• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DENGAN REPETISI PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DENGAN REPETISI PEMBELAJARAN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Kisah Nabi Musa adalah salah satu kisah yang paling banyak diulang dalam Al-Qur'an, baik secara kuantitas maupun kualitas. Atas dasar realitas tersebut, terbentuk asumsi bahwa pengulangan kisah Nabi Musa berkaitan dengan pengulangan (repetisi) dalam pembelajaran. Bertolak dari asumsi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hikmah yang terkandung dalam pengulangan kisah Nabi Musa dari sudut pandang pendidikan. Surat T}aha, Asy-Syuara, al-Qas}as} adalah surat-surat Makiya yang berisi rangkaian cerita tentang Nabi Musa secara panjang lebar dan saling melengkapi, ringkasan cerita tersebut terdapat dalam Surat-Naziat.

Pendekatan strukturalis dan semiotik mempelajari setiap struktur, simbol-simbol dalam setiap huruf dalam kata atau kalimat yang diulang-ulang dan mencari relevansinya dengan pengulangan dalam pembelajaran.Pendekatan psikologi pendidikan digunakan untuk mencari hikmah dalam cerita yang berulang. Setelah mempelajari berbagai pengulangan kisah Nabi Musa pada surat T}aha, Asy-Syuara, al-Qas}as} dan an-Naziat, ditemukan bahwa a) terdapat perbedaan bentuk pengulangan, yaitu: Pengulangan yang muncul dalam sebuah surat dalam kisah nabi Musa, tidak seratus persen pengulangan, Dalam setiap pengulangan kisah itu disampaikan dengan susunan kata yang sangat mengagumkan, Ada beberapa perubahan redaksional namun dalam lingkup isi makna yang sama. Kisah Musa dalam setiap surat memiliki tujuan yang berbeda tergantung pada konteks surat b) ada tiga aspek utama dalam pengulangan kisah nabi Musa yaitu; aspek teologis, memperkuat penanaman akidah dan akhlak pada umat Islam.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu, melalui sederet kata dari lembaran ini penulis mengucapkan terima kasih. Terima kasih atas segala doa, semangat, dan nasihat yang tak henti-hentinya ibu ucapkan untuk anaknya.

Ketujuh, penulis ingin merakamkan ucapan terima kasih kepada suami tercinta, sabar dan setia, yang meluangkan masa untuk memberi motivasi dan membantu terutama dalam terjemahan teks bahasa Arab, di tengah kesibukan pengajian.

PENDAHULUAN

Tinjauan Pustaka

Kisah-kisah dalam Al-Qur'an merupakan fenomena yang menarik, terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan oleh para sarjana dulu dan sekarang, termasuk UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Di antara hasil penelitian terkait kisah-kisah dari Al-Qur’an adalah disertasi oleh Muhammad Radhi al-Khafid yang berjudul “Nilai Pendidikan Kisah-kisah dalam Al-Qur’an”. -Qur'an. sebuah. Al-Qur'an, baik kisah para nabi maupun kisah orang zaman dahulu pada umumnya, kisah Nabi Musa dalam disertasi ini dikaji hanya berdasarkan klasifikasi tokoh, interaksi tokoh tokoh Nabi Musa dan pengerahan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut, sehingga diperoleh nilai-nilai pendidikan. 10 Muhammad Radhi al Khafid, Kisah-Kisah Nilai Pendidikan dalam Al-Qur'an, Disertasi UIN Yogyakarta: 1995.

Penelitian lain yang layak disebut di sini adalah tesis Rahmad Shalihin yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Kisah Nabi Yusuf”11 Tesis tersebut menjelaskan bahwa kisah Yusuf menawarkan inspirasi, bahwa dalam al-Qur’an terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan. diterapkan dalam ajaran Islam. ., diantaranya adalah metode bercerita. Metode bercerita dapat menarik perhatian siswa, guru menyampaikan pesan dengan mudah, namun dalam penelitian ini hanya dipelajari kisah Yusuf saja, tidak mengkaji hikmah mengulang kisah-kisah dalam Al-Qur'an. Penelitian pengulangan ayat dalam al-Qur’an dilakukan oleh Ahmed Atabik dengan judul tesis “Pengulangan redaktur al-Qur’an pada surat asy-Syuara, al-Kamer, ar-Rahma>n dan al .-Mursala>t". 12 Tesis ini menjelaskan tipologi, bentuk-bentuk pengulangan al-Qur'an, persamaan dan perbedaan serta hikmah di dalamnya dengan pendekatan aspek gaya dan aspek psikologis.

Repetisi redaksional terhadap cerita-cerita yang dibahas dalam kajian ini diamati hanya dari dimensi teologis dan sastra, repetisi repetisi dari dimensi psikologis masih bersifat umum. 12 Ahmad Atabik, Pengulangan redaktur Al-Qur'an dalam Surat as-Syuara, al-Qamar, ar-Rahman dan al-Mursalat, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2006. Dari hasil penelitian tersebut di atas, tidak adanya kajian tentang pengulangan cerita, khususnya kisah nabi Musa dari segi pendidikan, merupakan kesempatan yang sangat baik bagi penulis untuk mengkaji secara sistematis dan mendalam masalah ini.

Kerangka Teori

Kisah-kisah dalam Al-Quran diulang beberapa kali dan di beberapa tempat, sebagaimana disebutkan di atas bahwa kisah nabi Musa adalah yang paling banyak diulang. Menurut Sayid Qutub, pengulangan kisah Nabi Musa di berbagai tempat dimaksudkan untuk membangkitkan pemikiran yang kuat tentang kisah tersebut.15 Pengulangan kisah dalam Al-Qur'an memiliki banyak tujuan. Dari segi pendidikan, maksudnya adalah agar pesan-pesan dalam cerita dapat tertanam kuat di benak pendengar/pembaca.

Pengulangan kisah-kisah dalam Al-Qur’an, khususnya kisah Nabi Musa, telah dielaborasi oleh Khalafullah dalam kitabnya “Al-Qur’an bukanlah kitab sejarah seni, sastra dan akhlak dalam kisah-kisah para Qur'an”, dari pada alasan logis kemunculan sosok Nabi Musa secara berulang-ulang dalam jumlah yang banyak, yakni beliau adalah seorang nabi dari bangsa Yahudi, yang pada saat itu mendominasi keyakinan agama mereka di semenanjung Arab. Dengan kata lain, Al-Qur'an menyeleksi bahan cerita dengan mengutamakan unsur-unsur yang tumbuh di lingkungan Arab pada masa itu Khalafullah, Al-Qur'an bukanlah buku Sejarah seni, sastra dan moralitas dalam cerita. , trans Zuhairini Miswari, (Jakarta: Paramadina, 2002), hal.

Pernyataan Khalafullah tentang hikmah di balik pengulangan kisah Nabi Musa dalam Al-Qur'an ini sejalan dengan apa yang telah dikemukakan oleh para ahli psikologi modern yang mengatakan bahwa hakikat belajar adalah memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya secara berulang-ulang dan sejelas-jelasnya. agar jawaban tersebut dapat dipahami. tersimpan di dalam otak. Teori belajar perilaku yang digagas oleh Waston berpendapat bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki individu terbentuk dalam proses perkembangan akibat latihan dan pembelajaran.21 Teori ini nampaknya memiliki korelasi dengan pengulangan kisah Nabi Musa di Alquran. . Kajian sejarah telah banyak dilakukan oleh para cendekiawan muslim, diantaranya at-Tihami Naqrah dalam bukunya Sikulujiah al-Kissa al-Qur'an.

Kajian khusus pengulangan redaksi dalam al-Qur’an telah banyak dilakukan oleh para cendekiawan muslim, misalnya Subhi Ibrahim al Faqih dalam bukunya “Ilmu Pedas Nafsi baina naz}ariah wa tatbiq”, karya ini membahas tentang jenis dan tujuan pengulangan redaksi dalam huruf Makiyah secara teoritis dan praktis. Mahmud bin Hamzah bin Nas}r al-Karmani dengan karyanya “Asrar al-Tikrar fi al-Qur’an” (Rahasia Pengulangan dalam Al-Qur’an), dalam buku ini membahas tentang pengulangan berdasarkan ayat-ayat dengan tajuk yang sama (mutasyabihat). termasuk ayat-ayat editorial , yang berisi cerita. Al-Is>kafi dalam karyanya “Durrat al-Tanzi>l wa Gurrat al-Ta wi>l fi> bay>n al-a>yat al-mutasyabiha>t fi kita>billah al-aziz, membahas pengulangan ayat dalam surat dalam Alquran.

Berpijak pada teori-teori di atas, dalam tesis ini penulis mencoba mengkaji makna pengulangan kisah Nabi Musa dalam al-Qur'an melalui perspektif psikologi pedagogis. Dengan menggunakan metode tematik, penelitian ini akan mencoba menghimpun ayat-ayat Alquran tentang kisah Nabi Musa dalam surat T}aha, asy-Syuara, al-Qas}a>s} dan Na>ziat menjadi satu topik, yaitu topik kisah Nabi Musa, kemudian dikelompokkan menjadi tema-tema kecil, kemudian dianalisis dan dibandingkan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang fokus cerita yang berulang. Dikutip dari materi kuliah Sahiron Syamsudin Strukturalisme dan Semiotika Metodologi Pemahaman Al-Qur'an, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

Sistematika Pembahasan

Syuara, al-Qas}as} dan Naziat, Letak Persamaan dan Perbedaan. Pengulangan kisah Nabi Musa dalam surat T}aha, asy-Syuara, al-Qas}as} dan naziat, makna pengulangan kisah Nabi Musa, korelasi pengulangan kisah Nabi Musa dalam pembelajaran.

PENUTUPPENUTUP

  • Identitas Diri
  • Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal
    • Pendidikan Non Formal
  • Riwayat Pekerjaan
  • Karya Ilmiah 1. Buku
    • Artikel

Oleh karena itu, penelitian ini bukanlah hasil akhir, melainkan sebuah stimulus untuk menyelidiki keunikan Al-Qur'an yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Ahmad Atabik, Redaktur Pembacaan Al-Qur'an Surat as-Syuara, al-Qamar, ar-Rahman dan al-Mursalat, tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2006. Ahmad Badawi, Min Balagah al-Qur'an, Kairo , Dar Nahdah Misr li al-Tab wa al-Nasyr, t.t.h.

Al-Alusi, Abu Fad}l Syihabuddin al-Sayyid Mahmud, Ruh al-Ma ani fi Tafsir al-Qur an al-Az}im wa al-Sab al-Matani, Beirut: Dar al-Fikr, 1997. Mujib Mahalli, Kerohanian Al-Quran dalam Membina Kebijaksanaan Umat / Koleksi Makalah, Yogyakarta: UII Press. Hasbyash Shiddeqy, Ilmu Al-Quran, pokok media dalam mentafsir Al-Quran, Jakarta: Bulan Bintang 1992.

Mahmud bin Hamzah al-Karmani, Asrar et-Tikrar fi al-Qur'an fi al-Qur'an, Kairo: Dar al-i tisam, tt. Khalafullah, Al-Qur'an Bukan Buku, Sejarah Seni, Sastra dan Moralitas Dalam Cerita, terj. Zuhairini Miswari, (Jakarta: Paramadina, 2002), hlm. 343. Muhammad Radhi al Khafid, Narasi Nilai Pendidikan dalam Al-Qur'an, Disertasi UIN Yogyakarta: 1995.

Quraish Shihab, Mu jizat al- Qur an Ditinjau dari Aspek kebahasaan, Isyarat Ilmiah i Pemberitaan Ghaib, Bandung: Mizan, 1997. Sa id Ramadhan al Buthi, al-Qishash fi al Qur an wa astaruha fi al Mujtama (Beirut: ) 225. Sayid Qutub, Al-Taswir al-Fanni fi al-Quran, Kairo: Darul Ma arif, tt.

Salah al Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur'an Pengajaran untuk Umat Silam, Jakatra: Gema Manusia, 1999. Sulaiman at}-T}arawanah, Dira>sah Nas}s}iyyah Adabiyyah fil Qis}s}ah al Qur'aniyah , vertaal. Syahiron Syamsuddin, Structuralism en semiotics, Uitdeel van die Metodologiekursus van Koran-interpretasie, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

Syihabuddin Qal yubi, Stilistika Al-Quran Pengantar Orientasi Pengajian Al-Quran, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997. Yunahar Ilyas, Musa, Fir aun dan Qarun: Kajian Terhadap Kisah Jus 20, dalam Kerohanian Al-Quran dalam Pengembangan Kebijaksanaan Manusia, Yogyakarta: UII Press, 1999.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Mereka merujuk kepada al-Qur‟an dalam rangka untuk mengangkat dan memuliakan al-Qur‟an serta betul-betul mencoba menguak dan menemukan nilai-nilai yang agung