• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Dari Pencemaran Udara

N/A
N/A
Ismulianur

Academic year: 2024

Membagikan "Dampak Dari Pencemaran Udara"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK DARI PENCEMARAN UDARA

Disusun oleh Ismulianur NIM:230705101

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM AR-RANIRY BANDA ACEH

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...i

KATA PENGANTAR...ii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

A.Latar Belakang...1

B.Rumusan Masalah...1

C.Tujuan penulisan...1

BAB 2 PEMBAHASAN...2

A.Pencemaran udara...2

B.Dampak dampak dari pencemaran udara...2

C.Jenis-jenis pencemaran udara...3

D.Sumber pencemaran udara...5

E.Klasifikasi Bahan Pencemaran Udara...6

F.Pencemaran Udara Dalam Ruangan Dan Kondisi Kesehatan...7

G.Pencemaran Udara Dari Emisi Gas Buang Kendaraan...7

G.Kesadaran masyarakat terhadap pencemaran udara...9

BAB 3 PENUTUP...10

a.Kesimpulan...10

b.Saran...10

DAFTAR PUSTAKA...12

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah swt, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya membahas mengenai “ Dampak Dari Pencemaran Udara”.

Pada kesempatan ini saya mengucapakan terima kasih terhadap Bang Azri Ahmad Fahrozi dan Bang Ridhatul Nafis. Yang telah memberikan tugas terhadap saya, tentunya saya tidak akan sempurna dalam menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan dari abang-abang.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,baik dari segi penyusunannya, bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu,keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka saya akan menerima kritik maupun saran dari pembaca pembaca sekalian.

Saya harapkan semoga makalah ini dapat berguna dan bisa menambah wawasan serta membarikan manfaat kepada pembaca.

Penulis

Ismulianur

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur unsur berbahaya dari ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan. Dengan demikian akan terjadinya gangguan pada kesehatan manusia. Terdapat dua jenis sumber pencemaran udara,yang pertama adalah pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari kegiatan manusia (antrhopogenic sources) seperti yang berasal transportasi, emisi pabrik, dan lain lain. Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, seperti di dalam rumah, sekolah dan kantor. Pencemaran seperti ini sering disebut dengan pencemaran dalam ruangan ( indoor pollution). Sedangkan pencemaran di luar ruangan ( outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup.

B.Rumusan Masalah

 Pengertian dari pencemaran udara!

 Dampak- dampak apa saja yang terjadi disebabkan oleh pencemaran udara?

 Apa saja jenis- jenis pencemaran udara?

 Sumber pencemaran udara!

 Kesadaran masyarakat terhadap pencemaran udara!

 Klasifikasi bahan pencemaran udara!

 Pencemaran udara dalam ruangan dan kondisi kesehatan!

 Pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan!

C.Tujuan penulisan

Tujuan penulisan di makalah ini, supaya pembaca dapat:

 Memahami apa itu pencemaran udara,dampak-dampak dari pencemaran udara juga zat- zat yang menyebabkan pencemaran udara dan lain lain.

 Memberikan kesadaran akan bahayanya pencemaran udara terhadap kesehatan.

(5)

BAB 2 PEMBAHASAN

A.Pencemaran udara

Pencemaran udara atau polusi udara adalah suatu keadaan dimana terdapat substansi fisik, biologi, atau kimia di lapisan udara bumi (atmosfer) yang jumlahnya membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya (Siburian, 2020). Menurut Champers dan Masters pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu sehingga dapat terdeteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi, dan material. Selain itu pencemaran udara dapat pula dikatakan sebagai perubahan atmosfer karena masuknya bahan

kontaminan alami atau buatan ke dalam atmosfer tersebut (HJ Mukono, 2011).(Simandjuntak, 2013;

Sudrajad, 2006)

B.Dampak dampak dari pencemaran udara

Ada banyak dampak yang dihasilkan dari pencemaran udara diantaranya: mengganggu kesehatan makhluk hidup, kerusakan lingkungan ekosistem, dan hujan asam. Kesehatan pada manusia akan terganggu akibat udara yang tercemar yang bisa mengakibatkan timbulnya penyakit seperti infeksi saluran pernapasan, paru-paru, jantung dan juga sebagai pemicu terjadinya kanker yang sangat berbahaya.

Selanjutnya efek yang ditimbulkan pada lingkungan ekosistem adalah kerusakan dimana lingkungan ekosistem tempat tinggal berbagai macam makhluk hidup seperti akibat kebakaran hutan merusak tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sedangkan hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan polutan dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen dioksida. Polutan tersebut berasal dari knalpot mobil dan industri yang

menggunakan bahan bakar minyak dan batubara..Diatmosfir, polutan tersebut membentuk asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3).Akhirnya mereka jatuh ke tanah sebagai hujan asam [5].Selanjutnya yang terjadi adalah bencana bagi kehidupan makhluk hidup.Sebagai contoh peristiwa kebakaran yang terjadi di Kalimantan dan Pekanbaru tentunya mengakibatkan kondisi udara yang sangat membahayakan kesehatan.

Masyarakan akan terjangkit penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA) akibat menghirup udara yang bercamput asap hasil kebakaran hutan.

Dampak buruk polusi udara bagi manusia tidak dapat dibantah lagi, baik polusi udara yang terjadi di alam bebas( outdoor air polution) ataupun yang terjadi di dalam ruangan (indoor air polution). Polusi

(6)

udara yang terjadi diluar ruangan disebabkan oleh bahan pencemar yang bersal dari industri, transportasi.

Sementara polusi yang terjadi didalam ruangan dapat berasal dari asap rokok, dan gangguan sirkulasi udara.(Budiyono, 2010)

C.Jenis-jenis pencemaran udara

Zat-zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia adalah sebagai berikut : Karbon Monoksida (CO)

Gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60%-70% pencemaran udara di Indonesia disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini [5].

Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak.

Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.

Nitrogen Oksida (NOx)

Sampai tahun 2000 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan 38%

dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun) [4]. Gas NOx terbentuk atas tiga fungsi yaitu ; Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2), NOx = f (T, t, O2). Ada 3 teori yang mengemukakan terbentuknya NOx, yaitu :

1) Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism) : Proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar (>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx → NO + NO2).

2) Prompt NOx : Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.

3) Fuel NOx : NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar.

(7)

Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Selain itu zat oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dengan sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon rendah atau kabut berawan coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.

Sulfur Oxide (SOx)

Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya Sox emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses pembakaran sulfur dioxide dan sulfur trioxide terbentuk dari reaksi :

S + O2 SO2

SO2 + ½ O2 SO3

Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar (1-5)%. Gas yang berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun apabila bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa tahun 1997-2003 jumlah sulfur dioksida di udara telah mencapai ambang batas.

HydroCarbon (HC)

Emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam mesin yang merupakan sumber pencemar. Penyebabnya adalah karena tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna dan tidak terbakarnya minyak pelumas silinder. Emisi HC pada bahan bakar HFO yang biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan bakar Diesel Oil (DO). Emisi HC ini berbentuk gas methan (CH4). Jenis emisi ini dapat menyebabkan leukemia dan kanker.

Partikulat Matter (PM)

Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen. Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang mengendap dalam partikel debu. Pada proses

(8)

pembakaran debu terbentuk dari pemecahan unsur hidrokarbon dan setelah proses oksidasi. Dalam debu tersebut terkandung debu sendiri dan beberapa kandungan metal oksida. Dalam kelanjutan proses ekspansi di atmosfir, kandungan metal dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Diketahui juga bahwa di beberapa kota besar di dunia perubahan menjadi partikel sulfat di atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh molekul sulfur.(BAB 2 (1), n.d.)

D.Sumber pencemaran udara

Menurut Tri Cahyono (2017) Sumber pencemar udara dapat digolongkan menjadi dua, yaitu a. Sumber alamiah (natural)

1) Akibat letusan gunung berapi

Gas pencemar yang berasal dari gunung berapi dapat menyebabkan pencemaran udara salah satunya adalah SOx.

2) Akibat kebakaran hutan

Kebakaran hutan merupakan sumber pencemar udara secara alami, bahan pencemar yang disebabkan oleh kebakan hutan andalah Hidrokarbon (HC), Karbon dioksida (CO2), Sulfur oksida, Nitrogen oksida (NO) , dan Nitrogen dioksida (NO2).

b. Sumber kegiatan manusia (Antropogenik)

Pecemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan manusia dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Sumber bergerak

Sumber bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat, seperti kendaraan bermotor yang akan menghasilkan polutan seperti Nitrogen dioksida (NO2), Hidrokarbon (HC), Sulfur dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO) dan lain-lain.

(9)

2) Sumber tidak bergerak

Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat, seperti pabrik, tempat pembakaran sampah, pembangunan atau pengaspalan jalan dan lain-lain (Tri, 2017).(Abidin et al., 2019; BAB 2 (1), n.d.)

E.Klasifikasi Bahan Pencemaran Udara

Menurut Arianto (2016) Bahan pencemar udara atau polutan berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Polutan Primer

Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu. Polutan primer mencangkup 90% dari jumlah polutan udara seluruhnya. Polutan primer dapat dibedakan menjadi:

1) Polutan gas, seperti Hidrokarbon (HC), Karbon Monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), dan lain-lain. Click or tap here to enter text.

2) Partikulat atau partikel. Partikulat yang diatmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat dan cairan maupun suspensi udara. Partikulat primer dihasilkan oleh proses secara mekanik maupun proses pembakaran.

b. Polutan Sekunder

Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi fotokimia. Proses kecepatan dan arah reaksi polutan sekunder dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

1) Konsentrasi relative dari bahan reaktan 2) Derajat fotoaktivasi

3) Kondisi iklim

4) Topografi lokal dan adanya embun

(10)

Polutan sekunder mempuyai sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, Peroxy Acyl Nitrat (PAN), dan Formaldehid (Arinto Yudi Ponco, 2016).(", n.d.; BAB 2 (1), n.d.; Mukono, 2011)

F.Pencemaran Udara Dalam Ruangan Dan Kondisi Kesehatan

Polusi udara tidak hanya terjadi di luar ruangan,tetapi juga terjadi di dalam ruangan. Polusi udara di dalam ruangan memiliki dampak yang lebih berbahaya bagi kesehatan dibanding polusi udara di luar ruangan (Nahar et al., 2016). Selain itu, menurut United States Enviromental Protection Agency (EPA), polusi udara dalam ruangan 2 sampai 10 kali lebih berbahaya

dibandingkan polusi udara luar ruangan. Padahal, masyarakat menghabiskan waktunya sekitar 80 sampai 90 persen di dalam ruangan, seperti rumah, kantor, restoran, dan lain-lain (Hildebrandt et -al., 2019). Menurut United States EPA, manusia terpapar polusi udara dalam ruangan 2 hingga 5 kali lebih banyak, bahkan 100 kali lebih tinggi daripada tingkat polusi di luar ruangan. Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat polusi udara di dalam ruangan, makin tinggi pula ancaman kesehatannya. Oleh karena itu, kualitas udara dalam ruangan merupakan faktor penting bagi kesehatan manusia.

Menurut Kumar & Imam (2013), jenis polusi udara berbahaya dalam ruangan antara lain karbon monoksida (CO), senyawa organik volatil (VOC), partikulat (PM), aerosol, polutan biologis, dan lainlain. Jenis polusi tersebut berasal dari debu, asap rokok, asap akibat

pembakaran bahan bakar padat atau asap yang berasal dari dapur, dan senyawa organik yang mudah menguap. Selain itu, sebagian besar rumah tangga Indonesia masih menggunakan bahan bakar gas atau Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan memasak. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 72,38 persen rumah tangga menggunakan bahan bakar LPG untuk memasak, 21,57 persen rumah tangga masih menggunakan kayu bakar, 3,78 persen menggunakan minyak tanah, dan 2,28 persen yang lain menggunakan sumber energi seperti

(11)

G.Pencemaran Udara Dari Emisi Gas Buang Kendaraan

Udara merupakan faktor yang penting dalam hidup dan kehidupan. Namun pada era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, serta berkembangnya transportasi, maka, kualitas udara pun mengalami perubahan yang disebabkan oleh terjadinya pencemaran udara atau sebagai berubahnya salah satu komposisi udara dari keadaan yang normal: yaitu masuknya zat pencemar ( berbentuk gas-gas dan partikel kecil/

aerosol) ke dalam udara dalam jumlah tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama. Sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tanaman ( BPLH DKI Jakarta.2013).

Penelitian ini khusus menyoroti penyumbang pencemaran terbesar di indonesia: yaitu oleh kendaran bermotor. Mengingat, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, telah terjadi lonjokan jumlah kendaraan bermotor yang sangat pesat. Khususnya oleh pertambaha sepeda motor yang mencapai 30%. Sekitar lebih kurang 70% terdistribusi di daerah perkotaan.

Pada rentang 2005, perbandingan antara jumlah sepeda motor dan penduduk di indonesia diperkirakan mencapai 1:8. Seterusnya, dari tahun ketahun kondisi tersebu semakin meningkat.

Akibatnya, ruas jalan di Indonesia semakin padat. Bukan hanya di kota-kota besar bahkan, sampai ke pelosok daerah (WHO.1979).

Menurut data terakhir Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), jumlah kendaraan yang beroperasi di seluruh Indonesia pada rentang 2013 mencapai 104.211 juta unit,naik sebesar 12% dari 2012; yakni sebanyak 84.193 juta unit. Dari jumlah tersebut maka, populasi terbanyak disumbang oleh sepeda motor yaitu, rata-rata sebanyak 73%.

Jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor ternyata merupakan tindakan yang dapat dilihat dengan progrssive contextualization (vayda, 1986) ketika ingin mendeskripsikan suatu

pengrusakan lingkungan ( terkait di sini masalah pencemaran udara akibat transportasi), terbukti tidak terbatas hanya melihat lebih luas lagi bahwa tindakan tersebut berdampak bagi hidup dan kehidupan.

Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan kendaraan bermotor yang mengeluarkan emisi dan mencemarkan udara di sekitar kita. Salah satu kasus di perkotaan adalah akibat pertumbuhan

(12)

Ekonomi di DKI Jakarta lebih tinggi dibanding kota-kota lainnya maka, telah mendorong perubahan gaya-gaya hidup sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakatnnya. Kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi ( mobil dan sepeda motor) juga angkutan umum meninggkat sehingga, mengambil porsi ruas jalan yang lebih besar dibanding moda transportasi lainnya.(Haruna et al., 2019; Ismiyati et al., 2014)

G.Kesadaran masyarakat terhadap pencemaran udara

Kesadaran adalah sadar akan perilaku atau perbuatan yang dilakukan. Kesadaran tentang lingkungan hidup mencakup banyak segi, antara lain segi kognitif (pengetahuan dan

ketrampilan), segi afektif (sikap), dan segi perilaku seseorang ketika terlibat dalam sebuah aksi lingkungan secara perorangan atau kelompok. Melalui pendidikan formal maupun non formal kesadaran tersebut dapat dicapai [5].Menjaga lingkungan di sekitar kita merupakan aspek dasar yang harus dimiliki oleh semua orang. Banyak cara sederhana yang dapat dilakukan oleh manusia untuk menjaga lingkungan diantara dengan membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghijauan dengan menanam kembali tumbuhan atau pohon baik disekitar rumah, pinggir jalan maupun hutan.

Dengan adanya penghijauan dapat memberikan udara yang segar dan membantu mengurangi efek dari pencemaran udara.Tentunya dalam mewujudkan lingkungan yang bersih perlu adanya kesadaran bagi semua pihak baik itu masyarakat, pemerintah maupun penghasil limbah polusi udara, agar dapat bersama-sama menjaga dang mengatasi pencemaran udara.(Abidin et al., 2019)

(13)

B

AB 3 PENUTUP

a.Kesimpulan

 Kesimpulan dari pencemaran udara adalah bahwa kontaminan udara, seperti partikel berbahaya dan gas polutan, dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia, lingkungan, dan iklim. Oleh karena itu, upaya perlindungan dan pengurangan

pencemaran udara sangat penting untuk menjaga kualitas udara yang sehat dan berkelanjutan.

 Kesimpulan yang lebih spesifik dan efektif mengenai pencemaran udara adalah:"Pencemaran udara adalah masalah serius yang perlu segera ditangani.

Dampaknya meliputi gangguan kesehatan, kerusakan lingkungan, serta perubahan iklim.

Untuk mengurangi pencemaran udara, diperlukan tindakan yang melibatkan

pengendalian emisi, penggunaan teknologi bersih, dan kesadaran masyarakat dalam mengurangi polusi udara."

b.Saran

Beberapa saran untuk mengurangi pencemaran udara meliputi:

1. Menggunakan Transportasi Ramah Lingkungan: Gunakan transportasi publik, sepeda, atau berjalan kaki, atau pertimbangkan mobil listrik atau kendaraan yang lebih efisien.

2. Penggunaan Energi Bersih: Kurangi konsumsi listrik dan gas alam yang berlebihan.

Investasikan dalam energi terbarukan dan hemat energi di rumah.

3. Pengelolaan Limbah: Kelola limbah dengan benar, daur ulang, dan buang sampah sesuai aturan.

4. Pengurangan Polusi Kendaraan: Pastikan kendaraan Anda selalu dalam kondisi baik.

Tingkatkan pemeriksaan kendaraan dan gunakan bahan bakar yang lebih bersih jika memungkinkan.

5. Mengurangi Penggunaan Plastik: Plastik yang terbuang dapat menjadi sumber pencemaran udara. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai.

(14)

6. Menanam Pohon: Menanam lebih banyak pohon dapat membantu membersihkan udara.

Dukung inisiatif penanaman pohon di komunitas Anda.

7. Mengikuti Peraturan: Patuhi peraturan dan kebijakan lingkungan yang ada. Ajak pemerintah dan industri untuk lebih ketat dalam mengendalikan emisi polutan.

8. Pendidikan Masyarakat: Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak pencemaran udara dan bagaimana mereka dapat berperan dalam menguranginya.

9. Teknologi Bersih: Dukung dan promosikan penggunaan teknologi bersih dan ramah lingkungan di berbagai sektor industri.

10. Pertanian Berkelanjutan: Dukung praktik pertanian yang berkelanjutan untuk mengurangi emisi amonia dari pupuk dan gas metana dari peternakan.

Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, kita dapat berperan dalam mengurangi pencemaran udara dan menjaga kualitas udara yang lebih baik.

(15)

DA

FTAR PUSTAKA

"

. (n.d.).

Abidin, J., Artauli Hasibuan, F., kunci, K., Udara, P., & Gauss, D. (2019). PENGARUH DAMPAK PENCEMARAN UDARA TERHADAP KESEHATAN UNTUK MENAMBAH

PEMAHAMAN MASYARAKAT AWAM TENTANG BAHAYA DARI POLUSI UDARA. In Prosiding SNFUR-4.

A’yun, I. Q., & Umaroh, R. (2023). Polusi Udara dalam Ruangan dan Kondisi Kesehatan: Analisis Rumah Tangga Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan Indonesia, 23(1), 16–26.

https://doi.org/10.21002/jepi.2022.02 BAB 2 (1). (n.d.).

Budiyono, A. (2010). Pencemaran udara: dampak pencemaran udara pada lingkungan. Berita Dirgantara, 2(1).

Haruna, H., Lahming, L., Amir, F., & Asrib, A. R. (2019). Pencemaran Udara Akibat Gas Buang Kendaraan Bermotor Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Pencemaran Udara Akibat Gas Buang Kendaraan Bermotor Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan, 2(2), 57–61.

Ismiyati, I., Marlita, D., & Saidah, D. (2014). Pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog), 1(3), 241–248.

Mukono, H. J. (2011). Aspek kesehatan pencemaran udara. Airlangga University Press.

Simandjuntak, A. G. (2013). Pencemaran udara. Buletin Limbah, 11(1).

Sudrajad, A. (2006). Pencemaran udara, suatu pendahuluan. Majalah Inovasi, 52.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup prosedur pengendalian dampak pencemaran udara akibat kebakaran hutan terhadap kesehatan meliputi 3 (tiga) fase, yaitu : fase pra bencana kebakaran hutan, fase

Menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,

(1) Pelaksanaan pengawasan pencemaran udara dilakukan oleh SKPD yang membidangi pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan hidup provinsi sesuai dengan

Sebagai suatu bentuk pencemaran lingkungan yang bersifat transnasional, selain memberikan dampak bagi kesehatan dan kelayakan ekosistem udara pada tingkat lokal dan

Berdasarkan pembahasan critical review dapat diambil kesimpulan bahwa Maksud dan tujman penulis untuk menyelidiki dampak pencemaran udara terhadap terhadap

Dalam penulisan makalah mengenai “ DAMPAK POLUSI UDARA, AIR, DAN TANAH TERHADAP KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN ” ini, kami mendapatkan beberapa hal,

Pencemaran udara merupakan masalah global yang berdampak serius pada kesehatan manusia dan lingkungan, dan penggunaan kendaraan listrik dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan

Jurnal ini membahas dampak limbah rumah tangga terhadap pencemaran lingkungan dan cara