• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Kualitas Laba Dengan Ukuran Kap Sebagai Variabel Moderasi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Kualitas Laba Dengan Ukuran Kap Sebagai Variabel Moderasi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar &Call For Papers ISBN 978-979-3775-55-5

Business Dynamics Toward

Competitive Economic Region of ASEAN

^ feb v.-::

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

2014

(2)

ISBN: 978-979-3775-55-5 3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

PROCEEDING SEMINAR & CALL FOR PAPERS

Business Dynamics Toward Competitive Economic Region of ASEAN Editor : Dinda Widi Yusanti, S.Pd.

Ira Yuliani, S.Pd

Layout : Tim Seminar & Call for Papers Desain Sampul: Tim Seminar & Call for Papers

Tebal buku : 2045 Halaman Ukuran buku : 29,7 cm

Edisi : I, cetakan pertama ISBN : 978-979-3775-55-5

Penerbit : Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Jl. Diponegoro No. 52-60 Salatiga 50711 Telp : 0298 - 311881 Fax : 0298 - 321212

Flak Cipta © 2014 pada penulis

FlakTerbit pada Penerbit Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

fol^ Fakultas Ekonomika dan Bisnis rt&Mf Universitas Kristen Satya Wacana

(3)

TIM REVIEWER

Prof. Supramono, SE, MBA, DBA Prof. John J.O.I. Ihalauw, SE, Ph.D Dr. Luciana Spica Almilia, SE, M.Si.

Dr. Intiyas Utami, SE, MSi, CA Dr. Gatot Sasongko, SE, MS

fol^ Fakultas Ekonomika dan Bisnis rt&Mf Universitas Kristen Satya Wacana

(4)

ISBN: 978-979-3775-55-5 3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

KATA PENGANTAR

KATA SAMBUTAN DEKAN FEB UKSW

Ibu/Bpk Pembicara Seminar, para dosen sekaligus peneliti yang kami hormati.

Rekan rekan dosen dan mahasiswa FEB sebagai panitia yang kami kasihi.

Atas nama keluarga besar FEB UKSW, pertama tama kami sampaikan selamat datang dan penghargaan yang setinggi tingginya, serta kami ucapkan terima kasih kepada para pembicara, para peserta baik dari dosen sekaligus peneliti, peneliti non dosen atas kesediaanya mengalokasikan waktu, tenaga, fikiran dan dana dalam rangka membagi pengalaman, pengetahuan, basil karya penelitian dalam komunitas akademik nasional ini.

Meskipun kegitan ilmiah: Seminar dan membagi basil penelitian semacam ini sudah menjadi kegiatan rutin tahunan FEB UKSW, namun tahun ini adalah kegiatan istimewa karena FEB telah memasuki usia 55 tahun dan kiranya pengembangan ilmu pengetahuan ini telah menjadi bagian budaya akademik kita, khususnya untuk menyumbang pengembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemakmuran masyarakat secara luas.

Menjelang memasuki tahun 2015 masyarakat ekonomi ASEAN (MEA 2015), masing masing fihak mempersiapkan diri secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama dengan caranya masing-masing. Kita saat ini, di kota kecil Salatiga di lereng gunung merbabu sebagai simbol pasak bum! Jawa Tengah, kita menemukan momentum melakukan diskusi, membagi pengalaman, menyajikan basil karya penelitian kita dalam rangka menyambut MEA 2015.

Tahun 2015 disatu sisi terkesan adanya nuansa persaingan antar negara anggota ASEAN, antar pelaku bisnis dan juga antar perguruan tinggi, atau lulusan perguruan tinggi di negara negara anggota ASEAN, tetapi disisi lain yang tidak kalah penting adalah bekerja sama. Saat ini, ada baiknya kita merumuskan kembali dan melakukan bentuk bentuk kerja sama bukan hanya kerja sama dengan perguruan tinggi dalam negeri dan perguruan tinggi luar negeri yang sering mendapat bobot lebih, tetapi juga kerja sama antar perguruan tinggi dalam negeri serta dengan dunia bisnis dan pemerintah NKRI.

Sungguh kami berbangga dan bersyukur karena saat ini kita dapat memperoleh penyegaran melalui seminar dengan sejumlah topik bahasan yang relevan untuk menuju integrasi ekonomi global dan regional (MEA 2015), yaitu Perkembangan dan Tantangan Fraud Auditing dalam Menyongsong Integrasi Ekonomi Global dan Regional, Dinamika Bisnis yang telah memanfaatkan integrasi ekonomi global, serta Dinamika Ekonomi. Dengan penyegaran tersebut, bukan saja semangat melangkah tenggap memasuki MEA 2015, tetapi lebih dari itu kita bisa melangkah tegap dengan arah yang makin jelas.

^ feb. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

(5)

Sebagai penutup sambutan ini, kami ucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yaitu para reviewer yang telah menyelesaikan tugasnya degan baik, kepada Pimpinan FEB dan Pimpinan UKSW yang mendukung kegiatan ini dengan sarana dan prasarana yang diperlukan, kepada panitia yang bersemangat tinggi, bekerja keras dan bersabar menyelesaikan berbagai masalah, serta kepada sponsor dalam mendukung terlaksananya kegiatan ini.

Kami yakin, membagi pengetahuan dan pengalaman melalui seminar dan artikel/makalah basil penelitian ini secara nyata member! kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, persipan memasuki MEA 2015. Tuhan memberkati dan menyertai kita semua.

Salatiga, November 2014 Dekan FEB UKSW

i_i_ Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

(6)

ISBN: 978-979-3775-55-5 3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 DAFTAR INSTITUSI PESERTA PEMAKALAH

No Institusi Kota 1

1 Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta 2 Balai Penelitian Hasil Hutan Bukan Kayu Mataram

3 Kalbis Institute Jakarta

4 Pemerintah Daerah Kab. Wonogiri Wonogiri 5 Politeknik Negeri Semarang Semarang 6 Politeknik Pos Indonesia Bandung 7 Sampoerna School of Business Jakarta 8 SHE Bisnis & Perbankan Yogyakarta

9 SHE BUDDHI Tangerang

10 SHE Indonesia Banking School Jakarta

11 SHE Selamat Sri Kendal

12 SHE Widya Manggala Semarang

13 STMIK AKAKOM Yogyakarta

14 UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru

15 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

17 Unika Soegijapranata Semarang

18 Unika Widya Mandala Surabaya

19 Univeristas Wijaya Kusuma Surabaya 20 Universitas Airlangga Surabaya

21 Universitas Andalas Padang

22 Universitas Atma Jaya Yogyakarta 23 Universitas Bina Nusantara Jakarta 24 Universitas Bunda Mulia Jakarta 25 Universitas Dian Nuswantoro Semarang 26 Universitas Diponegoro Semarang 27 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

28 Universitas Gunadarma Depok

29 Universitas Indonesia Depok

30 Universitas Islam Batik Surakarta 31 Universitas Islam Sultan Agung Semarang 32 Universitas Janabadra Yogyakarta 33 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto 34 Universitas Kristen Indonesia Jakarta 35 Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta 36 Universitas Kristen Maranatha Bandung 37 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

38 Universitas Medan Area Medan

39 Universitas Merdeka Madiun Madiun 40 Universitas Muhammadiyah Magelang Magelang 41 Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto 42 Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta 43 Universitas Negeri Makassar Makassar 44 Universitas Negeri Malang Malang 45 Universitas Negeri Semarang Semarang 46 Universitas Negeri Surabaya Surabaya 47 Universitas Padjajaran Bandung

fol^ Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana vl

(7)

1 No Institusi Kota 1 48 Universitas Pancasila Jakarta

49 Universitas Pekalongan Pekalongan 50 Universitas Pelita Harapan Tangerang 51 Universitas Pembangunan Jaya Jakarta 52 Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 53 Universitas Sangga Buana Bandung 54 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 55 Universitas Sebelas Maret Surakarta

56 Universitas Semarang Semarang

57 Universitas Slamet Riyadi Surakarta 58 Universitas STIKUBANK Semarang

59 Universitas Surabaya Surabaya

60 Universitas Tarumanagara Jakarta 61 Universitas Teknologi Yogyakarta Yogyakarta

62 Universitas Telkom Bandung

63 Universitas Trunojoyo Madura

64 Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

65 Universitas Widyagama Malang

66 Universitas Widyatama Bandung

67 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana WS feb

, " www

(8)

ISBN: 978-979-3775-55-5 3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

DAFTAR ISI

PERSEPSI GENERASI MUDA TERHADAP PROFESI PENGRAJIN SULIYANTO, SRI MURNI SETYAWATI, WENINOVANDARI

MENGELOLA KOMITMEN GURU DEMI EKSISTENSI SEKOUAH.... 12 ARCADIUS BENAWA

MONTH OF THE YEAR EFFECT PADA BEBERAPA PASAR

ROBIYANTO

PENGARUH THEORY PUANNED OF BEHAVIOR YANG

BERDAMPAK PADA INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA 32 IDA FARIDA, MAHMUD

ROMANCE IN THE WORKPUACE: ANAUYSIS OF JUSTICE

PERCEPTION TOWARD POUICIES CONCERNING ROMANCE IN

THE WORKPUACE 42 MUHAMMAD IRE AN SYAEBANI, RIANI RACHMAWATI

APUIKASI METODE REGRESI UINIER BERGANDA DAN

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMREDIKSI KINERJA

USAHA MIKRO DAN KECIU 55 ADI KUSWANTO, SUDARSONO, RADI SAHARA

PENGEMBANGAN KNOWUEDGE STRATEGY BERBASIS

KAPASITAS WIRAUSAHA MENUJU KEUNGGUUAN BERSAING BERKEUANJUTAN BPR DI PRIVINSI

JAWA TENGAH 69

WIDODO

PERUSAHAAN APPAREU DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (STUDI KASUS PADA

PT. JAYA ABADI) 86 MARCELA GUNAWAN, ROOS K. ANDADARI

PENGARUH PENERAPAN MSDM TERHADAP KEAHUIAN

KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAIVARIABEU

INTERVENING PADA UKM DI KOTA YOGYAKARTA 109 PRAYEKTI, JAJUK HERAWATI

BATIK TUUIS DI PURBAUINGGA 1

MODAU DI ASIA TENGGARA DAN PASAR KOMODITAS 22

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

(9)

IDENTIFIKASI SIGNIFIKANSI DAN KONSISTENSIHUBUNGAN VARIABELVARIABEL PENELITIAN DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AKUNTAN.. 1229 SURYADIWINATA

PENGARUH RISK ASSESSMENT AUDIT TERHADAP AUDIT

REPORT RATING PADA PERUSAHAAN 1252 SETYO BUDIUTONO, RIMA SUNDARI

PERSEPSI AUDITOR INTERNAU DAN EKSTERNAU MENGENAI EFEKTIVITAS METODE PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN

TINDAKAN KECURANGAN KEUANGAN 1260 IRMA PARAMITA SOFIA

PENGARUH MENTORING, KUAUITAS HUBUNGAN

SUPERVISOR-AUDITOR DAN KEADIUAN PROSEDURAU PADA

KINERJA AUDITOR INTERN PEMERINTAH 1277 RISPANTYO, RAHMAWATI

PENGARUH TOTAU ASSET, ROA, DER, UKURAN KAP, DAN UABA ATAU RUGI PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DEUAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA Periode 2011-2012 1292 KRISTANTIEKA A. S, SURENGGONO

INVESTIGASI PENGARUH ENVIRONMENTAU PERFORMANCE

DAN POUITICAU VISIBIUITY TERHADAP CSR DISCUOSURE 1309 ROUSILITA SUHENDAH, MELINDA HARYANTO

DAMPAK DARI PRAKTIK CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP FIRM VAUUE 1325 SUBAGYO, PRIMSABANGUN

DAMPAK KONVERGENSIIFRS TERHADAP KUAUITAS UABA DENGAN UKURAN KAP SEBAGAI VARIABEU MODERASI (STUDI

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG UISTED DI BEI) 1341 SEPTIAN BAYU KRISTANTO, KRISNAWATI TARIGAN

APAKAH TENUR DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBUIK

DAPAT MENINGKATKAN KUAUITAS AUDIT? 1355 SRI WAHYUNI, FEBRI ADI SUSENO

fApv Fakultas Ekonomika dan Bisnis Iwk/ XV

Universitas Kristen Satya Wacana

(10)

1341

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ISBN: 978-979-3775-55-5

DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN UKURAN KAP SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI)

Septian Bayu Kristanto Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Krisnawati Tarigan Universitas Kristen Krida Wacana

Malem Ukur Tarigan Universitas Tarumanagara

ABSTRACT

The objective of this study is to examine the effect of IFRS adoption on the earning quality of Indonesian firms by using auditor firm size as moderating variable. IFRS adoption is measure by percentage that is from comparison of PSAK with IAS/IFRS. The quality of earning is measured with discretionary accrual as a proxy. Audit Firm Size measured by dummy variable (big 4 and non big 4). This study used 60 firms listed in Indonesia Stock Exchange from 2010-2012. The hypotheses in this study are tested by using multiple regression analyses. The result of this study shows that IFRS adoption has no positive and significant effect on earning quality. And there is no evidence that prove that audit firm size can affect the quality of earning of IFRS adoption. The main contribution of this study is to justify from an empirical point of view that IFRS adoption doesn’t make any significant effect to the quality of earning in Indonesia.

Keywords : IFRS, Convergence, Quality of earning, Big 4 auditor and non big 4 auditor, Audit firm size

PENDAHULUAN

Globalisasi yang terjadi akhir–akhir ini membawa perubahan besar terhadap berbagai bidang, salah satunya dalam bidang ekonomi, yaitu berupa munculnya suatu standar akuntansi yang baru yang ditetapkan sebagai standar yang sah dalam dunia ekonomi internasional.

Sebagaimana yang telah kita tahu, bahwa pada tahun 2005 terdapat beberapa negara yang mulai mengadopsi International Financial Reporting Standards (IFRS), sedangkan di Indonesia, IFRS mulai diadopsi secara bertahap mulai dari tahun 2008 sampai saat ini.

Pengadopsian IFRS ini bertujuan untuk menyeragamkan standar pelaporan laporan keuangan di seluruh bagian dunia. Perlunya penyeragaman ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan investor akan laporan keuangan yang berkualitas.

Selain itu di dasari oleh istilah yang sering kita dengar yaitu “Akuntansi adalah bahasa bisnis” sehingga perlunya suatu standar baru yang menyeragamkan bahasa pembuatan laporan keuangan. Pengadopsian IFRS ke dalam standar akuntansi domestik bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas yaitu laporan keuangan yang memiliki

(11)

1342

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

kredibilitas yang tinggi. Seperti yang diungkap dalam beberapa penelitian, bahwa pengadopsian IFRS umumnya mampu meningkatkan kualitas standar akuntansi di sebagian besar negara (Chen et al.,2010; Bartov et al., 2005; Leuz et al., 2003; Ashbaugh dan Pincus, 2001; Leuz dan Verrechchia, 2000, dalam Rohaeni et al.,2012;hal2).

Penerapan IFRS sebagai standar global akan berdampak pada semakin sedikitnya pilihan-pilihan metode akuntansi yang dapat diterapkan sehingga akan meminimalisir praktik- praktik kecurangan akuntansi (Prihadi, 2011: 4). Semakin banyaknya metode akuntansi yang dapat di pilih/diterapkan, semakin rentan juga suatu laporan keuangan di manipulasi oleh pihak manajemen. Hal ini sering dikaitkan dengan keleluasaan manajer untuk menentukan metode akuntansi yang akan di gunakan dalam rangka meningkatkan, menurunkan, atau meratakan laba. Oleh karena itu diharapkan dengan terciptanya suatu standar baru (IFRS) mengurangi kesempatan manajer untuk mempercantik laporan keuangan.

Laba merupakan salah satu informasi penting dan potensial yang terdapat dalam laporan keuangan.Laba yang berkualitas adalah laba yang mendekati kenyataan. Dechows (2010),dalam Romasari(2013:5) mendefenisikan kualitas laba sebagai berikut: “Higher quality earnings provide more information about the features of a firms financial performance that are relevant to a specific decision made by a specific decision-maker.” Hal ini berarti bahwa laba yang berkualitas adalah laba yang memberikan informasi mengenai fitur dalam sebuah laporan keuangan sebuah perusahaan yang berguna untuk mengambil keputusan. Jadi kualitas laba dapat dilihat dari seberapa besar dan akurat informasi yang dapat dipakai oleh pengguna untuk mengambil keputusan. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan dengan laba yaitu pihak internal perusahaan dan pihak eksternal, khususnya investor. Pentingnya laba bagi investor mendorong manajemen untuk sering kali melakukan kecurangan/memanipulasi laba agar terlihat lebih cantik di mata para investor. Seperti yang terjadi pada kasus Enron dimana perusahaan tersebut melakukan window dressing.

Menurut Daske dan Gunther (2006) menyatakan bahwa pengadopsian IFRS meningkatkan kualitas laporan keuangan. Butler et al. (2004) mengatakan bahwa manajemen laba pada laporan keuangan dapat di identifikasi dengan menggunakan rasio kunci seperti gearing dan likuiditas, dan penerapan standar IFRS pada item laporan keuangan ini dapat mengurangi tingkat manajemen laba.

Namun, ternyata dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan hasil mengenai dampak pengadopsian IFRS terhadap standar akuntansi domestik di beberapa negara. Barth et al. (2008) meneliti kualitas akuntansi sebelum dan sesudah diadopsinya IFRS dengan sampel sebanyak 327 perusahaan dari 21 negara yang telah mengadopsi IAS secara sukarela antara tahun 1994 sampai 2003. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa setelah pengadopsian IFRS dilakukan, tingkat manajemen laba lebih rendah, relevansi nilai menjadi lebih tinggi, dan pengakuan kerugian menjadi lebih tepat waktu dibandingkan dengan sebelum diadopsinya IFRS. Jeanjean dan Stolowy (2008) meneliti dampak pengadopsian IFRS dengan mengobservasi 1146 perusahaan dari Australia, Prancis, dan UK mulai tahun 2005 sampai 2006 dan menemukan bukti bahwa manajemen laba di negara-negara tersebut tidak menjadi lebih rendah, bahkan meningkat untuk Prancis. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Ball et al. (2003) juga menemukan bahwa standar yang tinggi belum tentu menghasilkan informasi akuntansi berkualitas tinggi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa informasi akuntansi yang berkualitas tinggi juga di tentukan oleh tingkat insentif pembuat laporan keuangan dan kualitas pelaporan di tentukan juga oleh faktor ekonomi dan politik di negara yang bersangkutan yang mempengaruhi insentif manajer dan auditor, dan bukan semata-

(12)

1343

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ISBN: 978-979-3775-55-5

mata di tentukan oleh standar akuntansi (Ball et al., 2003; Jeanjean dan stolowy, 2008).

Menurut Atik (2008), peningkatan kualitas informasi akuntansi tidak hanya dilihat dari standar yang digunakan, tapi juga berhubungan dengan manajer dan auditor, sebagai pihak yang melakukan pemeriksaan terhadap informasi tersebut dan pihak yang akan mengidentifikasi setiap kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan.

Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berkaitan dengan kualitas audit. De Angelo (1981) berargumen bahwa kualitas audit secara langsung berhubungan dengan ukuran dari perusahaan audit, dengan proksi untuk ukuran perusahaan audit adalah jumlah klien. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan audit yang besar akan berusaha untuk menyajikan laporan audit yang lebih berkualitas dibandingkan dengan perusahaan audit yang kecil. Lenox (1999) menyatakan bahwa perusahaan audit yang besar lebih mampu menangkap signal akan penyelewengan keuangan yang terjadi dan mengungkapkannya pada pendapat audit mereka. Dye (1993) mengatakan bahwa auditor yang mempunyai kekayaan atau aset yang lebih besar mempunyai dorongan untuk menghasilkan laporan audit yang lebih akurat dibandingkan dengan auditor dengan kekayaan yang lebih besar. Auditor yang mempunyai kekayaan lebih besar tentunya adalah Audit Firm (KAP) yang besar.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah yang di ajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah konvergensi IFRS berpengaruh negatif atau positif terhadap kualitas laba?

2. Apakah pengaruh konvergensi IFRS terhadap kualitas laba yang di audit KAP Big 4 lebih tinggi dibanding perusahaan yang di audit KAP non Big 4?

TINJAUAN LITERATUR DAN HIPOTESIS Kualitas Laba

Dalam literatur penelitian akuntansi, terdapat berbagai pengertian kualitas laba dalam perspektif kebermanfaatan pada pengambilan keputusan (decision usefulness). Schipper dan Vincent (2003) mengelompokkan konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan: sifat runtun-waktu dari laba, karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan laba-kas-akrual, dan keputusan implementasi.

Empat kelompok penentuan kualitas laba ini dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

Pertama, berdasarkan sifat runtun-waktu laba, kualitas laba meliputi: persistensi, prediktabilitas (kemampuan prediksi), dan variabilitas. Atas dasar persistensi, laba yang berkualitas adalah laba yang persisten yaitu laba yang berkelanjutan, lebih bersifat permanen dan tidak bersifat transitori. Persistensi sebagai kualitas laba ini ditentukan berdasarkan perspektif kemanfaatannya dalam pengambilan keputusan khususnya dalam penilaian ekuitas.

Kemampuan prediksi menunjukkan kapasitas laba dalam memprediksi butir informasi tertentu, misalnya laba di masa datang. Dalam hal ini, laba yang berkualitas tinggi adalah laba yang mempunyai kemampuan tinggi dalam memprediksi laba di masa datang. Berdasarkan konstruk variabilitas, laba berkualitas tinggi adalah laba yang mempunyai variabilitas relatif rendah atau laba yang smooth.

Kedua, kualitas laba didasarkan pada hubungan laba-kas-akrual yang dapat diukur dengan berbagai ukuran, yaitu: rasio kas operasi dengan laba, perubahan akrual total, estimasi abnormal/discretionary accruals (akrual abnormal/ DA), dan estimasi hubungan akrual-kas.

(13)

1344

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Dengan menggunakan ukuran rasio kas operasi dengan laba, kualitas laba ditunjukkan oleh kedekatan laba dengan aliran kas operasi. Laba yang semakin dekat dengan aliran kas operasi mengindikasikan laba yang semakin berkualitas. Dengan menggunakan ukuran perubahan akrual total, laba yang berkualitas adalah laba yang mempunyai perubahan akrual total kecil.

Pengukuran ini mengasumsikan bahwa perubahan total akrual disebabkan oleh perubahan discretionary accruals. Estimasi discretionary accruals dapat diukur secara langsung untuk menentukan kualitas laba. Semakin kecil discretionary accruals semakin tinggi kualitas laba dan sebaliknya. Selanjutnya, keeratan hubungan antara akrual dan aliran kas juga dapat digunakan untuk mengukur kualitas laba. Semakin erat hubungan antara akrual dan aliran kas, semakin tinggi kualitas laba.

Ketiga, kualitas laba dapat didasarkan pada Konsep Kualitatif Rerangka Konseptual (Financial Accounting Standards Board, FASB, 1978). Laba yang berkualitas adalah laba yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yaitu yang memiliki karakteristik relevansi, reliabilitas, dan komparabilitas /konsistensi. Pengukuran masing-masing kriteria kualitas tersebut secara terpisah sulit atau tidak dapat dilakukan. Oleh sebab itu, dalam penelitian empiris koefisien regresi harga dan return saham pada laba (dan ukuran-ukuran terkait yang lain misalnya aliran kas) diinterpretasi sebagai ukuran kualitas laba berdasarkan karakteristik relevansi dan reliabilitas.

Keempat, kualitas laba berdasarkan keputusan implementasi meliputi dua pendekatan.

Dalam pendekatan pertama, kualitas laba berhubungan negatif dengan banyaknya pertimbangan, estimasi, dan prediksi yang diperlukan oleh penyusun laporan keuangan.

Semakin banyak estimasi yang diperlukan oleh penyusun laporan keuangan dalam mengimplementasi standar pelaporan, semakin rendah kualitas laba, dan sebaliknya. Dalam pendekatan kedua, kualitas laba berhubungan negatif dengan besarnya keuntungan yang diambil oleh manajemen dalam menggunakan pertimbangan agar menyimpang dari tujuan standar (manajemen laba). Manajemen laba yang semakin besar mengindikasi kualitas laba yang semakin rendah, dan sebaliknya.

IFRS (International Financial Reporting Standard)

Menurut Bragg (2012:27) menyatakan: “IFRS adalah standar beserta interpretasinya yang diumumkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).” Menurut Ankarath, dkk (2012:2) menyatakan bahwa: “Seperangkat standar yang disebarluaskan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang menekankan pada pengembangan standar yang di dasarkan pada prinsip-prinsip yang baik, jelas dinyatakan, dari mana interpretasi dibutuhkan.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa International Financial Reporting Standads (IFRS) adalah standar, intrepretasi dan kerangka kerja untuk persiapan dan penyajian suatu laporan keuangan yang diadopsi dari International Accounting Standards Board (IASB).

Konvergensi IFRS, menurut Kieso, dkk (2011:8) adalah “Usaha/upaya untuk mengurangi perbedaan antara IFRS dengan US GAAP.” Sedangkan konvergensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005:592) adalah keadaan menuju satu titik pertemuan;memusat. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa konvergensi IFRS adalah keadaan/proses untuk mengarahkan/mempertemukan antara Standar Akuntansi Keuangan nasional dengan standar internasional (IFRS) agar keduanya menjadi satu kesatuan. Standar–

standar yang menjadi bagian dari IFRS dulunya bernama IAS (International Accounting Standards). IAS terbentuk dari tahun 1973 sampai 2001 didirikan oleh IASC (International Accounting Standards Committee). Kemudian tahun 2001 IASC berubah menjadi IASB (International Accounting Standards Board) yang kemudian membuat standar baru yang

(14)

1345

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ISBN: 978-979-3775-55-5

disebut IFRS. Beberapa pertimbangan untuk membuat laporan keuangan berdasarkan IFRS antara lain:

1. Perusahaan-perusahaan multinasional akan mendapat keuntungan dari digunakannya sistem pelaporan keuangan yang sama

2. IFRS akan mempermudah dalam membandingkan laporan keuangan diantara beberapa perusahaan

3. IFRS dimaksudkan untuk memfasilitasi investasi antar negara dan akses terhadap pasar modal secara global.

Adapun perbedaan antara IFRS dengan US GAAP menurut Ankarath, dkk (2012:2) adalah dalam peraturan. IFRS lebih mengacu kepada “Principal Based” yang hanya mengatur kerangka luarnya saja, tidak secara terperinci. Sedangkan GAAP mengacu kepada “Rules Based” yang mengatur dengan lebih terperinci. Beberapa dampak konvergensi IFRS terhadap dunia bisnis :

1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global

2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.

3. Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga- harg fluktuatif.

4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach dan fair value

5. principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning management)

6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas Ukuran KAP

KAP Big4 dianggap cenderung memberikan kualitas audit yang baik. Ada empat kelebihan skala auditor menurut Firth & Liau Tan (1998) dalam Rossieta dan Wibowo (2009), yaitu:

1. besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP;

2. banyaknya ragam jasa yang ditawarkan;

3. luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi international; dan 4. banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP.

DeAngelo (1981) berpendapat pula bahwa kedua indikator kualitas audit hanya dimiliki oleh kantor akuntan yang berukuran besar. Pendapat ini didukung oleh Lee (1993) . Menurut Lee, jika auditor dan klien sama-sama memiliki ukuran yang relatif kecil, maka ada probabilitas yang besar bahwa penghasilan auditor akan tergantung pada fee audit yang dibayarkan kliennya. Oleh karena itu, auditor kecil ini cenderung tidak independen terhadap kliennya. Sebaliknya, jika auditor berukuran besar,maka ia cenderung lebih independen terhadap kliennya, baik ketika kliennya berukuran besar maupun kecil.

Watts dan Zimmerman (1986) dalam Rossieta dan Wibowo (2009) menyatakan persetujuannya pula. Mereka menyatakan bahwa semakin besar ukuran KAP maka akan semakin baik kualitas audit yang akan dihasilkan. Dopuch dan Simunic (1980) dalam Lawrence

(15)

1346

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

et al. (2011) menyatakan pula bahwa KAP yang lebih besar dapat memberikan kualitas yang lebih tinggi pula karena memiliki reputasi yang tinggi.

Namun Watkins et al. (2004) dalam Febrianto dan Widiastuty(2010) tidak sependapat dengan hal tersebut. Kepemilikan sumber daya dianggap tidak lebih penting daripada penggunaan sumber daya tersebut. Buktinya ada di dalam kasus Enron, Arthur Anderson. AA adalah sebuah KAP skala internasional yang tergabung dalam Big5. Dengan demikian AA merupakan auditor ukuran besar dan memiliki sumber daya yang lebih dari cukup. Adanya kasus Enron ini telah mematahkan pendapat Lee, DeAngelo, dan Dopuch dan Simunic yang sepakat bahwa auditor yang besar akan memberikan kualitas audit yang tinggi.

Menurut situs Wiikipedia daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) empat besar (big four) adalah sebagai berikut :

1. Deloitte Touche Tohmatsu- Osman Bing Satrio 2. PriceWaterhouseCoopers- Haryanto Sahari 3. Ernst & Young- Purwantono, Sarwoko, Sandjaja 4. KPMG- Sidharta, Sidharta, Widjaja

Penelitian Sebelumnya

Menurut Daske dan Gunther (2006) menyatakan bahwa pengadopsian IFRS meningkatkan kualitas laporan keuangan. Butler et al. (2004) mengatakan bahwa manajemen laba pada laporan keuangan dapat di identifikasi dengan menggunakan rasio kunci seperti gearing dan likuiditas, dan penerapan standar IFRS pada item laporan keuangan ini dapat mengurangi tingkat manajemen laba.

Barth et al. (2008) meneliti kualitas akuntansi sebelum dan sesudah diadopsinya IFRS dengan sampel sebanyak 327 perusahaan dari 21 negara yang telah mengadopsi IAS secara sukarela antara tahun 1994 sampai 2003. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa setelah pengadopsian IFRS dilakukan, tingkat manajemen laba lebih rendah, relevansi nilai menjadi lebih tinggi, dan pengakuan kerugian menjadi lebih tepat waktu dibandingkan dengan sebelum diadopsinya IFRS.

Jeanjean dan Stolowy (2008) meneliti dampak pengadopsian IFRS dengan mengobservasi 1146 perusahaan dari Australia, Prancis, dan UK mulai tahun 2005 sampai 2006 dan menemukan bukti bahwa manajemen laba di negara-negara tersebut tidak menjadi lebih rendah, bahkan meningkat untuk Prancis. Rohaeni,Aryati (2012:19) menemukan bahwa konvergensi IFRS berpengaruh negatif terhadap income smoothing. Berati praktik Income Smoothing semakin berkurang sejak pengadopsian IFRS.

Pengembangan Hipotesis

Barth et al. (2008) meneliti kualitas akuntansi sebelum dan sesudah dikenalkannya IFRS dengan menggunakan sampel sebanyak 327 perusahaan di 21 negara yang telah mengadopsi IAS secara sukarela antara tahun 1994 sampai 2003. Dalam penelitian ini ditemukan bukti bahwa setelah diperkenalkannya IFRS, tingkat manajemen laba menjadi lebih rendah, relevansi nilai menjadi lebih tinggi, dan pengakuan kerugian menjadi tepat waktu dibandingkan dengan masa sebelum transisi di mana akuntansi masih berdasarkan lokal GAAP.

Morais dan Curto (2008) meneliti apakah pengadopsian IFRS di Portugal berdampak terhadap meningkatnya kualitas laba dan relevansi nilai dari data akuntansi dari 34 perusahaan Portugal yang terdaftar di bursa sebelum pengadopsian IFRS (1995-2004) dan setelah

(16)

1347

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ISBN: 978-979-3775-55-5

pengadopsian IFRS (2004-2005). Mereka menemukan bahwa selama periode ketika perusahaan mengadopsi IFRS, perusahaan lebih sedikit melakukan perataan laba.

Van Tendeloo dan Vanstraelen (2005) meneliti apakah pengadopsian IFRS secara sukarela ada hubungannya dengan manajemen laba yang lebih rendah. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan di Jerman dari tahun 1999-2001 dan menemukan bahwa perusahaan yang mengadopsi IFRS secara sukarela memiliki disrectionary accrual yang lebih tinggi dan hubungan negatif antara akrual kas dan arus kas operasi yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang membuat laporan dengan menggunakan German GAAP.

Chen et al. (2010) meneliti pengaruh IFRS terhadap kualitas akuntansi di negara-negara Uni Eropa. Mereka membandingkan kualitas akuntansi dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa di 15 negara anggota Uni Eropa sebelum dan sesudah dilakukannya pengadopsian IFRS secara penuh tahun 2005. Mereka menemukan bahwa terjadi peningkatan pada sebagian besar indikator pengukur kualitas akuntansi setelah pengasopsian IFRS di Uni Eropa. Hal ini ditunjukkan dengan lebih sedikitnya pengaturan laba dengan target tertentu, absolute discretionary accrual yang jauh lebih rendah, dan kualitas akrual yang lebih tinggi.

Namun penelitian ini juga menemukan bahwa perusahaan lebih banyak melakukan perataan laba dan lebih tidak tepat waktu dalam mengakui kerugian yang nilainya lebih besar paad periode setelah IFRS. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis ke 1 yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Konvergensi IFRS berpengaruh positif terhadap kualitas laba

Dalam Febrianto dan Widiastuty, DeAngelo (1981) berpendapat pula bahwa kedua indikator kualitas audit hanya dimiliki oleh kantor akuntan yang berukuran besar. Pendapat ini didukung oleh Lee (1993) dalam Febrianto dan Widiastuty. Menurut Lee, jika auditor dan klien sama-sama memiliki ukuran yang relatif kecil, maka ada probabilitas yang besar bahwa penghasilan auditor akan tergantung pada fee audit yang dibayarkan kliennya. Oleh karena itu, auditor kecil ini cenderung tidak independen terhadap kliennya. Sebaliknya, jika auditor berukuran besar,maka ia cenderung lebih independen terhadap kliennya, baik ketika kliennya berukuran besar maupun kecil. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis ke-2 yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Pengaruh konvergensi IFRS terhadap kualitas laba perusahaan yang di audit KAP Big 4 lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang di audit KAP Non Big 4.

METODE PENELITIAN Data dan Sampel

Data yang digunakan berupa data sekunder/laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh lewat website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan dari Pojok Bursa UKRIDA dari tahun 2010-2012, serta data pendukung lainnya berupa daftar Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku pada periode 2011,2012 yang didapat dari situs Ikatan Akuntan Indonesia (www.iaiglobal.co.id).

Penelitian menggunakan data kuantitatif, karena penelitian ini menggunakan data sekunder, yang mana data tersebut sudah merupakan data jadi, hanya tinggal diolah sesuai kebutuhan. Metode pemilihan sampel adalah Purpossive Sampling, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Perusahaan telah memakai Standar Akuntansi Keuangan terbaru

(17)

1348

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah diaudit dan berakhir pada tanggal 31 Desember

4. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan

5. Laporan keuangan harus as reported bukan restatement 6. Laporan keuangan harus memakai mata uang Rupiah (Rp.) Operasionalisasi Variabel

Kualitas Laba

Dalam literatur penelitian akuntansi, terdapat berbagai pengertian kualitas laba dalam perspektif kebermanfaatan pada pengambilan keputusan (decision usefulness). Schipper dan Vincent (2003) mengelompokkan konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan: sifat runtun-waktu dari laba, karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan laba-kas-akrual, dan keputusan implementasi.

Kualitas laba dapat diukur melalui discretionary accruals yang dihitung dengan cara menselisihkan total accruals (TAit) dan nondiscretionary accruals (NDAit). DA digunakan sebab estimasi discretionary accruals dapat diukur secara langsung untuk menentukan kualitas laba. Semakin kecil discretionary accruals semakin tinggi kualitas laba dan sebaliknya.

Discreationary Accrual sebagai proksi kualitas laba dihitung dengan menggunakan rumus Dechow et al, (1995). Langkah-langkah dalam menghitung discretionary accruals sebagai berikut:

TA (total accrual) = Net income – Cash flow from operation NDA = α1 (1/At-1) + α2 (ΔREVt-ΔRECt)/At-1) + α3 (PPEt/At-1) DACit = TAt /At-1-NDA

Keterangan:

DACit = Discretionary accruals pada periode t NDA = Non discretionary accruals

TA/At-1 = α1 (1/At-1) + α2 (ΔREVt-ΔRECt)/At-1) + α3 (PPEt/At-1) + e Konvergensi IFRS

Konvergensi IFRS di Indonesia diukur berdasarkan tahun Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dijadikan acuan oleh perusahaan dalam laporan keuangan yang di publikasikan di Bursa Efek Indonesia. Sebuah perusahaan dikatakan telah mengadopsi IFRS apabila laporan keuangannya telah mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) min revisi tahun 2009. Tingkat konvergensi IFRS diukur melalui perbandingan antara daftar SAK yang berlaku ditahun tersebut yang diterbitkan oleh IAI dengan SAK yang diterapkan oleh perusahaan. Skala pengukuran berupa rasio.

Ukuran KAP

Dalam Febrianto dan Widiastuty, DeAngelo (1981) berpendapat pula bahwa kedua indikator kualitas audit hanya dimiliki oleh kantor akuntan yang berukuran besar. Pendapat ini didukung oleh Lee (1993) dalam Febrianto dan Widiastuty. Menurut Lee, jika auditor dan klien sama-sama memiliki ukuran yang relatif kecil, maka ada probabilitas yang besar bahwa penghasilan auditor akan tergantung pada fee audit yang dibayarkan kliennya. Oleh karena itu, auditor kecil ini cenderung tidak independen terhadap kliennya. Sebaliknya, jika auditor berukuran besar,maka ia cenderung lebih independen terhadap kliennya, baik ketika kliennya

(18)

1349

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ISBN: 978-979-3775-55-5

berukuran besar maupun kecil. Ukuran KAP merupakan variable dummy, dimana skor yang diberikan adalah 1 untuk big 4 auditor dan 0 untuk non big 4 auditor.

Model dan Formulasi Penelitian

EQ𝒊= ∝+𝜷𝟏𝑰𝑭𝑹𝑺𝒊+𝜷𝟐 𝑲𝑨𝑷𝒊+𝜷𝟑 𝑰𝑭𝑹𝑺𝒊∗𝑲𝑨𝑷𝒊+𝜺𝒊

Keterangan :

Eqi = Earning Quality

α = Konstanta

β1-β3 = Koefisien Regresi IFRSi = Konvergensi IFRS KAPi = Kualitas Audit I

FRSi*KAPi = Interaksi antara Konvergensi IFRS dengan Kualitas Audit ε = Disturbance error (faktor pengganggu/ residual)

HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive random sampling. Dengan teknik purposive random sampling ini dihasilkan sebanyak 120 data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(periode 2011-2012). Jumlah sampel terpilih dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan deskripsi statistik dari sampel yang terpilih dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 1

Jumlah Sampel Penelitian Kriteria

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010- 2012

138

Perusahaan dengan data tidak lengkap 77

Data Outlier 1

Total Sampel terpilih (*2) 60*2 =

120

(19)

1350

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Tabel 2 Deskripsi Statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KAP 120 0 1 ,25 ,435

DA_1 120 -,15 ,17 -,0011 ,03026

IFRS_1 120 ,12 ,23 ,1795 ,05480

MODERAT 120 ,00 ,23 ,0449 ,08273

Valid N (listwise) 120

Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda, dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu agar model yang digunakan dapat menunjukkan hubungan yang akurat. Adapun uji asumsi klasik yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokolerasi. Hasil pengujian asumsi klasik pada penelitian ini terdapat masalah, yaitu dalam uji multikolinearitas yang ditunjukkan dengan nilai VIF > 10,dan tolerance value < 0,1. Masalah ini terjadi karena adanya variabel interaksi dalam penelitian ini. Menurut Ghozali (2005) gejala multikolinearitas selalu ada pada variabel interaksi. Nilai multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 3. Sedangkan untuk masalah heteroskedatisitas dapat dilihat pada grafik 1.

Tabel 4 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,006 ,011 ,579 ,564

IFRS_1 -,028 ,058 -,050 -,475 ,635 ,750 1,333

KAP -,039 ,022 -,566 -

1,807

,073 ,085 11,820

MODERAT ,166 ,116 ,453 1,427 ,156 ,082 12,154

a. Dependent Variable: DA_1

(20)

1351

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ISBN: 978-979-3775-55-5

Grafik 1 Scatter Plot

Hasil Pengujian Hipotesis

Untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini, dilakukan uji regresi linear berganda.

Hasil pengujian regresi linear berganda secara keseluruhan disajikan pada tabel 4. Pada tabel 4, dapat dilihat bahwa besarnya koefisien determinasi/ adjusted R2 dalam penelitian ini adalah 0,012. Hal ini berarti 1,2% variasi kualitas laba dapat dijelaskan oleh variasi variabel konvergensi IFRS dan ukuran KAP. Dari hasil uji regresi diatas juga dapat disimpulkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari hasil signifikansinya yang lebih besar dari 0,05. Hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 4 dapat diformulasikan dalam persamaan berikut: EQi = 0,006 - 0,028 IFRSi – 0,039 KAPi + 0,166 IFRSi*KAPi

PEMBAHASAN

Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji regresi linear berganda menolak hipotesis pertama yang menyatakan bahwa konvergensi IFRS berpengaruh positif terhadap kualitas laba.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 4, nilai koefisien variabel IFRS sebesar -0,028 dan signifikansinya sebesar 0,635 yang lebih besar dari 0,05. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Daske dan Gunther (2006) yang menyatakan bahwa pengadopsian IFRS meningkatkan kualitas laporan keuangan, juga bertentangan dengan penelitian Barth et al.

(2008) yang menyatakan bahwa tingkat manajemen laba menjadi lebih rendah setelah diperkenalkannya IFRS.

Penelitian ini sama hasilnya dengan penelitian Jeanjean dan Stolowy (2008) yang menemukan bahwa manajemen laba tidak mengalami penurunan setelah adanya keharusan

(21)

1352

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

mengadopsi IFRS. Penelitian Ball et al.(2003) juga menunjukkan bahwa standar berkualitas tinggi tidak selalu menghasilkan informasi akuntansi berkualitas tinggi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hal ini diakibatkan oleh buruknya insentif terhadap pembuat laporan keuangan dan bahwa kualitas laporan keuangan pada akhirnya ditentukan oleh faktor ekonomi dan politik di negara bersangkutan yang mempengaruhi insentif manajer dan auditor, dan bukan semata-mata ditentukan oleh standar akuntansi.

Interaksi IFRS dengan ukuran KAP memberikan hasil positif namun tidak signifikan terhadap kualitas laba. Hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien MODERAT bernilai 0,166 dengan signifikansi 0,082. Hal ini tidak mendukung hipotesis kedua yang menyatakan pengaruh konvergensi IFRS terhadap kualitas laba perusahaan yang diaudit oleh KAP big 4 lebih tinggi dibanding perusahaan yang diaudit oleh KAP non big 4.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Luhgiatno (2008) yang menyatakan bahwa KAP big 4 dan KAP spesialis industri terbukti tidak mampu membatasi praktik manajemen laba bagi perusahaan yang diauditnya pada saat perusahaan melakukan IPO (Initial Public Offering).

Pengaruh positif variabel interaksi IFRS dengan ukuran KAP terhadap kualitas laba juga dapat terjadi karena hambatan dari pihak manajemen perusahaan yang secara sengaja maupun tidak sengaja menutupi suatu fakta yang harusnya diberikan kepada auditor. Namun hal ini dapat juga terjadi karena faktor sumber daya manusia yang terdapat dalam KAP tersebut.

Kuantitas dan kualitas auditor sangat mempengaruhi hasil pekerjaannya, namun bukan berarti bahwa KAP big 4 memiliki sumber daya manusia lebih baik dari KAP non big 4, karena baik atau buruknya kualitas seorang auditor tidak ditentukan dari besarnya KAP yang menaunginya, namun ditentukan dari dan oleh diri auditor itu sendiri.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini tidak mendukung kedua hipotesis yang diajukan. Konvergensi IFRS berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba dan KAP big 4 maupun KAP non big 4 tidak berpengaruh terhadap kualitas laba perusahaan setelah konvergensi IFRS.

Ditolaknya hipotesis kedua diduga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu periode pada saat dilakukan penelitian, banyak perusahaan diduga sedang melakukan event-event tertentu seperti IPO,dll, sehingga perusahaan cenderung berusaha untuk mempercantik laporan keuangannya.

Faktor lain yang diduga adalah adanya hambatan dari pihak internal perusahaan dan dari dalam diri auditor tersebut.

Saran dalam penelitian ini antara lain: Mencari indikator lain yang lebih spesifik dalam mengukur tingkat konvergensi ataupun adopsi IFRS, Mencari indikator lain yang lebih tepat untuk mengukur kualitas laba secara langsung, Mencari indikator lain untuk mengukur ukuran KAP sehingga bila memungkinkan tidak memakai variabel dummy untuk penelitian selanjutnya, karena diduga masalah heteroskedatisitas timbul akibat banyaknya nilai yang sama atau berpola sama dalam variabel bebas, Mencari alternatif model penelitian lain, sehingga masalah multikolinearitas tidak muncul lagi dalam penelitian selanjutnya.

(22)

1353

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ISBN: 978-979-3775-55-5

DAFTAR PUSTAKA

Ankarath, Nandakumar., T.P, Gosh., Kabesh, Mehta., Yassa, Alkatiaji., Priyo, Darmawan., et.al. (2012). Memahami IFRS. Jakarta: Indeks

Ashbaugh, Hollis., Morton, Pincus. (2001). Domestic Accounting Standards,International Accounting Standards, and the Predictability of Earnings. Journal of Accounting Research. New York: Willey Online Library.

Barth,M.E., Landsman, W.R., & Lang, M.H. (2008). International Accounting Standarts and Accounting Quality. Journal of Accounting Research.

Bartov, Eli., Stephen.R, Goldberg., Kim, Myungsin. (2005). Comparative Value Relevance Among German, U.S, and International Accounting Standards: A German Stock Market Perspective. Journal of Accounting Auditing & Finance. Los Angeles: Sage Publication.

Bragg, Steven.M., Thomas, Sumarso., et.al. (2012). IFRS Made Easy. Jakarta: Indeks

Butler, Marty., Andrew.J, Leone., Michael Willenborg. (2004). An Empirical Analysis of Auditor Reporting and Its Association with Abnormal Accruals. Journal of Accounting and Economics. New York: Elsevier.

Chen,H., Tang, Qingliang., Jiang,Yihong.,Lin, Zhijun. (2010). The Role of

International Financial Reporting Standards in Accounting Quality: Evidence from teh European Union. Journal of International Financial Management and Accounting. New York: Willey Online Library.

Daske, Holger., Gebhardt, Gunther. (2006). International Financial Reporting Standards and Experts Perceptions of Disclosure Quality. Journal of Accounting Finance and Business Studies. New York: Willey Online Library.

De Angelo, L.E. (1981). Auditor Size and Auditor Quality. Journal of Accounting and Economics. Dye, R.A. (2002). Classification Manipulation and Nash Accounting Standard. Journal of Accounting Research.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ikatan Akuntan Indonesia.(2012). Standar Akuntansi Keuangan edisi Juni 2012. Jakarta Jeanjean, T., & Stolowy, H. (2008). Do Accounting Standards Matter? An Explanatory

Analysis of Earning Management before and after IFRS Adoption. Journal of Accounting and Public Policy.

Kieso,et.al. (2011). Accounting Tools for Business Decission Making. 4th Edition.

Winscosin: Joh Wiley and Sons

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Lennox, Clive S.(1999). Audit Quality and Auditor Size : An Evaluation of Reputation and Deep Pockets Hyphotheses. Journal of Business Finance and Accounting. New York: JBFA, Willey Online Library.

Leuz, C., Nanda, D., & Wysocki, P.D. (2003). Earning Management and Investor Protection:

An International Comparison. Journal of Financial Economics.

(23)

1354

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Leuz, C., Robert E. Verrecchia. (2000). The Economic Consequence of Increased Disclosure.

Journal of Accounting Research. Chicago: School of Business University of Chicago.

Luhgiatno. (2008). Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba: Studi Pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia.

Morais, Ana Isabel., Jose Dias, Curto. (2008). Accounting Quality and the Adoption of IASB Standards: Portuguese Evidence. Revisa Contabilidade & Financas. Sao Paolo:

Scielo.

Pratt, Jamie. (2011). Financial Accounting in an Economics Context 8th Edition. Indiana : John Wiley and Sons.

Prihadi, Toto. (2012). Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK. Jakarta : PPM Reimers. (2011). Financial Accounting: A Business Process Approach 3rd Edition.

New York: Mcgraw Hill

Rohaeni, D., Titik, A. (2012). Pengaruh Konvergensi IFRS Terhadap Income Smoothing dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi.Jakarta: Simposium Nasional Akuntansi 15.

Romasari, Sonya. (2013). Pengaruh Persistensi Laba, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan alokasi pajak antar periode terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI). Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang

Schipper, K. (1989). Commentary on Earning Managements. Accounting Horizons 3 Schipper, K., Linda, Vincent. (2003). Earning Quality. Accounting Horizon

Wibowo, A., Rossieta, H. (2009). Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit Suatu Studi Dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark. Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi FE UI.

Widiastuty, Erna., Rahmat, Febrianto. (2010). Pengukuran Kualitas Audit: Sebuah Esai. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnin vol. 5 no. 2

http://www.iasplus.com/en/standards/standards/#international-accounting-standards, diakses tanggal 30 Januari 2014, pukul 3.27 WIB

www.idx.co.id

Referensi

Dokumen terkait

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BSINIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Patricia Julia Monica Wondal NIM 212018155