(Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah
IAIN Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD MUQORROBIN BUDIMAN
213 12 100
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
ii
(Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah
IAIN Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD MUQORROBIN BUDIMAN
213 12 100
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
Skripsi saudara:
Nama : Muhammad Muqorrobin Budiman
NIM : 213 12 100
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa untuk
Bekerja di Bank Syariah (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan
Perbankan Syariah IAIN Salatiga)
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 15 September 2016
Pembimbing,
iv
PENGESAHAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA UNTUK BEKERJA DI BANK SYARIAH
(Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga)
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD MUQORROBIN BUDIMAN NIM: 213 12 100
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
tanggal 20 September 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Hikmah Endraswati, M.Si.
Sekretaris Penguji : Taufikur Rahman, M.Si.
Penguji I : Dr. Nafis Irkhami, M.Ag.
Penguji II : Qi Mangku B., Lc., M.Si.
Salatiga, 20 September 2016 Dekan,
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Muqorrobin Budiman
NIM : 213 12 100
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa untuk
Bekerja di Bank Syariah (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan
Perbankan Syariah IAIN Salatiga)
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 15 September 2016
Penulis,
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. (Hadis)
Hidup itu bukan tentang menang atau kalah, melainkan berjuang atau tidak
berjuang. (EAN)
Dosa terbesar dalam hidup adalah rasa malas (Ali Antoni)
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku, Tri Tunggal dan Nuryani,
Kakak dan adikku, Meida dan Ani’,
(calon) Jodohku,
Para dosenku,
Saudara-saudaraku,
Sahabat-sahabat seperjuanganku,
Keluarga besar SSC (Student Sport Club),
Teman-teman Jurusan Perbankan Syariah S1 angkatan 2012,
vii
KATA PENGANTAR
Untaian rasa syukur, segala puji bagi Alloh SWT., Tuhan semesta alam,
selalu penulis ucapkan, karena atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa untuk Bekerja di Bank Syariah (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga) dengan baik tanpa kendala yang berarti. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada beliau Rasul Muhammad SAW., keluarga, serta seluruh pengikutnya
hingga akhir zaman.
Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan S1 Perbankan
Syariah IAIN Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak bisa
terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa ide, kritik ataupun saran yang
sifatnya mendukung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan
viii
4. Bapak Taufikur Rahman, M.Si. selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar telah memberikan pengarahan serta nasihat selama
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Mochlasin, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan bimbingan dan nasihat selama masa
perkuliahan.
6. Segenap dosen Jurusan S1 Perbankan Syariah serta Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
7. Seluruh staf dan karyawan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
8. Kedua orang tua tercinta, kakak dan adik, serta seluruh keluarga dan
kerabat yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun
materiil kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan.
9. Oktaviayani Puji Lestari, yang senantiasa memberi semangat dan
dorongan kepada penulis.
10. Segenap sahabat-sahabat seperjuangan, Barlian, Rizal, Novi, Peni,
Mahmud, Luqman, yang selalu berjuang bersama-sama.
11. Keluarga besar Student Sport Club (SSC) yang telah membantu
penulis untuk selalu berkembang ke arah yang lebih baik.
12. Teman-teman Jurusan S1 Perbankan Syariah angkatan 2012 yang
ix
13. Seluruh mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah
memberikan warna tersendiri bagi hari-hari penulis selama masa
perkuliahan.
14. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam proses penyusunan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan mereka senantiasa selalu mendapatkan ridho dari
Alloh SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, untuk itu kritik dan saran selalu penulis nanti-nantikan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin.
Salatiga, 15 September 2016
x
ABSTRAK
Budiman, M. Muqorrobin. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa untuk Bekerja di Bank Syariah (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga). Skripsi. Jurusan S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Taufikur Rahman, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk bekerja di bank syariah. Dengan menerapkan konsep teori perilaku terencana, variabel yang digunakan adalah sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 80 mahasiswa jurusan Perbankan Syariah dari angkatan 2010-2013. Teknik penentuan sampel menggunakan metode stratified random
sampling dimana sampel dibedakan sesuai jurusan S1 Perbankan Syariah dan D3
Perbankan Syariah. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS versi 22.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk bekerja di bank syariah.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II : LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ... 8
xii
1. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) ... 13
2. Minat ... 14
a. Pengertian Minat ... 14
b. Faktor-Faktor yang Menentukan Minat ... 15
1) Sikap (Attitude) ... 16
2) Norma Subyektif (Subjective Norm) ... 18
3) Kontrol Perilaku (Behavioral Control) ... 19
3. Bank Syariah ... 20
a. Pengertian bank Syariah ... 20
b. Kegiatan Bank Syariah ... 21
c. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ... 21
4. Sumber Daya Manusia Bank Syariah ... 23
C. Kerangka Pemikiran ... 24
D. Hipotesis ... 25
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
C. Populasi dan Sampel ... 27
1. Populasi ... 27
2. Sampel ... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ... 29
1. Pengertian Data ... 29
xiii
3. Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Skala Pengukuran ... 31
F. Definisi Konsep dan Operasional ... 32
1. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 32
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 33
G. Instrumen Penelitian ... 34
H. Uji Instrumen Penelitian ... 36
1. Uji Validitas ... 36
2. Uji Reliabilitas ... 36
3. Uji Asumsi Klasik ... 37
4. Uji Hipotesis ... 39
I. Alat Analisis ... 41
BAB IV : ANALISIS DATA A. Gambaran Obyek Penelitian ... 42
1. Profil Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga ... 42
2. Visi dan Misi Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga ... 43
a. Visi dan Misi Jurusan Perbankan Syariah S1 ... 43
b. Visi dan Misi Jurusan Perbankan Syariah D3 ... 44
3. Tujuan Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga ... 44
a. Tujuan Jurusan Perbankan Syariah S1 ... 44
b. Tujuan Jurusan Perbankan Syariah D3 ... 45
B. Deskripsi Data Responden ... 46
xiv
2. Usia ... 47
3. Jurusan ... 48
4. Angkatan ... 49
5. Kepemilikan Rekening di Bank Syariah ... 50
C. Analisis Data ... 51
1. Uji Validitas ... 51
2. Uji Reliabilitas ... 53
3. Uji Asumsi Klasik ... 54
a. Uji Multikolinearitas ... 54
b. Uji Heteroskedastisitas ... 55
c. Uji Normalitas ... 56
d. Uji Linearitas ... 57
4. Uji Hipotesis ... 58
a. Uji t ... 58
b. Uji F ... 60
c. Uji R2 ... 61
D. Hasil Uji Hipotesis ... 62
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan... 65
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ... 21
Tabel 2.2 : Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga ... 22
Tabel 3.1 : Jumlah Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga Tahun Akademik Semester Ganjil 2016/2017 ... 27
Tabel 3.2 : Variabel dan Indikator Penelitian ... 35
Tabel 4.1 : Jenis Kelamin Responden ... 46
Tabel 4.2 : Usia Responden ... 47
Tabel 4.3 : Jurusan Responden ... 48
Tabel 4.4 : Angkatan Responden ... 49
Tabel 4.5 : Kepemilikan Rekening di Bank Syariah ... 50
Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Variabel Sikap ... 52
Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Variabel Norma Subyektif ... 52
Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Variabel Kontrol Perilaku ... 52
Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Variabel Minat ... 53
Tabel 4.10 : Hasil Uji Reliabilitas ... 54
Tabel 4.11 : Hasil Uji Multikolinearitas ... 55
Tabel 4.12 : Hasil Uji Park ... 56
Tabel 4.13 : Hasil Uji Regresi Persamaan Linier ... 58
Tabel 4.14 : Hasil Uji t ... 59
Tabel 4.15 : Hasil Uji F ... 60
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Konsep Teori Perilaku Terencana ... 14
Gambar 2.2 : Kerangka Pemikiran ... 25
Gambar 4.1 : Jenis Kelamin Responden... 47
Gambar 4.2 : Usia Responden ... 48
Gambar 4.3 : Jurusan Responden ... 49
Gambar 4.4 : Angkatan Responden ... 50
Gambar 4.5 : Kepemilikan Rekening di Bank Syariah ... 51
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Data Hasil Kuesioner
Lampiran 3 : Output Hasil Pengujian
Lampiran 4 : Data Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
Tahun Akademik Semester Ganjil 2016/2017
Lampiran 5 : Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Skripsi
1
A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang No. 21 tahun 2008 Bank Syariah adalah
Bank umum yang melaksanakan usaha berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip
syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah. Pada umumnya yang
dimaksud bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah
(Sudarsono, 2003: 18).
Pelopor perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Muamalat
Indonesia yang berdiri pada tahun 1992, yang merupakan bank umum syariah
pertama di Indonesia dan menjadikan Bank Muamalat Indonesia sebagai
pioneer bagi bank syariah lainnya. Menurut data terkini, di Indonesia
terdapat 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS) dan
168 unit Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dengan total jaringan
kantor mencapai 2.392 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia (Otoritas
Halimah (2016) mengungkapkan perkembangan perbankan syariah ini
tentunya juga harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang
memadai, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitasnya. Namun,
realitas yang ada menunjukkan bahwa masih banyak SDM yang selama ini
terlibat dalam institusi syariah, tidak memiliki pengalaman akademis dan
praktis dalam islamic banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan
mempengaruhi produktivitas dan profesionalisme perbankan syariah itu
sendiri.
Menurut Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) dalam
Setyawati (2015: 2), masih minimnya SDM berbasis syariah merupakan
tantangan terbesar dalam perkembangan bank syariah saat ini. Untuk
mengatasi masalah tersebut, BI selaku otoritas tertinggi perbankan di
Indonesia menetapkan aturan di mana 5% dari keuntungan bank syariah harus
dialokasikan untuk pengembangan SDM. Di samping itu BI juga
meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan, seperti universitas
maupun perguruan tinggi untuk menyiapkan SDM yang unggul yang berbasis
syariah. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perguruan
tinggi untuk turut mengembangkan SDM yang berbasis syariah, tidak
terkecuali Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga dipersiapkan
serta dibekali ilmu untuk mendalami tentang perbankan syariah secara
intensif. Di samping teori yang didapatkan di perkuliahan, mahasiswa juga
di bank syariah selama kurang lebih 2 bulan. Kegiatan ini bertujuan agar
mahasiswa jurusan Perbankan Syariah dapat memahami segala sesuatu
tentang perbankan syariah secara teori maupun praktik di lapangan, hingga
pada akhirnya alumni dari jurusan Perbankan Syariah memang benar-benar
lulusan yang berkompeten serta siap mengelola lembaga keuangan syariah
sesuai dengan ajaran-ajaran yang berdasarkan alqur’an dan hadits, dan mampu mengembangkan ekonomi Islam yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat. Hal ini sesuai dengan misi yang diterapkan oleh jurusan
Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1 maupun D3, lulusan dari
jurusan perbankan syariah mempunyai dua alternatif pilihan. Pilihan yang
pertama yaitu melanjutkan jenjang akademik yang lebih tinggi, sedangkan
pilihan yang kedua adalah langsung terjun untuk berkecimpung dalam dunia
kerja, baik dalam dunia perbankan syariah ataupun sektor yang lainnya.
Tetapi apabila mau berkaca pada masalah masih kurangnya SDM berbasis
syariah pada bank-bank syariah yang ada, tentunya sebagai sarjana yang
berbasis syariah lebih memilih untuk berkarir di bank syariah.
Permana (2015: 1) mengemukakan bahwa salah satu aspek penting
dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat adalah karir. Ketepatan
menentukan dan memilih karir mejadi titik penting dalam perjalanan hidup
manusia, oleh karenanya karir seseorang berkontribusi besar bagi diri dan
yang tepat sesuai minat dan bakat yang dimiliki seseorang merupakan
tahapan awal dalam pembetukan karir.
Minat (intention) adalah keinginan untuk melakukan perilaku tertentu
(Jogiyanto, 2007: 25). Dalam konsep teori perilaku terencana (theory of
planned behavior), Ajzen mengungkapkan bahwa minat (intention) seseorang
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu sikap (attitude), norma subyektif
(subjective norm) dan kontrol perilaku (behavioral control) (Azwar, 1995:
12).
Sulistiani (2012), dari hasil penelitian yang dilakukannya,
mengungkapkan bahwa faktor sikap tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap minat seseorang dalam memilih profesi yang akan dijalani.
Sedangkan norma subyektif dan kontrol perilaku berpengaruh secara
sinifikan. Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Hartbian (2014)
menunjukkan hasil bahwa hanya faktor sikap yang berpengaruh secara
signifikan terhadap minat seseorang dalam memilih profesi yang akan
dijalani. Sedangkan norma subyektif dan kontrol perilaku tidak berpengaruh
secara sinifikan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penilitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA UNTUK BEKERJA DI
BANK SYARIAH” (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Perbankan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang
dapat diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah sikap mempunyai pengaruh terhadap minat mahasiswa Jurusan
Perbankan Syariah untuk bekerja di bank syariah?
2. Apakah norma subyektif mempunyai pengaruh terhadap minat mahasiswa
Jurusan Perbankan Syariah untuk bekerja di bank syariah?
3. Apakah kontrol perilaku mempunyai pengaruh terhadap minat mahasiswa
Jurusan Perbankan Syariah untuk bekerja di bank syariah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh sikap terhadap minat mahasiswa
Jurusan Perbankan Syariah untuk bekerja di bank syariah.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh norma subyektif terhadap minat
mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah untuk bekerja di bank syariah.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kontrol perilaku terhadap minat
mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah untuk bekerja di bank syariah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan bisa diambil dari penelitian ini
1. Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Pendidikan Ekonomi Syariah,
khususnya Jurusan perbankan Syariah, untuk lebih meningkatkan
pengajaran dengan harapan untuk lebih menghasilkan lulusan-lulusan yang
lebih berkualitas serta benar-benar memahami ilmu ekonomi syariah
sehingga lebih siap berkecimpung di dunia kerja.
2. Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Keuangan Syariah, khususnya
Perbankan Syariah, sehingga mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi minat mahasiswa untuk bekerja di bank syariah.
3. Untuk memperkuat penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi minat mahasiswa untuk bekerja di bank syariah.
4. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untung menyelesaikan jenjang
pendidikan strata satu Jurusan Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun ke dalam lima bab dengan sistematika
pembahasan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Landasan Teori menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai
landasan penelitian yang mendukung perumusan hipotesis, penelitian
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berisi tentang bagaimana penelitian akan dilaksanakan.
Sehingga pada bagian ini diraikan mengenai variabel penelitian dan definisi
opersional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data serta metode analisis.
BAB IV: ANALISIS DATA
Analisis data mendeskripsikan tentang objek penelitian, analisis data,
interpretasi hasil olah data serta argumentasi atau pembahasan hasil
penelitian.
BAB V: PENUTUP
8
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti yang sebelumnya, di mana penelitian yang dilakukan
mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi minat mahasiswa dalam memilih profesi telah banyak
dilakukan oleh akademisi.
Merdekawati (2011) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi minat mahasiswa dalam memilih profesi. Dari penelitian
yang dilakukannya menghasilkan temuan bahwa faktor pelatihan profesional,
pengakuan profesional, dan nilai sosial berpengaruh signifikan terhadap
minat mahasiswa dalam memilih profesi sebagai akuntan. Sedangkan faktor
penghasilan, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa dalam memilih
profesi sebagai akuntan.
Penelitian yang dilakukan oleh Chan (2012) mengenai minat
mahasiswa dalam memilih profesi menghasilkan temuan bahwa faktor
pengakuan profesional dan personalitas berpengaruh signifikan terhadap
minat mahasiswa dalam memilih profesi sebagai akuntan publik, sedangkan
faktor finansial, pengakuan profesional, nilai sosial, lingkungan kerja,
signifikan terhadap minat mahasiswa dalam memilih profesi sebagai akuntan
publik.
Suyana (2012) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi minat mahasiswa perguruan tinggi pariwiwsata untuk bekerja
di luar negeri. Dari hasil penelitian yang dilakukannya dapat dikatakan bahwa
faktor perolehan informasi, dorongan keluarga, lama pendidikan orang tua,
jumlah saudara kandung dan jurusan yang dipilih berpengaruh signifikan
terhadap minat mahasiswa perguruan tinggi pariwisata untuk bekerja di luar
negeri, sedangkan faktor penghasilan orang tua dan pekerjaan orang tua tidak
berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa perguruan tinggi
pariwisata untuk bekerja di luar negeri.
Sari (2013), dari hasil penelitian yang dilakukannya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk memilih profesi sebagai
akuntan publik, mengungkapkan bahwa faktor pengakuan profesional dan
pertimbangan pasar kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk
memilih profesi sebagai akuntan publik. Sedangkan faktor penghargaan
finansial, pelatihan profesional, nilai sosial dan pertimbangan pasar kerja
tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk memilih profesi sebagai
akuntan publik.
Penelitian yang dilakukan Suyono (2014) mengenai minat mahasiswa
untuk memilih profesi sebagai akuntan publik memperoleh hasil bahwa faktor
penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai sosial, pertimbangan pasar
untuk memilih profesi sebagai akuntan publik. Sedangkan faktor pengakuan
profesional dan lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
mahasiswa untuk memilih profesi sebagai akuntan publik.
Konsep teori perilaku terencana (theory of planned behavior) dapat
juga diterapkan dalam penelitian mengenai minat mahasiswa dalam memilih
profesi. Sulistiani (2012) melakukan penelitian terhadap 140 mahasiswa
jurusan akuntansi di Universitas Diponegoro mengenai minat mahasiswa
untuk berkarir sebagai akuntan publik. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa faktor sikap tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk
berkarir sebagai akuntan publik. Sedangkan norma subyektif dan kontrol
perilaku berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk berkarir sebagai
akuntan publik.
Atikah (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh sikap, norma
subyektif dan perceived behavioral control terhadap sarjana yang berminat
untuk bekerja di perbankan syariah. Hasil penelitian yang dilakukannya
menunjukkan hasil bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap intensi seseorang
untuk bekerja di perbankan syariah, sedangkan norma subyektif dan
perceived behavioral control berpengaruh terhadap intensi seseorang untuk
bekerja di perbankan syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Hartbian (2014) mengenai penerapan
konsep teori perilaku terencana dalam pengaruhnya terhadap minat
mahasiswa dalam memilih profesi menunjukkan hasil yang berbeda dari dua
Kristen Satya Wacana Salatiga menunjukkan bahwa hanya faktor sikap yang
berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk bekerja di bidang
perpajakan. Sedangkan norma subyektif dan kontrol perilaku tidak
berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk bekerja di bidang
perpajakan.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat
mahasiswa untuk bekerja di syariah juga telah banyak dilakukan oleh
akademisi. Suryani (2015) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Kota Medan
Bekerja di Bank Syariah”. Penelitian yang dilakukan pada Fakultas Ekonomi di empat universitas yang ada di kota Medan, yaitu USU, UNIMED, UISU
dan UMSU tersebut menunjukkan bahwa nilai religius, pertimbangan pasar
kerja dan keluarga dan teman berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat mahasiswa untuk bekerja di bank syariah. Sedangkan variabel
penghargaan finansial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
minat mahasiswa untuk bekerja di bank syariah.
Setyawati (2015), dari penelitian yang dilakukannya dengan judul
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Jurusan Keuangan
Islam UIN Sunan Kalijaga untuk Bekerja di Perbankan Syariah”,
mengungkapkan bahwa faktor motivasi intrinsik, motivasi spiritual dan nilai
sosial berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa jurusan keuangan
Islam untuk bekerja di perbankan syariah. Sedangkan faktor motivasi
personalitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa jurusan
keuangan Islam untuk bekerja di perbankan syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Permana (2015) yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas
Bengkulu Berkarir di Entitas Syariah”, menyimpulkan hasil dari penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa pengetahuan syariah dan lingkungan
kerja memiliki pengaruh terhadap minat berkarir di entitas syariah, namun
untuk pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh terhadap minat berkarir di
entitas syariah.
Dari uraian penelitian terdahulu di atas, maka perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk bekerja
di bank syariah dilakukan dengan menerapkan konsep teori perilaku
terencana. Konsep teori perilaku terencana masih jarang diterapkan pada
penelitian mengenai minat mahasiswa untuk bekerja di bank syariah, dan
pada penelitian sebelumnya diterapkan dalam penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk bekerja sebagai akuntan
publik dan di bidang perpajakan. Dalam konsep teori perilaku terencana
(theory of planned behavior) yang dikemukakan oleh Icek Ajzen, minat
(intention) seseorang dipengaruhi oleh adanya faktor sikap (attitude), norma
subyektif (subjective norm) dan kontrol perilaku (behavioral control)
B. Kerangka Teori
1. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)
Teori perilaku terencana (theory of planned behavior) adalah hasil
pengembangan lebih lanjut dari teori tindakan beralasan (theory of
reasoned action) yang juga dikembangkan oleh Ajzen pada tahun 1980.
Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) menjelaskan bahwa
perilaku seseorang dilakukan karena individu memiliki minat atau
keinginan untuk melakukannya. Minat akan menentukan perilaku
seseorang. Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action)
mengusulkan bahwa minat adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan
norma subyektif (subjective norm) terhadap perilaku. Dalam teori perilaku
terencana (theory of planned behavior), Ajzen, pada tahun 1988,
menambahkan sebuah konstruk yang belum ada pada teori tindakan
beralasan. Konstruk tersebut adalah kontrol perilaku atau behavioral
control (Jogiyanto, 2007: 61).
Teori perilaku terencana (theory of planned behavior) merupakan
teori yang sudah digunakan untuk memprediksi berbagai perilaku, salah
satunya adalah untuk memprediksi perilaku konsumen. Pada penelitian
mengenai minat mahasiswa dalam memilih profesi, maka mahasiswa
diibaratkan sebagai konsumen yang akan memilih perusahaan untuk
tempat mengembangkan karir yang akan dijalaninya (Firmansyah, 2014:
Gambar 2.1
Konsep Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Sumber: Jogiyanto (2007: 62)
Teori perilaku terencana mengemukakan bahwa sikap (attitude),
norma subyektif (subjective norm) dan kontrol perilaku (behavioral
control) akan mengakibatkan adanya minat (intention). Kemudian hal
tersebut akan menimbulkan perilaku (behavior) seseorang (Sumaryono,
2016: 35).
Jogiyanto (2007: 63) menambahkan kemungkinan adanya
hubungan langsung antara kontrol perilaku (behavioral control) dengan
perilaku (behavior). Dengan demikian, kontrol perilaku dapat
mempengaruhi perilaku secara tidak langsung (melalui minat) dan juga
dapat memprediksi perilaku secara langsung.
2. Minat
a. Pengertian Minat
Minat (intention) adalah keinginan untuk melakukan perilaku
tertentu (Azwar, 1995: 11). Ajzen dalam Cendrawi (2015)
mendefinisikan minat (intention) sebagai kecenderungan seseorang
untuk memilih melakukan atau tidak melakukan suatu pekerjaan. Minat Sikap
(Attitude)
Norma Subyektif (Subjective Norm)
Kontrol perilaku (Behavioral Control)
Minat (Intention)
diasumsikan sebagai faktor pemotivasi yang ada di dalam diri individu
yang mempengaruhi perilaku.
Jogiyanto (2007: 29) mengungkapkan bahwa minat (intention)
akan menentukan perilaku atau tindakan yang akan dilakukan oleh
seseorang. Akan tetapi minat tidak selalu bersifat statis, yang berarti
dapat berubah seiring berjalannya waktu. Semakin lebar interval waktu,
maka semakin mungkin terjadi perubahan pada minat tersebut.
Menurut Crow and Crow, ada tiga hal yang dapat menimbulan
minat seseorang untuk melakukan sebuah perilaku (Rouf, 2011: 31):
1) Faktor dorongan dari dalam (the factor of innerurgers)
Faktor dorongan dari dalam merupakan faktor yang ada pada diri
individu yang mendorong untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
2) Faktor motif sosial (the social factor)
Faktor motif sosial merupakan faktor yang membangkitkan minat
untuk melaksanakan pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhan diri
sendiri dan orang lain.
3) Faktor emosional (the emotional factor)
Faktor emosional merupakan faktor yang timbul setelah emosi
menyenangkan pada suatu pekerjaan sebelumnya.
b. Faktor-Faktor yang Menentukan Minat
Dalam konsep teori perilaku terencana (theory of planned
behavior), perilaku (behavior) seseorang akan timbul karena adanya
(intention) seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu sikap
(attitude), norma subyektif (subjective norm) dan kontrol perilaku
(behavioral control) (Azwar, 1995: 12). Penjabaran mengenai
faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1) Sikap (Attitude)
Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan
(Azwar, 1995: 5). Thrustone memandang sikap sebagai suatu
tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam
hubungannya dengan obyek-obyek psikologis (Walgito, 1994: 108).
Ajzen dalam Jogiyanto (2007: 36) mendefinisikan sikap
sebagai evaluasi kepercayaan (believe) atau perasaan positif dan
negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan
ditentukan. Sikap berperan penting dalam perilaku sesorang di
lingkungannya, walaupun masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi perilaku, seperti stimulus, latar belakang individu,
motivasi dan status kepribadian. Secara timbal balik, faktor
lingkungan juga mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Mandiri (2007: 4) menjelaskan sikap dihasilkan dari
keyakinan atas manfaat perilaku dan penilaian atas manfaat perilaku.
Keyakinan atas manfaat perilaku berisi aspek pengetahuan tentang
perilaku tertentu. Keyakinan seseorang menjadi dasar terbentuknya
sikap terhadap suatu obyek sikap, yang mana keyakinan tersebut
adanya interaksi antara individu dengan obyek dan keyakinan yang
muncul dari adanya informasi tentang obyek yang diperoleh dari
berbagai sumber informasi. Keyakinan juga berarti pengetahuan
seseorang terhadap berbagai aspek dari suatu obyek. Sedangkan
penilaian atas manfaat perilaku berkaitan dengan penilaian yang
diberikan seseorang terhadap setiap akibat yang akan diperoleh dari
perilaku yang akan dilakukannya tersebut.
Menurut Jogiyanto (2007: 71), dalam operasionalnya,
terdapat tiga konstruk yang membentuk sikap, yaitu:
a) Kegunaan persepsian (perceived usefull)
Kegunaan persepsian adalah sejauh mana seseorang percaya
bahwa perilaku yang dilakukannya akan mendatangkan manfaat
atau kegunaan bagi dirinya.
b) Kesenangan persepsian (perceived of enjoyment)
Kesenangan persepsian adalah sejauh mana sebuah perilaku yang
dilakukan oleh seseorang memberikan kesenangan bagi dirinya.
c) Risiko persepsian (perceived risk)
Risiko persepsian merupakan suatu persepsi tentang konsekuensi
yang akan diterima apabila melakukan sebuah perilaku.
Pada penelitian ini, sikap merupakan reaksi mengenai
pendapat mahasiswa yang bersifat positif yang berarti mendukung,
melalui proses evaluasi secara menyeluruh terhadap berbagai macam
profesi yang ada pada bank syariah.
2) Norma Subyektif (Subjective Norm)
Norma subyektif (subjective norm) adalah persepsi atau
pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain
yang mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007: 42).
Ajzen dalam Haryadi (2013: 6) menjelaskan bahwa norma
subyektif yaitu persepsi individu berhubungan dengan kebanyakan
dari orang-orang yang penting bagi dirinya mengharapkan individu
untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu.
Orang-orang yang penting bagi dirinya itu kemudian dijadikan acuan atau
patokan untuk mengarahkan tingkah laku individu.
Bhattacherjee dalam Jogiyanto (2007: 70) menjelaskan
bahwa norma subyektif terbentuk atas adanya dua pengaruh, yaitu:
a) Pengaruh interpersonal (interpersonal influence)
Pengaruh interpersonal adalah pengaruh dari teman, anggota
keluarga, rekan kerja, atasan dan indivdu-individu berpengalaman
yang dikenal sebagai pengadopsi potensial.
b) Pengaruh eksternal (eksternal influence)
Pengaruh eksternal adalah pengaruh dari pihak luar organisasi
non-personal lainnya yang dipertimbangkan oleh
individu-individu dalam melakukan perilakunya.
Pada penelitian ini norma subyektif merupakan reaksi
mahasiswa atas pengaruh dari orang lain di lingkungan sosialnya
untuk memilih atau tidak memilih berkarir di bank syariah.
3) Kontrol perilaku (Behavioral control)
Jogiyanto (2007: 64) menjelaskan bahwa Ajzen
mendefinisikan kontrol perilaku (behavioral control) sebagai
kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku.
Kepercayaan-kepercayaan kontrol (control believes) merupakan
kepercayaan-kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang
akan memfasilitasi atau menghalangi kinerja dari perilaku dan
kekuatan persepsian dari faktor-faktor tersebut.
Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan
perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk
melakukan perilaku yang bersangkutan. Kontrol perilaku ini sangat
penting artinya ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada
dalam kondisi yang lemah (Azwar, 1995: 12).
Ajzen membagi kontrol perilaku ke dalam dua
komponen-komponen (Jogiyanto, 2007: 72), yaitu:
a) Keyakinan sendiri (self efficacy)
Keyakinan sendiri adalah persepsi individu terhadap kemudahan
b) Kontrolabilitas (controllability)
Kontrolabilitas merupakan kontrol terhadap perilaku, atau
kepercayaan-kepercayaan tentang seberapa jauh seorang individu
melakukan perilaku tertentu merupakan suatu kehendak pelaku
sendiri.
Pada penelitian ini, kontrol perilaku dilihat dari keyakinan
mengenai kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa untuk dapat
menghadapi segala kemudahan serta kesulitan pada saat bekerja di
bank syariah.
3. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008, bank syariah
adalah bank umum yang melaksanakan usaha berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai
dengan syariah.
Menurut Wibowo (2005: 33), bank syariah atau bank Islam
adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Qur’an dan Hadist. Berdasarkan pengertian tersebut, bank
syariah Islam berdasarkan tata cara bermuamalat secara Islam yang
terdapat pada Qur’an dan Hadist.
Pada umumnya yang dimaksud bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah (Sudarsono, 2003: 18).
b. Kegiatan Bank Syariah
Sebagai lembaga keuangan, kegiatan utama bank syariah antara
lain adalah sebagai berikut (Muhamad, 2002: 14):
a. Memindahkan uang
b. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
c. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya
d. Membeli dan menjual surat-surat berharga
e. Membeli dan menjual cek, surat wesel dan kertas dagang
f. Memberi jaminan bank
c. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Antonio (2001: 34) menjelaskan perbedaan antara bank syariah
dengan bank konvensional adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syaria dengan Bank Konvensional
Bank Syariah Bank Konvensional
Hanya melakukan investasi-investasi yang halal.
Investasi yang halal dan haram.
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual-beli, atau sewa.
Profit & falah oriented. Profit oriented.
Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan
kemitraan.
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk debitor-kreditur.
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.
Tidak terdapat dewan sejenis.
Sumber: Antonio (2001: 34)
Sistem bagi hasil dan sistem bunga merupakan perbedaan yang
paling mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional. Ismail
dalam Suryani (2015: 12) menjelaskan perbedaan antara sistem bagi
hasil dan sistem bunga adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga
Bagi Hasil Bunga
Besarnya bagi hasil ditetapkan dengan rasio nisbah yang disepakati antara pihak yang melaksanakan akad pada saat
akad dengan berpedoman
adanya kemungkinan keuntung-an atau kerugikeuntung-an.
Besarnya bunga ditetapkan pada saat perjanjian dan mengikat kedua pihak yang melaksanakan perjanjian dengan asumsi bahwa pihak penerima pinjaman akan selalu mendapatkan keuntungan.
Besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan nisbah yang diperjanjikan dikalikan dengan jumlah pendapatan dan/atau keuntungan yang diperoleh.
Besarnya bunga yang diterima berdasarkan perhitungan pre-sentase bunga dikalikan dengan jumkah dana yang dipinjamkan.
Jumlah bagi hasil yang akan diterima dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dan/atau keuntung-an. Bagi hasil akan berfluktuasi.
Jumlah bunga yang diterima tetap, meskipun usaha peminjam meningkat atau menurun.
Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama.
4. Sumber Daya Manusia Bank Syariah
Menurut Hasibuan (2003: 244), pengertian sumber daya manusia
adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki
individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan
untuk memenuhi kepuasannya. Dalam operasionalnya, sumber daya
manusia yang ada pada perbankan bisa disebut dengan bankir (Kasmir,
2003: 132).
Hidayanto (2016) menjelaskan definisi bankir yaitu seseorang yang
bekerja di bank dan sedang/pernah berkecimpung dalam bidang teknis
operasional dan non operasional perbankan. Bankir yang profesional
adalah bankir yang memiliki integritas pribadi, keahlian dan tanggung
jawab sosial yang tinggi serta wawasan yang luas agar mampu
melaksanakan pola manajemen bank yang profesional pula (Kasmir, 2003:
132).
Menurut Wibowo (2005: 33), bank syariah atau bank Islam adalah
bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Sehingga di samping menguasai ilmu perbankan, sumber daya manusia
pada bank syariah juga harus memahami dan mampu mempraktikkan
prinsip-prinsip syariah Islam dalam kegiatan perbankan yang
dilakukannya.
Antonio (2001: 34) mengungkapkan setiap sumber daya manusia
sehingga tercermin integritas eksklusif muslim yang baik. Di samping itu,
sumber daya manusia bank syariah juga harus skillful dan profesional
(fathanah), dan mampu melakukan tugas secara team-work di mana
informasi merata di seluruh organisasi (tabligh).
Sebagai profesional, sumber daya manusia pada bank syariah
tentunya memiliki kualifikasi dan standardisasi tertentu. Kualifikasi dan
standar sumber daya manusia bank syariah adalah sebagai berikut
(Kusumastuti, 2014):
a. Memahami nilai-nilai moral dalam aplikasi ekonomi syariah.
b. Memahami konsep dan tujuan ekonomi Syariah.
c. Memahami konsep dan aplikasi akad dalam ekonomi syariah.
d. Mengenal & memahami mekanisme kerja pada lembaga keuangan
syariah.
e. Mengetahui & memahami mekanisme kerja dan interaksi
lembaga-lembaga terkait (regulator, pengawas, lembaga-lembaga hukum, konsultan)
dalam industri keuangan syariah.
f. Mengetahui dan memahami hukum dasar baik hukum syariah (fikih
muamalah) maupun hukum positif yang berlaku.
g. Menguasai bahasa sumber ilmu (Bahasa Arab dan Bahasa Inggris).
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka teori yang dijelaskan di atas, maka kerangka
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Menurut Darmawan (2013: 120), hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis merupakan proporsi yang
masih bersifat sementara dan masih harus diuji kebenarannya (Hasan, 2004:
13). Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. H1 : Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa
untuk bekerja di bank syariah.
2. H2 : Norma Subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
mahasiswa untuk bekerja di bank syariah.
3. H3 : Kontrol perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
mahasiswa untuk bekerja di bank syariah.
4. H4 : Sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk
bekerja di bank syariah. Sikap
(X1)
Minat mahasiswa untuk Bekerja di Bank Syariah
(Y) Norma Subyektif
(X2)
26
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan penelitian yang
langsung di lapangan atau pada responden (Hasan, 2004: 5). Penelitian
lapangan atau dapat pula disebut sebagai penelitian empiris, yaitu penelitian
yang data dan informasinya diperoleh dari kegiatan di kancah (lapangan)
kerja penelitian (Supardi, 2005: 34).
Adapun pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang didasarkan atas
positivistik, yang menganggap bahwa pengalaman bersifat obyektif yang
dapat diukur dan kemudian dihitung (Kasiram, 2010: 169). Penelitian
kuantitatif merupakan suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui (Darmawan, 2013: 37).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga (Kampus I) yang berada di Jl. Tentara
Pelajar No. 2, Salatiga, Jawa Tengah. Dan penelitian ini dilaksanakan pada
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 1997:
108). Sedangkan menurut Martono (2011: 74), populasi merupakan
keseluruhan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau
keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa tingkat akhir
pada jurusan Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
di Institut Agama Islam Negeri Salatiga, yaitu mahasiswa angkatan tahun
2010-2013 yang berjumlah 388 mahasiswa, dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga Tahun Akademik Semester Ganjil 2016/2017
No. Jurusan Tahun Masuk Jumlah
Sumber: Subag Akademik FEBI IAIN Salatiga (2016).
Alasan memilih mahasiswa angkatan 2010-2013 sebagai populasi
sudah memiliki pandangan dalam menentukan profesi yang akan dipilih
setelah selesai melaksanakan proses perkuliahan.
2. Sampel
Sampel didefinisikan sebagai bagian atau wakil populasi yang akan
diteliti (Arikunto, 1997: 109). Sampel merupakan bagian dari populasi
yang memiliki ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Martono,
2011: 74). Penentuan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang
dihasilkan nantinya merupakan kesimpulan dari populasi (Bawono, 2006:
28).
Teknik dalam menentukan jumlah sampel, pada penelitian ini
menggunakan rumus sebagai berikut (Bawono, 2006: 29):
S =
Dimana:
S = Sampel
P = Populasi
e = tingkat kesalahan yang masih bisa ditolelir (10%)
Berdasarkan rumus tersebut, dengan jumlah populasi sebanyak 388
mahasiswa, maka jumlah sampel dapat diperoleh dengan perhitungan di
388
penelitian ini, yaitu sebanyak 80 mahasiswa.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode
stratified random sampling, yaitu suatu teknik penentuan sampel
penelitian dengan menetapkan pengelompokan anggota populasi dalam
kelompok-kelompok tingkatan (Supardi, 2005: 110). Masing-masing strata
ditentukan jumlah sempel sebagai berikut:
a. Jurusan Perbankan Syariah S1 = x 80 = 65
b. Jurusan Perbankan Syariah D3 = x 80 = 15
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengertian Data
Data adalah keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa
sesuatu yang diketahui atau yang dianggap. Selain itu, data juga
merupakan suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan
lain-lain (Hasan, 2004: 19). Sedangkan menurut Supriyanto (2009: 132),
menunjukkan berbagai keterangan atau gambaran mengenai suatu
persoalan/keadaan tertentu.
2. Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data
primer dan data sekunder, dengan keterangan sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Data
primer ini disebut juga data asli atau data baru (Hasan, 2004: 19). Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner
yang diberikan kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan,
2004: 19). Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari buku-buku,
jurnal ilmiah, penelitian-penelitian terdahulu dan internet.
3. Teknik Pengumpulan Data
Terknik pengumpulan data didefinisikan sebagai cara-cara yang
ditempuh serta alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam proses
pengumpulan data (Darmawan, 2013: 159). Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang sangat penting, karena data yang diperlukan akan
menguji hipotesis yang telah dirumuskan (Siregar, 2010: 130). Pada
penelitian ini data-data diperoleh dengan metode kuesioner. Menurut
Hasan (2004: 24), kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap obyek
yang diteliti. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 1997: 129).
E. Skala Pengukuran
Menurut Hasan (2004: 14), skala pengukuran adalah peraturan
penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran. Skala pengukuran merupakan
seperangkat aturan-aturan yang diperlukan untuk mengkuantifikasikan data
dari pengukuran suatu variabel (Supriyanto, 2009: 97).
Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala interval,
dimana skala interval adalah memberikan rangking terhadap responden, yang
dirangking bisa berupa preferensi, perilaku, dan sebagainya. Skala interval ini
banyak yang menyebut dengan skala likert (Bawono, 2006: 31). Skala likert
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang tentang fenomena sosial (Darmawan, 2013: 169). Skala likert
merupakan skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan
sebagai berikut (Ghozali, 2013: 47):
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
subvariabel. Kemudian subvariabel dijabarkan menjadi komponen-komponen
yang dapat terukur. Komponen yang terukur ini kemudian dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden (Istiqomah, 2015: 52).
F. Definisi Konsep dan Operasional
Variabel merupakan obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1997: 96). Secara singkat, Martono
(2011: 55) dmendefinisikan variabel sebagai konsep yang memiliki variasi
atau memiliki lebih dari satu nilai.
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (indepandent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang
lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi
terlebih dahulu. Variabel bebas merupakan variabel yang menjelaskan
terjadinya fokus atau topik penelitian (Martono, 2011: 57). Variabel bebas
biasanya disimbolkan dengan variabel “X”.
a. Sikap (X1)
Sikap (attitude) adalah penilaian dari pribadi individu yang
menyangkut pengetahuan dan keyakinannya mengenai perilaku
b. Norma Subyektif (X2)
Norma subyektif (subjective norm) adalah persepsi atau
pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain
yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007: 42).
c. Kontrol perilaku (X3)
Menurut Ajzen, kontrol perilaku (behavioral control) adalah
persepsi mengenai kemudahan dan kesulitan untuk melakukan perilaku.
Kepercayaan-kepercayaan kontrol (control believes) merupakan
kepercayaan-kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang akan
memfasilitasi atau menghalangi kinerja dari perilaku dan kekuatan
persepsian dari faktor-faktor tersebut (Jogiyanto, 2007: 64).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian
kuantitatif, kedudukan variabel terikat adalah sebagai variabel yang
dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian (Martono, 2011: 57). Variabel
terikat biasanya disimbolkan dengan variabel “Y”.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat.
Minat (intention) merupakan keinginan untuk melakukan perilaku tertentu
(Azwar, 1995: 11). Ajzen dalam Cendrawi (2015) mendefinisikan minat
sebagai kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak
pemotivasi yang ada di dalam diri individu yang kemudian mempengaruhi
perilaku.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah perangkat untuk menggali data primer
dari responden sebagai sumber data terpenting dalam sebuah penelitian
(Suyanto, 2005: 59). Instrumen penelitian menentukan kualitas data yang
dapat dikumpulkan, dan kualitas data itu menentukan kualitas penelitian
(Wirartha, 2006: 22). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dengan skala pengukuran yaitu skala likert, di mana variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi subvariabel atau indikator dengan rincian
sebagai berikut:
1. Sikap
Dalam operasionalnya, terdapat tiga konstruk yang membentuk
sikap (Jogiyanto, 2007: 71), yaitu:
a. Kegunaan persepsian (perceived usefull)
b. Kesenangan persepsian (perceived of enjoyment)
c. Risiko persepsian (perceived risk)
2. Norma Subyektif
Bhattacherjee dalam Jogiyanto (2007: 70) menjelaskan bahwa
norma subyektif terbentuk atas adanya dua pengaruh, yaitu:
a. Pengaruh interpersonal (interpersonal influence)
3. Kontrol perilaku
Ajzen membagi kontrol perilaku ke dalam dua
komponen-komponen (Jogiyanto, 2007: 72), yaitu:
a. Keyakinan sendiri (self efficacy)
b. Kontrolabilitas (controllability)
4. Minat
Minat merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu. Selama
belum diubah menjadi suatu tidakan, minat tersebut masih masih berupa
kecenderungan perilaku (behavioral disposition) saja (Jogiyanto, 2007:
28). Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang mempengaruhi
timbulnya minat (Rouf, 2011: 31):
a. Faktor dorongan dari dalam (the factor of innerurgers)
b. Faktor motif sosial (the social factor)
c. Faktor emosional (the emotional factor)
Tabel 3.2
Variabel dan Indikator Penelitian
No. Variabel Indikator
1 Sikap Kegunaan Persepsian
Kesenangan Persepsian Risiko Persepsian
2 Norma Subyektif Pengaruh Interpersonal
Pengaruh Eksternal
3 Kontrol perilaku Keyakinan Sendiri
Kontrolabilitas
4 Minat Dorongan Dari Dalam
H. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat di mana suatu instrumen mengukur apa
yang seharusnya diukur (Sumanto, 1995: 58). Uji validitas dilakukan
untuk mengukur sahih atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2013:
52). Uji validitas pada penelitian ini digunakan dengan melakukan korelasi
antara score butir pertanyaan dengan total score-nya. Signifikan atau
tidaknya korelasi dapat dilihat pada kolom atau baris total score, apabila
pada kolom atau baris tersebut masing-masing total butir pertanyaan
menghasilkan tanda bintang, berarti signifikan. Tanda bintang ada dua
kemungkinan (Bawono, 2006: 76):
a. Kalau berbintang satu itu berarti korelasi signifikan pada level 5%
(0,05) untuk dua sisi.
b. Kalau berbintang dua itu berarti korelasi signifikan pada level 1%
(0,01) untuk dua sisi.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkatan pada mana suatu tes secara konsisten
mengukur berapapun hasil pengukuran yang dilakukan (Sumanto, 1995:
60). Pada prinsipnya uji reliabilitas yaitu menguji data yang diperoleh
sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang dibagikan. Suatu
kuesioner dianggap reliabel apabila jawaban-jawaban responden tersebut
reliabilitas adalah teknik cronbach alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel
jika nilai cronbach alpha > 0,60 (Bawono, 2006: 68).
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,
2013: 105). Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi
variabel-variabel independen di antara satu dengan yang lainnya, dalam
hal ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
yang bersifat orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesamanya sama dengan nol (Bawono, 2006: 116).
Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan
metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai tolerance yang ada pada
tabel coefficients. Nilai VIF dan tolerance ini nilainya berlawanan,
apabila tolerance-nya besar maka VIF-nya kecil, dan sebaliknya. Nilai
VIF di sini tidak boleh lebih besar dari 5 (lima), jika lebih maka bisa
dikatakan ada gejala multikolinearitas, dan sebaliknya jika nilai
VIF-nya lebih kecil dari 5 maka tidak ada gejala multikolinearitas. Demikian
juga dengan nilai tolerance-nya berarti sebaliknya (Bawono, 2006:
123).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013: 139). Pada
penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Park.
Menurut Bawono (2006: 136), Park mengemukakan metode
bahwa σ2
merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas, yang
dinyatakan sebagai berikut:
Σ2
i= αXiβ
Persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan log sehinnga
menjadi: Lnσ2
i = α + β Ln Xi + Vi. Karena σ2i umumnya tidak
diketahui, maka ini dapat ditaksir dengan menggunakan ut sebagai
proksi, sehingga:
LnU2i= α + β Ln Xi + Vi
Apabila koefisien parameter β dari persamaan regresi tersebut
signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data
model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan
sebaliknya jika β tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homokedastisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak
(Bawono, 2006: 136).
c. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, data variabel dependen dan independen yang digunakan
memiliki distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006: 174). Pada
penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode
Dengan metode analisa Normal Probability Plot, uji normalitas
dilakukan dengan melihat perbandingan antara distribusi kumulatif dari
data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif data dari distribusi
normal. Suatu model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi
normalitas apabila dalam grafik Normal Probability Plot terlihat adanya
titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal sedangkan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya (Bawono, 2006: 176).
d. Uji Linearitas
Pengujian linearitas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi
model yang digunakan tepat atau lebih baik dalam spesifikasi model
bentuk lain. Spesifikasi model dapat berupa linier, kuadratik atau kubik
(Bawono, 2006: 179). Pada penelitian ini, uji linearitas dilakukan
dengan Analyze Compare Means. Variabel independen dapat dikatakan
mempunyai hubungan linier dengan variabel dependen apabila nilai
Sig. pada baris Deviation from Linearity dalam tabel ANOVA
mempunyai nilai lebih besar dari 0,05 (Suyono, 2015: 65).
4. Uji Hipotesis
a. Uji t (Uji Secara Individu)
Uji statistik t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu
atau sendiri-sendiri (Bawono, 2006: 89).
Pada penelitian ini, signifikan atau tidaknya variabel independen
melihat besarnya nilai Sig. pada tabel coefficients. Suatu variabel
independen dikatakan signifikan secara individu mempengaruhi
variabel dependen apabila nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 (Bawono,
2006: 103).
b. Uji F (Uji Secara Serempak)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi
variabel dependen (Bawono, 2006: 91).
Pada penelitian ini, signifikan atau tidaknya variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen dengan melihat
besarnya nilai Sig. yang ada pada tabel ANOVA dari hasil pengujian
regresi. Variabel independen dikatakan signifikan mempengaruhi
variabel dependen secara bersama-sama apabila nilai Sig. lebih kecil
dari 0,05 (Bawono, 2006: 101).
c. Uji R2 (Uji Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi (R2) menunjukan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, atau
sejauh mana kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel
dependen (Bawono, 2006: 92). Uji koefisien determinasi dilakukan
dengan melihat nilai R2 pada tabel Model Summary dari hasil analisis
regresi. Apabila nilai R2 semakin mendekati angka 1, maka dapat
dikatakan bahwa kontribusi variabel independen semakin kuat