• Tidak ada hasil yang ditemukan

dalam Kajian Puisi Arab

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "dalam Kajian Puisi Arab"

Copied!
235
0
0

Teks penuh

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada Universitas Negeri Malang yang selalu memberi saya kesempatan emas untuk mengembangkan diri, termasuk dengan terbitnya buku ini. Kami berharap buku ini akan semakin berkualitas di masa mendatang seiring dengan masukan dari para dosen dan masukan dari berbagai pihak yang membacanya.

Pengertian Sastra dan fungsinya

Pada masa ini, konsep Adab kemudian berkembang menjadi pendidikan yang menjadikan manusia berbudaya dan menjadi suri teladan kepada umat. Ramai orang dahulu menulis kisah benar, tetapi oleh orang hari ini ia dianggap sebagai karya sastera.

Unsur-unsur Sastra

Jenis-jenis sastra dan alirannya

Asonansi yang bervariasi dalam panjang dan pendek suara dan aliterasi dalam puisi "Ath-Thalâsim" berfungsi. Ia dapat, misalnya, terlihat pada bait pembuka puisi “Ath-Thalâsim” tersebut di atas, yang merupakan rima pada baris a-a-a-b. Berikut gaya kalimat, perumpamaan, alat retorika yang muncul dalam pembukaan puisi “Ath-Thalâsim” dan fungsinya.

Dalam puisi “Ath-Thalâsim” bentuk oxymoron ini tidak ditemukan, melainkan hanya bentuk antitesis atau paradoks. Fungsi penggunaan repetisi pada ayat ayat “Ath-Thalâsim” adalah (a) untuk mempertegas kata yang diulang dalam satu bait, (b) untuk mempertegas masalah yang akan dikemukakan, dan (c) untuk meyakinkan mitra tutur bahwa informasinya benar. Pengulangan antar bait puisi “Ath-Thalâsim” berfungsi untuk (a) menunjukkan adanya kesatuan struktural, (b) menunjukkan adanya hubungan bentuk yang menimbulkan efek estetik yang merangsang imajinasi pembaca, dan (c) menunjukkan hubungan makna dan kesatuan makna puisi.

Bab ini menyajikan (a) teori intertekstual, (b) sastra bandingan, (c) metode analisis puisi intertekstual, dan (d) kajian intertekstual puisi "Ath-Thalâsim" karya Îliya Abu Mâdhi. Dalam puisi “Ath-Thalâsim”, syair aku bertanya-tanya tentang asal usulnya, perjalanan hidup yang ia lalui, dan akhir hidup yang akan ia jalani. Bentuk demistifikasi makna tersebut masih dilakukan melalui lirik puisi “Fakkuth-Thalâsim” sebagai bentuk reaksi negatif terhadap makna puisi “Ath-Thalâsim”.

Tabel 1: teks sajak dan transliterasinya  1
Tabel 1: teks sajak dan transliterasinya 1

Periode sastra

APA ITU PUISI

Jenis-jenis Puisi dan Unsurnya

Syi'ir Mursal/Muthlak adalah syi'ir yang hanya terkait dengan satuan ritmis atau taf'ilah, tetapi tidak terkait dengan kaidah wazan dan kafiyyah. Syi'ir Mantsur/Bebas adalah syi'ir yang sama sekali tidak terikat dengan aturan wazan dan qafiyah (Mi`an, 2012).

Ekspresi Bahasa dalam Puisi

Dibandingkan dengan karya sastra lainnya, puisi lebih bersifat konotatif, bahasa memiliki lebih banyak kemungkinan untuk lebih banyak makna. Dari penjelasan tersebut, jelaslah bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam karya sastra karena bahasalah yang membedakan karya sastra dengan karya seni lainnya.

BUNYI DALAM PUISI

Asonansi dan Aliterasi dalam Puisi

Persamaan konsonan dalam rangkaian kata yang berdekatan dalam baris puisi disebut aliterasi. Bagi konsonan tak bersuara yang dianggap sukar dan menimbulkan hiruk-pikuk, ini ialah konsonan k,p,t,s,f.

Persajakan dalam Puisi

Pada bait pertama puisi hippogram, yaitu puisi "Ath-Thalâsim", saya tidak tahu dari mana dia berasal dan bagaimana dia bisa ada di dunia ini. Juga, di bait kedua puisi hippogram "Ath-Thalâsim" saya bingung dan bertanya-tanya sudah berapa lama dia hidup di dunia ini.

Irama dalam Puisi

DIKSI DAN GAYA BAHASA

Gaya Bahasa

Gaya bahasa sebagai salah satu unsur karya sastra tidak dapat dipisahkan dari sifat dan konvensi sastra. Hal ini karena karya sastra merupakan artefak yang baru memiliki makna jika diberi makna oleh pembaca atau peneliti.

Bahasa Kiasan

Sinekdoks dan metonimi merupakan bahasa kiasan yang hampir sama sehingga terkadang sulit untuk membedakannya satu sama lain. Alegori terbagi menjadi dua: historis dan politis, yaitu tokoh dan tindakan yang mewakili atau mengacu pada tokoh atau peristiwa sejarah.

Sarana Retorika

Pleonasme ialah alat retorik rabun pendek sebagai tautologi, tetapi perkataan kedua sebenarnya ditutup dalam perkataan pertama. Paradoks ialah alat retorik yang menyatakan sesuatu yang bertentangan tetapi sebenarnya tidak apabila ia sebenarnya difikirkan dan dirasai.

Teori struktural

Dari penjelasan tersebut tampak bahwa unsur penyusun puisi berbeda dengan unsur penyusun prosa. Unsur-unsur pembentuk puisi terjalin dalam membentuk keutuhan puisi, yang merupakan jembatan untuk memahami sebuah puisi.

Kajian struktural terhadap sajak pendahuluan Ath-

  • Teks Sajak dan Transliterasinya
  • Terjemah teks
  • Kajian Struktur teks
  • Asonansi dan Aliterasi
  • Fungsi Asonansi dan Aliterasi
  • Persajakan
  • Diksi
  • Citraan
  • Gaya bahasa

Keenam perbedaan di atas tidak hanya tampak pada bait pengantar puisi “Ath-Thalâsim”, tetapi juga berlaku pada semua bait puisi ini. Kata "Ath-Thalâsim", yang berarti "teka-teki", dipilih sebagai judul karena kata ini mewakili seluruh bait puisi tersebut. Syair puisi “Ath-Thalâsim” berisi tentang teka-teki kehidupan yang ditulis dalam bentuk syair dengan model pertanyaan seperti teka-teki pada umumnya.

Pencitraan dalam puisi memiliki fungsi antara lain untuk (a) menciptakan gambaran di benak pembaca, (2) membuat puisi “Ath-Thalâsim” menjadi konkrit, (c) membuat puisi bergerak, (d) memperjelas imajinasi, (e) menghadirkan kesatuan pikiran dan perasaan. Bentuk paralelisme antar bait dalam puisi “Ath-Thalâsim” berupa penggunaan kata tanya hal..am, a..am dan lafal lastu adrî. Keingintahuan teks-I kemudian dikemas dalam bait-bait puisi “Ath-Thalâsim” yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab karena masih membingungkan teks-I.

Dilihat dari segi judulnya, kata "Ath-Thalâsim" berarti "teka-teki" dan "Fakkuth-Thalâsim" berarti "memecahkan teka-teki".

Tabel 3: Aliterasi dalam Sajak Pendahuluan Ath-Thalâsim
Tabel 3: Aliterasi dalam Sajak Pendahuluan Ath-Thalâsim

KAJIAN STRUKTURAL SEMIOTIK DALAM PUISI

Puisi sebagai ekspresi tidak langsung

Pergantian makna disebabkan oleh adanya bahasa kiasan dengan ragamnya yang berbeda, terutama metafora dan metonimi (Riffaterre, 1978:2). Makna ganda dalam sebuah karya sastra dapat memperkaya makna dan mencerminkan persepsi pengarang dalam kehidupan yang kompleks. Dengan ambiguitas tersebut, puisi sebenarnya memiliki makna yang kaya dan dapat dimaknai oleh pembaca sesuai dengan pengetahuannya masing-masing.

Ruang teks ditata sedemikian rupa sehingga meskipun tidak memiliki makna secara linguistik, namun penataan ruang teks dalam sebuah puisi memiliki makna tertentu. Proses mengidentifikasi, menganalisis, dan menafsirkan ketiga unsur penyebab ketidaklangsungan ungkapan bahasa puitis dalam puisi A`th-Thalâsim” serta analisis unsur-unsur puisi dan koherensinya membantu peneliti dalam mengungkap ekspresi bahasa puisi dan fungsinya dalam puisi "A`th-Thalasim".

Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik

Pembacaan puisi heuristik harus dilakukan untuk mengetahui konvensi bahasa dan harus dilanjutkan setelah pembacaan retrospektif untuk mengetahui konvensi sastra.

Matriks, Model, dan Varian

Menurut Kridalaksana, stilistika adalah (1) ilmu yang mengkaji bahasa yang digunakan dalam karya sastra, (2) ilmu linguistik interdisipliner dalam penelitian bahasa kiasan. Gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan menggunakan kata atau ungkapan yang berlawanan disebut antitesis. Fungsi perbandingan dalam puisi ini meliputi (a) mengklarifikasi gagasan, (b) merepresentasikan efek estetik, dan (c) mengkonkretkan gagasan.

Penyair menggunakan bahasa hiperbolik karena melebih-lebihkan hal yang sebenarnya, seperti: امسلاو ككلم ضرلأاو منْلأاو (bumi, langit dan bintang adalah milikmu). Pada baris 3, penyair menggunakan bahasa metafora dalam arti sempit karena hanya menyebut tenor (hal yang dibandingkan/musyawarah) dan kendaraan (hal yang dijadikan perbandingan/musyawarah).

Hipogram

Kajian Struktural Semiotik terhadap Sajak Kun

Wahai orang yang suka mengeluh, kamu tidak sakit (tidak ada yang mengeluh tentangmu). Wahai orang yang suka mengeluh (kamu tidak sakit, tidak ada yang menyebabkan kamu mengeluh, maka) jadilah (kamu) cantik (lihat dan nikmati hidup ini, maka) kamu akan (a) menyaksikan dunia ini (benar-benar) ) indah. Seseorang yang suka menyerah dalam hidup diibaratkan seorang penyair dengan seseorang yang hanya melihat duri pada bunga mawar.

Orang yang suka menyerah akan menjadi beban bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat serta bagi semua makhluk (beban hidup). Jadilah pribadi yang selalu dinamis, aktif, kreatif dan inovatif (seperti gemerlap air mengalir) yang bermanfaat bagi orang lain (menyiram sawah sekitar).

KAJIAN STILISTIKA DALAM PUISI

Gaya Bahasa dan Fungsinya

Menurut maknanya langsung atau tidak, Keraf membagi majas menjadi dua bagian, yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Jika kita melihatnya dari segi retoris, yaitu akibat yang muncul dari kata-kata antiteistik tersebut, maka lawan kata tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk paradoks, yaitu gaya bahasa yang mengandung kontradiksi nyata dengan fakta-fakta yang ada. (Keraf. Dengan gaya dalam Bahasa ini puisi menjadi lebih bernilai karena diungkapkan dengan kata-kata yang sedikit tetapi memiliki makna yang luas.

Ekspresi yang tidak langsung dengan menggunakan bahasa kiasan metaforis membuat puisi itu sama estetisnya dengan puisi ini. Keraf juga mengatakan bahwa tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan lebih banyak kata daripada yang diperlukan untuk mengungkapkan satu gagasan atau pemikiran.

Kajian Stilistika terhadap Sajak Lima Tasytakiy

Sebaliknya, pada bait pertama puisi transformatif “Fakkuth-Thalâsim”, saya tahu pasti bagaimana dia datang ke dunia ini, yaitu untuk suatu tujuan dan kedatangannya atas perintah Tuhan. Lalu saya bertanya-tanya mengapa masih ada orang yang terhilang (seperti saya di baris puisi "Eth-Thalâsim"). Lirik I merasa hidup saya seperti teka-teki karena tidak pasti.

Misalnya, dalam pengantar sajak “Fakkuth-Thalâsim”, teks tersebut menyebutkan bahwa manusia di dunia ini mendapat petunjuk dari Tuhan Yang Maha Pencipta melalui para nabi yang diutus oleh Nabi Adam as. terjemahan puisi “Fakkuth-Thalâsim” yang memuat penjelasan di atas. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa puisi hipogrammatik ("Eth-Thalâsim") bertentangan makna dengan puisi transformatif, "Fakkuth-Thalâsim".

Tabel 10: Transformasi fisikal sajak “Ath-Thalâsim”  ke dalam  sajak “Fakkuth-Thalâsim”,
Tabel 10: Transformasi fisikal sajak “Ath-Thalâsim” ke dalam sajak “Fakkuth-Thalâsim”,

Mencipta Puisi

Caranya dengan terlebih dahulu menentukan suasana, tempat, karakter dan objek, misalnya sedih (نزحنا) senang (ةداعسنا), pasar (قو), lembah سنا (يداونا), gunung (مبجنا), karakter (فيطهنا), keras (ةوسقنا ), mawar (ةدرونا), buku (باتكنا) dan nama tempat. Langkahnya adalah tentukan terlebih dahulu kesan yang ingin diciptakan kemudian tentukan suasana yang mendukung kesan tersebut. Kata tanya yang digunakan dapat memilih kata tanya yang berbeda dalam ada:watul istifha:m seperti هَم (siapa), ِاَراَمِن (mengapa). Jika Anda menggunakan perangkat, sebaiknya gunakan perangkat tersebut.

Model ini digunakan dengan cara meniru puisi yang sudah jadi dengan perubahan-perubahan tertentu sehingga tidak dikatakan plagiarisme. Model ini dibuat dengan mengulang kata, frase, struktur kalimat atau ada yang: watul istifha: m (kata tanya) &nida'.

Membaca Puisi

  • Penilaian dalam Lomba Baca Puisi
  • Contoh Puisi Arab

Gerakan Abu Mâdhi diawali oleh keinginan untuk menekuni perdagangan seperti yang dilakukannya di Libanon dan Mesir (Sa'û Mâdhi, dkk. Dua profesi Abu Mâdhi yaitu berdagang dan puisi menghasilkan uang yang melimpah hingga akhirnya Abu Mâdhie meninggalkan profesinya sebagai pedagang dan mengikuti profesi penyair. Selain menjadi anggota Rabithah A`l-Qalamiyah, Abû Mâdhi juga menjadi pemimpin redaksi "A`l-Majallah A`l-Arabiyyah", anggota redaksi surat kabar "A` l-Fatât" dan surat kabar.

Selain itu, pada tahun 1927 ia mendirikan majalah sastra A`s-Samîr yang terbit enam bulan sekali. Pada tahun 1936, majalah tersebut diubah menjadi surat kabar A`s-Samîr, yang terbit setiap hari dalam bahasa Arab.

MENGENAL PARA PENYAIR ARAB

Al-Mutanabby

Abu al-A’la al-Ma`arry

Mahmud Hasan Ismail

Imam Al-Busyiri

Ahmad Syauqi

Nizami ganjavi

Al-Barudi

  • Nizar Qabbani

Ahmad Zaki Abu Shadi

Mahmoud Darwish

Mahmud Ghanim

Ibnu Rumi

Gambar

Tabel 1: teks sajak dan transliterasinya  1
Tabel 3: Aliterasi dalam Sajak Pendahuluan Ath-Thalâsim
Tabel 4 :  Persajakan dalam Sajak Pendahuluan “A`th-Thalâsim”
Tabel 7: Repetisi dalam Sajak Pendahuluan “Ath-Thalâsim”
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kritik objektif, karya sastra dilihat sebag ai sebuah “benda jadi” yang utuh, yang terbangun dari beberapa unsur, dan unsur-unsur tersebut secara bersama-sama

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa fonetik dan fonologi (bunyi) merupakan unsur pertama dan utama dalam mempelajari suatu bahasa Bila unsur ini

hakikatnya puisi/sajak adalah karya sastra yang tidak terikat oleh aturan-aturan baku, sehingga pembaca puisi diberi kebebasan penuh dalam pemaknaan (2) teori yang bisa

Kata konkret termasuk unsur struktur fisik puisi jiuga. Salah satu cara penyair membengkitkan daya imajinasi para pembaca karya sastra, khususnya puisi, adalah dengan

  Untuk  meneliti  puisi-­‐puisi  tersebut  konsep  sastra  bandingan  digunakan  dan  dielaborasi  bersama   dengan  teori

Metafora memang sulit untuk dilepaskan dalam penulisan puisi. Selain menambah segi estetika dalam sebuah puisi, metafora juga dapat digunakan untuk mengetahui hal

Penelitian terhadap sastra anak khususnya puisi yang terfokus pada aspek religiusitas dalam puisi-puisi Topeng, baru membahas sebagian kecil dari berbagai unsur dan permasalahan

Buku ini membahas tentang cara memahami Indonesia melalui sastra, khususnya