Modul ke:
Fakultas
Program Studi
0
2
PsikologiPsikologi Dana Riksa Buana, Ph.D.Dasar-Dasar Metode Penelitian
Peranan ilmu pengetahuan dalam konteks psikologi
Psychological Science
and Pseudoscience
• Many claims are made in the name of psychological science using methods and ways of thinking that are not truly scientific but merely pseudoscientific
(‘‘pseudo-’’is from the Greek word for ‘‘false’’). In general, the term pseudoscience is applied to any
field of inquiry that appears to use scientific methods and tries hard to give that impression, but is actually based on inadequate, unscientific methods and
makes claims that are generally false.
Recognizing Pseudoscience
Associates with True Science
• Pseudosciences do everything they can to give the appearance of being scientific. In some cases, the origins of a pseudoscience can be found in true science; in other instances, the pseudoscience confuses its concepts with genuine scientific ones.
• Phrenologi atau tempramen salah satu contohnya.
Jenis Kecacatan Logika
yang Terkadang dipakai
Pseudosains
Relies on Anecdotal Evidence
• Salah satu jenis kecacatan logika yang mungkin sering dijumpai.
• Anecdotal evidence menyandarkan
argumentasinya pada bukti-bukti berdasarkan pengalaman pribadi, lalu digeneralisasi.
• Misal, “merokok itu sebenarnya gak masalah untuk kesehatan kok, soalnya kakek saya
perokok berat, sampai sekarang masih sehat tuh, tidak mengalami sakit kanker (?)”.
• Anecdotal evidence mirip dengan observasi, padahal keduanya jelas berbeda. Observasi dilakukan secara terstruktur untuk
menemukan permasalahan dan dugaan atas jawabannya. Sedangkan anecdotal evidence tidaklah terstruktur, cenderung spontan, dan didorong oleh emosi.
• Observasi termasuk metode ilmiah.
Sidesteps Disproof
• Pseudosains dan sidesteps disproof berhubungan erat karena teknik sidesteps disproof dapat digunakan
untuk membantah argumen-argumen yang tidak memiliki dasar ilmiah, termasuk argumen-argumen yang merupakan bagian dari pseudosains.
• Argumen: Semua orang yang bersekolah di universitas terkenal pasti sukses dalam karir mereka.
• Sidesteps Disproof: Ada beberapa orang yang bersekolah di universitas terkenal, namun tidak sukses dalam karir mereka.
Reduces Complex Phenomena to Overly Simplistic Concepts
• Karakteristik terakhir dari pseudosains yang perlu diperhatikan adalah bahwa doktrin-doktrin ini mengambil fenomena yang sebenarnya sangat rumit (penyebab perilaku dan kepribadian) dan mereduksinya menjadi konsep yang terlalu sederhana.
• Melihat perilaku atau kepribadian seseorang hanya dengan mengukur kepala seseorang, menentukan tanda astrologi seseorang, atau menafsirkan tulisan tangan seseorang, maka banyak orang akan terpesona olehnya.
• Karena kesederhanaannya maka pseudosains masih tetap akan digandrungi.
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Dalam Ilmu
Psikologi
• Masalah-masalah metafisika atau eksistensi realitas yang berhubungan dengan keberadaan ilmu psikologi.
• Masalah-masalah epistemologis atau metode
pencapaian pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu psikologi
• Masalah-masalah etika atau moralitas yang
berhubungan dengan aktivitas pencapaian ilmu dan penerapan ilmu psikologi dalam kehidupan
masyarakat.
• Masalah-masalah estetika atau keindahan yang berhubungan dengan ilmu psikologi.
Peran Filsafat Ilmu dan Logika Terhadap
Penelitian Psikologi
1. memberikan kerangkan berpikir yang lebih sistematis, rasional, dan logis untuk para psikologis, akademis, serta praktisi;
2. menjadi panduan bagi ilmuwan psikologi agar dalam melaksanakan penelitiannya, ilmuwan psikologi tidak melanggar nilai-nilai dari moral dasar, semisal hak-hak asasi serta kebebasan manusia;
3. membantu ilmuwan dalam memahami eksistensialisme yaitu cabang filsafat yang merefleksikan manusia yang selalu bereksistensi di dalam hidupnya. Eksistensialisme merefleksikan problem-problem manusia sebagai individu, seperti tentang makna, kecemasan, otentisitas, dan tujuan hidup;
4. menyumbangkan metode fenomenologi sebagai alternatif pendekatan di dalam ilmu psikologi yang dapat membuat penelitian psikologi menjadi limu yang lebih manusiawi karena cara pendekatannya secara radikal serta memahami hakikat dari realitas tanpa harus terjebak di dalam asumsi-
asumsi yang dimiliki terlebih dahulu oleh ilmuwan;
5. mengangkat asumsi-asumsi (antropologis, asumsi metafisis, dan asumsi
epistemologis )dan fungsi kritik yang terdapat di dalam ilmu psikologi. Filsafat dapat menjadi alat analisis yang mampu mengangkat sekaligus menjernihkan ketiga asumsi tersebut secara sistematis dan rasional. Sedangkan fungsi kritik terhadap asumsi
bertugas sebagai alat agar ilmu psikologi bisa tetap kritis terhadap dirinya sendiri, dan semakin berkembang ke arah yang lebih manusiawi dan mampu untuk memahami realitas dari kehidupan manusia;
6. memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam bentuk refleksi teori-teori sosial kontemporer;
7. membantu merefleksikan konsep-konsep yang diandaikan begitu saja oleh para ilmuwan, seperti konsep metode, obyektivitas, penarikan kesimpulan, dan konsep standar kebenaran suatu pernyataan ilmiah. Dengan adanya kesempatan muntuk merefleksikan konsep konsep yang ada, ilmuwan dapat semakin kritis terhadap pola kegiatan ilmiahnya sendiri, dan mengembangkannya sesuai kebutuhan masyarakat; dan 8. Memberikan cara berpikir yang radikal, sistematis, dan rasional terhadap ilmu
psikologi, sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh.
The Goals of Research in
Psychology
• Scientific research in psychology has four interrelated goals. Researchers hope to
develop complete descriptions of behaviors, to be able to make predictions about future
behavior, and to be able to provide reasonable explanations of behavior. Furthermore, they assume that the knowledge derived from their research will be applied so as to benefit
people, either directly or eventually.
Description
• To provide a good description in psychology is to identify regularly occurring sequences of events, including both stimuli or
environmental events and responses or behavioral events.
• Beberapa penelitian dalam psikologi terutama bersifat deskriptif. Misalnya, sebagian besar penelitian observasional dan survei/kuesioner termasuk dalam kategori ini.
Prediction
• Perilaku mengikuti hukum berarti mengatakan bahwa ada hubungan yang teratur dan dapat diprediksi antara variabel. Kekuatan hubungan ini memungkinkan prediksi dibuat dengan
tingkat kepercayaan tertentu.
• Korelasi antara skor SAT dan IPK perguruan
tinggi memungkinkan departemen penerimaan di perguruan tinggi untuk menggunakan skor SAT untuk memprediksi keberhasilan di
perguruan tinggi.
Explanation
• Tujuan ketiga dari penelitian psikologi adalah
penjelasan. Menjelaskan beberapa perilaku berarti mengetahui apa yang menyebabkannya terjadi.
Application
• Tujuan akhir dari ilmu psikologi ini, penerapannya, hanya mengacu pada berbagai cara untuk menerapkan prinsip
-prinsip perilaku yang dipelajari melalui penelitian. Psikolog berasumsi bahwa karena pengetahuan yang diperoleh dari penelitian yang mereka lakukan, sangat mungkin bagi
kehidupan masyarakat untuk berubah menjadi lebih baik. Oleh karena itu, penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi depresi memungkinkan terapis untuk
membantu orang yang didiagnosis dengan depresi, penelitian tentang agresi dapat membantu orang tua membesarkan
anak-anak mereka secara lebih efektif, dan seterusnya.
Penelitian Ilmiah dalam
Psikologi
Definisi Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis mengenai gejala-gejala ilmiah yang diarahkan oleh teori dan hipotesis.
Definisi Penelitian Psikologi
• Penelitian psikologi dapat diartikan sebagai suatu penyelidikan yang sistematis untuk
menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan aktivitas mental dan
perilaku manusia, baik dapat teramati secara inderawi dan dapat diukur maupun yang tidak dapat diamati secara inderawi dan tidak dapat diukur.
Jenis-Jenis Penelitian
dalam Psikologi
JENIS-JENIS PENELITIAN
Penelitian Psikologi
Experimental
Non-
experimental (Deskriptif)
Beda Tujuan
Untuk mengidentifikasi hubungan sebab- akibat dengan mengadakan eksperimen
psikologi yang terkontrol.
Fokus pada penggambaran suatu fenomena, kejadian, atau situasi.
Biasanya penelitian kualitatif melengkapi penelitian kuantitatif, yaitu dengan memberikan informasi
misalnya verbatim saat mengobservasi.
Non-eksperimental Research Approach Non-eksperimental Research Approach
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif Penelitian KualitatifPenelitian Kualitatif
Mengumpulkan data numerik untuk menjawab pertanyaan penelitian
Mengumpulkan data numerik untuk menjawab pertanyaan penelitian
Mengumpulkan data non- numerik untuk menjawab pertanyaan penelitian
Mengumpulkan data non- numerik untuk menjawab pertanyaan penelitian
Jenis-Jenis Penelitian Kuantiatif
1. Correlational Study
2. Ex Post Facto Study
3. Longitudinal
& Cross
Sectional Study
4. Naturalistic Observation
5. Meta
Analysis 6. Survey
Penelitian Kualitatif
Pendekatan multimetode yang menginvestigasi manusia dalam lingkungan alaminya (Denzin & Lincoln, 1994).
Definisi ini memiliki tiga komponen utama , yaitu :
• Interpretatif. Penelitian kualitatif meliputi data kata-kata, gambar, dan non-
numerik lainnya. Satu kali informasi ini dikumpulkan, maka akan ada satu makna yang disimpulkan.
• Multimethod, hal ini berarti bahwa berbagai metode digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam banyak studi kualitatif, beberapa metode
pengumpulan data biasa digunakan untuk mendapatkan gambaran terbaik dari sebuah kejadian dan makna yang dimilikinya untuk individu ataupun sekelompok individu. Penggunaan beberapa metode pengumpulan data mendukung
pemahaman yang lebih baik dalam memahami fenomena yang diamati.
• Penelitian ini dilakukan dalam ranah atau dalam lingkungan alami seseorang.
Penelitian Kualiatif
1.
Phenomenology 2. Ethnography
3. Case Study
Terima Kasih
Dr. Dana Riksa Buana, M.A.