• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2014 perencanaan kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDIO PERENCANAAN KOTA 2014 perencanaan kota "

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-1

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Umum Provinsi Bali

Pulau Dewata adalah sebutan dari Pulau Bali yang merupakan salah satu

provinsi di Indonesia dengan Denpasar sebagai ibukota provinsinya . Pulau Bali terletak

di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Provinsi Bali terbagi ke dalam delapan

kabupaten dan satu kota meliputi Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar, Jembrana,

Bangil, Buleleng, Karangasem, Klungkung, dan Kota Denpasar. Berikut adalah

gambaran umum dari Provinsi Bali dilihat dari kondisi fisik dasar dan fisik binaan.

4.1.1 Karakteristik Fisik Dasar

A. Kondisi Geografis

Secara keseluruhan luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29%

dari luas kepulauan Indonesia. Sedangkan secara geografis Provinsi Bali terletak

pada koordinat 08°03’40’’ - 08°50’48’’ Lintang Selatan dan 114°25’53’’ - 115°42’40’’ Bujur Timur sehingga Provinsi Bali memiliki iklim tropis sebagaimana sama dengan wilayah lain yang ada di Indonesia. Batas administrasi Provinsi Bali

adalah sebagai berikut:

1. Batas Barat : Selat Bali

2. Batas Timur : Selat Lombok

3. Batas Utara :Laut Bali

4. Batas Selatan : Samudra Indonesia

B. Kondisi Geologi

Kondisi geologi Provinsi Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 118.339 ha,

lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas

190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha.

Tabel 4. 1 Jenis Tanah di Provinsi Bali

Jenis Tanah Lokasi Prosentase

Regusol

Pantai Singaraja sampai Seririt, Bubunan, Kekeran di sekitar Danau Tamblingan, Buyan, dan Beratan, sekitar Hutan

(2)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-2

Jenis Tanah Lokasi Prosentase

Batukaru, serta sebagian kecil di Pantai Selatan Desa Kusamba, Sanur, Benoa, dan Kuta

Latosol

Kalopaksa, Petemon, Ringdikit, , Pempatan, Gunung Penyu, Gunung Pintu, Gunung Juwet, dan Gunung Seraya

44,90%

Andosol, Mediteran, dan Alluvial

Baturiti, Candikuning, Banyuatis, Gobleg, Pupusan, bukit nusa penida dan

kepuluannya, Bukit Kuta, Prapat Agung, dataran Negara, Sumber Kelampok, Manggis, dan Angantelu.

15,49%

Sumber: Bali Dalam Angka, 2014.

Sebagian besar 44,90% jenis tanah Provinsi Bali didominasi oleh tanah Regusol

dan Latasol serta sebagian kecil terdapat jenis tanah Alluvial, Mediteran, dan

Andosol. Jenis tanah Latosol merupakan jenis tanah yang sangat peka terhadap erosi

yang tersebar di bagian barat sampai Kalopaksa, Petemon, Ringdikit, dan Pempatan.

Pada bagian timur Amplapura sampai Culik, terdapat 39,93% jenis tanah regusol

dari Provinsi Bali jenis tanah Regusol yang peka terhadap erosi. Jenis tanah tersebut

juga terdapat di Pantai Singaraja sampai Seririt, Bubunan, Buyan, dan Beratan,

sekitar Hutan Batukaru, serta sebagian kecil di Pantai Selatan Desa Kusamba,

Kekeran di sekitar Danau Tamblingan, Sanur, Benoa, dan Kuta. Selain itu, 15,49%

jenis tanah Andosol, Mediteran, dan Alluvial terdapat di Baturiti, Candikuning,

Banyuatis, Gobleg, dataran Negara, Sumber Kelampok, Manggis, Angantelu,

Pupusan, bukit nusa penida dan kepuluannya, Bukit Kuta, dan Prapat Agung,.

C. Kondisi Klimatologi

Berdasarkan Catatan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Wilayah Denpasar tercatat sepanjang tahun 2013 diperoleh bahwa suhu tertinggi di

wilayah Bali terdapat di Kabupaten Buleleng, yaitu mencapai 28,6◦ C dengan

(3)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-3

Sedangkan curah hujan terendah dimiliki oleh Kabupaten Jembrana yang mencapai

1.936, 2 mm.

4.1.2 Karakteristik Fisik Binaan

A. Sarana dan Prasarana

Sistem sarana dan prasarana provinsi Bali terdiri dari sistem jaringan

telekomunikasi, jaringan energi, jaringan sumber daya air, dan prasarana lingkungan.

Berikut merupakan penjelasan dari sistem jaringan masing-masing sarana dan

prasarana:

1. Sistem jaringan telekomunikasi, meliputi :

a. Jaringan teresterial yang meliputi sistem kabel dan sistem nirkabel,

tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Buleleng;

b. Jaringan satelit yaitu berupa Base Tranceiver System (BTS).

2. Sistem jaringan energi, meliputi :

a. Pembangkit tenaga listrik yang telah beroperasi adalah PLTG Pemaron di

Kecamatan Buleleng;

b. Pengembangan pembangkit tenaga listrik baru yaitu PLTU Celukan

Bawang di Kecamatan Gerokgak;

3. Sistem jaringan sumber daya air, meliputi :

a. Perlindungan dan pelestarian sumber daya air, dilaksanakan secara

vegetatif dan/atau sipil teknis melalui pendekatan sosial, ekonomi dan

budaya;

b. Pengembangan sistem jaringan prasarana irigasi dengan kegiatan

pemeliharaan, peningkatan pelayanan Waduk Gerokgak;

c. Peningkatan dan pemerataan pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM) perpipaan dan non perpipaan di kawasan perkotaan dan kawasan

perdesaan.

(4)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-4

a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah terdapat di TPA Bengkala yang

terletak di Kecamatan Kubutambahan;

Pengembangan baru sistem prasarana pembuangan air limbah perpipaan terpusat

untuk melayani kawasan perkotaan fungsi PKW, PKL, pusat-pusat kawasan

pariwisata dan pusat kegiatan lainnya

B. Sistem Transportasi

Sistem jaringan transportasi Provinsi Bali terdiri dari transportasi darat, laut dan

udara. Berikut gambaran umum serta penjelasan sistem transportasi di Provinsi Bali

yang khususnya di Kabupaten Buleleng.

1. Jaringan jalan, terdiri dari :

a. Pengembangan jalan bebas hambatan adalah pada jalur Mengwitani

Singaraja;

b. Jaringan jalan kolektor primer provinsi adalah ruas jalan Cekik – Seririt –

Singaraja – Kubutambahan – Amed – Amlapura – Angantelu dan ruas jalan Soka – Seririt.

2. Terminal Tipe A terdapat di Singaraja yaitu Terminal Banyuasri dan Terminal

Tipe B terdapat di Seririt yaitu Terminal Seririt;

3. Jaringan transportasi laut, terdiri dari :

a. Jaringan pelabuhan laut utama terdapat di Kecamatan Gerokgak yaitu

Pelabuhan Celukan Bawang yang berfungsi sebagai jaringan transportasi

laut untuk pelayanan kapal penumpang dan barang;

b. Jaringan pelabuhan laut pengumpul terdapat di Kecamatan Sawan yaitu

Pelabuhan Sangsit, untuk pelayanan kapal pelayaran rakyat angkutan

barang dan perikanan, di Kecamatan Gerokgak yaitu Pelabuhan Pegametan

dan di Kecamatan Tejakula yaitu Pelabuhan Penuktukan, untuk pelayanan

(5)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-5

c. Jaringan pelabuhan laut pengumpan terdapat di Kecamatan Gerokgak yaitu

Pelabuhan Labuhan Lalang, untuk pelayanan kapal pelayaran rakyat

angkutan penumpang.

4. Jaringan transportasi udara, terdiri dari :

a. Bandar udara domestik adalah Lapangan Terbang Letkol Wisnu di

Kecamatan Gerokgak, berfungsi sebagai bandar udara umum, untuk

pelayanan pesawat udara penerbangan dalam negeri, kegiatan pendidikan

penerbang, olahraga dirgantara, kegiatan pertahanan dan keamanan;

b. Rencana pembangunan bandar udara baru direncanakan di Kabupaten

Buleleng berfungsi sebagai bandar udara umum.

4.1.3 Karakteristik Sosial Kependudukan

Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk Provinsi Bali

sebanyak 3.146.999 jiwa. Pada empat kali sensus sebelumnya tercatat bahwa jumlah

penduduk Bali yakni pada tahun 1930 sebanyak 1.101.029 jiwa, sensus pada tahun1961

sebanyak 1.782.529 jiwa dan sensus pada tahun 1971 sebanyak 2.120.091 jiwa, sensus

1980 sebanyak 2.469.930 jiwa. Sebagian besar penduduk provinsi Bali disamping

berdomisili di provinsi Bali, juga tersebar di berbagai provinsi lain di Indonesia sebagai

transmigran.

Suku Bali merupakan sekelompok penduduk Bali yang terikat oleh kesadaran

atau satu kesatuan kebudayaan asli daerah Bali maupun kebudayaan nasional Indonesia

dengan diperkuat oleh adanya kesatuan bangsa dan kesatuan agama Hindu. Penduduk

tradisional Bali sangat terikat pada segi-segi kehidupan mereka seperti :

1. Kewajiban melakukan pemujaan Pura tertentu.

2. Pada satu tempat tinggal atau komunitas;

3. Pada pemilikan tanah pertanian dalam satu subak tertentu;

4. Pada satu status sosial atas dasar warna;

5. Pada ikatan kekerabatan pada prinsip patrilineal;

(6)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-6

7. Pada satu kesatuan administrasi desa dinas tertentu.

Mata pencarian penduduk provinsi Bali beraneka ragam meliputi mata

pencahian sebagai petani, pengerajin, pedagang dan berbagai jasa khususnya bidang

kepariwisataan. Pertanian merupakan mata pencarian pokok masyarakat dan sebagian

besar masyarakat bali adalah petani. Jenis pertanian meliputi pertanian sawah dan

perkebunan. Didalam sistem pertanian di bali subak memegang peranan yang sangat

penting. Saat ini di Bali terdapat sekitar 1.482 subak dan subak abian sekitar 698.

Subah merupakan salah satu lembaga tradisional yang merupakan satu kesatuan

para pemilik atau penggarap sawah yang menerima air irigasi dari satu sumber air atau

bendungan tertentu. Subak merupakan satu kesatuan ekonomi, sosial dan keagamaan.

Tugas warga subak pada umumnya adalah mengatur pembagian air, memelihara dan

memperbaiki sarana irigasi, melakukan pembrantasan hama, melakukan inovasi

pertanian dan mengkosepsikan serta mengaktifkan upacara.

4.2 Gambaran Umum Kabupaten Buleleng

4.2.1 Karakteristik fisik dasar

A. Keadaan Geografis

Kabupaten Buleleng terletak di bagian utara Pulau Bali dengan ibukota

kabupaten yaitu Singaraja. Secara geografis, Kabupaten Buleleng terletak pada posisi

8o08’40” – 8o23’00”LS dan 114o25’55” – 115o27’28” BT. Kabupaten Bulelng

merupakan kabupaten terluas di Pulau Bali dengan luas wilayah 136.588 Ha2 atau

24,25% dari luas Pulau Bali. Jumlah penduduk di Kabupaten Buleleng yaitu 643.274

jiwa. Kabupaten Bulelng secara administratif dibagi menjadi 9 Kecamatan yang

meliputi 129 Desa, 19 Kelurahan dan 166 Desa Pekraman. Keadaan topografi

Kabupaten Buleleng adalah sebagian besar merupakan daerah berbukit yang

membentang di bagian Selatan, sedang bagian Utara wilayah Kabupaten Buleleng

(7)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-7

Tabel 4. 2 Luas Kabupaten Buleleng Dirinci Per Kecamatan

No Kecamatan Luas (Ha) Luas (%)

Sumber: RTRW Kabupaten Buleleng, 2013

Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Buleleng adalah sebagai berikut.

1. Sebelah Utara : Laut Bali

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan,

Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten

Karangsem

3. Sebelah Barat : Selat Bali dan Provinsi Jawa Timur

4. Sebelah Timur : Kabupaten Karangasem

B. Keadaan Topografi

Kondisi topografi wilayah Kabupaten Buleleng akan dijelaskan pada tabel luas

wilayah dan ketinggian dari permukaan air laut per Kecamatan.

Tabel 4. 3 Luas Wilayah dan Ketinggian dari Permukaan Air Laut Per Kecamatan

Kecamatan

Luas Wilayah dan Ketinggian di Atas

Permukaan Air Laut (meter) Jumlah

0-499,9 500-999,9 1000+

(8)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-8

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebesar 58,12% berada di

ketinggian 0-500 meter diatas permukaan laut dengan luas sebesar 79.386 yang

tersebar di Kabupaten Buleleng. Sedangkan sebanyak 26,35% atau seluas 35.998

berada di ketinggian 500-1000 meter diatas permukaan laut dan sebanyak 15,52% atau

seluas 21.204 berada di ketinggian >1000 neter diatas permukaan laut.

C. KeadaanIklim

Iklim di Kabuoaten Buleleng sama halnya dengan daerah di Indonesia, yaitu

musim kemarau dan musim hujan. Iklimnya dipengaruhi oleh adanya arus angin

berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan

musim kemarau pada bulan Juni – September. Sedangkan pada arus angin banyak

mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi

musim hujan pada bulan Desember – Maret. Jumlah curah hujan setahun bervariasi

setiap bulan. Pada tahun 2012, jumlah curah hujan setahun tertinggi pada bulan

Januari dan terendah pada bulan Juni. Sedangkan sepanjang bulan Agustus hingga

September tidak terjadi hujan.

4.2.2 Karakteristik penggunaan lahan Kabupaten Buleleng

Penggunaan lahan di Kabupaten Buleleng terdiri dari penggunaan lahan sawah,

tanah kering, hutan negara, perkebunan, dan lain-lain. Penggunaan lahan paling besar

adalah penggunaan lahan hutan negara yaitu seluas 44.681 Ha dan perkembangan

penggunaan lahan di Kabupaten Buleleng dari tahun 2012 ke tahun 2014 mengalami

penurunan dari lahan sawah maupun lahan kering, sedangkan penggunaan lahan hutan

negara tidak mengalami perubahan. Berikut merupakan tabel perubahan penggunaan

lahan di Kabupaten Buleleng.

Tabel 4. 4 Kecenderungan Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Buleleng

No Jenis Penggunaan Lahan Luas Penggunaan (Ha)

(9)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-9

No Jenis Penggunaan Lahan Luas Penggunaan (Ha)

2011 2012 2013

Ditanami pohon hutan rakyat 775 1.132 99

3 Hutan Negara 44.681 44.681 44.681

4 Tanaman Perkebunan 31.848 31.834 31.835

5 Lain-lain 4.893 4.843 4.843

Jumlah 131.015 133.194 129.757

Sumber: Kabupaten Buleleng dalam Angka, 2014

Berikut adalah luasan guna lahan pertanian pada masing-masing kecamatan di

Kabupaten Buleleng.

Tabel 4. 5 Luasan Guna Lahan Pertanian per Kecamatan

No Kecamatan Luas lahan (Ha) Persentase

1 Gerokgak 35.191 27%

Sumber: Kabupaten Buleleng dalam Angka, 2014

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa kecamatan yang memiliki luasan guna

lahan pertanian terbesar adalah Kecamatan Gerokgak dengan persentase 27%

sedangkan luasan lahan pertanian terkecil adalah Kecamatan Buleleng dengan

(10)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-10

Gambar 4. 1 Tren Perkembangan Guna Lahan Kabupaten Buleleng Tahun 2009-2013

Berdasarkan gambar tren perkembangan penggunaan lahan di Kabupaten

Buleleng dari tahun 2012 ke tahun 2014 mengalami penurunan dari lahan sawah

maupun lahan kering, sedangkan penggunaan lahan hutan negara tidak mengalami

(11)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-11

(12)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-12

(13)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-13

4.2.3 Karakteristik kependudukan

A. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2013 mencapai 638.300

jiwa. Komposisi penduduknya terdiri dari 318.000 jiwa laki-laki dan 320.300 jiwa

perempuan dengan sex-ratio 99. Berikut merupakan tabel penjelasan jumlah

penduduk berdasarkan jenis kelamin per kecamatan di Kabupaten Buleleng.

Tabel 4. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan Kabupaten Buleleng

No Nama

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total Sex Rasio

1 Gerokgak 40.770 40.450 81.220 101

Sumber: Kabupaten Buleleng Dalam Angka Tahun 2013

B. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk Kabupaten Buleleng secara rata-rata yakni sebesar 467

jiwa per km2, dengan kecamatan terpadat yakni Kecamatan Buleleng dengan

kepadatan 2.826 jiwa per km2 dan kepadatan terendah yakni Kecamatan Busungblu

dengan kepadatan 205 jiwa per km2. Berikut merupakan tabel kepadatan penduduk

per kecamatan Kabupaten Buleleng.

Tabel 4. 7 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Buleleng

No Nama Kecamatan Luas Wilayah

(14)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-14

8 Kubutambahan 118,24 54.640 462

9 Tejakula 97,68 53.980 553

Total 1365,88 638.300 467

Sumber: Kabupaten Buleleng Dalam Angka Tahun 2013

C. Perkembangan Penduduk Miskin

Berdasarkan RTRW Provinsi Bali, meskipun secara umum angka kemiskinan di

Provinsi Bali mengalami penurunan selama periode tahun 2003-2006, namun secara

khusus sedikit mengalami peningkatan lagi menjadi 229.000 orang pada tahun 2007.

Kabupaten Buleleng merupakan Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin paling

tinggi. Selama periode 2003-2004 sedikit mengalami penurunan sebanyak 0,49%, yakni

dari 246.100 orang (7,34%) pada tahun 2003 menjadi 231.900 orang (6,85%) pada

tahun 2004. Pada tahun 2003, Kabupaten Buleleng memiliki persentase penduduk

miskin tertinggi sebesar 10,18%. Kemudian pada tahun 2004, kabupaten yang

persentase penduduk miskinnya tertinggi masih tetap berada di Kabupaten Buleleng

sebesar 10,13%. Sedangkan data per 31 Mei 2006 jumlah rumah tangga miskin di

Kabupaten Buleleng sebesar 47.908 RT, dan Denpasar: 4.159 RT. Berikut merupakan

grafik tren jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali.

(15)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-15

Bervariasinya jumlah dan persentase penduduk miskin di masing-masing

kabupaten/kota di Bali disebabkan karena karakteristik demografi dan potensi wilayah

yang dikembangkan di masing-masing wilayah tersebut

4.2.4 Karakteristik sarana dan prasarana

A. Karakteristik Sarana

1. Sarana Pendidikan

Kondisi sarana pendidikan di Kabupaten Buleleng cukup baik, hal tersebut

ditunjukan dengan terdapatnya seua jenis sarana pendidikan di Kabupaten

Buleleng, mulai dari Taman kanak – kanak hingga Perguruan tinggi. berikut adalah

tabel jumlah sarana di Kabupaten Buleleng:

Tabel 4. 8 Jumalah Sarana Pendidikan di Kabupaten Buleleng

Sumber: Buleleng dalam angka 2014 2. Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan yang ada di Kabupaten Buleleng meliputi jenis sarana

kesehatan rumah sakit, puskesmas, puskemas pembantu, dan poliklinik. Persebaran

jumlah sarana di Kabupaten Buleleng tersebar merata di semua kecamatan, sesuai

dengan kebutuhan pada tiap kecamatannya, berikut tabel persebaran jumlah sarana

kesehatan di Kabupaten Buleleng:

No Kecamatan TK/RA SD/MI SMTP/MTs SMTA/MA PT

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

(16)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-16

Tabel 4. 9 Jumlah Sarana Kesehatan

Sumber: Buleleng dalam Angka 2014 3. Sarana Industri

Sarana Industri di Kabupaten Buleleng cukup beragam, hal tersebut dikarenakan

cukup banyak jenis – jenis industri yang tersebar di Kabupaten Buleleng yang

meliputi jenis industri makanan, minuman dan tembakau, tekstil, pakaian dan kulit,

insudtri kayu, bambu, rumput dan perabot rumah tangga, kertas dan pengelolaan

lainnya. Berikut adalah tabel persebaran sarana industri di Kabupaten Buleleng:

Tabel 4. 10 Jumlah Sarana Industri Kabupaten Buleleng

Sumber: Buleleng dalam Angka tahun 2014

4. Sarana Perdagangan dan Jasa

No Kecamatan Rumah

No. Kecamatan Makanan,

(17)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-17

Persebaran sarana perdagangan dan jasa yang ada di Kabupaten Buleleng

meliputi jenis sarana seperti pasar Kabupaten, Pasar Desa, tenten, Pasar Hewan,

Toko, Kios dan Warung, beberapa jenis sarana tersebar merata di Kabupaten

Buleleng, sepertipasar desa, toko, kios dan warung, berikut adalah tabel persebaran

sarana Perdagangan dan jasa di Kabuapaten Buleleng:

Tabel 4. 11 Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa

No Kecamatan Pasar

Sumber: Buleleng dalam Angka 2014

B. Karateristik Prasarana

1. Jalan

Prasarana jalan yang ada di Kabupaten Buleleng meliputi jalan nasional, jalan

propinsi, jalan Kabupaten, jalan lokal dan jalan lingkungan, dengan tingkat

aktivitas yang cukup beragam di Kabupaten Buleleng, maka kondisi jalan di

Kabupaten Buleleng menjadi salah satu faktor kelancaran sistem kegiatan di

Kabupaten Buleleng, terutama pada jalan yang berhirarki Nasional, jalan Propinsi

dan Jalan Kabupaten yang menjadi jalur distribusi barang. Berikut adalah detail

kondisi jalan di Kbaupaten Buleleng:

Tabel 4. 12 Kondisi Jalan di Kabupaten Buleleng

No Jenis Jalan Kondisi Panjang(m) Perkerasan Panjang (m)

(18)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-18

Rusak 0,00 Tanah -

Sumber: Buleleng dalam Angka 2014

2. Sistem Jaringan Listrik

Kondisi sistem jaringan listrik di Kabupaten Buleleng cukup baik, hal tersebut

ditunjukan dengan sudah terlayaninya semua wilayah yang ada di Kabupaten

Buleleng, salah satu yang menjadi faktor baiknya dalam sistem jaringan listrik di

Kabupaten Buleleng yaitu dikarenakan pada tahun 2013 kementrian ESDM

membangun JTM atau Jaringan Tegangan Menengah yang salah satunya dibangun

di Kbaupaten Buleleng.

3. Sistem Jaringan Air Bersih

Sistem jaringan air bersih di Kabupaten Buleleng sebagian besar telah memakai

jasa PDAM, pelayanan PDAM di Kabupaten Buleleng dilakukan selama 24 jam,

pelayanan PDAM di Kabupaten Buleleng tidak dilakukan secara terpusat, terdapat

beberapa cabang yang membantu pelayanan PDAM pusat, beriku adalah tabel

sistem distribusi pelayanan PDAM di Kabupaten Buleleng:

Tabel 4. 13 Sistem Distribusi Pelayanan PDAM di Kabupaten Buleleng

Unit/Cabang

Buleleng 104.896 22.730

(19)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-19

Cabang

Pancasari 4.732 773 4 5.038 106,47 22

Cabang

Lovina 23.458 3.271 10 20.626 87,93 20

Unit

Pejarakan 10.857 105 - 630 76,44 7

Sumber: Buleleng dalam Angka 2014

4.2.5 Karakteristik perekonomian

A. Perkembangan dan Struktur Ekonomi

Gambar 4. 5 Grafik PDRB 2011, 2012, 2013 Kabupaen Buleleng

PDRB Harga Berlaku Kab. Buleleng, Menurut Lapangan Usaha,Th.2011-2013,

(jutaan rupiah). Nilai absolut PDRB Kabupaten Buleleng atas dasar harga berlaku, pada

tahun 2013 sebesar 10.022,368 milyar rupiah meningkat sekitar 906,65 milyar rupiah

bila dibandingkan dengan PDRB tahun 2012 yang besarnya 9.115,7 milyar rupiah. Dari

angka agregat PDRB atas dasar harga berlaku diatas sangat jelas bahwa harga sangat

berperan dalam menghasilkan nilai PDRB yang besar. Penyumbang nilai tambah

tertinggi dalam pembentukan PDRB harga berlaku yaitu sektor pertanian dalam arti luas

sebesar 2.779,37 milyar rupiah.

Bila dilihat berdasarkan PDRB harga konstan 2000, menghasilkan agregat

PDRB sebesar 4.170,2 milyar rupiah pada tahun 2013. Terjadi sedikit peningkatan

(20)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-20

menggambarkan bahwa perkembangan produk riil dari barang dan jasa yang dihasilkan

di wilayah Kabupaten Buleleng pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 6,71

%. Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah paling tinggi yaitu sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1.305,03 milyar rupiah. Sektor pertambangan

dan penggalian merupakan sektor penghasil nilai tambah yang paling kecil di antara

sektorsektor yang lain yaitu sebesar 27,469 milyar rupiah.

B. Location Quotient (LQ)

Untuk mengetahui komoditas yang potensial di kabupaten Buleleng dapat

diketahui melalui analisis LQ. Analisis LQ (Location Quotient) adalah analisis yang

digunakan untuk menganalisa komoditas basis dan komoditas non-basis dari

komoditas-komoditas yang ada pada suatu wilayah. Komoditas tersebut ditentukan berdasarkan

pada perbandingan antara komoditas pada wilayah tertentu dengan komoditas pada

wilayah yang lebih besar. LQ kabupaten Buleleng dilihat dari Lapangan Usaha dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 14 Perhitungan LQ Berdasarkan Lapangan Usaha

Lapangan Usaha

PDRB Buleleng LQ

2012 2013 2012 2013 2012 2013

Pertanian 2614840 2779372 1,703282001 1,416929123 LQ>1 LQ>1

Pertambangan

dan Penggalian 76148 85598 0,049602086 0,915477363 LQ<1 LQ<1

Industri

Pengolahan 864255 923198 1,065342549 0,908172064 LQ>1 LQ<1

Listrik, Gas,

dan Air Bersih 135729 158471 0,733881559 0,65213389 LQ<1 LQ<1

Bangunan 338466 396818 0,716298331 0,661651966 LQ<1 LQ<1

Perdagangan, Hotel, dan

Restoran

2438273 2767815 0,884902864 0,794023703 LQ<1 LQ<1

Pengangkutan dan Komunikasi

372566 411339 0,278933959 0,247452635 LQ<1 LQ<1

Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan

433997 470612 0,705680537 0,59883695 LQ<1 LQ<1

(21)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-21

Berdasarkan analisis LQ lapangan usaha, pertanian memiliki LQ>1 pada tahun

2012 dan 2013maka sektor pertanian di Kabupaten Buleleng memiliki spesialisasi yang

lebih baik dibandingkan dengan sektor pertanian di kabupaten lain di Provinsi Bali

sehingga merupakan sektor unggulan. Berikut ialah perhitungan LQ lomoditas yang ada

di Kabupaten Buleleng.

Tabel 4. 15 Perhitungan LQ komoditas

Komoditas LQ

Mangga 6,0355248 LQ>1

Jeruk 0,2739405 LQ<1

Pisang 0,808016 LQ<1

Salak 0,0346508 LQ<1

Semangka 0,5438944 LQ<1

Kelapa 0,5418686 LQ<1

Kopi 2,0786085 LQ>1

Cengkeh 3,1847627 LQ>1

Panili 0,330142 LQ<1

Tembakau 2,9067065 LQ>1

Kakao 0,6175755 LQ<1

Bawang (Merah, Putih, & Daun) 0,3599419 LQ<1

Kubis 1,2354633 LQ>1

Petsai / Sawi 1,7145936 LQ>1

Cabai 1,7145936 LQ>1

Tomat 0,264256 LQ<1

Beras 1 LQ=1

Jagung 2,5445311 LQ>1

Ubi Kayu 0,8139983 LQ<1

Ubi Jalar 0,0404198 LQ<1

Kacang Tanah 1,3100165 LQ>1

Kedelai 0,0410436 LQ<1

Kacang Hijau 2,4508482 LQ>1

AyamBuras 2,8106384 LQ>1

AyamRas 0,3223453 LQ<1

Itik 1,5245303 LQ>1

Sapi potong 1,0021787 LQ>1

(22)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-22

Berdasarkan analisis LQ komoditas, mangga, kopi, cengkeh, tembakau, kubis,

sawi, cabai, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ayam buras, itik, dan sapi potong

memiliki LQ>1 maka komoditas- komoditas tersebutmemiliki spesialisasi yang lebih

baik dibandingkan dengan komoditas lainnya di kabupaten Bulelengsehingga

merupakan komoditas unggulan.

4.2.6 Karakteristik transportasi

A. Transportasi Darat

1. Jalan

Kabuapaten Bulelelng merupakan salah satu perlintasan yang dilintasi jalan

lingkar provinsi bali. Oleh karena itu peran dan fungsi jalan untuk sistem

transportasi darat sangat berpengaruh pada aksesibilitas. Kondisi jalan sangat

mempengaruhi pada kelancaran sistem transportasi darat, berikut adalah tabel

kondisi jalan yang ada di Kabupaten Buleleng:

No Jenis Jalan Kondisi Panjang(m) Perkerasan Panjang (m)

1 Jalan

Sumber: Buleleng Dalam Angka 2014

2. Sirkulasi Angkutan Penumpang

Pengadaan angkutan umum di Kabupaten Buleleng, terdiri dari angkutan antar

kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota (AK) dan angkutan perdesaan (AP).

(23)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-23

kendaraan meliputi sub urban, mikro bus dan bus. Berikut adalah tabel daftar

trayek dan jumlah moda AKDP di Kabupaten Buleleng:

Tabel 4. 16 Daftar Trayek dan Jumlah moda AKDP Kabuaten Buleleng

Trayek Jumlah Kendaraan

Suburban Mikro bus Bus

AKDP 1 Singaraja-denpasar via bedugul

AKDP 4 Singaraja-klungkung via P.bai

1 2 -

Sumber: Buleleng dalam Angka 2014

Sedangkan untuk penyelenggaraan angkutan kota (AK) terdapat 9 trayek yang melayani

masyarakat Kabupaten Buleleng. Angkutan kota (AK) di Kabupaten Buleleng mempunyai 4

jenis moda, antara lain Bus besar, bus sedang dan mobil penumpang. Berikut adalah tabel trayek

dan jenis moda angkutan kota (AK):

Tabel 4. 17 Daftar Trayek dan Jumlah Kendaraan Kabuaten Buleleng

Trayek Jumlah Kendaraan

Bus besar Bus sedang Bus kecil Mobil

AK 3 Terminal

banyuasri-T.sukasada lewat

Jl.a.yani-Letkol wisnu-Jl.G.mada

1

AK 4 Terminal

banyuasri-T.sukasada lewat

Jl.a.yani-Letkol wisnu-Jl.G.mada,

BTN.Banyuning

-

AK 5 Terminal

banyuasri-T.panarukan lewat

Jl.diponegoro-Jl.suropati

31

AK 6 Terminal banyuasri-BTN pemaron lewat Jl.serma karma-Laksamana barat

-

(24)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-24

Sambangan lewt

Jl.sudirman-Jl.srikandi (SMU 2)

AK 8 Terminal

panarukan-T.sukasada lewat

Jl.suropati-Jl.Dr.sutomo-Jl.ngrrai

30

AK 9 Terminal

panarukan-T.sukasada lewat

Jl.setiabudi-Jl.gempol-

Jl.Dr.sutomo-Jl.gajahmada

1

Sumber: Buleleng dalam Angka, 2014

Angkutan perdesaan yang ada di Kabupaten Buleleng melayani 24 trayek. Terdapat 3

moda yang digunakan sebgai angkutan perdesaan (AP) di Kabupaten Buleleng, antara

lain, mikrolet, suburban dan mikrobus, dan untuk rincian trayeknya, berikut adalah tabel

trayek angkutan perdesaan di Kabupaten Buleleng:

Tabel 4. 18 Daftar Trayek dan Jumlah Kendaraan Umum Kabuaten Buleleng

Trayek Jumlah Kendaraan

Mikrolet Suburban Mikrobus

(25)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-25

Alasangker-Tenaon

AP 11 T.banyuasri-Bhuana kerta lewat bakti seraga-Panji

AP13 T.banyuasri-selat lewat aturan

AP16 T.seririt-banyuatis lewat rangdu-Mayong

15 5

AP17 T.seririt-Umekero lewat rangdu-Mayong

- - -

AP18 T.seririt-Kedis lewat

rangdu-Busungbiu

- - -

AP19 T.seririt-Telaga lewat lokapaksa-Ularan

- - -

AP20 T.seririt-Unggahan lewat lokapaksa-Ularan

- - -

AP21 T.seririt-Bengkel lewat rangdu-Busungbiu

- - -

AP22 T.seririt-Dadap lewat

rangdu-Busungbiu

- - -

AP23 T.seririt-Lapter letkol wisnu lewat celukan bawang-Pura pulaki

- 1 4

AP24 T.seririt-Banyuwedang lewat celukan bawang-Pemuteran

- - -

Sumber: Buleleng dalam angka 2014

3. Kondisi Sistem Transportasi Darat

Transportasi darat menjadi prasarana vital dalam sistem sirkulasi di sektor

agropolitan, salah satunya pada tahap distribusi hasil pertanian. Berdasarkan

data yang ada Kabupaten Buleleng dilewati oleh jalan Nasional hingga jalan

(26)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-26

agropolitan di Kabupaten Buleleng. Namun terdapat juga kerusakan jalan yang

terdapat di jalan Kabupaten, yaitu sepanjang 226 Km, jalan kabupaten yang ada

di Kabupaten Buleleng pada sebagian besarnya menjadi akses menuju lokasi

pertanian, jika terdapt jalan – jalan yang rusak, hal tersebut dapat berdampak

pada terganggunya sistem agropolitan di Kabupaten buleleng.

B. Transportasi Laut

Terdapat 5 pelabuhan yaitu:

1. Pelabuhan Lalang

2. Pelabuhan Rakyat Pegametan

3. Pelabuhan Celukan Bawang

4. Pelabuhan Buleleng

5. Pelabuhan Sangsit

Pelabuhan Celukan bawang mempunyai fasilitas berupa terdiri dari 3 Dermaga

utama dan 1 dermaga Khusus yang dilengkapi dengan pergudangan barang.

Aktivitas pengangkutan penumpang dan barang hanya berada di Pelabuhan

Celukan Bawang.

Tabel 4. 19 Aktivitas Kapal Laut di Pelabuhan Celukan Bawang

Tahun

Sumber: BPS (2014), Kabupaten Buleleng

C. Transportasi Udara

Sistem jaringan Bandar Udara Letkol Wisnu merupakan merupakan Bandar

udara umum yang berada di Kecamatan Gerokgak. Bandar Udara Letkol Wisnu

melayani penerbangan dalam negeri, kegiatan pendidikan penerbang, olah raga

(27)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-27

peningkatan status Bandar Udara Letkol Wisnu ini diarahkan di Kecamatan

Gerokgak atau di Kecamatan Kubutambahan. Dengan adanya Bandara Letkol

Wisnu ini, pengembangan Kabupaten Buleleng khususnya sebagai kawasan

agropolitan akan dapat lebih mudah dalam hal distribusi.

4.2.7 Karakteristik komoditas sektor agropolitan

Sektor pertanian di Kabupaten Buleleng termasuk penyumbang terbesar

kontribusi perekonomian setelah sektor perdagangan dan sektor jasa, yaitu sebesar

22,7% dari seluruh total PDRB yang dihasilkan di Kabupaten Buleleng. Sektor

pertanian merupakan sektor yang masih menjadi penopang sebagian besar masyarakat

di Kabupaten Buleleng, dimana mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian sebagai

petani.

A. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan

Kondisi penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Buleleng banyak yang

dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pertanian pangan, dengan luas panen tanaman

pangan terluas adalah tanaman padi sawah yang mencapai 22.804 Ha sedangkan

luasan terkecil adalah tanaman ubi jalar. Kecamatan yang memiliki luasan padi

sawah terbesar adalah Kecamatan Sawan.

Tabel 4. 20 Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan (Ha)

No Kecamatan Padi Jagung Ubi Kacang

(28)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-28

Komoditas pangan dengan jumlah produksi terbesar adalah tanaman padi sawah

yang mencapai 136.286 ton, hal ini berbanding lurus dengan luasan lahan padi sawah

yang ada.

Tabel 4. 21 Produksi Panen Pertanian Tanaman Pangan (ton)

No Kecamatan Padi Jagung Ubi Kacang

Sawah Ladang Kayu Jalar Tanah Kedelai Hijau

1 Gerokgak 4.146 - 19.150 878 45 612 - 6

2 Seirit 21.708 - 1.331 4.063 - 261 8 10

3 Busungbiu 13.696 - - 1.936 14 - - -

4 Banjar 7.648 - 531 3.894 44 118 2 16

5 Sukasada 20.941 - - 408 57 - 5 86

6 Buleleng 21.978 - 18 170 127 23 22 65

7 Sawan 39.575 - - - 3

8 Kubutambahan 6.593 - 1.286 3.241 - 418 - 5

9 Tejakula - - 1.209 1.358 - 106 - -

Jumlah 136.286 - 23.524 15.974 286 1.538 37 188

Sumber: Kabupaten Buleleng dalam Angka, 2014

B. Kawasan peruntukan holtikultura

Komoditas tanaman holtikultura merupakan hasil tanaman sayuran dan

buah-buahan. Tanaman sayuran dengan produksi panen terbesar adalah tanaman cabe

sejumlah 5.441 ton, dengan ersebaran komoditas tanaman cabe terbesar terdapat di

Kecamatan Gerokgak. Sedangkan untuk produksi panen buah-buahan terbesar adalah

buah mangga dan pisang dengan jumlah produksi sebesar 30.078 ton, dengan

(29)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-29

Tabel 4. 22 Luas Panen Pertanian Holtikultura (sayuran) (Ha)

No Kecamatan Bawang Kentang Kubis Sawi Wortel Kacang

Panjang Cabe Tomat Terung Buncis Ketimun Kangkung Bayam

Merah Putih Daun

Sumber: Kabupaten Buleleng dalam Angka, 2014

Tabel 4. 23 Produksi Panen Pertanian Holtikultura (sayuran) (ton)

No Kecamatan Bawang Kentang Kubis Sawi Wortel Kacang

Panjang Cabe Tomat Terung Buncis Ketimun Kangkung Bayam

Merah Putih Daun

(30)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-30

Tabel 4. 24 Produksi Panen Pertanian Holtikultura (buah-buahan) (Ha)

No. Kecamatan Alpokat Mangga Rambutan Duku/

Langsat Jeruk Durian Sawo

Jambu

Biji Pisang Pepaya Nanas Salak Anggur Semangka Strawberry Melon

1 Gerokgak - 144.491 23.320 - 49.640 - 1.855 951 116.174 5.398 - - 154.256 - - -

Sumber: Kabupaten Buleleng dalam Angka, 2014

Tabel 4. 25 Produksi Panen Pertanian Holtikultura (buah-buahan) (ton)

No. Kecamatan Alpokat Mangga Rambutan Duku/

Langsat Jeruk Durian Sawo

Jambu

Biji Pisang Pepaya Nanas Salak Anggur Semangka Strawberry Melon

1 Gerokgak - 3.150 354 - 597 74 79 44 6.303 91 - - 4.372 - - -

(31)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-31

C. Kawasan peruntukan perkebunan

Komoditas sub sektor perkebunan Kabupaten Buleleng adalah tanaman kelapa

dalam dengan produksi sebesar 8.022 ton, kopi robusta 6.213 ton, dan cengkeh 2.357

ton. Penjelasan mengenai masing-masing komoditas dapat dilihat pada Tabel 4.24.

D. Kawasan peruntukan peternakan

Pengembangan ternak besar seperti ternak sapi, kambing dan lainnya

dikembangkan secara berkelompok maupun individu tergabung dalam permukiman

perdesaan dan peruntukan pertanian dalam arti luas. Pengembangan ternak kecil

dalam bentuk usaha peternakan separti peternakan ayam, itik diarahkan untuk tidak

berdampingan langsung dengan kawasan permukiman.

Populasi ternak besar terbabnyak adalah sapi potong dengan 220.127 ekor,

sedangka ternak kecil, yaitu Babi Bali dengan populasi 127.290 ekor. Penjelasan

(32)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-32

Tabel 4. 26 Produksi Hasil Perkebunan

Kecamatan Gerokgak Seririt Susungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah

(33)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-33

Kecamatan Gerokgak Seririt Susungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah

Kunir Luas Panen (Ha) - - - - 60 - 60

Produksi (ton) - - - - 336 - 336

Kelapa Genjah

Luas Panen (Ha) 8 - 4 - 36 31 79 28 42 228

Produksi (ton) - - - - 11 11 48 17 - 86

Kapas Luas Panen (Ha) 60 40 - - - 92 9 201

Produksi (ton) 11 87 - - - 10 1 109

Jumlah 4.003 1.925 13.517 8.356 7.621 1.137 4.513 8.650 5.130 54.852

(34)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-34

Tabel 4. 27 Populasi Ternak di Kabupaten Buleleng

Kecamatan Gerokgak Seririt Susungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Tejakula Jumlah

(35)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-35

4.2.8 Potensi Komoditas Unggulan Kabupaten Buleleng

Secara umum potensi daerah di Kabupaten Buleleng apabila dikembangkan

dan diusahakan secara optimal dapat memberikan konstribusi terhadap peningkatan

pendapatan serta kesejahteraan masyarakat. Jenis penggunaan lahan terbesar pada

tahun 2013 didominasi oleh penggunaan hutan negara yaitu sebesar 44.681 Ha.

Jenis penggunaan lahan terbesar kemudian 36.990 Ha untuk kebun/tegal, untuk

tanaman perkebunan seluas 31.834 Ha dan disusul kemudian penggunaan lahan

untuk pekarangan dan sekitarnya seluas 5.602 Ha, lain-lain 4.843 Ha, Hutan Rakyat

seluas 1.132 Ha, Tambak seluas 302 Ha, Kolam/Tebat seluas 8 Ha, hingga yang

mempunyai luasan terkecil adalah penggunaan lahan sementara tak diusahakan

sebesar 7 Ha.

Berdasarkan data Tahun 2013, penggunaan lahan di Kabupaten Buleleng

secara garis besar di bagi menjadi 2 bagian kawasan, yaitu kawasan Budidaya dan

Kawasan non budidaya. Pertanian dalam arti luas sebagai sektor yang mendominasi

struktur ekonomi Kabupaten Buleleng.

1. Komoditas Tanaman Pangan

Luasan areal yang potensial untuk pengembangan komoditas pertanian

seluas 31.384 Ha, tegal/kebun 36.990 Ha dan Pekarangan dan sekitarnya 5.602

Ha. Persediaan pangan sebagaimana ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

pokok kehidupan sehari-hari, kebutuhan sendiri maupun eskpor apabila hasil

produksi telah mencukupi kebutuhan masyarakat lokal.

Menurut data pertanian tahun 2013, besarnya luas panen dan produksi

padi di Kabupaten Buleleng tahun 2013 adalah 22.359 Ha dan 134.028 Ton.

Sedangkan untuk tanaman pangan lainnya masing-masing yaitu jagung 7.714

Ha dan 24.941 Ton, ubi kayu 553 Ha dan 12.567 Ton, ubi jalar 20 Ha dan 222

Ton, kacang tanah 1.860 Ha dan 2.555 Ton, kedelai 155 Ha dan 155 Ton, serta

(36)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-36

di Kecamatan Sawan, disusul oleh Kecamatan Sukasada. Produksi padi sawah

merupakan hasil produksi terbesar dalam tahun 2013.

2. Komoditas Holtikultura

Komoditas Hortikultura terdiri dari komoditas sayuran dan buah-buahan

semusim, sayur dan buah-buahan tahunan, tanaman obat dan tanaman hias.

Hasil produksi dan Komoditas sayur-sayuran di Kabupaten Buleleng antara

lain seperti:Bawang Merah (55 ton), Bawang Putih (5ton), Bawang Daun

(50ton), Kentang (1.221 Ton), Kubis (3.013 Ton), Sawi (1.105 Ton), Wortel

(2.063 Ton), Kacang Panjang (91 Ton), Cabe (50.504 Ton), Tomat (362),

Buncis (22 Ton), Ketimun (5 Ton), Kangkung (40 Ton), dan Bayam (14 Ton).

Sedangkan hasil produksi dan Komoditas buah-buahan antara lain seperti:

Apokat (2.601 Ton), Mangga (27.622 Ton), Rambutan (18.138 Ton), Duku

(499 Ton), Jeruk(3.287Ton), Durian (3.308 Ton), Sawo(1.521 Ton), Jambu biji

(145 Ton), Pisang (19.026 Ton), Pepaya (897 Ton), Nanas (13 Ton), Salak

(243 Ton), Anggur (8.754 Ton), Semangka (137 Ton), Strawberry (363 Ton),

dan melon (54 Ton).

3. Perkebunan

Kabupaten Buleleng memiliki potensi unggulan di bidang perkebunan

yang terdiri dari 3 komoditi unggulan antara lain kelapa dalam, kopi robusta,

dan cengkeh. Perkebunan kelapa dalam memiliki luas 8.731 Ha, kopi robusta

dengan luas 10.755Ha, dan cengkeh dengan luas 7.573 Ha. Produksi tanaman

tersebut pada tahun 2013, perkebunan kelapa dalam menghasilkan produksi

sejumlah 8.022 ton, perkebunan kopi robusta sejumlah 6.213 ton, dan

perkebunan cengkeh sejumlah 2.357 ton.

4. Peternakan

Kabupaten Buleleng memiliki potensi unggulan di bidang peternakan yang

terdiri dari 4 komoditi unggulan yaitu babi bali, sapi potong, kerbau, dan kuda.

(37)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-37

jumlah 127.290 ekor, sapi potong sejumlah 220.127 ekor, kerbau sejumlah 106

ekor, dan kuda sejumlah 43 ekor. Komoditi babi bali dan sapi potong tersebar

di tiap kecamatan di Kabupaten Buleleng, sedangkan untuk kerbau dan kuda

hanya terdapat pada beberapa kecamatan di Kabupaten Buleleng.

4.3 Arahan Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Buleleng

Kabupaten Buleleng memiliki potensi yang cukup besar di sektor agropolitan

seperti lahan pertanian yang luas, produk unggulan maupun jumlah rumah tangga jasa

pertanian terbanyak di Provinsi Bali. Akan tetapi, potensi tersebut belum dimanfaatkan

secara optimal di Kabupaten Buleleng. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sarana dan

prasarana yang kurang mendukung sektor agropolitan sehingga mempengaruhi

perekonomian masyarakat Kabupaten Buleleng dengan tingkat kemiskinan tertinggi di

Provinsi Bali. Oleh karena itu, perlu adanya arahan pengembangan kawasan agropolitan

yang sesuai dengan potensi Kabupaten Buleleng.

Arahan pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Buleleng mengacu pada

3 aspek, antara lain.

a. Berdasarkan data BPS Provinsi Bali Tahun 2014, Kabupaten Buleleng memiliki

angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Bali sebesar 40.300 jiwa atau 21% dari

jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali.

b. Berdasarkan RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033, kebijakan

pembangunan penataan ruang wilayah kabupaten terkait agropolitan yaitu

pengembangan kawasan agropolitan yang terintegrasi atau bersinergis antar

sektor.

c. Kearifan Lokal Pertanian Kabupaten Buleleng yaitu sistem kemasyarakatan adat

Bali yang khusus mengatur sistem pengairan sawah (irigasi) dengan

(38)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-38

Dengan mengacu pada 3 aspek diatas, maka visi untuk pengembangan kawasan

agropolitan Kabupaten Buleleng yaitu:

“Terwujudnya Kabupaten Buleleng sebagai kawasan agropolitan yang produktif dan inovatif berdasarkan kearifan lokal dan bersinergis antar sektor guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Buleleng”

Misi yang mendukung pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Buleleng antara

lain.

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sektor agropolitan melalui

pengembangan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat lokal.

2. Melestarikan fungsi kawasan agropolitan berdasarkan kearifan lokal masyarakat

Buleleng

3. Meningkatkan keterkaitan hasil produksi pertanian dengan sektor industri,

perdagangan dan pariwisata melalui agrowisata dan agribisnis

4. Meningkatkan pendapatan masyarakat Buleleng melalui pengembangan

kawasan agropolitan

5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Buleleng melalui kekuatan

kawasan agropolitan

(39)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-39

Tabel 4. 1 Jenis Tanah di Provinsi Bali ... 1

Tabel 4. 2 Luas Kabupaten Buleleng Dirinci Per Kecamatan ... 7

Tabel 4. 3 Luas Wilayah dan Ketinggian dari Permukaan Air Laut Per Kecamatan ... 7

Tabel 4. 4 Kecenderungan Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Buleleng ... 8

Tabel 4. 5 Luasan Guna Lahan Pertanian per Kecamatan ... 9

Tabel 4. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan Kabupaten Buleleng ... 13

Tabel 4. 7 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Buleleng ... 13

Tabel 4. 8 Jumalah Sarana Pendidikan di Kabupaten Buleleng ... 15

Tabel 4. 9 Jumlah Sarana Kesehatan ... 16

Tabel 4. 10 Jumlah Sarana Industri Kabupaten Buleleng ... 16

Tabel 4. 11 Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa ... 17

Tabel 4. 12 Kondisi Jalan di Kabupaten Buleleng ... 17

Tabel 4. 13 Sistem Distribusi Pelayanan PDAM di Kabupaten Buleleng ... 18

Tabel 4. 14 Perhitungan LQ Berdasarkan Lapangan Usaha ... 20

Tabel 4. 15 Perhitungan LQ komoditas ... 21

Tabel 4. 16 Daftar Trayek dan Jumlah moda AKDP Kabuaten Buleleng ... 23

Tabel 4. 17 Daftar Trayek dan Jumlah Kendaraan Kabuaten Buleleng ... 23

Tabel 4. 18 Daftar Trayek dan Jumlah Kendaraan Umum Kabuaten Buleleng ... 24

Tabel 4. 19 Aktivitas Kapal Laut di Pelabuhan Celukan Bawang ... 26

Tabel 4. 20 Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan (Ha) ... 27

Tabel 4. 21 Produksi Panen Pertanian Tanaman Pangan (ton) ... 28

Tabel 4. 22 Luas Panen Pertanian Holtikultura (sayuran) (Ha) ... 29

Tabel 4. 23 Produksi Panen Pertanian Holtikultura (sayuran) (ton) ... 29

Tabel 4. 24 Produksi Panen Pertanian Holtikultura (buah-buahan) (Ha) ... 30

Tabel 4. 25 Produksi Panen Pertanian Holtikultura (buah-buahan) (ton) ... 30

(40)

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015 MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-40

Gambar

Tabel 4. 2 Luas Kabupaten Buleleng Dirinci Per Kecamatan
Tabel 4. 5 Luasan Guna Lahan Pertanian per Kecamatan
Gambar 4. 1 Tren Perkembangan Guna Lahan Kabupaten Buleleng Tahun 2009-2013
Tabel 4. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan Kabupaten Buleleng
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya struktur, pengembangan, manajemen, dan beberapa konsep manajemen yang baru sangat membantu untuk lebih mengoptimalkan kinerja pelayanan publik yang diberikan

Dari uji coba terhadap user, dirasakan bahwa sistem dapat membantu dan mempercepat dalam penyusunan laporan, mempuyai kemudahan dalam memasukkan data transaksi,

Dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut siswa dibangun hubungan hangat dengan teman, dibangun keberaniannya dalam mengutarakan sebuah argumen, dilatih menjadi

Berkaitan dengan pencampuran cahaya tersebut, maka bila tiga cahaya yang memiliki panjang gelombang yang jauh berbeda, dapat dikombinasikan untuk menghasilkan hampir semua warna

19 Intan Dwi Hastuti, Identifikasi Kesalahan yang Dilakukan Siswa Kelas VIII Semester 1 dalam Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus

Bayi yang baru lahir, masih mengembangkan saraf, otat, dan lensa matanya. Akibatnya ia tidak dapat melihat benda-benda kecil yang jauh. Ia mampu melihat benda

ANGGOTA FRAKSI NASIONAL MUHAMMAD HUSNI THAMRIN H.O.S COKROAMINOTO SUTARDJO KARTOHADIKOESUMO. AGUS SALIM

Sebelum melakukan proses kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu praktikan konsultasi dengan guru kelas ataupun guru pamong mengenai rencana kegiatan maupun