• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dewan Redaksi - OJS UNPATTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Dewan Redaksi - OJS UNPATTI"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan hasil belajar siswa kelas VII2 SMP Kartika XIII-1 Ambon pada pembelajaran Operasi Komputasi Aljabar dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif Think Talk Write (TTW). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII2 SMP Kartika XIII-1 pada mata pelajaran operasi hitung bentuk aljabar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Merujuk pada hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII2 SMP Kartika XIII1 pada mata pelajaran Operasi Komputasi Aljabar dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif Think Talk Write (TTW).

Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pemrograman Linier Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Studi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Saparua). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Ambon).

Gambar 1. Model PTK John Elliot (Titahena, dkk:
Gambar 1. Model PTK John Elliot (Titahena, dkk:

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN FUNGSI KOMPOSISI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR UNTUK

DEVELOPMENT OF COMPOSITION FUNCTION VIDEO LEARNING AS AN ALTERNATIVE TEACHING MATERIALS IN

IMPROVING MATHEMATICS REASONING ABILITY

  • Pendahuluan
  • Metode Penelitian
  • Hasil dan Pembahasan
  • Kesimpulan

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah: (1) menghasilkan bahan ajar berupa video pembelajaran animasi pada materi fungsi komposisi dan (2) mengetahui kelayakan bahan ajar berupa video pembelajaran animasi pada materi fungsi komposisi. . Jadi jika rata-rata nilai tes siswa yang dicapai adalah C, maka bahan ajar yang dikembangkan layak digunakan untuk pembelajaran fungsi komposisi di SMA/MA. Menunjukkan bahwa aspek media yang dikembangkan dalam bahan ajar termasuk dalam kriteria “Sangat Valid”.

Sesuai dengan kriteria kelayakan bahan ajar dari hasil tes yang dilakukan dengan rata-rata minimal C atau cukup, maka bahan ajar yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran fungsi perakitan di SMA/MA. Berdasarkan penelitian dan pengembangan diperoleh bahwa video pembelajaran menulis video didukung fungsi komposisi sebagai bahan ajar alternatif yang memiliki kemampuan penalaran matematis.

Gambar 1. Model Pengembangan Alessi & Trollip Penelitian  dan  pengembangan  ini
Gambar 1. Model Pengembangan Alessi & Trollip Penelitian dan pengembangan ini

HAMBATAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

THE STUDENT OBSTACLES OF CREATIVE THINKING IN SOLVING MATHEMATICS PROBLEM

Hasil dan Pembahasan 1. Hasil

  • Pembahasan

Peneliti melakukan wawancara dengan perwakilan PR untuk mengidentifikasi hambatan mahasiswa sehingga PR tidak bisa menawarkan solusi nyata. Pada tahap ini siswa memahami maksud permasalahan dan hanya dapat menawarkan satu penyelesaian, namun masih kesulitan untuk menerjemahkan permasalahan ke dalam bentuk matematika. Dari penyelesaian yang diberikan RA terlihat jelas bahwa RA memahami maksud pertanyaan dan memberikan jawaban yang benar.

Peneliti melakukan wawancara kepada RA untuk mengetahui hambatan siswa sehingga RA tidak dapat memberikan solusi yang tepat. RA tidak mau mencari solusi lain yang mungkin lebih baik dari solusi yang dibuatnya. Namun karena RA puas dengan solusi yang dihasilkan, RA tidak memenuhi indikator berpikir kreatif lainnya.

Peneliti melakukan wawancara dengan CS untuk mengetahui hambatan mahasiswa sehingga CS tidak mampu memberikan solusi yang memenuhi indikator terkini. Dari wawancara peneliti dengan RA diketahui bahwa RA memahami maksud pertanyaan dan mampu memberikan solusi, namun solusi yang diberikan cukup terbatas. YES mampu menawarkan 3 solusi yaitu menggunakan Pompa A, Pompa B dan Pompa C serta solusi yang merupakan kombinasi dari ketiga pompa tersebut.

Keempat solusi yang diciptakan YA memenuhi dua aspek berpikir kreatif, yaitu kelancaran dan kebaruan. Hasil percakapan peneliti dengan DA, seharusnya DA digabungkan pada tingkat kreatif, namun karena DA puas dengan 4 solusi yang dibuat maka ia tidak mencari kemungkinan solusi lain. Salah satu solusi yang dibuatnya memang memiliki aspek kebaruan, namun secara keseluruhan hasil kerja YA kurang sesuai dengan aspek fleksibilitas.

Gambar 3. Hasil kerja CS
Gambar 3. Hasil kerja CS
  • Introduction
  • Research Method 1. Research Design
    • Research Procedure
    • Data Analysis Technique
  • Results and Discussion
  • Conclusion

Local wisdom provides a number of opportunities for the emergence of knowledge that emerges from the natural thinking of the local community. The subject of the study was the woven artisan community consisting of 2 women. The core. To prove the validity of data, the process of triangulation is carried out both with the source and the method.

To find out about the manufacturing process, here is the interview passage with one of the craftsmen. The following is an example of woven hat or in the language of the Tutuwaru region called "Tutulu". The interview above shows that in the weaving process, a calculation must be made so that the bottom of the weaving must make the shape of the wind.

In the structure of nyiru weaving, there is a basic weaving with the shape of the "mata angin". If you pay attention to the structure of the mats made by the Tutuwaru community, it can be said that the mathematical ideas of tapping have been possessed by the community since their ancestors as primitive or unbelieving knowledge. If the base of the tessellation is developed, it will form a hexagonal flat structure, which is similar to the nyiru woven structure made in the following by the Tutuwaru community.

The shape of the tessellation is woven nyiru Other mathematical ideas that can be learned in the structure of wrong woven are parallel lines, vertices, triangles and hexagons. In relation to mathematics, the mathematical concept that has always existed is the concept of a circle, this can be seen in the word "circumference" of the bone. The geometry concepts studied are points, lines, alignment, perpendiculars, vertex and the shape of the correlation or change.

Figure  1.  Nyiru  form  without  variation  and  using  variations of colored leaves
Figure 1. Nyiru form without variation and using variations of colored leaves

PERBANDINGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN SELF EFFICACY MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH

MATEMATIKA TEKNIK

COMPARISON OF PROBLEM BASED LEARNING METHODS WITH CONVENTIONAL METHODS TEACHING ON PROBLEM

SOLVING AND MATHEMATIC SELF EFFICACY IN ENGINEERING MATHEMATICS COURSES

Salah satunya karena tidak adanya ruang dalam proses pembelajaran bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan efikasi diri. Pembentuk utama efikasi diri siswa dalam belajar matematika adalah interaksi siswa baik dengan guru maupun teman sekelasnya (Preston, 2007). Keterampilan awal yang perlu dimiliki siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika teknik adalah keterampilan pemecahan masalah dan efikasi diri.

Sariningsih dan Purwasih (2017) juga menegaskan bahwa siswa seharusnya mampu memecahkan masalah jika menguasai keterampilan self-efisiensi. Metode pengajaran yang berfokus pada pemecahan masalah dan efikasi diri matematis siswa adalah pembelajaran berbasis masalah (PBL). Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan metode PBL untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan self-eficacy matematis siswa.

Berdasarkan tabel 8, skor maksimum efikasi diri matematis siswa untuk kelas yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah adalah 45, dan skor minimum yang diperoleh adalah 40. Dari tabel 9 di atas terlihat bahwa nilai signifikansi eksperimen kelas dan kelas kontrol untuk efikasi diri mempunyai nilai Sig. Selain itu, Nahdi (2018) menemukan perbedaan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah antara kelompok siswa yang memiliki self eficacy tinggi, sedang, dan rendah.

Efikasi diri yang tinggi mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dibandingkan dengan efikasi diri yang rata-rata dan rendah. Bereksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran penemuan terbimbing dalam bidang pemecahan masalah matematika untuk efikasi diri siswa. Mengajarkan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan pemecahan masalah matematis dan efikasi diri siswa calon guru.

Tabel 1. Penetapan Skor Angket
Tabel 1. Penetapan Skor Angket

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DENGAN MODEL

PROBLEM BASED LEARNING

DEVELOPMENT OF LEARNING TOOLS FOR TWO VARIABLE LINEAR EQUATION SYSTEMS WITH PROBLEM BASED

LEARNING MODEL

  • Deskripsi Proses dan Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran
  • Tahap Analisis (Analysis)
  • Tahap Perancangan (Design)
  • Tahap Pengembangan (Development) Tahap development adalah langkah ketiga
  • Tahap Implementasi (Implementation) Uji Coba Perangkat
  • Tahap Evaluasi (Evaluation)

Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa adalah penggunaan model PBL. Perangkat ajar yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran materi SPLDV untuk siswa kelas VIII SMP bermacam-macam, antara lain: silabus, RPP, LKS, EHB,. Namun dari beberapa perangkat pengajaran yang ada, semuanya berperan dalam mencapai tujuan kegiatan pembelajaran.

Rosa De Lima Tondano memperoleh informasi bahwa guru masih kesulitan mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Berdasarkan kebutuhan yang telah diuraikan di atas, maka perangkat pembelajaran yang akan diterapkan harus sesuai dan memungkinkan untuk diterapkan pada siswa kelas VIII. dari sekolah menengah pertama. Selain menggunakan perangkat pembelajaran yang tepat, pendekatan penyampaian materi SPLDV dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa juga harus tepat sesuai dengan karakteristik materi SPLDV dan karakteristik siswa.

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD dan EHB dengan menggunakan model PBL pada materi SPLDV. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi SPLDV. Pada tahap ini peneliti mulai membuat alat peraga pembelajaran dengan model PBL sesuai dengan yang telah dirancang pada tahap desain.

Pada tahap ini dikembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan model PBL pada materi SPLDV untuk siswa kelas VIII sekolah menengah. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran PBL telah dikembangkan di kelas VIII SMA Katolik Sta. Penelitian pengembangan yang dilakukan di SMA Katolik Santa Rosa De Lima Tondano dengan subjek penelitian siswa kelas VIII tahun ajaran 2019/2020 telah menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid, praktis dan efektif.

Gambar 1. Lembar kerja peserta didik Pengembangan Evaluasi Hasil Belajar
Gambar 1. Lembar kerja peserta didik Pengembangan Evaluasi Hasil Belajar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 27 MALUKU TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN

PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL

IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES CLASS X MIA SMA NEGERI 27 MALUKU TENGAH BY USING AN APPROACH

VARIABLE LINEAR EQUATION SYSTEM MATERIALS

Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Siklus I

  • Pertemuan Kedua Observasi
  • Hasil Penelitian Siklus II 1. Pertemuan Pertama
    • Pertemuan Kedua Observasi
  • Pembahasan

Ketika kelompok lain mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa HT, SK, SN, dan IW memperhatikan presentasi kelompok. Saat kelompok lain mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, hanya siswa NAA yang berani bertanya dan memberikan jawaban. Ketika kelompok lain mempresentasikan hasil karyanya, siswa SH dan AAP mewakili kelompoknya dan aktif bertanya, dan di akhir pembelajaran mereka semua menyelesaikan materi yang dipelajari bersama.

Dalam memaparkan hasil kerja kelompoknya, siswa HT dan SK mewakili kelompok V untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya dan aktif menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Saat mempresentasikan karyanya, siswa SH dan AAP mewakili kelompoknya dan aktif menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Seluruh siswa kelompok 5 aktif, kecuali siswa SN yang kurang memperhatikan bahan ajar dan LKS.

Siswa HT, SK, JM dan IW memperhatikan materi ajar dan menyelesaikan LKS bersama-sama. Ketika kelompok lain mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa SK memberikan tanya jawab dan di akhir pembelajaran menyimpulkan materi yang dipelajari. Setelah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi pada bahan ajar dan LKS yang belum dipahami.

Ketika kelompok lain mempresentasikan hasil kerjanya, siswa SH dan AAP mewakili kelompoknya dan mengajukan pertanyaan aktif dan di akhir pembelajaran mereka semua menyelesaikan materi yang dipelajari bersama-sama. Pada kelompok 4 seluruh siswa menunjukkan partisipasinya dalam memperhatikan bahan ajar dan LKS yang dibagikan oleh guru. Pada saat presentasi, siswa HT dan JM mewakili kelompoknya untuk menjelaskan hasil pekerjaannya dan aktif menjawab pertanyaan dari kelompok lain.

Tabel 2. Hasil Tes Akhir Siklus I  KKM  Frekuensi  Presentasi
Tabel 2. Hasil Tes Akhir Siklus I KKM Frekuensi Presentasi

Gambar

Gambar 1. Model Pengembangan Alessi & Trollip Penelitian  dan  pengembangan  ini
Tabel 1. Kriteria Kevalidan Video Pembelajaran  Fungsi Komposisi
Gambar 3. Scene saat dibuat dengan VideoScribe Setelah  semua  scene  dalam  video  dibuat  dan dipublikasikan, tahap selanjutnya adalah tahap  pengujian
Gambar 2. Scene dalam Storyboard
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.4 Jumlah dan proporsi soal ujian dalam suatu ujian mengacu pada indikator dan sub CPMK 4.5 Dosen pembuat soal mengupload draft soal ujian ke sistem validasi soal ujian di myFMIPA