• Tidak ada hasil yang ditemukan

Era Baru Integrasi Transportasi Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Era Baru Integrasi Transportasi Perkotaan"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

EDISI 06 / 2018

TRANS DARAT

20

MENATA BISNIS

ANGKUTAN UMUM

SUMBER DAYA MANUSIA

38

PEMANFAATAN

PROGRAM PADAT

KARYA TUNAI

Era Baru

Integrasi

Transportasi

(2)
(3)

MENATA TRANSPORTASI PERKOTAAN

Pembaca Budiman..

U

paya mengintegrasikan sistem transportasi perkotaan terus dilakukan pemerintah. Tidak hanya Ibukota Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek)), pengembangan transportasi perkotaan juga dilakukan di Surabaya dan sekitarnya, Medan, Semarang, Bandung, Jogja, Solo, Makassar dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Tantangan pengembangan tidaklah mudah. Sistem transportasi yang mengintegrasikan antarmoda dan antarwilayah sering terkendala oleh kebijakan yang berbeda di masing-masing daerah. Ini mengakibatkan upaya mengatasi kemacetan sulit teratasi.

Persoalan transportasi membutuhkan penanganan khusus. Lalu lintas perjalanan orang yang melewati satu kota ke kota lain dan dari daerah ke daerah lainnya, tidak dapat diatur hanya oleh satu pemerintahan administratif tertentu. Kebijakan bidang transportasi mesti melihat kawasan aglomerasi sebagai satu kesatuan kota yang utuh.

Dalam kerangka itulah, pengembangan sistem transportasi yang terpadu di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, Medan dan lainnya, mutlak dilakukan. Dalam edisi keenam Transmedia 2018 ini, redaksi sengaja mengangkat persoalan

transportasi perkotaan sebagai tema utama pembahasan. Melalui rancangan

pengembangan transit oriented development (TOD) yang menunjang konsep smart city, layanan angkutan umum yang terkoneksi satu sama lain baik antarmoda dan antarwilayah diharapkan dapat diwujudkan.

Pemerintah menargetkan semua moda transportasi di Jakarta akan terintegrasi pada 2019. Integrasi tersebut menjadi salah satu target kebijakan pemerintah di kawasan aglomerasi. Pengembangan sistem transportasi perkotaan dengan konsep smart city menjadi salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan layanan yang memudahkan orang menggunakan angkutan umum massal perkotaan.

Kemudahan layanan meliputi sistem pembayaran non tunai (e-ticketing), ERP (Electronic Road Pricing), dan sistem manajemen lalu lintas yang terpadu serta penerapan teknologi digital, serta pengembangan TOD. Diharapkan dengan cara itu, kemacetan dapat teratasi dan peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum dapat terjadi.

Gencarnya pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah perkotaan, --baik moda angkutan umum berbasis rel (MRT (mass rapid transit), LRT (light rail transit), KRL (kereta rel listrik), skytrain, dan KA Bandara) dan berbasis bus BRT (bus rapid transit) – juga menandai era baru sistem transportasi nasional yang memudahkan perjalanan secara cepat, murah, dan nyaman.

Demikian pembaca, pada edisi ini kami juga mengetengahkan topik angkutan online, industri wisata bahari, progres pembangunan jalur KA Sumatera dan selatan Jawa, serta keselamatan penerbangan. Semua dirangkum dalam rubrik Trans Darat, Trans Laut, Trans Perkeretaapian dan Trans Udara. Rubrik lainnya tentang kesehatan, teknologi, senggang, internasional, dan wisata, tetap menarik untuk dibaca. Semoga bermanfaat. o

editorial

20MENATA BISNIS

ANGKUTAN UMUM SUMBER DAYA MANUSIA 38PEMANFAATAN

PROGRAM PADAT KARYA TUNAI

Kereta Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Banten.

PEMBINA:

Menteri Perhubungan Republik Indonesia, PENASEHAT:

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan,

Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan,

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan,

Kepala Badan Litbang Perhubungan, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

PENANGGUNG JAWAB: Baitul Ihwan

PEMIMPIN REDAKSI: Bambang Wijonarko REDAKTUR PELAKSANA: Tinitah S. Amrantasi, Muhammad Pamungkas REDAKSI:

Anna Nurjanah, Arifatmi, Christanto Agung, Daniel Pietersz, Deni Hendra M, Destrirani, Dona Devianti, Dwi Wisnu, Gatut Aribowo S, Hari Buyung, Hari Supriyono, Oktavian,

R. Achmad Herdin, Revi Yohana, Romauli Fransiska, Wisnu Kuncoro TIM REDAKSI:

Andesrianta Rakhmad, Andung Bayumurti, Prayogie, Syarifah Noor Hidayati, REDAKSI FOTO:

Abdullah Baraja, Chairudi Bharata Dharma, Dyota Laksmi Tenerezza, Muhamad Nurcholis, Okto Berbudi, Ria Efriani Pratiwi, Laila Rezvina Baswedan, Afrilia Mayasari, Arya Manggala ALAMAT REDAKSI: Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat, Telp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419

Fax (021) 3504631, 3511809 E-MAIL:

transmedia@dephub.go.id PENERBIT:

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Majalah Kementerian Perhubungan No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976

(4)

DAFTAR ISI

EDISI 06 / 2018

10

TRANS

UTAMA

Era Baru Integrasi Transportasi Perkotaan

(5)

43 Harhubnas 2018, Bersinergi Membangun Konektivitas Transportasi Nasional

44 Ciptakan Digital Transportasi Melalui Transhub Challenge 2018 45 Sebanyak 2.472 Perwira

Transportasi BPSDM Perhubungan Resmi Dilantik

TRANS POTRET

46 Menjangkau Nunukan Dan Sebatik Via Udara Dan Laut

52 Pilihan Moda Laut Menuju Tapal Batas 54 Mencicipi Hidangan

Seafood Khas Tarakan TRANS PERSPEKTIF 56 Layanan Angkutan

Umum di Kaltara TRANS TEKNOLOGI 58 Pop Up, Taksi Masa

Depan Buatan Italdesign dan Airbus

3 EDITORIAL

6 TRANS INFOGRAFIS 8 TRANS MATA TRANS DARAT

20 Menata Bisnis Angkutan Umum

TRANS LAUT

24 Mendorong Industri Wisata Bahari TRANS UDARA

28 Implementasi PBN & Realisasi OTP:

Tingkatkan Keselamatan Layanan Angkutan Udara TRANS PERKERETAAPIAN 32 Menengok Capaian

Pembangunan Jalur Rel Jawa Lintas Selatan Dan Ka Trans Sumatera SUMBER DAYA MANUSIA 38 Pemanfaatan Program

Padat Karya Tunai KILAS BERITA

42 Digitalisasi Tol Laut untuk Cegah Monopoli Barang

50

TRANS POTRET

Wisata Perbatasan di Pulau Sebatik

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki beberapa wilayah yang berbatasan laut secara langsung dengan negara lain. Salah satunya adalah Pulau Sebatik, Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan Kota Tawau, Malaysia. Di pulau terluar Indonesia ini, ternyata ada banyak objek wisata yang dapat dikunjungi untuk menghabiskan waktu liburan bersama keluarga ataupun teman.

TRANS SEHAT 66 Plus Minus

Penggunaan AC TRANS SEJARAH 60 Stasiun

Manchester-Liverpool Stasiun Kereta Aktif Tertua di Dunia

TRANS SENGGANG

68 Terpetualang ke Daerah Perbatasan Indonesia TRANS HIJAU

62 Double Bubble D8, Embrio Pesawat “Hijau” Masa Depan

TRANS INTERNASIONAL 64 Lysebotn Road, Eksotis &

(6)

trans

infografis

HASIL IMPLEMENTASI GANJIL GENAP

DI RUAS JALAN ARTERI DKI JAKARTA

PENINGKATAN PELAYANAN TRANSPORTASI

JABODETABEK TAHUN 2018

PELAYANAN TRANSPORTASI

PERKOTAAN JABODETABEK

1. Transjabodetabek Premium

(Tahun 2017 - Mei 2018 sebanyak 70 Armada melayani 15 Rute).

2. Pengembangan Angkutan Pemukiman JR Connexion

(Tahun 2017 - Mei 2018 sebanyak 226 Armada melayani 59 Rute).

3. Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU)

(2 Rute; Jakarta-Cikampek dan Jakarta-Jagorawi).

4. Perizinan Angkutan di Jabodetabek

(Sebanyak 2000 Unit).

5. Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Tipe A Jabodetabek

(Serah terima P3D masih dalam proses. Di 4 Terminal, yaitu; Terminal Poris Plawad Tanggerang, Terminal Pondok Cabe, Terminal Jatijajar Depok,Terminal Baranangsiang Bogor).

Kecepatan Kendaraan di ruas Jalan Arteri

(Km/jam)

VC Ratio di Ruas Jalan Arteri

KESELAMATAN DAN

KEAMANAN

1. Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) Tahap Il

(Di 2 Koridor Lanjutan, yaitu koridor Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya Bekasi. Masih dalam proses konstruksi)

2. Pembangunan Pusat Kendali BPTJ Tahap Il

(Masih dalam proses konstruksi).

3. Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan Jalan Nasional Jabodetabek

(Di 7 Ruas, yaitu: Jalan Ciledug-Jasinga; Batas Jasinga-Leuwiliang; Leuwiliang-Bin Nuh; Tajur-Pajajaran-Kedung Halang; Ciawi-Benda; Ciawi-Puncak; Transyogi. Masih dalam proses konstruksi).

KONEKTIVITAS

DAN KAPASITAS

1. Transit Oriented

Development (TOD)

(Di 2 Kawasan, yaitu; Poris Plawad Tanggerang dan Baranangsiang Bogor)

2. Pengembangan Angkutan Premium Bandara JA Connexion

(Tahun 2017 - Mei 2018 sebanyak 130 armada melayani 55 rute).

Akibat penerapan Perluasan Kawasan Ganjil Genap, hingga Minggu ke-9 pada jalan arteri yang diberlakukan sistem Ganjil Genap terjadi rata-rata penurunan VC Ratio mencapai Akibat penerapan Perluasan Kawasan Ganjil

Genap, hingga Minggu ke-9 pada jalan arteri yang diberlakukan sistem Ganjil Genap terjadi

rata-rata kenaikan kecepatan mencapai

48,56%

20,19%

Keterangan:

Sebelum: 25 – 29 Juni 2018, Minggu 1: 2 – 6 Juli 2018, Minggu 2: 9 – 13 Juli 2018,, Minggu 3: 16 – 20 Juli 2018, Minggu 4: 23 – 27 Juli 2018

Minggu 5: 30 Juli – 3 Agustus 2018, Minggu 6: 6 – 10 Agustus 2018 Minggu 7: 13 – 16 Agustus 2018, Minggu 8: 20 – 24 Agustus 2018, Minggu 9: 27 – 31 Agustus 2018

(7)

trans

infografis

RESPON MEDIA TERKAIT MRLL

DI JALAN TOL JABODETABEK

HASIL IMPLEMENTASI GANJIL GENAP

DI RUAS JALAN ARTERI DKI JAKARTA

Berdasarkan voting dari detik.com, dari 73 komentar yang masuk, 96% voter (70 komentar) mengaku

setuju dengan kebijakan tersebut dan hanya 4% voter (3 komentar) yang mengaku tidak setuju.

96% voter

(70 komentar)

SETUJU

4% voter

(3 komentar)

TIDAK SETUJU

RESPON WARGA

GANJIL-GENAP DI TOL

JAKARTA-CIKAMPEK

TEMPO.CO, Bekasi - Erik Hamzah, 35 tahun, mengaku sepakat dengan pemberlakuan sistem ganjil genap di jalan tol Jakarta-Cikampek. Sebab, kebijakan itu dapat mengurangi beban jalan bebas hambatan tersebut. "Sebab, jalan tol saat ini macetnya sangat parah," kata warga Babelan, Tambun Utara, Senin, 26 Februari 2018.

RESPON WARGA

GANJIL-GENAP DI TOL

TANGERANG

Uji coba kebijakan nomor polisi ganjil genap di jalan tol Tangerang menurunkan angka kepadatan lalu lintas. Data Dinas Perhubungan Kota menunjukkan kepadatan lalu lintas berkurang dari 6.194 kendaraan menjadi 4.459 kendaraan di Tol Tangerang 2 dan Kunciran 2 selama uji coba yang berlangsung pukul 06.00 - 09.00 WIB.

RESPON WARGA

GANJIL-GENAP DI TOL

JAGORAWI

PT Jasa Marga mencatat adanya terjadi peningkatan kecepatan kendaraan di dalam tol pasca penerapan kebijakan jalan tol tersebut. Peningkatan kecepatan kendaraan terjadi pada Ruas Jalan Tol Jagorawi segmen Cibubur-Pasar Rebo arah Jakarta selama lima hari, pada periode tanggal 16-20 April 2018 pukul 06.00-09.00, dari sebelumnya 49,22 kilometer perjam naik sebesar 36,15 persen, menjadi 67 kilometer perjam.

EMISI CO2

DI RUAS JALAN

ARTERI

Akibat penerapan Perluasan Kawasan Ganjil Genap, hingga Minggu ke-9 pada jalan arteri yang

diberlakukan sistem Ganjil Genap terjadi rata-rata penurunan Emisi

CO2 mencapai

20,42%

Sumber : Hasil Analisis BPTJ, 2018

NAIK

SEBELUM : JUNI 2018 SETELAH : JULI - AGUSTUS 2018

KET:

SEBELUM : JUNI 2018 SETELAH : JULI - AGUSTUS 2018 KET:

(8)

1

trans

mata

1

Bandar Udara Nunukan di Kalimantan Utara ini, memiliki ukuran landasan pacu 1.800 m x 30 m. Bandara ini memberikan kemudahan jalur transportasi udara antar

daerah di Kalimantan.

(Foto : Abdullah)

2

Jembatan sepanjang 2,4 Km yang terletak di Pelabuhan Sungai Nyamu, Sebatik,

Kalimantan Utara.

(Foto : Abdullah)

3

Pelabuhan Bambangan merupakan pelabuhan tradisional sebagai salah satu pintu masuk ke Sebatik dari Nunukan dan

pulau lainnya.

(9)

2

3

4

trans

mata

4

Speed boat besar di Pelabuhan Lintas Batas Laut (PLBL) Tunon Taka, Nunukan sebagai angkutan transportasi masyarakat dari Nunukan ke Tawau

(Malaysia) maupun sebaliknya.

(10)

trans

utama

(11)

trans

utama

Menteri Perhubungan Budi Karya

Sumadi menargetkan semua moda

transportasi di Jakarta akan

terintegrasi pada 2019.

 

Kota yang

terintegrasi merupakan konsep

penataan kota yang ditunjang

dengan konektivitas antarmoda

angkutan umum massal perkotaan

baik berbasis BRT, berbasis rel dan

angkutan umum lainnya serta adanya

integrasi dalam layanan ticketing.

Era Baru

Integrasi

Transportasi

Perkotaan

U

paya mewujudkan kota yang terintegrasi terus dilakukan

tidak hanya di kota Jabodetabek saja. Pengembangan sistem transportasi massal perkotaan yang terintegrasi juga dikembangkan di Medan, Palembang, Bandung, Solo, Surabaya, Semarang, Makassar, Denpasar, dan kota-kota besar lainnya.

(12)

Selain pembangunan jalur rel MRT (mass rapid transit) dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, terjadi juga pembangunan jalur LRT (light rail transit) Jakpro rute Kelapa Gading hingga Velodrome, pembangunan jalur LRT Jabodetabek, layanan KA Bandara, elektrifikasi jalur KRL hingga Rangkasbitung, penambahan armada dan koridor BRT (bus rapid transit) TransJakarta, layanan angkutan bus TransJabodetabek, pengoperasian bus JRConnexion, JAConnexion dan infrastruktur lainnya.

Beragam pembangunan infrastruktur transportasi tersebut menunjang pengembangan kota yang terintegrasi yang didukung dengan penerapan teknologi Intelligent Transportation System (ITS). ITS merupakan salah satu konsep pemanfaatan teknologi informasi untuk mewujudkan sistem transportasi perkotaan dengan dukungan sistem pembayaran non tunai (e-ticketing), ERP (Electronic Road Pricing), dan sistem manajemen lalu lintas yang terpadu serta

penerapan teknologi digital untuk memudahkan pelayanan.

Pemutakhiran proses pembayaran dapat mempercepat proses transaksi sehingga mengurangi kemacetan. Dalam jangka panjang, pemerintah akan membuat satu kartu untuk transaksi semua moda transportasi publik di Jakarta. “Kita akan buat pembayaran pakai satu kartu, one card untuk meningkatkan pelayanan. Dengan satu kartu berfungsi untuk semua moda transportasi yang ada di Jakarta,” jelas Budi Karya Sumadi di Jakarta, beberapa waktu lalu. Pengembangan layanan one card menurutnya, membutuhkan penggabungan beberapa layanan sistem IT (information technology) dengan kolaborasi dari beberapa sistem yang menjadi satu sistem bersama untuk menunjang smart city.

trans

utama

2

Stasiun Light Rail Transit Velodrome Rawamangun, Jakarta.

Pintu masuk Stasiun Manggarai, Jakarta

Suasana disaat penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta

2

3

4

3

ITS menunjang penerapan integrasi sarana dan prasarana antarmoda baik melalui transit oriented development (TOD) maupun Transfer Point (TP). Implementasi aplikasi ITS lainnya adalah Advanced Traffic Signal Control System (ATSCS) yang sudah diterapkan lebih dari 20 kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar dan kota lainnya. Sistem ATSCS ini digunakan untuk pengaturan lalu lintas. Lampu lalu lintas terintegrasikan antarpersimpangan secara real time,

sehingga mempelancar mobilitas masyarakat.

(13)

trans

utama

Pengintegrasian Antarmoda di Jabodetabek

Hingga kini moda angkutan umum yang sudah terintegrasi di wilayah Jabodetabek cukup banyak khususnya yang menghubungkan antara moda BRT TransJakarta dengan moda kereta rel listrik (KRL). Selain di stasiun Manggarai, konektivitas antarmoda dilakukan di Stasiun Tebet, Palmerah, Cawang, Gondangdia, dan Stasiun Juanda. Rencananya, kedua moda juga akan terkoneksi dengan stasiun MRT,

LRT, KA Bandara dan angkutan kota lainnya di titik simpul Dukuh Atas. Selain itu, pengintegrasian antarmoda akan dilakukan di simpul-simpul terpadu di Terminal Kampung Rambutan yang mengintegrasikan terminal dengan stasiun Light Rail Transit (LRT).

Pengintegrasian antarmoda ini akan memberi kemudahan masyarakat dalam bertransportasi. Ada harapan peningkatan pelayanan transportasi memiliki korelasi positif bagi penggunaan angkutan massal yang ditargetkan mencapai 60 persen dari semua jenis angkutan di ibukota dan sekitarnya. Selama ini pemanfaatan angkutan massal perkotaan BRT baru mencapai 2-3 persen, dan KRL Jabodetabek hanya sekitar 3-4 persen. Persentase terbesar alat transportasi di perkotaan pada 2017 lalu adalah pengguna sepeda motor yang mencapai 18,4 juta unit (75%), dan pengguna kendaraan pribadi (mobil) sekitar 5,8 juta unit (23%).

4

“Kita akan buat

pembayaran pakai

satu kartu, one card

untuk meningkatkan

pelayanan. Dengan

satu kartu berfungsi

untuk semua moda

transportasi yang

ada di Jakarta,”

jelas Budi Karya

Sumadi.

Kawasan perkotaan di Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar, Medan, Palembang, Jogjakarta, Makassar, maupun kota-kota besar lainnya di Indonesia. Gencarnya pembangunan infrastruktur transportasi yang sedang berjalan di sejumlah wilayah menandai datangnya era baru sistem

transportasi perkotaan di Indonesia. “Jabodetabek menjadi barometer pengembangan sistem transportasi perkotaan secara nasional,” papar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

SUDIRMAN/DUKUH ATAS Stasiun MRT Dukuh Atas Stasiun KA Bandara Sudirman Stasiun CL Sudirman Halte Dukuh Atas 2

MANGGARAI

Terminal Tipe B Manggarai Stasiun CL Manggarai Stasiun KA Bandara Manggarai

CAWANG

Halte Bus Cawang BNN Halte Bus Cawang Otista Halte Bus Cawang Cilieung Stasiun KA Bandara Cawang Stasiun LRT Cawang Stasiun CL Cawang

KAMPUNG RAMBUTAN

(14)

trans

utama

Persentase pengguna angkutan umum ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan pemanfaatan angkutan umum di kota-kota besar Eropa dan kota-kota maju lainnya di Asia. Sebagai perbandingan, penggunaan angkutan umum di kota Paris mencapai 62% dan Tokyo Jepang (51%).

Rendahnya penggunaan angkutan massal menyebabkan tingkat kemacetan perkotaan semakin tinggi, khususnya disebabkan penggunaan sepeda motor. Pemerintah terus bertekad meningkatkan kapasitas angkutan bis dan KA untuk memenuhi kebutuhan perjalanan (travel

demand) masyarakat.

Bagi daerah, keberadaan sarana dan prasarana transportasi yang terintegrasi menjadi harapan semua pihak. Umumnya daerah di luar Jakarta menghadapi tantangan minimnya alokasi anggaran untuk pengembangan sistem transportasi yang baik. Anggaran untuk

transportasi di daerah-daerah itu jauh dibawah alokasi anggaran pembangunan transportasi Provinsi Jakarta. Tanpa ada perhatian dan koordinasi lintas wilayah, maka potensi terjadinya kemacetan parah di daerah-daerah penyangga ibukota bakal semakin sulit teratasi.

Integrasi TOD

Selain pengintegrasian berupa transfer point (TP), pemerintah kini tengah mengembangkan infrastruktur transportasi berbasis transit oriented development (TOD) di beberapa titik simpul di Jabodetabek. Langkah ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari percepatan pembangunan MRT maupun LRT, serta perluasan koridor BRT TransJakarta di beberapa area.

Konsep pengembangan properti yang terintegrasi dengan stasiun maupun terminal itu akan dibangun di beberapa titik simpul di Jakarta, Bogor, dan Tangerang. Hingga kini, BPTJ telah menerbitkan

Commuter Line sebagai salah satu transportasi massal.

Transjakarta sebagai salah satu transportasi massal di ibukota.

6 5

5

sejumlah rekomendasi kepada pihak pengembang swasta (investor) untuk pembangunan TOD yang diusulkan.

Salah satunya, rekomendasi kepada investor swasta untuk pengembangan TOD LRT yang diusulkan di titik simpul Cibubur, Bogor. Konsep TOD yang ditawarkan telah sesuai dengan ketentuan adanya akses jalan bagi masyarakat yang ingin menuju stasiun LRT. Akses TOD dapat dilakukan melalui jalur pedestrian, jalur bersepeda dan akses masuk dengan angkutan umum yang mudah. “TOD dibangun harus memenuhi semua persyaratan terkait pengadaan fasilitas yang memenuhi unsur connect, compact, transit, density, shift, mix, cycle, dan walk,” ujar Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono, di Jakarta.

Fasilitas Integrasi berupa bangunan dengan konsep TOD tidak hanya menghubungkan simpul angkutan umum massal saja, tetapi juga menghubungkan gedung-gedung perkantoran dan ruang komersial yang terdapat di sekitarnya. Pada TOD

terdapat kawasan komersial (pusat perbelanjaan, restoran, hiburan, dan lain-lain), kawasan terbuka hijau, dan kawasan perkantoran.

Selain Cibubur, BPTJ juga telah menerbitkan rekomendasi untuk pembangunan TOD di Poris Plawad. Pengembangan TOD di Terminal Poris plawad akan terintegrasi dengan Stasiun Batuceper. Simpul baru yang berpotensi untuk dikembangkan TOD adalah Dukuh Atas, Bundaran HI, Cawang, Kampung Rambutan, Cibubur, Bekasi Timur, Gading Nias, Lebak Bulus, Blok M, dan di titik simpul stasiun maupun terminal lainnya. TOD Dukuh Atas rencananya mengintegrasikan moda BRT TransJakarta, MRT, LRT, KRL, dan KA Bandara. Begitu pula dengan Kawasan TOD Stasiun KRL Bogor, Pondok Cina, Tanjung Barat, Manggarai, dan stasiun Cawang.

Rancangan pembangunan

(15)

6

trans

utama

skema kerja sama KPBU (Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha) yang difasilitasi oleh BPTJ. Melalui kerja sama ini, pembangunan dilakukan oleh pihak swasta dan sesuai perjanjian, infrastruktur tersebut pada akhirnya tetap menjadi milik negara (BMN/Barang Milik Negara).

Pada 2018 ini, BPTJ telah menetapkan program pengembangan TOD di beberapa titik simpul yang menyebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi mengikuti pembangunan infrastruktur angkutan umum massal berbasis rel di 47 stasiun KRL, Empat stasiun LRT Jakpro, 12 stasiun LRT Jabodebek, Empat stasiun MRT, dan Empat stasiun APMS (Automatic People Mover system).

Melalui TOD, masyarakat mendapat kemudahan dalam mengakses pelayanan angkutan massal yang mudah, cepat, dan nyaman termasuk dengan pelayanan yang prima bagi pejalan kaki maupun pengguna sepeda.

Bagi kota sebesar Jakarta, konektivitas antarmoda perkotaan

menjadi keniscayaan. Integrasi moda angkutan massal berbasis rel,-- MRT, LRT maupun KRL,-- dengan moda angkutan massal berbasis BRT maupun angkutan kota lainnya menjadi pilihan kebijakan pembangunan yang ideal. Integrasi angkutan umum,-- termasuk penyatuan tarif semua angkutan -- akan memudahkan orang memanfaatkan angkutan umum dengan pelayanan yang cepat, mudah, praktis, dan terjangkau.

Mobilitas masyarakat di wilayah Jabodetabek yang masif setiap hari, memerlukan layanan transportasi yang terintegrasi. Dalam rangka peningkatan layanan transportasi yang lebih baik, maka langkah lainnya terkait sinkronisasi kebijakan antardaerah salah satunya dengan pengintegrasian jalan antarkota antarkabupaten dan mengoptimalkan peran terminal.

Optimalisasi jalan nasional yang terkoneksi dengan kota-kota di luar Jakarta diharapkan mampu menciptakan sistem transportasi Jabodetabek yang terintegrasi

Pada 2018 ini, BPTJ

telah menetapkan

program pengembangan

TOD di beberapa titik

simpul yang menyebar di

Jakarta, Bogor, Depok,

Tangerang dan Bekasi

mengikuti pembangunan

infrastruktur angkutan

umum massal berbasis rel

di 47 stasiun KRL,

melalui akses jalan nasional dan mewujudkan Jabodetabek menjadi satu kesatuan kota yang terpadu dan saling terkoneksi. Selain optimalisasi fungsi jalan nasional, pengembangan terminal tipe A yang dikelola

pemerintah pusat menjadi salah satu prasarana penunjang keterpaduan trayek angkutan umum yang ada di Jabodetabek.

Terminal menjadi salah satu titik simpul dari program pengintegrasian antarmoda, yang melibatkan

(16)

Upaya menciptakan layanan angkutan umum massal perkotaan yang mudah, murah, cepat dan nyaman menjadi salah satu kebijakan andalan di bidang transportasi. Selain menciptakan kemudahan, konektivitas antarmoda angkutan di kawasan perkotaan akan menekan biaya transportasi jauh lebih murah. Dengan adanya sistem transportasi yang baik, diharapkan terjadi peralihan yang signifikan dari pengguna kendaraan pribadi ke moda angkutan umum dan pada akhirnya tingkat kepadatan lalu lintas di jalan semakin berkurang.

Selain Jabodetabek, kota-kota aglomerasi lain di Indonesia, kini juga mengembangkan sistem transportasi yang terintegrasi. Konektivitas antarmoda memudahkan pergerakan penduduk kota berlangsung cepat, lancar, dan nyaman. Kota Palembang, Surakarta atau Solo dan Surabaya serta Medan adalah beberapa contoh yang terus mengembangkan sistem transportasi yang terintegrasi. Pembangunan integrasi multimoda melibatkan angkutan kota, bis kota, kereta api dan maupun kereta bandara.

Integrasi Transportasi Kota Palembang

Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu kota yang telah

mengintegrasikan angkutan umum light rail transit (LRT) dengan

trans

utama

Selain Jabodetabek,

kota-kota aglomerasi

lain di Indonesia,

kini juga sedang

mengembangkan

sistem transportasi

yang terintegrasi.

7

bus kota dan bus air (angkutan penyeberangan). Angkutan umum kereta api dan LRT juga terkoneksi di titik simpul Stasiun Kertapati. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan, Nelson Firdaus, setidaknya ada beberapa moda transportasi yang sudah terintegrasi satu sama lain. Selain LRT, ada Bus TransMusi (BRT), angkutan penyeberangan bus air, dan bus bandara serta kereta api penumpang yang melayani rute Kertapati – Prabumulih. Moda angkutan umum massal Light Rail Transit (LRT) atau angkutan kereta ringan menghadirkan sarana transportasi massal dengan harga terjangkau, aman dan nyaman yang melayani rute sejauh 23,5 km dengan 13 stasiun pemberhentian dan terdiri dari 2 koridor. Koridor pertama dari Bandara ke Jembatan Ampera dan koridor kedua dari Jembatan Ampera ke Ogan Permata Indah (OPI). Dari 13 stasiun, ada 3 stasiun yang menjadi titik persinggahan utama yaitu, Sultan Mahmud Badaruddin II, Stasiun Terpadu Jembatan Ampera dan Stasiun Stadion Jakabaring telah terintegrasi dengan angkutan bus TransMusi dan angkutan kota. LRT juga terintegrasi ke bandara, disamping ada stasiun terpadu jembatan ampera yang terintegrasi dengan bus air, angkutan kota, dan

angkutan penyeberangan lainnya. BRT Transmusi juga menjadi alternatif moda transportasi masyarakat Kota Palembang yang memiliki layanan AC yang nyaman dan dengan harga yang terjangkau. Rute BRT di Kota Palembang menghubungkan pusat-pusat perbelanjaan, perhotelan, dan lokasi wisata lokal. Tersedianya angkutan LRT, angkutan penyeberangan, bus air dan angkutan kota, yang terintegrasi menjadikan Palembang sebagai salah satu kota dengan infrastruktur transportasi perkotaan yang cukup lengkap di Tanah Air.

Pemerintah Kota Palembang juga melakukan pengintegrasian layanan transportasi antarmoda LRT dengan Transmusi, Bus Air, Angkutan Perkotaan. Keterpaduan antarmoda angkutan umum meningkatkan pelayanan kepada masyarakat baik untuk kegiatan perekonomian mereka maupun sebagai akses transportasi para wisatawan.

Integrasi Transportasi Kota Solo

(17)

trans

utama

bis kota, kereta api dan angkutan bus bandara serta rancangan KA Bandara. Strategi pengintegrasian semua moda angkutan umum telah dilakukan sejak lama. Tantangan pengembangannya pun cukup beragam. Salah satunya perlunya melibatkan peran swasta khususnya pelaku usaha angkutan bus lokal ke dalam sistem pengoperasian

bus rapid transit (BRT) Batik Solo Trans (BST).

Untuk mewadahi para pelaku transportasi swasta tersebut, dibentuklah Konsorsium pengusaha bus kota yang menjadi PT Bengawan Solo Trans (BST) dan Koperasi Bersama Satu Tujuan (BST) yang merupakan konsorsium pengusaha angkot.

Dengan mengumpulkan para pengusaha bis kota dan angkutan

kota dalam wadah PT BST dan Koperasi BST, maka pengelolaan operasional sistem transportasi antarmoda di Solo berjalan baik. Melalui badan hukum, pengelola BST bisa menerapkan pembayaran operator angkutan umum dengan gaji bulanan dan tidak lagi dengan sistem setoran. Pembayaran tiket juga memudahkan penumpang, yakni dengan sistem smart card di bus (on bus). Melalui cara ini, penumpang merasa dimudahkan karena tidak harus antri di loket atau halte yang disediakan. Pelayanan yang nyaman juga dilakukan dengan adanya fasilitas penyejuk udara (Air Conditioner/AC) di semua bis dan dengan jadwal yang tetap setiap 10 menit. Disamping itu BST memiliki rute trayek yang saling terintegrasi.

Integrasi antarmoda dan kemudahan akses halte BST ke sejumah stasiun dan terminal Tirtonadi semakin memudahkan masyarakat yang akan berpergian keluar kota. Di sisi lain, angkutan tradisional seperti becak dan bendi tetap dipertahankan karena pertimbangan untuk menunjang sektor pariwisata.

Integrasi Antarmoda Kota Surabaya

Pengembangan integrasi antarmoda merupakan kebijakan pilihan semua kota besar termasuk di Surabaya. Model pengintegrasian antara jalur bis kota dan angkutan massal berbasis rel di Surabaya dilakukan dengan membuat master plan yang menghubungkan antara jalur barat dan timur kota serta selatan dan utara yang menggunakan trem dan monorel. Seperti halnya Jakarta dan Solo, rencana pembangunan BRT melibatkan pelaku usaha angkutan lokal, sehingga mereka tidak tersisihkan.

Sementara untuk pengembangan jalur rel, Pemkot Surabaya menyiapkan dua jalur yang akan dilewati monorel dan trem. 8

Bus Rapid Transit (BRT) Jabodetabek

LRT Palembang.

Peta rute LRT Palembang.

9 8 7 9

(18)

Pembangunan trem yang melintasi pusat kota pahlawan itu, merupakan bagian dari program untuk

menghidupkan kembali jalur trem peninggalan Belanda. Jika terwujud, maka Surabaya adalah satu-satunya kota yang akan memiliki moda angkutan trem di Indonesia.

Pengintegrasian jalur trem, monorail dengan angkutan bis dilakukan di beberapa titik pertemuan. Diantaranya, di Terminal Purabaya (Bungurasih), Stasiun Wonokromo dengan Terminal Joyoboyo dan Stasiun Pasar Turi di Utara serta Terminal Bratang di Timur. Beberapa ruas jalur BRT dihubungkan

dengan halte-halte khusus yang juga terhubung dengan jalur trem, monorel dan angkutan kota. Konsep pengembangan lebih mengutamakan angkutan massal berbasis rel. Ini karena karakteristik Kota Surabaya lebih sesuai dengan moda angkutan ini disamping BRT.

Tak beda dengan Kota Solo dan Jakarta, jaringan transportasi berbasis rel akan diintegrasikan dengan jalur kereta api jarak jauh. Ada dua jalur kereta api jarak jauh di Surabaya, yakni angkutan kereta api lewat jalur selatan, yang menghubungkan jalur Surabaya-Jakarta. Jalur ini berangkat dari Stasiun Gubeng. Dan kedua, jalur kereta api Surabaya-Jakarta dan Surabaya-Banyuwangi yang berangkat dari Stasiun Pasar Turi.

Salah satu strategi kota Surabaya mengatasi kemacetan dilakukan dengan membuka dua jalur bis BRT dari Surabaya bagian Barat ke Timur dan sebaliknya. Keduanya tersambung dengan dua jalur rel kereta yakni monorel dari arah selatan bagian barat dan jalur trem dari arah selatan bagian timur kota. Sementara untuk jalur kereta jarak jauh terhubung dengan stasiun Gubeng maupun Stasiun Wonokromo. Di dua stasiun itu, BRT juga tersambung dengan

pembangunan halte dan terminal yang lokasinya berdekatan. Dengan begitu, masyarakat dapat memiliki kemudahan untuk akses transportasi kemanapun arahnya, dan terlayani dengan semua moda angkutan, mulai angkutan feeder yang berasal dari pinggiran kota kemudian BRT di jalur tengah kota dan kedua jalur rel yang bertemu pada titik-titik tertentu. Semua akan memangkas biaya transportasi menjadi sangat murah..

Integrasi Angkutan Massal Perkotaan Kota Medan

Pengintegrasian transportasi Kota Medan rencananya mengintegrasikan jalur BRT dengan LRT. Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Renward Parapat mengatakan, rencana pembangunan LRT dan BRT untuk mengurai kemacetan yang selama ini terjadi dan bertujuan mewujudkan Kota Medan dengan layanan

transportasi yang modern. Rencana pembangunan layanan angkutan masal diselenggarakan di koridor 1 dari Terminal Pinang Baris hingga Terminal Amplas sejauh 18 Km, khusus untuk jalur BRT. Sedangkan di koridor 2 dari Pasar Lau Chi hingga Aksara, akan dibuat khusus untuk LRT sejauh 17,3 Km dengan jalur layang LRT. “Pemkot Medan akan melaksanakan proyek ini dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU),” ujar Renward kepada Transmedia di Medan.

Diharapkan, proyek ini diharapkan dapat memperbaiki layanan angkutan umum, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan menghindari kemacetan total (gridlock). Gridlock ini diprediksi akan terjadi pada tahun 2024. Dengan adanya pengembangan sistem transportasi massal kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) dan BRT tersebut, maka potensi kemacetan dapat diatasi. LRT Kota Medan akan memiliki kecepatan rata-rata 80 km/jam, dan melewati 16 stasiun di dalam kota. Proyek LRT Medan ditargetkan mulai dikerjakan pada tahun 2019 dengan perkiraan anggaran sekitar Rp 20 triliun. Pemerintah juga telah membangun jalur ganda KA relasi Stasiun Medan– Bandar Khalipah sepanjang delapan kilometer yang merupakan bagian dari pembangunan jalur ganda KA rute Stasiun Medan–Bandara Kualanamu sepanjang 27 kilometer. Pembangunan jalur ganda KA yang dibangun secara elevated (layang) tersebut, dilakukan dalam rangka mendukung pengoperasian KA Bandara Kualanamu yang akan menghilangkan sembilan perlintasan sebidang eksisting. Layanan KA Bandara menjadi salah satu moda transportasi pilihan masyarakat, di samping moda angkutan BRT. Layanan KA bandara juga

dikembangkan di Kota Padang Sumatera Barat. Kereta Bandara Minangkabau Ekspres telah beroperasi sejak Mei 2018 lalu dengan layanan perjalanan lima kali sehari dari Stasiun Padang menuju Stasiun Bandara Internasional

trans

utama

10

Bus Rapid Transit (BRT) Surabaya

Bus Rapid Transit (BRT) Medan

Peta Rute LRT dan BRT Medan (IST)

Kereta Bandara Minangkabau Ekspres 12

(19)

trans

utama

11

Salah satu strategi kota

Surabaya mengatasi

kemacetan dilakukan

dengan membuka dua

jalur bis BRT dari

Surabaya bagian Barat

ke Timur dan sebaliknya.

12

13

Minangkabau (BIM) dan sebaliknya. Kereta bandara ini melewati empat Stasiun di Kota Padang, Tabing, Duku, dan Stasiun BIM dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dari Padang ke BIM. Satu trainset Kereta Minangkabau Ekspres terdiri dari empat kereta berkapasitas 393 penumpang baik duduk maupun berdiri.

Kereta memiliki fasilitas pendingin udara, TV, rak/keranjang untuk bagasi penumpang dan stop kontak listrik. Tarif kereta yang mengakomodasi penumpang berkebutuhan khusus tersebut antara Rp 5000 untuk relasi perjalanan jarak dekat (Padang-Tabing, Padang-Duku, dan Tabing-Duku) dan Rp 10.000 untuk relasi jarak jauh (Padang-BIM, Tabing-(Padang-BIM, dan Duku-BIM). Dengan beroperasinya KA bandara, masyarakat Kota Padang memiliki alternatif moda transportasi yang lebih cepat, tepat waktu, dan nyaman, disamping layanan moda transportasi perkotaan lainnya.

Gencarnya pembangunan infrastruktur yang menunjang konektivitas

transportasi di Jabodetabek, dan kota-kota besar lain di Indonesia, menunjukkan adanya peningkatan layanan angkutan umum massal perkotaan yang lebih baik dari

sebelumnya. Integrasi layanan e-ticketing

(20)

B

anyaknya operator individu dan bukan manajamen yang berbadan hukum, juga menyebabkan penerapan standar pelayanan minimum (SPM) angkutan umum di daerah, sering terabaikan. Pemerintah terus mengevaluasi kelembagaan pengelolaan angkutan umum, agar berupa badan hukum dan pengawasan terkait keselamatan kendaraan dapat dilakukan secara optimal.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah menetapkan ketentuan terkait manajemen angkutan umum. Kelembagaan angkutan umum sesuai amanat Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009 harus dikelola oleh sebuah badan hukum yang jelas. Badan hukum kelembagaan bisnis operator transportasi bisa berupa sebuah PT (perseroan terbatas) atau Koperasi. Melalui lembaga seperti itu, maka upaya mengontrol, membina, dan mengembangkan pelayanan angkutan umum dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Ini berbeda

MENATA

BISNIS

ANGKUTAN

UMUM

Secara kelembagaan, sebagian besar operator angkutan

umum di Tanah Air adalah milik perseorangan. Kondisi

kelembagaan operator angkutan umum reguler saat ini

menyulitkan pemerintah melakukan pembinaan, pengawasan,

dan pengembangan pelayanan angkutan umum secara lebih

memadai.

1

trans

darat

jika para operator angkutan bersifat perseorangan (individual). Selain sulit diatur, persaingan yang tidak sehat antar operator, berpotensi merugikan pertumbuhan bisnis angkutan umum dan pelayanan kepada

masyarakat sering terabaikan.

Pelembagaan angkutan umum tidak hanya untuk angkutan kota (angkot) di kawasan perkotaan tapi juga untuk angkutan umum tidak dalam trayek. Angkutan umum tidak dalam trayek meliputi angkutan sewa seperti bus pariwisata maupun angkutan sewa online atau lebih dikenal taksi online. Taksi online masuk kategori angkutan orang

dengan kendaraan

bermotor umum tidak dalam trayek.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdat) Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi mengharapkan pelaku usaha angkutan sewa taksi online tetap mematuhi ketentuan Peraturan Menteri (PM) Nomor 108 tahun 2017 khususnya pasal-pasal yang tidak dicabut oleh MA. Sejumlah pasal yang tidak dipersoalkan oleh MA diantaranya persyaratan adanya tanda kendaraan, kewajiban uji kir, dan penetapan kuota.

(21)

trans

darat

Pencabutan beberapa butir pasal di dalam PM 108/2017 oleh MA tidak berarti peraturan tersebut dicabut secara keseluruhan. Ia menjelaskan bahwa yang dicabut atau dihilangkan hanya beberapa pasal yang terkena gugatan saja sehingga tidak ada kekosongan hukum dalam mengatur angkutan umum tidak dalam trayek seperti bus pariwisata, termasuk taksi online ini.

Sebelumnya, pencabutan beberapa pasal PM No 108/2017 disampaikan oleh Mahkamah Agung pada 12 September 2018 lalu. Ada sejumlah pasal yang ditolak MA karena dinilai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Saat ini, Kementerian Perhubungan kata Budi, sedang menyusun aturan

Pelembagaan angkutan

umum tidak hanya untuk

angkutan kota (angkot)

di kawasan perkotaan

tapi juga untuk angkutan

umum tidak dalam

trayek.

baru yang melibatkan semua instansi terkait pengoperasian taksi online. “Dengan dilibatkannya sejumlah asosiasi maupun organisasi dalam penyusunan Permenhub baru tersebut maka setidaknya, segala kepentingan terkait taksi online dapat terwakili dan harapan kita representasi dari perwakilan mereka dapat terakomodasi dengan baik,” ungkapnya.

Di dalam aturan baru tersebut sejumlah aturan yang tidak dicabut oleh MA akan dimasukkan kembali sedangkan yang ditolak akan diganti dengan aturan-aturan baru. Pemerintah menargetkan sebelum akhir tahun 2018, peraturan baru tersebut sudah diterbitkan. Ini untuk menghindari terjadinya kekosongan regulasi setelah masa tiga bulan dari keputusan MA. “Payung hukum bagi angkutan sewa khusus dan taksi online tetap harus dibuat agar masyarakat juga memperoleh perlindungan keselamatan dan keamanan yang dijamin dalam hukum,” ujar Budi.

Selama tiga bulan pasca putusan MA, pemerintah tetap memberlakukan aturan PM 108 tahun 2017 termasuk ketentuan terkait kelembagaan angkutan umum. Ketentuan

tersebut berlaku bagi angkutan sewa khusus seperti taksi online. Melalui penerapan PM Nomor 108 Tahun 2017, pengoperasian semua angkutan umum yang termasuk kategori angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek juga harus melakukan uji KIR.

Beberapa jenis angkutan yang termasuk dalam kategori kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek yaitu taksi, angkutan pariwisata, angkutan karyawan, angkutan sewa, angkutan permukiman, dan angkutan sewa khusus dengan penggunaan aplikasi berbasis teknologi informasi atau taksi online.

Aplikasi taksi berbasia online

(22)

trans

darat

Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pitra Setiawan menambahkan, kemungkinan Kemenhub akan mengeluarkan dua peraturan baru yang berbeda pada akhir 2018 ini. Dua aturan tersebut akan mengatur angkutan sewa khusus tidak dalam trayek seperti bus pariwisata dan aturan untuk taksi online. “Jika dalam PM 108, kedua jenis angkutan umum itu dimasukkan ke dalam satu kategori yakni angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek, maka pada aturan baru nanti kemungkinan ada pemisahan kategori,” ujar Pitra Setiawan kepada Transmedia di Jakarta, akhir Oktober 2018.

Pertimbangan MA mencabut beberapa pasal dalam PM 108 tersebut karena PM 108 bertentangan dengan Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 7 UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Ini karena beberapa pasal di PM 108 dinilai tidak menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan dan prinsip pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah.

PM 108 juga dinilai bertentangan dengan Pasal 183 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Jalan Raya, karena penentuan tarif dilakukan bukan didasarkan pada kesepakatan antara pengguna jasa (konsumen) dengan perusahaan angkutan sewa khusus. Dalam PM 108 tahun 2017, ketetapan tarif berdasarkan tarif batas atas dan batas bawah, yang diusulkan Gubernur/ Kepala Badan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.

Terkait keputusan MA tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan pemerintah akan terus mencari solusi agar regulasi baru yang akan dikeluarkan

3

Petugas Dinas Lalu Lintas Jalan Raya saat menempelkan stiker uji KIR pada taksi berbasis online.

Jejeran taksi online

3

4

tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Melalui aturan baru sebagai pengganti PM No 108 tahun 2017 nanti, pemerintah tetap berkepentingan agar ada kepastian hukum terhadap aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan, kesetaraan, keterjangkauan, dan keteraturan penyelengaraan angkutan umum. Selain itu, aturan baru nanti juga akan memberi perlindungan dan penegakan hukum bagi masyarakat dalam bertransportasi.

Dalam pembahasan aturan baru, pemerintah memilih untuk lebih berhati-hati dan merumuskan dengan cermat agar pengaturan kegiatan bisnis angkutan umum khususnya antara angkutan umum taksi reguler dan taksi online tidak saling bertentangan. “Semuanya tidak harus dikalahkan, karena online itu suatu keniscayaan dan kemajuan, tapi yang reguler juga jangan hilang,” tandas Menhub Budi Karya Sumadi di Jakarta.

Jaminan Keselamatan Angkutan Umum

Pemerintah tetap akan memberlakukan pasal-pasal dari PM Nomor 108 tahun 2017 yang tidak dicabut oleh keputusan MA. Beberapa pasal yang masih dipertahankan di dalam PM tersebut adalah ketentuan adanya tanda pada kendaraan umum yang dapat diterapkan pada plat nomor, keharusan uji kir, dan ketetapan kuota.

Dirjen Hubdat, Budi Setiyadi, mengingatkan ketentuan terkait kewajiban uji KIR mutlak diterapkan khususnya bagi kendaraan untuk mengangkut penumpang dan berbayar (angkutan umum). Hal ini juga diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Karena angkutan sewa tidak dalam trayek dan taksi online mengangkut penumpang umum dan berbayar, maka peraturan uji KIR juga berlaku atasnya.

(23)

trans

darat

Menteri Perhubungan

Budi Karya Sumadi

menjelaskan pemerintah

akan terus mencari

solusi agar regulasi baru

yang akan dikeluarkan

tidak bertentangan

dengan peraturan

perundang-undangan

yang lebih tinggi.

4

Perhubungan Darat, Kepala BPTJ Kemenhub, dan Gubernur sesuai dengan kewenanganya.

Kementerian Perhubungan terus berupaya mewujudkan pelayanan dan menjamin ketersediaan pelayanan angkutan umum tidak dalam trayek yang memenuhi unsur keselamatan, keamanan, dan kenyamanan serta dengan harga yang terjangkau. Salah satunya mengharapkan taksi online untuk melakukan kolaborasi dengan taksi reguler.

Pelayanan angkutan umum tidak dalam trayek semakin meningkat seiring dengan penerapan sistem IT, oleh karena itu kolaborasi yang baik antara pengusaha taksi reguler dan online diharapkan dapat memberi layanan tranportasi kepada masyarakat yang lebih cepat, mudah, praktis dan efisien. Melalui regulasi yang tepat, pemerintah dapat melakukan penataan bisnis angkutan umum secara adil yang mengakomodasi beragam kepentingan di masyarakat. o kewajiban uji KIR diharapkan dapat

menjamin keadilan dalam berusaha. Selain untuk mengakomodasi

kemudahan aksesibilitas bagi masyarakat, pemerintah harus memastikan

(24)

trans

laut

K

etentuan ini diatur dalam Peraturan Menteri Nomor PM 121 Tahun 2015 tentang Pemberian Kemudahan Bagi Wisatawan Dengan Menggunakan Kapal Pesiar (Cruisership) Berbendera Asing. Melalui kemudahan ini, para wisatawan memiliki kebebasan mengunjungi tempat-tempat wisata dari Medan hingga Bali dan NTT.

Kapal pesiar (cruisership) berbendera asing juga dapat mengangkut wisatawan di pelabuhan dalam negeri dalam jumlah besar. Pemberian kemudahan perizinan ini diharapkan meningkatkan pemasukan devisa dari sektor pariwisata. Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang besar.

Kapal Pesiar merapat di Pelabuhan Teluk Benoa, Bali

1

1

MENDORONG

INDUSTRI

WISATA

BAHARI

Pemerintah terus mendorong industri wisata bahari melalui

beragam kebijakan. Salah satunya, kemudahan bagi wisatawan

asing yang ingin berkunjung ke Indonesia menggunakan kapal

pesiar.

Dengan peraturan itu pula, wisatawan dalam negeri (domestik) tidak perlu lagi naik cruiseship dari Pelabuhan Singapura atau Thailand. Mereka dapat mendaftar dan naik kapal pesiar dari pelabuhan-pelabuhan di dalam negeri. “Ada lima pelabuhan nasional yang jadi embarkasi atau debarkasi cruisership asing itu,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Purnomo di Jakarta. Dalam PM Nomor 121 Tahun 2015, Pemerintah telah menetapkan lima pelabuhan nasional sebagai embarkasi dan/atau debarkasi untuk cruisership berbendera asing. Ke lima pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Tanjung

Priok Jakarta, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Soekarno - Hatta Makassar dan Pelabuhan Benoa Bali.

(25)

trans

laut

Kapal pesiar asing

(cruisership) berbendera

asing juga dapat

mengangkut wisatawan

di pelabuhan dalam

negeri dalam jumlah

besar.

Kenaikan jumlah kunjungan kapal pesiar dengan ukuran besar, diikuti dengan kunjungan kapal pesiar ukuran kecil yang ikut naik. Semakin populernya kapal pesiar dari kelas kapal kecil memengaruhi jumlah penumpang yang diangkut kapal pesiar besar. Umumnya kapal pesiar kecil yang mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di wilayah kerja Pelindo III mengangkut penumpang antara 251 hingga 750 orang.

Dari 70 kunjungan tersebut, jumlah kunjungan kapal pesiar kecil mencapai 44 persen atau sebanyak 31 kunjungan. Ini Berbeda dengan jumlah kunjungan pada tahun 2016, kapal kecil hanya mencatatkan tujuh call atau hanya 15 persen saja.

(26)

trans

laut

Bawang di Bali, Pelabuhan Kalabahi di Alor (NTT) dan Pelabuhan Badas di Sumbawa (NTB).

Puncak arus kunjungan kapal pesiar di delapan pelabuhan tersebut terjadi pada kuartal pertama 2017 atau Januari hingga Maret. Kecenderungan ini merupakan imbas pergantian musim di negara-negara Eropa maupun Amerika Serikat (AS) yang masih mengalami musim dingin. Para pelancong mancanegara

Kapal pesiar bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Kapal Pesiar Amadea berbendera Bahamas yang mengangkut penumpang Turis dari berbagai Negara tiba di Pelabuhan Sabang

Kapal Pesiar Genting Dream Cruise singgah di Surabaya

Desain / ilustrasi pelabuhan Marina di Labuan Bajo NTT

2

4 3

5

3 2

Perhubungan Laut, Capt Wisnu Handoko diharapkan memberi kontribusi positif bagi pendapatan devisa dan pengembangan industri pelayaran dalam negeri. PM Nomor 121 Tahun 2015 mendorong para pengusaha pelayaran nasional untuk mengoperasikan kapal pesiar. Jika pasar wisatawan kapal pesiar ini semakin besar, maka para pengusaha pelayaran tentu akan mengoperasikan cruisership mereka. “Inilah yang akan terus kita dorong agar industri pelayaran dan pariwisata dapat berjalan beriringan,” tutur Wisnu Handoko.

Pemerintah lanjutnya, kini juga sedang mempertimbangkan usulan menghapus Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kapal pesiar atau yacht asing. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai usulan tersebut sebagai salah satu cara untuk menarik minat wisatawan asing dan dapat menghasilkan devisa.

Saat ini kapal pesiar dikenakan PPnBM sebesar 75%. Aturan mengenai pengenaan PPnBM kapal pesiar tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 35/ PMK.10/2017 tentang jenis barang kena pajak yang tergolong barang pun banyak memanfaatkan masa

liburannya menuju negara-negara beriklim tropis, termasuk Indonesia.

Kondisi tersebut mendorong pemerintah dan PT Pelindo III terus berupaya meningkatkan pelayanan agar dapat memperlancar aksesibilitas wisatawan mancanegara menuju destinasi-destinasi wisata menarik di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan pelayanan, Pelindo III kini sedang menambah panjang dermaga Pelabuhan Benoa, yaitu Dermaga Timur menjadi 340 meter.

Pengembangan pelabuhan yang berorientasi pada industri pariwisata meliputi Pelabuhan Banyuwangi di Jawa Timur, Lombok Barat dan Labuan Bajo di NTB serta Benoa di Bali. Upaya Pelindo III sejalan dengan program pemerintah untuk mencapai target 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019. Semakin besar jumlah kunjungan kapal pesiar ke Indonesia, maka semakin besar potensi untuk meningkatkan jumlah wisatawan luar negeri.

(27)

trans

laut

mewah selain kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah.

Selain aspek fiskal, pemerintah juga terus mendorong pengembangan pariwisata melalui pembangunan infrastruktur pendukung aktivitas pariwisata. Jika PPnBM dihapus, potensi devisa yang diterima Indonesia mencapai Rp 6 triliun.

Peningkatan Akses Transportasi Laut

Guna meningkatkan akses transportasi pariwisata melalui perhubungan laut, pemerintah terus meningkatkan pembangunan pelabuhan dan menyediakan sarana angkutan kapal laut maupun angkutan penyeberangan. Ketersediaan akses transportasi laut memberi banyak alternatif bagi

Selain aspek fiskal,

pemerintah juga

terus mendorong

pengembangan pariwisata

melalui pembangunan

infrastruktur pendukung

aktivitas pariwisata. Jika

PPnBM dihapus, potensi

devisa yang diterima

Indonesia mencapai

Rp 6 triliun.

wisatawan untuk menjangkau lokasi wisata di daerah.

Pembangunan pelabuhan untuk tujuan pariwisata dilakukan untuk mengimbangi kebutuhan sandar kapal-kapal pesiar berukuran besar, sehingga para wisatawan asing yang melakukan perjalanan dengan kapal pesiar dapat singgah di kawasan wisata ini tanpa hambatan. Kementerian Perhubungan juga telah memberikan keringanan tarif jasa kepelabuhanan untuk

kapal yacht, super yacht, dan kapal cruise. Keringanan tarif ini untuk menarik kapal-kapal pesiar asing agar bersandar di perairan Indonesia.

Pelayanan infrastruktur transportasi melalui laut juga terus dilakukan dengan rencana pembangunan pelabuhan besar dan pelabuhan kecil di sejumlah daerah, salah satunya rencana pembangunan pelabuhan Marina di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selama ini, dukungan angkutan penyeberangan telah tersedia dari Pelabuhan Sape di Kupang dengan rute langsung menuju Pelabuhan Penyeberangan Labuan Bajo. Rencana pembangunan pelabuhan penyeberangan Marina yang dapat disinggahi kapal-kapal pesiar diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan dengan kapal pesiar. o

4

(28)

trans

udara

Implementasi PBN

& Realisasi OTP:

Tingkatkan

Keselamatan

Layanan

Angkutan

Udara

Pelayanan penerbangan yang mengutamakan keselamatan

dan keamanan merupakan sebuah proses yang harus

dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus.

Proses ini bukan hanya menjadi tanggung jawab

(29)

trans

udara

Modernisasi Layanan Navigasi Salah satu faktor penting dalam penyediaan layanan penerbangan yang terbaik serta mengedepankan keselamatan dan keamanan adalah kehadiran layanan navigasi penerbangan yang selamat, teratur, dan efisien. Untuk itu, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

(Perum LPPNPI) atau yang dikenal pula dengan sebutan Airnav Indonesia menjadi garda terdepan dalam menyediakan sekaligus memandu layanan lalu lintas penerbangan.

Di antara upaya Airnav Indonesia dalam menjaga dan meningkatkan standar keselamatan dan kualitas layanan navigasi penerbangan adalah

(30)

trans

udara

Maskapai penerbangan Citilink memberikan layanan check in mandiri yang dilakukan langsung oleh para penumpang.

Salah satu layanan bagasi yang disediakan oleh bandara untuk mempermudah penumpang.

Layanan informasi tentang keberangkatan dan kedatangan pesawat yang disediakan oleh pihak bandara.

1 1

2

3

2

Selain perangkat CNS-A, Airnav Indonesia juga mendorong penggunaan perangkat ADS-B (Automatic

Dependent Surveillance-Broadcast). Dengan mengusung teknologi berbasis satelit, perangkat ini memungkinkan perluasan area surveillance, terutama pada daerah dengan perbukitan atau pegunungan, seperti di Papua. Airnav merencanakan untuk memasang ADS-B di 7 lokasi di Papua.

Kemudian, melalui sebuah program investasi, Airnav Indonesia juga telah mengembangkan inovasi dan mengimplementasikannya.

Inovasi tersebut berupa prosedur penerbangan dengan dukungan sistem dan teknologi mutakhir, yang diberi nama Performance-Based Navigation (PBN).

Implementasi PBN memungkinkan jarak separasi antara satu pesawat dengan pesawat lainnya menjadi lebih dekat sehingga terjadi peningkatan kapasitas ruang udara. Selain itu, PBN juga akan memangkas jarak terbang serta menghemat bahan bakar pesawat. Yang tak kalah penting adalah, bahwa penerapan PBN akan meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan.

Tingkatkan Kepercayaan Penumpang

Dengan mengusung sejumlah manfaat tersebut, penerapan PBN akan berujung pula pada tercapainya ketepatan waktu terbang (On Time Performance – OTP). Hal ini, tentunya, akan berujung pada meningkatnya kenyamanan serta kepercayaan penumpang—khususnya kepada

maskapai penerbangan. Dalam sebuah keterangan persnya, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Agus Santoso menyebutkan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu pelayanan yang sangat penting bagi penumpang. Karena ketika memutuskan untuk menggunakan layanan angkutan udara, sejatinya penumpang membeli waktu penerbangan, selain membeli rute yang dibutuhkan.

(31)

trans

udara

Pada periode Januari—

Desember 2017, Direktorat

Angkutan Udara Ditjen

Perhubungan Udara

Kemenhub mencatat

sebanyak

828.608

penerbangan

rute domestik

dengan maskapai nasional.

3

dapat mengimplementasikan prosedur yang tertuang dalam Company Operations Manual (COM), Company Maintenance Manual (CMM), dan Safety Management System (SMS).

Agus pun mewajibkan kepada seluruh pemegang AOC, OC, dan PSC 141 untuk mengimplementasikan regulasi secara konsisten. Selain itu, pihak manajemen maskapai harus melakukan pemantauan lapangan (on-duty) ke wilayah out station secara acak dan berkala.

Namun, meskipun menjadi standar penilaian tersendiri bagi operator penerbangan, pemenuhan OTP membutuhkan peran dan sinergi dari stakeholder penerbangan lainnya. Di antaranya, pengelola dan otoritas bandara serta pengelola navigasi penerbangan.

Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penerbangan mengalami

keterlambatan (delay) atau, bahkan pembatalan (cancel), yang akan berdampak pada OTP. Misalnya saja, faktor teknis operasional yang disebabkan faktor kondisi bandara, seperti keretakan landasan pacu, keterlambatan pengisian bahan bakar, serta terjadinya antrian pesawat yang akan take-off ataupun landing. Kondisi cuaca juga menjadi faktor yang memengaruhi pencapaian OTP. Begitu pun faktor lainnya yang disebabkan di luar manajemen maskapai, misalnya terjadi demonstrasi di wilayah bandara ataupun erupsi gunung berapi yang menyebabkan bandara harus berhenti beroperasi.

Sementara itu, faktor internal maskapai yang dapat menyebabkan keterlambatan ataupun pembatalan, antara lain keterlambatan kru pesawat, ketidaksiapan pesawat, keterlambatan catering, serta keterlambatan penanganan di darat.

Realisasi OTP

Pada periode Januari—Desember 2017, Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub mencatat sebanyak 828.608

penerbangan rute domestik dengan

maskapai nasional. Adapun tingkat ketepatan waktu operasional maskapai tersebut mencapai 80,14%. Dengan kata lain, sebanyak 664.024 penerbangan merupakan penerbangan tepat waktu.

Dari total maskapai nasional tersebut, lima maskapai berjadwal nasional tercatat memiliki ketepatan waktu penerbangan hingga di atas 85%. Kelima maskapai tersebut adalah NAM AIR (92,62%), Sriwijaya Air (88,69%), Batik Air (88,66%), Garuda Indonesia (88,53%), dan Citilink (88,33%).

(32)

trans

perkeretaapian

MENENGOK

CAPAIAN

PEMBANGUNAN

JALUR REL JAWA

(33)

trans

perkeretaapian

Pembangunan rel ganda dijalur selatan Jawa, Kebupaten Kebumen.

1

KA Jawa Lintas Selatan diperkirakan akan selesai paling lambat pada awal tahun 2019. Hal ini disampaikan oleh Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI Budi Noviantoro lantaran melihat progress jalur rel utara dan selatan sudah menyambung pada akhir tahun 2017 lalu. Kepala Balai Perkeretaapian Jawa Tengah Yuwono Wiarco juga mengatakan bahwa beberapa jalur rel ganda di lintas selatan seperti jalur Purwokerto-Kroya dan Purwokerto-Kroya-Kutoarjo, juga diharapkan beroperasi di tahun 2019. Pembangunan rel KA jalur

lintas selatan ini dilakukan agar pertumbuhan infrastruktur dan ekonomi di wilayah pesisir sama dengan pertumbuhan yang terjadi di wilayah utara. Tidak hanya hal itu, kehadiran double track ini juga berdampak pada peningkatan kapasitas lintas perjalanan KA dan mengurangi waktu tempuh perjalanan KA yang sebelumnya hanya

menggunakan satu jalur atau single track. Lebih lanjut, jalur ganda ini juga akan berdampak pada pengurangan kemacetan lalu lintas jalan raya,

Ditargetkan pada

tahun 2019 mendatang,

sepanjang

846,9

km rel KA

di beberapa wilayah akan

dilakukan reaktivikasi.

S

ebagai wujud implementasi dari Nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi) 2015-2019, pembangunan serta pembaharuan infrastruktur mulai dilakukan di berbagai wilayah Indonesia. Salah satunya ialah pembangunan infrastruktur perkeretaapian di pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Secara kumulatif sejak tahun 2015, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah berhasil mereaktivasi 378 km jalur rel Kereta Api (KA) di beberapa wilayah. Ditargetkan pada tahun 2019 mendatang, sepanjang 846,9 km rel KA di beberapa wilayah akan dilakukan reaktivikasi.

Pembangunan Jalur Rel KA Jawa Lintas Selatan

Pembangunan jalur KA yang terbentang sepanjang 620 km dari Cirebon hingga Surabaya ini dibagi menjadi beberapa segmen. Yakni segmen Cirebon-Kroya, Kroya-Kutoarjo, Kutoarjo-Solo, Solo-Kedungbanteng, Kedungbanteng-Madiun, Madiun-Jombang, dan terakhir Jombang-Wonokromo. Hingga akhir tahun 2017, sudah ada beberapa jalur yang rampung dikerjakan dan dioperasikan. Diantaranya jalur ganda Cirebon-Prupuk-Purwokerto sepanjang 157 km dan jalur Kutoarjo-Yogyakarta-Solo sepanjang 123 km yang telah beroperasi sejak 2007 silam.

Tahun 2017, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur perkeretaapian akan berfokus pada proyek jalur rel Kereta Api (KA) Trans Sumatera dan jalur rel KA Jawa Lintas Selatan. Proyek rel Jawa Lintas Selatan dengan jalur KA Cirebon-Wonokromo ini ditargetkan dapat rampung dan beroperasi di awal tahun 2019. Begitu pula dengan rel KA Trans Sumatera yang akan menghubungkan Aceh-Bakauheni.

Sedangkan untuk jalur Purwokerto-Kroya sepanjang 27 km, Purwokerto- Kroya-Kutoarjo 76 km, Solo-Kedungbanteng 52 km, Kedungbanteng-Madiun 556 km, Madiun-Jombang 86 km belum terpasang jalur ganda. Begitu pula dengan rel ganda jalur Jombang-Wonokromo sepanjang 64 km yang ditargetkan konstruksi pada 2018-2019 mendatang.

PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memastikan pembangunan rel ganda atau double track di jalur rel

(34)

trans

perkeretaapian

membuka akses daerah, serta meningkatkan mobilitas orang dan barang antar kabupaten, antar kota, dan antar provinsi.

Sementara itu,

pembangunan jalur ganda Purwokerto-Kroya memiliki kondisi yang berbeda dengan jalur lainnya. Di sepanjang ruas jalur antara Purwokerto-Kroya, terdapat 10 jembatan panjang yang harus dibangun untuk melintasi sungai dan area persawahan. Tidah hanya itu, pembuatan dua terowongan yang menembus bukit pun harus dilakukan agar jalur rel dapat sesuai dengan rencana. Tingkat penyelesaian

Pekerjaan pembangunan terowongan Notog baru bukanlah pekerjaan yang kecil, karena harus menembus bukit sepanjang 470 meter. Guna mengefisiensikan waktu, pengeboran dilakukan dari dua sisi bukit sekaligus. Metode pengeboran yang dilakukan adalah dengan cara menggali tanah secara manual menggunakan alat berat dan bom. Setelah pengeboran menembus bukit selesai, langkah selanjutkan adalah melakukan penguatan dinding terowongan dengan beton, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan landasan rel dan pemasangan rel. Cara ini dinamakan metode New Austrian Tunnel Method. Pada Maret 2018, pembuatan terowongan untuk rel ganda di Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Bayumas ini telah sepenuhnya

tersambung. Ditandai dengan jebolnya dinding pembatas antara dua sisi terowongan. Terowongan Notog Baru memiliki panjang total 473 meter, jauh lebih panjang dari terowongan lama yang hanya memiliki panjang 230 meter.

Sedangkan untuk pembangunan Terowongan Kebasen baru memiliki

Jalur Ganda KA Purwokerto-Kroya sepanjang 27 km’sp.JPG

Pembangunan Terowongan Notog

Reaktivasi Jalur KA Binjai-Besitang sepanjang 86km’sp di Sumatera Utara 2

4 3

jalur ini telah mencapai 68 persen, lantaran lokasi rel ganda yang tidak harus membuat jembatan dan terowongan sudah hampir terpasang seluruhnya.

Pembangunan Terowongan Notog Baru dan Kebasen Baru

Terhitung sejak akhir 2017 lalu, pembangunan jalur rel ganda Purwokerto-Kroya sepanjang 27 km menyisakan pekerjaan jalur-jalur pendek dan beberapa pekerjaan besar, yakni pembangunan terowongan Notog dan Kebasen serta jembatan di Sungai Serayu dan Sungai Logawa.Setelah jalur ganda Purwokerto-Kroya beroperasi, terowongan Notog Baru dan Kebasen Baru ini akan menggantikan fungsi terowongan yang lama, sekaligus menjadi terowongan pertama di Indonesia yang dapat dilalui jalur ganda. Sedangkan terowongan lama akan di non-aktifkan.

2

(35)

trans

perkeretaapian

Pembangunan jalur KA

Trans Sumatera akan

menyatukan wilayah

empat provinsi yang

sebelumnya belum

terintegrasi.

kondisi yang lebih kompleks, karena

harus mengalihkan lalu lintas jalan raya yang lokasinya berdekatan dengan lokasi proyek. Pengalihan ini dilakukan lantaran banyak kendaraan yang bebas melintasi lokasi

proyek dan secara tidak langsung menghambat pembangunan.

Pada Juni 2018, progres pembangunan terowongan yang memiliki panjang 292 meter dan berdiameter 9,3 meter ini telah masuk ke tahap akhir, yakni persiapan pemasangan rel. Masuknya pembangunan terowongan ke tahap akhir ini sesuai dengan target rel ganda jalur Cirebon - Kroya yang targetnya dapat dioperasikan pada akhir tahun 2018.

Pembangunan Jalur Rel KA Trans-Sumatera

Bersamaan dengan pembangunan infrastruktur perkeretaapian di Jawa, rel KA Trans-Sumatera juga tengah dalam tahan pengerjaan. Kemenhub menargetkan jalur rel KA Trans-Sumatera ini rampung sesuai rencara pada akhir tahun 2019.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara, Amana Gappa, menjelakan program KA Trans-Sumatera sepanjang 1.309 Km dengan perkiraan nilai investasi

sekitar Rp 64 triliun. Jalur KA Trans Sumatera melewati rute mulai dari Kabupaten Bireun Aceh Timur, Lhokseumawe, Langsa, Sei Liput, Besitang, Medan, Binjai, Rantauprapat, Duri Dumai, Pekanbaru, Jambi, Kertapati, Prabumulih, Baturaja, Cempaka, Kotabumi, Pidada, hingga Kota Panjang di Lampung.

Pembangunan jalur KA Trans Sumatera akan menyatukan wilayah empat provinsi yang sebelumnya belum terintegrasi. Empat provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung akan terhubung satu sama lain dan mobilitas masyarakat dan barang di Pulau Sumatera dapat berjalan lebih lancar, cepat, dan efisien. Menurut Gappa, peningkatan mobilitas masyarakat dan barang ini turut berimbas pada pertumbuhan ekonomi di sekitar jalur. Apalagi, jalur rel KA sampai ke area industri dan pelabuhan. Oleh karena itu, jalur rel KA ini juga akan terhubung ke beberapa rute lain yang menghubungkan pelabuhan dan lokasi tambang di Sumatera, seperti Kuala Tanjung dan Tanjung Enim. Proyek pembangunan jalur rel KA Trans-Sumatera juga meliputi beberapa segmen yang melintasi Langsa-Besitang, Besitang-Binjai,

Badar Tinggi-Kuala Tanjung, Rantaurapat-Kota Pinang, Muaro Kalaban-Muaro, termasuk jalur ganda kereta Prabumulih-Kertapati serta Martapura-Baturaja. Pengerjaan pembangunannya sendiri dilakukan dari arah bawah dan arah atas, yakni pengerjaan rel Binjai-Besitang dan Langkat sepanjang 80 km. Selain itu, pengerjaan sambungan rel juga dilakukan di jalur Besitang-Sei Liput dan kawasan Rantau Prapat menuju kota Pinang sepanjang 48 km.

Prioritas KA Trans-Sumatera: Jalur Rel KA Medan-Langkat, Aceh

Meski sempat tertunda,

pembangunan rel KA Trans-Sumatera yang akan menghubungkan Provinsi Sumatera Utara (Sumur) dengan Aceh akan dilanjutkan. Pemerintah pusat menilai, pembangunan jalur rel KA Trans-Sumatera ini merupakan proyek penting dan harus diselesaikan. Terlebih, proyek ini masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

Proyek pembangunan yang dilanjutkan hingga perbatasan Sumut dan Aceh inipun di targetkan akan selesai di akhir tahun 2019 mendatang. Kondisi terbaru, dari 85 km ruas jaur KA yang akan di bangun, sepanjang 30 km sudah selesai dikerjakan dari Stasiun Besar Kereta Api Medan hingga di Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat.

Referensi

Dokumen terkait

kelalaian atau ketidakdisiplinan dari pasien dan keluarga atas jatuhnya Tn.T. Segi perawat se$ara perorangan& harus dilihat dahulu apakah perawat tersebut kompeten dan

Jika T:V > W adalah transformasi linier dari sebuah ruang vektor V yang berdimensi n kepada sebuah ruang vektor W, maka di dalam kasus khusus di mana V=Rn-, W=Rm-, dan T:Rn >

Dari latar belakang itulah, kemudian, penelitian ini berupaya untuk melihat lebih dekat kondisi pengembangan ekonomi masyarakat, terutama dari segi usaha

48  ASRM   ASURANSI RAMAYANA Tbk 

Titik pulang pokok pada produk kopi torayaku yang dijual dalam bentuk kemasan 200 gr adalah 14 kemasan dengan penerimaan sebesar Rp.700.000 maka untuk produksi kopi torayaku kemasan

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan sebuah instrumen Operasi Pasar Terbuka yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai pembuat kebijakan moneter dalam

Pemetaan dilakukan untuk mengetahui daya tarik yang terdapat di kawasan Kotagede sesuai rute yang direkomendasikan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelola membagi menjadi