• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA "

Copied!
48
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Instansi Terkait
  • Bagi Peneliti Selanjutnya
  • Bagi Masyarakat
  • Bagi Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA

Keberadaan Bakteri Pada Tangan

  • Jenis Bakteri Pada Tangan
  • Jumlah Bakteri Pada Tangan
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kolonisasi

Price menemukan pada tahun 1938 bahwa bakteri pada tangan dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu bakteri residen dan bakteri sementara yang terdiri dari mikroorganisme yang berada di bawah sel superfisial stratum korneum, dan juga dapat ditemukan pada permukaan kulit. Secara umum, bakteri yang menetap cenderung tidak berhubungan dengan infeksi pada rongga tubuh, mata, dan kulit yang steril. Sedangkan bakteri sementara adalah bakteri yang bertahan hidup dan berkembang biak secara sporadis di permukaan kulit dan dapat menimbulkan penyakit, sehingga sebaiknya dihilangkan dengan mencuci tangan secara rutin.

Bakteri sementara didapat melalui kontak fisik atau kontaminasi dari benda mati dan kemampuannya menularkan bergantung pada spesies, jumlah, kemampuan bertahan hidup, dan kadar air tangan (Trampuz & Widmer, 2004). Kulit manusia normal dihuni oleh bakteri, dengan jumlah bakteri aerobik total berkisar antara 1x106 CFU/cm2 di kulit kepala, 5x105 CFU/cm2 di ketiak, dan 4x104 CFU/cm2 di perut hingga 1x104. Penelitian Fierer sebelumnya menyatakan bahwa jumlah normal bakteri pada tangan adalah 847 CFU/cm2 pada telapak tangan sedangkan pada jari tangan sebanyak 223 CFU/cm2, sehingga total bakteri normal adalah 1070 CFU/cm2.

Price dan peneliti lain mengatakan bahwa meskipun jumlah bakteri yang tinggal dan sementara bervariasi dari orang ke orang, jumlahnya sering kali konstan antar individu (Charles Factor - Faktor Kehadiran Bakteri di Tangan). Banyak faktor yang mempengaruhi bakteri di tangan. yaitu aktivitas di luar ruangan, penggunaan cincin tangan atau barang disekitarnya, dan kelembaban tangan, tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering digunakan sehingga tangan mudah terkontaminasi bakteri. Kemudian kelembapan dari keringat juga berpengaruh, tangan yang basah lebih berisiko menyebabkan penyebaran bakteri pada tangan.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa jumlah bakteri di tangan bergantung pada beberapa faktor, yaitu waktu terakhir kali mencuci tangan, tingkat kontaminasi melalui kontak, dan tingkat kerentanan terhadap mikroorganisme.

Bakteri Staphylococcus

  • Pengertian Staphylococcuss
  • Morfologi Dan Klasifikasi Staphylococcus
  • Tinjuan Singkat Bakteri Staphylococcus
  • Patogenesis Staphylococcus
  • Infeksi Terkait dengan Staphylococcus Aureus
  • Tinjuan Umum Tentang Pemeriksaan

Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini menghasilkan nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut bakteri piogenik. Media Agar Darah merupakan media pertumbuhan bakteri yang dapat membedakan bakteri patogen berdasarkan pengaruh eksotoksin hemolitik bakteri terhadap sel darah merah. Oleh karena itu, Media Agar Darah merupakan media pertumbuhan yang diperkaya secara diferensial dan selektif karena mendukung pertumbuhan organisme yang berbeda dan dapat memberikan sifat spesifik untuk kelompok bakteri tertentu.

Media diferensial adalah media yang ditambahkan bahan kimia tertentu sehingga suatu mikroorganisme membentuk pertumbuhan untuk mengklasifikasikan sekelompok jenis bakteri. Media Agar Darah membedakan bakteri hemolitik dan nonhemolitik berdasarkan kemampuannya dalam melisiskan sel darah merah. Untuk Agar Darah Basa steril yang didinginkan hingga suhu 45-500C, ditambahkan 5% darah steril yang dipanaskan pada suhu kamar (Susan E, 2006).

Media Agar Darah juga dapat membedakan bakteri hemolitik dengan bakteri non hemolitik yang ditandai dengan adanya zona (halo) di sekitar koloni. Dalam pembuatan media pertumbuhan bakteri diperlukan kondisi yang steril agar bakteri yang tidak diinginkan tidak dapat berkembang biak pada saat pembuatan media. Untuk mengetahui apakah kualitas media yang kita hasilkan memenuhi standar atau belum, perlu dilakukan beberapa uji kualitas media antara lain.

Uji sterilitas: Uji ini wajib dilakukan pada media yang diperkaya dengan bahan tertentu seperti agar darah. Cara pengujiannya antara lain : Ambil 5% media yang telah disiapkan, inkubasi selama 2 hari pada suhu 370C, bila dalam cawan petri terdapat lebih dari 2 koloni kuman berarti media tersebut tidak dapat digunakan karena sudah terinfeksi. Label pada media merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan untuk menghindari penggunaan media jika sudah kadaluwarsa, misalnya.

Penambahan aquadest harus sesuai dengan volumenya, agar media tidak terlalu cair atau terlalu cepat memadat. Darah domba ditambahkan setelah prosedur sterilisasi ± pada saat suhu larutan medium 50 °C (setelah dikeluarkan dari autoklaf). Pada saat itu, media ditempatkan dengan pelat menghadap ke bawah untuk mencegah uap air menetes ke media, yang akan menurunkan kualitas media itu sendiri, dan juga berfungsi untuk memudahkan pengambilan media.

Gambar 2.2.2 Staphylococcus
Gambar 2.2.2 Staphylococcus

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Tempat Dan Waktu Penelitian
  • Populasi Dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Persiapan Penelitian
    • Persiapan Alat
    • Persiapan Bahan
  • Prosedur Kerja
    • Prosedur Pembuatan Lidi Swab
    • Pembuatan Swab Tangan Pada Telapak Tangan Petugas
    • Pembuatan Media Agar Darah
    • Identifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Media
    • Pewarnaan Gram
  • Analisa Data
  • Hasil Penelitian
  • Pembahasan

APD lengkap, petugas kebersihan melakukan usapan pada telapak tangan bagian depan dan belakang tangan kiri dan kanan, dan sela-sela jari menggunakan kapas steril yang dibasahi NaCl 0,9%, setelah itu dipasang kapas yang sudah dikeluarkan. Pada media For Blood, buka sedikit media lalu dekati lampu spiritus dan oleskan secara zig-zag pada media, kemudian tutup dan beri label dengan nama sesuai nama sampel. Alat dan bahan disiapkan, serbuk Media Agar Darah ditimbang sebanyak 20 gram, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan 500 ml aquades pH ± 7 (netral) kemudian dihomogenisasi menggunakan magnetic stirrer. NaCl 0,9% diambil dengan jarum atau dan diteteskan ke dalam gelas objek untuk dicicipi, diperoleh kultur koloni yang ditumbuhkan pada media Blood Agar kemudian diratakan hingga membentuk awan dengan menggunakan jarum atau.

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri Staphylococcus pada usapan telapak tangan petugas kebersihan di STIKes Perintis Padang. Pengambilan sampel dilakukan oleh 10 petugas kebersihan tanpa terlebih dahulu mencuci tangan pada telapak tangan kiri dan kanan. Swab telapak tangan diambil dari petugas kebersihan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Staphylococcus.Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik STIKes Perintis Padang dengan jumlah sampel 10 orang petugas kebersihan yang bekerja di kampus.

Persiapan bahan dan alat sebelum melakukan swab dan menggunakan APD lengkap, lap telapak tangan dengan kapas steril terlebih dahulu dibasahi dengan Nacl 0,9%, kemudian usap pada telapak tangan, punggung tangan dan sela-sela jari, lalu digaruk dengan melihat Media Agar Darah zig-zag dekat dengan lampu spiritus agar tetap steril. Mengapa Menggunakan Media Agar Darah Media Agar Darah merupakan media pertumbuhan bakteri yang dapat membedakan bakteri patogen berdasarkan pengaruh eksotoksin hemolitik bakteri terhadap sel darah merah. Komposisi Media Agar Darah mengandung tripton 15 gram, pepton kedelai 5 gram, natrium klorida 5 gram, litium klorida 10 gram, magnesium sulfat 3,8 gram, dan agar-agar 15 gram.

Identifikasi bakteri Staphylococcus yang ditumbuhkan pada Media Agar Darah dan diinkubasi selama 1x24 jam di dalam inkubator, setelah itu dilihat tumbuh atau tidaknya koloni bakteri, ciri-ciri morfologi koloni bakteri stafilokokus adalah warna koloni putih susu atau krim. , bentuk koloni bulat, tepi meninggi dan sel bulat, diameter 0,7-1,2 µm dan bersifat anaerob fakultatif (Tenny dkk, 2014). Seperti petugas kebersihan yang kerap bersentuhan langsung dengan memungut sampah, mengelap jendela, menyapu, dan mengepel lantai. Pada penelitian ini penampakan hemolisis pada media agar darah, jenis hemolisis yaitu hemolisis beta yang dikenal dengan hemolisis lengkap, yaitu proses penghancuran sel darah merah secara total.

Oleh karena itu, mencuci tangan merupakan tindakan preventif yang harus dilakukan oleh petugas kebersihan (Linjadi, 2008). Adanya bakteri Staphylococcus pada usap telapak tangan petugas kebersihan dibuktikan dengan tumbuhnya koloni bakteri pada media agar darah, dengan ciri-ciri koloni bakteri Staphylococcus berwarna ungu dan berbentuk bulat bergerombol jika dilihat dengan mikroskop. Meningkatkan kesadaran seluruh petugas kebersihan tentang kebersihan tangan, misalnya dengan selalu mencuci tangan secara efektif (baik dan benar) sesuai peraturan yang ada.

Setelah dilakukan pengambilan sampel, dikultur pada Media Agar Darah dengan pola zigzag kemudian diinkubasi dalam inkubator selama 1x24 jam. Dihasilkan dalam inkubator selama 1x24 jam pertumbuhan koloni bakteri, kemudian diambil koloni individu dengan menggunakan lubang jarum di dekat lampu spiritus.

Tabel 4.1 Hasil identifikasi Bakteri Staphylococcus pada swab telapak                    tangan pada petugas kebersihan
Tabel 4.1 Hasil identifikasi Bakteri Staphylococcus pada swab telapak tangan pada petugas kebersihan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

As a bacterial culture medium, citrated sheep blood agar is a practical alternative to citrated human blood agar. Comparison of mannitol salt agar and blood agar plates for the identification and susceptibility testing of Staphylococcus aures in samples from patients with cystic fibrosis. Trampuz, Andrej and Widmer, A.F., 2004, Hand hygiene: an often missed opportunity to save lives during patient care, Mayo Clinic Proceedings, Boyce JM, Pittet D, Healthcare Infection Control Practice Advisory Committee, ICPAC/SHEA APIC/IDSA Hand Hygiene Task Force.

WHO guidelines on hand hygiene in healthcare: The first global challenge for patient safety Clean care is safer care.

Gambar

Gambar 2.2.2 Staphylococcus
Gambar 2.2.6 Media Agar Darah (Medical Laboratory Technologist,  2016).
Tabel 4.1 Hasil identifikasi Bakteri Staphylococcus pada swab telapak                    tangan pada petugas kebersihan
Gambar 4.1 Koloni bakteri Staphylococcus dibawah mikroskop dengan  pembesaran 10x100

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap gambaran hasil pemeriksaan hematologi pada pasien positif Covid-19 di RSUD Rasidin Padang pada bulan