• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL BOOK REPORT KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

N/A
N/A
Hilda Syahri Wani

Academic year: 2023

Membagikan "CRITICAL BOOK REPORT KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

CRITICAL BOOK REPORT KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam yang di ampu oleh dosen :

Meilinda Suriani Harefa, S.Pd.,M.Si

Oleh :

INDRI OKTAVIA 3181131008 KELAS : A 2018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

(2)

EXCECUTIVE SUMMARY

Critical Journal Review dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kurikulum KKNI dalam mata kuliah Manajemen Pendidikan, dalam penyusunan makalah penulis mengunakan jurnal yang berjudul “IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 BARRU KABUPATEN BARRU dan IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI”.

Sistematika penyusunan makalah pun mengikuti sistematika yang ada dalam kontrak perkuliahan Manajemen Pendidikan dengan dosen mata kuliah Ibu Eni Yuniastuti, S.Pd.,M.Sc.

Mungkin makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tapi tidak ada salahnya untuk dicoba membaca isi dari makalah ini. Maka dari itu semoga para pembaca menyukai makalah saya dan dapat mengambil makna yang tersirat dalam makalah saya ini.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat beliau saya dapat menyusun makalah CJR ini. Makalah CJR ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Pendidikan.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen saya Ibu Eni Yuniastuti, S.Pd.,M.Sc. Sebagai dosen pengajar Manajemen Pendidikan karena telah memberi saya kesempatan untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang banyak membantu kami untuk menyusun makalah ini.

Menyusun makalah ini tidaklah jauh dari kata sempurna dan mungkin masih banyak yang melenceng dari materi. Oleh karena itu dimohon kritik dan saran sangat di harapkan untuk membangun agar kami kedepan nya bisa menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Dan juga dalam menulis makalah ini ada kesalahan dalam penulisan dan tata bahasa yang mungkin tidak sesuai.

Medan, Maret 2021

Penyusun

INDRI OKTAVIA

(4)

DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY...2

KATA PENGANTAR...3

DAFTAR ISI...4

BAB I : PENDAHULUAN A. Rasionalisasi Pentingnya CJR...5

B. Tujuan Penulisan CJR...5

C. Manfaat CJR...5

D. Identitas Artikel dan Jurnal yang di review...6

BAB II : RINGKASAN ISI JURNAL A. Jurnal Utama...7

B. Jurnal Pembanding...13

BAB III : PEMBAHASAN A. Kelebihan...19

B. Kelemahan...19

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan...20

B. Saran...21

DAFTAR PUSTAKA...22

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal Review (CJR) sangat penting bagi kalangan pendidikan terutama untuk mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnal maka mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat membandingkan jurnal dengan tema yang sama, dapat melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.

B. Tujuan Penulisan CJR

Critical journal Review ini dibuat bertujuan untuk pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan untuk membuat Critical Journal Review (CJR) sehingga dapat menambah pengetahuan untuk melihat atau membandingkan dua atau beberapa jurnal yang baik dan yang benar. Setelah dapat membandingkan maka akan dapat membuat suatu jurnal karena sudah dapat membandingkan mana jurnal yang sudah baik dan mana jurnal yang masih perlu diperbaiki dan juga karena sudah mengerti langkah-langkah dari pembuatan suatu jurnal.

C. Manfaat CJR

Manfaat penulisan Critical Journal Review ( CJR), yaitu : 1. Dapat membandingkan dua atau lebih jurnal yang direview.

2. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu jurnal.

3. Supaya kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar.

4. Dan dapat menulis bagaimana jurnal yang baik dan benar.

5. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari jurnal-jurnal penelitian.

(6)

D. Identitas Artikel dan Jurnal yang di Review Jurnal Utama

1.

Judul Artikel : IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 BARRU KABUPATEN BARRU

2. Nama Jurnal : JURNAL IDAARAH

3. Edisi Terbit : 2020

4. No Volume : Vol IV, No 2

5. Pengarang Artikel : MUSDALIFAH, ARIFUDDIN SIRAJ, MARJUNI

6. Nomor ISSN : -

Jurnal Pembanding

1. Judul Artikel : IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI 2. Nama Jurnal : Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan

3. Edisi Terbit : 2018

4. No Volume :Vol 2, No 3

5. Pengarang Artikel : Renita Silvia Rahayu

6. Nomor ISSN : 2541-4429

(7)

BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL A. Jurnal Utama

ABSTRAK

This study aims to: Describe the implementation of idealized influence of headmaster in SMA Negeri 1 Barru, Barru Regency. This type of research is a qualitative descriptive study. With a phenomological approach. Data were collected through observation, interviews and documentation. Data were analyzed using data reduction methods, data presentation, drawing conclusions and verification. Testing the validity of the data through the credibility test, namely by using triangulation techniques (source, technique, and time) and member check. The results of this study indicate that the implementation of idealized influence of headmaster in SMA Negeri 1 Barru, Barru Regency, namely the involvement of teachers and staff in the field of meeting administration, giving ideas / opinions, forming a team of vision and mission formulation although not optimal teacher self-development because of the large number of teachers, optimal steps. Quality improvement through participatory and policy dissemination and the formation of activity implementers.

PENDAHULUAN

Pengelolaan sekolah dipimpin oleh seseorang kepala sekolah yang mempunyai wewenang dalam menerapkan gaya kepemimpinan tertentu untuk dapat mewujudkan tujuan dari sekolah. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala sekolah akan berusaha untuk membuat kebijakankebijakan yang dianggap tepat untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, Kepala Sekolah menjadi sosok yang ideal untuk dapat dijadikan sebagai contoh atau panutan bagi para bawahannya sehingga dapat dipercaya, dihormati, dan diharapkan bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk mencapai kepentingan sekolah. Mengefektifkan suatu organisasi ialah tujuan dari setiap

(8)

kepemimpinan. Dari hal tersebut akan membuat seorang pempimpin menjadi pemimpin yang diinginkan oleh para bawahan (Rahayu, 2018).

Kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang utama dalam lembaga organisasi.

Baik buruknya suatu organisasi tidak lepas dari peran seorang pemimpin. Kepemimpinan merupakan cara dari seorang pemimpin untuk dapat mempengaruhi para bawahan agar dapat bekerja sama dan produktif, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Hasibuan, 2012). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Zulkarnain (2013, h. 83) yang dikutip sebagai berikut “Kepemimpinan merupakan keahlian dari seseorang untuk dapat menggerakkan, mempengaruhi, dan juga mengarahkan tingkah laku orang lain agar dapat mencapai tujuan kelompok dalam situasi dan kondisi tertentu”.

Kepemimpinan transformasional pada hakekatnya menekankan kedudukan pemimpin dalam memotivasi para bawahannya (guru dan staf) sehingga tergerak untuk bekerja melaksanakan tugasanya dan bertanggung jawab melebihi dari yang mereka harapkan. Seorang pemimpin yang transformasional dapat mengubah dengan maksimal sumber daya kelompok dalam menggapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun komponen kepemimpinan transformasional menurut Bass dan Riggio dalam Jabar dan Tukiman (2014), salah satunya adalah idealized influence, model kepemimpinan transformasional idealized influence, yakni

“Transformational leaders behave in ways that allow them to serve as role models for their followers. The leaders are admired, respected, and trusted”. Lebih lanjut dikatakan bahwa sikap pemimpin yang menciptakan rasa hormat (respect) dan rasa percaya diri (trust) dari orang-orang yang dipimpinnya. Idealized influence memiliki arti saling berbagi resiko lewat pertimbangan etis kebutuhan orang yang dipimpin di atas kebutuhan sendiri. Oleh karenanya, kepala sekolah adalah seorang individu yang bisa dijadikan sosok panutan bagi guru dan pegawainya, yang dipercaya, disegani serta sanggup mengambil kebijakan yang terbaik demi kemajuan sekolah.

Berdasarkan pengamatan peneliti di SMA Negeri 1 Barru Kabupaten Barru terkait implementasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah belum sepenuhnya melakukan pengembangan dan pemberdayaan guru/staf karena jumlah guru yang banyak serta banyaknya tugas di luar sekolah, kepala sekolah belum maksimal dalam pemberian

(9)

motivasi menyebabkan guru dan staf masih kurang bersinergi dalam menjalankan kewajibannya.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yng digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di SMA Negeri 1 Barru Kabupaten Barru. Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi atas sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu data yang secara langsung didapat dari kepala sekolah dari kepala sekolah, guru,staf yang berjumlah keseluruhan 8 orang, sedangkan sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan berupa profil sekolah, visi dan misi, struktur organisasi, serta keadaan guru/staf di SMA Negeri 1 Barru Kabupaten Barru. Pengumpulan data ewat observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan metode reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengujian keabsahan data melalui uji kredibilitas data (credibility), yaitu dengan teknik triangulasi (sumber, teknik, dan waktu) dan member check.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kepemimpinan Transformasional

Terdapat beberapa jenis kepemimpinan salah satunya yaitu kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional inipun diimplementasikan di SMA Negeri 1 Barru. Kepemimpinan transformasional dibentuk dari 2 kata adalah kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational). Istilah transformasi berasal dari kata to transform yang bermakna mentrasformasikan atau mengganti sesuatu menjadi wujud lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi jadi realita, ataupun mengganti suatu yang potensial jadi aktual (Indonesia, 2012). Kemudian, kepemimpinan transformasional ini awalnya dikemukakan oleh Burns yang dikutip dalam Komariah dan Triatna (2005, h. 77) bahwa “Kepemimpinan transformasional ialah proses yang dimana pemimpin dan para bawahannya berupaya dalam menggapai tingkatan moralitas dan motivasi yang lebih besar.” Lebih diperjelas lagi bahwa kepemimpinan transformasional adalah suatu pendekatan yang berusaha untuk memotivasi bawahan atau pengikutnya untuk melakukan tanggung jawab meraka masing-masing dan untuk bekerja extra mile

(10)

tanpa membuat bawahan atau pengikutnya merasa tertekan (Octaviana dan Silahi, 2016.

implementasi kepemimpinan transformasional merupakan penerapan kepemimpinan kepala sekolah dengan memiliki sikap yang melakukan aksi memberdayakan para bawahan agar bekerja secara optimal melibatkan bawahan dalam penyusunan program pendidikan. Sesuai hasil penelitian di lapangan yang terjadi bahwa kepala sekolah telah melaksanakan pendekatan kepemimpinan transformasional ini dengan bukti bahwa telah terjadi pelibatan semua stakeholders yang ada seperti guru dan staf, maupun komite sekolah dalam perumusan visi dan misi pada jangka waktu tertentu, dengan dilakukannya pelibatan tersebut dapat memotivasi bawahan untuk tidak tertekan dan tanpa paksaan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing karena menjadi keputusan bersama yang kemudian dengan bersama-sama atas himbauan dan arahan dari kepala sekolah visi dan misi sekolah dapat diaktualisasikan secara nyata. Hal ini membuktikan adanya perubahan atau transformasi yang dilakukan pemimpin untuk mencapai tingkat moralitas motivasi lebih tinggi.

Organisasi akan baik bila pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya juga baik dengan memberikan arahan, memotivasi dan menasehati, serta mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi bukan hanya sekedar memerintah saja, hal ini sesuai dengan kepemimpinan kepala sekolah di SMA Negeri 1 Barru yang telah diimplementasikan dengan semaksimal mungkin untuk dapat meningkatkan memotivasi bawahan dalam melakukan kerjasama tim pada organisasi sekolah. Terdapat empat kompenen yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam mengimplementasikan kepemimpinan transformasional yaitu:

1. Idealized Influence

Implementasi kepemimpinan transformasional tidak terlepas dari komponen idealized influence yang mengaitkan para staf guru dan pegawai serta stakeholder yang lain dalam penataan visi, misi, tujuan, rencana strategis sekolah, dan program kerja tahunan sekolah serta kepemimpinan yang senantiasa mengutamakan kualitas secara terarah, sistematis, dan berkelanjutan. 2. Inspirational Motivation Salah satu ciri yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin adalah keahliannya untuk mendorong orang lain dalam menggapai tujuan ataupun visi dari lembaga. Pemimpin yang bermutu wajib bisa merubah sikap bawahannya menjadi seseorang yang merasa sanggup dan

(11)

bermotivasi tinggi, sehingga tujuan organisasi dapat terlaksana (Septyan, Musadieq dan Mukzam, 2017). Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa kepala SMA Negeri 1 Barru, terkait idealized influence yang dimiliki kepala sekolah, yakni pertama, pelibatan komite sekolah, guru serta staf yang diwakili oleh kepala tata usaha, dan staf yang lain bertugas dalam administrasi rapat dan persiapan rapat.

Kedua, pemberian ide/pendapat maupun kritik dan saran, pembentukan tim perumusan visi misi, serta pemberian kesempatan untuk mengembangkan diri.

Ketiga, langkah-langkah optimal peningkatan mutu, yaitu gaya kepemimpinan partisipatif, sosialisasi kebijakan/program sekolah melalui rapat dan upacara bendera, pembentukan SK Tim Penyusun Kurikulum, MGMP, pelatihan, workshop dan lainnya, pemberian tanggung jawab kepada guru sebagai wali kelas, kepala-kepala laboratorium, pembina ekstrakurikuler, serta pembina olimpiade. Demikian maka kepala SMA Negeri 1 Barru dapat menjadi teladan dan memberikan pengaruh yang cukup ideal kepada bawahannya karena kepala sekolah dalam kepemimpinannya melakukan pelibatan dan pemberdayaan stakeholders sekolah, baik dari guru yang bersatus PNS maupun non-PNS, staf maupun komite sekolah dalam proses perumusan dan aktualisasi visi, misi dan program kerja, memberikan tugas dan tanggung jawab sesuai kompetensi yang dimiliki, serta perwujudan mutu yang terarah secara sistematik dan berkesinambungan.

2. Inspirational Motivation

Salah satu ciri yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin adalah keahliannya untuk mendorong orang lain dalam menggapai tujuan ataupun visi dari lembaga. Pemimpin yang bermutu wajib bisa merubah sikap bawahannya menjadi seseorang yang merasa sanggup dan bermotivasi tinggi, sehingga tujuan organisasi dapat terlaksana (Septyan, Musadieq dan Mukzam, 2017). Hasil penelitian di SMA Negeri 1 Barru menunjukkan bahwa kepala sekolah memotivasi dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan ide/pendapat atau kreativitas, menumbuhkan keasadaran guru tentang pentingnya dalam menjalankan tugas yang diemban, kepala sekolah memberikan contoh ketika bersikap dan berperilaku sebagai top manager, memberikan pelatihan sebagai motivasi pengembangan diri secara fleksibel.

Demikian, maka kepala sekolah mampu mengubah perilaku bawahannya dari yang

(12)

tidak termotivasi menjadi seorang yang bermotivasi tinggi. Hal ini sesuai dengan pengertian dari komponen inspirational motivation yang merupakan sikap pemimpin transformasional yang menginspirasi, memotivasi dan merubah sikap para bawahan dalam melihat ancaman sebagai kesempatan untuk belajar dan berkarya.

3. Intellectual Stimulation

Raihan (2011, h. 22) mengatakan bahwa “Intellectual stimulation adalah sikap kepemimpinan transformasional yang dapat menciptakan kesadaran para bawahan terhadap masalah diri/kelompok dan mempengaruhi pandangan masalah tersebut dari pendapat yang baru untuk menggapai target organisasi, meningkatkan pengetahuan, pemikiran, dan pemecahan masalah secara bersama”. Hasil penelitian di SMA Negeri 1 Barru menunjukkan bahwa intellectual stimulation yang dimiliki kepala sekolah adalah menghasilkan pengembangan budaya kerja yang aktif, etika kerja, mandiri, terbuka dalam penciptaan hubungan yang harmonis, dengan demikian akan dapat meningkatkan kesadaran individu dalam pemecahan masalah secara seksama serta kesadaran pentingnya mencapai tujuan, visi dan misi sekolah

4. Individual Consideretion

Komponen Individual consideretion dalam kepemimpinan transformasional ialah keahlian seorang pemimpin dalam menganggap setiap orang menjadi individu.

Konsiderasi individual juga dapat dijalankan dengan membela kebutuhan dan ide anggota di hadapan orang lain, selama hal itu masih searah dengan visi dan misi organisasi (Hartanto, 2009). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa individual consideretion di SMA Negeri 1 Barru dalam kepemimpinan transformasional kepala sekolah yaitu cepat dan peduli dengan kebutuhan guru maupun staf, baik kebutuhan fisiologis, kesejahteraan, serta kebutuhan akan rasa aman. Hal ini menunjukkan kepala sekolah yang transformasional karena dapat memahami dan peka terhadap kebutuhan setiap individu bawahannya. Selain itu, kepala SMA Negeri 1 Barru juga melakukan pengembangan profesionalisme guru dan staf melalui supervisi secara langsung dan tidak langsung, melanjutkan pendidikan magister, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), workshop pendidikan, dan training lainnya, supervisi dilakukan internal sekolah dan eksternal sekolah, yang terdiri dari supervisi administrasi dan supervisi pembelajaran di kelas.

(13)

Hal ini dilakukan tidak lain sebagai bentuk perhatian dan tanggung jawab dari seorang pemimpin sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Barru. Berdasarkan hasil peneltian di lapangan, peneliti juga menemukan bahwa kepla sekolah SMA Negeri 1 Barru dalam kepemimpinannya pada komponen individual consideretion adalah kepala sekolah menjaga perasaan guru dan staf dengan memberikan nasehat atau teguran secara halus, ramah, tidak menegur di depan warga sekolah lainnya, namun melakukan pemanggilan secara pribadi serta tidak berkesan menggurui. Hal ini menunjukkan implementasi kepemimpinan transfomasional kepla SMA Negeri 1 Barru

B. Jurnal Pembanding ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ciri implementasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah, faktor pendukung, dan penghambat serta solusi di SDN Percobaan 1 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini; (1) Ciri implementasi kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah; (a) idealisasi pengaruh yaitu menjadi teladan yang baik dan menumbuhkan kebanggaan bagi warga sekolah, (b) motivasi inspirasional yaitu mampu membangkitkan semangat, memberikan perhatian, serta kepercayaan bagi warga sekolahnya, (c) konsiderasi intelektual yaitu memberi penghargaan diri bagi guru yang kreatif dan memberi kesempatan warga sekolah untuk menyelesaikan masalahnya, (d) stimulasi intelektual yaitu mengikut sertakan guru dan staf dalam pelatihan, dan melakukan supervisi kunjungan kelas. (2) Faktor pendukung yaitu kemampuan guru dan staf dalam melaksanakan tugas, orang tua aktif dalam pendidikan anak, supervisi dari pengawas, dan tes kesehatan peserta didik oleh puskesmas secara berkala (3) Faktor penghambat dan solusi yaitu kurang disiplinya orang tua mengantar dan menjemput siswa, dan terdapat beberapa guru yang terlambat saat datang ke sekolah. Solusinya kepala sekolah memberitahukan kepada orang tua siswa agar mengantar dan menjemput anaknya sesuai dengan jadwal, kepala Sekolah memberikan contoh langsung berangkat lebih pagi untuk jabat tangan dengan peserta didik, dan melakukan supervisi.

(14)

PENDAHULUAN

Kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati, dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan sekolah. Setiap kepemimpinan mempunyai tujuan untuk mengefektifkan suatu organisasi, sehingga menjadi pemimpin yang diinginkan oleh para staf. Zulkarnain (2013:83) menjelaskan pengertian kepemimpinan yaitu “kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan tingkah laku orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan kelompok dalam situasi tertentu”. Sedangkan Handoko (2009:294-295) menyatakan pengertian kepemimpinan adalah “kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran” Kepemimpinan kepala sekolah terhadap bawahannya dapat dilihat dari cara bergaul dengan rekan kerjanya ataupun pada saat mengerjakan pekerjaan di sekolah. Kepala sekolah akan melihat dan menilai kinerja bawahannya dengan mengenal, melihat, memahami dan menilainya. Evaluasi terhadap kinerja bawahan dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengetahui peningkatan atau penurunan kinerja bawahan dalam melaksanakan pekerjaan di sekolah. Oleh sebab itu, kepala sekolah haruslah sosok yang dinamis, kreatif, dan kompetitif, serta tidak mudah menyerah, patah semangat, dan lemah cita-citanya. Seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan secara sukarela akan berperilaku dan berkinerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya.

Pemimpin dikatakan transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan. Cavazotte (2013: 1-2) The results suggest that perceived transformational leaders hip is associated with higher levels of task performance and helping behaviors. Berdasarkan penelitian Cavazotte menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berhubungan dengan lebih tingginya kinerja dan membantu bawahan dalam melaksanakan tugas. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang akan dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Bila ditinjau dari dimensinya, ada beberapa komponen perilaku yang menunjukkan kepemiminan transformasional. Seseorang pemimpin dikatakan

(15)

menunjukkan kepemimpinan transformasional bila menerapkan komponen perilaku kepemimpinan transformasional, seperti pendapat Wiyono (2013:31) individualized influence mengacu pada perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang bisa diakui, dipercaya dan diteladani oleh guru-guru. Inspirational motivation mengacu pada perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan motivasi tinggi kepada warga sekolah, khususnya anggota sekolah. Intellectual stimulation mengacu pada perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan stimulasi secara inovatif dan konstruktif. Individualized consideration mengacu pada perilaku pemimpin untuk memberikan perhatian terhadap anggota secara individual.

BAHAN DAN METODE

Peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut, sebagaimana Wiyono (2007:72) bahwa penelitian kualitatif merupakan “suatu proses penelitian yang dilakukan secara sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang fenomena sosial dengan fenomena sosial itu sendiri”. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus deskriptif (descriptive case study) yang mencakup studi kasus eksploratoris dan eksplanatoris yakni Ulfatin (2013:60) bahwa “studi kasus deskriptif umumnya digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang menyangkut pertanyaan what, how, dan why”. Jadi, pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dasar Negeri yang ada di SDN Percobaan 1 Malang.

Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen kunci yang langsung terjun ke lapangan. Oleh karena itu, peran peneliti di lapangan merupakan kunci keberhasilan, sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan keseriusan dalam penelitian dan juga membutuhkan key informan. Berdasarkan instruksi dari kepala sekolah, informan utama implementasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Sumber data tersebut diperoleh peneliti secara langsung dari informan yang mengetahui secara langsung mengenai kegiatan kepala sekolah kemudian dikembangkan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(16)

Observasi menggunakan observasi. Wawancara menggunakan jenis terstruktur, semi, dan tidak terstruktur. Dokumentasi dilaksanakan melalui pengumpulan file ataupun dokumen yang mendukung penelitian. Analisis data mengadopsi proses yang dilakukan Miles dan Huberman dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi data. Hasil analisis data selanjutnya dicek keabsahannya melalui derajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan, dan konfirmabilitas. Kepercayaan menggunakan triangulasi, pengecekan anggota (member check), perpanjangan waktu pengamatan, meningkatkan ketekunan, serta melalui kecukupan bahan referensi. . Keteralihan ditunjukkan peneliti melalui pendiskripsian manajemen pembinaan kesiswaan di lokasi penelitian secara rinci sehingga dapat menjadi informasi dan rujukan apabila terdapat lembaga lain yang ingin menerapkannya. Uji ketergantungan ini dilaksanakan dengan menelusur terhadap keseluruhan proses dan hasil penelitian. Uji konfirmabilitas dapat dilaksanakan secara bersamaan dengan uji ketergantungan dengan menguji hasil dan proses penelitian. Penelitian dilaksanakan melalui tahapan persiapan, pelaksanaan, penulisan laporan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ciri Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala SDN Percobaan 1 Malang

Ciri kepemimpinan transformasional Idealized influence Kepala Sekolah memiliki beberapa ciri yang pertama Kepala Sekolah mampu menjadi teladan yang baik bagi warga sekolahnya karena Kepala Sekolah selalu datang ke sekolah tepat waktu, sehingga memberikan contoh langsung pada guru dan peserta didik. Kedua Kepala Sekolah menumbuhkan kebanggan kepada pesarta didik dan guru karena semangat dan kegigihan Kepala Sekolah memberi contoh dan menyadarkan langsung warga sekolah bahwa disiplin waktu sangatlah penting. Ciri kepemimpinan transformasional Inspirational motivation Kepala Sekolah memiliki beberapa ciri yang pertama Kepala Sekolah mampu membangkitkan semangat warga sekolah melalui ceramah pagi. Kedua Kepala Sekolah memberi perhatian kepada staf seperti nasihat secara langsung. Ketiga Kepala Sekolah selalu berpartisipasi dalam setiap acara yang ada di sekolah jika Kepala Sekolah berhalangan hadir saat acara Kepala Sekolah selalu memantau melalui group

(17)

whatsapp atau melalui telepon sekolah. Keempat Kepala Sekolah memberi kepercayaan kepada staf dalam melaksanakan tugas sekolah maupun dinas.

Faktor Pendukung dalam Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala SDN Percobaan 1 Malang.

Faktor internal bersumber dari dalam sekolah yaitu dari guru, staf dan siswa sebagai berikut; (a) memberdayakan guru dan staf sesuai dengan kemampunnya, (b) guru haruslah linier dalam melakukan pembelajaran, (c) Seorang pemimpin harus bisa memberikan perubahan yang baik bagi sekolahnya lagi, (d) cara berkomunikasi seorang pemimpin harus dapat dimengerti dan dipahami oleh lawan bicaranya. Faktor eksternal bersumber dari luar sekolah yaitu dari orang tua peserta didik, masyarakat, dinas, forum kelas, puskesmas yaitu (a) orang tua, tingkat pendidikan orang tua yang tinggi cenderung kritis pada pendidikan anak sehingga jangan sampai sekolah disorot karena hal kecil, (b) masyarakat, harus menjalin hubungan baik dengan masyarakat karena apa, masyarakat sekitar mau tidak mau pasti berperan serta contohnya saja masyarakat sekitar pasti ikut menjaga keamanan sekolah karena masyarakat sekitar hampir setiap hari mengetahui keadaan sekolah, (c) dinas, peraturan dan informasi dari dinas selalu diturunkan tepat waktu sehingga dapat dengan cepat menindak lanjuti hal tersebut, kemudian supervisi dari pengawas karena dapat membantu dalam hal memimpin Kepala Sekolah, (d) forum kelas, forum kelas ini seperti paguyuban orang tua murid forum ini tempat orang tua walimurid berbagi informasi yang dapat menunjang kemajuan sekolah biasanya forum kelas ini membantu guru saat mengadakan pembelajaran di luar guru hanya memberikan pengarahan saja dan forum kelas yang mengurus biaya dan akomodasinya dan, (e) puskesmas, lembaga ini biasanya membantu tentang pengukuran tinggi dan berat badan, pengecekkan mata, telinga, dan gigi, hal seperti ini dilakukan untuk menjaga kesehatan peserta didik selain itu puskesmas memberikan informasi tentang kesehatan, saat mendapat informasi dari puskesmas mengenai kesehatan, setiap pagi selalu mengumumkan melalui pengeras suara meski tidak berlangsung lama diharapkan warga sekolah waspada dengan hal itu.

Faktor Penghambat dan Solusi dalam Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala SDN Percobaan 1 Malang.

(18)

Kurang disiplinnya orang tua mengantar dan menjemput siswa hal ini berdampak pada kebiasaan siswa, pendidikan dari keluarga sanggatlah penting sehingga alangkah baiknya orangtua mengajarkan kebiasaan yang baik untuk anaknya. Solusi dari Kepala Sekolah memberitahukan kepada orang tua siswa agar mengantar dan menjemput anaknya sesuai dengan jadwal. Terdapat beberapa guru yang belum menyiapkan RPP saat mengajar, sehingga Kepala Sekolah menindak lanjuti dengan memberikan arahan mengenai kesiapan mengajar, harus terlebih membuatan RPP dan memastikan tidak terulang kembali dengan cara guru harus menyerahkan RPP sebelum pembelajaran dimulai.

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan guru terlebih dahulu menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan maksimal. Terdapat beberapa guru yang terlambat saat datang ke sekolah, Kepala Sekolah memberikan contoh langsung seperti berangkat lebih pagi untuk jabat tangan dengan peserta didik hal ini secara tidak langsung Kepala Sekolah memberikan contoh pembiasaan bagi guru maupun peserta didik untuk lebih menghargai waktu dan berangkat ke sekolah lebih awal.

(19)

BAB III PEMBAHASAN A. Kelebihan

 Pada jurnal diatas dilengkapi dengan katalog seperti judul jurnal, nama jurnal, penulis, lembaga penerbit, nomor dan volume, tahun terbit.

 Pada jurnal pembanding memiliki ISSN.

 Pada jurnal diatas memiliki pendapat beberapa ahli yang telah dirangkum dengan baik oleh penulis

 Jurnal pembanding memiliki banyak refrensi

B. Kekurangan

 Jurnal diatas memiliki materi yang disampaikan penulis sulit untuk dimengerti dan dipahami oleh pembaca.

 Pada jurnal utama diatas banyak memiliki refrensi yang sangat lama dan sumber refrensi yang sangat sedikit

 Pada jurnal utama tidak memiliki ISSN

 Pada jurnal utama bagian abstrak menggunakan Bahasa Inggris, tidak dituliskan atau disajikan abstrak dalam bentuk bahasa Indonesia

 Pada jurnal utama masih terdapat penggunakan bahasa yang tidak tepat

(20)

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN

Dari kedua jurnal diatas didapat kesimpulan :

1. Implementasi idealized influence kepala sekolah di SMA Negeri 1 Barru Kabupaten Barru yaitu pertama, pelibatan semua warga sekolah dalam penyusunan tujuan sekolah, namun bagi staf hanya diwakili oleh kepala tata usaha, dan staf yang lain bertugas dalam administrasi rapat dan persiapan rapat. Kedua, pemberian ide/pendapat dari warga sekolah, pembentukan tim perumusan visi misi, serta pemberian kesempatan untuk mengembangkan diri bagi guru, walaupun belum secara optimal karena jumlah guru banyak. Ketiga, langkah optimal peningkatan mutu, yaitu gaya kepemimpinan partisipatif, sosialisasi kebijakan serta pembentukan pelaksana kegiatan. Hendaknya visi, misi dan tujuan sekolah, setiap tahunnya dilaksanakan dievaluasi agar dapat disesuaikan dengan tantangan dan peluang sekolah di era 4.0. SMA Negeri 1 Barru sebagai sekolah yang besar harus meningkatkan komunikasi serta kerja sama dengan semua stakeholder yang ada, guru dan staf, juga orang tua siswa, untuk mensosialisasikan kebijakan di sekolah. Hendaknya kepala sekolah sebagai top manager dapat merangkul semua tenaga pendidik di sekolah yang jumlah guru sangat banyak, mampu melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab secara adil, serta perlakukan yang sama terhadap tenaga pendidik dan kependidikan PNS maupun non-PNS.

2. Ciri implementasi kepemimpinan transformasional Kepala SDN Percobaan 1 Malang yaitu; (a) idealisasi pengaruh (Idealized influence) yaitu kepala sekolah menjadi teladan yang baik dan menumbuhkan kebanggaan bagi warga sekolah, (b) motivasi inspirasional (Inspirational motivation) yaitu kepala sekolah berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, dan kepala sekolah mampu membangkitkan semangat, memberikan perhatian, serta kepercayaan bagi warga sekolahnya, (c) konsiderasi intelektual (Individualized

(21)

consideration yaitu kepala sekolah kepala sekolah memberi penghargaan diri bagi guru yang kreatif dan kepala sekolah memberi kesempatan warga sekolah untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, (d) stimulasi intelektual (Intellectual stimulation) yaitu kepala sekolah mengikutsertakan guru dan staf dalam pelatihan, kepala sekolah melakukan supervisi kunjungan kelas dan selalu menanyakan bahan ajar. Faktor pendukung dari kepemimpinan transformasional didapat faktor internal dan eksternal, yaitu; (a) faktor internal bersumber dari guru, staf dan siswa, (b) faktor eksternal bersumber dari luar sekolah yaitu dari orang tua peserta didik, masyarakat, Dinas Pendidikan, forum kelas, puskesmas. (3) Faktor penghambat dan solusi yaitu kurang disiplinya orang tua mengantar dan menjemput siswa, terdapat bebrapa guru yang belum menyiapkan RPP saat mengajar, dan terdapat beberapa guru yang terlambat saat datang ke sekolah. Solusinya adalah kepala Sekolah memberitahukan kepada orang tua siswa agar mengantar dan menjemput anaknya sesuai dengan jadwal, kepala Sekolah menindak lanjuti dengan memberikan arahan mengenai kesiapan mengajar, harus terlebih membuat RPP dan memastikan tidak terulang kembali, kepala Sekolah memberikan contoh langsung seperti berangkat lebih pagi untuk jabat tangan dengan peserta didik.

B. SARAN

Didalam kelebihan dari jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Musdalifah., Arifuddin Siraj dan Marjuni. 2020. Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Di SMA Negeri 1 Barru Kabupaten Barru. Gowa: Jurnal Manajemen Pendidikan. IV(2)

Rahayu Renita Silvia. 2018. IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI. Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari sinilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan kepemimpinan kepala sekolah, dengan mengambil judul “Fungsi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Dari sinilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan kepemimpinan kepala sekolah, dengan mengambil judul “Fungsi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Dalam kegiatan sehari-hari guru, kepala sekolah, staf administrasi, bahkan juga pengawas harus dapat menjadi teladan atau model yang baik bagi murid-murid di

Berdasarkan pertimban mengembangkan progr Kepala Sekolah, dan P secara berjenjang, mu Nasional, Kepala Sekola pelaksanaan pelatihan secara nasional denga dikoordinasikan

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya organisasi sebagai variabel bebas (independent variabel)

Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pendidikan karakter sangat baik, dengan kecenderungan kepala sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan

Dalam kegiatan sehari-hari guru, kepala sekolah, staf administrasi, bahkan juga pengawas harus dapat menjadi teladan atau model yang baik bagi murid-murid di

Dengan kata lain, kuatnya iklim organisasi dan kurang meningkatkan efektivitas sekolah dalam transformasional etos kerja kepala sekolah serta lemahnya