• Tidak ada hasil yang ditemukan

DASAR-DASAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH [Autosaved]

N/A
N/A
Prati Ike

Academic year: 2024

Membagikan "DASAR-DASAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH [Autosaved]"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR-DASAR TEKNOLOGI

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

(2)

Pengolahan Air Limbah

Ditujukan untuk mengurangi kandungan bahan pencemar, seperti :

senyawa organik senyawa organik

padatan tersuspensi (TSS) padatan tersuspensi (TSS)

mikroba patogen mikroba patogen

senyawa organik yang tidak dapat diuraikan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di alam

oleh mikroorganisme yang ada di alam

Senyawa anorganik Senyawa anorganik

(3)

Pengolahan Air Limbah

Dapat dibagi menjadi 5 tahap pengolahan :

Pengolahan Awal ( Pengolahan Awal ( Pretreatment) Pretreatment )

Pengolahan Tahap Pertama ( Pengolahan Tahap Pertama ( Primary Treatment Primary Treatment ) )

Pengolahan Tahap Kedua ( Pengolahan Tahap Kedua ( Secondary Treatment Secondary Treatment ) )

Pengolahan Tahap Ketiga ( Pengolahan Tahap Ketiga ( Tertiary Treatment Tertiary Treatment ) )

Pengolahan Lumpur ( Pengolahan Lumpur ( Sludge Treatment Sludge Treatment ) )

Memudahkan dalam mengkategorikan dan melaksanakan

pengolahan sesuai dengan beban dan kandungan suatu

air limbah.

(4)
(5)

Scren and grit removal Equalization

and storage Oil seperation

Neutralization Chemical addition &

coagulation

Flotation Activated

sludge Sedimentation Coagulation&

Sedimentation

Sedimentation Anaerobic

lagoons

Filtration Trickling

filter

Filtration Carbon adsorption Aerated

lagoons Stabilization

basin Rotating biological contactor Anaerobic contactors &

filter

Ion exchange

Centrifugatio n Thickening

gravity or flotation

Digestion or wet combustion

Pressure filtration Vacuum filtration

Lagooning or drying bed

Membrane Incineration

Landfill

Ocean disposal

Deep well injection Incineration Sedimentation

Filtration Neutralization

Equalization

&storage Pretreatment

Dilute wastewater

Chemical Pysical

Primary treatment

Dissolved organics Suspended solids

removal Secondary treatment

Tertiary treatment Sludge treatment Liquid

disposal

Receiving waters Controlled or transportated discharge

Ocean

Surface applications or groudwater seepage

Deep well injection

Evaporation inceneration

Concetrated Organics wastewater

Beberapa Proses Pengolahan Limbah Industri

(6)

Pengolahan Awal dan Tahap Pertama

Tujuan :

 meminimalkan variasi konsentrasi dan laju alir dari air limbah dan juga menghilangkan zat pencemar tertentu

 menghilangkan zat pencemar yang tak terbiodegradasi atau beracun, agar tidak mengganggu proses-proses selanjutnya

Contoh air limbah yang akan ditangani secara biologis harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu :

 pH antara 6-9

 total padatan tersuspensi < 125 mg/l

 minyak dan lemak < 15 mg/l

 sulfida < 50 mg/l

 logam-logam berat < 1 mg/l

(7)

Pengolahan Awal dan Tahap Pertama

1. Penyaringan (Screening)

Menghilangkan partikel besar.

 Bar racks, static screens, vibrating screens

3. Netralisasi

Dicapai dengan mencampurkan asam atau basa

dengan air limbah. Disarankan menggunakan sistim netralisasi dua atau tiga tingkat dengan pengendalian pH yang otomatis

4. Sedimentasi

Menghilangkan zat padat yang tersuspensi (sebagai flocculant atau discrete).

2. Ekualisasi

Mengurangi variasi laju alir dan konsentrasi air limbah, agar mencegah pembebanan tiba-tiba (shock load).

 Kolam dengan/tanpa pengaduk

(8)

Pengolahan Biologis

Tujuan :

 Fungsi ini dapat dicapai dengan bantuan aktifitas mikroorganisma gabungan (mixed culture) yang heterotrofik.

 Mikroorganisma mengkonsumsi bahan-bahan

organik untuk membentuk biomassa sel baru serta zat-zat organik, dan memanfaatkan energi yang

dihasilkan dari reaksi oksidasi untuk metabolismenya

Menghilangkan atau mengurangi kandungan

senyawa organik dalam suatu air buangan.

(9)

 Mikroorganisma sangat tergantung pada zat organik yang terdapat dalam air buangan.

 Apabila zat organik yang tersedia kurang mencukupi, maka mikroorganisma akan menopang hidupnya

dengan mengkonsumsi protoplasma (respirasi endogen / endogenous respiration).

 Jika kekurangan zat organik ini berlangsung terus, mikroorganisma akan mati kelaparan atau

mengkonsumsi seluruh protoplasma hingga yang

tersisa adalah residu organik yang relatif stabil.

(10)

Oksidasi biologis sempurna dari buangan organik

limbah organik CO

2

+ H

2

O

mikroorganisma baru

energi

sintesis respirasi

endogenous nonbiodegradable

residu

(11)

Pengolahan Biologis

Proses biologis dapat dikelompokkan berdasarkan :

1. Pemanfaatan Oksigen

2. Sistem Pertumbuhan

3. Proses Operasi

(12)

Berdasarkan sistem pertumbuhannya, proses pengolahan biologis terbagi atas :

Ditinjau dari pemanfaatan oksigennya, proses biologis untuk mengolah air buangan dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok utama, yaitu :

 proses aerobik

 proses anaerobik

 proses anoksid dan

 kombinasi antara proses aerobik dengan

salah satu proses di atas.

(13)

 sistem pertumbuhan tersuspensi

 sistem pertumbuhan yang menempel pada media inert yang diam

 atau kombinasi keduanya.

(14)

Proses biologis dapat pula dikelompokkan atas dasar proses operasinya. Ada tiga macam proses yang termasuk dalam cara pengelompokan ini, yaitu :

 proses kontinu dengan atau tanpa daur ulang

 proses batch

 proses semi batch

Proses kontinu biasa digunakan untuk pengolahan

aerobik air limbah kota dan industri, sedangkan

proses batch atau semi batch lebih banyak

digunakan untuk sistem anaerobik.

(15)

Lumpur Aktif

 mikroorganisme hidup berkoloni menyerupai lumpur

 dapat menyerap dan mereduksi substrat

aeration tank

influent settler efluent

waste sludge

 Activated Sludge

(16)

Lumpur Aktif

Ciri-ciri sistem lumpur aktif :

1.

Menggunakan lumpur mikroorganisma yang dapat mengkonversi zat organik terlarut dalam air buangan menjadi biomassa baru dan zat anorganik

2.

Memungkinkan terjadinya pengendapan sehingga keluaran hanya sedikit mengandung padatan mikroba

3.

Mendaur ulang sebagian lumpur mikroorganisma dari

tangki pengendap ke reaktor aerasi, kecuali pada reaktor aliran yang teraduk baik (continuous stirred tank), kadang- kadang mikroorganisma tidak perlu didaur ulang

4.

Kinerja pengolahan dengan lumpur aktif bergantung pada waktu tinggal sel rata-rata di dalam reaktor (mean cell

residence time).

(17)

Laguna Teraerasi (Aerated Lagoons)

Berbentuk kolam dengan kedalaman 2,5 ~ 5 meter dan luas hingga beberapa hektar

Penambahan oksigen dilakukan dengan pengadukan atau difusi udara

Kebutuhan energi antara 14 ~ 20 hp/sejuta gallon

Laguna Fakultatif (Facultative Lagoons)

Hanya bagian permukaan yang diaduk

Sebagian padatan mengendap dan terdekomposisi oleh mikroorganisme anaerobik di dasar kolam,

produknya dioksidasi oleh mikroorganisme yang tumbuh di atasnya

Kebutuhan energi antara 4 ~ 10 hp/sejuta gallon

(18)

Laguna aerobik mendegadrasi organik terlarut, tetapi menambah konsentrasi biomassa/mikroorganisma. Waktu tinggal hidraulik dalam laguna aerobik

sekitar 1-3 hari.

Laguna fakultatif mengurangi BOD yang tersisa dan sebagian besar dari padatan tersuspensi dengan waktu tinggal sekitar 3-6 hari.

Bila padatan tersuspensi dari aliran keluar harus lebih kecil dari 50 mg/l, maka diperlukan sebuah laguna pengendapan.

AEROBIK FAKULTATIF PENGENDAPAN

air limbah

pencampuran sempurna

endapan lumpur terdekomposisi secara anaerobik

sisa lumpur

effluent

(19)

 Sistem laguna mempunyai efisiensi pengurangan zat organik yang tidak kalah bila dibandingkan

dengan proses lumpur aktif.

 Sistem laguna mempunyai kelebihan yaitu tidak diperlukan pengeluaran lumpur dari sistem.

 Tetapi kelemahan yang nyata adalah memerlukan

tanah yang relatif luas.

(20)

Saringan Percik (Trickling Filters)

Merupakan sistem biologis unggun-terjejal (packed bed). Terdiri dari tumpukan batu atau bahan plastik sebagai medium penunjang (support medium) pertumbuhan lapisan mikroorganisma aerobik (biofilm) di permukaannya.

Tinggi media batu adalah 1 hingga 3 m, dengan ukuran media antara 6 -10 cm.

Media plastik dapat ditumpukkan hingga ketinggian 13 m dan dapat beroperasi dengan laju 4 gal/ft2.minute. Hal ini disebabkan hilang-tekan (pressure drop) dari bahan plastik lebih rendah dibandingkan dengan media batu.

Saringan percik tidak dapat mengurangi kandungan BOD lebih dari 85% secara ekonomis.

Sistem ini lebih mudah dan murah untuk dioperasikan dibandingkan dengan proses lumpur aktif.

(21)

Skema sederhana proses saringan percik oksigen

karbon dioksida

udara biofilm

medium

produk akhir

air limbah

organik

(22)

Sebagian dari aliran dapat disirkulasikan balik ke dalam sistem untuk mendapatkan aliran keluar dengan kualitas yang baik

waste water recycle effluent

Trickling Filter

rock or plastic packing

Clarifier

effluent

sludge

(23)

Kontaktor Biologis Putar

(Rotary Biological Contactors)

Terdiri dari sejumlah piringan (discs) yang dipasang pada poros yang berputar.

Sekitar 40% dari volumenya terendam dalam tangki yang berisi air limbah.

Piringan adalah tempat pertumbuhan mikroorganisma (bio- film), dengan ketebalan 1 ~ 4 mm.

Piringan-piringan umumnya terbuat dari high density polyethylene dengan luas permukaan sekitar 37 ft

2

/ft

3

.

Suatu unit dapat berukuran hingga diameter 4 m dan panjang 8 m dengan luas permukaan 10.000 m

2

dengan jumlah piringan mencapai ratusan.

Kinetika pengurangan BOD akan lebih baik bila dilaksanakan

secara bertahap.

(24)

Suatu sistem kontaktor biologis biasanya terdiri dari 2-4 unit dipasang seri.

Kelebihan utama dari sistem ini dibandingkan dengan proses lumpur aktif adalah energi yang diperlukan relatif rendah, sehingga ongkos operasinya lebih murah.

waste water

treated effluent plastic-disc media

rotating biological contactor

(25)

Pengolahan Limbah Gas

Pengendalian pencemaran yang dapat dilakukan mencakup :

pengendalian pada sumber dan pengenceran

sehingga senyawa pencemar itu tidak berbahaya

lagi baik untuk lingkungan fisik dan biotik maupun

untuk kesehatan manusia.

(26)

1. Jenis senyawa pembantu yang digunakan dalam proses

2. Jenis peralatan proses 3. Kondisi operasi

4. Keseluruhan proses produksi itu sendiri

Pengendalian pencemaran dapat dicapai dengan pengubahan :

 Pemilihan tingkat kerja (actions) itu selalu

dikaitkan dengan penilaian ekonomik seluruh produksi.

 Hal yang menyulitkan adalah proses produksi

yang berada di bawah lisensi.

(27)

Alat pemisah debu atau pengumpul debu dapat dipilah sebagai :

1. Pemisahan secara mekanis

2. Pemisahan dengan cara penapisan 3. Pemisahan dengan cara basah

4. Pemisahan secara elektrostatik

Upaya pembersihan aliran gas/udara sebelum dibebaskan ke lingkungan dapat dihubungkan dengan kebutuhan

proses produksi, perolehan produk samping, atau perlindungan lingkungan.

Seringkali merupakan bagian integral suatu proses, jika

sasaran utama adalah penghilangan gas yang beracun

atau mudah terbakar.

(28)

 Debu ditemui dalam berbagai ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas (true, apparent, bulk

density), daya kohesi, sifat higroskopik dan lain-lain.

 Variabel yang aneka ragam ini mengakibatkan bahwa pemilihan alat dan sistem pengendalian pencemaran udara oleh debu dan gas harus

berhubungan dengan sasaran masalah pembersihan gas dan watak kinerja alat di samping penilaian

ekonomik

(29)

Prinsip pemisahan debu

1. Pemisah Brown

Menerapkan gerakan partikel Brown.

Dapat memisahkan debu dengan rentang ukuran 0,01 ~ 0,05 mikron.

Alat yang dipatenkan dibentuk oleh susunan filamen gelas dengan jarak antar filamen yang lebih kecil dari lintasan bebas rata-rata partikel.

2. Penapisan

Deretan penapis atau penapis kantung (filter bag) dapat menghilangkan debu hingga ukuran diameter 0,1 mikron.

Penapis ini dibatasi oleh pembebanan yang rendah, karena pembersihan membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi.

Susunan penapis dapat digunakan untuk gas buang yang mengandung minyak atau debu higroskopik.

Temperatur gas buang dibatasi oleh komposisi bahan penapis.
(30)

Prinsip pemisahan debu 3. Pengendap elektrostatik

Tegangan yang tinggi dikenakan pada aliran gas yang berkecepatan rendah.

Debu yang telah menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran.

Keuntungan yang diperoleh adalah debu yang kering dengan ukuran dalam rentang 0,2 ~ 0,5 mikron, tetapi secara teoritik ukuran partikel yang dapat dikumpulkan tidak memiliki batas minimum.

4. Pengumpul sentrifugal

Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan atas gaya sentrifugal yang dibangkitkan oleh bentuk saluran masuk alat.

Gaya ini melemparkan partikel ke dinding dan gas berputar (vortex) sehmgga debu akan menempel di dinding serta terkumpul di dasar alat

Alat yang menggunakan prinsip ini dapat digunakan untuk pemisahan partikel besar dengan rentang ukuran diameter hingga 10 mikron atau lebih.
(31)

Prinsip pemisahan debu

5. Pemisah inersia

Bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel.

Menggunakan susunan penyekat, sehingga partikel akan bertumbukan dengan penyekat ini dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas.

Kendala daya-guna ditentukan oleh jarak antar penyekat.

Alat bekerja dengan baik untuk partikel berdiameter lebih besar daripada 20 mikron. Rancangan yang baru dapat memisahkan partikel yang berukuran hingga 5 mikron.

6. Pengendapan akibat gaya gravitasi

Didasarkan perbedaan gaya gravitasi dan kecepatan yang dialami oleh partikel.

Bekerja dengan baik untuk partikel dengan ukuran diameter yang lebih besar daripada 40 mikron.

Tidak digunakan sebagai pemisah debu tingkat akhir.
(32)

Metoda pemisahan gas dan debu secara simultan

1. Menara percik

Aliran gas yang berkecepatan rendah bersentuhan dengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam bentuk butir.

Relatif sederhana dengan kemampuan penghilangan pada tingkat sedang (moderate).

Dapat mengurangi kandungan debu dengan rentang ukuran diameter 10 ~ 20 mikron dan gas yang larut dalam air.

2. Siklon basah

Menangani gas yang berputar lewat percikan air.

Butiran air yang mengandung gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama atas dasar gaya sentrifugal.

Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon.

Lebih efektif daripada menara percik.

Rentang ukuran diameter debu yang dapat dipisahkan adalah 3 ~ 5 mikron.
(33)

Metoda pemisahan gas dan debu secara simultan

3. Pemisah venturi

Rancangan didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi dan berkisar antar 30 - 150 meter per detik pada bagian yang disempitkan.

Gas bersentuhan dengan butiran air yang dimasukkan di daerah itu.

Memisahkan partikel hingga ukuran 0,1 mikron dan gas yang larut dalam air

4. Tumbuhan pada piringan yang berlubang

Disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat orifis berkecepatan antara 10 hingga 30 meter per detik.

Gas ini membentur lapisan air hingga membentuk percikan air.

Percikan ini akan bertumbukan dengan penyekat dan air akan menyerap gas serta mengikat debu.

Gas yang memiliki kelarutan sedang dapat diserap dengan air dalam alat ini.

Ukuran partikel paling kecil yang diserap adalah 1 mikron.
(34)

Metoda pemisahan gas dan debu secara simultan

5. Menara dengan packing

Penyerapan gas dilakukan dengan cara persentuhan cairan dan gas di daerah antara packing.

Aliran gas dan cairan dapat searah arus atau berlawan arah- arus atau aliran melintang.

Rancangan baru alat ini dapat menyerap debu.

Ukuran debu yang dapat diserap adalah lebih besar daripada 10 mikron.

6. Pencuci dengan pengintian

Pertumbuhan inti dengan kondensasi dan partikel yang dapat ditangani berukuran hingga 0,01 mikron serta dikumpulkan pada permukaan filamen.
(35)

Metoda pemisahan gas dan debu secara simultan

7. Pembentur turbulen

Penyerapan partikel dilakukan dengan cara mengalirkan aliran gas lewat cairan yang berisi bola-bola berdiameter 1 ~ 5 cm.

Partikel dapat dipisahkan dari aliran gas, karena debu bertumbukan dengan bola-bola itu.

Efisiensi penyerapan gas bergantung pada jumlah tahap yang digunakan.
(36)

Pengolahan Limbah Padat dan B3

Penanganan atau pengolahan limbah padat

atau lumpur B-3 pada dasarnya dapat on-site

treatment maupun off-site treatment.

(37)

Pertimbangan on-site treatment :

Jenis dan karakteristik limbah padat yang akan diolah

 teknologi pengolahan yang tepat

 antisipasi jenis limbah di masa yang akan datang

Jumlah limbah yang dihasilkan

 justifikasi biaya yang akan dikeluarkan

 jumlah limbah di masa yang akan datang

Pengolahan on-site membutuhkan tenaga tetap (in- house staff) yang menangani proses pengolahan

 pertimbangan sumber daya manusia

Peraturan yang berlaku dan antisipasi peraturan pemerintah di masa yang akan datang

 teknologi terpilih tetap dapat memenuhi baku mutu

(38)

Teknologi pengolahan setempat (on-site) dapat dilaksanakan dengan menggunakan satu atau beberapa teknologi berikut :

Teknologi pengolahan limbah padat B-3 oleh

pihak ketiga dilaksanakan dengan menggunakan sekaligus beberapa teknologi-teknologi tersebut.

 perlakuan lumpur dan chemical conditioning

 incineration

 solidification (stabilisasi)

 penanganan limbah padat atau lumpur B-3,

 disposal (land fill dan injection well).

(39)

Referensi

Dokumen terkait

Kata kunci: Evaluasi Teknologi, Pengolahan Limbah Padat, Limbah Padat Tandan Kosong, Fuzzy Delphi...

Berdasarkan gagasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teknologi pengolahan air limbah rumah sakit dengan menggunakan biofilter aaerob-aerob, memiliki beberapa

Sumber limbah akan berpengaruh terhadap pemilihan proses pengolahan, bila limbah mengandung senyawa hidrokarbon yang dapat dipisahkan sebelumnya (misal limbah cair karet)

Telah dilakukan penelitian pengaruh komposisi membran (persentase zeolit), siklus (waktu operasi) dan tekanan pada pengolahan limbah air asam tambang menggunakan teknologi

Proses teknologi pengolahan limbah cair dengan menggunakan sistem. lumpur aktive sudah memenuhi standar operasional dengan

Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi tantangan dalam penerapan teknologi IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah di industri maritim: 1.. Peningkatan

Melalui penerapan teknologi, limbah cangkang kerang hijau dapat dijadikan produk pakan/pelet ikan sehingga hal ini secara efektif dan efisien dapat mengatasi permasalahan lingkungan

Pengolahan Limbah Cair Tahu Dengan Teknologi Rotary Algae Biofilm Reactor RABR Menggunakan Simbiosis Alga Bakteri Dengan Variasi Kecepatan Putaran Disk Reka Lingkungan – 61