• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DAMPAK NEGATIF INTERNET TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIKIH SISWA MADRASAH ALIYAH DARUL ULUM WARU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DAMPAK NEGATIF INTERNET TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIKIH SISWA MADRASAH ALIYAH DARUL ULUM WARU."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DAMPAK NEGATIF INTERNET TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIKIH SISWA MADRASAH ALIYAH DARUL ULUM WARU

SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

A’INATUL MARDLIYAH D51212118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

A’inatul Mardliyah (D51212118). 2016. Skripsi. Pengaruh Dampak negatif internet terhadap motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA Surabaya. Dosen pembimbing: Drs. Damanhuri, MA.

Kata kunci: Dampak negatif internet, motivasi belajar Fikih siswa

Dampak negatif internet adalah beberapa dampak yang timbul akibat penggunaan internet, seperti kecanduan, malas belajar, dan kurangnya interaksi sosial. Motivasi belajar siswa adalah dorongan yang kuat dari dalam atau luar diri siswa untuk belajar. Dan, Fikih merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di Madrasah Aliyah.

Beberapa dampak negatif internet, seperti kecanduan, malas belajar, dan kurangnya interaksi sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yakni semakin tinggi tingkat dampak negatif internet, maka semakin rendah motivasi belajar Fikih siswa di Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru, dan sebaliknya. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan dengan melakukan penelitian pada siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru.

Penulisan ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui dampak negatif internet pada siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum, (2) Mengetahui motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru, (3) Mengetahui dampak negatif internet terhafap motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru. Variabel-variabel penelitian yang diperhatikan adalah: (1) variabel bebas yaitu dampak negatif internet, (2) variabel terikat yaitu motivasi belajar Fikih siswa.

Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Analisis menggunakan regresi linier sederhana. setelah dikorelasikan ternyata dapat diketahui bahwa diperoleh bahwa terdapat 13,9% variabel motivasi belajar Fikih dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel dampak negatif internet, sisanya sebesar 86,1% oleh variabel lainnya. Maka, dampak negatif internet kurang memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar Fikih siswa.

Dari hasil penelitian, peneliti mengindikasikan bahwa hubungan antara dampak negatif internet dengan motivasi belajar tidak selalu negatif. Seperti halnya dengan kasus siswa yang kecanduan menggunakan internet. Walaupun kecanduan termasuk dampak negatif dari penggunaan internet, namun hal ini tidak lantas membuat siswa malas belajar. Bisa jadi siswa semakin termotivasi untuk belajar.

Namun kewaspadaan terhadap dampak negatif internet bagi siswa tetap harus ditingkatkan sebagai upaya pencegahan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan a. Lembar persetujuan pembimbing ... ii

b. Lembar pengesahan tim penguji skripsi ... iii

Lembar Pernyataan Karya Sendiri ... iv

Motto ... v

Halaman Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Grafik ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian... 5

(7)

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

G. Definisi Istilah ... 7

H. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Internet 1. Pengertian Internet ... 12

2. Sejarah Internet ... 14

3. Dampak Penggunaan Internet ... 16

B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar ... 21

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 23

3. Manfaat Motivasi dalam Belajar ... 26

4. Macam-Macam Motivasi Belajar ... 26

5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 28

C. Fikih 1. Dasar-Dasar Ilmu Fikih ... 30

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih ... 30

D. Dampak Negatif Internet terhadap Motivasi Belajar Fikih ... 32

(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 37

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Data yang Diperlukan ... 43

E. Metode Pengumpulan Data ... 45

F. Metode Analisa Data ... 46

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Objek Penelitian ... 52

B. Penyajian dan Analisis Data 1. Data tentang dampak negatif internet bagi siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo ... 73

2. Data tentang motivasi belajar mata pelajaran Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo ... 80

3. Data tentang pengaruh dampak negatif internet terhadap motivasi belajar mata pelajaran Fikih siswa Madrasah Aliyah. Darul Ulum Waru Sidoarjo ... 87

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 103

B. Diskusi ... 104

C. Saran ... 105

Daftar Pustaka ... 106

(9)

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi

informasi dan komunikasi semakin pesat sehingga tidak dapat dihindarkan lagi

bahwa hal ini akan berdampak pada berbagai sektor kehidupan, baik berupa

dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu hal yang dihasilkan oleh

perkembangan tersebut adalah internet.

Internet merupakan sebuah media komunikasi dan informasi global.

Berjuta-juta manfaat bisa didapatkan hanya dengan modal kemampuan dan

kemauan menggunakan internet. Misalnya, berkorespondensi dengan

rekan/relasi di penjuru dunia dengan mudah, murah, dan cepat menggunakan

email. Selain itu, keleluasaan dalam menggunakan data atau informasi pun

lebih mudah didapat.1

Oleh karena banyaknya manfaat yang bisa didapat dari internet, maka

penggunanya pun semakin meningkat hingga bisa dikatakan bahwa era 21 ini

adalah era internet. Mulai dari pebisnis hingga para ilmuwan menggunakan

internet sebagai media komunikasi, tempat berlangsungnya transaksi jual beli,

dan media untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, serta berbagai manfaat

lainnya.

1

Muhammad Ismail, Studi Korelasi Implementasi Fiqh Parenting terhadap Pola Internet Sehat

(11)

2

Dalam bidang pendidikan, internet banyak dimanfaatkan guru dalam

proses belajar mengajar, seperti sebagai media untuk mendapatkan materi

berupa video pembelajaran, gambar, informasi aktual tentang materi yang

dipelajari dan sebagainya. Biasanya siswa juga dilibatkan dalam bentuk tugas

individu maupun kelompok. Sehingga siswa tidak gaptek atau gagap teknologi.

Namun apakah dari banyaknya manfaat internet bagi dunia pendidikan

tersebut dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar? Atau malah

sebaliknya, siswa tidak dapat menggunakan internet dengan bijak sehingga

berdampak negatif pada motivasi belajarnya.

Tidak seluruh isi internet dapat bermanfaat. Jika tidak pandai-pandai

dalam menggunakan internet maka informasi negatif pun dengan sangat

mudah masuk dalam pikiran. Dunia internet lebih cenderung bersifat bebas

tanpa kontrol pihak manapun. Sebutlah semisal pornografi, perjudian, sadisme

dan realisme bertebaran di mana-mana dan sewaktu-waktu itu semua dapat

dikonsumsi oleh siswa.2

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara

Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama dengan Pusat Kajian Komunikasi

Universitas Indonesia (PUSAKOMUI) tentang Profil Pengguna Internet

Indonesia 2014 menunjukkan bahwa secara merata di setiap provinsi,

pengguna internet di Indonesia paling banyak yang pendidikannya ditingkat

SMU sederajat. Minim sekali yang tidak menamatkan SD dan yang

2

(12)

3

menamatkan pendidikan di tingkat pascasarjana. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jumlah

pengguna internet yang pendidikannya di tingkat SMU sederajat baik di

daerah rural dan urban maupun di wilayah Indonesia Timur dan Indonesia

Barat. Artinya, secara merata, disetiap provinsi, baik di wilayah Indonesia

Timur dan Indonesia Barat, juga di daerah rural dan urban, pengguna internet

di Indonesia didominasi oleh pengguna yang menamatkan pendidikannya

ditingkat SMU sederajat.3

Tidak menutup kemungkinan bahwa siswa terkena dampak negatif

adanya internet tersebut walaupun manfaat yang dapat diambil pun sangat

banyak. Dengan kebebasan dan kemudahan yang bisa diakses oleh siswa,

maka hal ini berdampak pada motivasi belajarnya. Ketertarikan menggunakan

internet menjadi lebih besar dari pada motivasi untuk belajar.

Meskipun demikian, motivasi merupakan salah satu hal yang paling

sulit diukur. Apa yang membuat siswa ingin belajar? Kesediaan mengerahkan

upaya untuk belajar adalah produk dari banyak faktor, yang berkisar dari

kepribadian dan kemampuan siswa hingga karakteristik tugas pembelajaran

tertentu, insentif untuk belajar, suasana, dan perilaku guru.4

Dari sekian banyak faktor tersebut, internet dapat menjadi salah satu

penyebab menurunnya insentif untuk belajar atau perubahan ketertarikan

siswa dari belajar menjadi lebih suka berselancar di dunia maya.

3

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Profil Pengguna Internet Indonesia 2014, (Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2015), h. 12.

4

(13)

4

Pada zaman sekarang, internet bukan lagi menjadi sebuah keinginan,

melainkan sebuah kebutuhan. Sehingga akses internet pun sangat mudah

didapat di tempat umum, seperti di perpustakaan, taman, kampus, hingga di

warung-warung. Dengan modal handphone atau laptop, masyarakat dapat

mengaksesnya dengan mudah.

Namun, hal yang perlu dipertanyakan adalah apakah siswa dapat

menggunakan internet secara bijak? Atau sebaliknya, internet dapat

menyebabkan motivasi belajar siswa menurun?

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Dampak Negatif Internet Terhadap Motivasi Belajar

Fikih Siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka pembahasan

masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak negatif internet bagi siswa Madrasah Aliyah Darul

Ulum Waru Sidoarjo?

2. Bagaimana motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum

Waru Sidoarjo?

3. Bagaimana pengaruh dampak negatif internet terhadap motivasi belajar

(14)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka penelitian ini

bertujuan:

1. Untuk mengetahui dampak negatif internet bagi siswa Madrasah Aliyah

Darul Ulum Waru Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui dampak negatif internet terhadap motivasi belajar mata

pelajaran Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui pengaruh dampak negatif internet terhadap motivasi

belajar mata pelajaran Fikih siswa Madrasah Aliyah. Darul Ulum Waru

Sidoarjo.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hal-hal yang bermanfaat

kepada:

1. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, diharapkan

penelitian ini dapat memberikan wawasan atau gambaran bagaimana

dampak negatif internet terhadap tingkat motivasi belajar siswa dan solusi

untuk mengatasinya.

2. Bagi guru di MA Darul Ulum Waru Sidoarjo, diharapkan penelitian ini

bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa.

3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk

(15)

6

4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan

pengetahuan dan wawasan keilmuan secara luas, baik dalam tataran

teoritis maupun praktis.

5. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran

atau bekal bagi peneliti sebagai calon pendidik yang profesional.

E. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian

yang akan dilakukan, antara lain:

1.Skripsi yang berjudul “Peran Internet dalam Peningkatan Prestasi Belajar

PAI Siswa Di SD Al-Falah Driyorejo Gresik” oleh Masykur. Dalam

skripsi ini penelitinya menfokuskan pada penggunaan internet untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.Skripsi yang berjudul “Internet Sebagai Alternatif Sumber Belajar PAI

(Studi Deskriptif Di www. Al-Sofwah.or.id) oleh Aminah Suriyah. Dalam

skripsi ini penelitinya menfokuskan pada penggunaan internet sebagai

sumber belajar mahasiswa.

3.Skripsi yang berjudul “Pengaruh Media Internet Terhadap Minat Studi

Keagamaan Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember di M. Web

Internet Center Kampus ITS Sukolilo Surabaya oleh Nurul Istiqomah.

Dalam skripsi ini penelitinya menfokuskan pada pengaruh internet

(16)

7

Penelitian dalam skripsi ini berbeda dengan beberapa penelitian di

atas karena penelitian ini lebih menekankan pada dampak negatif internet

terhadap motivasi belajar siswa.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, “Pengaruh Dampak Negatif Internet

Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Fikih Siswa Madrasah Aliyah

Darul Ulum Waru Sidoarjo”, maka penelitian ini akan fokus pada:

1. Membahas tentang dampak negatif internet, yaitu pengertian internet serta

dampak negatifnya.

2. Membahas tentang motivasi belajar, yaitu pengertian motivasi belajar,

teori-teori motivasi, dan cara-cara meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Membahas tentang pengaruh dampak negatif internet terhadap tingkat

motivasi belajar siswa.

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari salah pengertian terhadap judul penelitian ini,

beberapa istilah yang dianggap penting akan dijelaskan pengetiannya sebagai

berikut:

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaruh adalah

daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut

(17)

8

2. Dampak negatif

Dampak secara bahasa artinya benturan atau pengaruh kuat yang

mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Sedangkan dampak

negatif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang negatif.5

Jadi, dampak negatif adalah akibat negatif dari adanya suatu hal

yang mempunyai pengaruh kuat. Dalam penelitian ini dikhususkan kepada

pengaruh penggunaan internet terhadap siswa.

3. Internet

Internet (interconnection networking) adalah jaringan (network) komputer terbesar di dunia, yakni seluruh jaringan komputer yang saling

terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket untuk melayani milyaran pengguna di seluruh dunia. Jaringan merupakan

istilah yang berarti sekelompok komputer yang dihubungkan bersama

sehingga dapat berbagi-pakai informasi dan sumber daya.6

Pengguna internet telah menyebar ke semua kalangan, termasuk

siswa. Internet banyak dimanfaatkan untuk berbagai hal dalam pendidikan.

Dengan menggunakan layanan internet, siswa juga dapat

mengakses berbagai media sosial seperti facebook, twitter, dan sebagainya. Namun siswa perlu waspada agar tidak terkena dampak negatif dari

penggunaan internet tersebut.

4. Motivasi Belajar

5

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi Ketiga, h. 234.

6

(18)

9

Motivasi secara bahasa artinya dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu.7

Motivasi secara istilah adalah proses internal yang mengaktifkan,

menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Ada

banyak jenis, intensitas, tujuan dan arah motivasi yang berbeda-beda.8 Belajar secara bahasa artinya berusaha memperoleh kepandaian

atau ilmu atau berlatih atau berubah tingkah laku atau tanggapan yg

disebabkan oleh pengalaman.9

Sedangkan motivasi belajar adalah suatu kecenderungan alamiah

dalam diri umat manusia, kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara

berangsur-angsur, tidak hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator,

tetapi juga sebagai hasil belajar itu sendiri. Dengan cara demikian,

motivasi belajar itu lebih menyerupai sikap.10

Motivasi tidak selalu stabil. Banyak hal yang dapat

mempengaruhinya. Sehingga guru harus berupaya untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa dengan cara menghindarkan siswa dari pengaruh

buruk yang dapat menurunkan motivasi belajar siswa.

5. Fikih

Secara definitif, Fikih diartikan dengan suatu perangkat

pengetahuan yang diambil dari dalil-dalil yang jelas baik dari Al-Qur’an

7

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 756. 8

Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktek, h. 135. 9

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 10

(19)

10

maupun As-Sunnah dan menghasilkan hukum yang mengikat untuk

dijalankan bagi seluruh manusia yang beragama Islam.11

Sedangkan dalam mata pelajaran sekolah, Fikih merupakan salah

satu dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yakni Fikih, Al-Qur’an

Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Akidah Akhlak.

6. Siswa

Siswa secara bahasa artinya murid (terutama pada tingkat sekolah

dasar dan menengah).12

Dalam penelitian ini, siswa yang akan dijadikan sampel adalah

siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang skripsi ini,

maka peneliti akan memaparkan dalam sistematika pembahasan yang terdiri

atas 5 bab, yaitu:

Bab satu, pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah serta

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian kemudian mencakup pula

kajian terdahulu, ruang lingkup pembahasan dan definisi operasional,

metodologi penelitian, serta ditutup dengan sistematika pembahasan.

Bab dua, kajian pustaka yang menguraikan landasan teoritis mengenai

dampak internet, khususnya dampak negatifnya terhadap motivasi belajar

11

M. Dahlan, Fikih Munakahat, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2012),h. 3. 12

(20)

11

siswa. Kemudian bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat motivasi belajar

Fikih siswa. Di akhir bab ini terdapat hipotesis penelitian.

Bab tiga, metode penelitian yang menguraikan tentang bagaimanakah

cara-cara atau metode yang digunakan selama melakukan penelitian, meliputi

jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, data yang

diperlukan, metode pengumpulan data dan metode analisa data.

Bab empat, laporan hasil penelitian yang menjelaskan tentang

gambaran objek penelitian serta analisis data dan pengujian hipotesis.

Bab lima, kesimpulan dan saran terdiri dari kesimpulan, diskusi

penelitian dan saran dari hasil penelitian ini. sehingga bisa diketahui pengaruh

(21)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Internet

1. Pengertian Internet

Internet merupakan singkatan dari interconnected network karena fungsinya yang menghubungkan jaringan dari jaringan-jaringan komputer

yang ada di dunia.1 Dari satu fungsi itu, internet semakin berkembang dan memiliki banyak manfaat bagi perkembangan dunia.

Secara definitif, internet adalah sebuah sistem jaringan yang

menghubungkan berbagai komputer dari berbagai belahan dunia untuk

saling terhubung dan bertukar data serta bertukar informasi. Dalam

prakteknya, sebuah komputer untuk saling terhubung dengan komputer

lainnya membutuhkan bantuan dari sebuah program kecil bernama

browser. Di dunia ini, perkembangan aplikasi browser telah berkembang secara cepat mengikuti perkembangan teknologi pada internet, khususnya

koneksi internet dengan segala kelebihan dan kekurangannya.2

Saat ini browser yang paling banyak digunakan adalah Mozila Firefox karena keunggulan koneksinya yang cepat. Namun masih banyak pilihan browser lainnya yang juga bisa digunakan untuk bisa terhubung dengan internet.

1

Yuhelizar, 10 Jam Menguasai Internet Teknologi dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 1.

2

(22)

13

Dalam perkembangannya, internet menjadi sebuah jaringan

(network) komputer terbesar di dunia. (Jaringan merupakan istilah yang berarti sekelompok komputer yang dihubungkan bersama sehingga dapat

berbagi-pakai informasi dan sumber daya). Sesuai dengan namanya,

internet bukan jaringan tunggal tetapi lebih merupakan jaringan dari

jaringan. Internet mengandung sejumlah standar untuk melewatkan

informasi dari satu jaringan ke jaringan lainnya, sehingga

jaringan-jaringan di seluruh dunia dapat berkomunikasi.3

Dalam prakteknya, internet memunculkan istilah baru, yakni dunia

maya. Sedangkan dunia di mana kita hidup disebut dunia nyata. Internet

berada di antara keduanya. Karena salah satu fungsi internet adalah

sebagai penghubung antara dunia nyata dengan dunia maya. Dunia maya

adalah tempat para pengguna internet berkomunikasi.

Sehingga internet menjadi sebuah jaringan komunikasi global.

Berjuta orang di seluruh dunia menggunakan internet untuk berbagai hal,

mulai keperluan pribadi, organisasi, sampai keperluan perusahaan.

Masyarakat Indonesia di berbagai daerah juga sudah banyak yang

menggunakan internet. Tidak hanya di perusahaan, penggunaan internet

juga masuk ke sekolah-sekolah sebagai sarana penting dalam kegiatan

pembelajaran. Akses internet bahkan sudah mudah digunakan di

rumah-rumah.4

3

Clay Shirky, Internet Lewat E-Mail, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1995), h. 2. 4

(23)

14

Karena begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan

menggunakan internet, maka keberadaan internet telah menjangkau

seluruh dunia. Sebagai sumber daya informasi yang sangat luas dan sangat

besar, internet tidak dapat dtangani sendiri oleh satu orang, satu organisasi,

atau satu negara pun. Kenyataannya, tidak ada satu orang yang mampu

memahami seluruh seluk beluk internet.5

Dari berbagai informasi mengenai internet di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa internet adalah jaringan komunikasi dan sumber daya

informasi yang bersifat global yang memungkinkan para penggunanya

saling terhubung satu sama lain dengan bantuan sebuah program kecil

bernama browser.

2. Sejarah Internet

Pada awal dekade 1960-an, para ahli komputer di Amerika

berusaha untuk mengembangkan jaringan komputer. Penelitian dilakukan

dengan tujuan untuk menghubungkan beberapa komputer beserta

penggunaannya secara langsung. Pada tahun 1965, pemerintah Amerika

mulai menyadari bahwa pemakaian komputer akan berdampak luas pada

dunia penelitian dan pengembangan, khususnya dibidang militer. Pada

tahun 1967, Dr. Lawrence G. Roberts, dikenal sebagai pendiri internet,

5

(24)

15

menerbitkan sebuah rancangan model perencanaan dan pengembangan

ARPANet.6

Pada tahun 1969 ARPA (Advanced Research Projects Agency), salah satu bagian dari Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memulai

proyek ARPANet, yaitu menciptakan sebuah jalur komunikasi yang tidak

dapat dihancurkan untuk mempermudah kerjasama antarbadan riset di

seluruh negeri, termasuk industri senjata.7

ARPANet membuat suatu jaringan komputer yang tersebar untuk

menghindari pemusatan informasi karena hal tersebut dipandang rawan

mengalami penghancuran apabila terjadi peperangan. Di awal 1980-an,

ARPANet terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANet dan Milnet

(sebuah jaringan militer). Akan tetapi keduanya memiliki hubungan

sehingga komunikasi antarjaringan tetap dapat dilakukan.8

Untuk selanjutnya internet mulai berkembang pesat, merambah

hampir seluruh bidang kehidupan. Di Indonesia internet mulai dikenal luas

sekitar tahun 1995.9

Hingga saat ini, internet semakin berkembang dan tidak pernah

menunjukkan adanya penurunan. Jumlah komputer yang terhubung

semakin banyak dan menjadi kebutuhan primer diberbagai instansi formal

maupun informal bahkan oleh individu. Penggunanya pun sudah tidak

terbatas usia, dari anak-anak hingga lansia aktif menggunakan internet

6

Zaenal A. Rozi, Computer Started Guide; Mari Mengenal Internet, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008), h. 5.

7

Mathias Nolden, World Wide Web di Internet, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1996), h. 4. 8

Iskandar, Panduan Lengkap Internet, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2009), h. 2. 9

(25)

16

dalam kehidupan sehari-hari. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa

fungsi internet telah menyeluruh diberbagai aspek kehidupan. Hingga

masyarakat modern saat ini hidup sehari-hari dengan tidak terlepas dari

internet.

3. Dampak Penggunaan Internet

Internet telah banyak membantu manusia dalam segala aspek

kehidupan sehingga internet mempunyai andil penuh dalam kehdupan

sosial. Dengan adanya internet apapun dapat kita lakukan baik yang

bersifat positif maupun negatif.

Berikut akan dijelaskan dampak negatif dan positif dari internet:

a) Dampak Positif

Dampak positif dari adanya internet yaitu pada bidang

pendidikan, bisnis, teknologi, dan sosial kemasyarakatan. Situs

pendidikan, situs museum, situs tempat rekreasi, situs budaya, situs

bisnis, situs sejarah, situs rohani, dan teknologi adalah contoh situs

yang memberi dampak positif terhadap kemajuan pengetahuan.

Beberapa manfaat (dampak positif) dari internet, sebagai

berikut:10

1) Dapat dengan mudah memperoleh informasi yang aktual dan jelas

dalam waktu singkat.

10

(26)

17

2) Dapat dengan mudah bergaul dan berkenalan dengan orang lain

untuk menambah relasi.

3) Dapat menggunakan berbagai macam hiburan, game, dan

sebagainya.

4) Dapat lebih mudah untuk mengirimkan data/pesan melalui jejaring

sosial/email dan lain-lain.

b) Dampak negatif internet

Selain memberikan dampak positif, internet juga memiliki

dampak negatif. para pengguna internet diharapkan dapat

menggunakan internet untuk kebaikan dirinya dan ornag lain. Orang

tua harus mengenali dan memahami ‘cacat’ yang dimiliki internet agar

tetap dapat sehat berinternet.11

Adapun dampak negatif yang diakibatkan oleh internet, di

antaranya12:

1) Pornografi

Istilah pornografi sudah melekat dengan internet. Anggapan

yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi

memang tidak salah, meskipun tidak sepenuhnya benar. Dengan

jangkauan luas yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.

Untuk mengatasi hal ini para produsen browser semacam Mozila

Firefox melengkapi program mereka dengan kemampuan memilih

situs yang dapat diakses. Hal ini dapat meminimalisir

11

Annisa Rahmania, dkk., Internet Sehat, h. 26. 12

(27)

18

kenmungkinan anak-anak mengakses situs-situs ‘berbau’

pornografi.

2) Kekejaman dan Kesadisan

Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan di

internet, sering kali tanpa sensor. Oleh karena jenis bisnis dan

materinya pada dunia internet tidak terbatas maka para pemilik

situs menggunakan segala macam cara untuk menjual situs

mereka. salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang sifatnya

tabu agar situsnya banyak dikunjungi.

3) Penipuan

Interaksi melalui dunia maya menyebabkan tidak dapat

diketahuinya karakter seseorang. Oleh karena itu, internet banyak

dipakai sebagai sarana penipuan. Cara terbaik adalah dengan tidak

mengindahkan hal-hal yang meragukan. Misalnya, jangan pernah

memberikan identitas rekening bank meskipun dengan alasan ada

orang yang akan mentransfer uang. Selain itu, terdapat

hadiah-hadiah yang ‘menggiurkan’ dengan maksud untuk menipu. Hal-hal

semacam ini patut diwaspadai pada saat menggunakan internet.

4) Carding

Carding adalah aktivitas pembelian barang di internet

menggunakan kartu kredit bajakan. Penipuan jenis ini biasa

(28)

19

5) Perjudian

Tempat khusus untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka

dapat bebas melakukan perjudian di internet tanpa terawasi.

Bermacam jenis judi online semakin marak di internet. Mulai dari situs taruhan bola, judi kasino, sampai permainan togel (toto gelap)

online yang dilarang di dunia nyata. 6) Membuat Orang Jadi ‘Autis’

Keasyikan berinternet dapat menjadikan penggunanya

seperti anak autis yang memiliki dunia sendiri dan tidak peduli

sekelilingnya. Salah satu hal yang perlu diingat oleh pengguna

internet bahwa internet adalah media bersosialisasi dan menambah

teman, bukan menjadi semakin acuh terhadap lingkungan sekitar.

7) Cyber Crime

Beberapa dampak negatif yang sudah disebutkan di

antaranya ada yang termasuk dalam jenis cyber crime. Cyber crime

adalah kejahatan yang terjadi di dunia maya atau internet.

Misalnya, penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan

kartu kredit, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi,

prostitusi online dan lain-lain.13 Kejahatan yang dilakukan dengan

jenis ini berbeda dengan di dunia nyata karena aktivitas

kejahatannya menggunakan komputer dan jaringan komputer

sebagai alat, sasaran, dan tempat kejadiannya.

13

(29)

20

8) Human trafficking

Human trafficking adalah praktek penipuan manusia,

pembujukan, pemaksaan dan penculikan secara paksa oleh sindikat

atau perorangan, untuk kemudian dieksploitasi. 14 para korban dari

perdagangan manusia biasanya dipakai untuk kegiatan prostitusi,

kerja paksa, serta bentuk-bentuk perbudakan lainnya. Kasus ini pun

sering kali menimpa anak-anak remaja, mereka dibawa ke negeri

yang asing sehingga mereka tidak bisa berbuat apa-apa atau pasrah.

14

(30)

21

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation, yang berarti alasan, daya batin, dorongan, motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate

yang berarti mendorong, menyebabkan. Motive sendiri berarti alasan, sebab, dan daya penggerak.15

Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong

individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.16

Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan

seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya

motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif

tersebut.17

Jadi, motivasi adalah dorongan kuat dari dalam atau dari luar diri

individu yang mempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu atau tidak

melakukannya. Motivasi dari dalam individu memiliki pengaruh yang

lebih kuat daripada motivasi dari luar diri individu karena apapun yang

berdasarkan kesadaran diri sendiri maka akan berdampak kuat.

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar,

yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar

15

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), h.386.

16

Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 44. 17

(31)

22

adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar mengajar, kelangsungan belajar itu demi

mencapai suatu tujuan.18

Jadi, motivasi belajar adalah dorongan kuat dari dalam atau dari

luar diri individu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, sehingga

guru dapat dengan mudah menyampaikan pelajaran karena para siswa

memiliki dorongan yang kuat untuk mempelajari materi yang diajarkan

baik secara individu, kelompok, maupun dengan bantuan guru.

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan

gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang

mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk

melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi

sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan

dalam belajarnya. Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi

belajar yang tinggi. Hal ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar

di kelas sebagaimana dikemukakan Brown (1981) sebagai berikut:

menarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh,

tertarik pada pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi

serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu

bergabung dengan kelompok kelas, ingin identitas dirinya diakui oleh

orang lain, tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri,

18

(32)

23

selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu

terkontrol oleh lingkungannya.19

Ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah tekun dalam

menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu

lama , ulet, menghadapi kesulitan, dan tidak mudah putus asa, tidak cepat

puas atas prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap

bermacam-macam masalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak

bergantung pada orang lain, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas yng

rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa

yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah.20

Dalam kenyataannya motif setiap orang dalam belajar dapat

berbeda satu sama lain. Ada siswa yang rajin belajar karena memang

mempunyai motif ingin menuntut ilmu, ada pula siswa yang belajar karena

mempunyai motif sekedar mendapat nilai yang bagus atau lulus ujian.21

Oleh karena itu, apabila motivasi atau dorongan kuat dari dalam

individu kurang, maka tugas guru adalah memberi siswa motivasi dari luar

atau istilahnya guru memotivasi siswa untuk belajar.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Slameto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

adalah sebagai berikut:

a. Faktor intrinsik

Faktor intrinsik, antara lain:

19

Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, h. 45. 20

Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, h. 45. 21

(33)

24

1) Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah

keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap

belajarnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah

mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu

mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar,

istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.

2) Perhatian, menurut Gazali perhatian adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi , jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu objek atau

sekumpulan objek. Untuk menjamin mendapatkan hasil yang baik,

maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang

dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,

maka timbullah kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Agar

siswa dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran sesuai

dengan hobi atau bakatnya.

3) Minat, adalah kecenderungan yang tetap memperhatikanmengenang

beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan

terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan

perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu

yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang,

sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari itu

(34)

25

4) Bakat, menurut Higard bakat adalah kemampuan untuk belajar.

Kemampuan itu baru terelisasi menjadi kecakapan yang nyata

sesudah belajar atau berlatih. Bakat itu mempengaruhi belajar, jika

bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil

belajarnya lebih baik karena senang belajar.

b. Faktor Ekstrinsik

1) Metode mengajar, adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui

dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Akibatnya siswa

menjadi malas untuk belajar. Guru yang progresif berani mencoba

metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan

kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode

mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien, efektif.

2) Alat pelajaran, dalam hal ini alat pelajaran erat hubungannya

dengan cara belajar siswa karena alat pelajaran yang dipakai oleh

guru pada waktu mengajar dipakai peula oleh siswa untuk

menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan

tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang

diberikan kepada siswa.

3) Kondisi lingkungan, merupakan unsur-unsur yang datang dari luar

diri siswa. Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan

(35)

26

sekolah, dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola kelas,

menciptakn suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri

secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam

belajar. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu ditata

dan dikelola, supaya menyenangkan dan membuat siswa betah

belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana,

kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian.

Kebutuhan rasa aman misalnya, sangat mempengaruhi belajar

siswa. Kebutuhan berprestasi, dihargai, diakui, merupakan

contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi, agar motivasi

belajar timbul.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, baik intrinsik maupun

ekstrinsik. Oleh karena itu, para pendidik atau guru harus memperhatikan

faktor-faktor tersebut dan mengusahakan motivasi belajar siswa tetap

tinggi.

3. Manfaat motivasi belajar

Adapun manfaat motivasi di dalam belajar di antaranya sebagai

berikut:

a. Memberikan dorongan semangat kepada siswa untuk rajin belajar dan

(36)

27

b. Mengarahkan kegiatan belajar siswa kepada suatu tujuan tertentu yang

berkaitan dengan masa depan dan cita-cita.

c. Membantu siswa untuk mencari suatu metode belajar yang tepat dalam

mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Dalam dunia pendidikan, motivasi memiliki peran penting bagi

siswa untuk meningkatkan minat belajar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi

belajar yang tinggi akan meningkat minat dan prestasi belajarnya.

4. Macam-Macam Motivasi Belajar

Pada hakikatnya motivasi terbagi ke dalam dua macam, yaitu:22 a. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri individu

(berdasarkan kemauan diri sendiri) tanpa ada paksaan ataupun

dorongan orang lain.

b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul akibat pengaruh dari

luar individu karena adanya ajakan, suruhan, atau dorongan dari orang

lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau belajar.

Siswa yang memiliki motivasi intrinsik seperti kesadaran untuk

memperhatikan penjelasan guru dan memiliki rasa ingin tahu lebih banyak

terhadap materi yang diajarkan. Siswa yang tidak memiliki motivasi

intrinsik membutuhkan motivasi ekstrinsik untuk membangkitkan

kesadaran dirinya. Pada saat inilah guru memberikan motivasi kepada

22

(37)

28

siswa agar mereka memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan

belajar.23

Apabila motivasi intrinsik dan ekstrinsik tidak ada dalam diri

siswa, maka kegiatan belajar mengajar akan sulit dilakukan karena materi

yang disampaikan oleh guru tidak mudah diterima oleh siswa. Sekalipun

diterima, tidak ada usaha dari siswa untuk mempelajari atau

mengembangkan materi yang telah diajarkan. Jadi, sudah menjadi

kewajiban guru untuk senantiasa memotivasi siswanya apabila motivasi

intrinsik siswa tidak ada.

5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Upaya belajar senantiasa bergelombang. Adakalanya bergerak naik

dan adakalanya bergerak turun. Tidak jarang motivasi belajar hanya

mendatar saja. oleh karena demikian ‘watak’ motivasi tersebut, maka

diperlukan upaya untuk meningkatkannya. Dengan demikian, motivasi

belajar siswa dapat meningkat.24

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna

meningkatkan motivasi pembelajaran, yaitu:25 a) Mengoptimalkan prinsip-prinsip belajar.

b) Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran.

23

Suyanto, Menjadi Guru Profesional; Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global, h. 61.

24

Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), h. 55. 25

(38)

29

c) Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang

telah dimiliki dalam belajar.

d) Mengembangkan cita-cita atau aspirasi dalam belajar.

e) Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna

meningkatkan motivasi siswa yaitu:26 a) Prinsip perhatian dan motivasi belajar

b) Prinsip keaktifan belajar

c) Prinsip keterlibatan langsung siswa

d) Prinsip pengulangan belajar

e) Prinsip sifat menstimulus dan menantang dari materi yang akan

dipelajari

f) Prinsip pemberian balikan dan pengguruan dalam belajar

g) Prinsip perbedaan individual dalam belajar.

26

(39)

30

C. Fikih

1. Dasar-Dasar Ilmu Fikih

Fikih secara etimologi berasal dari kata faqiha yafqahu yang berarti faham. Menurut al Jurjani dalam Hasby Assidiqi fikih adalah memahami

pembicaraan seseorang yang berbicara.27

Fikih secara terminologi menurut pandangan Jalalul Mahali

memiliki makna pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat

‘amali yang diperoleh dari dalil-dalil yang bersifat tafsili.28

Secara definitif, fikih diartikan dengan suatu perangkat

pengetahuan yang diambil dari dalil-dalil yang jelas baik dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah dan menghasilkan hukum yang mengikat untuk

dijalankan bagi seluruh manusia yang beragama Islam.29

Sedangkan dalam mata pelajaran sekolah, Fikih merupakan salah

satu dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yakni Fikih, Al-Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Akidah Akhlak.

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih

Ruang lingkup yang terdapat pada ilmu Fikih adalah semua hukum

yang berbentuk amaliyah untuk diamalkan oleh setiap mukallaf (Mukallaf

artinya orang yang sudah dibebani atau diberi tanggungjawab

melaksanakan ajaran syariah Islam dengan tanda-tanda seperti baligh,

berakal, sadar, sudah masuk Islam).

27

M. Dahlan, Fikih Munakahat, h. 2. 28

M. Dahlan, Fikih Munakahat, h. 2. 29

(40)

31

Hukum yang diatur dalam kih Islam itu terdiri dari hukum wajib,

sunah, mubah, makruh dan haram; di samping itu ada pula dalam bentuk

yang lain seperti sah, batal, benar, salah dan sebagainya.

Obyek pembicaraan Ilmu Fikih adalah hukum yang bertalian

dengan perbuatan orang-orang mukallaf yakni orang yang telah akil baligh

dan mempunyai hak dan kewajiban. Adapun ruang lingkupnya seperti

telah disebutkan di muka meliputi:

a. Pertama, hukum yang bertalian dengan hubungan manusia dengan

khaliqnya (Allah Swt.). Hukum-hukum itu bertalian dengan

hukum-hukum ibadah.

b. Kedua, hukum-hukum yang bertalian dengan muammalat, yaitu

hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya

baik pribadi maupun kelompok. Kalau dirinci adalah:

1) Hukum-hukum keluarga yang disebut Al-Ahwâl

Asy-Syakhshiyyah. Hukum ini mengatur manusia dalam keluarga baik

awal pembentukannya sampai pada akhirnya.

2) Hukum-hukum perdata, yaitu hukum yang bertalian manusia

dengan hubungan hak kebendaan yang disebut muamalah

maddiyah.

3) Hukum-hukum lain termasuk hukum-hukum yang bertalian

dengan perekonomian dan keuangan yang disebut ahkâm

(41)

32

Inilah hukum-hukum Islam yang dibicarakan dalam kitab-kitab

Fikih dan terus berkembang.30

30

(42)

33

D. Dampak Negatif Internet terhadap Motivasi Belajar Fikih

Internet merupakan alat komunikasi dan informasi yang sangat

mutakhir dan banyak digemari masyarakat. Utamanya remaja saat ini yang

semakin ingin tahu tentang teknologi modern dan untuk dapat bergaul dengan

dunia luar.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berpengaruh

dalam dunia pendidikan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari

kemajuan tersebut adalah mempermudah penelusuran informasi,

memungkinkan adanya pembelajaran jarak jauh, meningkatkan motivasi

belajar siswa, perbaikan cara pembelajaran, mempermudah pengelolaan

administrasi dan sebagainya.31 Kaitannya dengan bidang keagamaan, internet menjadi salah satu sumber belajar dan sumber informasi yang dapat diakses

dengan mudah dan cepat oleh guru dan siswa.

Namun penggunaan internet oleh siswa baik secara langsung maupun

tidak langsung akan berdampak pada motivasi belajar siswa, terutama dalam

kaitannya dengan pembelajaran bidang keagamaan.

Dampak negatif internet bagi siswa, sebagai berikut:32

a. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet,

pornografi pun merajalela. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi

dan kekerasan yang bias mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk

bertindak kriminal.

31

Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), h. 43. 32

(43)

34

b. Internet banyak menampilkan kekejaman dan kesadisan. Begitu pula

dengan hal-hal yang bersifat tabu. Sehingga hal-hal tabu yang terlalu

sering ditonton dapat mengubah pandangan seseorang menjadi sesuatu

yang layak.

c. Siswa akan merasa malas untuk mencari materi dibuku-buku pelajaran dan

lebih memilih menggunakan google atau Wikipedia sehingga akan muncul

sifat yang menggampangkan tugas.

d. Siswa lebih banyak membuat tugas dengan hasil copy paste dari internet, karena pencarian bahan tugas lebih mudah melalui internet, tanpa harus

mengetik ulang.

e. Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Para penjudi tidak perlu

pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya.

Beberapa dampak negatif internet bagi siswa tersebut tentu saja

bertolak belakang dengan nilai-nilai Islami yang diajarkan dalam materi

keagamaan.

Beberapa akibat yang timbul akibat penggunaan internet adalah

pelanggaran hak cipta, pencurian identitas, dan ucapan-ucapan yang

mengungkapkan kebencian (hate speech). Beberapa kasus tersebut seperti sudah biasa dan sulit dijaga.33

Salah satu dampak negatif dari internet yang menyebabkan turunnya

motivasi belajar siswa adalah kecanduan game online. Oleh karena itu, hal

33

(44)

35

tersebut juga akan berdampak pada motivasi belajar keagamaan siswa

(penelitian ini fokus pada mata pelajaran Fikih).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dampak negatif internet

mempengaruhi motivasi belajar Fikih siswa, yakni semakin besar dampak itu

terjadi pada diri siswa maka akan semakin menurun motivasi siswa untuk

belajar.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan berbagai uraian diatas, maka dapat diambil suatu hipotesa

sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan dampak negatif internet terhadap motivasi belajar

Fikih

(45)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan,

dan kegunaan.1 Data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digunakan untuk

mengetahui masalah apa yang terjadi atau sumber permasalahannya, mengatasi

masalah tersebut dengan cara mencari solusinya, dan juga mengupayakan

pencegahan terhadap permasalahan tersebut agar tidak terjadi lagi.

A. Jenis Penelitian

Semua penelitian mempunyai tujuan utama yang sama, yaitu untuk

memperoleh pengetahuan yang berdasarkan bukti-bukti empiris. Namun

demikian, karena bentuk dan coraknya yang bermacam-macam, ia dapat

diklasifikasikan berdasarkan tinjauan yang berbeda.2 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan

yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan

mengenai apa yang ingin diketahui peneliti. Angka-angka yang terkumpul

sebagai hasil penelitian kemudian dapat di analisis menggunakan metode

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif fan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 2.

2

(46)

37

statistik.3 Hasil analisis tersebut kemudian dijabarkan dalam sebuah pembahasan hingga akhirnya dapat disimpulkan. Hasil kesimpulan yang

diperoleh pun harus sesuai dengan rumusan masalah. Sehingga dari

kesimpulan tersebut dapat dimunculkan saran-saran yang membangun untuk

mengatasi dan mencegah timbulnya permasalahan tersebut.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi mencakup keseluruhan obyek/subyek

yang digunakan untuk penelitian, seperti orang dan benda-benda alam

lainnya. Demikian pula dengan jumlahnya, populasi bukan hanya jumlah

yang terdapat dalam obyek/subyek yang dipelajari tetapi juga seluruh

karakteristik atau sifat yang dimilikinya.

Populasi menurut kompleksitas objek populasinya dibedakan menjadi

dua, antara lain5:

1. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota

populasi memiliki sifat yang relatif sama antara yang satu dan yang laian

dan mempunyai ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari jumlah tes

populasi yang berbeda.

3

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2000) h. 103. 4

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif fan R&D, h. 80. 5

(47)

38

2. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif

mempunyai sifat-sifat individu dan sifat ini yang membedakan antara

individu anggota populasi yang satu dengan yang lain.

Dalam penelitian ini, kompleksitas populasi penelitian cenderung

homogen sehingga memungkinkan untuk pengambilan sampel penelitian

yang kecil.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X,

XI, dan XII di Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru yang berjumlah 984

siswa.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.6 Sampel yang diambil harus bersifat representatif (mewakili). Jika sampel yang diambil tidak dapat mewakili populasi, maka kesimpulan yang

didapat pun tidak akan sempurna atau bahkan salah.

Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah

elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan

pemahaman tentang karakteristiknya dapat menggeneralisasikan sifat atau

karakteristik tersebut pada elemen populasi.7

Teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil

sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.8

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu teknik pengambilan anggota sampel dan populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

6

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif fan R&D, h. 81. 7

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h.149. 8

(48)

39

populasi tersebut.9 Alasan pengambilan sampel didasarkan pada anggota populasi yang cenderung sama atau homogen, sehingga dipilih teknik

pengambilan sampel acak sederhana.

Jumlah sampel yang diambil harus mewakili seluruh populasi.

Sehingga umumnya semakin banyak sampel yang diambil, maka hasil

penelitian akan semakin representatif dan dapat digeneralisasikan. Beberapa

hal mempengaruhi penentuan jumlah sampel, salah satunya adalah dana yang

digunakan untuk melakukan penelitian.10 Namun, jumlah sampel yang diambil tetap harus sesuai dengan prosedur metodologi penelitian.

Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 10% dari

populasi, yaitu 10% dari 984 adalah 98 siswa. Karena jumlah populasi lebih

dari 100.11

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih

atribut dari objek yang diteliti. Jadi, variabel merupakan suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik

kesimpulannya. Dengan kata lain, dinamakan variabel karena ada variasinya

(masing-masing dapat berbeda). Sedangkan variabel penelitian adalah

kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dan fakta

9

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif fan R&D, h. 81. 10

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h.157. 11

(49)

40

empiris di dunia nyata.12 Jadi, variabel penelitian adalah sesuatu hal yang dicari data atau informasinya oleh peneliti, sehingga didapatkan kesimpulan.

Berdasarkan judul “Dampak Negatif Internet terhadap Motivasi

Belajar Fikih Siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru”, maka variabel

dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel bebas (Independence Variable)

Yaitu variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel terikat, biasanya dinotasikan dengan

simbol X.13

Berdasarkan judul penelitian ini, maka variabel bebasnya adalah

dampak negatif internet. Indikatornya antara lain :

a. Kecanduan

Kecanduan berasal dari kata dasar candu, artinya sesuatu yang

menjadi kegemaran. Kemudian mendapat tambahan ke-an menjadi

kecanduan, artinya kejangkitan suatu kegemaran (hingga lupa hal-hal

yang lain).14 Dalam penelitian ini, yaitu kecanduan siswa menggunakan internet.

b. Malas belajar

Malas artinya tidak mau berkerta atau tidak mau melakukan

sesuatu. 15 Sehingga siswa yang malas akan enggan melakukan sesuatu termasuk untuk belajar.

12

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 48. 13

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 49. 14

Pusat Bahasa Depatemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 191. 15

(50)

41

c. Kurangnya interaksi sosial

Kurangnya interaksi sosial diartikan sebagai kurangnya

sosialisasi siswa terhadap lingkungan sekitarnya karena mereka sibuk

dengan interaksi di dunia maya.

2. Variabel terikat (dependen variable)

Yaitu faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan

dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, biasanya dinotasikan dengan Y.16

Berdasarkan judul penelitian ini, maka variabel bebasnya adalah

motivasi belajar mata pelajaran Fikih. Indikatornya antara lain:

a. Rajin belajar

Rajin artinya suka bekerja atau belajar dan sebagainya, getol,

sungguh-sungguh dan selalu berusaha.17

b. Tidak mudah putus asa

Tidak mudah putus asa yaitu tidak menyerah ketika gagal

melakukan sesuatu. Dalam proses belajar mengajar, siswa yang tidak

mudah putus asa akan bertanya kepada guru apabila ada pelajaran

yang tidak mudah dimengerti atau sulit dipahami.

c. Prestasi meningkat

Prestasi artinya hasil yang sudah dicapai dari sesuatu yang

dilakukan atau dikerjakan.18 Prestasi meningkat yaitu hasil belajar siswa lebih baik atau lebih tinggi dari sebelumnya dilihat dari hasil

ulangan/ujian.

16

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 49. 17

Pusat Bahasa Depatemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 922. 18

(51)

42

Dalam penelitian, dipelajari hubungan antarvariabel. Hubungan

antarvariabel secara umum dimana nilai-nilai berbeda dari suatu variabel

diasosiasikan dengan nilai-nilai berbeda dari variabel yang satunya lagi.19 Berdasarkan judul penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

hubungan antarvariabelnya adalah hubungan asimetris (kausal).

Hubungan asimetris (kausal) adalah hubungan variabel satu

mempengaruhi variabel lainnya. Dengan kata lain, jika X maka Y. Artinya

[image:51.595.134.511.237.559.2]

jelas bahwa ada yang mempengaruhi dan ada yang dipengaruhi.20

Gambar 1.1 Hubungan Asimetris

Hubungan antarvariabel dalam penelitian ini mengarah pada

hubungan linear negatif, yaitu peningkatan nilai dari variabel yang satu

dibarengi dengan penurunan pada nilai variabel kedua.21

19

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 51. 20

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 51. 21

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 55.

(52)

43

D. Data yang Diperlukan

Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang

dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk

menarik suatu kesimpulan.22 Untuk menarik suatu kesimpulan maka data yang diperoleh harus diolah terlebih dahulu sehingga menjadi sebuah

informasi atau keterangan dalam bentuk kuantitaif maupun kualitatif.

Data yang dicari dalam penelitian ini berupa data primer. Data

primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.23 Data primer didapat dari nara sumber atau responden.

Beberapa metode dapat digunakan untuk mengumpulkan data

primer. Pilihan metode bergantung pada tujuan studi, sumber yang

tersedia, jenis penelitian serta keterampilan atau skill peneliti.

22

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2014), cet. ke-II, h. 16.

23

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 129.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

1 2 3 4

D am pak N egat if Int ernet

[image:52.595.119.536.111.563.2]
(53)

44

macam pengumpulan data menggunakan sumber primer, seperti observasi,

wawancara, kuesioner, data eksperimen serta pemodelan dan simulasi.24

Adapun data primer dalam penelitian ini, antara lain:

a. Data tentang dampak negatif internet. Indikatornya antara lain:

1) Kecanduan

2) Malas belajar

3) Kurangnya interaksi sosial

b. Motivasi belajar Fikih

1) Rajin belajar

2) Tidak mudah putus asa

3) Prestasi meningkat

Adapun data-data tersebut didapatkan dari sumber data berupa

kuesioner (angket).

Selain data-data tersebut, penelitian ini juga membutuhkan data

primer berupa data tentang gambaran objek penelitian meliputi sejarah

sekolah, identitas sekolah, alamat sekolah, visi dan misi, tujuan, dan

strategi sekolah.

Adapun data-data tersebut didapatkan dari sumber data berupa

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

24

(54)

45

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, digunakan tiga teknik pengumpulan data, antara

lain:

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner/angket merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada

responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan

tersebut.25

Jawaban dari kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup, yaitu

jawaban sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti berupa pilihan ganda

(multiple choice).

Data-data yang ingin diperoleh melalui teknik kuesioner (angket)

adalah data tentang dampak negatif internet dan motivasi belajar Fikih

siswa.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam

mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat,

pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan

bahan-bahan tulisan lainnya.26 Secara detail, bahan dokumenter terbagi

menjadi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat pribadi, buku atau

25

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h. 139. 26

(55)

46

catatan harian, memorial, klipping, domkumen pemerintah atau swasta,

data di server dan flashdisk, dan data tersimpan di website.27

Data yang ingin diperoleh melalui teknik dokumen adalah data

tentang gambaran objek penelitian meliputi sejarah sekolah, identitas

sekolah, alamat sekolah, visi dan misi, tujuan, dan strategi sekolah.

F. Metode Analisa Data

Pada penelitian kuantitatif kegiatan analisis datanya meliputi

pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk

mendiskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan uji statistik.28

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif

dan kuantitatif, maka teknik yang dipakai dalam menganalisis data dalam

penelitian ini ada dua macam cara, yaitu:

1. Kualitatif, yaitu teknik analisis data dengan menggunkan penalaran logika

secara deskriptif yaitu pendekatan induktif. Teknik analisis data ini

digunakan untuk mengetahui data tentang:

a. Dampak negatif internet pada siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum

Waru.

b. Motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru.

2. Kuantitatif, yaitu teknik analisis data dengan menggunakan analisis data

yang berbentuk angka-angka. Data-data yang sudah ada (terkumpul),

27

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h. 141. 28

(56)

47

sebelum dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data. Pengolahan

data melalui proses sebagai berikut:

a. Editing (penyuntingan), yaitu dengan memeriksa seluruh daftar

pertanyaan yang dikembangkan responden.

b. Koding (pengkodean), yaitu memberi tanda (simbol) berupa angket

pada jawaban responden yang diterima.

c. Tabulating (tabulasi), yaitu menyusun dan menghitung data hasil

pengkodean untuk disajikan dalam bentuk tabel.29

Setelah pengolahan data lalu dilakukan analisa data untuk

membuktikan dampak negatif internet terhadap motivasi belajar Fikih siswa.

1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, disini peneliti

menggunakan teknik analisa prosentase berdasarkan angket yang

disebarkan kepada responden, yakni 98 siswa dari kelas X, XI, dan XII,

Semua data-data yang berhasil dikumpulkan dari sumber-sumber

penelitian akan dibahas oleh peneliti dengan menggunakan metode

deskriptif analisis, yaitu menjelaskan data-data yang diperoleh dengan

menggunakan perhitungan presentase atau biasa disebut dengan frekuensi relative. Untuk memperoleh frekuensi relative, digunakan rumus:

P = � � x 10

Keterangan:

F = Frekuensi yang dicari prosentasenya

29

(57)

48

N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya responden)

P = Angket prosentase30

Adapun untuk memberikan nilai pada angket, penulis memberikan

ketentuan sebagai berikut:

a. Alternative jawaban “Sangat Setuju” dengan nilai 5.

b. Alternative jawaban “Setuju” dengan nilai 4.

c. Al

Gambar

Gambar 1.1 Hubungan Asimetris
Grafik 1.1 Hubungan Linier Negatif
Tabel 4.2 Keadaan Siswa
Tabel 4.3 Rasio Penerimaan Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Korelasi Kreativitas Guru Mata Pelajaran Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assyafi’iyah Gondang Tulungagung” yang

Hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas persepsi siswa tentang KKM secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat motivasi belajar sebesar 37,6%.Maka berdasarkan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar bahasa asing diantaranya bakat (aptitude), motivasi (motivation), dan kesempatan

Analisis regresi berganda merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas yaitu Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar terhadap variabel

Adapun variabel bebas (X) yang digunakan adalah tipe mengajar guru, sedangkan variabel terikat (Y) adalah motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian

Variabel bebas adalah pemberian tugas mandiri terstruktur, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar di kelas VIII MTs Nurul Huda tahun pembelajaran 2011/2012 Sampel dalam

Dampak negatif dari game online untuk siswa yaitu akan terbengkalinya kegiatan atau pekerjaan rumah, menggunakan waktu luang untuk bermain game dan menurunnya motivasi belajar..

Maka peneliti mengambil inisiatif untuk melakukan penelitian terhadap dampak yang diakibatkan dari penggunaan handphone terhadap motivasi belajar kepada remaja yang ada di Kota Parepare