• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DEWAN KABUPATEN ENREKANG "

Copied!
129
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai acuan dan pertimbangan khususnya untuk pengembangan pengetahuan mengenai upaya peningkatan manajemen pelayanan terhadap kinerja pegawai. Sebagai bahan informasi, masukan dan evaluasi bagi instansi atau instansi pemerintah untuk mengetahui pengaruh manajemen pelayanan terhadap kinerja pegawai di Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Pelayanan

Penyelenggaraan pelayanan publik harus mempunyai standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan adalah ukuran-ukuran yang diambil dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang harus dipenuhi oleh pemberi dan/atau penerima pelayanan.”

Gambar 2.1. Model Manajemen Pelayanan
Gambar 2.1. Model Manajemen Pelayanan

Kinerja Pegawai

Setiap pegawai suatu perusahaan harus memenuhi persyaratan tertentu agar mampu menghasilkan pekerjaan sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan oleh setiap pekerjaan. Setiap pekerjaan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan jenis pekerjaan tertentu perlu diselesaikan tepat waktu karena bergantung pada pekerjaan lain.

Hubungan Antar Variabel

Kinerja tugas adalah sejauh mana karyawan mampu melakukan pekerjaannya secara akurat atau tanpa cacat. Fayol (1985) pertama kali memperkenalkan fungsi manajemen pada awal abad ke-20 ketika ia menyebutkan lima fungsi, yaitu desain, pengorganisasian, komando dan pengendalian, dan semuanya termasuk dalam proses pelayanan atau kinerja pegawai. Manajemen pelayanan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia artinya manajemen dapat menggunakan sistem manajemen pengetahuan yang merupakan salah satu unsur dalam penerapan kinerja pegawai, sehingga pegawai dapat melaksanakan tugasnya masing-masing secara konkrit dan menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien.

Kerangka Pikir

Indikator-indikator yang akan dikaji dalam penelitian ini saya gunakan sebagai kerangka berpikir, karena merupakan bagian yang sangat mendesak dan penting dalam suatu instansi atau dalam pengelolaan kinerja pegawai, yang dapat dijadikan tolak ukur kapasitas dan besaran kinerja pegawai. karyawan sebagai materi. untuk evaluasi dan pengembangan yang lebih baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi kepada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang agar pengelolaan pelayanan mengenai kinerja pegawai dapat lebih optimal dan ditingkatkan. Uraian yang telah disajikan menjadi dasar lahirnya kerangka penelitian seperti pada gambar di bawah ini :.

Hipotesis

Ho = Tidak terdapat pengaruh manajemen pelayanan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang.

Definisi Operasional Variabel

Profesionalisme merupakan sikap yang dikembangkan oleh pegawai ASN dan tenaga honorer selama berada di Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Perbandingan realisasi output merupakan indikator output pegawai ASN dan tenaga honorer Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Karakteristik situasional merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai ASN dan tenaga honorer di Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang.

Seringkali dianggap sebagai proses paling rumit antara pegawai ASN atau tenaga honorer dengan pimpinan Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Keterlibatan pegawai merupakan komitmen yang diberikan oleh pegawai ASN atau tenaga honorer kepada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Jaminan merupakan tanggung jawab yang diberikan Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang kepada setiap pegawai ASN atau tenaga honorer.

Waktu dan lokasi penelitian

Jenis dan Tipe penelitian

Populasi dan Sampel

Teknik Pengumpulan Data

Enrekang, apakah manajemen pelayanan dapat memberikan pengaruh baik atau buruk terhadap kinerja pegawai di instansi tersebut. Peneliti membuat 2 (dua) kuesioner untuk penelitian ini, satu kuesioner untuk memperoleh data terkait pengaruh manajemen pelayanan dan satu lagi kuesioner untuk memperoleh data terkait kinerja. Kedua kuisioner ini peneliti berikan kepada responden yang berada di kantor sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang.Untuk mempermudah dalam proses pembuatan kuisioner, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen penelitian.

Uji validitas dilakukan untuk menguji keakuratan kuesioner penelitian (Azwar, 1986), sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk menguji reliabilitas/konsistensi kuesioner penelitian (Suryabrata, 2004). Peneliti akan melakukan uji validitas dengan menggunakan software SPSS.Uji validitas hanya sekedar membandingkan nilai. Uji reliabilitas cukup dengan membandingkan alpha talfa atau bilangan Cronbach dengan nilai 0,7. Jika angka talfa atau Cronbach’s alpha ≥ 0,7 maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel dan sebaliknya.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis regresi sederhana menurut Somantri (2011) digunakan untuk menunjukkan sejauh mana pengaruh variabel manajemen pelayanan terhadap variabel kinerja pegawai di Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Analisis variabel penelitian memberikan gambaran mengenai tanggapan atau persepsi responden mengenai dampak manajemen pelayanan terhadap kinerja pegawai di kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel manajemen pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja pegawai di kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang.

Hal ini menunjukkan bahwa di Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang pegawai mempunyai kinerja yang baik karena manajemen pelayanan yang baik. Menyediakan sarana terkait prasarana terlengkap bagi pegawai dalam pengelolaan pelayanan pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Dampak Manajemen Pelayanan Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPPD) pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Garut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 4.1 mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin responden terlihat bahwa dari 50 sampel yang terkumpul dari populasi, sebanyak 28 responden atau 44,0% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 22 responden atau 56,0% berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan Tabel 4.2, responden terbanyak berusia 41-50 tahun yaitu sebanyak 29 responden atau 58,0% dari total sampel. Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh responden dengan tingkat pendidikan akhir S1 sebanyak 27 responden atau 54,0% dari total sampel, responden dengan tingkat pendidikan akhir dari tinggi sekolah sebanyak 19 responden atau 38,0%, sedangkan responden dengan pendidikan tinggi S2-S3 sebanyak 4 responden atau 8,0% dari total sampel.

Berdasarkan Tabel 4.4 mengenai karakteristik responden ditinjau dari status perkawinan terlihat bahwa dari 50 sampel populasi yang terkumpul, 37 responden atau 74,0% sudah menikah, 13 responden atau 26,0%. Berdasarkan Tabel 4.5, mayoritas responden berusia 6-10 tahun yaitu 29 atau 58,0% dari total sampel. Sedangkan pengalaman kerja >13 tahun berjumlah 13 responden atau sebesar 26,0% dari total sampel, dan responden dengan pengalaman kerja 1-5 tahun berjumlah 8 responden atau 16,0%.

Deskripsi Variabel Penelitian

Fakta menunjukkan bahwa subindikator ‘pegawai memiliki tingkat bimbingan perilaku dalam bekerja yang tinggi’ mempunyai skor yang paling tinggi dibandingkan subindikator lainnya, dengan persentase tertinggi yaitu 83,6% sehingga menjadikan bimbingan perilaku pegawai sebagai yang paling menonjol atau menonjol. dianggap paling menonjol. sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja pembinaan yang diwakili oleh staf Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Fakta menunjukkan bahwa subindikator 'pegawai mempunyai penguasaan yang baik terhadap rasio realisasi output' mempunyai skor tertinggi dibandingkan subindikator lainnya, dengan persentase tertinggi yaitu 79,6%, sehingga perbandingan realisasi output oleh pegawai dianggap yang terbaik. yang paling menonjol atau sebagai peningkatan pelaksanaan pemantauan kinerja pada dirinya adalah pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Fakta menunjukkan bahwa subindikator ‘pegawai mampu memahami karakteristik situasi lingkungan kerja’ memperoleh skor tertinggi dibandingkan subindikator lainnya, dengan persentase tertinggi yaitu 84,0% sehingga diambil karakteristik situasional pegawai. memperhitungkan. yang paling menonjol atau sebagai bahan peningkatan penilaian kinerja pegawai. Sekretariat Dewan Kabupaten Enrekang.

Fakta menunjukkan bahwa subindikator “pegawai selalu terlibat dalam penyelesaian masalah” mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan subindikator lainnya, dengan persentase terbesar yaitu 81,6% sehingga penyelesaian masalah dinilai paling menonjol atau sebagai hal yang penting. fakta. peningkatan kualitas kerja pegawai kantor Sekretariat DPRD Enrekang. Fakta menunjukkan bahwa subindikator “pegawai menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan” mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan subindikator lainnya, dengan persentase terbesar yaitu 80,0% sehingga kecepatan kerja setiap pegawai dianggap paling baik. yang paling menonjol atau sebagai penambahan jumlah pekerjaan pada diri pegawai kantor Sekretariat Dewan Kabupaten Enrekang. Fakta menunjukkan bahwa subindikator “pegawai mampu membangun komunikasi yang stabil dengan atasan” memiliki skor tertinggi dibandingkan subindikator lainnya, dengan persentase terbesar yaitu 79,6% sehingga komunikasi yang berkesinambungan antara bawahan dan atasan dinilai lebih menonjol. atau dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas pada dirinya pegawai kantor Sekretariat Dewan Kabupaten Enrekang.

Interpretasi Nilai Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil analisis, variabel manajemen pelayanan (X) mempunyai nilai korelasi Pearson > 0,27 dan Sig. 2-tailed) < 0,05 maka kuesioner dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai alat pengukuran. Dengan demikian, seluruh variabel yang digunakan reliabel atau dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Berdasarkan hasil analisis, variabel kinerja karyawan (Y) mempunyai nilai korelasi Pearson > 0,27 dan Sig. 2-tailed) < 0,05 sehingga kuesioner dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai alat pengukuran.

Dengan demikian, seluruh variabel yang digunakan reliabel atau dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

Analisis Data

Dari Gambar 4.3 terlihat titik-titik tersebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu model regresi memenuhi asumsi normalitas karena model penelitian ini berdistribusi normal. Toleransi merupakan indikator seberapa besar variabilitas suatu variabel independen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Antar variabel independen dikatakan tidak ada korelasi apabila nilai toleransinya lebih besar dari 10 persen (toleransi > 0,01) dan mempunyai nilai VIF kurang dari 10 (VIF < 10).

Artinya variabel independen yaitu manajemen pelayanan (X) memberikan kontribusi sebesar 53,8% terhadap perubahan skor kinerja pegawai (Y), sedangkan variabel lainnya memberikan kontribusi sebesar 46,2%. Hal ini dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen (manajemen pelayanan) dengan variabel dependen (kinerja pegawai) sangat kuat karena adanya interval. Berdasarkan Tabel 4.23 nilai t-score variabel manajemen pelayanan (X) menunjukkan nilai t-score sebesar 7,477 lebih besar dari t-score sebesar 1,677 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,000 < α (0,05), jadi hipotesis diterima, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dampak manajemen pelayanan terhadap kinerja pegawai.

Gambar 4.2. Histogram
Gambar 4.2. Histogram

Pembahasan

Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan memberikan penilaian kerja yang baik kepada pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Enrekang maka akan terjadi manajemen pelayanan yang baik. Untuk melihat hubungan antara variabel manajemen pelayanan dengan variabel kinerja pegawai dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel manajemen pelayanan sebesar 7,477. Pengelolaan pelayanan diukur dengan indikator perencanaan kinerja, pembinaan kinerja, pelaksanaan pemantauan kinerja dan penilaian kinerja.

Semakin tinggi manajemen pelayanan yang diberikan Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang maka semakin tinggi pula kinerja pegawainya. Untuk mengoptimalkan pengelolaan pelayanan, diperlukan adanya tata cara/prosedur pelayanan yang dapat dilaksanakan dengan mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh pegawai Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Enrekang. Analisis Hubungan Manajemen Pelayanan Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Dengan Kepuasan Nelayan di Kabupaten Bengkulu Selatan.

PENUTUP

Saran-Saran

Penelitian ini hanya berfokus pada manajemen pelayanan pegawai sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 30 Tahun 2019, sehingga diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji dimensi-dimensi manajemen pelayanan ditinjau dari perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan perencanaan. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kinerja dan kepuasan mahasiswa (studi kasus mahasiswa STIA Muhammadiyah Selong).

Gambar

Gambar 2.1. Model Manajemen Pelayanan
Gambar 2.2 Kerangka Pikir  F.  Hipotesis
Gambar 4.2. Histogram
Gambar 4.4. Grafik Scatterplot
+2

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DIKLAT TERHADAP KINERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TABALONG Euis Ardila¹, Erni Alfisah², Periyadi³ Manajemen, 61201, Ekonomi,