• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar lsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Daftar lsi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar lsi

leATA PENGANTAR v

DAFTAR lSI vii

BAB I

SE)ARAH HUKUM lAUT INTERNASIONAl 1

BAB II

PENGATURAN KONVENSI HUKUM lAUT 1982

TENTANG PERAIRAN NASIONAl DAN IMPlEMENTASINYA

DI INDONESIA 17

A. Pendahuluan 17

B. Zona-Zona Maritim Menurut Konvensi Hukum Laut 1982 19 C. Ketentuan-Ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 21

1. Ketentuan-Ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 yang berkaitan dengan Kedaulatan Negara Pantai

Atas Laut Teritorial 21

2. Ketentuan-Ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 Mengenai Cara-cara Penarikan Garis Pangkal dalam Menetapkan Lebar Laut Teritorial

Suatu Negara Pantai 23

(2)

MIl IV

PENGATURAN LANDAS DALAM KONVENSI HU PERUNDANG-UNDA A. Pendahuluan . 8. 5ejarah Lahirnya K C. Pengaturan Landas dalam Konvensi Hu

1. Pengertian Landas 2. Hak-Hak dan ~

Atas Landas K 3. Penetapan Garis

Negara yang D. Pengaturan Landas

Perundang-undangan

E. Penutup .

BABV

REZIM LAUT LEPAS M HUKUM LAUT 1982 DAN PERI KANAN INTERN A. Pendahuluan . B. Ketentuan Umum Bab C. Ketentuan Bab VII K

tentang Pengelolaan 3. Pengaturan Kon tentang Konse dalam Zona Ek atau Lebih dan D. Implementasi Keten Laut 1982 dalam U Zona Ekonomi Ekskl

E. Penutup .

BAB III

REZIM ZONA EKONOMI EKSKLUSIF

DAN PENGATURAN HUKUM PERIKANAN DI INDONESIA ••••••• 79

A. Pendahuluan 79

B. Ketentuan-ketentuan Umum Bab V Konvensi

Hukum Laut 1982 Mengenai Zona Ekonomi Eksklusif 81 C. Pengaturan Konvensi Hukum Laut 1982

yang Berkaitan dengan Hukum Perikanan 86 1. Ketentuan-ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982

yang berkaitan dengan Konservasi dan Pengelolaan

Sumber Daya lkan di Zona Ekonomi Eksklusif 86 2. Hukum Perikanan di Zona Ekonomi Eksklusif. 91 3. Ketentuan-ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982

yang Berlaku bagi Semua Kapal-kapal Asing 27 4. Ketentuan-ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982

yang Berlaku bagi Kapal-kapal Niaga dan Kapal-kapal Pemerintah yang Dipergunakan

untuk Maksud-maksud Perniagaan 33

D. Ketentuan-Ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 yang Berkaitan dengan Selat yang Digunakan

untuk Pelayaran Internasional 35

E. Rezim Hukum Negara Kepulauan

Menurut Konvensi Hukum Laut 1982 42

F. Peraturan Perundang-Undangan Indonesia

Mengenai Perairan Nasional 51

1. Peraturan Perundang-undangan Mengenai Penarikan

Garis Pangkal Kepulauan Indonesia 52

2. Peraturan Perundang-undangan Mengenai Hak Lintas Alur Kepulauan Melalui Alur Laut Kepulauan

yang Ditetapkan (ALK!) 63

3. Peraturan Perundang-undangan Mengenai Hak Lintas Damai Melalui Laut Teritorial dan Perairan Kepulauan

Indonesia , 69

G. Penutup 76

(3)

3. Pengaturan Konvensi Hukum Laut 1982

tentang Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Ikan dalam Zona Ekonomi Eksklusif Dua Negara Pantai

atau Lebih dan Laut Lepas 96

D. Implementasi Ketentuan-ketentuan Bab V Konvensi Hukum Laut 1982 dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEE Indonesia) 98

E. Penutup 103

BABIV

PENGATURAN LANDAS KONTINEN

DALAM KONVENSI HUKUM LAUT 1982 DAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA 107

A. Pendahuluan 107

B. Sejarah Lahirnya Konsep Landas Kontinen 108 C. Pengaturan Landas Kontinen

dalam Konvensi Hukum Laut 1982 112

1. Pengertian Landas Kontinen 112

2. Hak-Hak dan Kewajiban-Kewajiban Negara Pantai

Atas Landas Kontinen n 118

3. Penetapan Garis Batas Landas Kontinen Antara Dua

Negara yang Berhadapan maupun Berdampingan 121 D. Pengaturan Landas Kontinen dalam Peraturan

Perundang-undangan Indonesia 123

E. Penutup 127

BABV

REZIM LAUT LEPAS MENURUT KONVENSI

HUKUM LAUT 1982 DAN PENGATURAN HUKUM

PERI KANAN INTERNASIONAL 131

A. Pendahuluan 131

B. Ketentuan Umum Bab VII tentang Laut Lepas 134 C. Ketentuan Bab VII Konvensi Hukum Laut 1982

tentang Pengelolaan dan Konservasi. 141

ix

(4)

D. Beberapa Perkembangan Terakhir

dalam Hukum Perikanan Internasional 143

1. Hard Laws 145

2. Latar Belakang Lahirnya the FAO 7993 Compliance Agreement Persetujuan PBB tentang Persediaan Ikan 7995 dan the 7995FAO Code of Conduct for Responsible Fisheries (Aturan Perilaku tentang Pengelolaan Perikanan

yang Bertanggung [awab) 147

3. The 7993FAO Agreement to Promote Compliance with International Conservation and Management

Measures by Fishing Vessels on the High Seas 149 4. Persetujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1995

tentang Pelaksanaan Ketentuan-ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut

Tanggal 10 Desember yang Berkaitan dengan Konsevasi dan Pengelolaan Persediaan Ikan yang Beruaya Terbatas dan Sediaan Ikan yang Beruaya Jauh 149 a. Ketentuan Konservasi dan Pengelolaan

Atas Persediaan Ikan yang Beruaya Terbatas

dan Persediaan lkan yang Beruaya Jauh 149 b. Mekanisme Kerjasama Internasional

dalam Konservasi dan Pengelolaan Atas Persediaan Ikan yang Beruaya Terbatas dan Persediaan Ikan

yang Beruaya Jauh 153

c. Kewajiban Negara Bendera Kapal 156 d. Mekanisme Penaatan dan Penegakan Hukum

Perikanan di Laut Lepas 159

E. Soft Laws 162

1. The7995FAO Code of Conduct for Responsible Fisheries 162 2. International Plan of Action to Deter, Prevent and

Eliminate I/Iegal, Unreported and Unregulated Fishing

(IPOA-IUUJ, 2007 165

F. Implementasi Ketentuan-ketentuan Hukum Perikanan Internasional dalam Peraturan

Perundang-undangan Indonesia di Bidang Perikanan 169

1.

2.

3.

4.

5.

G.

BAB VI

REZIM KAWASAN D A. Pendahuluan ...

B. Latar Belakang L ~ of Mankind(Warisa dalam Bab XI Kon C. Rezim Kawasan D. Struktur Badan

at

1. Mejelis .

2. Dewan .

3. Komisi Hukum 4. Komisi Keua 5. Sekretariat . 6. Enterprise . 7. Penyelesaian

E. Implikasi dari Kegi di Kawasan Dasar

F. Penutup .

(5)

1. Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan Undang-Undang No.45 Tahun 2009

tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.31

Tahun 2004 tentang Perikanan 171

2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2007

tentang Konservasi Sumber Daya Ikan 179 3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

No.12 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Laut Lepas... 180 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.l0

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem

Pemantauan Kapal Perikanan 183

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 28

Tahun 2009 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan 186

G. Penutup 187

BAB VI

REZIM KAWASAN DASAR lAUT INTERNASIONAl 191

A. Pendahuluan 191

B. Latar Belakang Lahirnya Prinsip Common Heritage of Mankind (Warisan Bersama bagi Umat Manusia)

dalam Bab XI Konvensi Hukum Laut 1982 191 C. Rezim Kawasan Dasar Laut Samudra Dalam 196 D. Struktur Badan Otorita Dasar Laut Internasional 201

1. Mejel is 203

2. Dewan 204

3. Komisi Hukum dan Teknik 207

4. Komisi Keuangan 208

5. Sekretariat 209

6. Enterprise 210

7. Penyelesaian Sengketa dan Pendapat Hukum 211 E. Implikasi dari Kegiatan Penambangan

di Kawasan Dasar Laut Internasional bagi Indonesia 212

F. Penutup 214

xi

(6)

I

!

BAB VII

REZIM PULAU DALAM HUKUM LAUT INTERNASIONAL 217

A. Pendahuluan 217

B. Definisi Pulau Sebelum dan Menurut Konvensi Hukum

Laut 1982 217

C. Karakteristik Pulau 220

1. Suatu Wilayah Daratan 221

2. Dibentuk Secara Alamiah 222

3. Ukuran Wilayahnya Cukup Luas 222

4. Dikelilingi oleh Air 223

5. Ada di Atas Permukaan Air pada Waktu Air Pasang 224 6. Tempat untuk Didiami oleh Manusia 224 7. Mempunyai Kelangsungan Hidup di Bidang Ekonomi 224 D. Kapasitas Pulau untuk Membentuk Zona Maritim 225 1. Laut Teritorial dan Zona Tambahan 226

2. Zona Ekonomi Eksklusif... 226

3. Landas Kontinen 227

4. Parairan Pedalaman 227

E. Pengaturan Hukum Nasional Indonesia tentang

Pulau-Pulau Kecil 227

1. Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Ked I dan Undang-Undang No.1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil 228

2. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2010 tentang

Pemanfaatan Pulau-Pulau Kedl Terluar 237

F. Penutup 239

BAB VIII

PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN L1NGKUNGAN LAUT 241

A. Pendahuluan 241

B. Ketentuan-ketentuan Umum Konvensi Hukum Laut 1982 yang Berkaitan dengan Hak dan Kewajiban Negara

dalam Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut 242

c.

D.

E.

F.

G.

BAB IX

PENELTIAN ILMIAH DAN PENGATUKA.r- A. Pendahuluan ...

B. Pengaturan Pene"- dalam Konvensi C. Peraturan Peru

yang Terkait cler_

1. Undang-U 2. Undang-U dan Pulau 3. Peraturan P

Melakukan bagi Pergu dan Peng dan Orang D. Penutup ..

(7)

C. Pengaturan Hukum Internasional yang Tidak Mengikat Secara Hukum tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Laut yang Berkelanjutan dalam Agenda 21 Bab 17

Konferensi Rio de Janeiro 1992 246

D. Pengaturan Konvensi Hukum Laut 1982 Mengenai

Kerja Sama Internasional dalam Pencegahan, Pengurangan dan Penguasaan Pencemaran Lingkungan Laut 247 E. Ketentuan Hukum Internasional dan Hukum Nasional

dalam Pencegahan, Pengurangan dan Penguasaan

Pencemaran Lingkungan Laut 252

F. Pengaturan Nasional tentang Pencemaran Lingkungan

Laut yang Bersifat Lintas Batas Nasional di Indonesia 261

G. Penutup 266

BAB IX

PENELTIAN IlMIAH KElAUTAN

DAN PENGATURANNYA DI INDONESiA 269

A. Pendahuluan 269

B. Pengaturan Penelitian Ilmiah Kelautan

dalam Konvensi Hukum Laut 1982 .. 270

C. Peraturan Perundang-undangan Nasional Indonesia

yang Terkait dengan Penelitian Ilmiah Kelautan 276 1. Undang-Undang Perikanan No.31 Tahun 2004 277 2. Undang-Undang Pengelolaan Wi/ayah Pesisir

dan Pulau-pulau Kecill\Jo.27 Tahun 2007 281 3. Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2006 tentang Perizinan

Melakukan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing,

dan Orang Asing 283

D. Penutup 285

xiii

(8)

BAB X

ALiH TEKNOLOGI KELAUTAN

DAN PENGATURANNYA DI INDONESIA •••••••••••••••••••••••••••••••.• 287

A. Pendahuluan 287

B. Pengaturan Alih Teknologi Kelautan dalam Konvensi Hukum Laut 1982 dan Hubungannya dengan Perjanjian Internasional di Bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual

dan Alih Teknologi 288

C. Ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 yang Berkaitan

dengan Usaha Patungan dan Alih Teknologi Perikanan 296 D. Pengaturan Alih Teknologi Kelautan di Indonesia 301 E. Luas Lingkup Materi Muatan Undang-Undang

tentang Alih Teknologi Perikanan 304

F. Penutup 309

DAFTAR PUSTAKA 311

Uraian mengenai men diawali dengan pemb manusia. Dalam sejarah, antara lain sebagai: 1) raya perdagangan; 3) s pertempuran; 5) tempat pemersatu bangsa. Den (iptek), maka fungsi laut bahan-bahan tambangdan

usaha mengambil sumber . Bertitik tolak dari • dapat digunakan oleh u penghidupannya, jalur keamanan dan pelbagai disebutkan di atas telah berikan dorongan terhadap masing negara atau keraj

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian menunjukkan amanat pasal 64 UNCLOS 1982 utuk bekerjasama dengan negara lain dalam pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan di laut lepas telah dinyatakan

Diantha, I Made Pasek, 2002, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia Berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB 1982 , Mandar Maju, Bandung. Djalal, Hasjim, 1979, Perjuangan Indonesia Di

Hasil Penelitian menunjukkan amanat pasal 64 UNCLOS 1982 utuk bekerjasama dengan negara lain dalam pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan di laut lepas telah dinyatakan

Hasil Penelitian menunjukkan amanat pasal 64 UNCLOS 1982 utuk bekerjasama dengan negara lain dalam pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan di laut lepas telah dinyatakan

Ekonomi Eksklusif dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 (United Natiors Conuention on tle Law of tle Sea 1982/ UNCLOS 1982), Pemerintah

Selain mempertahanlkan berbagai zona maritim seperti perairan pedalaman, laut teritorial, landas kontinen dan laut lepas, UNCLOS 1982 telah menetapkan sejumlah

1) Pasal 8 ayat (1) mengatur negara pantai dan negara yang menangkap ikan di laut lepas, sesuai dengan UNCLOS, 1982, melakukan kerja sama terkait dengan stok ikan

Konvensi lain yang tidak secara khu- sus mengatur tentang kejahatan inter- nasional (Konvensi Hukum Laut 1982 yang mengatur pembajakan di laut lepas). Bagi negara