PRAKTIKUM DASAR – DASAR KLIMATOLOGI MATA KULIAH : DASAR – DASAR KLIMATOLOGI DOSEN PENGAMPU : DR. HJ. KARMANAH, SP., M.SI
Disusun oleh :
DIMAS AZIS FADILAH 41205425121015
INGGIT PUTRI WIJAYANI 41205425121017 MUHAMMAD FACHMI HUSEN SIKNUN 41205425121020 MUHAMAD RIZQI RAMADHAN 41205425121021
BOGOR 28 JANUARI
2023
PENDAHULUAN ... 3
BAB I ... 3
1.1 Latar Belakang ... 3
1.2 Rumusan Masalah ... 4
a. Apa sajakah alat-alat yang digunakan di Stasiun BMKG cifor untuk menganalisis dan memprakiraan cuaca ? ... 4
b. Apa itu klimatologi ? ... 4
1.3 Tujuan ... 4
BAB II ... 5
TINJAUAN PUSTAKA ... 5
BAB III ... 6
PEMBAHASAN ... 6
3.1 Gun bellani integrator ... 6
3.2 Automatic solar radiation system ... 6
3.3 Pyranometer ... 7
3.4 Campbell stokes ... 7
3.5 Automatic agroclimatr and weather station... 8
3.6 Actinograph ... 8
3.7 Penakar hujan observation ... 9
3.8 Automotic rain water ... 10
3.9 High volume sampler ... 10
3.10 Anenometer ... 11
3.11 Penakar hujan hellman ... 11
3.12 Sangkar meterologi ... 12
3.13 Panci penguapan terbuuka ( open pan evaporimeter) ... 12
3.14 Capcounter kecepatan angjn ... 13
3.15 Baro meter digital ... 13
3.16 Soil monitoring system ... 13
3.17 Ligtening ... 14
BAB IV ... 15
PENUTUP ... 15
4.1 KESIMPULAN ... 15
4.2 SARAN ... 15
DAFTAR PUSTAKA ... 16
PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang
Klimatologi adalah ilmu yang membahas dan menerangkan tentang iklim, bagaimana iklim dapat berbeda pada suatu tempat dengan tempat lainya dan bagaimana kaitan antara iklim dan manusia. Iklim merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Misalnya pada bidang industri, seperti produktivitas pertanian, perkebunan, sayur mayur dan peternakan dipengaruhi oleh kondisi iklimnya. Kondisi iklim juga berperan pada hampir semua bidang transportasi seperti keadaan hujan, keadaan angin, jarak pandang dan tinggi gelombang.
Seiring berkembangnya zaman, demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia dalam beraktivitas, maka dibutuhkan informasi klimatologi di masa yang akan datang untuk membantu memproyeksikan kondisi klimatologi, sehingga diharapkan dapat merencanakan kebutuhan-kebutuhan manusia dengan efisien dan efektif di masa mendatang.
Data peramalan klimatologi memiliki pola runtun waktu (time series) yang dikumpulkan tiap periode untuk memproyeksikan perubahan klimatologi. Data klimatologi umumnya memiliki dua sifat data yang berbeda, yaitu data stasionerdan data non stasioner. Data stasioner adalah data yang proses bangkitannya (generating process) memiliki nilai rata-rata yang konstan, sedangkan data non stasioner adalah data yang proses bangkitannya tidak memiliki nilai rata-rata yang konstan atau sangat fluktuatif. Kedua sifat data tersebut juga terlihat pada data.
1.2 Rumusan Masalah
Agar tujuan penulis dapat tercapai dengan baik, maka penulis merumuskan perumusan masalah yang akan dibahas. Dalam karya tulis ini akan diambil dari pengalaman penulis pada saat melakukan praktik darat di Stasiun BMKG di cifor.
a. Apa sajakah alat-alat yang digunakan di Stasiun BMKG cifor untuk menganalisis dan memprakiraan cuaca ?
b. Apa itu klimatologi ? c. Apa itu cuaca dan iklim ?
1.3 Tujuan
Tujuan Penulisan Dalam praktik darat,penulis ingin menerapkan teori-teori dalam perkuliahan.
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu :
a. Praktikum dapat mengetahui nama serta cara penggunaan alat-alat klimatologi b. Agar mengetahui alat-alat yang di gunakan BMKG cifor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan (Anonim, 2008)
Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di seluruh dunia ke dalam peta cuaca (Neiburger, 1982).
Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur kelembaban relatif udara (Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah), dan alat pengukur kecepatan angin (Anemometer) dan masih banyak yang lainnya (Prawirowardoyo,1996).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Gun bellani integrator
Gun bellani digunakan untuk mengukur pemanasan bumi oleh matahari. Semakin besar selisih nya, maka semakin banyak panas yang diserap oleh bumi. Atau digunakan untuk mengukur penguapan permukaan.
Cara kerja alat : Sewaktu memasang alat dipagi hari, alat dibalik dan dikembalikan sehingga permukaan air dalam tabung mendekati nol. Air dalam alat volumenya konstan dan bila kena cahaya matahari akan menguap dan berkondensasi sehingga air turun kebawah.
Cara hitung alat ini bisa menggunakan satuan Calori/Langley, atau dengan Joule. Jika kalori maka rumus yang dipakai adalah:
(ml air yang turun - 0 (Curah hujan) x 20,8) dan jika Joule:
(ml air yang turun - o (curah hujan) x 4,2) diatas menunjukkan jumlah curah hujan.
3.2 Automatic solar radiation system
berfungsi alat otomatis untuk mengukur radiasi matahari berupa intensitas, lama intensitas, lama penyinaran, radiasi total dari radiasi netto.
Pengecekan 10 menit sekali Mengukur menggunakan cahaya.
3.3 Pyranometer
Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2. Kinerja alat ini dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian dengan adanya hantaman cahaya tepat pada sensor cahaya yang akan diteruskan pada tampilan komputer dalam bentuk simpangan besarnya fluks yang diberikan cahaya tersebut.
3.4 Campbell stokes
Campbell Stokes adalah sebuah alat berupa bola kaca yang menyerupai kaca lup, yang digunakan untuk menyinari kertas pias. Fungsi alat ini adalah untuk mengukur lamanya penyinaran yang ditandai dengan terbakarnya kertas pias.
Macam – macam kertas pias 1. Kertas lengkung 2. Kertas lurus
3. Kertas lengkung pendek
3.5 Automatic agroclimatr and weather station
fungsi sekumpulan alat otomatis yang membentuk sistem untuk pengamatan agroklimat dan cuaca.
Waktu pengamatan : otomatis real time
Alat untuk mengukur kecepatan angin capcounter 3.6 Actinograph
Actinograph adalah alat yang mencatat intensitas radiasi gelombang pendek dari matahari dan atmosfer yang jatuh pada permukaan horizontal. Pada pemasangan di taman alat, actinograph diletakkan di tempat terbuka dengan persyaratan selama matahari berada 50 di atas horizon bumi, sinarnya harus leluasa mencapai sensor.
Penempatan pada bangku bercat putih setinggi 120 cm di atas permukaan tanah, atau di atas menara apabila sulit diperoleh tempat terbuka. Kedudukan sensor harus benar-benar terbuka.
Pengukuran radiasi matahari pada actinograph menggunakan kertas pias. Pembacaan kertas pias dilakukan setiap hari setelah pemasangan dan pengangkatan kertas pias actinograph jam 07.00 waktu setempat.
Pada pias actinograph terdapat garis horizontal yang menunjukkan skala pembagian waktu, dan garis vertikal yang menunjukkan skala garis intensitas radiasi matahari dengan satuan gram calori/cm2/menit. Pembacaan kertas pias actinograph menggunakan planimeter untuk menghitung luas bentuk grafik yang tidak teratur, dengan menggunakan rumus :
Rt = Luas bidang grafik x 54,545 x K cal/cm2
Rt = Radiasi total
K = Konstanta alat atau tetapan hasil kalibrasi alat yang biasanya tertera pada label alat
Cara Menghitung Intensitas Radiasi Matahari Dengan Planimeter
1. Pada tahap awal, planimeter dijalankan pada kertas milimeter untuk luasan tertentu dengan dua atau tiga kali ulangan, sehingga dengan tepat dapat diketahui luas 1 cm2 yang setara dengan suatu nilai yang ditunjukkan oleh planimeter ( misalkan p satuan), maka 1 cm2 = p satuan planimeter.
2. Cari luas grafik dengan planimeter, misal planimeter menunjukkan m satuan planimeter maka luas grafik menjadi :
m/p x 1 cm2 = qcm2
3. Total radiasi yang ditunjukkan oleh grafik actinograph adalah:
Luas x Bilangan tetapan pias x Konstanta alat cal/cm2
sehingga diperoleh rumus:
Rt = Luas bidang grafik x 54,545 x K cal/cm2 Rt = Radiasi total
K = Konstanta alat atau tetapan hasil kalibrasi alat yang biasanya tertera pada label alat
3.7 Penakar hujan observation
Penakae hujan observation fungsi alat untuk mengukur curha hujan Satuan mm
Diameter 10cm Tinggi 120
Waktu pengamatan : jam 00.00, 03.00 3 jam seklai
Cara kerja :
Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.
3.8 Automotic rain water
Automotic rain water fungsi Digunakan untuk mengoperasikan penakar hujan secara otomatis untuk menampung atau mengumpulkan sampel air hujan., guna diteliti kandungan
Pengambilan air 1 minggu sekali 3.9 High volume sampler
High Volume Sampler adalah alat yang berfungsi untuk mengukur polusi udara. Berbentuk seperti sangkar meteorologi namun terbuat dari besi dan tingginya lebih kurang 1m. Di dalam alat ini terdapat motor penghisap dan flow rate atau pengukur kecepatan aliran udara masuk. Udara dihisap oleh motor bisa melalui celah samping penutup. Banyaknya volume udara dicatat pada Flow Rate. Di dalam alat ini dipasang filter untuk menampung udara yang polusi udara adalah 260 μgr/m3. Cara kerja alat ini mirip dengan Vacum Cleaner yang menyedot debu di lingkungan sekitanya. Standar Particullate Matter (SPM) / Debu kemudian menempel pada kertas filter yang ada pada alat ini Pengamatannya dilakukan setiap hari Senin
pada jam 07.00 WIB. Memasang dan mengganti filter di dalam alat HV Sampler. Kemudian nyalakan alat penghisap.
3.10 Anenometer
Anemometer merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kecepatan angin dan sering digunakan demi kepentingan di bidang geofisika, meteorologi maupun stasiun peakiraan cuaca.
3.11 Penakar hujan hellman
penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk mengukur curah hujan.Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri.Alat ini dipakai di stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan.Pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam keadaan baik/hari sedang cerah.Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul dalam bentuk garis vertical yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada alat ini.
3.12 Sangkar meterologi
Sangkar meteorologi difungsikan untuk melindungi peralatan meteorologi. Umumnya digunakan pada peralatan pengukur suhu udara seperti termometer suhu udara maksimum maupun minimum dan psikrometer. Sehingga memiliki ketinggian pada kisaran 1,2 – 1,5 meter. Hal ini sesuai ketentuan WMO tentang informasi suhu udara yang disampaikan kepada publik. Namun tidak jarang juga digunakan untuk hygrometer atau barometer. Dengan semakin moderennya teknologi, saat ini (Jitze, 1998).
Termometer bola kering dibaca setiap jam jam 7 pagi sampai jam 7 lagi Bola basah dibaca setiap 7 jam pagi sampai 24 jam Maksimum dibaca jam 7 malam Minimum.
3.13 Panci penguapan terbuuka ( open pan evaporimeter)
Pubdog yang bintang
Ploating untuk mengukur suhu air seperti pelampumg Yangg bukat stiilwel untun air agar stabil
Pengamatan sehari 3 kali
Pengamatan hari di pengamtan kemarin dibagi 24 jam
3.14 Capcounter kecepatan angjn
alat untuk ukur kecepatan angin
Penagmatan yangg kemarin dikurangi dengan pengamatan hari ini dibagi 24 jam 3.15 Baro meter digital
barometer digital sebagai alat pengukuran tekanan udara. barometer digital atau barometer aneroid mengukur tekanan atmosfer dengan muatan listrik.
3.16 Soil monitoring system
Kelembapan tanah adalah sejumlah kadar air yang terdapat diantara partikel – partikel yang terkandung di dalam matrix tanah. Kelembapan tanah permukaan adalah air yang berada di atas tanah setebal 10 cm.
3.17 Ligtening
Lightning Detector ini bekerja real-time selama 24 jam. Cara kerja alat ini yaitu dengan menangkap frekuensi dari arus petir, dimana pada saat petir menyambar maka frekuensi gelombang dari petir tersebut yang berada pada lapisan ionosphere di tangkap oleh sensor dan dirubah kedalam bentuk data digital.
untuk frekuesni petir dalam jumlah 1 hari, radius 200 km Petir ada 4
1. Intercloud 2. Cloud to air 3. Cloud to cloud
4. Cloud to ground (paling bahaya) Petir biasa terjadi saat pergantian musim Satuan joule/cm2
Mengirim data/3 jam Dan 1jam sekali Hari petir
BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN
Terdapat banyak alat dalam mengukur unsur cuaca /iklim yakni compbell stokes, termometer dan termograf, hygrometer, anemometer, evaporimeter, ombrometer dan lain- lainnya.
Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki cara kerja yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi masing-masing alat ukur dengan tata letaknya. Pemasangan alat ukur umumnya dilakukan/dipasang di tempat terbuka. Cara kerja tiap alat ukur akan menghasilkan data pencatatan yang akurat, bila penggunaannya dilakukan dengan baik dan benar tanpa kesalahan.
Cara pengamatan peralatan ukur unsur iklim/cuaca disesuaikan dengan kerja masing- masing alat ukut tersebut. Pengamatan umumnya dilakukan pada pagi hari dan berlangsungnya bisa dalam harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan.
4.2 SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan dalam praktikum ini antaralain adalah:
1. Agar praktikan untuk bisa lebih aktif dalam pelaksanaan praktek ini serta menanyakan hal – hal yang tidak diketahui.
2. Untuk peralatan agar lebih dilengkapi sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Attaqy, Rosich. 2011. Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada . Yogyakarta
Mutia, Cut. 2016 Pengenalan Alat Ukur Agroklimatologi. Universitas Malahayati.
Bandar Lampung
Nur Muin. S. 2012. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. UNIB. Bengkulu
Sabaruddin. Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem Budidaya Tanaman. Bandung: Alfa Beta.
Samantha, Olivia. 2009. Alat-Alat Pengukuran Meteorologi. Universitas Gajah Mada.
Press Yogyakarta.
Taufik, Muhammad. 2010. Analisis Tren Iklim dan Ketersediaan Air Tanah di Palembang, Sumatra Selatan: Volume 24 (1): 42-49.
Tim Pengampu 2019 Panduan Praktikum Agroklimatologi. Universitas Pembangunan Nasional "Veteran". Jawa Timur