• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan

N/A
N/A
ade jamal mirdad

Academic year: 2024

Membagikan "Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan "

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Perencanaan

Dosen Pengampu: Dr. Ade Jamal Mirdad SE., M.Si

Disusun oleh : Kelompok 1

Ayu Purnami Wulan (11200840000033) Maghfira Syarifaningtyas (11200840000050) Ahmad Khairan Noor Rahman (11200840000029)

Kartika Dewi (11200840000049)

Farah Dita (11200840000088)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 14 Maret 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Bachrawi Sanusi, perencanaan pembangunan sangat dibutuhkan untuk melenyapkan kemiskinan bangsa. Perencanaan merupakan satu-satunya cara bagi negara berkembang untuk meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita, mengurangi kesenjangan pendapatan, meningkatkan lapangan kerja, melaksanakan pembangunan yang menyeluruh dan untuk mempertahankan kemerdekaan nasional dari tangan penjajah. Tidak ada yang lebih dan benar daripada itu yaitu bahwa perencanaan telah muncul menjadi kenyataan praktis dan itulah satu-satunya harapan bagi kebangkitan negara-negara berkembang.

Dengan kata lain pembangunan mempunyai arti yang luas dalam upaya mengubah keadaan ekonomi suatu bangsa dari negara berkembang jauh lebih baik daripada keadaan sebelumnya yakni sebagai upaya meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita, melenyapkan ketimpangan pendapatan serta ketimpangan kesejahteraan, dan meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan makalah dengan judul “Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana definisi, tujuan, dan manfaat perencanaan pembangunan?

2. Apa saja unsur-unsur pokok perencanaan?

3. Apa saja langkah-langkah dalam perencanaan?

4. Apa saja jenis-jenis perencanaan?

5. Apa saja tingkat-tingkat perencanaan wilayah?

6. Apa saja syarat-syarat perencanaan?

7. Apa saja fungsi-fungsi perencanaan?

8. Apa saja faktor pengaruh perencanaan?

9. Bagaimana perencanaan pembangunan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:

1. Memahami definisi, tujuan, dan manfaat perencanaan pembangunan

(5)

2. Memahami unsur-unsur pokok perencanaan 3. Memahami langkah-langkah dalam perencanaan 4. Memahami jenis-jenis perencanaan

5. Memahami tingkat-tingkat perencanaan wilayah 6. Memahami syarat-syarat perencanaan

7. Memahami fungsi-fungsi perencanaan 8. Memahami faktor pengaruh perencanaan

9. Memahami perencanaan pembangunan di Indonesia 1.4 Metode Penelitian

Jenis penelitian untuk makalah ini adalahlibrary research, yaitu penelitian yang objek kajiannya menggunakan data pustaka berupa buku-buku sebagai sumber datanya.

Selain itu, metode penelitian makalah ini juga merupakan penelitian kualitatif pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada ujian hipotesis.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Arti Perencanaan Pembangunan (definisi, tujuan, manfaat)

Perencanaan merupakan suatu kata yang sudah tidak asing lagi dan sudah sangat umum diperbicarakan. Akan tetapi, belum ada kesepakatan mengenai definisi ekonomi perencanaan itu sendiri di antara para ekonom. Istilah ekonomi perencanaan sering keliru dengan komunisme, sosialisme atau ekonomi pembangunan karena adanya intervensi pemerintah. Setiap intervensi pemerintah dalam ekonomi dapat diperlakukan sebagai perencanaan, tetapi negara dapat melakukan intervensi tanpa melakukan perencanaan.

Tidak dapat dipungkiri juga bahwa perencanaan telah mewujudkan pembangunan di beberapa negara. Bachrawi Sanusi berpendapat bahwa perencanaan pembangunan diperlukan untuk memberantas kemiskinan di suatu negara.

Perencanaan merupakan suatu proses berkelanjutan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam memilih berbagai alternatif sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu di masa depan (Convers dan Hills, 1984). Arthur Lewis dalam buku Development Planning mendefinisikan perencanaan ke dalam enam pengertian berbeda yang digunakan dalam literatur ekonomi. Adapun pengertian tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertama, perencanaan banyak dikaitkan dengan zonasi geografi, bangunan tempat tinggal, bioskop dan sejenisnya. Perencanaan dalam hal ini juga kerap disebut perencanaan kota dan desa.

2) Kedua, perencanaan diartikan sebagai keputusan pemerintah dalam menggunakan dana di masa depan.

3) Ketiga, ekonomi perencanaan adalah suatu cabang ilmu ekonomi di mana setiap unit produksi hanya memanfaatkan sumber daya manusia, bahan dan peralatan yang dialokasikan dengan jumlah tertentu untuk dijual kepada perusahaan atau perorangan yang ditunjuk oleh pemerintah pusat.

4) Keempat, perencanaan kerap didefinisikan sebagai penetapan sasaran produksi oleh pemerintah.

5) Kelima, target perencanaan ditetapkan untuk perekonomian secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan adanya alokasi tenaga kerja, devisa, bahan baku, dan sumber daya lainnya ke berbagai bidang perekonomian.

(7)

6) Terakhir, perencanaan digunakan untuk menggambarkan cara yang digunakan pemerintah dalam mencapai target yang ditentukan.

Dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses berkesinambungan yang melibatkan kebijakan untuk mengambil keputusan dalam pemanfaatan sumberdaya yang tersedia. Perencanaan dilakukan dengan tujuan menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan untuk mewujudkan efisiensi, kenyamanan, dan kelestarian dalam kehidupan. Adapun Jhingan dalam buku Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (2004) menjelaskan manfaat dari perencanaan pembangunan sebagai berikut:

a. Meningkatkan tingkat pembangunan ekonomi yang dapat dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan modal melalui peningkatan pendapatan, tabungan dan investasi.

b. Meningkatkan dan memperkuat mekanisme pasar, hal ini dilakukan karena mekanisme pasar di negara yang belum berkembang bekerja secara tidak sempurna.

Oleh karena itu, perencanaan dapat dilakukan untuk menghilangkan ketidaksempurnaan pasar, memobilisasi dan memanfaatkan secara efisien sumber daya yang tersedia.

c. Otoritas perencanaan yang terpusat dapat menjadi solusi untuk menghapus pengangguran.

d. Otoritas perencanaan bisa menjadi institusi yang dapat merencanakan pembangunan ekonomi yang seimbang.

e. Perencanaan pembangunan diperlukan untuk menghapus kemiskinan dan ketimpangan dalam suatu negara.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa perencanaan memiliki peran yang berarti, terutama dalam pembangunan suatu negara. Perencanaan juga dapat dijadikan sebagai bahan acuan pemerintah untuk mengendalikan atau mengawasi arah pertumbuhan kegiatan ekonomi dan membantu pelaku ekonomi untuk memiliki kegiatan ekonominya.

Oleh karena itu, perencanaan merupakan bagian dari pengambilan keputusan.

2.2 Unsur-unsur pokok

Secara umum unsur-unsur pokok yang terdapat dalam perencanaan adalah sebagai berikut

a. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan yang sering juga disebut sebagai tujuan, arah dan prioritas-prioritas pembangunan. Unsur ini merupakan dasar dari seluruh rencana yang kemudian dituangkan dalam unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan lainnya. Salah satu hal yang penting dalam hal ini

(8)

adalah penetapan tujuan-tujuan rencana (development objectivesatauplan objectives) yang dapat dikemukakan hal-hal tersebut.

- Perumusan tujuan perencanaan merupakan komponen utama dari suatu rencana pembangunan. Hal ini merupakan prasyarat bagi penentuan strategi yang baik untuk menggunakan sumber-sumber pembangunan kepada alokasi keperluan investasi yang menunjang pencapaian tujuan-tujuan pembangunan.

- Perumusan atau penetapan tujuan perencanaan yang tergantung pada:

● Preferensi-preferensi nasional atau pilihan-pilihan nasional yang didasarkan pada kondisi serta nilai-nilai yang dianut di bidang politik, sosial, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.

● Tingkat perkembangan pembangunan (stage of development).

- Dalam pemilihan dan penentuan tujuan-tujuan rencana seringkali terdapat kelemahan yaitu dengan adanya tujuan-tujuan yang saling bersaing. Misalnya, tujuan menaikkan pendapatan nasional dengan tujuan pembagian pendapatan yang lebih merata. Contoh yang lainnya adalah tujuan pembangunan sektor industri dengan teknologi tinggi bersaing dengan tujuan untuk meningkatkan atau memperluas kesempatan kerja. Demikian pula sering terjadi mencampurkan antara tujuan-tujuan yang bersifat lebih kualitatif dengan sasaran-sasaran rencana yang lebih bersifat kuantitatif.

- Penetapan tujuan rencana pada umumnya merupakan suatu keputusan politik.

Karena tujuan perencanaan hendaknya merupakan hasil pendapat atau penyatuan pendapat politik, ekonomi, sosial dalam masyarakat. Perumusan harus melalui perhitungan berbagai alternatif tentang prioritas, sumber-sumber, kemungkinan dapat dicapainya yang semuanya itu direncanakan oleh para perencana.

b. Unsur pokok yang kedua adalah adanya kerangka rencana. Sering kali disebut juga sebagai kerangka makro rencana. Dalam rencana ini dihubungkan berbagai variabel pembangunan ekonomi serta implikasi hubungan tersebut.

c. Perkiraan sumber-sumber pembangunan merupakan unsur pokok dalam penyusunan rencana pembangunan. Khususnya adalah sumber-sumber pembiayaan pembangunan.

Sering kali hal ini merupakan bagian dari penelaahan kerangka makro rencana.

Sumber-sumber pembiayaan pembangunan merupakan keterbatasan yang strategis dalam usaha pembangunan dan dengan demikian perlu diperkirakan secara seksama.

d. Unsur pokok yang lain dalam perencanaan pembangunan adalah uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten. Berbagai kebijaksanaan perlu dirumuskan

(9)

dan kemudian dilaksanakan. Satu sama lain kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan tersebut perlu serasi dan konsisten. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan itu adalah antara lain kebijaksanaan fiskal, kebijaksanaan penganggaran, kebijaksanaan moneter, kebijaksanaan harga serta berbagai kebijaksanaan sektoral lainnya. Kecuali itu juga penting kebijaksanaan pembangunan daerah-daerah.

e. Unsur pokok kelima dari perencanaan pembangunan adalah program investasi.

Program investasi ini dilakukan secara sektoral, misalnya di bidang pertanian, industri, pertambangan, pendidikan, perumahan dan lain-lain. Penyusunan program investasi secara sektoral ini dilakukan bersamaan dengan penyusunan sasaran-sasaran rencana (plan target atau development targets). Penyusunannya perlu dilakukan secara lebih seksama dan dewasa ini dilakukan berdasar suatu perencanaan yang lebih operasional. Caranya adalah dengan merencanakan program-program investasi tersebut sampai dengan komponen unit kegiatan usaha yang terkecil yaitu proyek-proyek pembangunan. Dalam penyusunan program investasi dan sasaran-sasaran rencana pertimbangan ekonomi dan pembangunan diserasikan dengan kemungkinan pembiayaannya secara wajar. Tiga pertimbangan penting perlu diperhatikan, yaitu:

- Konsisten dan saling mendukung antara program-program dan proyek-proyek investasi.

- Penetapan skala prioritas secara tajam.

- Lebih menjamin proses pertumbuhan.

f. Unsur pokok yang terakhir dalam perencanaan pembangunan adalah administrasi pembangunan. Salah satu segi penting dalam proses perencanaan adalah pelaksanaanya dan untuk ini diperlukan suatu administrasi negara yang mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaan tersebut. Perencanaan penyempurnaan administrasi negara dan pembinaan, sistem administrasi untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perlu direncanakan sebagai bagian integral dari rencana pembangunan itu sendiri. Dalam usaha tersebut pula penelaahan terhadap mekanisme dan kelembagaan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan (planning machinery).

(10)

2.3 Langkah - Langkah dalam Perencanaan

Ada penulis yang melihat perencanaan wilayah dari sudut langkah-langkah yang harus terdapat dalam kegiatan perencanaan tersebut. Glasson (1974: 5) mengatakan bahwa "Major features of general planning include a sequence of actions which are designed to solve problems in the future". Jadi perencanaan dalam pengertian umum adalah menyangkut serangkaian tindakan yang ditujukan untuk memecahkan persoalan di masa depan. Glasson kemudian menetapkan urutan langkah-langkah sebagai berikut:

a. the identification of the problem;

b. the formulation of general goals and more specific and measurable objectives relating to the problem;

c. the identification of possible constraints;

d. projection of the future situation;

e. the generation and evaluation of alternative courses of action; and the production of a preferred plan, which in generic form may include any policy statement or strategy as well a definitive plan.

Untuk kebutuhan perencanaan wilayah di Indonesia, apa yang dikemukakan Glasson masih perlu diperluas. Perencanaan wilayah di Indonesia setidaknya memerlukan unsur-unsur yang urutan atau langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Untuk dapat menggambarkan kondisi saat ini dan permasalahan yang dihadapi, diperlukan kegiatan pengumpulan data terlebih dahulu, baik data sekunder maupun data primer.

b. Tetapkan visi. misi dan tujuan umum yang merupakan kesepakatan bersama sejak awal.

c. Identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang.

d. Proyeksikan berbagai variabel yang terkait, baik yang bersifat controllable (dapat dikendalikan) maupun non-controllable (di luar jangkauan pengendalian pihak perencana).

e. Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, yaitu berupa tujuan yang dapat diukur.

f. Mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif untuk mencapai sasaran tersebut.

Dalam mencari alternatif perlu diperhatikan keterbatasan dana dan faktor produksi yang tersedia.

(11)

g. Memilih alternatif yang terbaik, termasuk menentukan berbagai kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan.

h. Menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.

i. Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Perlu dicatat bahwa pada langkah "mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif", di dalamnya dapat berupa kegiatan saja tanpa menyebut lokasi tetapi bisa juga berupa kegiatan dan lokasinya. Apabila pada langkah tersebut telah berisikan alternatif "kegiatan dan lokasinya” sekaligus. maka langkah "menetapkan lokasi" tidak diperlukan lagi. Perlu pula dicatat bahwa langkah-langkah yang disebutkan di atas bisa lebih sederhana apabila permasalahannya sederhana. Akan tetapi, bagi perencanaan yang cukup luas, langkah-langkah di atas barulah merupakan langkah-langkah utama. Artinya, setiap langkah bisa terdiri atas berbagai tindakan kegiatan schingga merupakan suatu perencanaan tersendiri. Demikian pula urutannya dapat dibolak-balik. Misalnya setelah alternatif ditetapkan, kemudian disusun langkah dan strategi untuk menjalankan alternatif tersebut. Apabila diketahui bahwa ada langkah yang tidak dapat dijalankan, terpaksa dicari alternatif lain.

2.4 Jenis-jenis Perencanaan

Jenis atau tipe perencanaan dapat berbeda di satu negara dengan negara lainnya.

Jenis perencanaan di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Fisik Versus Perencanaan Ekonomi

Perbedaan dari dua jenis perencanaan ini terdapat pada isi atau materi dari perencanaan. Perencanaan fisik adalah perencanaan untuk mengubah atau memanfaatkan struktur fisik suatu wilayah, misalnya perencanaan tata ruang atau perencanaan guna tanah. Sementara itu, perencanaan ekonomi berkaitan dengan perubahan struktur ekonomi suatu wilayah dan langkah-langkah untuk memperbaiki tingkat kemakmuran suatu wilayah. Perencanaan fisik berfungsi untuk mewujudkan berbagai sasaran yang ditetapkan di perencanaan ekonomi. Oleh karena itu, ada keadaan dimana perencanaan ekonomi tumpang tindih dengan perencanaan fisik.

2. Perencanaan Alokatif Versus Perencanaan Inovatif

Perbedaan dari dua jenis perencanaan ini terdapat pada visi dari perencanaan.

Perencanaan alokatif berkenaan dengan mensukseskan rencana umum yang telah disusun pada level yang lebih tinggi atau telah menjadi kesepakatan bersama. Inti dari kegiatannya adalah koordinasi dan sinkronisasi agar sistem kerja yang dipakai

(12)

untuk mewujudkan tujuan tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien sepanjang waktu. Sementara itu dalam perencanaan inovatif para perencana lebih memiliki kebebasan dalam menetapkan target dan cara yang ditempuh untuk mencapai target tersebut (mereka dapat membuat cara baru asal target tercapai).

Dapat terjadi tumpang tindih dan setiap kegiatan perencanaan dapat mencakup 2 unsur tersebut.

3. Perencanaan Bertujuan Jamak Versus Perencanaan Bertujuan Tunggal

Perbedaan dari dua jenis perencanaan ini terdapat pada luas pandang cakupan. Perencanaan bertujuan tunggal apabila sasaran yang hendak dicapai adalah sesuatu yang dinyatakan dengan tegas dan bersifat tunggal (tidak mengaitkan dengan manfaat lain). Sementara itu perencanaan jamak adalah perencanaan yang memiliki beberapa tujuan sekaligus seperti perencanaan ekonomi.

4. Perencanaan Bertujuan Jelas Versus Perencanaan Bertujuan Laten

Perbedaan dari dua jenis perencanaan ini terdapat pada seberapa konkret isi rencana. Perencanaan bertujuan jelas adalah rencana yang dengan tegas menyebutkan tujuan dan sasaran dari perencanaan tersebut dan sasarannya dapat diukur keberhasilannya. Sementara itu perencanaan bertujuan laten adalah perencanaan yang menyebutkan sasaran dan tujuan yang kurang jelas sehingga sulit dijabarkan (seperti hidup bahagia, hidup lebih aman, dan lain-lain).

5. Perencanaan Indikatif Versus Perencanaan Imperatif

Perbedaan dari dua jenis perencanaan ini terdapat pada ketegasan isi dan tingkat kewenangan instansi pelaksana. Perencanaan indikatif adalah perencanaang yang tujuannya hanya dinyatakan dalam indikasi (perkiraan). Tidak ada aturan atau prosedur bagaimana tujuan tersebut dicapai. Sementara itu perencanaan imperatif adalah perencanaan yang mengatur baik sasaran prosedur, pelaksanaan waktu pelaksanaan, bahan- bahan, serta alat-alat yang dibutuhkan dan pelaksana di lapangan tidak dapat mengubahnya.

6. Top-down Versus Bottom-up Planning

Perbedaan dari dua jenis perencanaan ini terdapat pada kewenangan institusi yang terlibat. Dua jenis perencanaan ini hanya berlaku pada perencanaan yang memiliki beberapa tingkat atau jenjang dari institusi yang berwenang. Top-down planning adalah apabila kewenangan utama perencanaan berada pada institusi yang lebih tinggi sementara institusi yang lebih rendah harus mengikutinya. Sementara itu bottom-up planning adalah apabila kewenangan utama dalam perencanaan berada

(13)

pada institusi yang lebih rendah dan institusi yang lebih tinggi harus menerima usulan-usulannya. Umumnya yang terjadi adalah kombinasi kedua model tersebut.

7. Vertical Versus Horizontal Planning

Perbedaan dari dua jenis perencanaan ini terdapat pada kewenangan antar institusi (ditekankan pada perbedaan jalur koordinasi). Vertical planning adalah perencanaan yang lebih mengutamakan koordinasi antara berbagai jenjang pada sektor yang sama. Model ini mengutamakan keberhasilan sektoral sehingga menekankan pentingnya koordinasi antar bidang dengan sektor yang sama.

Sementara itu horizontal planning menekankan keterkaitan antar berbagai sektor sehingga berbagai sektor itu dapat berkembang secara bersinergi. Perencanaan ini melihat pentingnya koordinasi antar instansi di level yang sama dan sektor yang berbeda

8. Perencanaan yang Melibatkan Masyarakat Secara Langsung dan yang Tidak Melibatkan Masyarakat Secara Langsung

Perbedaan dari dua jenis perencanaan ini terdapat pada seberapa besar masyarakat dilibatkan oleh institusi pelaksana. Perencanaan yang melibatkan masyarakat secara langsung adalah apabila sejak awal masyarakat telah diberi tahu dan diajak ikut serta dalam menyusun rencana tersebut. Sementara perencanaan yang tidak melibatkan masyarakat adalah apabila masyarakat tidak dilibatkan sama sekali dan hanya meminta persetujuan akhir dari DPRD.

2.5 Tingkat-tingkat Perencanaan Wilayah A. Tingkat Perencanaan dan Sumber Dana

Pada umumnya, tingkat-tingkat perencanaan wilayah di Indonesia mengikuti tingkat-tingkat pemerintahan yang ada. Dimana tingkat pemerintahan yang memiliki sumber pendapatan sendiri dan penggunaannya dapat mereka atur sehingga harus membuat anggaran pendapatan dan belanja. Tingkat pemerintahan di Indonesia yang memiliki anggaran yaitu pemerintahan pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten atau kota. Pemerintahan desa juga diberi anggaran setiap tahun tetapi jumlah nya kecil dan dikarenakan tersebut tidak berasal dari pendapatan mereka sendiri, maka dalam penggunaannya sering diarahkan sehingga tidak dianggap sebagai level pemerintahan yang melakukan perencanaan secara penuh.

Tingkat pemerintahan yang memiliki sumber dana, harus membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk membuat perencanaan pembangunan

(14)

jangka menengah seperti yang diatur pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.

Walaupun Tingkat Provinsi dan Kabupaten atau kota memiliki pendapatan sendiri, namun anggaran mereka masih sangat tergantung pada dana yang dialokasikan pemerintah pusat berupa dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus, baik untuk belanja pegawai, belanja rutin lainnya dan belanja pembangunan.

Dalam hal ini, alokasi yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah menjadi unsur penerimaan pada anggaran pemerintah daerah yang bersangkutan.

Demikian pula ada juga dana dari provinsi yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota. Dana yang berasal dari pemerintahan yang lebih tinggi, tidak bebas dalam penggunaannya pada zaman orde baru. Dana tersebut harus digunakan sesuai dengan petunjuk pemerintahan di tingkat atas yang memberikan dana tersebut.

Selain itu, di masa lalu baik pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi memiliki proyek yang berlokasi pada kabupaten atau kota. Pelaksana proyek tersebut adalah aparat tingkat pemerintahan yang menyediakan dana. Peranan pemerintah kabupaten atau kota untuk proyek dilaksanakan oleh pemerintah di tingkat atas terus berkembang, yaitu yang pada awalnya hanya sebagai penonton tetapi akhirnya mengarah pada fungsi koordinatif dan partisipatif.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah maka pemerintah daerah (pemda) lebih banyak mendapat subsidi dalam bentuk blok grant. Dengan demikian, setelah menyisihkan dana untuk pembayaran gaji pegawai, pemerintah daerah bisa bebas menggunakan sisa dana tersebut. Hal ini dapat membuat pemerintah daerah lebih leluasa menyusun perencanaan pembangunan di wilayahnya masing-masing.

B. Perencanaan Wilayah Tingkat Provinsi

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, Pemerintah daerah wajib menyusun RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) dengan masa perencanaannya 20 tahun dan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dengan masa perencanaan 5 tahun. RPJM dirinci masing-masing instansi pelaksana dengan menyusun renstra SKPD (Rencana Strategis Satuan Perangkat Daerah). Perencanaan ini di masa lalu dilakukan berdasarkan pendekatan sektoral sehingga laporannya berupa gabungan perencanaan sektor dan masih sedikit menyinggung mengenai lokasi (less spatial) dan biasanya tidak dibarengi dengan peta-peta, kemudian Repelita ini dijabarkan menjadi RAPBD. Di tingkat ini terdapat

(15)

program tahunan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Akan tetapi dalam pelaksanaannya, penyusunan RAPBD sering kali tidak terlihat dengan jelas terhadap Repelita. Setelah era reformasi istilah yang dipakai adalah Propeda (Program Pembangunan Daerah), yang isinya kurang lebih sama seperti Repelita serta rincian lebih lanjut dinamakan renstra (rencana strategis). Istilah yang sekarang digunakan adalah RPJM yang kemudian dirinci ke dalam rencana tahunan yang disebut RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah).

RKPD ini menyebutkan proyek, lokasinya dan sumber pembiayaannya. Selain itu, saat ini sudah disusun Rencana Struktur Tata Ruang Provinsi (RSTRP) yang sudah bersifat spasial berupa arahan atau petunjuk tetapi belum menunjukan lokasi berbagai kegiatan secara tegas.

C. Perencanaan Wilayah Tingkat Kabupaten atau Kota

Perencanaan wilayah untuk tingkat kabupaten atau kota sama seperti pada tingkat provinsi, perencanaan yang sudah umum dikenal di tingkat kabupaten atau kota adalah Repelita (Propeda) dan saat ini dikenal sebagai RPJM dengan isi serta metode penyusunannya yang kurang lebih sama dengan yang dilakukan pada tingkat provinsi.

Padahal semestinya makin sempit daerah perencanaan, maka semakin mungkin untuk membuat perencanaan yang lebih bersifat spasial serta juga dapat mengarah pada penetapan proyek tahunan untuk kabupaten atau kota yang bersangkutan.

Pada tahun-tahun terakhir masa orde baru, Repelita ditindaklanjuti dengan penyusunan sasaran pelita (Sarlita). Setelah era reformasi istilah yang digunakan untuk Sarlita adalah Renstra (rencana strategis). Saat ini istilah yang digunakan adalah RKPD.

Selain itu, sebagian besar kabupaten atau kota juga sudah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sifatnya lebih detail dibanding RSTRP provinsi. Di luar kedua bentuk perencanaan itu, belum ada perencanaan lain yang dipraktikan secara umum yang mencakup seluruh wilayah kabupaten.

Berbeda dengan di kabupaten, kota sudah mengenal bentuk perencanaan lain terutama yang menyangkut tata ruang perkotaan. Saat ini, telah banyak kota yang menyusun master plan kota atau rencana induk tata ruang kota, rencana detail tata ruang kota. Sejak tahun 1986 ada yang disebut dengan Penyusunan Program Prasarana Kota Secara Terpadu (PPPKT) yang menghasilkan program Jangka Menengah (PJM) dan juga P3KT ini bersifat spasial. PJM dan P3KT ini sudah menyebutkan proyek, dimana lokasinya, kapan dilaksanakan dan darimana sumbernya. Namun, PJM dan P3KT hanya

(16)

menyangkut wilayah yang sudah dikategorikan sebagai kota, tetapi belum mencakup wilayah pedesaan.

D. Perencanaan Wilayah Tingkat Kecamatan

Perencanaan wilayah untuk ibukota kecamatan juga sudah dilaksanakan, biasanya disebut dengan Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan (RUTR-IKK). Pelaksana dalam penyusunan tata ruang ini yaitu instansi kabupaten, bukan aparat pemerintah dari kecamatan yang bersangkutan. Dalam hal ini, Aparat kecamatan hanya sebagai pemberi data dan memberi pendapat atau masukan pada saat rencana itu didiskusikan. Luas cangkupan ini hanya ibukota kecamatan dan tidak menyangkut seluruh kecamatan.

RUTR-IKK ini sebetulnya sudah cukup spasial dan setelah mendapat persetujuan DPRD serta diatur dengan Perda (Peraturan Daerah) oleh Pemda dan juga digunakan dalam penentuan pemberian izin lokasi bagi para investor. RUTR-IKK ditindaklanjuti dengan perencanaan detail kota, dimana sudah terlihat ROW jalan (jarak bangunan dari bahu jalan), lebar jalan yang akan dibangun, dimensi drainase, kepadatan dan ketinggian bangunan, bentuk taman kota dan lokasi fasilitas umum. Akan tetapi, hanya sebagian kecil saja dari wilayah RUTR yang dibuatkan rencana detailnya.

E. Perencanaan Pada Level Proyek

Perencanaan pada level proyek berkaitan dengan suatu proyek tertentu yang dianggap cukup besar. Perencanaan ini bersifat spasial dan biasanya lebih konkret dibandingkan dengan rencana tata ruang perkotaan. Sifatnya sudah sama atau bahkan lebih rinci dari rencana detail ruang kota. Dikenal apa yang dinamakan site planning yaitu penentuan tempat berbagai kegiatan yang tercakup dalam proyek tersebut. Site planning ini biasanya dikerjakan oleh disiplin ilmu teknik atau arsitektur dan bukan oleh perencana wilayah. Perencana wilayah hanya menentukan atau menyarankan lokasinya saja.

Cukup banyak bentuk perencanaan wilayah yang dapat dibuat, misalnya untuk kabupaten dapat dibuat perencanaan growth pole atau growth centre, perencanaan ruang kawasan misalnya kawasan permukiman, kawasan perindustrian, kawasan pariwisata, kawasan pantai, kawasan hutan atau kawasan peternakan.

2.6 Syarat-syarat Perencanaan

Menurut M.L. Jhingan, perumusan rencana serta keberhasilan suatu rencana membutuhkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Komisi Perencanaan. Prasyarat pertama bagi suatu rencana adalah pembentukan suatu komisi perencanaan yang harus diorganisasi dengan cara yang tepat. Komisi

(17)

tersebut harus dibagi dalam beberapa bagian dan subbagian di bawah para ahli seperti ahli ekonomi, ahli statistik, dan ahli teknik yang andal dengan berbagai aspek perekonomian.

2. Data Statistik. Perencanaan yang kuat harus ada survei secara menyeluruh terhadap sumber-sumber potensial serta sumber yang ada di suatu negara serta segala setiap kekurangannya. Seperti apa yang dinyatakan oleh Baykov. "Setiap tindakan perencanaan sejauh rencana itu bukan bangunan istana yang fantastik belaka, mensyaratkan adanya suatu survei pendahuluan tentang sumber-sumber yang ada".

Survei seperti itu penting untuk pengumpulan data statistik dan informasi yang berkaitan dengan keseluruhan sumber daya modal dan manusia yang tersedia di negara itu. Data yang berkaitan dengan sumber daya alam yang potensial dan tersedia bersama dengan peringkat penggarapannya, output pertanian dan industri, angkutan, tenaga teknik dan nonteknis, kesemuanya itu penting dalam rangka penentuan target serta prioritas di dalam suatu perencanaan. Oleh karena itu perencanaan membutuhkan pembentukan suatu organisasi pusat statistik dengan jaringan kantor statistik untuk mengumpulkan data statistik dan informasi bagi perumusan rencana tersebut.

3. Tujuan. Perencanaan harus menetapkan tujuan-tujuan seperti berikut: meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita, memperluas kesempatan kerja, mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan, menaikkan produksi pertanian, industrialisasi perekonomian mencapai pembangunan wilayah berimbang, dan mencapai swasembada. Aneka ragam sasaran dan tujuan tersebut harus realistis, satu dengan lain selaras dan cukup lentur sesuai dengan kebutuhan perekonomian.Penetapan Sasaran dan Prioritas. Perencanaan harus pula menetapkan sasaran serta prioritas untuk mencapai tujuan yang ditentukan dalam rencana.

Adapun sasaran dan prioritas itu harus global dan sektoral. Sasaran global harus tegas serta meliputi sasaran produksi, seperti sekian juta ton lebih bahan makanan, batubara, baja, pupuk, sekian kilowatt kapasitas listrik, sekian kilometer jalan raya dan rel kereta api, sekian lembaga latihan tambahan, sekian banyak kenaikan pendapatan nasional, dan tabungan. Ada juga sasaran sektoral yang menyangkut masing-masing industri dan produk dalam ukuran nilai dan fisik baik bagi sektor swasta maupun sektor negara. Adapun sasaran global dan sektoral satu dengan lain harus serasi dalam rangka mencapai laju pertumbuhan yang dibutuhkan bagi perekonomian. Hal ini membutuhkan penentuan prioritas. Adapun prioritas harus

(18)

ditentukan atas dasar kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang perekonomian dengan memperhatikan sumber daya alam, modal dan manusia yang tersedia.

Rencana dan proyek seperti itu, yang perlu dilakukan lebih dahulu, harus diberikan prioritas paling tinggi sementara yang kurang penting harus mendapatkan prioritas rendah. Pola prioritas harus tidak kaku yang berarti harus dapat diubah sesuai kebutuhan. Jadi perencanaan pemerintah yang logis mencakup penetapan prioritas secara tepat bagi program investasi negara dan perumusan seperangkat kebijaksanaan negara yang taat asas dan kebijaksanaan untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta.

4. Mobilisasi Sumber. Suatu perencanaan harus menetapkan besarnya pembiayaan sektor negara yang akan menjadi dasar mobilisasi sumber-sumber yang perlu. Ada beraneka ragam sumber eksternal dan internal yang dapat digunakan untuk membiayai suatu rencana. Tabungan, laba perusahaan negara, pinjaman neto, perpajakan dan keuangan defisit merupakan sumber internal utama keuangan sektor negara. Penerimaan anggaran belanja neto bersama dengan bantuan eksternal berkaitan dengan sumber eksternal pembiayaan rencana tersebut. Rencana harus pula menentukan kebijaksanaan dan peranti untuk memobilisasikan sumber yang dapat memenuhi pembiayaan perencanaan tanpa perlu mengakibatkan adanya tekanan inflasioner serta tekanan pada neraca pembayaran. Pada waktu yang sama, kesemuanya itu harus mendorong tabungan perusahaan serta tabungan rumah tangga sektor swasta.

5. Keseimbangan dalam Rencana. Suntu perencanaan harus menjamin adanya kescimbangan yang tepat di dalam perekonomian, jika tidak maka akan muncul suatu kelangkaan atau surplus pada waktu rencana dilaksanakan. Harus ada keseimbangan antara tabungan dan investasi, antara penawaran barang yang tersedia dan permintaannya, antara kebutuhan tenaga kerja dan penyediaannya dan antara permintaan atas barang impor dan devisa yang tersedia. Tabungan agregat berasal dari berbagai macam sumber seperti tabungan sukarela, perpajakan, laba perusahaan negara, pembayaran luar negeri. Ini harus sama dengan investasi agregat yang direncanakan dalam aset modal tetap dan persediaan pada perekonomian. Ada dua keseimbangan yang harus dijamin dalam suatu rencana menurut M.L Jhingan.

Pertama, keseimbangan fisik yang mencakup keseimbangan antara rencana kenaikan output berbagai macam barang dengan jumlah dan jenis investasi. Juga dibutuhkan keseimbangan antara output berbagai sektor perekonomian. Hal ini bisa

(19)

dicapai dengan teknik input-output karena output dari satu sektor atau industri merupakan input bagi sektor atau industri lainnya. Kedua, keseimbangan moneter atau keuangan yang mencakup keseimbangan antara pendapatan rakyat dengan jumlah barang yang tersedia bagi mereka yang mengkonsumsinya, antara dana yang digunakan untuk investasi swasta dengan jumlah barang investasi yang diproduksi oleh sektor negara, dan kescimbangan antara pembayaran Iuar negeri dengan penerimaan luar negeri. Ketidakscimbangan kcuangan akan berakibat kctidakseimbangan pada penawaran dan permintaan akan barang-barang fisik yang karenanya berakibat adanya tekanan inflasioner serta kesulian neraca pembayaran selama perencanaan.

6. Administrasi yang Efisien dan Tidak Korup. Administrasi yang kuat, efisien dan tidak korup adalah syarat keberhasilan perencanaan. Tetapi disinilah letak kelemahan/kekurangan negara berkembang. Lewis beranggapan bahwa administrasi yang kuat dan tidak korup sebagai syarat pertama bagi keberhasilan suatu rencana.

Nampaknya masalah syarat tidak korup bisa menjamin keberhasilan pelaksanaan suatu rencana. Namun ternyata ini terjadi dengan Indonesia selama masa pemerintahan orde baru, terutama menjelang berakhirnya rezim tersebut, justru semakin banyak yang terlibat korupsi alias melakukan KKN. KKN yang tumbuh subur di berbagai sektor terutama BUMN dan perbankan milik negara yang basah.

Jadi tidak heran karena banyak yang korup berakibat pelaksanaan pembangunan seolah-olah terpaksa harus mati di tengah perjalanan. Dalam hal administrasi, Lewis berpendapat bahwa tanpa adanya administrasi maka lebih baik pemerintah membiarkan saja semuanya berjalan bebas tanpa campur tangan (laissez-faire) dari mereka pura-pura ikut merencana. Menurut Lewis, pembangunan ekonomi tidaklah sangat rumit, keberhasilan perencanaan lebih banyak terletak pada politik yang bijaksana dan administrasi negara yang baik.

7. Kebijaksanaan Pembangunan yang Tepat. Pemerintah harus menetapkan kebijaksanaan pembangunan yang tepat demi berhasilnya rencana pembangunan serta untuk menghindar dari berbagai kesulitan yang timbul dalam proses pelaksanaannya.

8. Ekonomi dalam Administrasi. Setiap usaha harus dibuat berdampak ekonomi dalam administrasi, khususnya dalam pengembangan bagian-bagian kementerian dan pemerintahan. Rakyat harus merasa yakin bahwa setiap kue yang mereka bayar kepada pemerintah lewat pajak dan pinjaman digunakan sebagaimana seharusnya

(20)

bagi kesejahteraan serta pembangunan mereka dan bukan untuk dihambur-hamburkan.

9. Dasar Pendidikan. Administrasi yang bersih dan efisien membutuhkan dasar pendidikan yang kuat. Agar supaya suatu perencanaan berhasil maka harus diperhatikan yang berkenaan dengan standar moral dan etika rakyat. Tanpa menciptakan manusia yang jujur dan berdaya guna di dalam negara, maka tidak akan mungkin bisa menyusun suatu perencanaan perekonomian dalam skala yang besar.

10. Teori Konsumsi. Menurut Galbraith, satu syarat penting perencanaan pembangunan modern yakni perencanaan harus mempunyai teori konsumsi. Negara terbelakang tidak harus mengikuti pola konsumsi negara maju. Teori konsumsi harus demokratis dan perhatian pertama harus diberikan kepada barang yang ada dalam peringkat pola pendapatan yang dapat dibeli oleh keluarga terientu. Misalnya sepeda murah di negara berpendapatan rendah lebih penting dibandingkan dengan mobil murah.

Sistem penerangan listrik yang murah buat desa lebih baik dibandingkan dengan sistem kapasitas tinggi yang menggunakan peralatan yang tak dapat dilayani oleh rakyat. Di atas segalanya perhatian utama harus ditekankan kepada penyediaan sandang. pangan dan papan yang diproduksi secara berdaya guna dan berlimpah, karena kesemuanya merupakan kebutuhan rakyat yang paling universal.

11. Dukungan Masyarakat. Dukungan masyarakat merupakan faktor yang penting bagi keberhasilan suatu rencana dalam suatu negara yang demokratis. Perencanaan membutuhkan dukungan yang luas dari segenap rakyat suatu negara. Perencanaan ckonomi karenanya harus di atas kepentingan golongan, tetapi pada saat yang sama, perencanaan harus memperoleh persetujuan semua golongan. Dengan kata lain suatu rencana dianggap sebagai rencana nasional bila rencana disetujui oleh wakil-wakil rakyat. Karena tanpa dukungan masyarakat tidak ada rencana yang dapat berhasil.

Seperti apa yang diungkapkan oleh Lewis, bahwa semangat rakyat adalah minyak pelumas perencanaan sekaligus bahan bakar pembangunan ekonomi. rencana adalah kekuatan dinamis yang memungkinkan segalanya.

2.7 Fungsi-fungsi Perencanaan Pembangunan

1. Rencana-rencana Perspektif. Rencana perspektif merupakan rencana dengan periode 15 atau 20 tahun. Tujuan utama dari rencana perspektif adalah untuk memberikan latar belakang pada rencana-rencana jangka pendek dan masalah-masalah yang harus dipecahkan dalam jangka pendek. Dalam rencana perspektif dapat dinyatakan

(21)

kekuatan-kekuatan yang akibatnya dapat ditafsirkan secara pasti dalam jangka panjang.

2. Rencana-rencana Jangka Menengah. Rencana jangka menengah merupakan rencana dengan periode waktu 4, 5, atau 6 tahun sehingga bisa disamakan dengan program pemerintah. Keuntungan dari rencana ini adalah dapat menggambarkan hal-hal yang dapat dicapai dalam membatasi transisi dan hal-hal yang dapat dicapai di masa itu.

3. Rencana Tahunan. Rencana tahunan adalah rencana yang bertujuan untuk menetapkan cara pelaksanaan kebijakan pemerintah. Rencana tahunan dapat dipandang sebagai anggaran/budgetyang ditetapkan pada seluruh perekonomian negara atau dengan kata lain, anggaran nasional yang berada di samping anggaran pemerintah.

4. Penelitian Pendahuluan. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk meneliti kehidupan sosial yang beraneka ragam dalam satu negara. Salah satu contoh dari penelitian pendahuluan adalah penyusunan usulan proyek.

5. Studi Pra Investasi. Pada taraf pra investasi seluruh proyek yang mungkin dapat dilaksanakan diseleksi dalam proyek-proyek yang memberikan harapan-harapan dan proyek yang kurang menarik. Studi pra investasi sebaiknya dilakukan oleh perusahaan spesialisasi serta industri atau dinas pemerintah yang mengatur kegiatan khusus.

6. Perumusan-perumusan dari Proyek. Data serta berbagai keputusan dari studi pra investasi perlu dinyatakan atau dirumuskan sedemikian rupa sehingga departemen-departemen yang bersangkutan dari badan perencanaan mendapatkan keputusan akhir mengenai proyek, kemungkinan pelaksanaan proyek, serta waktu, ruang lingkup, dan besarnya proyek.

7. Menetapkan Pedoman dan Ukuran. Karena tidak seluruh perencanaan dilakukan oleh badan perencanaan pemerintah, maka menjadi tugas mereka untuk mengkoordinasikan masalah prosedur dan fungsi perencanaan pada instansi lainnya yang berwenang. Dengan kata lain badan perencanaan pembangunan pemerintah menetapkan tata cara kerja yang dapat meningkatkan koordinasi antara badan-badan pemerintah yang juga melakukan perencanaan.

8. Saran-saran Khusus Kepada Pemerintah. Salah satu fungsi badan perencanaan adalah untuk memberikan nasihat khusus kepada pemerintah mengenai kebijaksanaan ekonomi mengingat informasi dan pengalaman yang diperolehnya dalam pelaksanaan tugasnya sebagai badan perencanaan.

(22)

2.8 Faktor Pengaruh Perencanaan

Menurut Jan Tinbergen, terdapat faktor-faktor yang menguntungkan pada pembangunan ekonomi. Diungkapkan bahwa sekalipun kemakmuran negara-negara maju yang berlimpah-limpah adalah hasil langsung dari ilmu pengetahuan dan barang-barang modal yang jumlahnya besar.

Faktor-faktor lain yang secara umum dapat dibagi dua. Pertama, faktor yang mempengaruhi lingkungan di mana orang bekerja secara efektif. Kedua, faktor manusia.

agar supaya masyarakat modern dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka dibutuhkan mutu manusia tertentu.

Kualitas yang dibutuhkan oleh negara-negara maju yakni hasrat untuk kemajuan material, berminat dalam teknik dan pembaruan; kesanggupan untuk memikul resiko;

keuletan dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, serta kesanggupan untuk mengindahkan peraturan-peraturan tertentu.

2.9 Studi Kasus: Perencanaan Pembangunan di Indonesia

Kebijakan perencanaan pembangunan di setiap negara dilakukan dengan model dan cara yang berbeda. Sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia pun mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal ini dapat terlihat dari perbedaan kebijakan perencanaan pembangunan yang dilakukan pada masa orde baru dan masa reformasi.

Pada praktiknya, kebijakan perencanaan pembangunan di masa orde baru dilakukan dengan model top-down. Pada masa orde baru, perencana level bawah menjabarkan arahan ke dalam usulan-usulan proyek yang menurutnya paling mendesak dan level atas kemudian menyeleksi kembali untuk menetapkan usulan mana yang dapat diterima dan dibiayai.

Namun, keadaan ini berubah pada masa reformasi di mana perencanaan pembangunan diwenangkan untuk masing-masing daerah dengan adanya otonomi daerah dan desentralisasi. Kebijakan perencanaan pembangunan di masa reformasi lebih bersifat bottom-up. Salah satu contoh penerapan pendekatan bottom-up ada pada perencanaan pembangunan desa. Pendekatan bottom-up dalam perencanaan pembangunan terus ditingkatkan pelaksanaannya di era otonomi daerah dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Tentang Desa Pasal 63 yang menjelaskan bahwa perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh

(23)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Perencanaan pembangunan diartikan sebagai suatu proses pemikiran dan penentuan secara menyeluruh dengan pertimbangan sedemikian rupa, dibuat secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu pada waktu yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Dimana dalam perencanaan ini memiliki beberapa unsur-unsur pokok yaitu mengenai kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan, adanya kerangka rencana, perkiraan sumber-sumber pembangunan, kerangka kebijaksanaan yang konsisten, program investasi dan administrasi pembangunan.

Terdapat langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan yaitu yang pertama melihat gambaran mengenai kondisi saat ini dan identifikasi persoalan. Kedua, menetapkan visi,misi dan tujuan umum yang merupakan kesepakatan bersama sejak awal. Ketiga, mengidentifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Keempat, proyeksikan berbagai variabel yang terkait, baik yang bersifat controllable maupun non-controllable. Kelima, menetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Keenam, mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif untuk mencapai sasaran tersebut. Ketujuh, memilih alternatif terbaik. Kedelapan, menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan. Kesembilan, menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Perencanaan memiliki 8 jenis antara lain yaitu perencanaan fisik versus perencanaan ekonomi, perencanaan alokatif versus perencanaan inovatif, perencanaan bertujuan jamak versus perencanaan bertujuan tunggal, perencanaan bertujuan jelas versus perencanaan bertujuan laten, perencanaan indikatif versus perencanaan imperatif, Top-down versus bottom-up planning, vertical versus horizontal planning, dan juga perencanaan yang melibatkan masyarakat secara langsung ataupun tidak langsung.

Perencanaan juga memiliki berbagai tingkatan diantaranya yaitu tingkat perencanaan dan sumber dana, perencanaan wilayah tingkat provinsi, perencanaan wilayah tingkat kabupaten atau kota, perencanaan wilayah tingkat kecamatan, dan perencanaan pada level proyek.

(24)

Dalam merumuskan perencanaan serta keberhasilan, perencanaan membutuhkan dan memenuhi syarat-syarat seperti komisi perencanaan, data statistik, tujuan, penetapan sasaran dan prioritas, mobilisasi sumber, keseimbangan dalam rencana, administrasi yang efisien dan tidak korup, kebijakan pembangunan yang tepat, ekonomi dalam administrasi, dasar pendidikan, teori konsumsi, dan dukungan masyarakat. Perencanaan pembangunan ini dibuat untuk memenuhi fungsi-fungsinya sebagai rencana perspektif, rencana jangka menengah, rencana tahunan, sebagai peneliti pendahuluan, studi pra investasi, perumusan-perumusan dari proyek, untuk menetapkan pedoman dan ukuran, dan juga menjadi saran-saran khusus kepada pemerintah.

Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan kebijakan perencanaan pembangunan yang dilakukan pada masa orde baru dan masa reformasi. Kebijakan perencanaan pembangunan di masa orde baru dilakukan dengan model top-down, dimana perencana level bawah menjabarkan arahan ke dalam usulan-usulan proyek yang menurutnya paling mendesak dan level atas kemudian menyeleksi kembali untuk menetapkan usulan mana yang dapat diterima dan dibiayai. Kemudian keadaan ini berubah menjadi model botton-up pada masa reformasi, dimana perencanaan pembangunan diwenangkan untuk masing-masing daerah dengan adanya otonomi daerah dan desentralisasi.

3.2 Saran

Perencanaan pembangunan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan suatu wilayah atau daerah. Perencanaan pembangunan untuk suatu wilayah atau daerah memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis, karena dengan adanya perencanaan pembangunan ini kita bisa melihat suatu daerah akan dibawa kemana, dengan tetap mempertimbangkan mengenai potensi dan sumber daya yang dimiliki.

Berdasarkan diatas, penulis memberikan saran yaitu dalam mekanisme perencanaan pembangunan sebaiknya dilakukan dengan teliti dan harus tau tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan langsung oleh masyarakat. Hal tersebut bisa dicapai apabila pemerintah lebih terbuka dan mau menerima aspirasi masyarakat, sehingga dalam membuat perencanaan pembangunan yang akan dijalankan dapat sesuai dengan keinginan masyarakat.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. (2012). “Metode penelitian Kualitatif”. (Bandung: CV.

Pustaka Setia)

Conyers, D., & Hills, P. J. (1984).An introduction to development planning in the third world. John Wiley & Sons.

Jhingan, M. L. (1998).The economics of development and planning.

Lewis, W. A. (2004). Development planning. Routledge.

Siregar, Hermanto dkk. (2007). “Ekonomi Perencanaan”. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka

Referensi

Dokumen terkait

kabupaten/kota di wilayah provinsi mengacu pada kebijakan nasional. Penetapan lembaga tingkat provinsi penyelenggara pengelolaan persampahan lintas kabupaten/kota di

bahwa dalam rangka mendorong setiap daerah (provinsi, kabupaten, dan kota) untuk menyiapkan dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) secara lebih baik,

Dalam rangka meningkatkan kapasitas institusi perencanaan pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota melalui peningkatan potensi SDM Perencana, pada Anggaran Tahun

Kesimpulan atas pembahasan ini; Pertama, peran perangkat Desa dalam kegiatan perencanaan pembangunan di Kabupaten/Kota secara umum dominan. Ia yang mengundang

Wilayah perencanaan Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota mencakup dan berlaku untuk seluruh wilayah IKK tetapi jika dipandang perlu

kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi. dalam

Sehubungan dengan program peningkatan kapasitas perencana pemerintah pusaU provinsi/kabupaten/kota, dengan ini kami menyampaikan penawaran program untuk menghadiri dalam

Target Outcome Pelaksanaan Roadmap Bidang Prioritas Penelitian Kegiatan Outcome 2020 2016 2017 2018 2019 Perencanaan Wilayah dan Kota Perencanaan tata ruang RTRW, RDTR, RTBL,