PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BACA DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA PADA KELAS IV SDN INPRES TAMBE TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Oleh Astria Setiawati NIM. 180106023
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2022
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BACA DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA PADA KELAS IV SDN INPRES TAMBE TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh Astria Setiawati NIM 180106023
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2022
MOTTO
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.1
1Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah Ayat 286, hlm. 49.
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tercinta Bapakku Amiruddin H. Malik dan Ibuku Siti Hawa H. M. Said, kakak-adikku (Arta Anggriani Haryati, Rendra Adi Putro, Andini Ramadhani), almamaterku, dosen-dosenku, serta teman-temanku yang selalu mensuport dan memberikan motivasi terbaik, serta untuk kampusku UIN Mataram tercinta”.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah swt yang telah banyak memberikan nikmat, baik nikmat iman, sehat maupun kesempatan, serta memberikan penulis kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini. Kedua kalinya shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan alam dan suri tauladan umat islam yaitu Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan panji- panji kebenaran sampai saat ini, yang telah membawa umat islam dari zaman kegelapan yang penuh dengan kebodohan menuju zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian roposal ini tidak akan suskes tanpa bantuan dan keterlibatan bernagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.
1. Dr. Muammar, M. Pd sebagai dosen pembimbing I dan Muhammad Anwar Sani, M. Pd. I sebagai deson pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan proposal ini lebih matang dan cepat selesai;
2. Dr. Muammar, M. Pd sebagai Ketua Jurusan PGMI dan Ramdhani Sucilestari, M. Pd sebagai Sekretaris Jurusan PGMI beserta seluruh jajarannya;
3. Dr. Jumarim, M. H. I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan;
4. Prof. Dr. H. Masnun, M. Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;
5. Kepada sahabat-sahaat seperjuanganku, Zumratun, M. Muhlis, Ayu Nurul Fitrah dan Sahrul Ramadhan yang telah memberikan bantuan, motivasi serta saran yang membangun dalam penyusunan proposal ini.
6. Kepada diri sendiri, terimakasih telah berjuang sampai saat ini.
Semoga skripsi ini dapat bernilai dan bermanfaat lebih-lebih bagi penulis sendiri dan bagi semua orang maupun bagi semesta.
Mataram, 8 Agustus 2022 Penulis,
Astria Setiawati NIM. 180106023
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN LOGO iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
NOTA DINAS PEMBIMBING v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI vii
HALAMAN MOTTO viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
ABSTRAK xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Sasaran Tindakan 4
C. Rumusan Masalah 4
D. Tujuan Penelitian 4
E. Manfaat Penelitian 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 7
A. Penelitian Yang Relevan 7
B. Kajian Pustaka 9
1. Model Pembelajaran CIRC 9
a. Pengertian Model Pembelajaran CIRC 10 b. Tujuan Model Pembelajaran CIRC 11 c. Manfaat Model Pembelajaran CIRC 12 d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran CIRC 12 e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC 13
2. Membaca 14
a. Pengertian Membaca 14
b. Tujuan Membaca 15
c. Manfaat Membaca 16
d. Minat Membaca 17
e. Indikator Minat Membaca 18
3. Menulis 19
a. Pengertian Menulis 19
b. Tujuan Menulis 20
c. Manfaat Menulis 21
d. Indikator Menulis 21
4. Muatan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Kelas IV 22
a. Hakikat Bahasa Indonesia 22
b. Tujuan Muatan Bahasa Indonesia 23 c. Ruang Lingkup Muatan Bahasa Indonesia 24 d. Kompetensi Dasar Muatan Bahasa Indonesia 25
BAB III METODELOGI PENELITIAN 28
A. Setting Penelitian 28
B. Sasaran Penelitian 28
C. Rencana Tindakan 28
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya 31
E. Cara Pengamatan (Monitoring) 33
F. Analisis Data dan Refleksi 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36
A. Deskripsi Setting Penelitian 36
1. Sejarah Singkat dan Berdirinya Sdn Inpres Tambe 36 2. Letak Geografis SDN Inpres Tambe 36 3. Keadaan Guru di SDN Inpres Tambe 36
4. Keadaan Siswa SDN Inpres Tambe 37
5. Visi dan Misi SDN Inpres Tambe 38
6. Sarana dan Prasarana di SDN Inpres Tambe 38
B. Hasil Penelitian 40
C. Pembahasan 54
BAB V PENUTUP 59
A. Kesimpulan 59
B. Saran 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTRA TABEL Tabel 2.1 Skor untuk Butir Pada Skala Likert,32. Tabel 2.2 Interpretasi Presentase Skor.34. Tabel 2.3 Kriteria Penilaian,35.
Tabel 2.4 Daftar Jumlah Guru SDN Inpres Tambe,37. Tabel 2.5 Data Siswa Siswi SDN Inpres Tambe,38.
Tabel 2.6 Sarana dan Prasarana di SDN Inpres Tambe,39. Tabel 2.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I,42. Tabel 2.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I,43.
Tabel 2.9 Statistik Deskriptif Angket Minat Baca Siklus I,44. Tabel 2.10 Hasil Angket Minat Baca Siklus I,44.
Tabel 3.1 Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Siklus I,45. Tabel 3.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II,50.
Tabel 3.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II,51.
Tabel 3.4 Statistik Deskriptif Angket Minat Baca Siklus II,52. Tabel 3.5 Hasil Angket Minat Baca Siklus II,52.
Tabel 3.6 Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Siklus II,53.
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas,29.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Siklus I
Lampiran 2 RPP Siklus II
Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 7 Lembar Hasil Wawancara Siklus I Pert. I Lampiran 8 Lembar Hasil Wawancara Siklus I Pert. II Lampiran 9 Lembar Hasil Wawancara Siklus II Pert. I
Lampiran 10 Lembar Hasil Wawancara Siklus II Pert. II Lampiran 11 Angket Minat Baca
Lampiran 12 Tabel Hasil Angket Penelitian Siklus I Lampiran 13 Tabel Hasil Angket Penelitian Siklus II Lampiran 14 Penilaian Menulis Siklus I dan Siklus II Lampiran 15 Dokumentasi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BACA DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA PADA KELAS IV SDN INPRES TAMBE TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Oleh Astria Setiawati NIM 180106023
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan minat baca dan keterampilan menulis siswa kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) SDN Inpres Tambe pada muatan
pelajaran Bahasa Indonesia. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah keinginan dari siswa dalam membaca sangat kurang, sarana dan
prasarana berupa buku bacaan yang ada di sekolah masih kurang, dan penggunaan tanda baca dan ejaan kurang tepat dalam menulis
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang berlangsung dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dan dibagi dalam empat tahap yaitu tahap perencanaan,pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas IV yang berjumlah 28 orang siswa. Instrumen yang yang digunakan di dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan angket.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat baca dan keterampilan menulis dengan menerapkan model pembelajaran CIRC berdasarkan perolehan hasil angket minat baca siswa kelas IV termasuk dalam kriteria sangat kuat. Kondisi ini dikarenakan siswa senang membaca, sadar akan manfaat membaca dan kuantitas bacaannya juga temasuk tinggi. Sedangkan pada keterampilan menulis nilai pada siklus I sebesar 74,8 dengan ketuntasan klasikal 67% dan keterampilan menulis masih di bawah setandar, dilihat dari hasil ketuntasan klasikal harus mencapai 85%. Pada siklus II terjadi peningkatan keterampilan menulis siswa menggunakan model CIRC pada muatan pelajaran bahasa Indonesia dikatakan tuntas, ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas IV sebesar 84,8 dan ketuntasan klasikalnya sebesar 89%.
Kata Kunci: Model Pembelajaran CIRC, Minat Baca, Keterampilan Menulis, Sekolah Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa ditekankan untuk menguasai beberapa kompetensi dengan baik. Kompetensi tersebut diantaranya: berbahasa Indonesia dengan penekanan pada kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis, serta mengembangkan kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis melalui media teks.2 Dari beberapa kompetensi tersebut, salah satu kompetensi yang diharapkan dikuasai dengan baik adalah membaca dan menulis. Apabila siswa yang tidak mampu membaca dan menulis dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Selain itu, siswa juga akan mengalami kesulitan menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran. Hal ini akan berdampak pada kemajuan belajarnya sehingga menjadi lamban jika dibandingkan dengan teman yang lainnya.
Kenyataan saat ini di kelas IV SD Negeri Inpres Tambe masih jauh dari kondisi ideal tersebut. minat baca dan keterampilan menulis siswa pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah.
Rendahnya kemampuan membaca siswa disebabkan karena kurangnaya minat siswa untuk membaca, terdapat dua siswa yang
2Neneng Sri Wulan, “Perkembangan Mutakhir Pendidikan Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Sekolah Dasar” Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Vol. 1, No. 2, Oktober 2014, hlm. 3.
belum bisa membaca dan guru yang mengajar masih menggunakan metode konvesional serta belum mengetahui model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa.3
Berdasarkan hasil wawancara yang dengan guru pada muatan pelajaran bahasa Indonesia, beberapa penyebab rendahnya minat baca dan keterampilan menulis di SD Negeri Inpres Tambe adalah: rasa keinginan dari siswa dalam membaca sangat kurang terlihat, hal itu terbukti ketika siswa membaca materi yang diberikan guru, siswa hanya membaca tanpa mengetahui isi materi yang dibaca, kurangnya sarana dan prasarana berupa buku bacaan yang ada di sekolah, kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk membaca dan siswa selalu punya alasan untuk menolak kalau diajak membaca, saat proses pembelajaran siswa kurang latihan dalam menulis dengan baik dan siswa pada saat disuruh menulis jarang mau menulis, penggunaan tanda baca dan ejaan kurang tepat dalam menulis.4
Kondisi demikian apabila dibiarkan akan mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Indonesi karena membaca dan menulis adalah kegiatan yang saling berkaitan, membaca berpengaruh terhadap keterampilan menulis, keterampilan menulis membutuhkan pengetahuan dan ide-ide yang akan dituangkan melalui tulisan
3SD Negeri Inpres Tambe, Observasi, 27 Desember 2021
4Nining Suharni, Wawancara, 27 Desember 2021.
sedangkan pengetahuan dan ide-ide diperoleh dari kegiatan membaca.
Kemampuan menulis yang baik tidak dapat diperoleh tanpa kemampuan membaca yang baik, karena dengan memiliki kemampuan membaca yang baik seseorang akan mendapatkan informasi yang lebih luas, pengalaman yang didapatkanpun lebih banyak sehingga kosa kata yang dimiliki oleh pembaca akan lebih beragam.
Salah satu alternatif solusi dari pemecahan masalah di atas yang dapat peneliti terapkan adalah melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan meggunakan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC). Model pembelajaran CIRC merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah tiap anggota empat sampai lima orang siswa.
Diawali dengan pemberian wacana pada siswa, lalu guru memberikan wacana atau sesuai dengan topik pembelajaran, kemudian peserta didik bekerja sama saling membaca dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis dalam selembar kertas serta mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan secara bersama-sama (guru dan siswa).5
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakaukan oleh
5Maulana Arafat Lubis,Pembelajaran Tematik di SD/MI, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm. 41.
Zulaikha Apriyanti, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaranCooperative Integrated Reading And Coposition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa dengan rata-rata 77,50% dengan rincian 23 peserta mencapai peningkatan dan 5 peserta didik belum mencapai peningkatan.6
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Minat Baca dan Keterampilan Menulis Siswa Pada Kelas IV SD Negeri Inpres Tambe Tahun Ajaran 2021/2022.
B. Sasaran Tindakan
Siswa kelas IV SD Negeri Inpres Tambe yang berjumlah 28 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan menulis siswa pada kelas
6Zulaikha Apriyanti, “Penerapan Model PembelajaranCooperative Integrated Reading And Coposition (CIRC) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman
Kelas IV SDN 1 Harapan Jaya Bandar Lampung”, (Skripsi, FTK UIN Raden Intan Lampung, 2019), hlm. 6.
IV SD Negeri Inpres Tambe tahun pelajaran 2021/2022?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningatkan minat baca dan keterampilan menulis siswa kelas IV dengan menggunakan model pembelajaranCooperative integrated reading and composition (CIRC) SDN Inpres Tambe.
E. Manfaat dan Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam melakukan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan menulis siswa.
2. Manfaat Praktis a) Bagi Peneliti
Peneliti ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman baru dalam menerapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) di dalam kelas yang
dapat meningkatkan minat baca dan keterampilan menulis siswa.
b) Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) untuk menumbuhkan minat
membaca mereka dan keterampilan menulis siswa.
c) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan guru dapat lebih memahami dan menerapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) dalam meningkatkan minat
baca dam keterampilan menulis siswa.
d) Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan sekolah dapat mempertimbangkan dan melaksanakan proses dengan menerapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and composation (CIRC) dan menambah wawasan
sebagai bekal dalam mengajar.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Zulaikha Apriyanti dengan judul
“penerapan model pembelajaranCooperative Integrated Reading and Coposition (CIRC) untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman kelas IV SDN 1 Harapan Jaya Bandar Lampung”. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman kelas IV SDN 1 Harapan Jaya Bandar Lampung menunjukkan adanya selisih terhadap peningkatan kemampuan membaca siswa yang berjumlah 28 orang yaitu pada siklus 1 hanya mencapai rata-rata 63,21% dengan rincian 11 peserta didikyang mencapai peningkatan dan 17 peserta didik yang belum mencapai peningkatan. Kemudian pada siklus 2 yang mencapai rata-rata sebesar 63,21% dengan rincian 19 peserta didik yang mencapai peningkatan dan 9 peserta didik yang belum mencapai peningkatan.
Dan dilanjutkan ke siklus 3 dengan rata-rata 77,50% dengan rincian 23 peserta mencapai peningkatan dan 5 peserta didik belum mencapai peningkatan. Dengan demikian peserta didik telah mencapai peningkatan dengan jumlah 82%.7
7Zulaikha Apriyanti, “Penerapan Model PembelajaranCooperative Integrated Reading And Coposition (CIRC) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman
Kelas IV SDN 1 Harapan Jaya Bandar Lampung”, (Skripsi, FTK UIN Raden Intan Lampung,
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV
yang berjumlah 28 siswa. Perbedaannya yaitu pada penelitian Zulaikha Apriyanti lebih memfokuskan dalam peningkatan kemampuan membaca pemahaman, sedangkan dalam penelitian ini lebih memfokuskan padan minat baca dan keterampilan menulis.
2. Penelitian yang dilakukan Amalia Zahro Nurbaiti dengan judul
“model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Coposition (CIRC) dalam pembelajaran pendidikan Agama”. Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CIRC dalam pembelajaran pendidikan agama islam dampat memberikan dampak positif dalam mengaktifkan peserta didik baik dari segi kognitif (nilai atau hasil belajar yang diperoleh), afektif (keaktifan di kelas atau dalam proses pembelajaran), maupun psikomotorik (sikap, gerak, maupun keaktifan yang ditunjukkan peserta didik.8
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Perbedaannya yaitu pada penelitian Amalia
2019), hlm. 6.
8Amalia Zahro Nurbaiti, “Model PembelajaranCooperative Integrated Reading And Coposition (CIRC) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama”, (Skripsi, FTK UIN Raden
Intan Lampung, 2021), hlm. 6.
Zahro Nurbaiti menggunakan penelitian kepustakaan (library research), sedangkan penelitian ini menitik beratkan pada
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan menulis siswa, penelitian ini berlokasi di SD Negeri Inpres Tambe.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani dengan judul “penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis wacana argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bajeng Barat Kabupaten Gowa”. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajarancooperative integrated reading and composistion (CIRC) telah meningkatkan keterampilan menulis
wacana argumentasi siswa dengan skor rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia dari siklus I 61,84 dengan pencapaian ketuntasan belajar dari siklus I yaitu 24% dan skor rata-rata hasil belajar meningkat pada siklus II menjadi 77,3 dengan pencapaian ketuntasan belajar pada siklus II yaitu 84%. Demikian juga terjadinya peningkatan pembelajaran dengan penerapan model CIRC sebahagian besar dari siswa yang menjadi subjek penelitian merespon secara positif pada siklus I 44% meningkat pada siklus II 92%.9
9Fitriani, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) dan mata pelajaran yang diambil yaitu bahasa
Indonesia. Perbedaannya yaitu terlatak pada teknik analisis data, pada penelitian Fitriani menggunakan analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Sedangkan penelitian ini menggunkan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.
B. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
a. Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Menurut Nurhidayah, Mulyasari dan Robandi, bahwa model pembelajaran tipe CIRC dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif beranggotakan empat sampai lima siswa yang terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membaca satu dengan yang lainnya, menulis tanggapan terhadap cerita, serta saling membuat ikhtisar dengan yang lainnya.10
Bajeng Barat Kabupaten Gowa”. (Skripsi, FKIP Universitas Muhamadiyah Makassar, 2019), hlm. 7.
10Yulia Rahmi, Ilham Marnua, "Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Melalui Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Munurut Uno dan Muhammad, CIRC (cooperative integrated reading and composition) merupakan salah satu tipe
model pembelajaran kooperatif yang merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif (kelompok), yaitu membaca materi yang diajarkan dan selanjutnya menuliskanya ke dalam bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif.11
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat peneliti jelaskan bahwa model pembelajaran tipe CIRC adalah model pembelajaran yang menekankan pada kerjasama kelompok dalam memecahkan masalah atau tugas yang diberikan oleh guru dengan membaca secara bergantian dari masing-masing anggota, dan menulis tanggapan terhadap wacana, kemudian mempresentasikannya di depan kelas, agar seluruh siswa dapat memahami materi yang dibahas oleh masing-masing kelompok.
b. Tujuan Model Pembelajaran CIRC
1) Membatu siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan mengembangkan keterampilan membaca dan menulis.
2) Meningkatkan kesempatan bagi siswa untuk membaca nyaring dan menerima umpan balik membaca dengan
Compositon (CIRC)”, Jurnal Basicedu, Vol. 4, No. 3, 2020, hlm. 4.
11Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 52.
meminta siswa membacakan kepada teman kelas dan melatih mereka untuk menanggapi bacaan orang lain.
3) Penggunaan kelompok kooperatif untuk membantu siswa mengeksplorasi pemahaman bacaan mereka serta mengembangkan kemampuan menulis pada bahan bacaan yang mereka baca.
4) Pengembangan model pembelajaran CIRC untuk pembelajaran menulis dan seni berbahasa adalah untuk merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas.
c. Manfaat Model Pembelajaran CIRC
1) Model CIRC dapat membantu pendidik mengintregasikan kegiatan membaca dan menulis ke dalam pelaksanaan pembelajaran membaca.
2) Meningkatkan hubungan antar kelompok, pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan setiap siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan satu timnya untuk
mencerna materi pelajaran.
3) Meningkatkan rasa percaya diri, berpikir kritis, kreatif, dan meningkatkan sikap sosial siswa terhadap siswa dalam kelompok atau dengan kelompok lain.12
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran CIRC
1) Guru menjelaskan suatu topik tertentu kepada para siswa dan memberikan contoh wacana atau permasalahan termasuk cara penyelesaiannya.
2) Setelah siswa mengerti, guru membentuk kelompok- kelompok belajar siswa. Setiap kelompok terdiri dari empat atau lima siswa.
3) Guru memberikan satau atau dua wacana sesuai topik pembelajaran.
4) Siswa bekerjasama saling membacakan dan menumukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas.
5) Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
6) Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
12Sri Haryati, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning, (Magelang: Graha Cendekia, 2017), hlm. 14.
Dalam hal ini, keterlibatan setiap siswa untuk belajar secara aktif merupakan salah satu indikator keefektifan belajar.
Dengan demikian, siswa tidak hanya menerima saja materi pengajaran yang diberikan guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri dalam kelompoknya.13 e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC
Kelebihan Model Pembelajaran CIRC
1) Kegiatan dan pengalaman belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2) Kegiatan yang dipilih bedasarkan minat dan kebutuhan siswa.
3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik akan dapat bertambah lebih lama.
4) Dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa.
5) Menyajikan kegiatan pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui di lingkungan siswa.
6) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ke arah belajar yang dinamis, optimis dan tepat guna.
7) Dapat mempromosikan interaksi sosial siswa, seperti
13Abdullah, "Model Cooperative Integrated Reading And Compositon (CIRC) Dalam Pembelajaran", Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. 5-6.
kerjasama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.
8) Membangkitkan motivasi belajar serta memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar.14
Kekurangan Model Pembelajaran CIRC
1) Dalam pembelajaran ini hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat digunakan untuk mata pelajaran seperti:
matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung.
2) Tidak mudah bagi guru dalam menentukan kelompok yang heterogen. Karena kelompok ini bersifat heterogen maka adanya ketidakcocokan di antara siswa dalam satu kelompok, sebab siswa yang lemah merasa minder ketika digabungkan dengan siswa yang pintar. Atau adanya siswa yang merasa tidak pas, jika ia digabungkan dengan yang dianggapnya bertentangan dengannya.
3) Dalam diskusi adakalanya hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja, sementara yang lainnya hanya sekedar pelengkap saja.
14Miftahul Huda,Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 222.
4) Dalam persentasi sering terjadi kurang efektif karena memakan waktu yang cukup lama sehingga tidak semua kelompok dapat mempresentasikannya.15
2. Membaca
a. Pengertian Membaca
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis.
Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan bunyi dan maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.16 Menurut Hodgson, mengemukakan bahwa membaca adalah proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.17
Berdasarkan pengertian di atas, membaca adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan baru melalui tulisan yang dibaca dan pembaca bisa mengerti maksud apa yang dibacanya.
b. Tujuan Membaca
15Istarani,58 Model Pembelajaran Inovatif, (Medan: Media Persada, 2021), hlm. 114.
16Ony Dina Maharani, "Minat Baca Anak-Anak di Kampoeng Baca Kabupaten Jember, Jurnal Review Pendidikan Dasar", Vol. 3, No. 2, Januari 2017, hlm. 3.
17Ria Kristia Fatmasari dan Husniyatul Fitriyah, Keterampilan Membaca, (STKIP PGRI Bangkalan, 2018), hlm. 9.
Nurhadi menyebutkaan bahwa tujuan membaca secara umum, adalah: (1) mendapatkan informasi, (2) memperoleh pemahaman dan (3) memperoleh kesenangan. Sedangkan secara khusus tujuan membaca adalah: (1) mendapatkan informasi faktual, (2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, (3) memberi penilaian terhadap karya tulis seseorang, (4) memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang.
Menurut Rivers dan Temperly tujuan utama dalam membaca yaitu:
1) Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik.
2) Memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari.
3) Berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk memahami surat-surat bisnis.
4) Mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia.
5) Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana dilaporkan dalam koran, majalah, laporan).
6) Memperoleh kesenangan atau hiburan.18 c. Manfaat Membaca
Menurut Gray dan Rogers menyebutkan beberapa manfaat membaca, antara lain:
1) Meningkatkan pengembangan diri siswa
Dengan membaca siswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
2) Memenuhi tuntutan intelektual
Dengan membaca buku maupun sumber-sumber bacaan lainnya seperti surat kabar maupun berita dan artikel- artikel di internet, pengetahuan bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasaan intelektual.
3) Memenuhi kepentingan hidup
Dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-
18Nurhayati Pandawa, dkk,Pembelajaran Membaca, (Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 5-6.
hari.
4) Meningkatkan minat siswa terhadap sesuatu
Mengetahui hal-hal yang aktual, dengan membaca siswa dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar maupun di seluruh dunia yang mungkin berhubungan dengan materi pelajaran, sehingga siswa dapat menerapkan dengan kehidupan nyata.19
d. Minat Membaca
Minat membaca adalah kekuatan yang mendorong belajar untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktifitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktifitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.20 Menurut Darmono, minat baca adalah kecendurungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca.21
19Muslimin,Menumbuhkan Budaya Literasi dan Minat Baca Dari Kampung, (Gorontalo: Ideas Publishing, 2017), hlm. 50.
20Liza Ta'atiah Insani Rahayu, "Hubungan Minat Membaca dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Materi Menulis Karangan Pada Warga Belajar Kejar Paket C Di PKBM Al-Firdaus Kabupaten Serang, Vol. 1, No 2, Agustus 2016, hlm. 4.
21Sri Yatun, “Menumbuhkan Minat Baca Siswa Melalui Perpustakaan”, FIHRIS, Vol. 10, No. 2, Desember 2015, hlm. 4.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah keinginan yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan membaca atas kemauannya sendiri dan didasari dengan perasaan senang.
Dalam kegiatan membaca tersebut, seorang pembaca juga memiliki keinginan untuk dapat memahami makna yang dimaksud penulis dalam tulisannya.
e. Indikator Minat Membaca
Dalman menjelaskan indikator untuk mengetahui tingkat minat baca seseorang sebagai berikut:
1) Frekuensi dan Kuantitas Membaca
Hal ini diartikan sebagai frekuensi (keseringan) dan waktu yang digunakan seseorang untuk membaca.
seseorang yang memiliki minat baca sering kali akan banyak melakukan kegiatan membaca.
2) Kuantitas Sumber Bacaan
Orang yang memiliki minat baca akan berusaha membaca bacaan yang variatif. Mereka tidak hanya membaca bacaan yang mereka butuhkan pada saat itu tetapi juga membaca bacaan yang mereka anggap penting.
Sedangkan menurut Sudarsana dan Bastiano ada
empat aspek yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat minat baca seseorang, yaitu 1) kesenangan membaca; 2) kesadaran akan manfaat membaca; 3) frekuensi membaca dan 4) jumlah buku yang pernah dibaca.22
3. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan, bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui suatu lambang (tulisan).
Menurut Hadiyanto, menulis merupakan usaha atau kegiatan yang dillakukan seorang penulis untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikirannya secara jelas dan efektif, kepada para pembaca. Menurut Nurhadi, menulis adalah suatu proses penuangan ide atau gagasan dalam bentuk paparan bahasa tulis berupa rangkaian
22Indarti Anis Solikhah, "Hubungan Minat Baca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Gugus Dipayuda Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara”, (Skripsi, FIP Universitas Negeri Semarang, 2016), hlm. 34.
simbol-simbol bahasa/huruf.23 b. Tujuan Menulis
Tujuan adalah suatu bentuk untuk merespon atau jawaban yang diharapkan oleh penulis yang akan diperoleh dari pembaca. Berikut ini tujuan menulis adalah sebagai berikut:
1) Tujuan informasi atau penerangan
Tulisan dengan tujuan ini untuk menyampaikan informasi apa adanya tanpa ada tendensi atau tujuan-tujuan tersembunyi lainnya.
2) Tujuan Penugasan
Tulisan ini memang diperuntukkan untuk tugas-tugas yang diberikan oleh pengajarnya. Tulisan ini dapat berupa tulisan paragraf, karangan, esai, atau makalah.
3) Tujuan Estetis (keindahan)
Tulisan dengan tujuan ini membutuhkan kepiawaian penulis/pengarang dalam memilih dan menggunakan kata- katanya (diksi). Semakin piawai pengarang dalam menggunakan gaya bahasanya maka akan semakin memberikan nilai estetika yang lebih pada karyanya.
23Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis, (Samarinda: Tunggal Mandiri Publishing, 2016), hlm. 3-4.
4) Tujuan Kreatif
Pada tulisan dengan tujuan ini penulis dituntut untuk mengembangkan daya imajinasinya untuk menghasilkan karya- karya yang berbeda dan memiliki cita rasa yang tinggi.24
c. Manfaat Menulis
1) Dengan semakin sering menulis, penulis akan mengetahui secara lebih detail tentang kemampuan dan potensi dirinya yang harus dikembangkan.
2) Dapat mengembangkan gagasan sesuai dengan kemampuan penalarannya.
3) Dapat mengembangkan wawasan dan fakta/fakta yang memiliki hubungan.
4) Dengan menulis akan selalu menumbuhkan ide-ide baru bagi penulis.
5) Menulis juga dapat menumbuhkan rasa objektivitas bagi penulisnya.
24Helaluddin dan Awaludin,Keterampilan Menulis Akademik, (Serang: Media Madani, 2020), hlm. 6-7.
6) Membantu memecahkan permasalahan.25 d. Indikator Menulis
1) Pilihan kata
Pilihan kata atau diksi adalah upaya yang dilakukan untuk memilih kata-kata yang tepat untuk menulis kalimat, paragraf, maupun wacana. Pemilihan kata ini dilakukan apabila kata-kata oleh yang mempunyai arti yang hampir sama atau ada kemiripan arti. Oleh karena itu dalam teks diperlukan kejelian memilih kata-kata agar hasi menulis dapat dipahami pembaca.
2) Struktur kalimat
Kalimat yang digunakan untuk menulis haruslah efektif agar tulisan yang disampaikan jelas dan dapat dimengerti derta tidak menimbulkan makna ganda. adapun ciri kalimat efektif adalah kejelasan, ketegasan, kehematan dan kelogisan.
3) Ketepatan penggunaan ejaan
Penggunaan ejan tidak hanya melafalkan kata, tetapi lebih mengacu ke cara pengaturan penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar. Ejaan berkaitan dengan
25Ibid…. hlm. 6.
penggunaan tanda baca pada satuah huruf. Ejan dan tanda baca adalah kesatuan yang mengatur penulisan huruf menjadi lebih baik.
4) Kerapian tulisan
Kerapian tulisan difokuskan pada tulisan yang tertata rapi, dapat dibaca dan bersih tanpa ada coretan.26
4. Muatan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Kelas IV a. Hakikat Bahasa Indonesia
Secara umum, bahasa lebih dikenal sebagai alat komunikasi. Secara teknis, bahasa adalah seperangkat ujaran yang bermakna yang dihasilkan alat ucap manusia, sedangkan secara praktis, menurut Keraf, bahasa adalah alat komunikasiantara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan olehalat ucap manusia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga disebutkan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa indonesia adalah alat komunikasi yang digunakan
26Rosmawati, “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Pengumumn Melalui Teknik Pelatihan Terbimbing Pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Pugung Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012”, (Skripsi, FKIP Universitas Bandar Lampung, 2012), hlm. 45- 48.
oleh masyarakat indonesia untuk di perlukan sehari-hari, misal belajar, bekerjasama, dan berinteraksi. Bahasa berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaiakn fikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan.27 b. Tujuan Muatan Bahasa Indonesia
1) Siswa menghargai dan bangga atas bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.
2) Siswa memahami bahasa Indonesia baik dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunkannya untuk meningkatkan kemampuan diri, kematangan emosional,dan kematangan sosial.
4) Siswa dapat disiplin dalam berpikir dan berbahasa dalam hal ini berbicara dan menulis.
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, wawasan kehidupan, meningkatkan kemampuan berbahasa.
6) Menghargai dan bangga atas karya sastra Indonesia sebagai budaya dan intektual Indonesia.28
c. Ruang Lingkup Muatan bahasa Indonesia
27Muh. Faisal,Kajian Bahasa Indonesia di SD, hlm. 3-4.
28Hani Subakti, “Hasil Belajar Muatan Bahasa Indonesia Tema Lingkungan Sahabat Menggunakan Media Spinning Wheel Kelas V SDN 007 Samarinda Ulu”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 2, No. 2, hlm. 3.
1) Mendengarkan
Menyimak atau mendengarkan adalah keterampilan berbahasa untuk dapat memusatkan perhatian dan mencerna informasi-informasi yang ada.
Contohnya: Berdaya tahan dalam konsentrasi mendengarkan selama tiga puluh menit, dan mampu menyerap gagasan pokok, perasaan dari cerita, berita, dan lain-lain, yang didengar serta mampu memberikan respons secara tepat.
2) Berbicara
Berbicara adalah salah satu kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui media bahasa.
Berbicara adalah bentuk tindak tutur yang berupa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap disertai dengan gerak-gerik tubuh dan ekspresi raut muka.
Contoh: mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, berdialog, menyampaikan pesan, bertukar pengalaman, menjelaskan, mendeskripsikan, dan bermain peran.
3) Membaca
Membaca adalah keterampilan dalam memahami.
Membaca dapat membantu kita mengembangkan seluruh bagian-bagian berbahasa, seperti kosakata, ejaan, struktur bahasa atau kalimat, dan penulisan. Contoh: membaca lancar beragam teks dan mampu menjelaskan isinya.
4) Menulis
Menulis adalah kegiatan mendokumentasikan informasi ke dalam suatu sarana tulis. Dengan berkembangnya media sosial, hampir semua orang menuliskan kegiatannya sebagai bentuk ekspresi diri.
Contoh: menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan tulisan yang rapi dan jelas dengan menggunakan kosakata, kalimat, ejaan yang benar sehingga dapat dipahami oleh pembaca.29
d. Kompetensi Dasar Muatan Bahasa Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar 3.1 Mencermati gagasan
pokok dan gagasan pendukung yang
diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual
4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan
antargagasan ke dalam
29Neneng Sri Wulan, “Perkembangan Mutakhir Pendidikan Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Sekolah Dasar” Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Vol. 1, No. 2, Oktober 2014, hlm. 3
kerangka tulisan 3.2 Mencermati
keterhubungan antar gagasan yang didapat dari teks lisan, tulis, atau visual
4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang keterhubungan
antargagasan ke dalam tulisan
3.3 Menggali informasi dari seseorang tokoh melalui wawancara
menggunakan daftar pertanyaan
4.3 Melaporkan hasil wawancara
menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam bentuk teks tulis 3.4 Membandingkan teks
petunjuk penggunaan dua alat yang sama dan berbeda
4.4 Menyajikan petunjuk penggunaan alat dalam bentuk teks tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan efektif
3.5 Menguraikan pendapat pribadi tentang isi buku sastra (cerita, dongeng, dan sebagainya)
4.5 Mengkomunikasikan pendapat pribadi tentang isi buku sastra yang dipilih dan dibaca sendiri yang didukung oleh alasan
3.6 Menggali isi dan amanat puisi yang disajikan secara lisan dan tulis dengan tujuan untuk kesenangan
4.6 Melisankan puisi hasil karya prbadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri 3.7 Menggali pegetauan baru
yang terdapat pada teks
4.7 Menyampaikan
pengetahuan baru dari
nonfiksi teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri
3.8 Membandingkan hal yang sudah diketahui dengan yang baru diketahui dari teks nonfiksi
4.8 Menyampaikan hasil membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahua baru secara tertulis dengan bahasa sendiri 3.9 Mencermati tokoh-tokoh
yang terdapat pada teks nonfiksi
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual
3.10 Membandingkan watak setiap tokoh pada teks fiksi
4.10 Menyajikan hasil
membandingkan watak setiap tokoh pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual.30
30Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, hlm. 9.
BAB III
METODE PENELITIAN A.Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah SD Negeri Inpres Tambe, yaitu kelas IV yang berjumlah 28 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Lokasi ini diambil dengan pertimbangan dapat bekerjasama atau berkolaborasi dengan guru kelas di SD Negeri Inpres Tambe sehingga mempermudah peneliti dalam mencari data, peluang, waktu yang luas, dan subyek penelitian yang sesuai dengan profesi peneliti.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian merupakan suatu objek penelitian tindakan kelas yang merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. Adapun sasaran penelitian ini adalah:
1. Siswa, yaitu meningkatkan minat baca dan keterampilan menulis siswa kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC).
2. Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu bagaimana interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru dalam proses belajar mengajar yang berupa hasil observasi aktivitas
siswa.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan (Classroom action research) yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.31Dalam pelaksanaannya PTK juga menggunakan pengamatan langsung terhadap jalannya model pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan materi di kelas. Data tersebut dianalisis melalui beberapa tahapan dan siklus- siklus tindakan yang terdiri dari 4 tahap yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi dan (4) refleksi.
31Ekawarna,Penelitian Tindakan Kelas, (Jambi: PressGroup, 2013), hlm. 3.
Pelaksanaa SIKLUS I Refleksi Pengamata
b n/
Ada Perencanaa
Perencanaa
Pelaksanaa SIKLUS II Refleksi Pengamata
n/
?
Gambar 2.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Siklus 1
1. Tahap perencanaan
Tindakan yang dilakukan selama tahap ini oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan, termasuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi membaca yang diajarkan.
b. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati siswa berdiskusi.
c. Menyiapkan lembar penilaian membaca siswa. Penilaian ini untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca dan menulis setelah diterapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC).
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti mengimplementasikan atau menerapkan apa yang telah disusun pada tahap perencanaan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Pembelajaran dengan model CIRC, dilakukan bersamaan atau saat proses pembelajaran sesuai
dengan format pembelajaran yang telah disusun.
3. Tahap Pengamatan/Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas menggunakan model pembelajaran CIRC. Pengamatan dilakukan berupa terlaksananya diskusi kelompok selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk melihat secara keseluruhan dari hasil yang dicapai. Pada tahap ini guru mengkaji hasil yang diperoleh dan pemberian tindakan pada siklus awal.
Hasil refleksi ini dijadikan sebagai dasar untuk menyempurnakan serta memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada tahap berikutnya.32
Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus II atau seterusnya, dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I.
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data penelitian.33 Instrumen yang
32Muhammad Djajadi,Pengantar Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), (Makassar: Arti Bumi Intaran, 2019), hlm. 20-22.
33Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif dan Kombinasi, (Bandung: Alfabeta,
digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah suatu pengamatan yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan lembar observasi.34 Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran dan observasi kegiatan guru bagaimana mengajarkan kepada siswa.
2. Angket (Kuesioner)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Instrumennya berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka, berstruktur, dan pertanyaan tertutup. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup yang disajikan dalam bentuk pernyataan. Responden diminta untuk memilih kategori jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.
Angket menggunakan skala Likert dengan 4 alternatif pilihan jawaban. Skor untuk setiap butir angket adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1
Skor untuk Butir Pada SkalaLikert
2012), hlm. 148.
34Wina Sanjaya,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009), hlm.9.
Jawaban Skor Pernyataan
Positif
Skor Pernyataan
Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat tidak
Setuju 1 4
3. Tes
Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok.35 Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengguasaan materi siswa setelah proses pembelajaran dan tes keterampilan menulis siswa setelah menggunakan model pembelajarancooperative integrated reading and composition.
4. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan responden.36 Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai guru.
5. Dokumentasi
35Abdul Kadir, “Menyusun Dan Menganalisis Tes Hasil Belajar”, Jurnal Al- Ta’dib, Vol. 8, No. 2, Desember 2015, hlm. 1.
36W. Gulo,Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Grasindo, 2012), hlm. 119.
Dokumentasi adalah sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan atau dapat berupa pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun baik yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.37 Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil data yang berbentuk tertulis, lisan atau gambar, seperti nama peserta didik, profil sekolah, dan hal lain yang diperlukan dalam penelitian.
E. Cara Pengamatan (Monitoring)
Pengamatan yang dilakukan yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Pembelajaran dengan model CIRC atau pengamatan dilaksanakan bersamaan atau saat proses pembelajaran sesuai dengan format pembelajaran yang telah disusun, semua aktivitas siswa dan guru yang tampak dicatat di lembar observasi.
Pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan secara individu menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Adapun yang diamati adalah bagaimana pelaksanaan tindakan, bagaimana guru menyajikan pelajaran, dan bagaimana sikap siswa dalam belajar, dan apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan skenario yang dibuat.
F. Analisis Data dan Refleksi
37Hardani, dkk,Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Mataram, CV.
Pustaka Ilmu, 2020), hlm.
1. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang nantinya dapat dipergunakan untuk mengambil kesimpulan.38Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kuantitatif.
Adapun analisis data secara deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Analisis data observasi guru dan siswa
Nilai = Skor yang didapat X 100%
Skor maksimal b) Analisis data minat baca
Nilai = Skor Keseluruhan X 100%
Jumlah Skor maksimal Tabel 2.2
Interpretasi Presentase Skor Skor Kriteria 21% - 40% Lemah 41% - 60% Cukup 61% - 80% Kuat 81% - 100% Sangat Kuat
c) Analisis data keterampilan menulis
38Umrati dan Hengki Wijaya,Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Pendidikan, (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffrai, 2020), hlm. 115.
KK = P X 100%
N Keterangan:
KK = Ketuntasan Klasikal
P = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai >75 N = Jumlah seluruh siswa
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian
Kriteria Kategori 75 – 100% Sangat Baik
50-75% Baik
25-50% Cukup
0-25% Perlu Bimbingan
2. Refleksi
Refleksi dilaksanakan diakhir siklus, Pada tahap ini peneliti bersama guru mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh secara rinci dalam pemberian tindakan tiap siklus. Hasil ini dilakukan dengan melihat data dengan melihat data hasil evaluasi yang dicapai siswa. Hasil ini disesuaikan dengan hasil rata-rata kelas yang dicapai memenuhi standar KKM atau diatas nilai standar nilai KKM yaitu ≥ 75.
Hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif, indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah tercapainya persentasi ketuntasan belajar secara klasikal yang dapat ditunjukkan dengan perolehan mencapai 85% dari jumlah siswa
yang mengikuti proses pembelajaran memperoleh nilai ≥ 75.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiSetting Penelitian
1. Sejarah Singkat dan Berdirinya SDN Inpres Tambe
Latar belakang berdirinya SDN Inpres Tambe didirikn pada tepatnya pada tanggal 6 Januari 1976, yang sampai saat ini sudah berjalan 46 tahun.39
2. Letak Geografis SDN Inpres Tambe
Letak geografis SDN Inpres Tambe, berada di Jl. Lintas Sumbawa Desa Tambe, Kec. Bolo Kabupaten Bima. Dengan perincian batas-batas wilayah, sebagai berikut:
a) Sebelah barat : Rumah Masyarakat b) Sebelah timur : SDN 9 Sila
c) Sebelah utara : Sawah
d) Sebelah selatan : Kantor Desa Tambe40
3. Keadaan Guru dan Pegawai di SDN Inpres Tambe
39SDN Inpres Tambe, Dokumentasi, 9 Juni 2022.
40SDN Inpres Tambe, Dokumentasi, 9 Juni 2022.
Guru merupakan unsur personil dalam ruang lingkup administrasi sekolah. Guru adalah sekolah figur yang di contoh dan di tiru oleh siswa. Selain itu guru juga berperan sebagai pendidik, pengajar, pembimbing sekaligus administrator di sekolah, karna secara tidak langsung guru ikut berpartisifasi dalm kegiatan administarasi sekolah terutama hubungannya dalam peroses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian guru memegang peranan penting dalam pencapain tujuan pendidikan, baik di tinjau dari segi kuantitatif dan kualitatif. Artinya bahwa guru jumlahnya banyak belum tentu menjamin tercapainya tujuan pendidikan, kecuali dengan kualitas guru. Tetapi dalam jumlah terbatas juga merupakan masalah mencapai tujuan pendidikan untuk lebih jelasnya guru di SDN Inpres Tambe adalah sebagai berikut.41
Tabel 2.4
Data jumlah guru SDN Inpres Tambe Tahun Ajaran 2021/2022 Jenis
Jabatan Golongan II Golongan III Golongan IV Guru Sukarel
a
Jml A B C D A B C D A B C D
Kepala
Sekolah - - - 1 - - - 1
Guru
Kelas - - - - 1 - - 1 3 3 - - 8 16
Guru
Orkes - - - 1 - - - - 2 3
Guru agama Islam
- - - 1 - - - 1 2
Jumlah 22
41SDN Inpres Tambe, Dokumentasi, 9 Juni 2022.
4. Keadaan Siswa SDN Inpres Tambe
Dalam lembaga pendidikan siswa mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam proses belajar mengajar. Hal ini di sebabkan karena siswa merupakan salah satu tolak ukur berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Mengenai jumlah siswa yang terdapat di SDN Inpres Tambe Tahun pelajaran 2021/2022 dapat di lihat dari tabel di bawah ini.42
Tabel 2.5
Data siswa-siswi SDN Inpres Tambe
Kelas Tahun 2021/2022
L P Jumlah
I 16 7 23
II 13 12 24
III 10 12 22
IV 15 16 31
V 10 13 23
VI 15 15 30
Total 79 74 153
5. Visi dan misi SDN Inpres Tambe Visi
Terwujudnya akhlak, prestasi, berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran agama.
42SDN Inpres Tambe, Dokumentasi, 9 Juni 2022.
Misi
a. Menanamkan keyakinan/akidah melalui pengamalan ajaran agama
b. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
c. Mengembangkan pengetahuan di bidang iptek, bahasa, olahraga dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.43
6. Sarana dan prasarana di SDN Inpres Tambe
Di samping faktor guru, pegawai dan murid, faktor sarana dan prasarana tidak pentingnya dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar, sebab sarana dan prasarana merupakan wadah untuk berlangsungnya proses pembelajaran, maka dari itu SDN Inpres Tambe di lengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana seperti bangunan/gedung untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana di SDN Inpres Tambe di lihat pada tabel si bawah ini.44
Tabel 2.6
Sarana dan prasarana di SDN Inpres Tambe Tahun pelajaran 2021/2022
Ruangan Jumlah
Jumlah
Rusak Berat Rusak Baik
43SDN Inpres Tambe, Dokumentasi, 9 Juni 2022.
44SDN Inpres Tambe, Dokumentasi, 9 Juni 2022.
Ringan
Kelas 9 - 3 6
Perpustakaan 1 - - 1
Ruan Kepala Sekolah
1 - - 1
Ruang Guru 1 - - 1
WC Guru 1 - - 1
WC Siswa 4 - - 4
Musholah 1 - - 1
Melihat sarana dan prasarana yang ada di dalam tabel di atas maka dapat di ambil suatu gambaran bahwa SDN Inpres Tambe termasuk sekolah atau yang cukup memadai untuk mempelancar proses belajar mengajar. Dari pengamatan peneliti ada juga sarana dan prasarana yang berupa peralatan belajar, peralatan olahraga, kesenian, yang semuanya itu sangat mununjang peningkatan mutu prestasi, wawasan dan kreativitas siswa.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I yaitu dengan menerapkan pembelajaranCooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dengan materi “Rumah Adat Suku Manggarai” peneliti bersama guru mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan, termasuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi membaca yang diajarkan.
2) Menyiapkan lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
3) Menyiapkan angket minat baca dan lembar penilaian membaca siswa. Penilaian ini untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca dan menulis setelah diterapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC).
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian untuk siklus 1 berlangsung dalam dua kali pertemuan yaitu, satu pertemuan 2 x 35 menit kemudian di lanjutkan dengan evaluasi. Pada siklus ini di ikuti oleh 28 siswa kelas IV. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah di persiapkan. Adapun uraiannya sebagai berikut:
1) Kegitan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan mengucap salam,
kemudian berdo’a, siswa mempersiapkan perlengkapan belajarnya.
2) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan suatu topik tertentu kepada para siswa dan memberikan contoh wacana atau permasalahan termasuk cara penyelesaiannya. Setelah siswa mengerti, guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa. Setiap kelompok terdiri dari empat atau lima siswa. Guru memberikan satau atau dua wacana sesuai topik pembelajaran. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menumukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup guru dan siswa membuat kesimpulan tentang rumah adat suku Manggarai. Peserta didik bersama guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran, guru memberi salam penutup.
c. Hasil Observasi
Hasil observasi di peroleh dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan, peneliti melakukan observasi terhadap sikap perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru dalam mengajar dan menggunakan modelCooperative integrated reading and composition (CIRC) pada materi Rumah Adat Suku Manggarai.
1) Hasil observasi kegiatan guru Tabel 2.7
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No Kegiatan Guru Skor
Pert. 1 Pert.
2
1. Skor Perolehan 40 44
2. Skor Maksimal 56 56
3. Presentase 71,4% 78%
4. Kategori Baik Baik
Melihat tabel (2.7) di atas hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran CIRC pada siklus I pertemuan I tergolong baik hal ini dapat dilihat dari skor perolehan 40 dan skor maksimal 56 dengan presentase mencapai 71% dan pada pertemuan ke II meningkat menjadi
78%. Keaktifan guru dalam memberikan arahan bimbingan dan motivasi kepada siswa selama proses belajar mengajar, meskipun belum maksimal dalam artian masih ada yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan aktivitasnya dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan kualitas pembelajaran data selengkapnya.
2) Hasil observasi kegiatan siswa
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan terlihat sudah kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan, namun masih ada kekurangan-kekurangan dan hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
Tabel 2.8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No Kegiatan Siswa Skor
Pert. I Pert.
2
1. Skor Perolehan 39 42
2. Skor Maksimal 56 56
3. Presentase 69% 75%
4. Kategori Baik Baik
Dari tabel (2.8) di atas, data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC pada siklus I tergolong aktif dilihat dari skor perolehan 39 dan skor maksimal 56 dengan presentase 69% dan meningkat pada pertemuan ke II dengan presentase 75%.. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Walaupun aktivitas siswa perlu ditingkatkan lagi agar berdampak juga pada peningkatan dalam proses pembelajaran.
3) Hasil angket minat baca
Tabel 2.9
Statistik Deskriptif Minat Baca Siswa Silkus I
Jumlah siswa yang ikut tes 28 Jumlah siswa yang tidak ikut
tes 5
Jumlah skor 2305
Mean 82,3
Median 82,5
Modus 85
Std. Deviation 3,103
Minimum 78
Maksimum 87
Dari tabel di atas, diketahui rata-rata (mean) 82,3, nilai tengah (median) 82,5, nilai yang sering muncul (modus) 85, nilai terendah 78 dan nilai tertinggi 87.
Kemudian data skor anket minat baca dibuat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.10
Hasil presentase Angket Minat Baca Siswa Skor Kriteria Frekuensi Presentase
21% - 40% Lemah 9 32,1
41% - 60% Cukup 0 0
61% - 80% Kuat 19 67,9
81% - 100% Sangat Kuat 0 0
Jumlah 28 100
Dari data tersebut, diperoleh hasil 9 (32,1%) responden masuk kriteria lemah dan 19 (67,9%) responden masuk kriteria kuat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa minat baca siswa kelas IV SDN Inpres Tambe belum dinyatakan tuntas.
ketuntasan siswa yang diharapkan 85%. Dengan begitu perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
4) Penilaian keterampilan menulis Tabel 3.1
Hasil Keterampilan Menulis Siklus I
No Pencapaian Siklus I
1. Jumlah siswa yang ikut
tes 28
2. Nilai terendah 65
3. Nilai tertinggi 80
4. Siswa yang lulus 19
5. Siswa yang tidak lulus 9
6. Jumlah Nilai 2109
7. Nilai Rata-rata 75,3 8. Ketuntasan Siswa
secara klasikal 67%
9. Kategori ketuntasan Belum Tuntas
Dari tabel (3.1), dapat dilihat hasil keterampilan menulis siswa dengan presentase ketuntasan pada siklus I 67% . Akan tetapi, hasil keterampilan menulis siswa tersebut
belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus I menunjukan bahwa hasil belajar yang di peroleh belum mencapai indikator keberhasilan kinerja yang telah di tetapkan yaitu 85% siswa memperoleh nilai 70 hal ini dapat di katakan bahwa pelaksanaan tindakan siklus 1 masih belum sempurna dimana kegiatan siswa masih tergolong kurang aktif.
Kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana dengan baik pada peroses pembelajaran siklus 1 ini adalah sebagai berikut:
1) Masih ada siswa yang kurang berani untuk menjawab, bertanya, menanggapi atupun merespon pertanyakaan dari guru.
2) Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa banyak yang tidur dan main-main hanya sebagaian saja yang benar-benar memperhatikan.
3) Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan peruses pembelajaran pada siklus 1 yaitu:
a) Saat mengawali pembelajaran guru tidak memberikan motivasi sehingga siswa tidak semangat dalam belajar b) Dalam menyajikan materi terlihat bahwa guru
belumsepenuhnya menguasai materi.
c) Dalam menerapkan model Cooperative integrated reading and composition (CIRC) guru mengerti tentang
konsep dan penerapan model Cooperative integrated reading and composition (CIRC) tetapi karena guru baru
pertama kali menerapkannya sehingga penerapannya kurang maksimal.
2. Hasil Penelitian Siklus II
Kegiatan pembelajaran dalam pemelajaran siklus II hampir sama dengan siklus I, namun pada siklus II di lakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
Siklus II berlangsung dalam dua kali pertemuan selama 2x35 menit. Pada pertemuan ini siswa melakukan kegiatan pembelajaran tentang “Rumah Adat Suku Manggarai” Penilain
dilaksanakan dengan angket sebanyak 25 item dan penilaian keterampilan menulis.
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan, termasuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi membaca yang diajarkan.
2) Menyiapkan lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
3) Menyiapkan angket minat baca dan lembar penilaian menilis siswa. Penilaian ini untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca dan menulis setelah diterapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC).
b. Tahap pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II