• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar-Dasar Hukum Administrasi Negara

N/A
N/A
caca

Academic year: 2025

Membagikan " Dasar-Dasar Hukum Administrasi Negara"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

LAB / BAGIAN DASAR-DASAR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

Dasar-Dasar Hukum Administrasi Negara

a. Istilah dan Pengertian Hukum Administrasi Negara b. Sumber Hukum Administrasi Negara

c. Tindakan Pemerintah yang Meliputi Perbuatan dan Wewenang Pemerintah

(3)

Istilah dan Pengertian Hukum Administrasi Negara

Istilah Administrasi Negara berasal dari bahasa latin administrate yang dalam bahasa Belanda diartikan sama dengan besturen yang berarti fungsi pemerintah.

Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan aktivitas perilaku administrasi negara dan kebutuhan

masyarakat serta interaksi diantara keduanya. Di saat sistem

administrasi negara yang menjadi pilar pelayanan publik menghadapi masalah yang fundamental maka rekonseptualisasi, reposisi dan

revitalisasi kedudukan hukum administrasi negara menjadi satu keharusan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan penerapan good governance.

(4)

Hukum administrasi negara merupakan hukum yang

mengatur kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan hubungan antara pemerintah dan warga negara.

Pemahaman mengenai asas-asas hukum administrasi negara sangat penting bagi aparatur negara maupun masyarakat

umum. Hal ini dikarenakan asas tersebut menjadi pedoman dan dasar hukum dalam setiap kebijakan dan tindakan yang diambil pemerintah.

asas-asas hukum administrasi negara beserta contoh penerapannya dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Pembahasan meliputi 11 asas yang menjadi pedoman bagi pejabat publik maupun warga negara.

(5)

Asas Legalitas (Wetmatingheid)

Asas legalitas merupakan asas yang paling mendasar dalam hukum administrasi negara Indonesia. Asas ini menyatakan bahwa setiap tindakan atau keputusan

pejabat pemerintahan harus memiliki dasar hukum yang jelas berupa peraturan perundang-undangan.

Contoh penerapan asas legalitas adalah Kepala Daerah yang akan mengeluarkan peraturan daerah (Perda).

Perda tersebut harus memiliki dasar hukum dari

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, yaitu Undang-Undang. Jika perda yang dikeluarkan

bertentangan dengan UU, maka Perda tersebut dapat dibatalkan.

(6)

Asas Yuridikitas

(Rechtmatingheid)

Asas yuridikitas menyatakan bahwa keputusan dan/atau tindakan pejabat pemerintahan tidak boleh bertentangan dengan rasa keadilan dan kepatutan dalam masyarakat.

Meski secara legalitas formal suatu kebijakan pemerintah telah memiliki payung hukum, namun apabila secara

substansi bertentangan dengan rasa keadilan, maka dapat dibatalkan.

Sebagai contoh, pemerintah daerah tidak dapat

memberlakukan pajak yang memberatkan warga miskin dengan dalih legalitas, jika kebijakan tersebut dinilai

bertentangan dengan rasa keadilan masyarakat. Maka pajak tersebut dapat dibatalkan meski secara legalitas formal telah memiliki dasar hukum.

(7)

Asas Kebijaksanaan

Asas ini menyatakan bahwa setiap pejabat pemerintahan harus bijaksana dan tidak sewenang-wenang dalam

menggunakan wewenang dan kekuasaannya. Mereka

harus memperhatikan rasa keadilan dan efek yang timbul dari tindakannya terhadap masyarakat maupun negara.

Sebagai contoh, Walikota tidak dapat seenaknya

mencabut izin usaha pedagang kaki lima tanpa alasan yang jelas, karena hal itu dapat merugikan penghidupan pedagang tersebut. Keputusan seperti itu bertentangan dengan asas kebijaksanaan meskipun Walikota secara

legalitas formal memiliki wewenang untuk mencabut izin usaha.

(8)

Asas Peradilan Administrasi

Asas ini menegaskan perlunya badan peradilan

independen yang mengawasi dan menilai tindakan hukum pemerintahan. Tujuannya untuk memastikan

keputusan pejabat pemerintahan tidak melanggar asas- asas umum pemerintahan yang layak. Di Indonesia

badan peradilan administrasi ini berada di bawah Mahkamah Agung.

(9)

Asas Hakim Aktif

Asas hakim aktif menyatakan bahwa hakim pada peradilan administrasi memiliki peran aktif dalam menemukan kebenaran materiil atas kasus yang

ditanganinya. Ia tidak hanya berperan pasif menerima dan memeriksa alat bukti dari para pihak yang

berperkara. Hakim dapat secara aktif mencari fakta tambahan untuk membuat putusan yang adil.

(10)

Asas Pembuktian Bebas

Asas ini memberi keleluasaan kepada hakim peradilan administrasi untuk melakukan penilaian pembuktian secara bebas. Artinya, hakim tidak terpaku dan terikat sepenuhnya pada alat bukti yang diajukan para pihak

yang berperkara. Hakim dapat menggunakan penalaran logis untuk membuat kesimpulan dalam memutus

perkara.

(11)

Asas Audit Et Alteram Partem

Asas ini menyatakan bahwa setiap keputusan pejabat pemerintahan dianggap benar menurut hukum, sampai ada pihak yang dapat membuktikan sebaliknya. Jadi

pemerintah dimungkinkan untuk segera menerapkan

kebijakan tanpa harus menunggu persetujuan pihak lain terlebih dahulu.

Namun demikian, pihak-pihak yang keberatan dengan kebijakan pemerintah tersebut memiliki hak untuk

mengajukan keberatannya di pengadilan. Mereka harus diberi kesempatan untuk didengar aspirasinya sebelum keputusan final diambil hakim.

(12)

Asas Pemeriksaan Segi Rechtmatigheid dan Larangan

Asas ini memberi kewenangan kepada hakim

administrasi negara untuk membatalkan keputusan atau tindakan pejabat pemerintahan yang bertentangan

dengan asas-asas umum pemerintahan yang layak.

Dengan demikian, keputusan hakim bersifat mengikat untuk kasus serupa di masa mendatang.

(13)

Asas Netral

Asas netral menyatakan bahwa peradilan administrasi negara harus bersikap independen dan tidak memihak.

Pengadilan tidak boleh berada di bawah pengaruh pemerintah maupun kekuatan-kekuatan politik, agar putusannya objektif dan adil.

(14)

Asas Sederhana, Cepat, dan Murah

Asas ini menekankan proses beracara di peradilan administrasi harus efisien. Prosedurnya sederhana, mudah dipahami para pihak, dan diselesaikan dalam waktu singkat dengan biaya ringan. Tujuannya agar

semua lapisan masyarakat mampu mengakses keadilan.

(15)

Asas Negara Hukum

Asas negara hukum menegaskan bahwa keberadaan peradilan administrasi merupakan perwujudan prinsip negara hukum itu sendiri. Kekuasaan eksekutif harus berada di bawah pengawasan badan peradilan agar

terjamin keadilan dan perlakuan yang sama di hadapan hukum. Tanpa itu, tidak dapat dikatakan sebagai negara hukum.

(16)

Sumber Hukum Administrasi Negara

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan hukum dan ditentukan aturan hukum itu.

Sumber hukum dikenal dua macam yaitu :

1. Sumber Hukum Materiil Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi aturan hukum itu, dan untuk

menentukan isi hukum itu dipengaruhi oleh banyak factor yaitu : a. Sejarah, yaitu undang-undang/ peraturan-peraturan masa lalu yang dianggap baik dapat dijadikan bahan untuk membuat undang-undang dan dapat diberlakukan sebagai hukum positif.

(17)

b. Faktor Soiologis Yaitu seluruh masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada didalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang terjadi didalam

masyarakat dapat dijadikan bahan untuk membuat hukum dengan kata lain sesuai dengan perasaan hukum masyarakat misalnya keadaan dan pandangan masyarakat dalam social, ekonomi, budaya, agama dan

psikologis.

c. Faktor Filosofis. Yaitu ukuran untuk menentukan aturan itu bersifat adil atau tidak dan sejauhmana aturan itu ditaati oleh warga

masyarakat atau mengapa masyarakat mentaati aturan itu.

(18)

2. Sumber Hukum Formil Yaitu kaidah hukum dilihat dari segi bentuk, dengan diberi suatu bentuk melalui suatu proses tertentu, maka kaidah itu akan berlaku umum dan mengikat seluruh warga masyarakat dan

ditaati oleh warga masyarakat.

Sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara adalah : a. Undang-undang

b. Kebiasaan/Praktek hukum administrasi Negara c. Yurispudensi

d. Doktrin/pendapat para ahli

(19)

Subyek Hukum Administrasi Negara

Subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari hukum.

Hukum Administrasi Negara memiliki ruang lingkup yang luas, di antaranya membicarakan mengenai aparatur pemerintah sebagai

bagian dari alat Administrasi Negara yang dapat melakukan Tindakan- tindakan khususnya tindakan yang berakibat hukum dilakukan oleh subyek hukum.

(20)

Tindakan hukum ini bisa dilakukan oleh manusia atau orang yang telah

dilekati berbagai status dan kedudukan dalam hal ini aparatur negara atau aparatur pemerintah yang biasanya dilakukan oleh pegawai negri maupun badan hukum public yang bertindak sebagai organ negara.

Dapat dikatakan bahwa subyek hukum dalam lapangan HAN adalah : 1. Pegawai Negeri;

2. Jabatan-jabatan;

3. Jawatan publik, dinas-dinas public, badan usaha milik negara/daerah;

4. Daerah swapraja dan daerah swatantra (daerah kabupaten/kota dan propinsi);

5. Negara

(21)

Tindakan dan Kewenangan Pemerintah

Secara teoritik tindakan pemerintah (bestuurshandelingen) merupakan”

tindakan perbuatan dari alat atau perlengkapan pemerintahan (bestuursorgaan) untuk menjalankan fungsi pemerintahan

(bestuursfunctie).”

Tindakan pemerintah tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Tindakan berdasarkan hukum (rechtshandelingen), yaitu tindakan-

tindakan pemerintah yang dapat menimbulkan akibat hukum tertentu untuk melahirkan hak dan kewajiban. Tindakan-tindakan ini berhubungan langsung dengan kewenangan yang dimiliki atau melekat pada jabatannya.

2. Tindakan berdasarkan Fakta/Nyata (feitelijkehandelingen), yaitu tindakan- tindakan pemerintah yang tidak berhubungan langsung dengan kewenangan yang dimiliki sehingga tidak menimbulkan akibat hukum. Contoh:

pemerintah memberikan bantuan, peresmian jembatan dan lainlain

(22)

Dari tindakan hukum pemerintah (rechtshandelingen) dapat

melahirkan tindakan hukum privat (privatrecht handelingen) dan tindakan hukum publik (publiekerecht handelingen).

Tindakan hukum privat adalah tindakan-tindakan hukum yang

dilakukan oleh pemerintah dengan pihak lain (privat) dalam rangka melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, contohnya melakukan

kontrak dalam pembuatan infra struktur fisik, melakukan pembelian barang tertentu dan/atau melakukan kontrak/perjanjian untuk

mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

(23)

Sedangkan tindakan hukum publik adalah tindakan hukum pemerintah yang berupa tindakan hukum bersegi satu (eenzijdig publiekrechttelijke handelingen) dan tindakan hukum bersegi dua (meerzijdik

publiekrechttelijke handelingen).

Tindakan hukum bersegi satu adalah tindakan hukum yang dilakukan dengan kehendak sepihak dari pemerintah, yang dapat melahirkan Keputusan-keputusan baik bersifat individual konkrit maupun umum.

Sedangkan tindakan hukum bersegi dua adalah Tindakan-tindakan hukum yang dilakukan pemerintah dengan kehendak bersama antara kedua belah pihak (badan hukum publik) yang terkait dengan tindakan hukum tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Kajian Hukum Administrasi Negara Mengenai Penerimaan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Honorer di Pemerintahan Kota Medan. Dalam hukum administrasi negara kita mengenal yang

Mengawali pengantar hukum administrasi Negara secara umum berupaya untuk memahami konsep tertentu, pertama-tama kita batasi pada term ‘hukum administrasi negara’

TUGAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA. “SUMBER-SUMBER HUKUM

Beberapa sarjana terkemuka memandang bahwa hukum administrasi negara dan hukum tata negara merupakan satu kesatuan karena di dalamnya tidak terdapat perbedaan yang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul “ PERAN DAN FUNGSI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DALAM UPAYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERWIBAWA

Sebagai lawan istilah hukum administrasi khusus (hukum admi- nistrasi luar biasa), dikenal pula istilah hukum administrasi umum. Dengan peran pemerintahan yang begitu

Sebagai lawan istilah hukum administrasi khusus (hukum administrasi luar biasa), dikenal pula istilah hukum administrasi umum. Dengan peran pemerintahan yang begitu luas maka

Penugasan mata kuliah Hukum Administrasi