• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUANDA SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUANDA SAMARINDA "

Copied!
134
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Tempat Peneliti
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Dari tabel 4.6 fungsi keluarga klien 1 dan klien 2 diketahui bahwa klien 1 mengatakan nyeri pada leher menjalar ke leher dengan skala nyeri 3 seperti ditusuk secara berkala.

TINJUAN PUSTAKA

Pengertian Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan jika tekanan sistolik > 160 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah normal yang disepakati oleh para ahli yaitu >.

Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal sehingga meningkatkan angka kesakitan dan kematian (Kushariyadi dalam Reny, 2014).

Etiologi

Pada orang lanjut usia, hipertensi disebabkan oleh perubahan elastisitas dinding aorta, berkurangnya penebalan dan kekakuan katup jantung, kemampuan jantung memompa darah, hilangnya elastisitas pembuluh darah, dan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer. Setelah usia 20 tahun, kemampuan jantung dalam memompa darah menurun sebesar 1% setiap tahunnya, sehingga mengakibatkan penurunan kontraksi dan volume.

Tanda dan Gejala

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan kecuali tekanan darah tinggi, namun dapat juga ditemukan perubahan pada retina seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah dan pada kasus yang berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke atau serangan iskemik transien (TIA) yang bermanifestasi sebagai kelumpuhan sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan penglihatan (Smelzter, 2002 dalam Reny, 2014). Gejala umum yang timbul akibat menderita hipertensi tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang muncul tanpa gejala.

Gejala lain yang umum terjadi pada penderita hipertensi adalah pusing, muka merah, sakit kepala, mimisan mendadak, nyeri leher, dan lain-lain. (Novianti, 2002 dalam Reny, 2014).

Patofisiologi

Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat yang selanjutnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Untuk pertimbangan gerontologis, perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer menyebabkan perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia tua. Perubahan tersebut antara lain aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah yang pada akhirnya menurunkan kemampuan melebarkan dan meregangkan pembuluh darah.

Akibatnya aorta dan arteri mengalami penurunan kemampuannya dalam menampung jumlah darah yang dipompa jantung (volume cukup), sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan resistensi perifer (Padila, 2013).

Klasifikasi

Penatalaksanaan

Latihan jasmani atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan bagi penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip, yaitu: Biofeedback merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menunjukkan tanda-tanda subjek terhadap kondisi tubuh yang secara sadar dianggap tidak normal oleh subjek. Penerapan biofeedback terutama digunakan untuk pengobatan gangguan somatik seperti sakit kepala dan migrain, serta gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hipertensi dan penatalaksanaannya, sehingga pasien dapat menyelamatkan nyawanya dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja, namun juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi, sehingga penderitanya menjadi lebih kuat.

Konsep Dasar Keluarga

  • Pengertian Keluarga
  • Tipe atau Bentuk Keluarga
  • Tahap Perkembangan Keluarga
  • Fungsi keluarga

Sedangkan menurut Padila (2012), keluarga inti adalah keluarga yang mempunyai perkawinan pertama atau keluarga dengan orang tua campuran atau orang tua tiri. 2) Keluarga angkat. Sedangkan menurut Padila (2012), keluarga besar terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga. 4) Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga orang tua tunggal tradisional adalah keluarga dengan kepala rumah tangga yang janda/duda yang berpisah, ditelantarkan, atau bercerai.

Tingkat perkembangan keluarga adalah keluarga membantu anak sulung untuk memasuki dunia luar, orang tua juga mengurus anak bungsunya, membantu mereka memperoleh kemandirian (Friedman, 2010). Tahap ini dimulai saat orang tua berusia sekitar 45 hingga 55 tahun dan berakhir saat pasangan tersebut pensiun, biasanya 16 hingga 18 tahun kemudian.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi

METODE PENELITIAN

Subyek Studi Kasus

Subyek dalam studi kasus ini adalah dua orang responden penderita hipertensi yang menyatu dengan keluarganya di ruang kerja Puskesmas Juanda Samarinda, dengan kriteria sebagai berikut.

Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur Penelitian

Teknik dan Instrument Pengumpulan Data

  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Pengumpulan Data

Keabsahan Data

Validasi data dilakukan dengan cara membandingkan dan memeriksa kembali data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan hasil observasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari lapangan. Dari seluruh data yang diperoleh, data tersebut akan dikategorikan sama, berbeda dan spesifik sehingga dapat diambil kesimpulan dari sumber data tersebut.

Analisis Data

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum

Studi kasus ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Juanda yang beralamat di Jalan Juanda 8 gg. Saat ini Puskesmas Juanda memiliki wilayah kerja di 2 kelurahan yaitu Kelurahan Air Hitam dan Kelurahan Gunung Kelua Kota Samarinda Kalimantan Timur. Puskesmas Juanda berdiri sejak tahun 1994, dengan pelayanan yang terdiri dari klinik geriatri, klinik umum, klinik anak, klinik KB, klinik KIA, klinik imunisasi, klinik pengobatan dan prosedur, klinik gigi, klinik gizi, ruang farmasi dan ruang laboratorium.

Dalam studi kasus ini, data yang digunakan adalah data kunjungan pasien dari poliklinik lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas Juanda Samarinda Kalimantan Timur.

Pengkajian

Berdasarkan tabel 4.1 data umum klien 1 dan klien 2 diketahui terdapat beberapa perbedaan yaitu tipe keluarga klien 1 termasuk dalam tipe keluarga besar, sedangkan klien 2 termasuk dalam tipe keluarga tunggal , lalu keluarga berstatus sosial ekonomi dimana pelanggan memiliki 1 rumah lantai 2 dengan pendapatan bulanan Rp. Berdasarkan Tabel 4.2 komposisi keluarga klien 1 dan 2 diketahui klien 1 mempunyai enam orang anak dengan anak pertama meninggal saat masih bayi, sedangkan klien 2 tinggal sendiri dan klien 2 tidak mempunyai anak. Berdasarkan tabel 4.3 riwayat dan tahapan perkembangan keluarga klien 1 dan klien 2 diketahui bahwa klien 1 berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja, klien menderita hipertensi sekitar 10 tahun yang lalu dan sejak itu sering mengeluh Mulai dari nyeri di kepala bagian belakang, pusing, hingga ketidakmampuan melakukan aktivitas.

Sedangkan klien 2 termasuk dalam fase keluarga, orang tuanya berusia paruh baya dan klien pertama kali terkena stroke 2 tahun yang lalu dan terkadang klien merasakan kram pada kaki kirinya, klien juga mengatakan bahwa saudaranya menderita hipertensi dan stroke. . Berdasarkan Gambar 4.1 dan 4.2 denah rumah Klien 1 dan 2 diketahui bahwa Klien 1 mempunyai rumah dua lantai yang terdiri dari enam kamar di lantai 1 dan tiga belas ruang tamu di lantai 2, satu toilet di lantai 1. lantai dan empat buah toilet di lantai 2 dan juga mempunyai ruang jemur di lantai 2. Berdasarkan tabel 4.4 kondisi lingkungan pelanggan 1 dan pelanggan 2 diketahui bahwa pelanggan 1 mempunyai rumah sendiri dengan luas tanah 6 x 15 m2 dengan rumah yang bersih dan support system keluarga klien untuk saling menyayangi dan membantu.

Sedangkan klien 2 juga mempunyai rumah sendiri namun dengan luas kavling 5 x 8 m2 dan tidak mempunyai ventilasi yang cukup serta pintu rumah klien jarang dibuka dan klien 2 harus menyemangati dirinya ketika berada di rumah. sakit karena klien tinggal sendirian. Setiap kali ada masalah di keluarga Ibu Y selalu dirundingkan dan dicari jalan keluarnya melalui diskusi. Berdasarkan Tabel 4.5 struktur keluarga Klien 1 dan Klien 2 diketahui bahwa Klien 1 selalu berkonsultasi untuk menyelesaikan permasalahan, dan setiap anggota keluarga menjalankan perannya sebagaimana mestinya, serta keluarga Klien 1 jarang mencuci tangan sebelumnya. makan. karena mereka lupa.

Sedangkan klien 2 mengambil keputusan secara mandiri terhadap permasalahan, klien menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah, serta klien juga mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Berdasarkan tabel 4.7 stres dan coping serta harapan keluarga pada klien 1 dan klien 2 terlihat bahwa klien 1 mengatakan bahwa nyeri yang timbul sudah dirasakan sejak lama, namun klien 1 tidak mengetahui cara untuk mengurangi nyeri tersebut. rumah. Berdasarkan tabel 4.11 analisis data klien 1 dan klien 2 terlihat terdapat enam diagnosa keperawatan, dua diantaranya merupakan diagnosa yang sama antara klien 1 dan klien 2 dan juga empat diagnosa keperawatan yang berbeda.

Tabel 4.2 komposisi keluarga pada klien 1 dan klien 2 dengan Hipertensi di wilayah  kerja Puskesmas Juanda Samarinda Tahun 2019
Tabel 4.2 komposisi keluarga pada klien 1 dan klien 2 dengan Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Juanda Samarinda Tahun 2019

Diagnosa Keperawatan

Perencanaa Keperawatan

Pelaksanaan Tindakan

Evaluasi

Pembahasan

  • Nyeri Akut
  • Kurangnya Pengetahuan
  • Gangguan Pola Tidur
  • Resiko Jatuh
  • Potensial Terjadinya Peningkatan Kesehatan
  • Kerusakan Penatalaksanaan Pemeliharaan Rumah

Berdasarkan Tabel 4.26 dan 4.27 diatas dijelaskan bahwa Klien 1 mendapat asuhan keperawatan selama 6 hari. Evaluasi Klien 1 didapatkan tiga diagnosa keperawatan yang telah teratasi. Klien 2 menjalani perawatan selama 6 hari. Evaluasi pada Klien 2 didapatkan tiga diagnosa teratasi, satu diagnosa teratasi sebagian, dan satu diagnosa risiko keperawatan tidak terjadi. Setelah pelaksanaan diperoleh data evaluasi pada hari terakhir yaitu klien 1 mengatakan nyeri pada leher sudah berkurang dan tidak nyeri lagi pada malam hari, sedangkan klien 2 mengatakan nyeri yang dirasakan masih ada namun tidak seserius sebelum.

Penulis berasumsi bahwa skala nyeri pada kedua klien mengalami penurunan setelah dilakukan tindakan keperawatan, hal ini berkaitan dengan kompres hangat yang diberikan keluarga dan tingkat pengetahuan keluarga mengenai perawatan klien yang sakit. Masalah resiko terjatuh terjadi pada klien 2 dimana terjadi penurunan kekuatan otot akibat penyakit stroke 2 tahun yang lalu, meskipun klien menjalani terapi selama 1 tahun klien masih merasakan keluhan kram pada tungkai kiri. menurut penelitian dalam jurnal Stefani (2015) dimana unsur Faktor eksternal yang berpengaruh langsung terhadap risiko jatuh merupakan unsur yang berkaitan. Dari data pengkajian diketahui permasalahan peningkatan pemeliharaan kesehatan terdapat pada klien 1 yang memiliki kebiasaan tidak sehat dalam kesehariannya yaitu jarang mencuci tangan sebelum makan.

Namun ada juga sinyal yang muncul dari klien 2 yaitu kurang tidur karena nyeri dan kram pada kaki. Pada klien 1 peneliti menemukan tiga diagnosa keperawatan yang dapat ditonjolkan, sedangkan pada klien 2 muncul lima diagnosa keperawatan. Pada klien 2 terdapat tiga diagnosa keperawatan tambahan yaitu pola tidur terganggu, resiko terjatuh dan kerusakan manajemen pemeliharaan rumah.

Implementasi yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 sudah sesuai dengan rencana tindakan yang telah peneliti susun berdasarkan teori yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan klien penderita hipertensi. Diagnosa yang terselesaikan pada klien 1 adalah masalah nyeri akut, kurangnya pengetahuan dan peningkatan pelayanan kesehatan. Sedangkan pengkajian akhir yang dilakukan peneliti pada klien 2 berdasarkan kriteria luaran yang peneliti susun untuk empat diagnosa keperawatan, 1 diagnosa teratasi sebagian, 3 diagnosa teratasi, dan 1 diagnosa risiko tidak terjadi. .

Gambar

Gambar 4.1  .................................................................................................
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
Tabel 2.2 analisa data
Tabel 2.3 penentuan prioritas menggunakan seckoring
+7

Referensi

Dokumen terkait

35 % SIMILARITY INDEX 1 2 3 4 5 6 7 8 STUDI KASUS PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DENGAN PENDEKATAN KELUARGA BINAAN DI KLINIK MEDIKA

viii ABSTRAK “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG JOANG BALIKPAPAN TAHUN 2021” Pendahuluan : Hipertensi adalah suatu