CRITICAL BOOK REPORT
Disusun untuk Memenuhi tugas Mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu : Indah Verawati, S.Psi, M.A
Disusun Oleh :
AIDIL PITRIASNYAH PJKR A 2023
6231111009
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasih sayang- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan CBR ini, untuk memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Pendidikan” .
Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ibrahim, S.Pd., M.Or
., sebagai ketua Jurusan Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
2. Ibu Usman Nasution, S.Pd, M.Pd., sebagai sekretaris Jurusan Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
3. Ibu Indah Verawati, S.Psi, M.A sebagai dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan
4. Bapak/ibu dosen jurusan Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi 5. Teman-teman yang membantu dan mendukung selama proses pembuatan
makalah baik langsung maupun tidak langsung.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dana untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan yang dilakukan dalam penulisan makalah ini, dan tim penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat kepada kita semua.
Medan, Februari 2024
Aidil Pitriasnyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...2
DAFTAR ISI...3
BAB I...4
PENDAHULUAN...4
A. Latar Belakang...4
B. TUJUAN...4
C. MANFAAT CBR...4
D. IDENTITAS BUKU...5
BAB II...6
PEMBAHASAN...6
A. RINGKASAN BUKU...6
BAB III...9
PENUTUP...9
A. KELEBIHAN BUKU...9
B. KEKURANGAN BUKU...9
C. KESIMPULAN...9
D. SARAN...9
DAFTAR PUSTAKA...10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan adalah bidang yang menyelidiki cara pendidikan mempengaruhi pemahaman, perilaku, dan pengembangan sumber daya individu. Psikoanalisis, teori dan praktek psikologi yang dikembangkan oleh Sigmund Freud pada abad ke-19, adalah salah satu teori yang relevan dalam pemahaman pendidaran dan pengaruhnya terhadap individu. Dalam konteks pendidikan, psikoanalisis membantu kita memahami bagaimana interaksi dan perilaku individu dalam pendidikan terkait dengan proses pribadi, perilaku, dan persepsi yang telah diisikan sebelumnya. Psikoanalisis memberi tahu kita bahwa struktur mental manusia, termasuk id, ego, dan superego, mempengaruhi perilaku dan pemahaman seseorang. Dalam konteks pendidikan, psikoanalisis membantu kita memahami bagaimana guru dan siswa berinteraksi satu sama lain, serta peran masing-masing elemen dalam proses pendidikan. Struktur mental seseorang dapat memengaruhi cara mereka menghadapi tantangan,
belajar, dan membuat keputusan.
Psikoanalisis juga membahas ide tentang transfer pembelajaran, yang merupakan proses di mana seseorang menggunakan pemahaman dan perilaku yang mereka miliki sebelumnya untuk mengatasi masalah atau memahami situasi baru. Dalam pendidikan, transfer pembelajaran dapat berdampak pada cara siswa mengambil dan menggunakan informasi.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui isi buku dengan cara membuat ringkasannya.
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan buku yang di kritik.
3. Untuk membahas lebih dalam tentang intelegensi pada psikologi pendidikan.
C. MANFAAT CBR
1. Agar menambah wawasan melalui isi buku yang diringkas.
2. Agar mengetahui keunggulan dan kelemahan buku yang di kritik.
D. IDENTITAS BUKU
Identitas Buku Utama
Judul : SEJARAH DAN ALIRAN PSIKOLOGI
Penulis : Muhammad Zulfa Alfaruqy,
S.Psi., M.A.
Penerbit : FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG Tahun Terbit : 2021
Jumlah Halaman: 211
ISBN : 978-623-6742-36-5
BAB II PEMBAHASAN A. RINGKASAN BUKU
BAB IX : PSIKOANALISIS DAN PSIKOLOGI ANALITIS
Teori yang didirikan oleh Sigmund Freud untuk menganalisis perkembangan manusia dikenal sebagai psikoanalisis. Pada awalnya, gagasan ini berasal dari 159 kasus histeria. karena Freud membuka praktik dengan spesialisasi histeria pada tahun 1880-1890. Bahkan Freud tidak pernah kekurangan pasien; banyak orang yang membutuhkan terapi. Vienna, tempat Freud bekerja, menganggap seks sebagai hak untuk mendapatkan warisan, tetapi sebagai kejahatan dalam pernikahan. Hal ini menyebabkan banyak konflik batin, mulai dari rasa bersalah suami hingga istri yang mengharapkan seks atas dasar cinta. Ini juga menyebabkan Freud sukses dengan banyak pasien. Saat Freud mulai membangun terapinya, gejala neurologis terlihat dominan. Dia mencoba berbagai hal, termasuk hydrotherapy dan hypnosis. Freud menemukan metode yang disebut free association, yang menjadi dasar psikoanalisis. Pasien didorong untuk mengungkapkan pikiran-pikirannya tanpa
menyembunyikannya setelah dia ditempatkan dalam posisi santai. Dalam hal ini, pasien sering mengalami kesulitan, yang akhirnya disebut Freud sebagai resistensi. Freud tetap menganggap ini sebagai proses dan yakin bahwa penolakan akan membawa pasien ke inti masalahnya (Hergenhahn &
Henley, 2014).
Freud menggunakan analisis mimpi untuk mempelajari alam bawah sadar saat berbicara tentang kebebasan persatuan. Dalam penelitian lebih lanjut, Freud menggambarkan mimpi sebagai jalan raja ke alam bawah sadar. Di tahun 1890, dia mencari cara untuk menampilkan psikoanalisis pada dirinya sendiri. Dari sana muncul gagasan ini. Setelah mengingat semua detail mimpinya, Freud menyadari bahwa mimpi itu mengandung banyak detail tentang suatu masalah. Bukunya yang berjudul The Interpretation of Dreams menguraikan teorinya tentang mimpi. Freud percaya bahwa mimpi adalah harapan palsu. Dia mencoba membedakan antara mimpi yang nyata dan mimpi yang tersembunyi (di bawah alam sadar). Simbol dan konten manifest mengubah konten laten seiring dengan proses dream work. Menurut Freud, mimpi dapat menunjukkan keinginan di alam bawah sadar manusia.
Teori Freud ternyata tidak jauh dari seks karena dia mengalami histeria.
Sekarang Freud percaya bahwa keseimbangan jiwa pasiennya terganggu oleh masalah seks yang tidak terselesaikan. Pasiennya sering mengalami trauma seks saat mereka masih kecil. Pemikiran ini muncul di pikiran Freud dan akhirnya diakui sebagai 160 hipotesis pelecehan. Trauma yang tertanam dalam alam bawah sadar seseorang selama masa kanak-kanak dianggap sebagai sumber histeria.
Trauma ini akan muncul lagi saat seseorang tumbuh dewasa, sampai mereka menjadi remaja yang mulai mengenali seks. Trauma ini akan muncul lagi dan meninggalkan ingatan yang jelas tentang masa kelamnya. Salah satu alasan gejala histeria adalah pikiran alam bawah sadar yang mulai
berkembang lagi.
Freud’s Theory of Personality
Id, ego, dan superego adalah konsep utama dalam teori kepribadian Freud. Ini sebenarnya adalah interpretasi dari teorinya yang berbahasa Jerman daripada bahasa aslinya.
Id berasal dari kata Jerman das es, yang dalam bahasa Inggris berarti "itu", yang berarti kekuatan generatif seseorang. Id meliputi semua perasaan yang terkait dengan keinginan seksual, lapar, dan haus. Prinsip kepuasan menggerakkan ide sebagai suatu hal di bawah sadar. Identitas akan segera menginginkan pemenuhan keinginannya saat kebutuhan dan keinginan kita muncul. Libido adalah kumpulan energi yang tergabung dengan insting. Libido yang mengarah ke sini lebih terkait dengan energi fisik yang digunakan untuk memenuhi keinginan atau memberi hadiah. Dalam teori
kepribadian Freud, ego adalah inti dari integrasi dan kontrol. Berlawanan dengan id, ego
menyeimbangkan antara id dan harapan superego. Dengan berpedoman pada realita, ego berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ada proses tambahan di mana tuntutan diselesaikan melalui penundaan, kompromi, atau substitusi (Hergenhahn & Henley, 2014).
Menurut Freud, superego adalah komponen terakhir dari kepribadian. Seperti namanya, superego memiliki keinginan yang terkadang tidak rasional, jadi ego harus 161 berusaha untuk memenuhinya.
Superego telah dimasukkan ke dalam norma sosial dan standar yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Superego memaksa ego untuk melampaui batas masyarakat untuk mencapai nilai maksimal (Hergenhahn & Henley, 2014).
Catatan Kritis terhadap Pemikiran Sigmund Freud
Fokus utama Freud adalah tentang seks. Tokoh-tokoh yang tidak setuju termasuk Breuer, Jung, dan Adler. Psikoanalisis Freud menekankan pentingnya hubungan interpersonal.
Salah satu masalah kritis Freud adalah ketika ia terlalu menekankan masalah seksualitas. Oleh karena itu, meskipun masa kanak-kanak memainkan peran penting dalam pembentukan kepribadian
seseorang, banyak orang setuju bahwa itu adalah dasar kepribadian manusia. Selain itu, Freud mendapat kritik karena terlalu bergantung pada pendekatan studi kasusnya yang terbatas pada ruang geraknya. Dia terlalu memperhatikan data yang dia peroleh dan banyak membelokkannya ke arah yang sesuai dengan kepentingannya sendiri (Goodwin, 2015).
Carl Jung
Carl Gustav Jung lahir di Kesswil, Swiss, pada 26 Juli 1875. Dia tinggal di Klein Hüningen dari kecil dan bersekolah di sekolah lokal sampai dia berumur 11 tahun. Keluarga Jung kemudian pindah ke Basel, di mana dia menerima pendidikan formal. Catatan Jung menunjukkan bahwa dia adalah seorang anak yang tidak bahagia, kesepian, dan tidak percaya pada cinta. Ayah mereka, seorang pendeta yang telah kehilangan kepercayaannya, mudah tersinggung, dan suka mengamuk dengan
suara yang keras sehingga terdengar di seluruh rumah. sementara ibunya mengalami gangguan mental. Jung menggambarkan ibunya sebagai orang yang memiliki dua kepribadian. Sebagai ibu rumah tangga yang bahagia, dia dapat dengan cepat berubah menjadi seseorang yang bergumam aneh dan misterius. Sejak kecil, Jung menunjukkan ketidakpercayaan pada orang tuanya dan membuatnya tidak mempercayai seluruh dunia. Dia keluar dari dunia sadar dan memasuki dunia bawah sadarnya—
mimpinya, 162 penglihatan, dan fantasinya. Hal ini menjadi pedomannya dari kecil hingga dewasa.
Pada saat kritis, Jung menyelesaikan masalah dan membuat keputusan berdasarkan mimpinya dan pesan alam bawah sadarnya. Ketika dia siap untuk masuk perguruan tinggi, karir impiannya muncul (Schultz & Schultz, 2016). Jung mulai belajar kedokteran di Universitas Basel pada tahun 1895 dan mendapatkan gelar pada tahun 1900. Dia tertarik pada psikiatri setelah membaca bukunya tentang subjek tersebut. Jun pindah ke Zurich untuk menjadi asisten Dr. Eugen Bleuler di rumah sakit jiwa Burghölzli.
Setelah dua tahun bekerja dengan Bleuler, Jung belajar psikopatologi di Salpêtriére di Paris dari tahun 1902 hingga 1903 dengan bantuan Pierre Janet. Pada tahun 1905, dia diangkat sebagai dosen psikiatri di Universitas Zurich. Selama sebagian besar hidupnya di Zurich, Jung mengajar, menulis, dan melayani pasien.
Saat bekerja dengan Bleuler, Jung diminta untuk membaca buku Freud's The Interpretation of Dreams. Membaca buku tersebut memberi Jung pemahaman pertama tentang ide represi dan kemungkinan alam bawah sadar.
Beberapa konsep, seperti arketipe, introversion-extraversion, dan struktur kepribadian, diciptakan oleh Jung dalam psikologi analitiknya. Jung menentang pembagian struktur kepribadian Freud ke dalam tiga komponen: id, ego, dan super ego. Sebaliknya, Jung mengusulkan pembagian struktur
kepribadiannya sendiri. Menurut Jung, bagian utama dari kepribadian terdiri dari tiga struktur: ego, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif. Dalam struktur Jung, ego adalah "aku" dari kepribadian atau pusat kesadaran yang terdiri dari pikiran sadar, yang terdiri dari semua persepsi, pikiran, perasaan, dan ingatan. Ego memiliki tanggung jawab untuk membuat gambaran dunia yang akurat dan bernegosiasi dengan dunia luar, yang merupakan struktur yang mirip dengan Freud (King et al., 2013). Ketidaksadaran pribadi adalah lapisan ketidaksadaran di mana pengalaman sadar, seperti ingatan, impuls, keinginan, persepsi samar, dan pengalaman lain yang ditekan atau dilupakan. Tingkat ketidaksadaran individu tidak terlalu tinggi. Pengalaman ketidaksadaran pribadi tidak selalu mudah untuk diperoleh kembali ke kesadaran. Itu tidak sama dengan ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif, menurut Jung, adalah komponen kepribadian yang paling dalam dan paling kuat, yang mencerminkan pengalaman akumulatif manusia sepanjang evolusi (Hergenhahn & Henley, 2014).
Menurut Jung, ketidaksadaran kolektif terdiri dari pengalaman yang terkumpul dari semua generasi sebelumnya, termasuk nenek moyang individu (Hergenhahn & Henley, 2014). Pengalaman
ketidaksadaran kolektif tidak hanya tidak dapat diidentifikasi tetapi juga tidak dapat diingat.
BAB III PENUTUP A. KELEBIHAN BUKU
a. Buku ini bertujuan untuk memberi pembaca pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kecerdasan (kecerdasan) digunakan dalam karakteristik belajar
b. Buku tersebut memberikan ilustrasi yang dapat membantu siswa memahami lebih baik bagaimana IQ terdiri dari otak manusia
c. Buku tersebut memuat materi tentang kecerdasan dengan berbagai submateri yang mengacu pada kecerdasan dan jenis kecerdasan menurut pendapat beberapa ahli d. Buku tersebut memberikan penjelasan yang cukup tentang materi yang
B. KEKURANGAN BUKU
a. Buku terlalu tebal sehingga pembaca cepat bosan dan tidak tertarik untuk menyelesaikannya sampai halaman akhir.
b. Kalimat tidak disusun dengan baik sehingga pembaca bosan dan tidak tertarik untuk menyelesaikannya sampai halaman akhir.
c. Isi buku terlalu banyak materi tetapi terlalu bertele-tele sehingga terlihat tidak memberikan inti dari materi yang dibahas.
d. Isi buku seakan-akan tidak menyampaikan topik utamanya karena terlalu banyak penjelasan tentang setiap subjek, yang mungkin membuat pembaca merasa lebih baik jika penjelasan tersebut dikurangi.
C. KESIMPULAN
Psikoanalisis sendiri dikenal sebagai teori untuk menganalisis perkembangan manusia, yang diciptakan oleh Sigmund Freud. Ide-ide Freud terkait erat dengan seksualitas dan ketidaksadaran, tetapi tetap dikenal sebagai teori. id, ego, dan superego adalah konsep utama dalam teori kepribadian Freud. Jung mengembangkan beberapa konsep lain dalam psikologi analitiknya, termasuk struktur kepribadian (ego, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif), arketipe (persona, anima, animus, shadow, dan self), dan introversion-ekstravesion.
D. SARAN
Saya hanya dapat menyelesaikan makalah ini, dan saya berharap ini bermanfaat bagi kita semua. Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata-kata yang sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan masukan yang membantu kami memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Z. A. (2021). Sejarah Dan Aliran Psikologi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.