• Tidak ada hasil yang ditemukan

daftar pustaka - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "daftar pustaka - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Jamaluddin dkk, (2018). Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Khusus Bagi Mahasiswa Bidang Kajian Penelitian Sosial Budaya). Universitas Muhammadiyah Makassar

Ahmadin. (2013). Metedologi Penelitian Kualitatif. Yokyakarta: Ar-Ruzz Media A. Muhaimin, Yahya. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3; Cet. 1:

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Astuti, A.W.W. (2012). Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga (suatu kajian pemenuhan kebutuhan pendidikan anak pada 5 ibu pedagang jambu biji di Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung). Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(2).

Abraham, A. Y., Ohemeng, F. N. A., & Ohemeng, W. (2017). Female labour force participation: evidence from Ghana. International Journal of Social Economics, 44(11), 1489-1505.

BKKBN. 2013. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Jakarta: BKKBN.

Basrowi, B, & Juariyah, S. (2010). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kabupaten Lampung Timur.

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 7(1).

Creswell, John W. (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif Dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Dewi, P.M. (2012). Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga. Jurnal Ekonomi Kuantitaif Terapan Vol.5 No.2

Damsar. (2015). Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Prenamedia Group Elizabeth, R. (2015). Peran Ganda Wanita Tani Dalam Mencapai Ketahanan

Pngan Rumah Tangga di Pedesaan. Iptek Tanaman Pangan, 3(1)

Farida, L. (2011). Kontribusi Pendapatan Perempuan Bekerja Sektor Informal Pada Ekonomi Keluarga di Kota Pekanbaru. Jurnal Aplikasi Bisnis, 1(2),103-112.

Haerini. (2016). Kontribusi Perempuan Petani Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Keluarga di Kelurahan Buntu Sugi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang Skripsi: Universitas Islam Negeri Makassar.

(2)

Indonesia, K. B. B. (2005) Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Khairuddin, H. (2012). Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Liberty.

Kusmayadi, R. C. R. (2017). Kontribusi Pekerja Wanita Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga dan Proses Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga. IQTISHODIA, 2(1), 103-113.

Khaerany, N. (2017). Peran Ganda Perempuan Pada Keluarga Petani Desa Pallantikang Kabupaten Gowa. Jurnal: Unversitas Negeri Makassar Khairani, A. I. (2017). Peran Perempuan dalam Perekonomian Rumah Tangga

Buruh Perkebunan (Kasus: PT. Smart Tbk. Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara)

Listiani, L (2016). Kontribusi Pendapatan Buruh Tani Perempuan Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani di Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Geo Educasia- S1, 1(6).

Lestariningsih, M., Basuki, B, & Endang. (2018). Peran Serta Wanita Peternak Sapi Perah Dalam Meningkatkan Taraf Hidup Keluarga. Ekuitas (Jurnal Ekonomi dan Keuangan), 12(1), 121-141

Mongid, (2009). Materi Dasar Pelaksanaan Operasional Gerakan Pembangunan Keluarga Berencana Sejahtera. Jakarta: Gunung Agung. h. 10

Martono, N. (2015). Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Meleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Malyadin, Ina. (2013). Tehnik Pengumpulan Data Kualitatif. Jakarta: CV.

Rajawali

Muslim. (2009). Etika Dan Pendekatan Penelitian Dalam Filsafat Ilmu Komunikasi (Sebuah Tinjauan Konseptual Dan Praktikal. Jurnal Komunikologi Vol. 4 No. 2

Mansour Fakih. (2011). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Hlm:7

(3)

Nursalam, dkk. (2016). Teori Sosiologi Klasik, Modern, Postmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis, Evaluatif dan Integratif: Yogyakarta: Writing Revolution.

Nurulmi. (2017). Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa Padangloang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Skripsi: UniversitasIslam Negeri Makassar.

Nurmayasari, D. (2014). Peran Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT)“Laras Asri” pada Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (Studi Deskriptif Di Dusun Daleman Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang). (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Semarang)

Poerwadarminto, W. J. S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Puspitasari, N., Puspitawati, H., & Herawati, T. (2013). Peran Gender, Kontribusi Ekonomi Perempuan, dan Kesejahteraan Keluarga Petani Hortikultura.

Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 6(1), 10-19.

Ryanne.J. (2015). Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik di Dusun Karang Kulon Desa Wukirsari Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi: Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Rahmawati. (2018). Estrakurikuler Sebagai Ruang Interaksi Pembentukan Karakter Siswa Di SMA Negeri 1 Enrekang Kabupaten Enrekang.

Skripsi: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Risma, L. (2018). Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Buruh Tani Rumput Laut di Desa Tappe Kelurahan Lappa Kabupaten Sinjai. (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Makassar)

Rian. Nungroho. (2012). Gender dan Srategi Pengaruh Utamanya di Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm:2

Soerjono, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Salaa, J. (2015). Peran Ganda Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Desa Tarohan Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal holistic VIII No. 15 / Januari-Juni 2015.

Sinadia, J. B., Wangke, W.M., & Benu, N. M. (2017). Kontribusi Buruh Perempuan Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus Tempat Pelelangan Ikan di Tumumpa Kota Manado). AGRI-SOSIOEKONOMI, 13(1A), 253-260

(4)

Soerjono, S. (2012). Sosiologi Keluarga (Tentang ikhwal keluarga, Remaja dan anak). Jakarta: CV. Rajawali.

Stier, H., Lewin-Epstein, N., & Braun, M. (2010). Welfare regimes, family- supportive policies, and women‟s employment along the life- course. American journal of sociology, 106 (6), 1731-1760.

Syawaluddin, M. (2016). Pengelolaan Sistem Sosial Marga Di Sumatera Selatan:

Telah Atas Kontribusi Teori Fungsionalisme Structural Parsons. Jurnal Sosiologi Reflektif. 10 (1), 175-198.

Simanjuntak, M.S. (2018). Peran Perempuan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus pada Perempuan Pedagang Sayuran di Pasar Induk Sidikalang).

Suardi dan Syarifuddin. (2018). Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar:

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Semiawan, C. R. (2010). Metode Penelitin Kualitatif, Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarata: PT. Gramedia Widiasarana

Sugiono. (2010). Metode pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta

Suharsimi, A. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Talundu, J. F. (2015). Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Sawah di Desa Tanah Harapan Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Geo Tadulako, 3(2).

Vigna, X., & Zancarini-Fournel, M. (2014). Gender history and labour history:

intersections. Clio. Women, Gender, History, (38).

Wirawan, D. I. (2012). Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradingma: Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial. Jakarta Kencana

(5)
(6)

A. Triangulasi Sumber

NO Pertanyaan Informan I Informan II Informan III Interprestasi

1. Apakah anda paham mengenai kontribusi

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Saya mengerti kalau tidak salah kata kontribusi itu apa yang kita lakukan untuk orang lain”.

Buruh Wanita MS (45 Tahun) “Ketika kita membantu orang lain apakah itu uang atau benda yang jelas dapat berguna bagi mereka”.

Buruh Wanita MI (47 Tahun) “Disaat kita mampu dalam bantu meringankan beberapa orang lain atau tetangga kita seperti membantu saat ada pesta di rumahnya”.

Berdasarkan dari hasil wawancara dari ketiga narasumber tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa di Manggugu para buruh wanita masing- masing sudah mengetahui terkait kontribusi yaitu sumbangsih atau peran serta dengan kata lain suatu bentuk keterlibatan seseorang dalam suatu

(7)

kegiatan tertentu untuk membantu orang lain.

2. Apakah anda paham mengenai buruh wanita

Buruh Wanita MI (47 Tahun) “Kalau saya buruh wanita itu ya seperti saya yang bekerja di lahan perkebunan orang lain karena saya wanita jadi namanya begitu”.

Buruh Wanita HA (48 Tahun) “Buruh wanita itu kumpulan ibu-ibu yang bekerja yang mana gajinya diterima dalam satu hari”.

Buruh Wanita AR (50 Tahun) “Seperti saya yang setiap harinya bekerja sebagai buruh wanita yang mana hasil tidak terlalu banyak di bandingkan laki-laki”.

Berdasarkan dari hasil wawancara dari ketiga narasumber tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa para buruh wanita sudah mengetahui seperti apa buruh wanita itu sehingga disini mereka sudah memahami bahwa dirinya termasuk dalam golongan buruh wanita.

3. Sebagai seorang istri, Buruh Wanita MS (45 Buruh Wanita AR (50 Buruh Wanita WAA Berdasarkan dari hasil

(8)

hal apa sajakah yang telah anda lakukan untuk keluarga anda dalam kehidupan sehari-hari

Tahun) “Kalau saya itu setiap harinya mengerjakan segala pekerjaan rumah dan mengurus anak saya”.

Tahun) “Dalam sehari –hari saya selalunya mengerjakan beberapa pekerjaan rumah mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali saya bekerja”.

(50 Tahun) “Setiap harinya saya sebagai URT yang disibukkan dengan kerjaan rumah dan mengurus anak- anak dan suami saya”.

wawancara dari ketiga narasumber tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa hal yang telah mereka lakukan untuk keluarga masing-masing dalam kehidupan sehari- hari yaitu menjalankan tugas dan fungsi masing- masing sebagai URT dan seorang ibu maupun istri.

4. Sebagai seorang istri, apa saja kegiatan anda di rumah

Buruh Wanita AR (50 Tahun) “Ada beberapa pekerjaan yaitu seperti

Buruh Wanita HA (48 Tahun) “Kerja saya itumi semua pekerjaan

Buruh Wanita MS (45 Tahun) “Kalau saya itu setiap harinya

Menurut pandangan dari hasil wawancara dari ketiga narasumber maka

(9)

mencuci piring serta baju, merapikan dari atas sampai bawah rumah, menyiapkan makanan dan banyak lagi”.

rumah karena tidak memiliki anak cewek secara keseluruhan ya, semua pekerjaan saya yang kerjakan mulai dari bangun pagi sampai tidur kembali”.

mengerjakan segala pekerjaan rumah dan mengurus suami serta anak saya”.

tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa para buruh wanita tersebut mengerjakan segala URT dimulai dari pagi hari sampai tidur kembali kesibukan mereka tetap berulang setiap harinya”.

5. Apakah anda selalu menyiapkan segala keperluan untuk keluarga

Buruh Wanita MS (45 Tahun) “Saya selalu berusaha untuk dapat memenuhi beberapa keperluan keluarga”.

Buruh Wanita MI (47 Tahun) “Pasti kita berusaha juga dalam memenuhi kebutuhan keluarga karena kan itumi yang menjadi

Buruh Wanita HA (48 Tahun) “Itu harus kita lakukan dan resiko dalam berkeluarga mulai dari sarapan, pekerjaan rumah, serta

Menurut beberapa hasil dari wawancara dengan beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik kesimpulan bahwa dari semua narasumber selalu

(10)

tugas dan tanggung jawab kita masing- masing jadi kita dalam berkeluarga harus berusaha untuk sebaik mungkin”.

mengurus juga suami, dan mengurus anak.

Belum lagi pekerjaan rumah itu terbagi-bagi lebih dari satu”.

menyiapkan berbagai jenis keperluan untuk keluarga mereka masing- masing dimulai beberapa dari pekerjaan rumah tangga, dan menyiapkan makanan untuk keluarga, serta mengurus anak.

Memenuhi apa yang jadi kebutuhkan keluarganya”.

6. Apakah pekerjaan suami anda

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Bapaknya anak-anak di rumah kerjanya petani”.

Buruh Wanita MS (45 Tahun) “Kerja sebagai Petani”.

Buruh Wanita MI (47 Tahun) “Suami saya hari-harinya sebagai petani”.

Menurut beberapa hasil dari wawancara dengan beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik

(11)

kesimpulan bahwa suami dari para tiga narasumber tersebut sebagai petani”.

7. Berapa pendapatan suami anda perhari atau bulan

Buruh Wanita MS (45 Tahun) “Pendapatan dia itu tergantung dari baiknya hasil tanaman dan didukung dengan harga di pasar. Kalau harganya bagus kita ada untung tapi kalau misalkan di kebun hasilnya tidak bagus sementara harga pasar

Buruh Wanita AR (50 Tahun) “Kalau soal berapa penghasilan itu bukan masalah berapa cuman tergantung dari harga pasar dan hasil pertanian. Biasanya kalau ada kerjaan tambahan itu bisa Rp.

70.000.- Rp. 200.000 dalam waktu satu hari

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Kalau jumlahnya tidak bisa saya pastikan berap.

Pendapatan dari suami tergantung dari hasil panen serta didukung dengan harga di pasar.

Kira-kira kurang lebih Rp. 2.870.000 keatas.

Namun kalau misal

Menurut beberapa hasil dari wawancara dengan beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik kesimpulan bahwa yang pendapatan suami dari narasumber terkait berapa penghasilan perhari atau bulan dari masing-masing kepala rumah tangga.

Sekitar Rp. 70.000.- Rp.

(12)

lebih tidak menjamin disitu kita tidak apa- apa selain tenaga.

Biasanya kalau rezeki bagus bisaki juga untung yang cukup”.

namun kalau misalkan hasil panen bagus kurang lebih sekitar Rp. 2.000.000 sampai Rp. 3.500.000 sekitar lebih dari itu seperti Tergantung dari hasil panen sama rezeki”.

hasil panen bagus sejalan dengan harga maka saya dan suami bisa dapatkan hasil yang lebih tinggi lagi.

200.000 pendapatan per harinya. Namun ada juga pendapatan dalam waktu kurang lebih satu bulan paling sedikit sekitar Rp.

2.870.000 - Rp. 3.500.000 Akan tetapi jika hasil panen bagus sementara harga pasaran juga bagus maka penghasilan mereka bisa jumlahnya lebih”.

8. Apakah anda termasuk golongan buruh wanita

Buruh Wanita MI (47 Tahun) “Iya saya bekerja di luar rumah

Buruh Wanita HA (48 Tahun) “Selain saya jadi ibu rumah tangga

Buruh Wanita AR (50 Tahun) “Bisa di bilang begitulah keseharian

Melalui dari hasil serta wawancara bersamaan ini beberapa narasumber itu

(13)

sebagai buruh wanita” juga bekerja sebagai buruh wanita dilahan orang lain”.

saya”. yang mana dapat kita tarik kesimpulan bahwa para ke tiga narasumber tersebut yang memiliki pekerjaan tambahan sebagai buruh wanita atau tergolong dalam kelompok buruh wanita”.

9. Berapakah rata-rata penghasilan anda perhari atau bulan

Buruh Wanita MS (45 Tahun) “Kalau dari penghasilan hitungan perbulan tidak ada, yang ada itu hasil yang saya dapatkan

Buruh Wanita AR (50 Tahun) “Jumlah uang yang bisa saya dapatkan itu hampir sama dengan buruh wanita lainnya karena

Buruh wanita WAA (50 tahun) “Sebagai buruh wanita dalam sehari-hari itu paling sedikit sekitar Rp.

50.000 tapi biasa

Melalui dari hasil serta wawancara bersamaan ini beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik kesimpulan bahwa para ke tiga narasumber tersebut

(14)

sebagai buruh wanita dalam sehari-hari itu paling sedikit Rp.

50.000 tapi kadang- kadang bisa dapatkan sampai Rp. 100.000”.

kami lebih sering bekerja dilokasi yang sama, begitu juga dengan penghasilan kurang lebih seperti itu”.

sampe dapatkan sekitar Rp. 100.000”.

dalam perhari atau bulan mendapatkan penghasilan tidak lain membantu perekonomian keluarga mereka dengan upah sekitar kurang lebih Rp.

50.000 sampai Rp.

100.000”. 10. Apakah keuntungan

yang anda peroleh sebagai buruh wanita dalam keluarga

Buruh Wanita AR (50 Tahun) “Karena bagi saya adanya pekerjaan ini kondisi keuangan keluarga saya lumayan bagus dan hubungan

Buruh Wanita MS (45 Tahun) “Bagusnya juga dengan adanya pekerjaan seperti ini kebutuhan ekonomi saya dan keluarga sudah lebih baik dari sebelumnya, anak-

Buruh Wanita MI (47 Tahun) “Terdapat pula dampak positif yaitu salah satunya dengan terkait ekonomi dalam keluarga saya sudah jadi lebih baik dari sebelumnya, saya juga

Dari kumpulan hasil serta wawancara bersamaan ini beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik kesimpulan bahwa dengan adanya jenis dari

(15)

sosial saya dengan masyarakat lain dapat meningkat khususnya yang dengan rekan- rekan sesama buruh wanita kita semakin baik karena seringnya berinteraksi satu sama yang lainnya dilokasi tempat kita bekerja”.

anak juga sudah bisa saya kasi uang jajan setiap harinya, dan adapun kebutuhan sekolah anak saya Alhamdulillah bisa terpenuhi. Namun ini dengan begini saya bisa membantu suami mencari nafkah”.

sudah perbaiki bagian rumah yang rusak hasil dari menabung sedikit demi sedikit saat terima gaji bisa dikata gizi untuk anak sudah bisa terpenuhi dengan baik dari sebelumnya “.

pekerjaan tambahan ini sebagai buruh wanita memiliki dampak positif atau keuntungan yang banyak kepada para buruh wanita serta keluarganya masing-masing. Yaitu dapat membantu dalam perekonomian keluarga, sebagai wadah untuk silaturahmi, dan lainnya”.

11. Apakah pendapatan Buruh Wanita HA (48 Buruh Wanita WAA Buruh Wanita MI (47 Dari kumpulan hasil serta

(16)

anda dan suami sudah

cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluarga anda

Tahun) “Tergantung kalo pendapatan suami kan tidak bisa langsug di gunakan setiap harinya karena waktu panen baru ada.

Untungnya ada pekerjaan tambahan yang bisa saya dapatkan yaitu buruh wanita jadi untuk keperluan sehari-hari bisalah kita gunakan”.

(50 Tahun) “Oh, Iya dengan pendapatan tambahan saya kira bisa atau cukuplah untuk memenuhi atau kebutuhan di keluarga saya”.

Tahun) “Kalau saya di ya cukuplah untuk membeli kebutuhan pokok di rumah dan kebutuhan untuk anak akan pendidikan”.

wawancara bersamaan ini beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik kesimpulan bahwa hasil pendapatan tambahan dari para ibu buruh wanita dapat menambah jumlah penghasilan suami mereka yang mana gaji dari suami mereka tidak bisa diterima langsung namun harus menunggu sampai hasil panen telah tiba, jadi untuk menutupi segala

(17)

kebutuhan dalam sehari- hari keluarga mereka mengandalkan pendapatan dari istri atau buruh wanita karena gaji yang diberikan setiap harinya”.

12. Apakah dengan menjadi buruh wanita

anda mampu

memberikan

kontribusi dalam mewujudkan

keluarga sejahtera

Buruh Wanita AR (50 Tahun) “Karena bagi saya adanya pekerjaan ini kondisi keuangan keluarga saya lumayan bagus dan hubungan sosial saya dengan masyarakat lain dapat

Buruh Wanita MS (45 Tahun) “Bagusnya juga dengan adanya pekerjaan seperti ini kebutuhan ekonomi saya dan keluarga sudah lebih baik dari sebelumnya, anak- anak juga sudah bisa saya kasi uang jajan setiap harinya, dan

Buruh Wanita MI (47 Tahun) “Ya, iya dengan begitu ada kontribusi yaitu salah satunya dengan terkait ekonomi dalam keluarga saya sudah jadi lebih baik dari sebelumnya, saya juga sudah perbaiki bagian rumah yang rusak

Dari kumpulan hasil serta wawancara bersamaan ini beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik kesimpulan bahwa buruh wanita juha mampu dalam memberikan kontribusi dalam hal mewujudkan

(18)

meningkat khususnya yang dengan rekan- rekan sesama buruh wanita kita semakin baik karena seringnya berinteraksi satu sama yang lainnya dilokasi tempat kita bekerja”.

adapun kebutuhan sekolah anak saya Alhamdulillah bisa terpenuhi. Namun ini dengan begini saya bisa membantu suami mencari nafkah”.

hasil dari menabung sedikit demi sedikit saat terima gaji bisa dikata gizi untuk anak sudah bisa terpenuhi dengan baik dari sebelumnya “.

keluarga sejahtera terbukti dengan adanya jenis dari pekerjaan tambahan ini sebagai buruh wanita memiliki dampak positif atau keuntungan yang banyak kepada para buruh wanita serta keluarganya masing-masing. Yaitu dapat membantu dalam perekonomian keluarga, sebagai wadah untuk silaturahmi, dan lainnya”.

13. Apakah antara Buruh Wanita WAA Buruh Wanita MS (45 Buruh Wanita MI (47 Melalui dari hasil serta

(19)

pemasukan dan pengeluaran anda seimbang

(50 Tahun) “Iya bisa dikata Saya berusaha sebaik mungkin untuk seimbangkan di antara pemasukan dan juga pengeluaran sehari- hari untuk keluarga”.

Tahun) “Wah sudah pastimi itu harus ki seimbangkan ki semua untuk kepentingan bersama”.

Tahun) “ Ya, iya harus diseimbangkan”.

wawancara bersamaan ini beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik kesimpulan bahwa di antara pemasukan dan pengeluaran keluarga masing-masing ibu rumah tangga mengatur dengan baik atau seimbang antara keduanya untuk segala kebutuhan yang ada dalam keluarganya yang berlangsung lama”.

14. Apakah pendapatan Buruh Wanita MS (45 Buruh Wanita MI (47 Buruh Wanita HA (48 Melalui dari hasil serta

(20)

yang anda peroleh cukup untuk disisihan sebagai tabungan

Tahun) “Iya karena Saya selalu berusaha untuk dapat menabung dalam setiap harinya”.

Tahun) “Saya kira cukup ya, kalau saya tidak tau kalau ibu-ibu yang lainnya”.

Tahun) “Itu harus kita lakukan cukup tidak cukup setidaknya kita sisihkan sedikit demi sedikit karena kita tidak tau apa yang akan mungkin terjadi ke depannya serta dalam keluarga kita sendiri”.

wawancara bersamaan ini beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik kesimpulan bahwa dengan pendapatan yang peroleh cukup untuk disisihan sebagai tabungan karena mereka memiliki fikiran untuk digunakan secara tiba-tiba nantinya”.

15. Apa yang menjadi prioritas utama keluarga anda sehingga berusaha

Buruh Wanita Mi (47 Tahun) “Tujuan utama yaitu kan bisa dipake misalkan tabungannya

Buruh Wanita HA (48 Tahun) “Namun yang pastinya itu untuk masa depan dan

Buruh Wanita AR (50 Tahun) “Ya karena saya dan suami memiliki serta juga

Melalui dari hasil serta wawancara bersamaan ini beberapa narasumber itu yang mana dapat kita tarik

(21)

untuk menabung hasil pendapatan

sudah terkumpul baru ada hal mendadak yang membutuhkan uang lebih kan bisa langsung digunakan untuk menambah bisa saja misalkan untuk biaya pendidikan, untuk berobat kalau sakit, dan keperluan yang lainnya untuk keluarga ya”.

kenyamanan keluarga kami apa lagi penghasilannya suami tidak bisa langsung didapat dalam waktu satu hari jadi kami menabung demi untuk kepentingan keluarga serta itu juga untuk kenyamanan bersama, karena biasa kita was- was kalau tida memiliki tabungan”.

anak perempuan 4 orang cewek yang semuanya mau untuk sekolah jadi kami menabung dan dengan prioritas utama untuk biaya pendidikan anak –anak kami, cukuplah kami para orang tua yang tidak memiliki pendidikan akibatnya beginilah kehidupan kami “.

kesimpulan bahwa yang menjadi prioritas utama keluarga dari buruh wanita sehingga berusaha untuk menabung. Yaitu mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi kedepannya jadi harus menabung untuk masa depan keluarga untuk bisa digunakan secara tiba-tiba kalau ada keperluan mendadak keluarga”.

(22)

B. Triangulasi Tehnik N

O

Rumusan Masalah Wawancara Observasi Dokumentasi Interprestasi Teori

1. Bagaimana

kondisi sosial ekonomi keluarga buruh wanita yang

berada di

Manggugu

Menurut ibu WAA (50 Tahun) selaku buruh wanita di Manggugu di mana mengatakan bahwa

“Kondisi sosial ekonomi dari keluarga saya itu sebenarnya jauh dari kata sempurna tapi untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-hari keluarga saya lumayan cukup terpenuhi selama ini.

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan maka telah ditemukan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga buruh wanita yang berada di Manggugu.

Dilihat dari segi hubungan sosial yang terjadi di masyarakat sangat terjalin dengan baik dari sebelumnya, terlihat dengan adanya

Adapun hasil yang sama telah ditemukan peneliti melalui dokumentasi berupa jurnal Risma Listiana 2018/11/10 yaitu:

“Kondisi Kehidupan sosial ekonomi dari sebagian keluarga buruh tani rumput laut yang jika dilihat dari kondisi pendidikan, pendapatan dan juga kondisi dari rumah, serta juga kesehatan

Adapun kesimpulan dari hasil observasi, wawancara serta dokumentasi yang sebelumnya telah diuraikan yaitu kondisi ekonomi di keluarga serta buruh wanita yang ada di Manggugu sudah mulai meningkat dari sebelumnya.

Selain kebutuhan rumah tangga yang sudah terpenuhi,

Teori Gender

(23)

Terlebih lagi biaya pendidikan sudah jadi tinggi”.

suatu acara atau kegiatan sosial lainnya masyarakatnya sangat antusias mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung.

bisa dikatakan sudah cukup layak. Namun terdapat juga beberapa diantaranya yang juga belum bisa dikatakan layak dari yang lain”.

serta anak-anak dari buruh wanita juga sudah banyak yang menempuh jalur pendidikan sampai ke universitas.

Menurut ibu MS (45 Tahun) selaku buruh wanita mengatakan bahwa “Jika Kondisi sosial ekonomi dari

Adapun Kondisi sosial ekonomi keluarga buruh wanita di Manggugu sudah mengalami atau telah

Hasil dokumentasi ketika buruh wanita sedang bekerja di lahan pertanian milik

Dari hasil penelitian yang juga dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi di

Teori Gender

(24)

keluarga saya itu sudah mengalami suatu peningkatan.

Dengan adanya pekerjaan tambahan sebagai buruh wanita dapat memperbaiki tingkat kondisi sosial ekonomi keluarga saya jadi lebih baik.

terjadi suatu bentuk peningkata yang lebih baik dari sebelumnya.

Selain dari kebutuhan rumah tangga yang sudah terpenuhi, anak- anak dari buruh wanita juga sudah

banyak yang

menempuh pendidikan.

orang lain seperti dibawah ini:

keluarga serta buruh wanita yang ada di Manggugu sudah mulai meningkat dari sebelumnya.

Sebab dengan ada pekerjaan tambahan bagi para ibu rumah tangga sehingga Kehidupan rumah tangga layak.

Menurut Bapak S (43 Tahun) selaku kepala rumah tangga di Manggugu yang mana ia mengatakan bahwa “Kondisi sosial ekonomi dari keluarga kami itu

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan maka telah ditemukan bahwa dari kondisi ekonomi keluarga bapak S itu sudah

Adapun hasil dari dokumentasi ketika bapak S selaku kepala rumah tangga ataupun suami dari buruh wanita sedang ikut

Dari hasil penelitian yang juga dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi di keluarga Bapak S (43 Tahun) dimana sudah mengalami

Teori Gender

(25)

bisa dikatakan kalau sudah cukup karena selain saya istri saya juga bekerja di salah satu lahan pertanian milik orang lain dengan upah harian sesuai dengan hasil hasil kesepatakan sebelumnya. Selain itu ia juga biasa membantu saya dalam bekerja di kebun sendiri untuk menambah jumlah penghasilan untuk keluarga saya”.

layak terlihat dari beberapa benda yang peneliti observasi yaitu rumah, fasilitas anak dan keluarga, pemenuhan kebutuhan keluarga, serta sumber beberapa sumber dari penghasilan keluarga yang juga mendukung adapun kondisi sosial ekonomi dari keluarga bapak S termasuk ke dalam golongan layak.

Adapun hubungan sosial keluarga bapak S terjalin dengan baik.

serta bekerja untuk membantu masyarakat lain disekitarnya atau mereka menyebutnya dengan gotong royong bersama tanpa di gaji oleh pemilik lahan pertanian orang lain yang terlihat seperti dibawah ini:

peningkatan dari sebelumnya.

Karena kerja sama antara suami dan istri yang terjalin diantara keduanya sangat baik serta ada pula pekerjaan tambahan yang bagi istrinya.

Dimana dia istrinya juga bekerja diluar rumah sebagai salah satu buruh wanita serta dari sekian banyaknya buruh wanita lainnya.

(26)

Menurut HB (17 Tahun) selaku Siswa SMA dan juga anak dari buruh wanita di Manggugu yang mana ia mengatakan bahwa “Jika Kondisi sosial ekonomi di keluargaku itu sudah cukup karena biaya pendidikan dan juga keseharian saya di

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan maka telah ditemukan bahwa dari kondisi ekonomi keluarga HB yaitu sudah terbilang cukup dan layak karena terbukti karena dari observasi fasilitas yang dipakai oleh HB

Adapun hasil dari dokumentasi ketika proses dari penelitian berlangsung pada saat peneliti melakukan wawancara dengan HB yang terlihat seperti dibawah ini:

Adapun kesimpulan dari hasil observasi, wawancara serta dokumentasi yang sebelumnya telah diuraikan yaitu kondisi ekonomi di keluarga dari HB berdasarkan hasil observasi, dan juga wawancara yang telah juga dilakukan

Teori Gender

(27)

sekolah itu sudah terpenuhi dengan baik. Baik itu uang buku maupun uang jajan saya dan adik- adik di sekolah”.

sudah memadai yang dipakai ke sekolah seperti kendaraan dan juga beberapa fasilitas lainnya yang sudah terpenuhi dengan baik.

serta dokumentasi.

Yang mana HB mengatakan bahwa kondisi sosial ekonomi dalam keluarganya sudah terbilang layak.

2. Bagaimana bentuk kontribusi yang telah di lakukan oleh kaum buruh wanita tehadap peningkatan kesejahteraan

keluarga di Manggugu

Menurut ibu AR (50 Tahun) selaku buruh wanita mengatakan bahwa“Saya sebagai seorang istri dan juga ibu rumah tangga namun untuk meningkatkan serta kesejahteraan dalam keluarga, saya juga

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan maka telah ditemukan bahwa dari secara umum mereka sudah melakukan ataupun terlibat baik secara langsung serta dalam

Adapun hasil dari dokumentasi ketika proses dari penelitian berlangsung pada saat peneliti melakukan wawancara dengan ibu AR yang terlihat seperti dibawah ini:

Dari hasil penelitian yang juga dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa Bentuk kontribusi yang dilakukan oleh kaum buruh wanita tehadap peningkata kesejahteraan kelua rga yaitu terlihat

Teori Gender

(28)

memiliki peran yang penting karena ada seorang anak yang harus saya didik di rumah sehingga anak saya juga bisa menanamkan nilai- nilai regilius, sifat disiplin dan juga bertanggung jawab.

Disamping itu juga bekerja diluar rumah sebagai petani dan buruh wanita demi membantu suami untuk melengkapi kebutuhan keluarga saya”.

memberikan suatu bentuk dari kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraaan dari keluarga dengan cara melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga serta mengurus anak-anaknya.

Sekaligus iya juga bekerja diluar rumah sebagai petani dan juga sebagai buruh wanita tidak lain untuk melengkapi segala jenis kebutuhan keluarganya dalam sehari-hari.

bahwa mereka melakukan segala pekerjaan rumah sesuai tugas dan tanggung jawab sebagai sebagai istri dan juga mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan keperluan suami serta anak mereka.

Namun ada juga kontribusi lainnya yang dilakukan oleh ibu rumah tangga selain di rumah yaitu sebagai buruh wanita.

(29)

Menurut Bapak S (43 Tahun) selaku kepala rumah tangga di Manggugu yang mana ia mengatakan bahwa “Menurut saya ada juga bentuk kontribusi buruh wanita terhadap peningkatan dalam kesejahteraan dalam keluarga.

Alhamdulillah bagus karena menambah penghasilan suami seperti saya, karena saya lihat seperti istri saya yang ikut bekerja juga sebagai

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan maka telah ditemukan bahwa memang betul adanya kontribusi dari istri para petani khususnya bapak S yang terlihat ikut serta dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan dalam kesejahteraan dalam keluarga. Hal tersebut terbukti dengan keseharian istri bapak S yang mana selama ini telah jadi buruh

Adapun hasil yang sama telah ditemukan peneliti melalui dokumentasi berupa jurnal Lestariningsih, Basuki, B dan Emdang, 2018/11/10 yaitu: Wanita petenak sapi perah mempunyai yang mana memiliki peran meningkatkan taraf hidup dalam keluarga. Kontribusi pendapatan istri atau wanita dalam keluarga sebesar 44,99%, dari total pandangan keluarga sehingga berperan serta ikut

Dari hasil penelitian yang juga dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa Bentuk-bentuk dari kontribusi yang dilakukan oleh buruh wanita di Manggugu.

Terdapat lebih dari diantaranya sebagai ibu rumah tangga juga sebagai buruh wanita. Adapun bentuk kontribusi yang diberikan oleh buruh wanita dinilai sangat bermanfaat serta ikut membantu

Teori Gender

(30)

buruh wanita di lahan perkebunan milik orang lain dengan upah yang sudah ditentukan atau disepakati oleh masyarakat”.

wanita dan tergabung dalam kelompok yang biasa disebut oleh masyarakat sebagai karyawan lessuna di daerah Manggugu dan sekitarnya.

dalam meningkatkan kesejahteraan dalam keluarga yang mendukung dalam sistem kesejahteraan keluarga dari segi kontribusi buruh wanita terhadap pemenuhan kebutuhan

suami atau bapak S dalam mencari nafkah demi untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga dalam keluarga.

Menurut Bapak M (45 Tahun) selaku Kepala Desa di Manggugu yang mana ia mengatakan bahwa “Berdasarkan pengamatan saya nak sebagai kades di manggugu sudah mulai mengalami

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan maka telah ditemukan bahwa bentuk-bentuk kontribusi yang telah di lakukan oleh kaum buruh wanita tehadap peningkatan dalam

Adapun hasil yang sama telah ditemukan peneliti melalui dokumentasi berupa jurnal Sinadia, J. B Wangke, W.M (2007).

2017/11/10 yaitu:

“Hasil menunjukan bahwa persentase perempuan dari yang bekerja sebagai buruh

Dari hasil penelitian yang juga dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa bentuk kontribusi yang dilakukan oleh kaum buruh wanita tehadap peningkat kesejahteraan dari keluarga yaitu

Teori Gender

(31)

peningkatan yang terlebihnya dibidang perekonomian.

Mengapa saya mengatakan hal demikian karena kaum wanita disini sudah mulai mandiri dan sudah tidak memakai paham dari orang terdahulu bahwa kaum wanita harus di rumah karena dari faktanya sekarang dari kaum wanita karena saat sekarang rata-rata atau hampir secara keseluruhan banyak

kesejahteraan

keluarga yaitu salah

satu yang

mendukungnya suatu kesejahteraan

keluarga yaitu peran dan tanggung jawab seorang istri atau ibu rumah tangga Karena dia yang jadi jantungnya sebuah keluarga yang baik.

Didikan yang

diberikan dalam sebuah keluarga mampu melahirkan suatu generasi yang berkualitas terbukti dari hasil observasi

memberikan beberapa kontribusi dari sebesar 44,90%. Kontribusi buruh perempuan sebesar 44,90% Ini juga artinya bahwa kontribusi pendapatan perempuan terhadap pendapatan keluarga di yang ada di Kelurahan Tumumpa II baik, yang di maksud dengan baik adalah juga dengan pendapatan serta yang diperoleh perempuan dengan bekerja sebagai buruh sudah sangat membantu

suami dalam

memenuhi segala dan mencukupkan

beberapa kebutuhan dalam rumah tangga setiap hari. Sehingga bila tanpa kontribusi dari perempuan, maka kebutuhan dalam

terlihat bahwa mereka melakukan segala pekerjaan rumah sesuai tugas dan tanggung jawab sebagai sebagai istri, dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan keperluan suami serta anak mereka.

Namun ada juga kontribusi lainnya yang dilakukan oleh ibu rumah tangga selain di rumah yaitu sebagai buruh wanita di lahan pertanian orang lain

(32)

wanita yang bekerja diluar rumah baik perkantoran ataupun PNS. Sedangkan di masyarakat yang memiliki pendidikan yang rendah mereka bekerja sebagai buruh wanita serta sekaligus ibu rumah tangga baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga”.

penelitian terdahulu.

Apalagi juga dengan bertambahnya tugas, tanggung jawabnya karena suatu tuntutan ekonomi harus bekerja sebagai buruh wanita diluar rumah. Hal demikian menandakan bahwa kontribusi seorang istri dan buruh wanita sangat besar terhadap suatu kesejahteraan dari suatu keluarga.

keluarga belum dapat tercukupi dengan baik di keluarganya”.

dengan upah harian dengan jumlah yang sudah disepakati sebelumnya sesuai dengan harga yang dimasyarakat pada umumnya. Sebagai buruh wanita serta sekaligus ibu rumah tangga baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga.

3. Bagaimana

implikasi sosial kontribusi buruh wanita tehadap

Menurut HB (17 Tahun) selaku Siswa dan Anak dari buruh wanita di Manggugu

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan

Adapun hasil dari dokumentasi ketika proses dari penelitian

Dari hasil penelitian yang juga dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa

Teori Gender

(33)

peningkatan kesejahteraan

keluarga di Manggugu

yang mana ia mengatakan bahwa

“Kalau saya ia enakki karena adami penghasilan dari mama jadi untuk dimakan kalau pagi sampe sore hari sudah nyaman maki, Sama juga untuk uang jajan saya selalu bawa untuk makan di sekolah, apa lagi saya di sekolah sampai sore bahkan biasa pulang magrib karena sudah full day school ditambah lagi

maka telah ditemukan bahwa implikasi sosial kontribusi buruh wanita tehadap peningkatan dalam kesejahteraan

keluarga itu sangat memiliki dampak yang serius terhadap keluarga, terlebih lagi dengan anak para buruh wanita seperti HB yang karena dengan kesibukan orang tuanya terpaksa harus mengurus sendiri adiknya sebelum kesekolah.

Hal itu juga terlihat

berlangsung pada saat peneliti melakukan wawancara serta observasi dengan HB yang mana gambar tersebut diambil atas berdasarkan izin dan pengetahuan dari sumber informasi yang bersangkutan:

Dampak positif bagi siswa atau anak buruh wanita yang makan dikantin pada saat jam istrahat berlangsung:

dapat dikatakan bahwa terdapat juga dampak negative yaitu kurangnya waktu santai untuk berkumpul dengan keluarga, serta pekerjaan rumah yang biasa tidak selesai, serta beberapa kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak mereka yang masih dibawah umur. Adapun juga Dampak positif yaitu memperbaiki kondisi sosial dan

(34)

dengan kegiatan ekstrakulikuler. Tapi itumi juga susahnya karena pagi-pagi sekali berangkat mi mamaku bekerja kan saya anak paling besar yang harus mengurus adik-adik saya untuk ke sekolah yang satunya sudah SD kelas 1 dan satunya lagi baru TK, jadi biasa kalau saya terlambat bangun pagi mana lagi adik- adik saya yang harus saya urus karena

saat observasi berlangsung karena terlambat ke sekolah dari jam yang seharusnya sebagai siswa. Adapun hal demikian diperkuat oleh salah satu guru di sekolah SMA yang mengatakan bahwa memang siswa yang sering terlambat itu adalah dominan dari kalangan anak buruh wanita dengan berbagai macam alasan yang diberikan kepada guru yang piket di pagi hari.

Proses dalam belajar mengajar siswa yang tidak mengantuk karena sudah makan pada jam istrahat jadi belajarpun fokus :

Dampak negatif bagi

perekonomian dari keluarga, serta meningkatkan suber daya manusia, serta sebagai salah satu wadah yang dalam mempererat tali silaturahmi dalam masyarakat yang sebelumnya kurang berjalan dengan baik serta karena kurangnya bentuk sosialisasi serta berbagai interaksi yang terjadi dari individu lainnya di masyarakat.

Namun berdasarkan

(35)

belum bisa apa-apa jadi saya biasa yang terlambat ke sekolah jadi biasa saya mendapatkan sanksi kalau sudah lebih dari tiga kali catatan terlambat otomatis kalau lambat saya dikasi arahan atau kerjaan sampai pada beberapa menit secara otomatis saya tertinggal mengikuti mata pelajaran yang sedang pada saat itu berlangsung”.

Sedangkan dalam pembelajaran sudah jelas terlihat di luar pagar bagi siswa yang terlambat mengikuti upara pada hari senin berjejeran kemudian guru sedang piket memasukkan mereka kedalam ruangan BK secara begitu mereka tertinggal materi dari guru yang mengajar diawal materi, hal demikian ini yang harus diperhatikan baik dengan baik oleh para orang tua siswa.

siswa atau anak buruh wanita yang selalu datang terlambat ke sekolah yang mana sedang menerima beberapa arahan dan teguran dari pihak kesiswaan di Sekolah:

hasil wawancara, observasi, serta dokumentasi pada dasarnya semua menyebutkan

bahwa implikasi yang terjadi bukan hanya dirasakan oleh buruh wanita melainkan sangat dirasakan dan berpengaruh yang besar terhadap perkembangan

anak, serta terhadap suami dan keluarga besar lainnya.

(36)

Menurut ibu AR (50 Tahun) selaku buruh wanita di Manggugu yang mana ia mengatakan bahwa

“Kalau saya tidak baiknya pekerjaan saya sebagai buruh wanita yaitu saya harus berangkat pagi-pagi sekali dari jam 07.00 sementara itu saya memiliki anak-anak yang sekolah di SD dan SMA jadi biasa saya hanya menyiapkan keperluan mereka diatas meja dan

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan maka telah ditemukan bahwa ibu AR tidak memiliki waktu untuk mengurus anaknya sebelum ke sekolah karena beliau harus berangkat kerja pukul 07.00 pagi. Adapun Kondisi tubuh atau daya tahan tubuh buruh wanita sudah mengalami penurunan karena pengaruh dari racun yang ada dihasil panen, tempat mereka

Adapun hasil yang sama telah ditemukan peneliti melalui dokumentasi berupa jurnal Ramadhani, N.

2016/11/10 yaitu:

“Hasil temuan dalam penelitian terungkap bahwa gambaran umum peran ganda pada perempuan pengrajin batik yaitu peran sebagai ibu rumah tangga, peran sebagai pengrajin, batik, dan peran sebagai anggota masyarakat dengan menjadi anggota PKK

Dari hasil penelitian yang juga dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa dapat dikatakan bahwa dampak negatif yaitu kurangnya waktu untuk berkumpul dengan keluarga, pekerjaan rumah yang biasa tidak selesai, kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak mereka yang masih dibawah umur.

Dampak positif :

Teori Gender

(37)

pakaian mereka jadi biasa saya tidak di rumah saat mereka pergi ke sekolah masing-masing.

Daya tahan tubuh saya juga tidak tahan seperti buruh wanita lainnya, karena pengaruh racun. Bagusnya juga dengan adanya pekerjaan ini kebutuhan ekonomi saya dan keluarga sudah lebih baik dari sebelumnya, anak- anak juga sudah bisa saya kasi uang jajan

bekerja. Namun sedangkan dampak positifnya kebutuhan ekonomi keluarganya sudah membaik dan anak-anak mereka sudah bisa membawa uang jajan ke sekolah serta sudah bisa membeli segala biaya kebutuhan sekolah anaknya. Namun yang paling penting itu adalah buruh wanita dapat membantu suami dalam mencari nafkah agar tidak setengah mati dalam bekerja mencari

dan juga anggota dari majelis-majelis ta’lim.

Kendala yang juga dirasakan perempuan pengrajin batik dalam menjalankan semua perannya berasal dari internal dan eksternal.

Kendala internal yaitu lelah secara fisik dan mental, jenuh, malas, dan kendala eksternal yaitu adanya bentuk keterbatasan waktu.

Dampak yang terjadi pada perempuan pengrajin batik dalam menjalankan peran gandanya berdampak

Akan memperoleh beberapa jumlah penghasilan, serta sehingga dapat membantu ekonomi keluarga, adanya kerja sama antara suami dan istri serta

anak dalam

menyelesaikan

tugas rumah tangga, lingkungan sosial karena telah banyak mengikuti kegiatan di dalam suatu masyarakat.

Sedangkan dampak negatifnya yaitu berkurangnya

(38)

setiap harinya, dan adapun kebutuhan sekolah anak saya.

Dengan begini saya bisa membantu suami mencari nafkah jadi suami tidak setengah mati dalam bekerja untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga di keluarga saya”.

nafkah untuk biaya Kehidupan keluarga.

Sedangkan dampak negatifnya yaitu berkurangnya waktu untuk keluarga mereka masing- masing. positifnya

serta akan

memperoleh beberapa penghasilan sehingga dapat membantu perekonomian

keluarga, adanya kerja sama antara suami dan istri serta anak dalam menyelesaikan suatu tugas rumah tangga.

positif dan negative.

Dimana dampak positifnya serta akan memperoleh beberapa penghasilan sehingga dapat membantu perekonomian

keluarga, adanya kerja sama antara suami dan istri serta anak dalam menyelesaikan suatu tugas rumah tangga, meningkatkan serta keterampilan dalam membatik

memperluas

lingkungan sosial karena telah banyak mengikuti kegiatan di

waktu untuk keluarga dari masing-masing juga buruh wanita.

Hal demikian kini diperkuat oleh beberapa hasil penelitian mulai dari observasi yang ditemukan dilokasi atau dilapangan, kemuadian hasil dari wawancara yang dilakukan bersama dengan para informan, serta di lengkapi dengan dokumentasi yang bukan hanya berupa

(39)

masyarakat.

Sedangkan dampak negatifnya yaitu berkurangnya waktu untuk keluarga”.

foto saat dilapangan melainkan

diperkuat dengan dokumen yang jadi referensi bacaan peneliti.

4. Bagaimana solusi tehadap implikasi sosial kontribusi buruh wanita tehadap

peningkatan kesejahteraan

keluarga di Manggugu

Menurut ibu MS (45 Tahun) selaku buruh wanita di Manggugu yang mana ia mengatakan bahwa

“Kalau ada masalah dalam keluarga saya nak’ itumi saling komunikasi dalam keluarga dengan melihat kondisi dan situasi mana terlebih dahulu dalam untuk

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan maka telah ditemukan bahwa solusi untuk memecahkan masalah yang ada dengan saling menghargai posisi kita sebagai istri ada suami yang harus kita hargai sebelum mengambil

Adapun beberapa hasil yang sama telah ditemukan peneliti melalui dokumentasi dengan website yakni https://www.google.co m/amp/s/cintalia.com /2019/11/13 yaitu:

“Adapun cara-cara dalam menyelesaikan suatu masalah dalam keluarga yaitu dengan fokus pada inti yang

Dari hasil penelitian yang juga dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa ada solusi tehadap implikasi sosial dari kontribusi buruh wanita tehadap peningkatan dalam kesejahteraan suatu keluarga dapat diselesaikan dengan beberapa cara yakni

Teori Gender

(40)

melakukan sebuah tindakan juga karena kalau adami masalah akan sulit maki untuk komunikasi kalau kita sama- sama emosi maki.

Berbeda dengan mencegah karena bisa jaki saling komunikasi dengan baik terlebih dahalu untuk meminta pendapat dengan suami misalnya ada yang kurang berkena dipahami atau ada berkelainan”.

keputusan harus berkomunikasi dengan suami sebagai kepala keluarga serta antara suami dan istri harus mengetahui apa fungsi dan peran masing- masing. sementara jika sudah ada masalah harus mengutamakan yang namanya musyawarah dalam keluarga tanpa ada kekerasan satu sama lain. Maupun ibu MS yang lebih mengarah pada selalu komunikasi serta juga mengutamakan

jadi persoalan dalam keluarga dengan cara berterus terang.

kemudian suami dan istri saling terbuka tanpa harus saling menyalahkan satu sama lain, buanglah sifat egois dalam diri masing-masing,

menjadi pribadi yang memiliki sifat santun dan terbuka yang memandang bahwa tidak ada satupun manusia dimuka bumi ini yang mampu lolos dari kesalahan dan kelemahan, memiliki

harus mendapatkan izin dari suami untuk bekerja diluar rumah, serta harus mampu membagi waktu antara suatu pekerjaan keluarga, memprioritaskan itu tanggung jawab dalam keluarga, menjalankan suatu berbagai fungsi dan peran dalam suatu keluarga, dan yang paling penting yaitu harus mampu dalam menjaga komunikas antara suami, istri, dan anak agar tetap

(41)

Menurut bapak M (45 Tahun) yang juga kepala desa di Manggugu yang mana ia mengatakan bahwa “Berdasarkan hasil pengamatan saya di lingkungan ini memang banyak masalah yang salah satunya yaitu terkait dengan pengawasan terhadap anak yang masih di bawah umur. Disini untuk menyelesaikan hal – hal persoalan yang terjadi baik kepala

musyawarah dengan baik sesama keluarga.

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di lapangan maka telah ditemukan bahwa solusi untuk memecahkan masalah yang ada dengan saling menghargai posisi kita sebagai istri dan juga suami dalam keluarga.

Karena biasa

terkadang permasalah dalam suatu keluarga nampak sangat sulit untuk diselesaikan

sifat yang pemaaf”.

Adapun beberapa hasil yang sama telah ditemukan peneliti melalui dokumentasi dengan website yakni https://www.jw.org/id /2019/11/13 yaitu:

“Adapun cara-cara dalam menyelesaikan suatu masalah dalam keluarga yaitu membicarakan dengan baik masalah yang sedang dihadapi, dan saling mendegarkan apa yang jadi keluhan masing-masing dalam keluarga dan berusaha

harmonis.

Dari hasil penelitian yang juga dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa ada solusi tehadap implikasi sosial dari kontribusi buruh wanita tehadap peningkatan dalam kesejahteraan suatu keluarga dapat diselesaikan dengan beberapa cara yakni Jadwalkan waktu untuk berkumpul dan berbicara dalam kepada keluarga, dan fokus terhadap

Teori Gender

(42)

keluarga dan istri harus berkomunikasi dengan baik-baik, orang tua harus bisa menyesuaikan jika fungsi dan peran dalam keluarga serta harus memikirkan bagaimana masa depannya anak.

semua ini berawal dari kurangnya sifat saling terbuka serta saling menghargai tentang posisi dalam suatu keluarga. Hal tersebut yang terkadang biasa kita temui dalam suatu keluarga dan sifat saling menghargai satu sama lain yang kurang dipahami”.

untuk kedua mengerti, laksanakan apa yang menjadi ini keputusan bersama berdasar hasil keputusan, kemudian berusaha untuk saling mengatasi antara satu dengan yang lainnya dalam keluarga agar masalah bisa teratasi”.

suatu masalah yng sedang dihadapi, kemudian memiliki sifat saling terbuka dalam keluarga, mendegarkan tanpa harus menginterupsi jika terdapat suatu perbedaan supaya masalah teratasi.

C. Triangulasi Waktu Informan 1

NO Pertanyaan Rabu, 16 Oktober 2019 Kamis, 17 Oktober 2019 Sabtu, 19 Oktober 2019 Interprestasi

(43)

1. Apakah pendidikan terahir anda dan suami anda

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Saya tamatan Sekolah Dasar samaji dengan suami saya”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Hanya sampe di SD saja, sama ji dengan bapaknya anak-anak di sini”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Hanya sampai di bangku Sekolah Dasar”.

Terdengar dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa dia dan suaminya hanya memiliki pendidikan yang tidak tinggi yaitu hanya tamatan sekolah dasar dan tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi”.

2. Apakah anda paham Buruh Wanita WAA Buruh Wanita WAA (50 Buruh Wanita WAA Berdasar pada dari

(44)

mengenai kesejahteraan keluarga

(50 Tahun) “Iya kala seperti keluarga yang sudah mapan dalam hal ekonomi, pendidikan yang tinggi, agama punya keimanan dala keluarga yang bagus dan sebagainya”.

Tahun) “Menurut saya sendiri kesejahteraan di keluarga itu kalau mampumi secara umum penuhi segala kebutuhan dalam keluarga”.

(50 Tahun) “Kalau normal mi kehidupan di dalam suatu keluarga dalam hal memenuhi segala

kebutuhan. Bisami itu di bilang keluarga sejahtera”.

hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan itu bahwa suatu keluarga yang sudah mapan dalam hal ekonomi, agama, dan pendidikan yang tinggi, adapun punya 3. Menurut pandangan

anda bagaimana sebenarnya yang dimaksud keluarga sejahtera

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Kalau saya keluarga sejahtera itu adalah keluarga yang hidupnya sudah serba tercukupi bahkan lebih dalam memenuhi segala kebutuhan pokok”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Iya itu yang sama yang saya bilang kemaren kalau keluarga sejahtera itu adalah keluarga yang hidupnya serba tercukupi bahkan lebih dalam memenuhi

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Misalkan suatu keluarga itu bisami memenuhi segala hal kebutuhan keluarganya jadi bisami di bilang itu keluarga sejahtera”.

Berdasarkan hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa menurutnya keluarga sejahtera itu adalah

(45)

kebutuhan pokok”. suatu keluarga yang hidup sudah serba terpenuhi dan juga memenuhi segala hal kebutuhan pokok”. 4. Menurut anda apakah

keluarga anda sudah termasuk bagian kedalam golongan keluarga sejahtera

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Menurut saya belum karena keluarga saya masih jauh dari kata golongan keluarga sejahtera”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Kalau itu masih belumlah jauh dari kata golongan orang - orang atau keluarga sejahtera”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Menurut saya belum karena keluarga saya masih jauh dari kata golongan keluarga sejahtera”.

Terdengar dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa keluarganya masih belum dapat atau di golongkan ke dalam keluarga sejahtera”. 5. Apakah kondisi

ekonomi keluarga anda dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Iya sangat- sangat mempengaruhi terhadap tingkat dalam

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Sudah pasti, yang namanya kondisi ekonomi keluarga tentu

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Kalau masalah itu sudah jelas namanya kondisi

Berdasar pada dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari

(46)

anda kesejahteraan keluarga” memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesejahteraan keluarga”.

ekonomi dalam keluarga tentu memiliki pengaruh ya, terhadap kesejahteraan dalam keluarga”.

narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa kondisi ekonomi dalam suatu keluarga itu merupakan satu diantara beberapa penunjang untuk meningkatkan atau mencapai suatu kesejahteraan dalam keluarga”.

6. Kapan biasanya anda bekerja sebagai buruh wanita

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Setiap harinya dari sekitar jam 07.00 sampai sore”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Ya setiap hari selama ada yang panggil kita kerja”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Setiap harinya karena kan sudah menjadi sumber penghasilan saya dan keluarga”.

Berdasar pada dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa biasanya para

(47)

buruh wanita atau ibu WAA berangkat bekerja sebagai buruh wanita Setiap harinya dari sekitar jam 07.00 sampai sore”.

7. Dimana biasanya anda bekerja sebagai buruh wanita

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Di lahan pertanian orang lain”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Di lahan pertanian milik orang.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Di lahan pertanian orang lain”.

Berdasar pada dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa ibu WAA biasanya bekerja di lahan pertanian atau milik orang lain sebagai buruh wanita”.

(48)

8. Bagaimana anda bisa mengetahui bahwa tenaga anda dibutuhkan

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Kalau ada yang dipanggil pasti mereka panggil saya kan butuh buruh wanita yang banyak”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Misalkan a yang pemilik lahan datang menemui kita di rumah memberi informasi kalau dia membutuhkan sekian tenaga buruh wanita yang dia butuhkan maka kita cari buruh wanita lain yang tidak memiliki tempat kerja untuk ikut bekerja dengan kita”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Misalkan ada yang panggil pasti mereka akan saya panggil juga buruh wanita yang lainnya banyak”.

Berdasar pada dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa parah buruh wanita mengetahui kalau tenaga mereka di butuhkan dibutuhkan karena pemilik lahan datang sendiri untuk mencari mereka di salah satu rumah buruh wanita”.

9. Apakah kendala anda selama bekerja sebagai buruh wanita

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Kendala

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Kendala saya selama bekerja sebagai

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Sama dengan kemarin dimana

Berdasar pada dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai

(49)

saya itu sebenarnya tidak ada hanya saja pekerjaan di rumah saya yang terkadang tidak selesai, sementara anak saya belum dewasa semua jadi rasa capeknya itu tinggi”.

buruh wanita yaitu pekerjaan rumah yang biasa tidak selesai dalam satu hari, serta yang kita pegang sehari-hari itu kan mengandung racun semua jadi kesehatan dapat terganggu”.

dengan perjaan ini kesehatan dapat terganggu karena racun serta pekerjaan rumah yang biasa tidak selesai”.

salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa masalah yang di rasakan oleh ibu WAA yaitu ada beberapa pekerjaan rumahnya yang biasa ia tidak selesai kan.

Kondisi kesehatan mereka juga menurun karena setiap hari harus berinteraksi dengan racun yang lengket di hasil panen sehingga kesehatan ibu WAA dan teman yang lain menurun”.

(50)

10. Bagaimana pandangan suami anda tentang seorang istri yang bekerja sebagai buruh wanita

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Ya bagi bapaknya anak-anak selama tidak ada paksaan tidak jadi masalah yang jelas tugas dan tanggung jawab saya tetap dilaksanakan“.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Mau bagaimana lagi namanya juga tuntutan ekonomi dalam keluarga selagi tidak melewati batas waktu tidak jadi masalah bagi suami saya di rumah”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Menurut ibu Pandangannya ya sebenarnya maunya di rumah tapi keadaan dan kondisi yang harus memaksa kita untuk mengambi jalan keluar sebagai buruh wanita jadi begitulah adanya”.

Berdasar pada dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa pandangan suaminya tentang seorang istri yang bekerja sebagai buruh wanita yaitu sebenarnya maunya di rumah namun karena keadaan ekonomi yang sangat menuntut sehingga mereka keluar area public untuk bekerja, namun tidak ada

(51)

paksaan dari suami hanya saja tetap mereka harus konsisten terhadap tugas dan tanggung jawab mereka sebagai istri dan juga sebagai ibu dari anak-anak mereka”. 11. Bagaimana pandangan

anda sendiri mengenai buruh wanita

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Ya sah-sah saja mau di apa kalau memang harus dijalani, selama itu demi untuk kebaikan jalani saja”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Menurut saya bagus karena tidak melenceng dari apa yang seharusnya kita jalankan yang namanya buruh wanita kan kita kerja”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Malah bagi saya lebih bagus karena selain mandiri bisa juga bantu suami untuk cari nafkah dari pada duduk di tetangga maggosip kan tidak ada gunanya”.

Berdasar pada dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa pandangan ibu WAA sendiri mengenai pekerjaan sebagai buruh wanita

(52)

sah-sah saja atau bahkan lebih baik karena ia memiliki beberapa manfaat yang positive bagi diri mereka sendiri dan keluarga”.

12. Bagaimana cara anda dalam meningkatkan kinerja sebagai buruh wanita

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Kalau bekerja harus serius tidak boleh main-main, pekerjaan kita harus rapih dan bersih, berangkat lebih awal, harus menjaga sikap dan ucapan saat berinteraksi dengan orang lain, karena kita di gaji oleh pemilik

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Kita harus bekerja dengan sebaik mungkin kalau misalkan ada yang kita tidak tau kita bisa belajar sama yang lebih pintar dari kita”.

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Pada dasarnya kalau bekerja harus serius tidak boleh main-main, pekerjaan kita harus rapih dan bersih, berangkat lebih awal, dan harus menjaga sikap.

Kemudian kerja yang harus maksimal supaya kita bisa dipanggil

Berdasar pada dari hasil wawancara dari ibu WAA sebagai salah satu dari narasumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa cara dalam meningkatkan suatu kinerja ibu WAA sebagai buruh wanita yaitu pada saat bekerja harus serius

(53)

lahan supaya kita bisa lebih sering di panggil kalau mereka puas akan kerja kita”.

kembali sama pemilik lahan”.

tidak boleh main- main, pekerjaan kita harus rapih dan bersih, berangkat lebih awal, harus menjaga sikap dan ucapan saat berinteraksi dengan orang lain, mereka juga harus bekerja dengan sebaik mungkin kalau misalkan ada yang meereka tidak tau mereka bisa belajar sama yang lebih pintar dari mereka”.

13. Faktor Apa yang membuat anda memilih

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Salah

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Yang jadi paling

Buruh Wanita WAA (50 Tahun) “Tidak lain

Berdasar pada dari hasil wawancara dari

Gambar

foto saat dilapangan  melainkan

Referensi

Dokumen terkait

4, 2015 ミヤコシン A の構造決定 長鎖アルキル鎖中の分岐メチル基の絶対配置 ミヤコシンAは, 属カイメンから単離された がん細胞に対して細胞毒性を示す化合物で,同属のカイ メンからしばしば見いだされる両末端が高度に不飽和化 した長鎖の鎖状アセチレン化合物に分類される1(図1). ミヤコシンAは,長いアルキル鎖中に分岐メチル基が一