• Tidak ada hasil yang ditemukan

DANA PIHAK LAIN: SERTIFIKAT DEPOSITO

N/A
N/A
Desvita Eka Fitriana

Academic year: 2023

Membagikan "DANA PIHAK LAIN: SERTIFIKAT DEPOSITO"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DANA PIHAK LAIN:

SERTIFIKAT DEPOSITO

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Credit Managemen and Bank Funds

Dosen Pengampu:

Yusuf Effendi, S.Si., M.M,

Oleh:

Cecep Iman Nugraha 202206034 Santyo Octasabian 202206015

KELAS MKP03P

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN PERBANKAN POLITEKNIK KAMPUS LP3I TASIKMALAYA

TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat menuntaskan makalah ini ini tepat waktu tanpa terdapat halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Yusuf Effendi, S.Si., M.M, menjadi dosen pengampu mata kuliah Credit Managemen and Bank Funds yg telah membantu menyampaikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran buat menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yg ditulis dapat berguna bagi seluruh pihak yg membutuhkan.

Tasikmalaya, 25 September 2023

Penulis

i

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan Penulisan...2

BAB II...3

PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian Sertifikat Deposito...3

2.2 Perbedaan dengan Deposito Berjangka...4

2.3 Kelebihan Sertifikat Deposito...6

2.4 Kekurangan Sertifikat Deposito...7

2.5 Dana Pihak Asing dalam Sertifikat Deposito...7

2.6 Regulasi yang mengatur Dana Pihak Asing dalam Sertifikat Deposito...8

2.7 Contoh Sertifikat Deposito...10

BAB III...11

PENUTUP...11

3.1. Kesimpulan...11

3.2. Saran...12

DAFTAR PUSTAKA...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi ekonomi saat ini, transaksi keuangan lintas negara telah menjadi lebih umum . Dana pihak asing memainkan peran yang signifikan pada mendukung ekonomi suatu negara. salah satu instrumen keuangan yang seringkali digunakan oleh pihak asing untuk menempatkan serta mengelola dana mereka ialah sertifikat deposito. Sertifikat deposito merupakan instrumen keuangan yang umumnya diterbitkan oleh bank-bank atau forum keuangan lainnya dan digunakan buat menarik serta mengelola dana dengan tingkat bunga tertentu.

Dalam konteks dana pihak asing, sertifikat deposito sering kali menjadi pilihan yang menarik karena keamanan dan likuiditasnya. Dana pihak asing dapat menempatkan dana mereka dalam sertifikat deposito di bank-bank dalam negeri atau lembaga keuangan lainnya di negara tujuan investasinya. Hal ini dapat membantu negara tersebut mendapatkan sumber dana tambahan yang dapat digunakan untuk investasi dalam berbagai sektor, seperti pembangunan infrastruktur, industri, atau sektor keuangan.

Sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh bank atau masyarakat pada umumnya. Akan tetapi penerbit sertifikat tersebut harus mendapat ijin terlebih dahulu dari bank Indonesia (sentral) berkaitan dengan sertifikat deposito dimaksud.

Disamping itu bunga 5 sertifikat deposito diperhitungkan dan dibayarkan dimuka serta suku bunganya pada umumnya relatif lebih tinggi daripada suku bunga deposito berjangka. Terhadap bunga sertifikat deposito dikenakan PPh 15% untuk penduduk dan 20% untuk bukan penduduk. Pengendapan bunga dan sertifikat deposito akan menjadi kadaluarsa setelah 30 tahun sejak tanggal jatuh tempo.

Sertifikat deposito dicatat sebesar harga nominal. Selisih antara jumlah tunai yang diterima dengan nilai sertifikat deposito dicatat sebagai bunga dibayar dimuka dan diamortisasi setiap akhir periode bunga. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa untuk mencatat transaksi sertifikat deposito harus menentukan nilai

(5)

tunai dari sertifikat deposito terlebih dahulu.

Selain itu, sertifikat deposito juga mempunyai berbagai manfaat lain, termasuk diversifikasi portofolio investasi, proteksi terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang, serta peluang untuk meraih keuntungan dari tingkat bunga yang kompetitif. Namun, penggunaan sertifikat deposito oleh dana pihak asing juga dapat memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi negara yang menerima investasi tersebut. Oleh sebab itu, pemahaman yang baik tentang bagaimana dana pihak asing dan sertifikat deposito saling berhubungan menjadi sangat krusial.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Sertifikat Deposito?

b. Bagaimana perbedaan dari Sertifikat Deposito dan Deposito Berjangka?

c. Bagaimana Dana Pihak Asing dalam Sertifikat Deposito?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian Sertifikat Deposito dan apa kelebihan serta kekurangannya.

b. Untuk mengetahui perbedaan Sertifikat Deposito dan Deposito Berjangka c. Untuk mengidentifikasi dan menjelaskan Dana Pihak Asing dalam

Sertifikat Deposito

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sertifikat Deposito

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, Pasal 1 ayat 7 yang memberikan pengertian deposito adalah sebagai berikut: “Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”. Sedangkan menurut Suyatno (1989:36), pengertian deposito adalah “Simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam waktu tertentu menurut perjanjian pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan”.

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan pasal 1 ayat (8) memberikan definisi tentang Sertifikat Deposito sebagai berikut: “Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti simpanannya dapat dipindahtangankan. Berdasarkan pada peraturan perundangan tentang perbankan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sertifikat deposito dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan dengan cara hand to hand atau dengan penyerahan sertifikat deposito itu sendiri. Hal ini didasarkan pada klausula sertifikat deposito yaitu kepada pembawa atau yang disebut atas tunjuk.

Sertifikat deposito atau yang biasanya disingkat dengan SD merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan ritel dalam nominal tertentu sebagai surat atas tunjuk. SD dikategorikan sebagai salah satu surat berharga yang ada di pasar uang. Dalam SD tercantum nominal tertentu yang bisa diperdagangkan untuk mendapatkan sejumlah uang tunai. Penerbitan SD adalah atas tunjuk, maksudnya atas tunjuk di sini bukan atas nama seseorang, sehingga siapa pun yang memegang SD bisa memperjualbelikannya kepada orang lain, dan pemegang SD berhak mencairkan dana simpanan saat jatuh tempo.

3

(7)

Seperti halnya surat berharga lainnya SD juga memiliki jangka waktu penempatan yang bervariasi, tetapi rata - rata SD yang ditawarkan mulai dari 1, 3, 6 hingga 12 bulan. Untuk nominal SD juga tersedia dalam berbagai variasi bergantung bank penerbit sertifikat tersebut. Untuk nominal terendah mulai dari Rp. 1 juta hingga yang tertinggi Rp. 5 miliar.

Masyarakat, perusahaan dan lembaga keuangan di seluruh dunia menggunakan Sertifikat Deposito sebagai sarana penyimpanan dana likuid selama suatu periode tetap demi penggunaan masa depan. Di pasar ritel, SD lazim dikenal sebagai term deposit untuk negara-negara seperti Australia, Kanada dan Selandia Baru, sebagai time deposit di Amerika Serikat, sebagai Bond di Inggris, dan sebagai Fixed Deposit beberapa negara, misalnya India.

Sertifikat Deposito dikeluarkan oleh lembaga keuangan ritel seperti bank, perusahaan simpan - pinjam dan koperasi simpan - pinjam yang biasanya diatur dengan peraturan yang berlaku di negara tempatnya beroperasi. Di Amerika Serikat, dana yang didepositokan sebagai Sertifikat Deposito dilindungi hingga jumlah tertentu oleh FDIC apabila Sertifikat Deposito disimpan di lembaga keuangan yang juga anggota FDIC.

2.2 Perbedaan dengan Deposito Berjangka

Pada dasarnya sertifikat deposito tidak berbeda dengan deposito berjangka yang sudah dikenal luas di masyarakat kita. Tingkat bunga pada sertifikat deposito yang ditawarkan suatu bank biasanya tidak berbeda dengan tingkat bunga pada deposito berjangka. Jangka waktu jatuh temponya biasanya bervariasi mulai dari satu sampai 12 (dua belas) bulan tergantung bank penerbitnya, yang juga tak berbeda dengan deposito berjangka.

Pajak atas pendapatan bunga kedua instrumen ini adalah sama - sama sebesar 20%. Jika deposito berjangka dicairkan sebelum jatuh tempo biasanya maka akan

(8)

dikenakan biaya pinalti, hal ini juga berlaku pada sertifikat deposito. Selain itu kedua instrumen ini juga bisa dipergunakan sebagai agunan kredit. Adapun perbedaannya secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1) Pertama pemberian bunga pada sertifikat deposito dibayar dimuka berbeda dengan bunga deposito berjangka yang dibayarkan saat jatuh tempo. Sebagai contoh seseorang membuka sertifikat deposito pada suatu bank dengan jumlah sebesar Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun.

Misal tingkat bunga yang ditawarkan bank tersebut adalah 8% per tahun, maka orang tersebut akan menerima bunga dimuka sebesar Rp 80.000.000 (delapan puluh juta rupiah) sebelum dikenakan pajak sebesar 20%. Jadi jumlah uang yang diinvestasikannya sebesar Rp 920.000.000 (sembilan ratus dua puluh juta rupiah).

Dan pada akhir tahun saat sertifikat deposito jatuh tempo, dia akan memperoleh Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah). Bunga yang diterima dimuka tadi tentunya bisa digunakan untuk investasi atau transaksi lainnya sesuai dengan kebutuhannya.

(2) Kedua, sertifikat deposito bisa dipindah-tangankan karena diterbitkan atas unjuk bukan atas nama seseorang. Jadi sertifikat deposito ini bisa diperjualbelikan kepada pihak lain. Dan bagi yang memegang sertifikat deposito tersebut berhak untuk mencairkannya saat jatuh tempo. Hal ini memberikan fleksibilitas dan likuiditas bagi seseorang untuk melakukan transaksi menggunakan sertifikat deposito, atau bisa digunakan sebagai pemberian atau hadiah dan digunakan sesuai dengan keinginan si pemegangnya. Tentunya harga jual - belinya harus diperhitungkan dengan tingkat bunga (tingkat diskonto) yang berlaku dan sisa waktu jatuh tempo sertifikat deposito tersebut.

(3) Ketiga, sertifikat deposito tidak bisa diperpanjang secara otomatis (auto rollover) seperti deposito berjangka. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki deposito berjangka dengan jangka waktu 1 (satu) bulan dengan fitur auto rollover.

Maka ketika deposito berjangka tersebut jatuh tempo, pihak bank bisa segera memperpanjang deposito tersebut untuk satu bulan ke depan tanpa harus dikonfirmasi terlebih dahulu. Sedangkan ketika sertifikat deposito jatuh tempo maka

5

(9)

si pemegang harus segera mencairkannya atau mengkonfirmasikan kepada bank untuk memperpanjang jangka waktunya.

(4) Keempat, sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dan bukan atas nama sehingga bank tidak akan menerima klaim apabila sipemegang sertifikat deposito kehilangan sertifikat deposito tersebut. Jadi sipemegang harus sangat hati - hati menyimpannya, karena apabila sertifikat deposito itu berpindah tangan maka pihak yang memegang sertifikat deposito inilah yang bisa mencairkan deposito tersebut.

Perbedaan di atas secara ringkas dapat dilihat ditabel di bawah ini :

No. Perbedaan Deposito Berjangka Sertifikat Deposito

1. Pembayaran bunga

Setiap tanggal jatuh tempo bunga/pokok

Pada dasar penutupan rekening (discounted), Di

awal pembayaran.

2. Pemindahan hak Tidak dapat

dipindahtangankan Dapat dipindahtangankan 3. Jangka waktu

(Perpanjangan)

Bisa diperpanjang secara otomatis (auto roll over)

Tidak bisa diperpanjang secara otomatis

4. Kepemilikan Atas nama Atas unjuk

5. Perhitungan

bunga Tidak discounted Discounted

2.3 Kelebihan Sertifikat Deposito

(1) Nasabah bisa menginvestasikan suku bunga SD yang sudah diperhitungkan dimuka untuk bisnis lainnya.

(2) Nasabah bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari SD karena suku bunga yang diberikan adalah suku bunga tetap.

(3) SD bisa dijadikan sebagai jaminan investasi ataupun dijual kepada pihak lain, bahkan bisa dijadikan sebagai hadiah untuk keluarga, sahabat atau relasi.

(4) SD menjadi simpanan nasabah yang secara resmi dijamin oleh Lembaga

(10)

Penjamin Simpanan (LPS).

2.4 Kekurangan Sertifikat Deposito

(1) Salah satu Nasabah akan terkena denda jika mencairkan dana simpanan sebelum batas waktu yang sudah ditentukan sejak awal.

(2) Nasabah bisa kehilangan dana simpanannya jika tidak hati-hati menyimpan SD karena surat berharga ini atas tunjuk, sehingga siapa saja yang memegangnya bisa mencairkan dana simpanan ke bank.

(3)

Untuk itu, pemilik SD harus berhati-hati ketika menyimpannya. Jika Anda merasa SD hilang sebaiknya segera hubungi pihak bank penerbit sertifikat.

Untuk meminta dilakukan pemblokiran agar dana simpanan tidak berpindah tangan. Setelah melaporkan kehilangan SD kepada pihak bank penerbit sertifikat, maka Anda akan mendapatkan salinan sertifikat yang baru untuk mengamankan dana simpanan melalui sertifikat deposito.

2.5 Dana Pihak Asing dalam Sertifikat Deposito

Dana pihak asing yang ditempatkan dalam sertifikat deposito merujuk pada investasi yang dilakukan oleh entitas, perorangan, atau institusi keuangan dari luar negeri dalam sertifikat deposito yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan dalam negeri. Ini adalah salah satu bentuk investasi atau penempatan dana yang umum terjadi di sektor keuangan internasional.

Jika dilihat dari tujuan investasi, dana pihak asing dapat ditempatkan dalam sertifikat deposito domestik untuk berbagai alasan, seperti mendapatkan tingkat bunga yang lebih baik daripada yang tersedia di negara asalnya atau untuk diversifikasi portofolio investasi. Investasi dalam sertifikat deposito dapat memberikan keuntungan berupa pendapatan bunga yang stabil dan terjamin.

Seringkali, tingkat bunga yang ditawarkan dalam sertifikat deposito domestik lebih tinggi daripada yang tersedia di negara asal investor asing.

Investor asing yang menempatkan dana dalam sertifikat deposito dalam mata 7

(11)

uang asing mungkin menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar jika mata uang asing tersebut mengalami perubahan nilai terhadap mata uang asal mereka. Investasi dana pihak asing dalam sertifikat deposito bisa saja tunduk pada regulasi dan pajak yang berlaku di negara tempat dana tersebut ditempatkan. Ini melibatkan pemahaman tentang aturan perpajakan dan peraturan pengawasan keuangan.

Dana pihak asing dalam sertifikat deposito dapat menjadi komponen penting dalam diversifikasi portofolio investasi, membantu melindungi investasi dari risiko negara asal investor. Namun perlu diketahui bahwa pihak berwenang di berbagai negara biasanya mengawasi aliran dana pihak asing untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta untuk menghindari potensi penyalahgunaan sistem keuangan. Selain itu, pelaku bisnis dan investor asing harus mempertimbangkan faktor-faktor hukum dan perpajakan yang relevan sebelum menempatkan dana dalam sertifikat deposito domestik.

2.6 Regulasi yang mengatur Dana Pihak Asing dalam Sertifikat Deposito Investasi dana pihak asing dalam sertifikat deposito di Indonesia tunduk pada berbagai peraturan dan regulasi yang dikeluarkan oleh otoritas keuangan dan regulator di negara ini. Beberapa regulasi utama yang mengatur investasi dana pihak asing dalam sertifikat deposito di Indonesia meliputi:

a) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (UU Perbankan):

UU Perbankan adalah undang-undang dasar yang mengatur sektor perbankan di Indonesia. UU ini mencakup berbagai ketentuan yang relevan untuk investasi dana pihak asing dalam sertifikat deposito, termasuk pembatasan kepemilikan dan kebijakan terkait perbankan asing di Indonesia.

b) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 86/KMK.06/2002 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS):

LPS adalah lembaga yang memberikan jaminan terhadap simpanan

(12)

masyarakat, termasuk sertifikat deposito. Keputusan Menteri Keuangan ini mengatur peran dan fungsi LPS dalam melindungi simpanan masyarakat dan menentukan batas maksimum yang dijamin.

c) Peraturan Bank Indonesia (PBI):

Bank Indonesia, sebagai bank sentral Indonesia, mengeluarkan serangkaian PBI yang mengatur berbagai aspek sektor perbankan, termasuk investasi dana pihak asing. Beberapa PBI yang relevan meliputi PBI tentang Lalu Lintas Devisa, PBI tentang Kewajiban Bank Asing, dan PBI tentang Sertifikat Deposito.

d) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU Penanaman Modal):

UU Penanaman Modal mengatur tentang penanaman modal dalam negeri dan asing di Indonesia. Ini mencakup ketentuan tentang kepemilikan saham dan investasi asing di berbagai sektor, termasuk sektor perbankan.

e) Kebijakan Bank Indonesia:

Selain peraturan tertulis, Bank Indonesia juga menerapkan kebijakan moneter dan makro prudensial yang dapat memengaruhi investasi dana pihak asing dalam sertifikat deposito. Misalnya, tingkat suku bunga dan persyaratan cadangan wajib dapat menjadi faktor yang memengaruhi minat dana pihak asing.

f) Peraturan Lainnya:

Selain regulasi tersebut, ada peraturan dan pedoman lainnya yang dikeluarkan oleh otoritas keuangan dan regulator di Indonesia yang dapat memengaruhi investasi dana pihak asing dalam sertifikat deposito.

Ini termasuk peraturan yang berkaitan dengan kepemilikan asing di perusahaan-perusahaan lokal, pembatasan valuta asing, dan pajak atas pendapatan investasi.

2.7 Contoh Sertifikat Deposito 9

(13)

a) Sertifikat Deposito Internasional / Sertifikat Deposito Luar Negeri

b) Sertifikat Deposito Dalam Negeri

(14)

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Sertifikat deposito atau yang biasanya disingkat dengan SD merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan ritel dalam nominal tertentu sebagai surat atas tunjuk. SD dikategorikan sebagai salah satu surat berharga yang ada di pasar uang. Dalam SD tercantum nominal tertentu yang bisa diperdagangkan untuk mendapatkan sejumlah uang tunai. Penerbitan SD adalah atas tunjuk, maksudnya atas tunjuk di sini bukan atas nama seseorang, sehingga siapa pun yang memegang SD bisa memperjualbelikannya kepada orang lain, dan pemegang SD berhak mencairkan dana simpanan saat jatuh tempo.

Pada dasarnya sertifikat deposito tidak berbeda dengan deposito berjangka yang sudah dikenal luas di masyarakat kita. Tingkat bunga pada sertifikat deposito yang ditawarkan suatu bank biasanya tidak berbeda dengan tingkat bunga pada deposito berjangka. Jangka waktu jatuh temponya biasanya bervariasi mulai dari satu sampai 12 (dua belas) bulan tergantung bank penerbitnya, yang juga tak berbeda dengan deposito berjangka. Adapun perbedaan dari Deposito Berjangka dengan Sertifikat Deposito diantaranya, pemberian bunga pada sertifikat deposito dibayar dimuka berbeda dengan bunga deposito berjangka yang dibayarkan saat jatuh tempo, sertifikat deposito bisa dipindahtangankan karena diterbitkan atas unjuk bukan atas nama seseorang, sertifikat deposito tidak bisa diperpanjang secara otomatis (auto rollover) seperti deposito berjangka, sertifikat deposito diterbitkan

11

(15)

atas unjuk dan bukan atas nama sehingga bank tidak akan menerima klaim apabila si pemegang sertifikat deposito kehilangan sertifikat deposito tersebut.

Dana pihak asing yang ditempatkan dalam sertifikat deposito merujuk pada investasi yang dilakukan oleh entitas, perorangan, atau institusi keuangan dari luar negeri dalam sertifikat deposito yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan dalam negeri. Ini adalah salah satu bentuk investasi atau penempatan dana yang umum terjadi di sektor keuangan internasional.

3.2.Saran

Sebagai negara yang terus berupaya untuk meningkatkan daya tariknya sebagai tujuan investasi, penting bagi Indonesia untuk menjaga keseimbangan antara pembukaan diri terhadap modal asing dan perlindungan terhadap risiko-risiko yang mungkin muncul. Ini melibatkan peran yang kuat dari regulator, pengawasan yang ketat, dan peraturan yang bijaksana.

Kita juga tidak boleh melupakan pentingnya transparansi dan kerjasama internasional dalam pertukaran informasi keuangan, yang semakin menjadi fokus dalam upaya mengatasi praktik-praktik ilegal dan pencucian uang yang berpotensi merusak stabilitas pasar keuangan.

Dalam akhirnya, pasar sertifikat deposito Indonesia akan terus berkembang dan beradaptasi dengan dinamika global. Investasi dana pihak asing akan tetap menjadi bagian integral dari proses ini, dan kita harus menerapkan pelajaran yang telah dipelajari dan pengalaman yang telah diperoleh untuk mengoptimalkan manfaat dan meminimalkan risiko dari keterlibatan mereka. Dengan itu, kita dapat membangun pangkalan yang lebih kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya tahan di masa depan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 7, Tambahan Lembaran RI Nomor 4355.

Sekretariat Negara. Jakarta.

Depkeu RI. 2002. Keputusan Menteri Keuangan Ri Nomor 86/KMK.06/2002 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU Penanaman Modal). Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 25. Sekretariat Negara. Jakarta.

Nugroho, Puspita Aji and, Moh. Sandjoyo, SH., M.Hum and , Inayah, S.H, M.H (2013) Aspek Hukum Sertifikat Deposito Sebagai Surat Berharga. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dennij Mandeij, Robby J. Kumaat & Utari D.L Kiay Demak. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi “Pengaruh Suku Bunga Deposito, Jumlah Uang Beredar, Dan Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar” Diakses Tanggal 17 Juli 2018.

13

Referensi

Dokumen terkait

Puspita Aji Nugroho. Aspek Hukum Sertifikat Deposito Sebagai Surat Berharga. Skripsi, Jurusan Hukum Perdata Program Studi S1 Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas

penyaluran kredit ke masyarakat adalah menghimpun dana dari pihak ketiga. tersebut yang salah satunya melalui deposito

Sedangkan Bank Rakyat Indonesia Cabang Gatot Subroto berhasil menghimpun dana dari masyarakat yang tertinggi adalah deposito, karena deposito memiliki ketentuan

Dengan demikian hasil dari tugas akhir menunjukkan bahwa sumber dana pihak ketiga berupa simpanan tabungan, giro dan deposito yang dihimpun oleh Bank Rakyat Indonesia

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Analisis Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank

1. Dana Deposito hanya dapat ditarik pada waktu tertentu sesuai tenor yang disepakati. Deposan adalah perorangan, joining account, atau Badan Hukum. Pencairan hanya dapat dilakukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bagi hasil, sertifikat wadiah bank Indonesia, dan tingkat inflasi terhadap dana pihak ketiga. Variabel inidependen

Pengaruh Inflasi terhadap dana deposito Dari hasil regresi menunjukan bahwa pengaruh inflasi terhadap dana deposito pada bank umum konvensional di Indonesia signifikan dalam jangka