4.3. DATA DAN PERHITUNGAN 4.3.1. Data
a. Depth BHT = 7794,5 ft b. Depth yang dianalisa = 7010 ft
c. SSP = -20 mV
d. GRmax = 105 API
e. GRmin = 22,5 API
f. Rm @Ts = 0,051 ohm-m
g. BHT = 215 oF
h. di = 30 inch
i. Tebal lapisan = 28 ft
j. Ts = 88 oF
4.3.2. Prosedur Perhitungan 4.3.2.1. SP Log
1. Menentukan shale base line dari kurva SP Log.
2. Menentukan besarnya harga maksimum SP Log sebagai SSP.
3. Menghitung temperature formasi (Tf) : Tf = Ts +
4. Menentukan Rm @ Tf : Rm @ Tf =
5. Menentukan harga Ri dengan chart (DEEP LATEROLOG).
6. Dari harga diameter (di), ketebalan formasi.
Cari harga faktor koreksi dari Chart SP 4 untuk ESP, sehingga harga ESSP dapat dicari dengan persamaan:
ESSP = SSP x Faktor Koreksi
7. Menetukan ASP dari chart (per kedalaman).
8. Menentukan Vclay : Vclay = 1 - | |
4.3.2.2. GR Log
1. Menentukan kedalaman lapisan yang dianalisa, yaitu 7010 ft 2. Membaca nilai GRmax dan GRmin dari slip log gamma ray.
3. Menbaca besarnya defleksi kurva GRlog sebagai GRread untuk setiap interval kedalaman yang dianalisa.
4. Menentukan besarnya volume clay dengan persamaan : Vclay =
4.3.3. Perhitungan 4.3.3.1. SP Log
1. Tf = Ts + [ 𝐵𝐻𝑇−𝑇𝑠
𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ𝐵𝐻𝑇 𝑥 𝐾𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎 ]
= 88 + [215−88
7794,5 x 7010 ]
= 202 oF 2. SSP = [𝑋
𝑦 𝑥 (𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙)] + 𝑆𝑘𝑘
= [1,3
4,1 𝑥 (100 − (−100)] + (−100)
= -36,5 mV
3. Rm @ Tf = Rm @ Ts x 𝑇𝑠
𝑇𝑓
= 0,051 x 88
202
= 0,022 ohm-m
4. Menentukan harga Ri dengan chart (DEEP LATEROLOG) = 6
5. ESSP
● Menentukan faktor koreksi
Melakukan interpolasi dari perkiraan yang diperoleh dari grafik
SP-5 pada Bed Thickness 60 ft (dari
persamaan 𝑅𝑖 (𝐷𝑒𝑒𝑝𝐿𝐴𝑇𝐸𝑅𝑂𝐿𝑂𝐺)
𝑅𝑚@𝑇𝑓 diperoleh sebesar 272,725)
𝑌−𝑌1
𝑌2−𝑌1 = 𝑋−𝑋1
𝑋2−𝑋1
272,727−100
200−100 = 𝑥−1,02
1,04−1,02
x = 1,037
● Nilai ESSP ESSP = SSP x k
= -36,5 x 1,037
= -37,850 mV 6. ASP = [𝑋
𝑦 𝑥 (𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙)] + 𝑆𝑘𝑘
= [1,4
4,1 𝑥 (100 − (−100)] + (−100)
= -36,5 mV 7. Vclay = 1 - [𝐴𝑆𝑃−𝑆𝐵𝐿
𝐸𝑆𝑆𝑃 ]
= 1 - [−36,5−(−22)
−37,850 ]
= 0,61 → 61%
4.3.3.2. Gamma-Ray Log
1. Kedalaman yang diamati = 7010 ft 2. Menentukan GR-max dan GR-min
● GR-Max = 105 °API X
1,03
1,02 272,727
200 100
● GR-Min = 22,5 °API 3. GR-Read = 75 °API 4. Vclay = 𝐺𝑅𝑟𝑒𝑎𝑑−𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
𝐺𝑅𝑚𝑎𝑥−𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
= 75−22,5
105−22,5
= 0,63 → 63%
4.4. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berjudul “Penentuan Litologi Batuan”. Praktikum ini membahas bertujuan untuk mengindikasikan adanya suatu reservoir, suatu lapisan poros dan permeabel pada suatu sumur, korelasi lapisan antarkedalaman sumur, dan besarnya volume lapisan serpih. Pada praktikum penentuan lithologi batuan ini memiliki dua tipe metode pada analisanya, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung yaitu dengan mengamati batuan pada formasi secara langsung melalui mud logging dan analisa inti, dengan metode langsung dilakukan dengan deskripsi mineral dari pemotongan atau inti sehingga dapat menentukan jenis batuannya. Metode tidak langsung yaitu menentukan litologi batuan dengan menginterpretasikan dari data-data yang disajikan log dengan mengunakan SP log, Gamma Ray log, dan Calliper log.
Mud logging merupakan proses mensirkulasi dan memantau perpindahan mud dan cutting pada sumur selama pemboran. Cutting merupakan material hasil hancuran batuan oleh mata bor yang dibawa oleh lumpur pemboran ke permukaan. Sebagai sampel dimasukan kedalam plastic polyethene segabai sampel basah sementara sebagian sampel lain yang telah dicuci dan dikeringkan dikenal sebagai sampel kering. Sampel yang telah bersih diamati di bawah mikriskop yang ada di mud logging unit. Hasil deskripsi kemudian diserahkan ke kantor pusat pengolahan data.
Analisa coring merupakan kegiatan atau usaha untuk mendapatkan contoh batuan dari formasibawah permukaan. Tujuan Analisa coring untuk mengetahui sifat-sifat batuan yang ditembus selama pemboran. Analisa ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Analisa rutin dan Analisa special. Analisa rutin memperoleh porositas, permeabilitas absolut dan saturasi, sementara Analisa special memperoleh tekanan kapiler, wetabilitas dan kapabilitas. Analisa coring mendeskripsikan warna, tekstur, bentuk butir, sortasi, rasa dan flouresence.
Flouresence dapat dilihat dengan sinar gamma.
Analisa caliper log adalah pengukuran variasi diameter lubang bor saat borehole masih dalam open case. Caliper Log ada yang memiliki dua tangan dan empat tangan, Caliper Log empat tangan lebih akurat dalam mengukur lubang
bor. Prinsip kerjanya menggunakan pegas yang membuat log ini mengembang atau menutup sesuai kondisi lubang bor.
Analisa SP Log menghasilkan untuk identivikasi batuan permeable, identifikasi lapisan serpih (non-reservoar) dan non-serpih (reservoir), membantu korelasi litologi, dan menghitung nilai salinitas fluida formasi (Rw). Pengukurnya berdasarkan adanya beda potensial karena perbedaan salinitas antara lumpur pengeboran (Rmf) dengan fluida Formasi (Rw), dimana pada dasarnya nilai salinitas berbanding terbalik dengan resistivitas. SP Log menunjukan kurva positif dan negative, jika lurus menunjukan shale base line jika ada defleksi maka daerah tersebut dapat dikatakan prospek atau non shale.
Analisa Gamma Ray Log mengidentifikasi dan mengkorelasi tingkat kelempungan, karena mengukur dengan sinar gamma. Unsur yang terdeteksi adalah mineral mika, glaukonit, dan potassium feldspar, yang umum ditemukan pada batu serpih (shale) dan lempung (clay). Secara umum (konvensional), kegiatan ekplorasi dilakukan untuk mencari hidrokarbon pada batuan reservoir yang memiliki porositas dan permeabilitas yang baik, yaitu batu pasir dan batu gamping. Karena karakteristik batu serpih dan lempung yang memiliki porositas dan permeabilitas yang kecil (kemudian dianggap sebagai batuan non-reservoar), dan bersifat “menyerpih” dalam suatu tubuh batuan, maka dengan asalisa gamma ray log ini dapat dilakukan identifikasi lithologi, membedakan zona reservoir dan non-reservoar.
Dengan menginterpretasikan litologi tools seperti Spontaneous Potensial Log dan Gamma Ray Log, kita dapat mengetahui apakah batuan formasi tersebut bersifat poros serta permeabel yang menjadi syarat batuan reservoir. Pada SP log, zona permeable bisa didapat dengan kurva yang paling kanan maupun kiri dari shale baseline.
Pada gamma ray log zona impermeabel ditunjukkan dengan banyaknya sinar gamma yang masuk. Semakin banyak sinar gamma yang masuk pada detektor, dapat disimpulkan bahwa lapisan tersebut merupakan shale yang menujukkan bahwa lapisan tersebut zona impermeabel. Batu pasir dan batu gamping yang clean (bebas kandungan serpih), pada umumnya akan memiliki
kandungan material radioaktif yang rendah, sehingga akan menghasilkan pembacaan nilai GR yang rendah pula. Seiring dengan bertambahnya kandungan serpih dalam batuan, maka kandungan material radioaktif akan bertambah dan pembacaan nilai GR akan meningkat. Pada data gamma ray log menghasilkan dua kurva yaitu SGR dan CGR.
Pada percobaan kali ini menggunakan kedalaman BHT sebesar 7794,5 ft dan kedalaman analisa sebesar 7010 ft, dan nantinya diperoleh harga Vclay pada pembacaan kurva SP log sebesar 0,61 atau 61% sedangkan harga Vclay dengan Gamma Ray Log, dengan GRread sebesar 75 API diperoleh harga Vclay sebesar 0,63 atau 63%.
Aplikasi lapangan pada praktikum ini adalah untuk mengindikasikan adanya suatu reservoir, suatu lapisan porous dan permeable pada suatu formasi, korelasi lapisan antar kedalam sumur, dan besarnya volume lapisan shale dan juga non- shale sehingga dapat meminimalisasi masalah pada lubang pemboran dan juga pada saat pemboran.
4.5. KESIMPULAN
1. Praktikum ini bertujuan untuk mengindikasikan adanya suatu reservoir, lapisan yang porous dan permeable, korelasi lapisan antar kedalaman sumur, dan besarnya volume lapisan shale dengan metode analisa cutting dan logging.
2. Metode logging lithology tools yang digunakan adalah Spontaneous Potensial Log dan Gamma Ray Log.
3. percobaan yang dilakukan pada kedalaman yang dianalisa 7010 ft didapatkan harga Volume clay dengan menggunakan Spontaneous Potential Log sebesar 0,61 atau 61% dan Volume clay dengan menggunakan Gamma Ray Log sebesar 0,63 atau 63%.
4. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah menentukan lithologi batuan formasi yang ditembus oleh bor dan juga dapat meminimalisasi masalah pada lubang pemboran. Serta menentukan lapisan permeabel dan lapisan impermeabel pada suatu formasi.