Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh efikasi diri terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Artinya semakin tinggi efikasi diri siswa maka semakin tinggi pula kemampuan komunikasi matematis siswa. Nilai koefisien yang positif dapat diartikan bahwa self-eficacy berpengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
Hasil pada Tabel 2 digunakan untuk hipotesis bahwa tes self-eficacy siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, efikasi diri siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Koefisien regresi bertanda positif menunjukkan bahwa efikasi diri siswa berpengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
ANALISIS TERHADAP PENCAPAIAN MATEMATIS SISWA BERDASARKAN GAYA BELAJAR
ANALYSIS ON STUDENTS’ MATHEMATICS ACHIEVEMENT BASED ON LEARNING STYLES
- Introduction
- Method
- Results and Discussion 1 Results
- Discussion
- Conclusion
- Acknowledgements
Another study shows that there is a correlation between students' learning style and students' learning performance (Bosman & Schulze, 2018)(Jhaish, 2010). The first result is according to the students' major learning style (MLS) will answer the question: Does each of the students have only one learning style, or can the students have more than one major learning style. Deeper analysis of the data in Table 1 showed that most of the students (64%) have a kinesthetic learning style.
This means that there is no significant difference in average math achievement between students who have three or fewer major learning styles and students who have more than three major learning styles. The results of the study also showed that most students have more than one main learning style and that they outperform students who only have one main learning style. A study they conducted (Bosman & Schulze, 2018) also showed that students with multiple learning styles do best in math.
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA KONSEP POLA BILANGAN DALAM PERMAINAN TRADISIONAL
EXPLORATION OF NUMBER PATTERNS
ETHNOMATHEMATICS CONCEPTS IN TRADITIONAL GAMES
- Pendahuluan
- Metode Penelitian
- Hasil dan Pembahasan
- Kesimpulan
Nasi goreng kecap (NGK atau Tong Tong Galitong Ji) merupakan salah satu permainan tradisional khas Malang. Dalam hal ini kearifan budaya lokal dalam permainan tradisional Nasi Goreng Kecap merupakan sumber pengetahuan dan sarana transmisi materi pola bilangan. Secara khusus penelitian ini hanya menggunakan permainan tradisional Nasi Goreng Kecap bagian kedua yang diintegrasikan ke dalam materi pola bilangan untuk siswa kelas VIII sekolah menengah.
Dalam hal ini permainan tradisional Nasi Goreng Kecap dan Mejikuhibiniu sebagai alat peraga dalam mentransfer materi pembelajaran pola bilangan. Diharapkan dengan memadukan materi pola bilangan melalui permainan tradisional Nasi Goreng Kecap dan Mejikuhibiniu dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia. Berdasarkan hasil dan pembahasan, permainan tradisional Nasi Goreng Kecap dan Mejikuhibiniu mengandung konsep pola bilangan.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN TERAPAN METODE SCAFFOLDING TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
THE EFFECT OF QUANTUM LEARNING MODEL APPLIED SCAFFOLDING METHOD ON INCREASES MATHEMATIC
MATHEMATICS FOR VII GRADE STUDENTS
Ucapan Terima Kasih
Pengaruh Model Collaborative Learning (CRH) Tipe Horay dalam Course Review terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel pada Kelas VII SMP Negeri Rantau Selatan. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis, komunikasi, dan efikasi diri siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan metakognitif scaffolding.
ANALISIS KESALAHAN BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS XI SMA/MA KURIKULUM 2013
THE ERROR ANALYSIS OF MATHEMATICS TEXTBOOKS FOR ELEVENTH GRADE SMA/MA CURRICULUM 2013
Deskripsi Buku Teks Matematika
Sumber data yang digunakan adalah buku pelajaran matematika kelas XI SMA/MA terbitan Erlangga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta YramaWidya Kurikulum 2013. Materi yang dipelajari adalah materi Kalkulus yang terdiri dari limit fungsi aljabar, turunan fungsi aljabar dan integral fungsi aljabar.
Deskripsi Hasil Penelitian
Hal ini sejalan dengan pendapat Valentino (2017) bahwa benda yang berkaitan dengan fakta adalah benda yang berkaitan dengan kesepakatan dalam matematika seperti simbol, aturan, dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Sari (2016) yang mengkategorikan ketentuan kondisi yang tidak lengkap sebagai indikasi kesalahan konseptual. Jika turunan suatu fungsi ada, maka limit yang menentukan turunan tersebut harus ada dan fungsi tersebut harus kontinu.
Kemiringan garis singgung suatu fungsi di titik c adalah nilai tan 𝛼 yang dibatasi komponen x mendekati nol. Selanjutnya suatu fungsi kontinu harus mempunyai limit fungsi, tetapi limit perbandingan komponen y dengan komponen x tidak dapat ditemukan. Fungsi tersebut merupakan fungsi kontinu dan harus mempunyai limit fungsi, namun limit perbandingan komponen y dengan komponen x tidak akan ditemukan.
Perlu dinyatakan bahwa fungsi kontinu mempunyai turunan hanya jika limit yang menentukan turunannya ada. Hal ini sependapat dengan Sari (2016) yang menyatakan bahwa objek yang berkaitan dengan operasi adalah proses memperoleh solusi. Kesalahan yang ditemukan pada penyajian objek matematika pada ketiga buku teks matematika Kelas XI Kurikulum 2013 antara lain: 8 kesalahan terkait fakta, 12 kesalahan terkait konsep, 12 kesalahan terkait prinsip, dan 18 kesalahan terkait operasi.
Pada buku ajar matematika kelas XI terbitan Kemendikbud terdapat 20 kesalahan, dimana 3 kesalahan berkaitan dengan fakta, 5 kesalahan berkaitan dengan konsep, 6 kesalahan berkaitan dengan prinsip, dan 6 kesalahan berkaitan dengan operasi. Pada buku ajar matematika kelas XI terbitan Yrama Widya terdapat 20 kesalahan yang terdiri dari 3 kesalahan terkait fakta, 1 kesalahan terkait konsep, 5 kesalahan terkait prinsip, dan 11 kesalahan terkait operasi. Disarankan kepada guru hendaknya mengeksplorasi bagaimana objek-objek matematika disajikan dalam buku teks matematika sebelum menggunakannya dalam proses pembelajaran.
Analisis kelayakan isi materi komponen bahan pendukung pengajaran pada buku teks kelas sosiologi di SMA Negeri di kota Bandung.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS DIGITAL PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL
DEVELOPMENT OF DIGITAL-BASED LEARNING MEDIA IN REAL ANALYSIS COURSES
Palinussa & Manangel (2021) menyatakan bahwa pendidik dapat mengunggah materi pembelajaran, tugas, proyek dan video pembelajaran ke ‘ruang kelas online’ sehingga siswa dapat mengakses dan mempelajarinya kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Salah satu aspek inovatif penggunaan media pembelajaran berbasis digital dalam kegiatan pembelajaran tatap muka dan mandiri adalah audio visual dalam bentuk video tutorial. Video tutorial merupakan salah satu alat untuk mentransfer pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Video pembelajaran seperti video pelajaran lebih interaktif dan spesifik dibandingkan buku atau modul; Video tutorial berupaya mengajar dengan memberi contoh, mendemonstrasikan, dan memberikan informasi untuk menyelesaikan tugas tertentu. Hasil penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa video pembelajaran efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa (Krisna & Marga, 2017; Purwanti, 2015). Pemanfaatan video pembelajaran juga memudahkan guru dalam kegiatan pengajaran dan pengelolaan kelas (Darma Wisada et al., 2019).
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media digital berupa video pembelajaran dalam proses analisis nyata, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media digital berbasis Android akan memberikan kemudahan bagi siswa dalam mengakses informasi melalui video pembelajaran. Hasil analisis angket kategori untuk mengetahui validitas dan praktikum media video pembelajaran menggunakan rumus kategori skala likert seperti terlihat pada Tabel 1 berikut.
2 Saya senang belajar dengan video tutorial 4.8 3 Menyajikan kalimat dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami 4.5. Penyusunan konsep secara sistematis dimaksudkan untuk memudahkan pembuatan video edukasi sehingga siswa dapat lebih mudah memahami isi video tersebut. Berdasarkan hasil perencanaan dan pengembangan, maka terciptalah produk berupa media pembelajaran yang dirancang secara digital, dalam hal ini video pengajaran pada mata kuliah analisis nyata.
Berdasarkan hasil analisis uji beta disimpulkan bahwa media pembelajaran dalam hal ini video pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis dan layak digunakan dengan beberapa revisi.
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI POLYA MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
THE ABILITY IN SOLVING MATHEMATICAL BASED ON THE THEORY OF POLYA AFTER APPLYING KOOPERATIVE
LEARNING MODEL TGT TIPE
- Memahami Masalah
- Membuat Rencana Pemecahan Masalah Berbagai jenis rumus yang ditemukan
- Melakukan Rencana/ Perhitungan Siswa dalam melakukan proses perhitungan
- Memeriksa Kembali
Penelitian keterampilan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan masalah dengan penerapan turunan pada kelas XI IPA III SMAN 2 Manokwari. Data hasil tes kemampuan pemecahan masalah beserta transkrip wawancara yang diperoleh kemudian dijalankan melalui proses analisis data. Subjek S4 adalah siswa yang mendapat nilai tinggi dan S24 yang mendapat nilai rendah pada hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika.
Setelah menganalisis data penelitian, diperoleh hasil berupa kemampuan pemecahan masalah matematis yang berbeda-beda pada setiap siswa. Selain itu, pemilihan rumus yang tidak sesuai untuk pemecahan masalah ditemukan pada salah satu siswa yang memperoleh nilai rendah pada hasil tes pemecahan masalah matematika. Kesalahan ini berasal dari salah satu siswa yang mendapat nilai tinggi pada tes pemecahan masalah matematika.
Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi hasil tesnya kurang lengkap dalam melakukan proses perhitungan. Kesalahan juga ditemukan pada proses perhitungan yang dilakukan oleh salah satu siswa yang memperoleh nilai rendah pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Siswa dengan hasil tes kemampuan pemecahan masalah rendah yang melakukan proses perhitungan tetapi belum menyelesaikannya sampai akhir.
Siswa yang memperoleh nilai tes pemecahan masalah matematika tinggi melakukan kesalahan dalam menyatakan hasil akhir, namun proses perhitungannya benar. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah pada Soal Sejarah Matematika Berdasarkan Teori Polya Dilihat dari Adversity Quotient”. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Teori Polya pada Siswa Kelas VIII SMP IT Insan Mulia Manokwari”.
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Mata Pelajaran Matriks Kelas XI SMA Negeri SIWALIMA Ambon.
MENGUKUR KETERLIBATAN SISWA DALAM
PEMBELAJARAN ONLINE SISWA KELAS VII DI SEKOLAH ABC PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MEASURING STUDENT ENGAGEMENT IN ONLINE LEARNING OF CLASS VII STUDENTS AT SEKOLAH ABC IN
MATHEMATICS
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran meskipun dilakukan di rumah masing-masing, karena keterlibatan siswa adalah kunci untuk menjaga siswa tetap terlibat dalam pembelajaran (Dixson, 2015). Tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui keadaan engagement siswa kelas VII terhadap pembelajaran Matematika selama pembelajaran daring. Berdasarkan data yang diperoleh di atas, peneliti memutuskan untuk mengukur tingkat keterlibatan siswa tingkat kelas tujuh mata pelajaran Matematika selama periode pembelajaran online.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah keterlibatan siswa kelas VII dipengaruhi oleh asal mula mereka bersekolah di SD? Keempat faktor keterlibatan dalam pembelajaran online ini dikembangkan dari keterlibatan tradisional siswa di kelas oleh Handelsman, Briggs, Sullivan, & Towler (2005). Indikator keterlibatan siswa yang digunakan adalah Online Student Engagement Scale atau disebut juga dengan Online Student Engagement Scale (OSE Scale), yang dikembangkan oleh Dixson berdasarkan empat faktor keterlibatan menurut Handelsman, Briggs, Sullivan, & Towler (2005).
H1 : Terdapat hubungan antara engagement siswa SD Sekolah ABC dengan siswa luar Sekolah ABC. Hasil uji reliabilitas angket keterlibatan siswa dalam pembelajaran daring dengan indikator Cronbach’s Alpha Variance Indicator. X2hitung < X2tabel (Data berdistribusi normal) Metode Chi-Square digunakan untuk menguji hipotesis apakah ada hubungan antara tingkat student engagement dengan asal sekolah dasar sebelumnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat keterlibatan siswa laki-laki dan perempuan kelas VII terhadap Matematika selama pembelajaran daring cenderung sama. Hipotesis pertama berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keterlibatan siswa dari SD ABC dengan siswa yang bukan berasal dari SD ABC. Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah peneliti dapat membandingkan hasil penelitian ini dengan hasil pengukuran engagement siswa kelas VII di sekolah lain yang menerapkan pembelajaran daring yang sama.
Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat menambah jumlah instrumen untuk mengukur tingkat keterlibatan siswa pada masa pembelajaran daring untuk memperkaya sumber informasi.