Livingstone, Haddon (2009) mengemukakan bahwa Trolling memiliki dampak negatif terhadap individu dan kelompok. Dalam konteks internet, trolling mengacu pada tindakan sengaja menyebabkan ketidaknyamanan atau konflik dengan sengaja memicu reaksi negatif dari orang lain. Dampak- dampak yang mungkin timbul dari trolling termasuk:
1. Stres dan gangguan emosional:
Trolling dapat menyebabkan stres dan gangguan emosional pada individu yang menjadi sasaran. Serangan dan penghinaan yang tidak adil secara online dapat merusak kepercayaan diri dan kesejahteraan mental.
2. Gangguan hubungan sosial:
Trolling dapat merusak hubungan interpersonal dan sosial. Ketika seseorang menjadi sasaran trolling, mereka mungkin merasa terisolasi dan enggan berinteraksi dengan orang lain secara online.
3. Pengaruh negatif pada opini publik: Trolling dengan maksud untuk menyebarkan informasi palsu atau menyebabkan kekacauan dapat mempengaruhi opini publik dengan cara yang merugikan. Ini dapat merusak reputasi individu, kelompok, atau lembaga yang menjadi target trolling (Buckless, Trapnell & Paulhus, 2014)
4. Membatasi kebebasan berbicara:
Trolling yang agresif dan memicu konflik dapat menyebabkan individu atau kelompok merasa takut atau enggan untuk berbagi pendapat atau berpartisipasi dalam diskusi online. Ini dapat membatasi kebebasan berbicara dan pertukaran ide yang sehat (Citron, 2014)
Refrenssi
Livingstone, S., & Haddon, L. (2009). Balancing opportunities and risks in teenagers' use of the internet: The role of online skills and internet self- efficacy. New Media & Society, 11(2), 247-264.
Buckels, E. E., Trapnell, P. D., & Paulhus, D. L. (2014). Trolls just want to have fun. Personality and Individual Differences, 67, 97-102.
Citron, D. K. (2014). Hate crimes in cyberspace. Harvard University Press.