consumer Attitudes And Behavior:The Theory Of Planned Behavior Applied To Food Consumption Decisions”, Rivista di Economia Agraria, 1(2) (2015): 128, https://doi.org/10.13128/REA-18003.
27 Icek Ajzen, “Consumer Attitudes And Behavior:The Theory Of Planned Behavior Applied To Food Consumption Decisions”, 129.
28 Dennis W. Rook, “The Buying Impulse”, 193-194.
Variabel Indikator Skala Pengukuran - Ketidakpedulian akan
akibat Sumber : Data Diolah Tahun 2022 F. Definisi Operasional
Pengukuran empiris variabel penelitian bergantung pada definisi yang menjadi dasarnya, yang dirumuskan berdasarkan indikator variabel. Definisi operasional dikenal sebagai cara untuk mendefinisikan masing-masing variabel yang digunakan pada penelitian. Adapun definisi operasional pada penelitian ini meliputi:
1. Impulsive buying
Rook mendefinisikan impulsive buying atau pembelian impulsif sebagai keinginan secara tiba-tiba dan mendesak guna melakukan pembelian terhadap sesuatu secara cepat, didorong oleh motif mencari kesenangan, yang dapat memicu gejolak emosional dan biasanya mengabaikan konsekuensinya. 29 Sementara itu, Mowen dan Minor mendeskripsikan pembelian impulsif sebagai pembelian yang dilakukan secara tidak sadar atau niat pertimbangan muncul saat memasuki toko.30
Menurut beberapa definisi di atas, impulsive buying didefinisikan dalam studi ini merupakan pembelian yang dilaksanakan tanpa perencanaan ataupun pertimbangan sebelumnya, didorong oleh kebutuhan cukup kuat untuk melakukan pembelian, seperti yang ditunjukkan oleh
29 Dennis W. Rook, “The Buying Impulse”, 191.
30 John Mowen dan Michael Minor, Perilaku Konsumen, 10.
indikator spontan, kompulsi serta intensitas, kegairahan dan stimulus, dan ketidakpedulian akan akibat.
2. Sikap
Ajzen, sebagaimana dikemukakan oleh Sarlito sikap merupakan evaluasi seseorang untuk menanggapi senang maupun tidak senang atas satu objek atau person.31 Menurut Gerungan, sikap dapat diartikan sebagai cara pandang atau keadaan emosional seseorang terhadap suatu hal tertentu, tetapi juga dapat merujuk pada kecenderungan untuk bertindak sejalan dengan sikap objek tersebut.32
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka yang dimaksud dengan sikap dalam penelitian ini adalah penilaian positif atau negatif yang dilakukan oleh individu tehadap suatu objek yang akan disikapi dengan indikator kognitif, afektif dan konatif.
3. Norma Subjektif
Definisi norma subjektif menurut Azjen adalah persepsi individu terhadap keyakinan yang dipegang oleh orang yang paling penting dalam hidupnya mengenai tindakan mana yang harus dan yang dilarang untuk dilakukan dalam perilaku tertentu.33 Menurut Triastity dalam Ratih, norma subyektif adalah pendapat pribadi tentang harapan orang lain di sekitar kita
31 Wirawan Sarlito Sarwono, Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi Sosial, 232.
32 Wirawan Sarlito Sarwono, Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi Sosial, 232.
33 Icek Ajzen, “The Theory of Planned Behavior”, 195.
dan bagaimana mereka mempengaruhi baik individu maupun kelompok dalam hal apakah mereka menunjukkan perilaku tertentu atau tidak.34
Berdasarkan beberapa pengertian di atas yang dimaksud dengan norma subjektif dalam penelitian ini adalah kombinasi dari keyakinan individu dan motivasinya guna melakukan perbuatan yang disarankan oleh orang terdekatnya dengan indikator normatives belief, dan motivation to comply.
4. Persepsi Kontrol Perilaku
Menurut Ajzen persepsi kontrol perilaku adalah pandangan tentang seberapa sederhana atau kompleksnya suatu aktivitas tertentu untuk dilakukan. Perasaan tertentu dianggap mencerminkan pengalaman sebelumnya serta rintangan yang diantisipasi..35 Menurut Hogg dan Vaughan dalam Anggar, persepsi kontrol perilaku mengacu pada penilaian individu terhadap kesulitan atau kemudahan berperilaku tertentu.36
Dapat disimpulkan berdasarkan beberapa definisi di atas, persepsi kontrol perilaku berkaitan dengan seberapa besar kontrol yang mereka rasakan atas tindakan mereka, seberapa mudah atau sulit bagi mereka
34 Ni Putu Ratih Astarini Dewi, dan I Gusti Agung Ketut Sri Ardani, “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif Terhadap Niat Beli Ulang Produk Fashion Via Online Di Kota Denpasar”, E-
Jurnal Manajemen Unud, 5(1) (2016): 653,
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/17933.
35 Icek Ajzen, “The Theory of Planned Behavior”, 196.
36 Ni Nyoman Anggar Seni, dan Ni Made Dwi Ratnadi, “Theory of Planned Behavior Untuk Memprediksi Niat Berinvestasi”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 6(12) (2017): 4049, https://doi.org/10.24843/EEB.2017.v06.i12.p01.
untuk percaya pada tindakan mereka dengan indikator control beliefs, dan perceived power.
G. Asumsi Penelitian
Praduga mendasar yang diterima oleh para peneliti sebagai kebenaran pada awal pemikiran, adalah istilah lain dari asumsi penelitian. Sebelum memulai pengumpulan data, peneliti harus secara eksplisit mengartikulasikan asumsi fundamental mereka. 37 Asumsi-asumsi yang dianalisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian berpengaruh pada impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop oleh penggemar K-pop di Sidoarjo. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai setiap variabel, silakan merujuk pada kerangka konseptual di bawah ini:
Gambar 1.4 Kerangka Konseptual
Sumber : Data Diolah Tahun 2022
37 Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2020), 39.
Sikap (X1)
Impulsive Buying (Y) Norma Subjektif
(X2)
Persepsi Kontrol Perilaku (X3)
Keterangan :
Pengaruh secara simultan Pengaruh secara parsial
H. Hipotesis
Hipotesis berfungsi sebagai jawaban jangka pendek untuk perumusan masalah diajukan oleh peneliti, di mana perumusan masalah telah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.38
Pada penelitian yang akan diteliti dengan judul “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan Kontrol Perilaku Persepsian Terhadap Impulsive Buying dalam Pembelian Merchandise K-pop oleh Penggemar K-pop di Sidoarjo”, maka hipotesis yang digunakan, sebagai berikut:
1. Pengaruh Sikap terhadap Impulsive Buying dalam Pembelian Merchandise K-pop.
Sikap terhadap perilaku merupakan penilaian positif atau negatif dalam melakukan suatu tindakan. Selama membuat pilihan konsumen, setelah eksplorasi dan pemrosesan informasi konsumen, pandangan yang menguntungkan terhadap suatu barang akan terlihat dengan sikap setuju atau menyukai barang tersebut, memungkinkan konsumen untuk membelinya. Sebaliknya, jika pandangan konsumen terhadap suatu barang negatif, menunjukkan ketidaksukaannya terhadap barang tersebut, mereka akan menahan diri untuk tidak melakukan pembelian.
Penggemar K-pop sangat suka membeli sesuatu yang berkaitan dengan idol mereka. Dapat dilihat dari banyaknya penggemar K-pop yang
38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, 99.
mengkoleksi merchandise K-pop, hal ini menunjukkan bahwa sikap penggemar K-pop terhadap merchandise K-pop positif. Positifnya sikap penggemar K-pop terhadap merchandise K-pop ini akan berpengaruh pada impulsive buying penggemar K-pop, karena ketika mereka melihat merchandise idol mereka yang menarik mereka akan segera melakukan pembelian. Baik itu merchandise official maupun unofficial.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hayati dengan judul
“pengaruh psikologis terhadap impulsive buying pada konsumen Matahari Department Store” dengan hasil penelitian bahwa sikap berpengaruh positif terhadap impulsive buying pada konsumen Matahari Departemen Store. 39 Adapun hipotesis pada penelitian ini yakni:
H0: Sikap tidak berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop
H1: Sikap berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop
2. Pengaruh Norma Subjektif terhadap Impulsive Buying dalam Pembelian Merchandise K-pop
Norma subjektif adalah pandangan individu terhadap harapan dari orang-orang yang berpengaruh dalam kehidupannya. Norma subyektif menekankan pihak eksternal pada proses pengambilan keputusan individu untuk perilaku tertentu. Dalam artian jika orang-orang yang terpenting dalam hidupnya menyetujui perilaku yang akan diperbuat maka ia akan
39 Hayati, “Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Impulsive Buying Pada Konsumen Matahari Departement Store, (Skripsi, UIN Alauddin, 2018).
melakukan. Banyak konsumen ketika akan mengambil keputusan untuk membeli dia membutuhkan saran dari orang lain untuk memperkuat tindakan pembelian tersebut.
Penggemar K-pop ketika mereka ingin melakukan pembelian merchandise K-pop mereka akan meminta saran pada teman satu fandom.
Apa mereka harus membeli merchandise ini atau tidak. Sesama teman satu fandom juga terkadang saling menyarankan untuk membeli merchandise tersebut. Jadi tanpa sadar mereka akan mengikuti teman satu fandom mereka untuk membeli merchandise tersebut. Hal tersebut akan mempengaruh impulsive buying pada merchandise K-pop oleh penggemar K-pop. Karena mereka merasa mendapat dukungan untuk melakukan hal tersebut
Leni Setia Ningsih dan Kardiyen dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh nilai hedonik, kualitas pelayanan, nilai utilitarian terhadap impulsive buying melalui brand trust” menyatakan bahwa norma subyektif yang diwakili oleh kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap impulsive buying.40 Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: Norma Subyektif tidak berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop
H2: Norma Subyektif berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop
40 Leni Setia Ningsih, dan Kardiyen, “Pengaruh Nilai Hedonik, Kualitas Pelayanan, Nilai Utilitarian terhadap Impulsive Buying melalui Brand Trust”, Journal Economic Education Analysis 9(3) (oktober, 2020): 717-732, https://doi.org/10.15294/eeaj.v9i3.42343.
3. Pengaruh Persepsi Kontrol Perilaku terhadap Impulsive Buying dalam Pembelian Merchandise K-pop.
Menurut Ajzen, berapa banyak peluang yang dimiliki seseorang dan berapa banyak tantangan yang mungkin mereka hadapi menentukan seberapa besar kendali yang mereka rasakan atas tindakan mereka.41 Persepsi kontrol perilaku menunjukkan seberapa besar keyakinan yang individu miliki jika melakukan suatu perilaku. Semakin kuat kecenderungan seseorang untuk melakukan impulsive buying, semakin percaya diri mereka dalam kapasitasnya untuk mengatasi tantangan saat ini di hadapan variabel pendukung lainnya, seperti ketersediaan sumber daya dan pengetahuan. Sebaliknya, jika seseorang tidak yakin bahwa dia dapat mengatasi keadaan yang menghalangi, dia tidak akan melakukan pembelian secara impulsif.
Penggemar K-pop ketika mereka ingin mendapatkan merchandise K-pop yang mereka inginkan mereka harus yakin bahwa mereka percaya diri dengan sumber daya dan informasi yang mereka miliki tentang merchandise tersebut. Mereka harus mengetahui berapa harganya dan di mana harus membelinya. Ketika mereka sudah memiliki informasi tersebut maka potensi mereka untuk melakukan impulsive buying pada pembelian merchandise K-pop sangatlah tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Evelyn dan Selvan dengan judul “Application of Theory of Planned Behavior on Impulsive Buying in an Internationalized Shopping
41 Icek Ajzen, “The Theory of Planned Behavior”, 196.
Center” menunjukkan bahwa persepsi kontrol perilaku mempengaruhi impulsive buying pada pengunjung pusat perbelanjaan. 42Dari urain di atas dapat di tarik hipotesis sebagai beriku:
H0: Persepsi kontrol perilaku tidak berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop
H3: Persepsi kontrol perilaku berpengaruh terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop.
4. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan Persepsi Kontrol Perilaku secara simultan Terhadap Impulsive Buying Dalam Pembelian Merchandise K-pop
Pada Theory of Planned Behavior (TPB) Ajzen menjelaskan bahwa perilaku seseorang di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu, pertama adalah sikap dimana seseorang mempunyai penilaian positif atau negatif pada suatu objek. Kedua adalah norma subjektif merupakan perpaduan antara keyakinan normative individu dan motivasinya untuk mematuhi keyakinan-keyakinan orang lain. Ketiga adalah persepsi kontrol perilaku yakni persepsi individu mengenai kesederhanaan dan kompleksitas pada pelaksanaan perilaku tertentu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dongnyok Shim, dan Jorn Altmann dengan judul “How Marginally Does Impulse Buying Intention Change In Social Commerce? Nonparametric Regression Approach”
42 Evelyn Toh Bee Hwa, dan Selvan Perumal. “Application of Theory of Planned Behavior on Impulsive Buying in an Internationalized Shopping Center”, Sunway Institusional Repository, (2015), http://eprints.sunway.edu.my/621/.
menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh terhadap impulsive buying pada pembelian e-commerce. 43 adapun hipotesis pada penelitian ini yakni:
H0: Sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku tidak berpengaruh secara simultan terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop
H4: Sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh secara simultan terhadap impulsive buying dalam pembelian merchandise K-pop
I. Sistematika Pembahasan
Rangkuman jalannya penulisan skripsi dari bab pembuka sampai bab akhir tersedia dalam susunan pembahasan. Adapun sistematika pembahasan peneliti meliputi:
Bab I Pendahuluan
Selain rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, ruang lingkup, definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis, serta sistematisasi pembahasan, di bagian ini juga berisi latar belakang utama pokok bahasan.
Bab II Kajian Kepustakaan
Bab kedua dari penelitian berfokus pada tinjauan literatur, berbicara tentang riset sebelumnya dan teori-teori yang terkait dengan penelitian peneliti.
43 Dongnyok Shim, dan Jorn Altmann, “How Marginally Does Impulse Buying Intention Change In Social Commerce? Nonparametric Regression Approach”, Journal Research Article Global Media, 14(27) (November, 2016).
Bab III Metode Penelitian
Bab mengkaji berbagai bentuk studi, populasi dan sampel, metode pengumpulan data,serta strategi analisis data yang dapat digunakan peneliti.
Bab IV Penyajian Data dan Analisis
Bab ini mengevaluasi temuan penelitian dengan topik utama atau deskripsi topik penelitian, presentasi dan analisis data, serta pembahasan hasil penelitian.
Bab V Penutup
Pada bab ini, dijelaskan kesimpulan yang didapat dari riset yang telah dilakukan serta berisi saran-saran.
26 A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan sintesis dari berbagai penelitian yang saat ini sedang dipertimbangkan. Fungsi penting dari penelitian sebelumnya adalah untuk menyediakan sebagai dasar dan tolok ukur untuk penelitian yang sedang berlangsung. Berikut ini merupakan beberapa studi sebelumnya yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan:
1. Yanhong Chen, Yaobin Lu, dan Zhao pan, 2019, Jurnal “How Do Product Recomendations Affect impulse Buying? An Empirical Study on WeChat Social Commerce” 44
Hasil penelitian adalah bahwa rekomendasi suatu produk menunjukkan sikap positif terhadap barang yang direkomendasikan sehingga dapat mengarah pada impulsive buying.
Persamaan penelitian yakni sama-sama menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan kuisioner sebagai metode pengumpulan data. Sedangkan perbedaanya terletak pada analisis data menggunalan analisis PLS dan objek penelitian.
2. Muhammad Anwar Rashid, Talat Islam, Muhammad Uzair Malik, dan Zeshan Ahmer, 2019, Jurnal “Impact of Materialism on Impulsive Buying: Mediating Role of Creadit Card Use and Brand Loyalty”45
44 Yanhong Chen, Yaobin Lu, dan Zhao pan, “ How Do Product Recomendations Affect impulse Buying? An Empirical Study on WeChat Social Commerce”, Journal Information and management, 56(2) (2019): 236-248, https://doi.org/10.1016/j.im.2018.09.002.
Hasil penelitian adalah bahwa materialisme dan penggunaan kartu kredit berpengaruh positif terhadap impulsive buying. Materialisme berpengaruh positif terhadap brand loyalty, materialisme berpengaruh positif terhadap kartu kredit. Hal ini menunjukkan bahwa orang materialistis menunjukkan sikap positif terhadap pembelian produk.
Orang materialistis berdasarkan sikap mereka cenderung menggunakan kartu kredit dan menjadi brand loyal sehingga membawa mereka pada impulsive buying.
Persamaan penelitian yakni sama-sama menggunakan metode kuantitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan impulsive buying sebagai variabel Y. sedangkan perbedaanya terletak pada analisis data yang menggunakan metode box plot dan objek penelitian.
3. Anum Tariq, Changfeng Wang, Umair Akram, Yasir Tanveer, dan Muhammad Sohaib, 2019, Jurnal “Online Impulse Buying of Organic Food: Moderating Role of Social Appeal and Media Richness”46
Hasil Penelitian adalah bahwa sikap konsumen terhadap makanan organic berpengaruh positif terhadap online impulse buying. Serta moderisasi dari daya tarik sosial dan kekayaan media juga berpengaruh positif terhadap online impulse buying.
45 Muhammad Anwar Rashid, dkk, “Impact of Materialism on Impulsive Buying:
Mediating Role of Creadit Card Use and Brand Loyalty”, Journal Pakistan Economic and Social Review, 57(1) (2019): 23-46. https://www.jstor.org/stable/26842692.
46 Anum Tariq, dkk, Online Impulse Buying of Organic Food: Moderating Role of Social Appeal and Media Richness, Part of the advances in intelligent system and computing book series (AISC, vol 1002): 586-599, DOI: 10.1007/978-3-030-21255-1_45.
Persamaan penelitian yakni sama-sama menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner secara online dalam mengumpulkan data dan impulsive buying sebagai variabel Y. sedangkan perbedaannya terletak pada analisis data yang menggunakan Cross- sectional data dan objek penelitian.
4. Leni Setia Ningsih, dan Kardiyen, 2020, Jurnal “Pengaruh Nilai Hedonik, Kualitas Pelayanan, Nilai Utilitarian terhadap Impulsive Buying melalui Brand Trust”47
Hasil Penelitian adalah bahwa nilai hedonic berpengaruh secara positif terhadap perilaku impulsive buying, kualitas layanan (sebagai norma subjektif berpangaruh positif terhadap perilaku impulsive buying, nilai utilitarian berpengaruh negatif terhadap impulsive buying. Nilai hedonik, kualitas pelayanan, dan nilai utilitarian berpengaruh positif terhadap brand trust.
Persamaan yakni sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif , kuisioner sebagai pengumpul data dan impulsive buying sebagai variabel Y. sedangkan perbedaan terletak pada analisis data menggunakan analisis sobel dan analisis jalur dan objek penelitian.
5. G.R. Gayathiri, V.R. Ragavan, dan M. Sridhar, 2020, Jurnal “Attitude on Prospective Consumers Toward Impulse Buying, Online and Offline-An Emprical Analysis”48
47 Leni Setia Ningsih, dan Kardiyen, “Pengaruh Nilai Hedonik, Kualitas Pelayanan, Nilai Utilitarian terhadap Impulsive Buying melalui Brand Trust”, Journal Economic Educatio 9(3) (oktober, 2020),: 717-732, https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/issue/view/1880.
48 G.R. Gayathiri, V.R. Ragavan, dan M. Sridhar, “Attitude on Prospective Consumers
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap online impulsive buying meningkat dari hari ke hari pasca pandemic COVID-19.
Persamaan yakni sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif , kuisioner sebagai pengumpul data. Sedangkan perbedaan terletak pada analisis data yang menggunakan uji chi-square, ANOVA, dan pada objek penelitian.
6. Firdaus Yuni Dharta, Hemi Prasetyo, dan Yusuf Derma, 2021, Jurnal
“Influence of Attitude on Online Impulse Buying: Perspective on marketing communication” 49
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan komunikasi pemasaran pemerintah, kualitas situs website, dan sikap berpengaruh pada online impulsive buying.
Persamaan penelitian yaitu sama-sama menggunakan metode kuantitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan kuisioner dan impulsive buying sebagai variabel Y. Sedangkan perbedaan terletak pada alat analisis data yakni PLS-SEM dan objek penelitian
7. Salman Kimiagari, dan Neda Sharifi Asadi Malafe, 2021, Jurnal “The Role of Cognitive and Affective Responses in The Relationship Between Internal and External Stimuli on Online Impulse Buying Behavior”50 Toward Impulse Buying, Online and Offline-An Emprical Analysis”, Journal of Trend in Scientific Research and Development, 4(5) (Agustus, 2020): 2456-6470, https://www.ijtsrd.com/papers/ijtsrd31880.pdf.
49 Firdaus Yuni Dharta, Hemi Prasetyo, dan Yusuf Derma, “Influence of Attitude on Online Impulse Buying: Perspective on marketing communication”, Jurnal Studi Komunikasi, 5(3) (November, 2021): 729-745, https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jsk/article/view/4421.
50 Salman Kimiagari, dan Neda Sharifi A.M, “The Role of Cognitive and Affective Responses in The Relationship Between Internal and External Stimuli on Online Impulse Buying Behavior”, Journal of Retailing and Consumer Services, 61 (2021): 1-18,
Hasil penelitian adalah bahwa utilitarian browsing, hedonis browsing berpengaruh positif terhadap online impulsive buying behaviour. Faktor eksternal seperti ketersedian produk, atribut harga, dan atribut sensorik yang mana di analisis menggunakan model TAM (Technology Acceptance Model) yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sadar yang ditentukan melalui sikap dan norma subjektif. Dan ini menunjukkan hasil bahwa ketersediaan produk dan atribut sensorik berpengaruh negatif terhadap online impulsive buying behaviour, sedangkan atribut harga berpengaruh positif terhadap online impulsive buying behaviour.
Persamaan penelitian yakni sama-sama menggunakan metode kuantitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan impulsive buying sebagai variabel Y. sedangkan perbedaanya terletak pada alat analisis data yakni menggunakan PLS-SEM dan objek penelitian.
8. Yulianto Alexander Sisko, dan Evelyn Hendriana, 2021, Jurnal “The stimulus of Impulse Buying Behavior on E-commerce Shopping Festival:
A Moderates-Mediated Analysis” 51
Hasil penelitian ini adalah kelangkaan barang, motivasi belanja hedonis, attitude toward sales promotion berpengaruh positif terhadap
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2021.102567.
51 Yulianto Alexander Sisko, dan Evelyn Hendriana, “The stimulus of Impulse Buying Behavior on E-commerce Shopping Festival: A Moderates-Mediated Analysis”, Journal of Business and Management, 2(10) (2021): 729-745, https://doi.org/10.47153/jbmr210.2152021.
impulsive buying behaviour, sedangkan harga rendah tidak memiliki pengaruh positif terhadap impulsive buying behaviour.
Persamaan penelitian yakni sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuisioner sebagai pengumpul data dan impulsive buying sebagai variabel Y. Sedangkan perbedaannya terletak pada teknik analisis data yaitu menggunakan PLS-SEM dan objek penelitian.
9. Alexander Sisko, dan Yulianto, 2021. Thesis “Pengaruh Sales Promotion, Hedonic Shopping Motivation Dan Metode Pembayaran Cash On Delivery Terhadap Impulse Buying Behaviour Saat Harbolnas Pada E- Commerce” 52
Hasil penelitian adalah bahwa motivasi belanja hedonis memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap atas program promosi dan perilaku impulsive buying saat festival Harbolnas. Sikap atas program promosi pada Harbolnas juga berpengaruh signifikan terhadap perilaku impulsive buying. Cash on Delivery memoderasi hubungan antara motivasi belanja hedonis dan perilaku impulsive buying .
Persamaan penelitian yakni sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan impulsive buying sebagai variabel Y. Sedangkan perbedaan terletak pada alat analisis data yakni menggunakan PLS-SEM dan objek penelitian.
52 Alexander Sisko, dan Yulianto, “Pengaruh Sales Promotion, Hedonic Shopping Motivation Dan Metode Pembayaran Cash On Delivery Terhadap Impulse Buying Behaviour Saat Harbolnas Pada E-Commerce”, (Thesis, Universitas Bina Nusantara, 2021)
10. You Lina, Deshuai Hou, dan Saqib Ali, 2022, Jurnal “Impact of online convenience on generation Z online impulsive buying behavior: The moderating role of social media celebrity” 53
Hasil penelitian adalah bahwa sikap kognitif dan afektif berpenfaruh secara signifikan terhadap online impulsive buying pada generasi Z. selain itu, selebriti media sosial memoderasi hubungan antara konsumen dalam memilih produk.
Persamaan penelitian yakni sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan impulsive buying sebagai variabel Y. Sedangkan perbedaan terletak pada alat analisis data yakni menggunakan PLS-SEM dan objek penelitian.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Persamaan Perbedaan
1 2 3 4 5
1 Yanhong Chen, Yaobin Lu, dan Zhao pan, (2019).
How Do Product Recomendations Affect impulse Buying? An Empirical Study on WeChat Social Commerce
1) Metode penelitian 2) Teknik
pengumpul an data
1) Teknik analisis data 2) Objek
penelitian
2 Muhammad Anwar Rashid, Talat Islam, Muhammad Uzair
Impact of Materialism on Impulsive Buying:
Mediating Role of Creadit Card Use and Brand
1) Metode penelitian 2) Teknik
pengumpul an data
1) Teknik analisis data 2) Objek
penelitian
53 You Lina, Deshuai Hou, dan Saqib Ali, “Impact Of Online Convenience On Generation Z Online Impulsive Buying Behavior: The Moderating Role Of Social Media Celebrity” , Journal Front Psychol 13:951249 (Agustus, 2020), https://doi.org/10.3389%2Ffpsyg.2022.951249.
No Penulis Judul Persamaan Perbedaan Malik, dan
Zeshan Ahmer, (2019).
Loyalty
3 Anum Tariq, Changfeng Wang, Umair Akram, Yasir Tanveer, dan
Muhammad Sohaib, (2019).
Online Impulse Buying of Organic Food:
Moderating Role of Social Appeal and Media Richness
1) Metode penelitian 2) Teknik
pengumpul an data
1) Teknik analisis data 2) Objek
penelitian
4 Leni Setia Ningsih, dan Kardiyen, (2020).
Pengaruh Nilai Hedonik, Kualitas Pelayanan, Nilai Utilitarian terhadap
Impulsive Buying melalui Brand Trust
1) Metode penelitian 2) Teknik
pengumpul an data
1) Teknik analisis data 2) Objek
penelitian
5 G.R.
Gayathiri, V.R.
Ragavan, dan M.
Sridhar, (2020).
Attitude on Prospective Consumers Toward Impulse Buying, Online and Offline-An Emprical Analysis
1) Metode penelitian 2) Teknik
pengumpu lan data
1) Teknik analisis data 2) Objek
penelitian
6 Firdaus Yuni Dharta, Hemi Prasetyo, dan Yusuf Derma, (2021).
Influence of Attitude on Online Impulse Buying:
Perspective on marketing communication
1) Metode penelitian 2) Teknik
pengumpu lan data
1) Teknik analisi data 2) Objek
penelitian
7 Salman Kimiagari, dan Neda Sharifi Asadi
The Role of Cognitive and Affective
Responses in The Relationship
1) Metode penelitian 2) Teknik
pengumpu lan data
1) Teknik analisis data 2) Objek
penelitian