MODUL MANAJEMEN BENCANA (TPL419)
MODUL SESI 3 DAMPAK BENCANA
DISUSUN OLEH:
DR. RATNAWATI YUNI SURYANDARI, M.M.
UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020
DAMPAK BENCANA
A. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Mengetahui faktor-faktor penyebab bencana
2. Mengetahui dampak bencana
B. Uraian dan Contoh
Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster) [7]. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain [2]:
Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards) yang menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi:
1. bahaya geologi (geological hazards),
2. bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), 3. bahaya biologi (biological hazards),
4. bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation).
Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/kawasan yang berisiko bencana. Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat.
Sedangkan berdasarkan CRED (The Centre for Research on Epidemiology of Disasters) definisi bencana dapat di subkategorikan sbb [8]:
Geophysical: Event originating from solid earth
Meteorological: Event caused by short-lived/small to meso-scale atmospheric processes (in the spectrum from minutes to days)
Hydrological: Event caused by deviations in the normal water cycle and/or overflow of bodies of water caused by wind set-up Climatological: Event caused by long-lived/meso-to macro-scale processes
(in the spectrum from intraseasonal to multi-decadal climate variability)
Biological: Disaster caused by the exposure of living organism to germs (kuman, bakteri) and toxic substances (zat beracun)
Selanjutnya dinyatakan pula bencana alam, kategori, tipe dan sub tipe sebagai berikut: [8]
Biologi
Geofisik
Hidrometeorologi
Hidrologi
Meteorologi
Epidemic (wabah Gempa bumi Banjir: Badai:
penyakit)
> penyakit akibat Letusan gunung > banjir seperti > angin puyuh tropis
infeksi virus berapi umumnya
> penyakit akibat Pergerakan dalam > gelombang
> ekstra- angin puyuh
infeksi bakteri jumlah besar badai/banjir rob tropis
(kering):
> penyakit akibat > runtuhan batu Pergerakan dalam > badai lokal infeksi parasit jumlah besar
(basah):
> penyakit akibat > tanah longsor > runtuhan batu
Klimatologi:
infeksi jamur
> penyakit akibat > longsoran salju > tanah longsor Temperatur ekstrim:
infeksi prion atau batu
Kerumunan serangga > penyurutan > longsoran salju > gelombang panas
atau batu
Binatang yg lari > penyurutan > gelombang dingin
tungang langgang
> kondisi musim dingin
yang ekstrim
Kekeringan/api ganas
> kebakaran hutan
> kebakaran lahan
Penyebab Bencana Alam
Gunung Meletus
Gunung meletus merupakan aktivitas gunung merapi yang mengeluarkan material berupa bahan padat, cair dan gas dari dapur magma ke permukaan bumi. Ketika gunung berapi meletus, gunung berpai juga akan mengeluarkan gas-gas seperti gas belerang, gas asam arang atau gas beracun, gas upa air dan awan pijar yang sangat panas. Beberapa bentuk kerusakan yang ditimbulkan oleh gunung meletus antara lain:
Mengakibatkan kekurangan sumber air bersih karena tercemar oleh debu dan lumpur.
Menimbulkan kebakaran hutan dan tumbuhan disekitarnya.
Menimbulkan banyak korban manusia, hewan dan tumbuhan.
Menimbulkan polusi udara dan jarak pandang penerbangan.
Mengakibatkan kerusakan lahan pertanian dan area pemukiman akibat banjir lahar panas dan lahar dingin.
Kerusakan lingkungan akibat gempa bumi vulkanik.
Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan getaran atau pergerakan lapisan akibat tenaga dalam bumi yang dapat berupa gempa vulkanik, tektonik dan gempa runtuhan ( terban ).
Beberapa bentuk kerusakan akibat gempa bumi :
Runtuhnya rumah, gedung-gedung dan terputusnya jalan raya.
Rusaknya sarana dan prasana.
Rusak serta hancurnya areal pertanian, perkebunan dan perikanan.
Kemarau Panjang
Suatu penyimpangan iklim atau musim yang menimpa suatu daerah sehingga mengakibatkan waktu musim kemarau lebih lama dari semestinya. Kemarau panjang dapat menimbulkan kerusakan sumber daya lingkungan hidup seperti berikut :
Sumur dan sumber air menjadi kering.
Hutan terbakar akibat kekeringan.
Sungai, danau dan areal pertanian menjadi kering.
Gagal penen bagi petani sawah tadah hujan akibat kekeringan.
Tumbuhan dan padang rumput banyak yang mati sehingga mengancam usaha pertanian.
Tanah Longsor
Secara alami suatu gerakan atau rayapan tanah dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan volume yang besar akibat perubahan gaya goncangan gempa.
Tanah longsor dapat menimbulkan kerusakan diantaranya:
Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
Terputusnya jalan raya, sungai dan jembatan.
Dangkalnya danau dan jebolnya tanggul.
Terputusnya jaringan listrik dan instalasi air minum.
Banjir Karena Faktor Alam
Banjir merupaka peristiwa terbenamnya daratan yang biasanya kering oleh air yang berasal dari sumber-sumber air yang ada disekitarnya seperti meluapnya air sungai ke lingkungan sekitar akibat curah hujan yang tinggi. Banjir dapat minumbulkan kerusakan lingkungan hidup :
Rusaknya areal pemukiman penduduk.
Sulitnya mendapatkan air bersih.
Rusaknya saran dan prasana penduduk.
Rusaknya areal pertanian dan perkebunan serta peternakan.
Rusaknya jaringan transportasi, instalasi air minum dan jaringan telekomunikasi.
Kerusakan Akibat Faktor Manusia
Kerusakan lingkungan hidup yang mengancam dan kelestarian hayati sebagian besar disebabkan oleh faktor kecerobohan manusia. Banyak manusia yang sangat serakah akan hasil alam yang sangat melimpah dibumi ini, sehingga banyak oknum jahta dan tangan-tangan jail yang tidak bertanggung jawab akan lingkungan alam, karena tidak bertanggung jawab akan perbuatannya maka lingkungan alam kita sekarang ini menjadi rusak dan banyak makan korban akibat perbuatan yang tidak terpuji ini, seharusnya kita tetap menjaga dengan bukan malah merusaknya begitu saja dan tidak bertanggung jawab sehingga dapat merusak lingkungan alam yang ada dibumi ini.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia :
Lahan Kritis
Lahan kritis ialah suatu lahan tandus karena unsur hara atau kesuburannya sangat sedikit bahkan sudah hilang sama sekali.
Contoh terjadinya lahan kritis akibat aktivitas manusia:
Lahan kritis karena pengaruh limbah industri.
Lahan kritis karena penebangan hutan secara liar.
Lahan kritis karena pengambilan hasil tambang yang berlebihan.
Lahan kritis karena sistem lading berpindah dengan cara membakar hutan.
Lahan kritis karena fungsi tanah yang tidak tepat.
Banjir
Selain faktor alam terjadinya banjir dapat dipicu oleh aktivitas manusia:
Pengundulan hutan secara besar-besaran.
Membuang sampah disembarang tempat sehingga aliran permukaan dari hujan tidak lancar.
Munculnya bangunan liar di daerah lairan sungai dan bataran sungai.
Akibat perubahan fungsi rawa-rawa yang semula penampungan air kini menjadi pemukiman penduduk.
Sistem hutan bakau yang rusak karena ditebang oleh manusia.
Pencemaran
Pencemaran atau polusi ialah berubahnya keadaan alam karena unsur-unsur tertentu sehingga menimbulkan gangguan terhadap kualitas lingkungan hidup bahkan merusak ekosistem. Ada beberapa jenis pencemaran yaitu:
Pencemaran udara.
Pencemaran suara.
Pencemaran air.
Pencemaran tanah.
Degradasi Lingkungan
Degradasi lingkungan ialah kerusakan lingkungan atas penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat pengambilan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan dan di luar ambang batas. Bentuk degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh manusia :
Abrasi pantai akibat penebangan hutan bakau secara liar.
Penambangan pasir dan batu serta penimbunan liar yang tak terkendali.
Instrusi air laut kedaratan sebagai akibat pengambilan air tanah secara berlebihan.
Kerusakan terumbu karang akibat penangkapan ikan dengan bahan peledak.
Kerusakan lingkungan pantai akibat reklamasi pantai yang tidak di ikuti dengan perhitungan kelestarian alam.
Dampak Bencana Alam
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan. Salah satu bencana alam yang paling menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5 abad terakhir, telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak daripada korban gunung meletus.
Dalam hitungan detik dan menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap, rusak, runtuh karena gempa.
Bencana seperti tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain terutamagempa bumi, letusan gunung berapi, hujan lebat atau topan.
Manusia dianggap tidak berdaya pada bencana alam, bahkan sejak awal peradabannya. Ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemendarurat menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan, struktural dan korban jiwa. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan manusia untuk mencegah dan menghindari bencana serta daya tahannya. Menurut Bankoff (2003): “bencana muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan”. Artinya adalah aktivitas alam yang berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia tidak memiliki daya tahan yang kuat.
Gambar Bencana Alam
Gambar. Bencana Alam Letusan Gurun Berapi
Gambar. Bencana Alam Terjadinya Tanah Longsor
Gambar. Bencana Alam terjadinya tsunami
Dampak bencana dapat dirumuskan sebagai berikut [4]:
Risk = the possibility of loss, injury, death or other consequence Hazard = a destructive phenomenon or event
Exposure = duration and/or extent of hazard
Vulnerability = susceptibility to damage or harm by hazard
Manageability= the capacity to respond to needs created by a disaster
Empat Faktor yang Memuat Indonesia menjadi Wilayah Rawan Bencana Alam
Sudah sejak lama Indonesia dibayang-bayangi bencana alam setiap waktunya, banjir, gempa bumi, gunung meletus, longsor dan bencana-bencana lainnya sudah akrab dengan masyarakat sejak jaman nenek moyang. Korban yang berjatuhan pun sudah tak terhitung, selain karena kehendak Tuhan, ternyata ada faktor-faktor yang melandasi Indonesia menjadi salah satu wilayah paling rawan bencana.
(1) Indonesia Berada di Jalur Wilayah Cincin Api Pasifik
Faktor pertama yaitu karena Indonesia merupakan negara yang berada di jalur wilayah cincin api pasifik, sebenarnya apa sih cincin api pasifik itu? Cincin api atau lingkaran api pasifik adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan di Samudra Pasifik, cincin api ini berbentuk seperti tapal kuda mencakup wilayah sepanjang 40.000 km, atau bisa disebut sebagai sabuk gempa pasifik.
Kondisi inilah yang membuat Indonesia memiliki banyak gunung berapi, berkaca dari hal ini maka tak heran jika di Indonesia sering terjadi erupsi vulkanik yang membuat pergerakan dasar bumi Indonesia begitu aktif sehingga resiko terjadinya gempa bumi pun cukup besar.
(2) Wilayah Indonesia Berada di Jalur Sabuk Alpide
Faktor kedua karena wilayah Indonesia berada di jalur sabuk alpide, sabuk alpide merupakan sebuah sabuk seismik dan sabuk orogenik yang mencakup berbagai rentang pegunungan yang membentang sepanjang margin selatan Eurasia, membentang dari Jawa ke Sumatera melalui Himalaya, Mediterania, dan keluar ke Atlantik.
Termasuk Alpen, Carpathians, Pyrenees, Pegunungan Anatolia dan Iran, Hindu Kush dan juga Pegunungan Asia Tenggara. Bahkan Indonesia menjadi salah satu sistem gunung terbesar di Bumi setelah Himalaya. Sabuk alpide juga merupakan jalur gempa paling aktif nomer dua di dunia, jadi itulah mengapa gempa sering kali terjadi di Indonesia.
(3) Terletak di Tiga Lempeng Dunia
Selain terletak di jalur cincin api pasifik dan sabuk Alpide, nyatanya Indonesia juga dihimpit oleh tiga lempeng aktif loh yaitu Lempeng Indo-Australia dari selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur, hal ini juga membuat kondisi geologi di bawah permukaan indonesia terus saja bergejolak, yang membuat munculnya gunung api baru, gempa bumi dan tsunami rentan terjadi di bumi pertiwi.
(4) Iklim Tropis di Indonesia Mempengaruhi Fenomena Alam
Tak hanya kondisi geologi saja yang menyebabkan Indonesia menjadi wilayah yang rentan terhadap terjadinya bencana, namun rupanya kondisi iklim tropis Indonesia juga mempengaruhi terjadinya fenomena alam. Iklim tropis memiliki curah hujan yang cukup tinggi, curah hujan yang tinggi ini memudahkan terjadinya pelapukan pada tanah, membuat kondisi struktur pada tanah tidak stabil sehingga resiko terjadinya tanah longsor menjadi besar di Indonesia.
C. Latihan
1. Apa saja yang dapat menyebabkan bencana?
2. Jelaskan dampak bencana alam!
D. Kunci Jawaban
1. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain: bahaya alam dan bahaya karena ulah manusia yang menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi: a) bahaya geologi, b) bahaya hidrometeorologi, c) bahaya biologi, d) bahaya teknologi dan penurunan kualitas lingkungan.
2. Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] UU-RI no 24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
[2] BNPB: BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA [3] International federation of Red Cross and Red Cresent Societies,
http://www.jhsph.edu/research/centers-and-institutes/center-for-refugeeand- disasterresponse/publications_tools/publications/_CRDR_ICRC_Public_Health_
Guide_Book/Chapter_1_Disaster_Definitions.pdf
[4] International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies,
http://www.ifrc.org/en/what-we-do/disaster-management/aboutdisasters/what-is- a-disaster/
[5] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyususnan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
[6] Endro Sambodo, 1984, Apakah Ring of Fire?
https://endrosambodo1984.wordpress.com/2012/04/19/ring-of-fireapakah-itu/
[7] Disaster Management Notes and Questions,
file:///C:/Users/Ken%20Martina/Documents/Data/DIKTAT%20MITIGASI%20B ENCANA/Disaster_Management_Notes_and_Questions.pdf
[8] Safer homes, stronger communities: A handbook for reconstructing after natural disaster: Disaster Type and Impact,
http://www.gfdrr.org/sites/gfdrr.org/files/Disaster_Types_andImpacts.pdf https://www.dosenpendidikan.co.id/bencana-alam/