• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL JOURNAL REVIEW PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

N/A
N/A
Ance Manik

Academic year: 2024

Membagikan "CRITICAL JOURNAL REVIEW PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu

Dr. Yakobus Ndona, S. S., M. Hum

Disusun Oleh

Nama : Ance Fungki Manik NIM : 5203250026

Kelas : TS-A 2020

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya yang masih memberikan saya kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Critical Journal Review ( CJR ) ini tepat pada waktunya. Adapun Critical Journal Review ini yaitu mengenai “Demokrasi Pancasila di Indonesia”.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan menambah wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah penyelesaian penulisan Critical Journal Review ini saya semakin memahami tentang bagaimana penulisan Critical Journal Review yang baik dan benar.

Di lain sisi saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan CJR ini, saya sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CJR ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah mekanika bahan.

Dalam penulisan Critical Journal Review ini, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penyusun mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

Medan, Mei 2022

Penyusun

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review ... 1

1.2 Tujuan Critical Journal Review ... 1

1.3 Manfaat Critical Journal Review ... 1

1.4 Identita Jurnal ... BAB II PEMBAHASAN ... 2

2.1 Persamaan Jurnal ... 2

2.2 Perbedaan Jurnal ... 3

2.3 Pemikiran Penulis Terhadap Isi Jurnal ... 2.4 Relevansi dan Implementasi Bagi Hidup Bernegara Dewasa Ini ... BAB III PENUTUP ... 14

3.1 Kesimpulan ... 14

3.2 Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... iii

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review

Jurnal review merupakan kegiatan meriview secara keseluruhan dari seluruh komponen yang tersedia dengan cara menganalisa data, keunggulan dan kelemahan yang ada di dalam penelitian tersebut dan membadingkannya dengan jurnal lainnya.

Mengkritik sebuah jurnal adalah salah satu kegiatan yang harus dikuasai mahasiswa. Banyak juranal-jurnal yang bisa dikritik baik dari segi penulisan, cocok tidaknya bahan materi dengan pembaca, dan kelengkapan materi. Pada laporan ini disertai kelebihan dan kekurangan jurnal baik dari segi penulisan, pemakaian Bahasa, bahan materi, maupun kelengkapan materi. Karena pada dasarnya tidak ada jurnal yang sempurna. Dengan demikian, Critical Journal Review ini bisa menjadi sarana dan masukan bagi penulis jurnal kedepannya dan dapat membuat jurnal yang lebih baik lagi.

1.2 Tujuan Critical journal Review

Adapun tujuan dalam pebuatan Critical Journal Review ini adalah : 1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan 2. Untuk memaparkan persamaan dan perbedaan jurnal

3. Untuk memaparkan pemikiran penyusun terhadap isi jurnal

4. Untuk menganalisis relevansi dan implementasi bagi hidup bernegara dewasa ini

1.3 Manfaat Critical Journal Review

Dengan adanya Critical Journal Review ini, kita dapat dilatih untuk bisa mengkritik jurnal yang telah ada, yang ditulis oleh penulis lainnya. Selain itu juga dapat menambah wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang Critical Journal Review.

(5)

2 1.4 Identitas Jurnal

Identitas Jurnal 1

Judul : Konsepsi dan Implementasi Demokrasi Pancasila Dalam Sistem Perpolitikan Di Indonesia

Jurnal : Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam Volume & Halaman : Volume 7 Nomor 1 Halaman 79 - 91 Tahun : Januari-Juli 2011

Penulis : Agustamsyah Reviewer : Ance Fungki Manik Tanggal : 13 Mei 2022

Identita Jurnal 2

Judul : Demokrasi Di Indonesia: Pancasila Sebagai Konstektualisasi Demokrasi

Jurnal : Melintas

Volume & Halaman : Volume 34 Nomor 2 Halaman 145 - 167 Tahun : 2018

Penulis : Andreas Doweng Bolo Reviewer : Ance Fungki Manik Tanggal : 13 Mei 2022

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Persamaan Jurnal

Persamaan artikel 1 dan 2 terletak pada inti penelitian yang sama yaitu sama- sama membahas tentang demokrasi di Indonesia dalam konteks Pancasila. Pembahasan dalam artikel ini menjelaskan tentang praktik demokrasi di Indonesia dengan melihat secara garis besar dinamika demokrasi dari masa ke masa. Setiap masa memiliki keunikan dan dinamikanya masing-masing.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur- unsur berkesadaran religious, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan. Dalam demokrasi Pancasila , sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.

Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.

Pelaksanaan demokrasi Pancasila di Indonesia

Kondemokrasi Pancasila digali dari nilai masyarakat asli Indonesia dengan nilai-nilai yang melekat kepadanya, seperti desa demokrasi, rapat kolektivisme, musyawara, mupalkat, tolong-menolong dan istilah-istilah lain yang berkaitan dengan itu.

Dapat diakui bahwa demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan bila dibandingkan dengan situasi di era Soekarno dan Suharto. Walaupun Pancasila dipropagandakan oleh rezim yang berkuasa, dalam praksis yang ditafsirkan bertentangan dengan ideal demokrasi pada umumnya termasuk juga ideal demokrasi Pancasila.

Pelakasanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke dalam lima periode : - Pelaksanaan demokrasi masa revolusi 1945-1950

- Pelaksanaan demokrasi masa orde lama a. Masa demokrasi liberal 1950-1959

b. Masa demokrasi terpimpin tahun 1959-1965

- Pelaksanaan demokrasi masa orde baru tahun 1966-1998 - Pelaksanaan demokrasi transisi tahun 1998-1999

(7)

4

- Pelaksanaan demokrasi masa reformasi tahun 1999 sampai sekarang

Tantanga demokrasi Indonesia

Dalam artikel dibahas tantangan demokrasi Indonesia dalam bidang politik.

Pada persoalan tersebut sering mencatat dalam berbagai perbincangan tentang dinamika demokrasi di Indonesia. Dirk Tomsa dalam Journal of East Asia Studies menempatkan korupsi, intoleransi, dan kerusakan lingkungan sebagai kendala demokrasi di Indonesia. Demikian juga aspinal memandang etnisitas sebagai dikursus penting dalam demokrasi di Indonesia, karena setalah berakhirnya era Suharto, politik etnis secara kuat didengungkan dan menjadi ancaman, serta melahirkan kekerasan.

- Tantangan pertama : politik uang

Ada beberapa terminology yang sering digunakan untuk term politik uang ini.

Ada terminology jual beli suara (vote-buying), klienteisme dan patronase.

Dalam praktik politik uang tidak beroperasi dengan pola tunggal, tetapi selalu melibatkan berbagai faktor yang menentukan.

- Tantangan kedua : politik identitas

Politik identitas merupakan suatu perjuangan menuntuk keadilan dan hak-hak sebagai manusia bagi orang-orang yang terpinggirkan. Politik identitas merupakan ekspresi individual atau kolektif dalam kerangka hidup baik itu berkaitan dengan budaya, agama, seksualitas, bahkan sampai masuk pada gaya hidup.

Demokrasi Pancasila tidak berisi petunjuk praktis operasional pengelolaan hidup bersama atau pengelolaan negara. Demokrasi Pancasila merupakan prinsip dasar, falsafah, weltanschauung bagaimana bangunan demokasi ditata dalam keseharian.

Demokarsi Pancasila, sebagaimana demokrasi pada umumnya, tetap berpegang pada ciri-ciri pokok demokrasi seperti pembagian kekuasaan, kebebasan, pers yang independen, persamaan hukum bagi semua orang, dan pemilihan umum. Demokrasi merupakan identitas kita sebagai bangsa.

2.2 Perbedaan Jurnal

Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya, baik itu dari segi bahasanya, konsep pembahasan materi,

(8)

5

kelebihannya, dan kekurangannya. Berikut akan diuraikan perbedaan kedua jurnal, sebagai berikut :

Jurnal 1

Pada jurnal 1 dijelaskan gagasan tentang demokrasi bermula dari negara- negara Barat, khususnya Inggris, Amerika dan Prancis. Akar ideology demokrasi Barat adalah Liberalisme. Liberalism merupakan aliran filsafa yang mempertahankan kebebasan perseorangan terhadap kekuasaan yang hendak berlaku secara mutlak. Kebebasan ini mencakup bidang agama, ekonomi dan politik.

Dalam rancangan TAP MPR RI tentang demokrasi Pancasila disebutkan bahwa demokrasi Pancasila adalah norma yang mengatur penyelenggaraan kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan negara, dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, bagi setiap warga negara Republik Indonesia.

- Prinsip-prinsip demokarasi Pancasila

1. Kebebasan atau persamaan (Freedom/Equality)

Kebebasan/ persamaan adalah dasar demokrasi. Kebebasan dianggap sebagai sarana mencapai kemajuan dan memberikan hasil maksimal dari usaha orang tanpa pembatasan dari pengusaha.

2. Kedaulatan Rakyat (People’s Sovereignty)

Dengan konsep kedaulatan rakyat, hakikat kebijakan yang dibuat adalah kehendak rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Mekanisme semacam ini akan mencapai dua hal.

3. Pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab a. Dewan Perwakilan Rakyat yang representatip

b. Badan Kehakiman/ peradilan yang bebas dan merdeka c. Pers yang bebas

d. Prinsip Negara Hukum

e. Sistem dwi partai atau multi partai f. Pemilihan umum yang demokratis g. Prinsip mayoritas

h. Jaminan akan hak-hak dasar dan hak-hak minoritas

(9)

6

Jurnal 2

Pada jurnal 2 menjelaskan demokrasi merupakan temuan manusia yang menjadi teori dan praktik dalam sejarah peradaban dalam rentang yang panjang.

Jejak sejarah itu sudah dimulai sejak zaman Yunani (500 SM) dan Roma dengan nama “republik”. Demokrasi kemudian lenyap di Roma dan baru muncul kembali di kota-kota Italia Utara pada 1100 M. Demokrasi kemudian lenyap lagi di pertengahan 1300 dan baru muncul kembali di awal Abad ke-18.

Pembahasan dalam tulisan ini dimulai dengan praktik demokrasi di Indonesia dengan melihat secara garis besar dinamika demokrasi dari masa ke masa. Setiap masa memiliki keunikan dan dinamikanya sendiri-sendiri. Tulisan ini dibagi ke dalam dua bagian.

- Bagian pertama adalah praksis demokrasi di Indonesia. Pada bagian ini memberikan gambaran unum dinamika perubahan yang terjadi dalam demokrasi di Indonesia. Bagian ini disebut sebagai bagian deskriptif.

- Bagian kedua adalah mengenai teori demokrasi, yang enguraikan pemaknaan demokrasi secara umum dan pemaknaan demokrasi dalam konteks Indonesia (Demokrasi Pancasila). Pada bagian ini menawarkan kemungkinan- kemungkinan untuk memperkuat demokrasi di Indonesia.

Pada artikel ini menjelaskan indeks demokrasi di Indonesia juga diukur oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang dalam rilis perihal demokrasi menyatakan bahwa ada penurunan demokrasi di Indonesia dari nilai 72,82 (2015) menjadi 70,09 (2016).

2.3 Pemikiran Penulis Terhadap Isi Artikel

Konsep demokrasi Pancasila tidak bersumber dari paham invidualisme yang berkembang di barat meski tak bisa di tampik nilai-nilai liberal yang membentuk demokrasi dibarat seperti kesetaraan hak warga negara, kebebasan berpendapat sebagai pilar demokrasi yang utama, berpengaruh kuat terhadap pengayaan demokrasi Pancasila.

Demokrasi Pancasila yang dimunculkan adalah demokrasi berdasarkan paham kebersamaan dan kekeluargaan, substansi dari demokrasi model ini adalah sikap kritis terhadap kebijakan penguasa, musyawarah untuk mencapai mupakat

(10)

7

dalam pengambila keputusan politik dan kebiasaan tolong menolong atau gotong- royong.

Prinsip gotong-royong bagi Soekarno adalah sesuatu yang sangat penting untuk dibatinkan sebagai budaya politik. Di dalamnya terkandung nilai toleransi, solidaritas, dan kesetiakawana. Liberalism mengikis semua itu dengan menyamaratakan anatara budaya politik dan persaingan bebas ekonomi. Dalam persaingan, lawan politik dan persaingan bebas ekonomi. Dalam persaingan, lawan politik dilihat sebagai competitor yang harus selalau dicurigai, bukan mitra dialog dalam membincang segala urusan public.

Perbincangan mengenai budaya politik akhirnya mengerucut pada perbincangan mengenai format demokrasi indonesai tidak dibangun berdasarkan kesempatan yang sama, tetapi kemampuan yang sama. Dua warga negara dapat saja memiliki kesempatan yang sama dalam sebuah proses politik, tetapi batasan sosial- ekonomi membuat keduanya memiliki kemampuan yang berbeda dalam berpolitik.

Politik bukan kompetisi ekonomi untuk memperkaya segelintir orang atau golongan. Politik sepenuhnya diabadikan pada kesejahteraan umum dan keadilan sosial. Tujuan berpolitik adalah mencari jalan keluar bersama guna menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan sosial.

Demokrasi Pancasila tidak berisi petunjuk praktis operasional pengelolaan hidup bersama atau pengelolaan negara. Demokrasi Pancasila mrupakan prinsip dasar, falsafah, bagaimana membangun demokrasi ditata dalam keseharian. Pada titik ini perlu dicatat bahwa demokrasi Pancasila bukanlah sebuah diskursus tertutup, melainkan adalah suatu wacana terbuka yang perlu diterjemahkan ke dalam praksis.

2.1 Relevansi dan implementasi bagi hidup bernegara dewasa ini

Praktek demokrasi Pancasila di Indonesia itu bercorak pada nasionalisme religious bukan kepada nasionalis sekuler. Hal ini dapat kita lihat pada sila pertama Pancasila yang mengakomodasi nilai-nilai ketuhanan dalam ideology negara sebagai landasan dasar berbangsa dan bernegara.

Di negara kita, prinsip-prinsip demokrasi telah disusun sesuai dengan nilai- nilai yang tumbuh dalam masyarakat, meski harus dikatakan baru sebatas demokrasi procedural, dalam proses pengambilan keputusan lebih mengedepankan voting ketimbang musyawarah untuk mufakat, yang sejatinya merupakan azas asli

(11)

8

demokrasi Indonesia. Praktek demokrasi ini tanpa dilandasi mental state yang berakar dari nilai-nilai luhur bangsa merupakan gerakan omong kosong belaka.

Dalam terang kemerdekaan yang manusiawi dewasa ini, demokrasi Pancasila perlu dihidupkan dan dihidupi dengan pikiran terbuka serta hati yang tulus. Keterbukaan terhadap perubahan, sebagaimana keterbukaan terhadap perumbahan lembaga negara dan sesudah perubahan undang-undang dasar 1945, merupakan upaya bangsa untuk menuju praksis berdemokrasi yang lebih baik.

Keterbukaan terhadap perubahan itu juga menjadi roh dan pondasi utama demokrasi Pancasila.

(12)

9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya, baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannya. Jurnal pasti mengandung informasi yang sudah di paparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari kekurangan yang terkandung pada setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan jurnal akan membawa keuntungan bagi pembaca dalam hal mendapatkan informasi lebih.

Dalam jurnal 1 dan jurnal 2 ini, terkadung informasi yang sangat melimpah yang mana membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal ini seperti yang telah saya lakukan. Diatas telah saya jelaskan kesamaan dan juga perbedaan jurnal yang diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dalam menganalisis jurnal.

3.2 Saran

Saran yang dapat diajukan untuk jurnal ini yaitu agar penulis memuktahirkan rujukan, memperbaiki kaidah kebahasaan dan kesalahan-kesalahan kata pada jurnal dan perbaikan abstrak yang menggunakan dua Bahasa untuk menambah daya Tarik jurnal, sehingga jurnal yang diterbitkan selanjutnya memiliki kualifikasi yang baik.

(13)

iii

DAFTAR PUSTAKA

Agustamsyah. (2011). Konsepsi dan Implementasi Demokrasi Pancasila Dalam Sistem. Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam, 7(1), 79-91.

Bolo, A. D. (2018). Demokrasi Di Indonesia: Pancasila Sebagai Konstektualisasi. Melintas, 34(2), 145- 167.

(14)

4

Referensi

Dokumen terkait

a. jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan. difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.. berikan waktu yang cukup

Matakuliah Seminar Pendidikan Biologi ini disamping harapannya mahasiswa dapat membuat academic paper review dari jurnal-jurnal yang dipelajarinya, diharapkan juga

Hasil penelitian mengandung keterangan atau informasi tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan berdasarkan fakta yang ada, berupa kegiatan pengumpulan,

Matakuliah Seminar Pendidikan Biologi ini disamping harapannya mahasiswa dapat membuat academic paper review dari jurnal-jurnal yang dipelajarinya, diharapkan juga

Saat konsumen tidak mendapatkan informasi yang jujur, jelas dan benar sebagaimana dalam pembelian rumah tidak sesuai dengan brosur penawaran, upaya yang dapat dilakukan

Review and Critical Journal Jurnal ke 1 Judul PENDIDIKAN KEJUJURAN DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN LABUHANBATU SUMATERA

Penyataan tentang “ atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…” mengandung arti bahwa dalam deklarasi bangsa Indonesia terkandung pengakuan manusia yang

Jurnal Pembanding, membahas tentang Inovasi Pembelajaran Aktif Melalui Penggunaan Strategi Reading Guidedan Mind Mapping Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Madrasah Aliyah