ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA KELAS VII B SMP KRISTEN KALAM KUDUS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2021/2022 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI
BANGUN DATAR SEGITIGA DAN SEGIEMPAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
Karina Novea Rahmasari NIM: 181414109
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2022
i
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA KELAS VII B SMP KRISTEN KALAM KUDUS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2021/2022 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI
BANGUN DATAR SEGITIGA DAN SEGIEMPAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
Karina Novea Rahmasari NIM: 181414109
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2022
ii SKRIPSI
iii SKRIPSI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
− Yesaya 41:10 –
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih dan anugerah-Nya sehingga karya ini dapat terselesaikan. Dengan penuh rasa syukur karya ini saya
persembahkan untuk:
Ibu (Dwi Retno Sulistyowati) dan Ayah (Mudji Handoko) Tercinta Terima kasih atas segala doa dan perjuangan yang sudah dilakukan agar saya dapat menyelesaikan Pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi ini. Terima kasih untuk semua pengorbanan yang tak terbalaskan itu. Semoga Tuhan selalu
memberi kesehatan serta berkat yang melimpah bagi ibu dan ayah.
Kakak (Rezka Respati Putra) dan Adik (Febi Febrian Handoko) Terkasih Terima kasih atas doa, dukungan, semangat dan bantuan yang telah diberikan
selama ini sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.
Keluarga Besar
Terima kasih atas semua doa dan semangat yang diberikan kepada saya dari dulu hingga pada saat ini.
Teman-teman (Pendidikan Matematika 2018) kelas 18 C
Terima kasih atas doa, dukungan dan semangat yang diberikan ketika bersama- sama berproses selama empat tahun masa perkuliahan dan dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
Almamater tercinta
Semoga dapat memanfaatkan karya sederhana ini untuk hal yang lebih baik.
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Agustus 2022 Penulis,
Karina Novea Rahmasari
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : KARINA NOVEA RAHMASARI
Nomor Induk Mahasiswa : 181414109
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA KELAS VII B SMP KRISTEN KALAM KUDUS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2021/2022 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI BANGUN DATAR SEGITIGA DAN SEGIEMPAT”
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 Agustus 2022 Yang Menyatakan
Karina Novea Rahmasari
vii ABSTRAK
Karina Novea Rahmasari. 181414109. 2022. Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa Kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta Tahun Ajaran 2021/2022 dalam Menyelesaikan Soal Materi Bangun Datar Segitiga dan Segiempat.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kemampuan literasi matematis yang dimiliki siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.
(2) mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta dalam menyelesaikan soal-soal literasi matematika pada materi segiempat dan segitiga?
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VII B sebanyak 25 siswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, tes tertulis, dan wawancara. Data observasi pembelajaran digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana keterlaksanaan pembelajaran matematika materi bangun datar segitiga dan segiempat serta memperkuat analisis data terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan lietarsi matematis siswa. Data tes tertulis digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan literasi matematika yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal terkait bangun datar segitiga dan segiempat. Data wawancara terhadap guru digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa. Kemampuan literasi matematika siswa diukur berdasarkan tingkatan kemampuan literasi matematis menurut PISA yang terdiri dari enam level yaitu level 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan literasi matematis siswa termasuk dalam kategori baik sekali untuk level 1 dengan persentase skor sebesar 83%. Untuk level 2 termasuk dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 61%. Pada level 3, kemampuan literasi matematis siswa tergolong kurang dengan persentase sebesar 55%. Sedangkan level 4 hingga level 6 tergolong kurang sekali dengan perolehan persentase skor masing- masing secara berurutan yaitu 11%, 13% dan 1%. Faktor personal dimana siswa sudah cepat menyerah saat menjumpai soal dengan tipe uraian panjang yang berisi terkait permasalahan kompleks dan siswa sudah terbiasa dengan soal tipe to the point. Faktor yang kedua yaitu faktor lingkungan dimana guru tidak dapat memantau dengan baik apakah semua siswa sudah menyimak video pembelajaran yang diberikan. Sehingga ketika membahas materi, akan terdapat kendala untuk beberapa siswa yang belum menyimak video. Faktor terakhir yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa yaitu faktor instruksional dimana contoh permasalahan kontekstual yang diberikan guru masih termasuk dalam contoh yang sederhana.
Kata Kunci: Kemampuan literasi matematis, PISA, dan faktor.
viii ABSTRACT
Karina Novea Rahmasari. 181414109. 2022. Analysis of Students’ Mathematical Literacy Ability of Class VII B at Kalam Kudus Christian Junior High School Yogyakarta for the Academic Year 2021/2022 in Solving The Material Problem of Triangles and Quadrilaterals.
This study aims to: (1) describe the mathematical literacy ability possessed by class VII B students at SMP Kristen Kalam Kudus Christian Junior High School Yogyakarta. (2) describe what factors affect the mathematical literacy ability of class VII B students of SMP Kristen Kalam Kudus Christian Junior High School Yogyakarta in solving mathematical literacy problems on quadrilateral and triangular materials?
This type of research is descriptive research with quantitative and qualitative approaches. The subjects of this study were 25 students of class VII B. The data collection methods used are observation methods, written tests, and interviews.
Learning observation data are used to describe how the implementation of mathematics learning is flat building materials of triangles and quadrilaterals and strengthen data analysis related to factors that affect students' mathematical ability.
Written test data is used to determine the extent of students' mathematical literacy skills in solving problems related to building flat triangles and quadrilaterals.
Interview data with teachers are used to find out the factors that affect students' mathematical literacy ability. Students' mathematical literacy ability is measured based on the level of mathematical literacy according to PISA which consists of six levels, namely levels 1, 2, 3, 4, 5 and 6.
Based on the analysis that has been carried out, researchers can conclude that students' mathematical literacy abilities are included in the category of very good for level 1 with a percentage score of 83%. For level 2 it belongs to the category of enough with a percentage of 61%. At level 3, students' mathematical literacy skills are classified as lacking with a percentage of 55%. Meanwhile, level 4 to level 6 is classified as lacking once with the percentage of scores respectively, namely 11%, 13% and 1%. Personal factors where students have given up quickly when encountering questions with a long type of description that contains complex problems and students are used to type to the point questions. The second factor is the environmental factor where the teacher cannot properly monitor whether all students have listened to the learning videos provided. So when discussing the material, there will be obstacles for some students who have not listened to the video. The last factor that affects students' mathematical literacy ability is the instructional factor where examples of contextual problems given by teachers are still included in simple examples.
Keywords: Mathematical literacy ability, PISA, and factors.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan kasihnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberi izin untuk penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dewa Putu Wiadnyana Putra, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing saya berproses selama menempuh studi di pendidikan matematika ini
4. Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran.
5. Bapak Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan bimbingan serta ilmu dengan segenap kasih sayang.
6. Orang tua tercinta Bapak Mudji Handoko dan Ibu Dwi Retno Sulistyowati yang selalu mendukung dan mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Ibu Veni selaku guru mata pelajaran matematika kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun jaran 2021/2022 yang bersedia membantu penulis selama melaksanakan penelitian di sekolah.
8. Siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun jaran 2021/2022 yang telah bersedia untuk menjadi subjek dalam penelitian dan membantu kelancaran penelitian ini.
9. Teman-teman Pendidikan Matematika Angkatan 2018 yang sudah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
x
10. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung yang sudah membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan skripsi ini. Mengingat adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, maka penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun atas skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian yang terdapat dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat untuk tahapan selanjutnya. Terima kasih.
Penulis
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Batasan Istilah ... 7
G. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
xii
B. Penelitian yang Relevan ... 25
C. Kerangka Berpikir ... 26
BAB III METODE PENELITIAN... 28
A. Jenis Penelitian ... 28
B. Setting Penelitian ... 28
C. Subjek Penelitian ... 29
D. Objek Penelitian ... 29
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 29
F. Validitas Instrumen ... 33
G. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Hasil Penelitian ... 36
1. Pelaksanaan Penelitian ... 36
2. Penyajian dan Analisis Data ... 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
1. Kemampuan Literasi Matematis Siswa ... 54
2. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Literasi Matematis Siswa .... 63
C. Keterbatasan Penelitian ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN ... 73
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Jajargenjang ... 14
Gambar 2. 2 Luas Jajargenjang ... 15
Gambar 2. 3 Persegi Panjang ... 16
Gambar 2. 4 Persegi ... 17
Gambar 2. 5 Trapesium ... 17
Gambar 2. 6 Luas Trapesium ... 18
Gambar 2. 7 Belah Ketupat ... 19
Gambar 2. 8 Layang-layang ... 20
Gambar 2. 9 Segitiga ... 21
Gambar 2. 10 Segitiga Sama Kaki ... 21
Gambar 2. 11 Segitiga Sama Sisi ... 22
Gambar 2. 12 Segitiga Sebarang ... 22
Gambar 2. 13 Segitiga Lancip ... 23
Gambar 2. 14 Segitiga Tumpul ... 23
Gambar 2. 15 Segitiga Siku-siku ... 23
Gambar 2. 16 Sudut dalam Segitiga ... 24
Gambar 2. 17 Sudut Luar Segitiga ... 24
Gambar 2. 18 Keliling Segitiga ... 25
Gambar 2. 19 Luas Segitiga ... 25
Gambar 2. 20 Bagan Kerangka Berpikir ... 27
Gambar 4. 1 Hasil Pekerjaan Siswa No 1 yang Tepat ... 55
Gambar 4. 2 Hasil Pekerjaan Siswa No 1 yang Belum Tepat ... 55
Gambar 4. 3 Hasil Pekerjaan Siswa No 2 yang Tepat ... 56
Gambar 4. 4 Hasil Pekerjaan Siswa No 2 yang Belum Tepat ... 57
Gambar 4. 5 Hasil Pekerjaan Siswa No 3 yang Tepat ... 58
Gambar 4. 6 Hasil Pekerjaan Soal No 5 yang Belum Lengkap ... 59
Gambar 4. 7 Hasil Pekerjaan Siswa No 4 ... 60
Gambar 4. 8 Hasil Pekerjaan Siswa No 5 ... 60
Gambar 4. 9 Contoh Penyelesaian Siswa No 5 yang Belum Tepat ... 61
Gambar 4. 10 Hasil Pekerjaan Siswa No 6 ... 62
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Level Kemampuan Literasi Matematis menurut PISA ... 11
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian ... 29
Tabel 3. 2 Pedoman Observasi Kegiatan Pembelajaran... 31
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Soal Tes Literasi Matematika ... 33
Tabel 3. 4 Kriteria Kemampuan Literasi Matematis Siswa ... 35
Tabel 4. 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 39
Tabel 4. 2 Tabel Observasi Kegiatan Pembelajaran Matematika ... 39
Tabel 4. 3 Hasil Perolehan Skor Setiap Siswa per Butir Soal ... 43
Tabel 4. 4 Kriteria Ketercapaian Skor Tiap Soal Berdasarkan Persentasenya ... 44
Tabel 4. 5 Kemampuan Literasi Matematis Siswa dari Level 1 sampai Level 6 .. 45
Tabel 4. 6 Hasil Wawancara Guru ... 47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. 1 Surat Pengantar Pelaksanaan Penelitian ... 74
Lampiran A. 2 Lembar Pedoman Observasi Pembelajaran Matematika ... 75
Lampiran A. 3 Lembar Soal Tes ... 77
Lampiran A. 4 Lembar Alternatif Jawaban dan Pedoman Skoring ... 81
Lampiran A. 5 Lembar Pedoman Wawancara terhadap Guru ... 95
Lampiran A. 6 Lembar Validasi Instrumen Observasi Pembelajaran ... 97
Lampiran A. 7 Lembar Validasi Instrumen Tes... 99
Lampiran A. 8 Lembar Validasi Instrumen terhadap Guru ... 101
Lampiran B. 1 Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 103
Lampiran B. 2 Transkrip Hasil Jawaban Tes Siswa ... 105
Lampiran B. 3 Transkrip Hasil Wawancara terhadap Guru ... 141
Lampiran B. 4 Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian ... 146
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan manusia.
Salah satu alasannya yaitu pendidikan mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri setiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan yang dijalaninya. Terkait dengan pengertian pentingnya pendidikan, hal tersebut juga dimuat dalam undang-undang. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 terkait Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Depdiknas, 2003). Selain itu, di dalam undang- undang tersebut juga disebutkan pula bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam menghadapi tantangan perkembangan dunia.
Hermino (2016:5) menyatakan bahwa pendidikan sangatlah penting karena memiliki makna suatu proses terus menerus yang akan mengantarkan manusia muda ke arah kedewasaan yaitu dalam arti kemampuan untuk memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan atau keterampilan (skills development), mengubah sikap (attitude of change) serta kemampuan mengarahkan diri sendiri, baik di bidang pengetahuan, keterampilan serta dalam memaknai proses pendewasaan itu sendiri dan kemampuan menilai.
Terdapat dua jenis pendidikan, yaitu pendidikan informal dan formal. Pendidikan yang pada umumnya dapat dijumpai di Indonesia yaitu pendidikan formal baik melalui sekolah negeri maupun sekolah swasta. Adapun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah bermacam-macam, misalnya yang menuju ke arah sosial dan
budaya, serta mata pelajaran yang mengarah ke ilmu eksak. Salah satu mata pelajaran eksak yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan paling dasar yaitu matematika.
Matematika merupakan salah satu ilmu umum yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu, matematika sudah diajarkan sejak dini, mulai dari jenjang taman kanak-kanak (TK) hingga ke perguruan tinggi. Alasan dari matematika dibelajarkan di sekolah yaitu untuk mempersiapkan setiap siswa agar sanggup mengahadapi perubahan kehidupan, melatih berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. Hal tersebut sejalan dengan standar isi mata pelajaran matematika yang dimuat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa tujuan mata pelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan mamahami konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan, dan memiiki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Dengan demikian, dapat dapat disimpulkan bahwa matematika memang perlu dipelajari.
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah yang sudah dipaparkan di atas sesuai dengan aspek-aspek kemampuan literasi matematis. Menurut OECD (2003:25), kemampuan literasi matematis merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk merumuskan, menggunakan, dan menafisrkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemamapuan menalar secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, sebagai alat untuk mendeskripsikan, menerangkan, dan memprediksi suatu fenomena atau kejadian. Literasi matematis dibutuhkan bukan hanya sebatas pemahaman aritmatika, tetapi juga membutuhkan penalaran dan pemecahan masalah matematis, serta penguasaan penalaran logika untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan sehari-hari. Jika memiliki kemampuan literasi matematis yang baik maka orang tersebut akan mampu untuk menganalisis, bernalar, mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara efektif serta mampu untuk menyelesaikan dan menginterpretasikan penyelesaian matematikanya. Selain itu, adanya kemampuan
literasi matematis yang baik juga mampu menolong seseorang untuk mengenal bagaimana peran yang dimiliki matematika dalam dunia nyata dan dapat membuat keputusan-keputusan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, literasi matematika sangat penting bagi setiap orang, salah satunya yang berkaitan dengan pekerjaan maupun kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, literasi matematis merupakan kemampuan yang sudah seharusnya dimiliki oleh seseorang supaya dapat menghadapi permasalahan-permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi matematis merupakan salah satu domain yang diukur dalam PISA (Program for International Student Assesment). PISA merupakan kegiatan resmi yang diadakan oleh suatu organisasi untuk kerjasama ekonmi dan pembangunan yaitu OECD (Organization for Economic Coorporation and Development), dan diselenggarakan setiap tiga tahun sekali dalam rangka mengevaluasi sistem pendidikan di seluruh dunia dengan menguji keterampilan dan pengetahuan siswa.
Literasi matematis dalam soal-soal PISA terdiri dari enam level, dimana setap level akan mengukur tingkat kemampuan literasi siswa. Semakin tinggi level soal tersebut, maka akan semakin kompleks pula penyelesaian soal tersebut. Hasil PISA Indonesia pada tahun 2018 lebih rendah dari tahun sebelumnya, yaitu tahun 2015 dan disampaikan oleh kemendikbud pada tanggal 3 Desember 2019 (Tohir, 2019:1). Berdasarkan hasil studi PISA 2018 dalam kategori matematika, Indonesia menempati urutan ke 73 dari 79 negara yang berpatisipasi. Hasil PISA ini tentunya sangat penting karena dapat digunakan sebagai acuan evaluasi pendidikan di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kedepannya.
Oleh karena itu, agar dapat mencapai kemampuan literasi matematis yang baik, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu sama seperti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan sarana untuk memacu peningkatan kemampuan literasi matematika siswa pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama melalui kegiatan Kontes Literasi Matematika (KLM) yang diadakan setiap tahun.
Peneliti mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan digunakan sebagai bahan telaah bagi peneliti.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muzaki dan Masjudin (2019) yang melaksanakan penelitian pada 26 siswa kelas XI SMAN 1 Kediri diperoleh hasil bahwa baik siswa yang tergolong Kemampuan Awal Matematis (KAM) tinggi, sedang, dan rendah memiliki kemampuan literasi matematis yang rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 19% siswa kategori KAM tinggi dapat menyelesaikan soal rutin, menginterpretasikan masalah dan menyelesaikannya dengan rumus, melaksanakan prosedur dengan baik, mampu untuk mengatasi situasi yang kompleks serta menggunakan penalarannya dalam menyelesaikan masalah, serta siswa mampu bekerja secara efektif serta menginterpretasikan representasi yang berbeda kemudian menghubungkannya dengan dunia nyata. 66%
siswa kategori KAM sedang dapat menyelesaikan soal rutin, menginterpretasikan masalah dan menyelesaikannya dengan rumus, serta melaksanakan prosedur dengan baik. 15% siswa kategori KAM rendah hanya mampu menyelesaikan soal rutin. Kemudian, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Tobondo (2015) menyimpulkan bahwa kemampuan literasi matematis siswa kelas VIII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tergolong baik untuk level 1 sampai dengan 3, tergolong cukup untuk level 4, dan kurang sekali untuk level 5 dan 6. Berdasarkan hasil penelitian relevan yang sudah dipaparkan, terlihat bahwa kemampuan literasi matematis yang dimiliki siswa berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu siswa masih belum terbiasa dengan soal-soal matematika yang membutuhkan pemikiran logis, kritis, dan solusi yang aplikatif serta siswa juga merasa kesulitan dalam menganalisa soal yang berbetuk soal cerita.
Hal yang dipelajari dalam pembelajaran matematika sangatlah beragam. Oleh karena itu, materi pembelajaran matematika sudah dibagi sesuai dengan tingkat kesulitannya untuk setiap kelas jenjang pendidikan. Terkait materi yang dipelajari oleh siswa kelas VII terkhususnya untuk semester II yaitu perbandingan, aritmatika sosial, garis dan sudut, segitiga dan segiempat, serta penyajian data sesuai dengan pokok bahasan yang terdapat dalam buku matematika siswa kelas VII Semester II yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2017). Berdasarkan beberapa materi yang
disebutkan sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan bangun datar segitiga dan segiempat karena tanpa kita sadari ternyata materi ini juga memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan sehari-hari kita. Salah satu contohnya yaitu dapat mengambil contoh kegiatan dari pertukangan dimana tukang ingin menghitung banyak ubin yang diperlukan untuk dipasang di lantai. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep luas bangun datar segiempat (persegi atau persegi panjang).
Tentunya, masih terdapat contoh permasalahan kontekstual selain yang telah disebutkan oleh peneliti sebelumnya. Selain itu, dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi ini perlu melalui beberapa tahap untuk menemukan penyelesaiannya seperti mulai dari memahami soal, mencermati setiap informasi yang diberikan pada soal, memahami perintah soal, mensketsa atau mengamati gambar, dan lain-lain. Hal tersebut sejalan dengan konsep literasi matematika dimana siswa diharapakan mampu menyelesaikan permasalahan- permasalahan nyata yang terjadi di sekitar kita. Kemudian, materi bangun datar segitiga dan segiempat ini juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan literasi matematis siswa. Hal tersebut dikarenakan soal-soal dalam materi ini juga banyak disajikan dalam bentuk kompleks dan membutuhkan kecermatan dalam memilah informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
Kemampuan literasi matematis siswa penting dalam proses peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, maka peneliti ingin mengetahui kemampuan literasi matematis siswa di SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Alasan peneliti melaksanakan penelitian di SMP Kristen Kalam Kudus ini dikarenakan sekolah ini pernah berpartisipasi dalam kegiatan KLM (Kontes Literasi Matematika) yang diselenggarakan oleh Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui lebih jelas lagi sejauh mana kemampuan literasi matematis siswa dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa di sekolah tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian terhadap kemampuan literasi matematis siswa serta faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan literi yang dimiliki siwa. Judul penelitian ini yaitu “Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa Kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta Tahun Ajaran 2021/2022 dalam Menyelesaikan Soal Materi Bangun Datar Segitiga dan Segiempat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Kemampuan literasi matematis siswa di Indonesia masih terbilang masuk dalam kategori rendah melihat dari hasil perolehan nilai PISA.
2. Kemampuan literasi matematis siswa kelas XI SMAN 1 Kediri dan VIII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta berbeda berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penelitian terdahulu.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga, situasi, pengetahuan, dan biaya yang dimiliki oleh peneliti, maka perlu adanya pembatasan masalah pada penelitian ini. Pembatasan masalah ini dilakukan untuk menyederhanakan dan memfokuskan lingkup masalah penelitian yang sekiranya tidak akan mengurangi pembahasan pada penelitian ini, antara lain:
1. Subjek dari penelitian ini yaitu siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022.
2. Objek dari penelitian ini yaitu kemampuan literasi matematis siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022 dalam menyelesaikan soal materi bangun datar segitiga dan segiempat, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan dua (2) masalah yang akan diteliti, yaitu:
1. Bagaimana kemampuan literasi matematis yang dimiliki siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022 pada materi bangun datar segitiga dan segiempat?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022 pada materi bangun datar segitiga dan segiempat?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan kemampuan literasi matematis yang dimiliki siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022 dalam menyelesaikan soal-soal literasi pada materi segitiga dan segiempat.
F. Batasan Istilah
Agar tidak menimbulkan pengertian yang berbeda-beda, maka di dalam laporan ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan. Istilah-istilah tersebut yaitu:
1. Literasi matematis
Literasi matematis merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu (siswa) dalam mengidentifikasi permasalahan, menyusun serangkaian pertanyaan, merumuskan, memecahkan serta menafsirkan matematika dalam berbagai bentuk dan situasi. Termasuk di dalamnya bernalar secara matematis dan menggunakan fakta, konsep, dan prosedur matematika dalam menjelaskan serta memprediksi suatu kejadian.
2. Segiempat dan segitiga
Segiempat merupakan poligon yang memiliki empat sisi. Sedangkan segitiga merupakan gabungan dari tiga buah ruas garis yang terbentuk dari tiga buah titik yang tidak segaris.
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu:
1. Manfaat bagi Peneliti
Penelitian akan menambah wawasan bagi peneliti dalam mengetahui kemampuan literasi matematis siswa dan dalam mengembangkan keterampilan mengajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa.
2. Manfaat bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan pembelajaran yang menekankan pendekatan kontekstual sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa.
3. Manfaat bagi Sekolah
Hasil penelitian ini yang berupa laporan dapat menjadi sumber bacaan bagi siswa agar dapat mengembangkan keterampilan dan kemampuan dalam membaca dan menulis serta dapat memacu siswa dalam mengembangkan kemampuan literasi matematis.
9 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori-teori yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan suatu upaya yang direncanakan dan dilakukan oleh guru terhadap siswa untuk mempelajari sesuatu dalam bentuk ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan mempersiapkan lingkungan belajar yang mendorong siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal (Kirom, 2017:69). Makna pembelajran ini berlaku untuk semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang sekolah dasar maupun menengah. Terdapat mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang sekolah dasar hingga menengah yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sistematis logis, dan kreatifitas siswa,salah satunya yaitu matematika.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (online), matematika merupakan ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan. Sejalan dengan hal tersebut, Soedjadi (2000:11) mendefinisikan matematika menjadi beberapa pengertian, yaitu: (1) Matematika adalah ilmu pengetahuan yang terorganisir secara sistematik; (2) Matematika adalah pengetahuan yang tentang bilangan dan kalkulasi/perhitungan; (3) Matematika membutuhkan penalaran logis yang berhubungan dengan bilangan; (4) Matematika memuat fakta-fakta yang kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk; (5) Matematika adalah ilmu yang logis; dan (6) Matematika memuat aturan-aturan pengetahuan yang ketat.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu upaya yang direncanakan dan dilakukan oleh guru terhadap siswa untuk mempelajari ilmu pengetahuan
yang memerlukan penalaran yang logis berkaitan dengan bilangan dan kalkulasi/perhitungan serta mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sistematis, dan kreatif siswa.
2. Literasi Matematis
1) Terkait dengan definisi literasi matematika, beberapa ahli memiliki penjelasan yang beragam. Berikut merupakan beberapa definisi yang muncul dari pandangan beberapa ahli :
a. Jan de Lange (Larasati, 2016:13) menyatakan bahwa literasi matematis merupakan suatu kecakapan yang dimiliki oleh individu untuk mengidentifikasi dan memahami peran-peran yang dimainkan oleh matematika di dunia nyata, untuk membuat pendapat-pendapat yang cukup beralasan, dan untuk menggunakan cara-cara yang terdapat dalam matematika dengan tujuan memenuhi kebutuhan- kebutuhan dirinya dalam kehidupan saat ini dan yang akan datang.
b. Ojose, B (2011:90) menjelaskan bahwa literasi matematis merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Literasi tidak menyiratkan pengetahuan yang rinci, melainkan sebuah pengertian secara luas tentang pengetahuan dan apresiasi matematika yang mampu dicapai.
c. Assesment and Analytical Framworsk PISA 2015 (OECD, 2017:67) menyatakan bahwa “Mathematical literay is defined as students capacity to formulate, employ and interpert mathematics in a variety of contexts. It includes reasoning mathematically and using mathematical concepts, prosedures, facts, dand tools to describe, explain and predict phenomena. It assists individuals in recognising the role that mathematics plays in the world and to make the well- founded judgements and decisions needed by constructive, engaged, dan reflective citizens.” yang berarti bahwa literasi matematis merupakan kemampuan siswa untuk merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam suatu variasi konteks. Ini
termasuk dalam penalaran matematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena. Hal ini akan membantu individu dalam menerapkan matematika ke dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi matematis merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam menganalisa, memberikan alasan, merumuskan, memecahkan, dan menginterpretasikan masalah-masalah matematika yang ditemui ke dalam berbagai bentuk dan situasi dalam kehidupan sehari-hari serta mampu menjelaskan hasil pemikirannya dengan baik.
2) Literasi matematis merupakan salah satu domain/fokus penilaian dalam PISA (Program for International Student Assesment) yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali oleh OECD (Organization for Economic Coorperation and Development). Level kemampuan literasi matematis siswa dapat diukur dengan beracuan pada level-level kemampuan literasi matematis menurut PISA yang terbagi menjadi enam (6) level. Adapun level-level kemampuan literasi matematis menurut PISA antara lain:
Tabel 2. 1 Level Kemampuan Literasi Matematis menurut PISA Level Apa yang Dapat Dilakukan Siswa
6
Melakukan pengonsepan, generalisasi dan menggunakan informasi berdasarkan penelaahan dan pemodelan dalam suatu situasi yang kompleks, dan dapat menggunakan pengetahuan diatas rata-rata. Menghubungkan sumber informasi berbeda dan merepresentasi, dan menjalankan diantaranya keduanya dengan fleksibel. Siswa pada tingkatan ini memiliki kemampuan bernalar matematika yang tinggi. Menerapkan pengetahuan, penguasaan dan simbol dan hubungan dari simbol dan operasi matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru untuk menghadapi situasi yang baru. Merefleksikan tindakan mereka dan menggambarkan sehubungan dengan penemuan
Level Apa yang Dapat Dilakukan Siswa
mereka, penafsiran, pendapat dan kesesuaian dengan situasi nyata.
5
Mengembangkan dan bekerja dengan model untuk situasi kompleks, mengidentfikasi masalah, dan menetapkan asumsi. Memilih, membandingkan dan mengevaluasi dengan tepat strategi pemecahan masalah terkait dengan permasalahan kompleks yang berhubungan dengan model.
Bekerja secara strategis dengan menggunakan pemikiran dan penalaran yang luas, serta secara tepat menghubungkan representasi simbol dan karakteristik formal dan pengetahuan yang berhubungan dengan situasi. Melakukan refleksi dari pekerjaan mereka dan dapat merumuskan dan mengkomunikasikan penafsiran dan alasan mereka.
4
Bekerja secara efektif dengan model dalam situasi yang konkret tetapi kompleks yang mungkin melibatkan pembatasan untuk membuat asumsi. Memilih dan menggabungkan representasi yang berbeda, termasuk pada simbol, menghubungkannya dengan situasi nyata.
Menggunakan berbagai keterampilannya yang terbatas dan menemukakan alasan dengan beberapa pandsimbol, menghubungkannya dengan situasi nyata. Menggunakan berbagai keterampilannya yang terbatas dan menemukakan alasan dengan beberapa pandangan di konteks yang jelas.
Memberikan penjelasan dan mengkomuni
3
Melaksanakan prosedur dengan jelas, termasuk prosedur yang memerlukan keputusan secara berututan. Memecahkan masalah dna menerapkan strategi yang sederhana.
Menafsirkan dan menggunakan representasi berdasarkan sumber informasi yang berbeda dan mengemukakan alasannya secara langsung. Mengkomunikasikan hasil interpretasi dan alasan mereka.
2
Menafsirkan dan mengenali situasi dengan konteks yang memerlukan kesimpulan langsung. Memilah informasi yan relevan dari sumber yang tunggal, dan mengunakan rumus, melaksanakan prosedur atau kesepakatan. Memberi alasan secara tepat dari hasil penyelesaiannya.
1 Menjawab pertanyaan dengan konteks yang dikenal serta semua informasi yang relevan tersedia dengan pertanyaan
Level Apa yang Dapat Dilakukan Siswa
yan jelas. Mengidentifikasi informasi dan melakukan cara- cara yang umum berdasarkan instruksi yang jelas.
Menunjukkan suatu tindakan sesuai dengan simulasi yang diberikan.
(Lastuti, F. A. O., dkk. 2018:425-426)
Terdapat juga beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa. Dalam hasil penelitiannya, Pakpahan (2016:
344-346) menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi capaian literasi matematika siswa Indonesia dalam PISA 2012, yaitu:
a. Jenjang pendidikan yang sudah ditempuh. Hal ini dikarenakan capaian peserta dari SMP/MTS yaitu 357, sedangkan untuk jenjang SMA/MA/SMK mencapai 394. Sehingga, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa SMA/MA/SMK sudah mengetahui lebih banyak pengetahuan dan keterampilan matematika.
b. Kedisiplinan siswa untuk masuk sekolah. Semakin sering siswa membolos, maka capaian yang diperoleh siswa tersebut dalam matematika akan semakin rendah.
c. Faktor lingkungan sosial budaya siswa, lebih tepatnya yaitu jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh siswa. Capaian siswa yang tinggal bersama dengan Ayah dan Ibu mencapai 503, sedangkan yang bersama single parent (orang tua tunggal) adalah 487.
d. Orang tua yang bekerja penuh turut berpengaruh pada capaian siswa.
Kondisi sosial yang melekat pada orang tua berhubungan secara siginifikan dengan prestasi siswa.
Selain keempat faktor di atas, masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa. Hal tersebut dikemukan oleh Mahdiansyah dan Rahmawati (Cahyono, dkk.
2020:716) yang menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa, yaitu :
a. Faktor Personal
Faktor ini ditinjau dari persepsi siswa terhadap matematika dan kepercayaan diri siswa terhadap kemampuan matematis.
b. Faktor Lingkungan
Faktor ini meninjau terkait bagaimana karakteristik guru dan keberadaan media pembelajaran di sekolah.
c. Faktor Instruksional
Faktor ini dapat ditinjau dari intensitas, kualitas, dan metode pengajaran yang meliputi strategi dan pendekatan pembelajaran.
3. Materi Pembelajaran Segiempat
Segiempat merupakan poligon yang tepat memiliki empat buah sisi (Alexander, 2014:170). Segiempat memiliki beberapa jenis, yaitu:
1) Jajargenjang
a. Jajargenjang merupakan segiempat dengan kedua sisi yang berhadapan saling sejajar.
Gambar 2. 1 Jajargenjang
Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun jajargenjang:
Diagonal sebuah jajargenjang membagi dua jajargenjang menjadi dua segitiga yang kongruen.
Contoh:
𝐵𝐷̅̅̅̅ membagi dua jajargenjang ABCD menjadi ∆𝐴𝐵𝐷 ≅ ∆𝐵𝐶𝐷 𝐴𝐶̅̅̅̅ membagi dua jajargenjang ABCD menjadi ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∆𝐴𝐶𝐷
Sudut yang berhadapan sama besar.
Contoh:
∠𝐴𝐵𝐶 ≅ ∠𝐴𝐷𝐶 dan ∠𝐷𝐴𝐵 ≅ ∠𝐵𝐶𝐷.
Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.
Contoh:
𝐴𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶̅̅̅̅ = 𝐷𝐴̅̅̅̅
Kedua diagonal saling membagi dua sama panjang.
Contoh:
𝐵𝐷̅̅̅̅ membagi dua diagonal 𝐴𝐶̅̅̅̅ menjadi 𝐴𝑂̅̅̅̅ = 𝑂𝐶̅̅̅̅
𝐴𝐶̅̅̅̅ membagi dua diagonal 𝐵𝐷̅̅̅̅ menjadi 𝐵𝑂̅̅̅̅ = 𝑂𝐷̅̅̅̅
Dua sudut yang berurutan saling berpelurus (jumlah kedua sudut tersebut yaitu 180°.
Contoh:
𝑚∠𝐴𝐵𝐶 + ∠𝐵𝐶𝐷 = 𝑚∠𝐵𝐶𝐷 + 𝑚∠𝐴 = 𝑚∠𝐴𝐷𝐶 + 𝑚∠𝐷𝐴𝐵
= 𝑚∠𝐷𝐴𝐵 + 𝑚∠𝐴𝐵𝐶 = 180°.
Dua pasang sisi yang sejajar sama panjang Contoh:
𝐴𝐵 = 𝐷𝐶 dan 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶.
b. Keliling poligon yaitu jumlah dari panjang semua sisi-sisinya.
Sehingga, keliling jajargenjang yaitu jumlah semua panjang sisi- sisinya. Berdasarkan gambar jajargenjang di atas, maka keliling jajargenjang dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔= 2(𝐴𝐵 + 𝐵𝐶)
c. Luas jajargenjang
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 2. 2 Luas Jajargenjang
Berdasarkan gambar tersebut, jajargenjang ABCD memiliki alas AB dan tinggi DE. Sehingga, luas jajargenjang ABCD dengan alas a dan tinggi b yaitu:
𝑙𝑢𝑎𝑠 = 𝐴𝐵 × 𝐷𝐸 𝑙𝑢𝑎𝑠 = 𝑎 × 𝑡 2) Persegi panjang
a. Persegi panjang merupakan jajargenjang yang sudut-sudutnya merupakan sudut siku-siku.
Gambar 2. 3 Persegi Panjang
Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh persegi panjang:
Keempat sudut persegi panjang merupakan sudut siku-siku.
Contoh:
𝑚∠𝐾𝐿𝑀 + 𝑚∠𝐿𝑀𝐾 + 𝑚∠𝑀𝑁𝐾 + 𝑚∠𝑁𝐾𝐿 = 90°
Kedua diagonal pada persegi panjang saling kongruen\
Contoh:
𝐾𝑀̅̅̅̅̅ ≅ 𝑁𝐿̅̅̅̅
b. Keliling persegi panjang
Keliling sebuah persegi panjang yaitu jumlah semua panjajng sisi- sisinya. Berdasarkan gambar persegi panjang di atas, maka keliling persegi panjang dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝐾𝐿 + 𝐿𝑀 + 𝑀𝑁 + 𝑁𝐾 c. Luas persegi panjang
Luas persegi panjang dengan panjang p dan lebar l yaitu:
𝑙𝑢𝑎𝑠 = 𝑝 × 𝑙 3) Persegi
a. Persegi merupakan persegi panjang yang memiliki dua sisi berdekatan yang sama panjang
Gambar 2. 4 Persegi Sifat yang dimiliki persegi yaitu:
𝐴𝐵̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐷𝐴̅̅̅̅
b. Keliling persegi
Keliling sebuah persegi yaitu jumlah semua panjang sisi-sisinya.
Berdasarkan gambar persegi di atas, maka keliling persegi dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 c. Luas persegi
Luas persegi merupakan hasil kuadrat dari panjag sisinya. Berdasarkan gambar persegi di atas, diketahui bahwa 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 = 𝐶𝐷 = 𝐷𝐴 = 𝑠 dan luas persegi dinyatakan sebagai L. maka, luas persegi dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐿 = 𝑠 × 𝑠 𝐿 = 𝑠2 4) Trapesium
a. Trapesium merupakan segiempat yang tepat memiliki dua sisi sejajar
Gambar 2. 5 Trapesium
Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh trapesium:
Memiliki sepasang sisi sejajar.
Contoh:
𝐴𝐵̅̅̅̅ ∥ 𝐶𝐷̅̅̅̅
Jumlah sudut dalam sepihaknya yaitu sama dengan 180°
Jumlah keempat sudutnya yaitu sama dengan 360°
b. Trapesium dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Trapesium sama kaki. Trapesium yang memiliki sepasang sisi yang sama panjang dan memiliki sepasang sisi sejajar.
Trapesium siku-siku. Trapesium yang salah satu sudutnya merupakan sudut siku-siku.
Trapesium sebarang. Trapesium yang keempat sisinya tidak sama panjang.
c. Keliling trapesium
Keliling suatu trapesium yaitu jumlah semua sisi-sisinya. Berdasarkan gambar trapesium di atas, maka keliling trapesium dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 d. Luas trapesium
Luas trapesium yaitu setengah jumlah sisi-sisi yang sejajar dikalikan dengan tingginya. Perhatikan gambar berikut!
Gambar 2. 6 Luas Trapesium
Berdasarkan gambar tersebut, trapsium sama kaki ABCD memiliki sepasang sisi sejajar yaitu 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 dan tingginya yaitu 𝐷𝐸. Jika luas trapesium dinyatakan dengan L, maka luas trapesium dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐿 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2
𝐿 = (𝐴𝐵+𝐶𝐷)×𝐷𝐸
2
5) Belah ketupat
a. Belah ketupat merupakan jajargenjang dengan sisi yang berdekatan sama panjang.
Gambar 2. 7 Belah Ketupat
Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh belah ketupat:
Memiliki empat sisi yang sama panjang.
Contoh:
𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 = 𝐶𝐷 = 𝐷𝐴
Kedua diagonal belah ketupat berpotongan saling tegak lurus.
Contoh:
𝐴𝐶̅̅̅̅ ⊥ 𝐵𝐷̅̅̅̅
Diagonal belah ketupat membagi dua satu sama lain secara tegak lurus.
Contoh:
𝐴𝐶̅̅̅̅ membagi 𝐵𝐷̅̅̅̅ sehingga diperoleh 𝐵𝑂̅̅̅̅ = 𝑂𝐷̅̅̅̅
𝐵𝐷̅̅̅̅ membagi 𝐴𝐶̅̅̅̅ sehingga diperoleh 𝐴𝑂̅̅̅̅ = 𝑂𝐶̅̅̅̅
b. Keliling belah ketupat Keliling belah ketupat dapat dicari dengan menjumlahkan keempat sisinya. Berdasarkan gambar belah ketupat ABCD di atas, belah ketupat tersebut memiliki empat sisi yang sama panjang yaitu 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 = 𝐶𝐷 = 𝐷𝐴 = 𝑠. Maka, keliling belah ketupat dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝑠 + 𝑠 + 𝑠 + 𝑠
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 4𝑠 c. Luas belah ketupat
Luas belah ketupat yaitu setengah dari hasil kali panjang diagonal- diagonalnya. Berdasarkan gambar belah ketupat ABCD di atas,diagonal-diagonal belah ketupat tersebut yaitu 𝐴𝐶 = 𝑑1 dan 𝐵𝐷 = 𝑑2. Jika luas belah ketupat diyatakan dengan L, maka luas dari belah ketupat dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐿 =𝐴𝐶× 𝐷𝐵
2 = 𝑑1× 𝑑2
2 6) Layang-layang
a. Layang-layang merupakan segiempat dengan dua pasang sisi yang berdekatan sama panjang.
Gambar 2. 8 Layang-layang Sifat yang dimiliki oleh layang-layang yaitu:
Memiliki sepasang sudut yang sama besar, 𝑚∠𝑁𝐾𝐿 = 𝑚∠𝐿𝑀𝑁 b. Keliling layang-layang
Keliling layang-layang dapat dicari dengan menjumlahkan keempat sisinya atau dua kali jumlah panjang sisi yang berlainan. Berdasarkan gambar layang-layang di atas, dapat diketahui bahwa 𝐾𝐿 = 𝐿𝑀 dan 𝐾𝑁 = 𝑀𝑁. Sehingga, keliling dari layang-layang dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝐾𝐿 + 𝐿𝑀 + 𝑀𝑁 + 𝑁𝐾 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔= 2(𝐾𝐿 + 𝑀𝑁)
c. Luas Layang-layang
Luas layang-layang yaitu setengah dari hasil kali panjang diagonal- diagonalnya. Berdasarkan gambar layang-layang KLMN di atas, diagonal-diagonal layang-layang tersebut yaitu 𝐾𝑀 = 𝑑1 dan 𝑁𝐾 = 𝑑2.
Jika luas layang-layang diyatakan dengan L, maka luas dari layang- layang dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐿 =𝐾𝑀×𝑁𝐿
2 = 𝑑1× 𝑑2
2 Segitiga
Segitiga merupakan gabungan dari tiga buah ruas garis yan terbentuk dari tiga titik yang tidak segaris.
Gambar 2. 9 Segitiga
Berdasarkan gambar di atas, segitiga ABC memiliki tiga buah sisi yaitu 𝐴𝐵̅̅̅̅, 𝐵𝐶̅̅̅̅, dan 𝐶𝐴̅̅̅̅ serta memiliki tiga buah titik sudut yaitu ∠𝐴𝐵𝐶, ∠𝐵𝐶𝐴, dan
∠𝐶𝐴𝐵.
1) Jenis -jenis segitiga beserta sifatnya
a. Jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya
Ditinjau dari panjang sisinya, segitiga dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Segitiga sama kaki
Segitiga sama kaki merupakan segitiga dengan dua sisi diantaranya sama panjang.
Gambar 2. 10 Segitiga Sama Kaki
Berikut merupakan sifat-sifat yag dimiliki oleh segitiga sama kaki:
- Memiliki dua buah sisi yang sama panjang
- Memiliki dua buah titik sudut yang sama besar
- Memiliki satu sumbu simetri putar dan satu simetri lipat.
Segitiga sama sisi
Segitiga sama kaki merupakan segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
Gambar 2. 11 Segitiga Sama Sisi
Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh segitiga sama sisi:
- Memiliki tiga buah sisi yang sama panjang - Memiliki tiga buah titik sudut yang sama besar
- Memiliki tiga sumbu simetri putar dan tiga simetri lipat.
Segitiga sebarang
Segitga sebarang merupakan segitiga yang panjang ketiga sisinya berbeda-beda.
Gambar 2. 12 Segitiga Sebarang
Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh segitiga sebarang:
- Memiliki tiga buah sisi yang ukurannya tidak sama panjang - Memiliki tiga buah titik sudut yang ukurannya tidak sama
besar
b. Jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya
Ditinjau dari panjang sisinya, segitiga dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Segitiga lancip
Segitiga lancip merupakan segitiga yang semua sudutnya merupakan sudut lancip.
Gambar 2. 13 Segitiga Lancip
Berdasarkan gambar tersebut, segitiga ABC merupakan segitiga lancip dengan m∠ACB, m∠CBA, dan m∠BAC adalah sudut lancip yang besarnya di antara 0° dan 90°.
Segitiga tumpul
Segitiga tumpul merupakan segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul.
Gambar 2. 14 Segitiga Tumpul
Berdasarkan gambar tersebut, segitiga ABC merupakan segitiga tumpul dengan salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul yaitu 𝑚∠𝐶𝐴𝐵 > 90°.
Segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku merupakan segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut siku-siku.
Gambar 2. 15 Segitiga Siku-siku
Berdasarkan gambar tersebut, segitiga ABC merupakan segitiga siku-siku dengan salah satu sudutnya merupakan sudut siku- siku yaitu 𝑚∠𝐴𝐶𝐵 = 90°.
2) Jumlah sudut-sudut segitiga a. Sudut dalam segitiga
Sudut-sudut dalam segitiga merupakan sudut-sudut yang terletak di dalam segitiga, serta jumlah sudut-sudut suatu segitiga membentuk sudut yang berpelurus (sama dengan 180°).
Gambar 2. 16 Sudut dalam Segitiga
Berdasarkan gambar segitiga ABC di atas, ∠𝐴𝐶𝐵, ∠𝐶𝐵𝐴, dan ∠𝐵𝐴𝐶 merupakan sudut-sudut dalam segitiga.
𝑚∠𝐴𝐶𝐵 + 𝑚∠𝐶𝐵𝐴 + 𝑚∠𝐵𝐴𝐶 = 180°.
b. Sudut luar segitiga
Sudut luar segitiga merupakan jumlahan dari dua sudut dalam yang tidak berpelurus dengan sudut luar tersebut
Gambar 2. 17 Sudut Luar Segitiga
Berdasarkan Berdasarkan gambar segitiga XYZ di atas, ∠𝑊𝑋𝑌 merupakan sudut luar segitiga. Sehingga, besar sudut luar segitiga dirumuskan sebagai berikut:
𝑚∠𝑊𝑋𝑌 = 𝑚∠𝑋𝑍𝑌 + 𝑚∠𝑋𝑌𝑍.
c. Keliling segitiga
Keliling suatu poligon dapat dicari dengan menjumlahkan panjang semua sisi-sisinya. Oleh karena itu, keliling segitiga yaitu jumlah semua panjang sisi-sisinya.
Gambar 2. 18 Keliling Segitiga
Berdasarkan gambar segitiga ABC di atas, maka keliling segitiga ABC dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐴 d. Luas Segitiga
Gambar 2. 19 Luas Segitiga
Luas segitiga dengan alas segitiga a dan tinggi segitiga t yaitu:
𝐿 =𝑎×𝑡
2 .
B. Penelitian yang Relevan
Berikut merupakan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
1. Penelitian berjudul “Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa” yang dilakukan oleh Ahmad Muzaki dan Masjudin (2019). Penelitian ini menunjukan bahwa baik siswa yang tergolong Kemampuan Awal Matematis (KAM) tinggi, sedang, dan rendah memiliki kemampuan literasi matematis yang rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 19%
siswa kategori KAM tinggi dapat menyelesaikan soal rutin, menginterpretasikan masalah dan menyelesaikannya dengan rumus, melaksanakan prosedur dengan baik, mampu untuk mengatasi situasi yang kompleks serta menggunakan penalarannya dalam menyelesaikan masalah, serta siswa mampu bekerja secara efektif serta menginterpretasikan representasi yang berbeda kemudian menghubungkannya dengan dunia
nyata. 66% siswa kategori KAM sedang dapat menyelesaikan soal rutin, menginterpretasikan masalah dan menyelesaikannya dengan rumus, serta melaksanakan prosedur dengan baik. 15% siswa kategori KAM rendah hanya mampu menyelesaikan soal rutin.
2. Penelitian berjudul ”Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa Kelas VIII dengan Soal PISA” yang dilakukan oleh Ratu Sarah F. I., dkk (2021).
Hasil penelitian ini menunjukkan lemampuan literasi matematis ditinjau dari kemampuan matematika siswa dapat disimpulkan bahwa level yang dapat dicapai setiap siswa berbeda-beda. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi dapat memahami soal dengan baik. Siswa tersebut mampu menyelesaikan 9 dari 10 soal yang diberikan, dimana didalamnya memuat level 1 sampai dengan level 4 yang ada dalam PISA. Siswa dengan kemampuan tinggi lainnya juga dapat menyelesaikan level 1 sampai dengan level 4. Perbedaannya adalah dari 10 soal yang diberikan hanya 8 diantaranya di jawabnya dengan benar. Siswa dengan kemampuan matematika sedang mampu menjawab 5 soal benar dimana pada soal tersebut memuat level 2,3,4. Siswa dengan kemampuan sedang lainnya mampu menyelesaikan level 1,2, 4 dan menjawab 4 soal dengan benar.
Siswa dengan kemampuan rendah hanya mampu menjawab 2 soal dengan benar dan siswa kemampuan rendah lainnya juga hanya mampu menjawab 1 soal dengan benar.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan literasi matematis merupakan kemampuan yang sudah seharusnya dimiliki oleh seseorang supaya dapat menghadapi permasalahan- permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, hasil PISA menunjukkan bahwa siswa di Indonesia masih memiliki kemampuan literasi matematis yang tergolong rendah. Kurangnya kemampuan literasi matematis siswa menjadi cambuk bagi dunia pendidikan matematika. Guru harus mengusahakan pembelajaran efektif yang membuat siswa memiliki kemampuan literasi matematis yang lebih baik, salah satunya dengan memfasilitasi kemampuan literasi matematis
siswa. Penggunaan soal-soal cerita berbasis masalah kontekstual dan HOTS dapat memicu siswa untuk memecahkan masalah matematika secara sistematis dan terstruktur serta melatih kemampuan literasi matematis siswa.
Kemampuan literasi matematis masing-masing siswa pasti berbeda. Oleh karena itu, untuk mengetahui kemampuan lietarsi mateatis siswa peneliti menggunakan soal-soal cerita berbasis masalah kontekstual sesuai dengan level kemampuan literasi matematis menurut PISA. Dalam pengerjaan soal-soal tersebut pastinya ditemui kesulitan-kesulitan, dan masing-masing siswa bisa saja menjumpai kesulitan yang berbeda, serta setiap siswa pasti memiliki kemampuan literasi matematis yang berbeda-beda pula. Ada siswa yang memiliki kemampuan literasi matematis tinggi, sedang, dan rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan literasi matematis siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022 serta mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal literasi. Berikut merupakan bagan kerangka berpikir peneliti dalam penelitian ini:
Kemampuan literasi matematika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. literasi matematis merupakan kemampuan yang sudah seharusnya dimiliki oleh seseorang supaya dapat menghadapi permasalahan-permasalahan yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari.
Peneliti ingin menganalisis kemampuan literasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal literasi terkait materi segiempat dan segitiga kelas VII B SMP Kristen Kalam
Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022
Deskripsi terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa dalam menyelesaikan
soal literasi Deskripsi terkait kemampuan literasi
matematis siswa dalam menyelesaikan soal literasi.
Hasil Programme for International Student Assesment (PISA) menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa pada kategori matematika di Indonesia masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat juga dari peringkat Indonesia yang menduduki urutan ke 73 dari 79
negara yang berpatisipasi.
Gambar 2. 20 Bagan Kerangka Berpikir
28 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan mengenai metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, setting penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan, validitas instrumen data hingga pada teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data yang telah diperoleh peneliti akan dideskripsikan secara spesifik, jelas, dan rinci dengan kata-kata untuk mendapatkan makna dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi di lapangan. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui obeservasi kegiatan pembelajaran, tes, dan wawancara yang peneliti laksanakan di sekolah. Dari tes yang diberikan, peneliti memperoleh data berupa proses penyelesaian soal literasi yang berkaitan dengan materi bangun datar segitiga dan segiempat. Dari observasi dan wawancara, peneliti mencari informasi terkait faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi siswa dalam menyelesaikan soal dan memperkuat kesimpulan yang diperoleh.
B. Setting Penelitian
Adapun di bawah ini merupakan setting dari penelitian ini, yaitu:
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang beralamatkan di Jalan Jambon IV, RT 01 RW 01, Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti mengadakan penelitian di SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta ini didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti memiliki relasi dengan salah satu guru matematika di sekolah ini
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung selama 11 bulan, dimulai dari penyusunan proposal penelitian pada bulan September 2021 sampai
penyusunan laporan di pertengahan bulan Agustus 2022. Adapun rincian waktu penelitian dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian No. Rencana
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
2021 2022
Bulan ke-
9-12 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Penyusunan proposal penelitian 2. Penyusunan
instrumen pengambilan data
3. Pengambilan data
4. Analisis data 5. Penyususan
laporan C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 25 orang.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian ini yaitu kemampuan literasi matematis siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta dalam menyelesaikan soal literasi pada bangun datar segitiga dan segiempat serta faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi matematis siswa tersebut dalam menyelesaikan soal literasi yang diberikan.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Adapun di bawah ini merupakan penjelasan terkait teknik dan instrumen yag digunakan peneliti dalam penelitian ini, yaitu:
1. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam, yaitu:
1) Observasi
Observasi ini dilakukan terhadap pembelajaran matematika yang berlangsung di kelas, terkhususnya pada saat materi segiempat dan segitiga diajarkan. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Hal tersebut bertujuan untuk mengamati bagaimana keterlaksanaan pembelajaran matematika khususnya pada materi bangun datar segitiga dan segiempat serta untuk mengetahui apakah guru sudah membiasakan siswa berlatih menyelesaikan soal yang bentuknya literasi.
2) Wawancara
Wawancara ini dilakukan bersama dengan guru selaku narasumber dan dilaksanakan usai pengambilan data melalui tes. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kendala atau kesulitan yang dialami oleh siswa selama mengikuti pembelajaran matematika, faktor apa yang mendorong siswa untuk semnagat dalam mengikuti kegiatan belajar matematika di kelas dengan tujuan yang utama yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan literasi siswa tersebut.
3) Tes Kemampuan Literasi Matematis
Pengumpulan data melalaui teknik tes ini dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan atau soal kepada siswa. Kemudian, melalui tes ini peneliti akan memperoleh data kemampuan siswa pada aspek kognitif yang digunakan sebagai alat pengukur kemampuan literasi matematis siswa. Pada penelitian ini, tes akan dilakukan dengan memberikan instrumen tes yang terdiri dari enam soal literasi terkait materi bangun datar segitiga dan segiempat dengan masing-masing soal mewakili level kemampuan literasi matematis. Tes ini diberikan kepada 25 siswa kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Terdapat tiga jenis instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1) Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu pedoman observasi terstruktur yang terdiri dari beberapa aspek yang akan diamati selama pembelajaran matematika berlangsung di kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022. Berikut merupakan aspek-aspek yang akan diobservasi oleh peneliti:
Tabel 3. 2 Pedoman Observasi Kegiatan Pembelajaran No Hal yang diamati Ya Tidak Keterangan 1. Apakah pembelajaran
di kelas berlangsung secara interaktif?
2. Apakah selama pembelajaran siswa memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru?
3. Apakah guru
memberikan contoh pemasalahan yang kontekstual?
4. Apakah siswa aktif bertanya selama pembelajaran
berlangsung?
5. Apakah guru
memberikan latihan soal atau tugas yang melatih kemampuan literasi matematis siswa?
2) Pedoman Wawancara Guru
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas VII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Wawancara ini dilakukan terkait dengan