TAHUN 201 7
PENERBIT : POLIMDO PRESS
JALAN RAYA POLITEKNIK,KELURAHAN BUHA, KECAMATAN MAPANGET MANADO - SULUT.
BASEMANT KANTOR PUSAT KAMPUS POLITEKNIK NEGERIMANADO
Syanne Pangemanan, ST, M. Eng
Dr. Tampanatu P. F. Sompi e, ST. , M. Eng Mgmt
Dasar-Dasar Transportasi
DASAR – DASAR TRANSPORTASI
Hak Cipta
© Syanne Pangemanan, ST, M.Eng
© Dr. Tampanatu P.F. Sompie, ST., M.Eng Mgmt
Hak Penerbit Pada POLIMDO PRESSPenerbit POLIMDO PRESS, Politeknik Negeri Manado Jl. Raya Politeknik, Kelurahan Buha, Kecamatan Mapanget Manado – Sulawesi Utara, PO BOX 1256
Pusat Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Basemant Kantor Pusat Kampus Politeknik Negeri Manado [email protected]
www.polimdo.ac.id
Cetakan Buku Pertama,
ISBN : 978-602-50784-4-6 xi;.; 15,5 x 23 cm
Setting & Layout : Alfius M.Y Sabu’u Cover Design : Alfius M.Y Sabu’u
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalm bentuk dan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. Pengutipan harap menyebutkan sumber.
Dicetak Oleh POLIMDO PRESS
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Daftar Gambar ... viii
Bab 1 Pendahuluan, ... 1
Bab 2 Sistem Transportasi Nasional, ... 9
Tujuan Pembelajaran, ... 9
2.1. Sejarah Pertumbuhan Transportasi, ... 9
2.2. Permintaan dan Penawaran Jasa Transportasi, ... 10
2.3. Hubungan Dengan Cabang Ilmu Lain, ... 22
2.4. Sasaran dan Fungsi Sistem Transportasi Nasional, ... 25
2.5. Komponen Sistem Transportasi Nasional, ... 27
2.6. Tatanan Transportasi, ... 34
Ringkasan, ... 35
Latihan Soal, ... 37
Tugas 1, ... 37
Referensi, ... 37
iv
Penyelesaian Soal-Soal Latihan, ... 38
Bab 3 Jaringan Transportasi, ... 40
Tujuan Pembelajaran, ... 40
Pengertian, ... 40
3.1. Jaringan Jalan, ... 48
3.2. Arah Pengembangan Jaringan Transportasi, ... 55
Ringkasan, ... 56
Latihan Soal, ... 58
Tes Formatif 1, ... 58
Referensi, ... 59
Penyelesaian Soal-Soal Latihan, ... 60
Bab 4 Transportasi Perkotaan, ... 62
Tujuan Pembelajaran, ... 62
4.1. Perkembangan Sejarah Transportasi Perkotaan, ... 62
4.2. Kebijakan Transportasi Perkotaan dan Manajemen Lalulintas,... 64
4.3. Permasalahan Parkir, ... 75
4.4. Permasalahan Angkutan Umum, ... 80
v
4.5. Permasalahan Pencemaran, ... 82
4.6. Permasalahan Transportasi Perkotaan, ... 82
4.7. Perkembangan Transportasi Perkotaan, ... 84
Ringkasan, ... 85
Latihan Soal, ... 86
Tugas 2, ... 86
Referensi, ... 86
Penyelesaian Soal-Soal Latihan, ... 88
Bab 5 Angkutan Umum, ... 90
Tujuan Pembelajaran, ... 90
Definisi, ... 90
5.1. Wilayah Pelayanan Angkutan Penumpang Umum, ... 92
5.2. Penentuan Jumlah Armada Angkutan Penumpang Umum, ... 100
5.3. Aspek Sarana dan Prasarana, ... 110
Ringkasan, ... 113
Latihan Soal, ... 114
Referensi, ... 114
Penyelesaian Soal-Soal Latihan, ... 115
vi
Bab 6 Moda - Moda Transportasi, ... 118
Tujuan Pembelajaran, ... 118
6.1. Transportasi Darat. ... 118
6.2. Transportasi Udara, ... 137
6.3. Transportasi Air, ... 149
Ringkasan, ... 155
Latihan Soal, ... 156
Tes Formatif , ... 157
Referensi, ... 157
Penyelesaian Soal-Soal Latihan, ... 159
Bab 7 Perkembangan Transportasi Di Indonesia, ... 162
Tujuan Pembelajaran, ... 162
Pendahuluan, ... 162
7.1. Profil Transportasi Kawasan Barat Dan Timur Indonesia, ... 164
7.2. Angkutan Udara, Laut, Jalan, Penyeberangan (Ferry), Jalan Rel, Dan Sungai, ... 167
7.3. Transportasi Pedesaan, Perkotaan, dan Perkotaan
di Masa Datang, ... 193
vii
7.4. Infrastruktur Jalan, ... 199
7.5. Issue-Issue Sektor Transportasi dan Pengeluaran Publik Untuk Transportasi, ... 201
Ringkasan, ... 213
Latihan Soal, ... 215
Tugas 3, ... 215
Referensi, ... 216
Penyelesaian Soal-Soal Latihan, ... 217
Daftar Pustaka, ... 219
Glosarium, ... 222
viii
Dasar Dasar Transportasi
1
Bab 1. PENDAHULUAN
Sistim transportasi memiliki satu kesatuan definisi yang terdiri atas sistim, yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lain dalam tatanan yang terstruktur, serta transportasi, yakni kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Dari dua pengertian di atas, sistim transportasi dapat diartikan sebagai bantuk keterkaitan dan keterikatan yang integral antara berbagai variabel dalam suatu kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Maksud adanya sistim tranportasi adalah untuk mengatur dan mengkoordinasikan pergerakan penumpang dan barang yang bertujuan untuk memberikan optimalisasi proses pergerakan tersebut.
Dalam sistim transportasi terdapat 2 (dua) aspek yang sangat penting, yakni aspek sarana dan aspek prasarana. Aspek sarana berhubungan dengan jenis atau piranti yang digunakan dalam hal pergerakan manusia dan barang, seperti mobil, kapal, kereta api (KA), dan pesawat terbang. Aspek sarana ini juga sering disebut dengan moda atau jenis angkutan. Aspek prasarana berhubungan dengan wadah atau alat lain yang digunakan untuk mendukung sarana, seperti jalan raya, jalan rel, dermaga, terminal, bandara, dan stasiun kereta api.
Dalam hal pergerakan barang, transportasi diperlukan karena sumber kebutuhan manusia tidak terdapat di sembarang tempat.
Selain itu, sumber yang masih berbahan baku harus diproses melalui tahapan produksi yang lokasinya juga tidak selalu ada di lokasi
Dasar Dasar Transportasi
2
manusia sebagai konsumennya. Kesenjangan antara jarak lokasi sumber, lokasi produksi dan lokasi konsumsi inilah yang melahirkan adanya kebutuhan transportasi, dalam hal ini transportasi barang atau logistik.
Karena itu dalam sistim transportasi juga terdapat 5 (lima) unsur pokok, yaitu :
1. Orang yang membutuhkan.
2. Barang yang dibutuhkan.
3. Kendaraan sebagai alat angkut.
4. Jalan sebagai prasarana angkutan.
5. Organisasi yaitu pengelola angkutan.
Pada umumnya jenis sarana atau jenis/moda angkutan dapat digolongkan sebagai berikut ini:
1. Udara, dengan moda pesawat dan prasarana bandara.
2. Air, dengan moda kapal dan prasarana dermaga, serta pelabuhan.
3. Darat.
a. Jalan Raya : mobil, bus, sepeda motor.
b. Jalan Rel : kereta api.
c. Lain-lain : kabel, pipa.
Dasar Dasar Transportasi
3
Objek dasar kajian perencanaan transportasi adalah pergerakan manusia atau barang yang pasti melibatkan banyak moda transportasi. Pemilihan moda transportasi oleh pengguna adalah waktu perjalanan, biaya, kenyamanan, keselamatan, tingkat kepopuleran suatu moda, maksud perjalanan dan kelaziman menggunakan suatu moda. Perilaku pelaku perjalanan dalam memilih moda angkutan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: karakteristik pelaku perjalanan (the characteristic of trip maker), karakteristik perjalanan (the characteristic of trip) dan karakteristik sistim transportasi (the characteristic of transportation sistem).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan moda angkutan dapat dibagi 3 (tiga) faktor, yaitu :
1) Karakteristik pelaku perjalanan, meliputi: pemilihan kendaraan, pendapatan dan tingkat sosial.
2) Karakteristik perjalanan, meliputi: tujuan, waktu dan jarak 3) Karakteristik fasilitas transportasi
Secara kuantitatif, meliputi waktu tunggu, waktu yang diperlukan untuk mengakses pada moda transportasi lainnya, tarif dan ketersediaan tempat parkir.
Secara kualitatif, meliputi kenyamanan, kepercayaan dan keamanan.
Pembangunan ekonomi membutuhkan jasa angkutan yang cukup serta memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana
Dasar Dasar Transportasi
4
penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara. Untuk tiap tingkatan perkembangan ekonomi diperlukan kapasitas angkutan yang optimum. Namun perlu diperhatikan bahwa penentuan kapasitas dan tingkatan investasi bukan merupakan hal yang mudah.
Tiap negara, bagaimanapun tingkatan perkembangan ekonominya dalam rangka menyusun sistem transportasi nasional atau dalam menetapkan policy transportasi nasional harus menentukan terlebih dahulu tujuan-tujuan mana yang membutuhkan jasa angkutan dalam sistem transportasi nasional.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pengembangan ekonomi ialah :
1) Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang merata antara penduduk, bidang-bidang usaha dan daerah- daerah.
2) Meningkatkan jumlah dan jenis barang jadi dan jasa yang dapat dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah.
3) Mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa serta men-supply pasaran dalam negeri.
4) Menciptakan dan memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Menurut Munawar (2005), transportasi memegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan-tujuan pengembangan ekonomi tersebut. Sejalan dengan tujuan-tujuan ekonomi adapula
Dasar Dasar Transportasi
5
tujuan-tujuan yang bersifat non-ekonomis, yaitu untuk mempertinggi integritas bangsa, mempertinggi ketahanan, dan pertahanan nasional.
Jelas, bahwa tujuan ekonomis dan non-ekonomis tidak selalu berjalan seirama dalam arah yang sama. Umpama, kebijakan transportasi bertujuan untuk meningkatkan pertahanan nasional, bisa berbeda dengan kebijakan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi. Kenyataan bahwa tujuan-tujuan transportasi adakalanya berbeda, sukar diukur, dan kadang sulit dikaitkan, maka untuk menyusun suatu sistem transportasi optimal memerlukan pemikiran-pemikiran mendalam.
Fungsi transportasi adalah untuk mengangkut penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Kebutuhan akan angkutan penumpang tergantung fungsi bagi kegunaan seseorang (personal place utility). Seorang dapat mengadakan perjalanan untuk kebutuhan pribadi atau untuk keperluan usaha.
Kebutuhan akan angkutan barang sebagian besar merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan faktor-faktor lain. Suatu jenis barang lebih bermanfaat di suatu tempat daripada di tempat lain. Si pemilik sanggup membayar harga untuk terciptanya kegunaan barang tersebut di tempat yang bersangkutan (place utility), bukan semata- mata untuk pemindahan barangnya tersebut. Kenyataan menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkatan dari kegiatan ekonomi dengan kebutuhan menyeluruh akan angkutan, dengan lain perkataan kalau aktifitas ekonomi meningkat maka kebutuhan akan angkutan meningkat pula. Faktor-faktor kebutuhan ekonomis, yang berhubungan dengan angkutan dari sesuatu jenis barang dan kegunaan ekonominya.
Dasar Dasar Transportasi
6
Jadi transportasi menciptakan kegunaan tempat (place utility), dengan mengangkut suatu jenis barang dari suatu tempat ke tempat lain agar dapat dimanfaatkan di tempat yang bersangkutan. Harga barang dan jasa pada hakekatnya dipengaruhi oleh permintaan akan barang dan jumlah barang yang tersedia (demand and supply). Biaya angkutan merupakan unsur penting dalam produksi barang yang merupakan faktor pendorong bagi produksi barang jadi.
Dalam menentukan biaya transportasi, beberapa faktor yang perlu diperhatikan :
1. Perbandingan antara bobot dan volume barang.
2. Kemungkinan kerusakan barang.
3. Kemungkinan merusak barang lain.
4. Harga pasar dari barang tersebut.
5. Jarak angkutan.
6. Keteraturan dan volume angkutan.
7. Tingkatan persaingan dengan sarana angkutan lain, baik intermoda maupun intramoda.
8. Biaya yang berhubungan dengan jasa-jasa yang dihasilkan.
9. Faktor-faktor khusus yang mungkin mempengaruhi angkutan.
Pengaruh dari faktor-faktor tidak sama (extern) dalam hal tertentu bisa berbeda dengan yang lain. Sebagai contoh hasil produksi
Dasar Dasar Transportasi
7
rokok, diangkut dengan biaya angkutan yang relatif tinggi dibandingkan dengan hasil produksi lain. Hasil produksi tembakau memiliki sifat dimana angkutan dengan biaya rendah karena memiliki sifat kepadatan dan ringkas, tidak mudah rusak, dan diangkut dalam jumlah besar secara teratur. Tetapi, karena nilai tinggi (high value commodity) maka dapat dibebankan biaya angkutan yang relatif tinggi.
Barang-barang demikian dapat diangkut dengan biaya yang jauh lebih tinggi dari biaya angkutan sesungguhnya, sedangkan barang-barang dengan nilai rendah (low value commodity) dapat diangkut dengan biaya yang lebih rendah dari biaya angkutan sesungguhnya.
Tujuan dari penulisan buku ajar ini adalah membahas hal-hal penting yang berhubungan dengan dasar-dasar transportasi bagi para mahasiswa. Target utama buku ajar ini adalah mahasiswa semester dua Program Studi Diploma IV Teknik Konstruksi Jalan Jembatan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Manado, atau bisa juga mereka yang mengambil disiplin ilmu lainnya yang berhubungan.
Orientasi buku ini menjelaskan berbagai contoh kasus yang mengilustrasikan konsep-konsep dasar tentang sistem transportasi nasional, jaringan transportasi, transportasi perkotaan, angkutan umum, moda-moda transportasi dan perkembangan transportasi di Indonesia.
Ruang lingkup penulisan buku ajar ini adalah membahas hal- hal penting yang berhubungan dengan sistem transportasi nasional,
Dasar Dasar Transportasi
8
jaringan transportasi, transportasi perkotaan, angkutan umum, moda- moda transportasi dan perkembangan transportasi di Indonesia
Manfaat yang bisa diperoleh dari buku ajar Dasar-Dasar Transportasi ini adalah untuk memberikan konsep-konsep dasar pemahaman kepada mahasiswa tentang sistem transportasi nasional, jaringan transportasi, transportasi perkotaan, angkutan umum, moda- moda transportasi dan perkembangan transportasi di Indonesia.
Materi yang disajikan dalam buku ajar ini berdasarkan konsep-konsep dan contoh-contoh praktis untuk memudahkan mahasiswa dalam mempelajari ilmu transportasi. Buku ini terdiri dari tujuh bab, yaitu Pendahuluan, Sistem Transportasi Nasional, Jaringan Transportasi, Transportasi Perkotaan, Angkutan Umum, Moda-Moda Transportasi dan Perkembangan transportasi di Indonesia. Pengaturan penulisan bab demi bab telah direncanakan dengan cermat untuk mempermudah pembahasan topik. Penjelasan dan pembahasan soal- soal latihan yang disajikan di setiap akhir bab merupakan pertanyaan- pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban sehingga membutuhkan kreativitas dan pemikiran yang kritis.
DASAR DASAR TRANSPORTASI
219
DAFTAR PUSTAKA
1) Abbas Salim H.A, Drs, S.E, M.A., Manajemen Transportasi, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006 2) Banks H. James, Introduction to Transportation Engineering,
International McGraw-Hill Book Co – Singapore, 1998 3) Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Database KNKT-Data Investigasi Kecelakaan Penerbangan Tahun 2010-2016, KNKT, Departemen Perhubungan, 2016
4) Direktorat Jendral Perkeretaapian, Laporan Tahunan T.A.
2014, Kementerian Perhubungan, Jakarta, 2016
5) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Lalu Lintas Angkutan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta, 2016
6)
http://www.datacom.co.id/infrastruktur-2010.KeretaApi. html, Monthly Report Indonesian
Commercial Newsletter (ICN), Perkembangan Infrastruktur Transportasi Kereta Api, diunggah 21 Februari 2017, Jam 14.12.12 wita
7)
http://id.wikibooks.org/wiki/Pelayaran_sungai_dan_Da nau/Perairan_Daratan_yang_Bisa_Dilayari, PerairanDASAR DASAR TRANSPORTASI
220
Pedalaman Di Indonesia, diunggah 21 Februari 2017, Jam 12.15.03 wita
8) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Laporan Tahunan 2014
9) Khisty C. Jotin, Kent Lall B., Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2003.
10) Khisty C. Jotin, Kent Lall B., Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Jilid 2, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2003.
11) Munawar Ahmad, Dasar-dasar Teknik Transportasi, Yogyakarta, 2005
12) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.
PM 66 Tahun 2015 tentang Kegiatan angkutan udara bukan niaga dan angkitan udara niaga tidak berjadwal luar negeri dengan pesawat udara sipil ke dan dari wilayah negara kesatuan Republik Indonesia
13) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Di Jalan
14) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang
Kendaraan Dan Pengemudi
DASAR DASAR TRANSPORTASI
221
15) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol
16) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
17) Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004
Tentang Jalan