Alfonsius Johar Raditya / 18019029
Different Types of Electric Power Generation Prof. Ahmed Abu-Siada
Pada sesi seminar yang telah dilaksanakan, Prof. Ahmed menjelaskan tentang macam- macam jenis pembangkit mulai dari pembangkit yang menggunakan energi tak terbarukan hingga yang menggunakan energi terbarukan. Pembangkit listrik tenaga uap, merupakan pembangkit yang menggunakan energi panas dari batu bara yang digunakan untuk memanaskan fluida hingga tekanan tertentu yang kemudian digunakan untuk memutar turbin yang terdapat dalam satu shaft dengan generator listrik. Pembangkit listrik tenaga gas menggunakan udara yang diserap oleh kompresor kemudian ditingkatkan tekanannya dan dipanaskan menggunakan gas alam hingga dapat memutar turbin yang terhubung ke shaft generator. Sedangkan pada PLTGU kedua sistem pembangkitan di atas digabungkan, sisa panas dari PLTG digunakan untuk memanaskan fluida pada PLTU untuk membangkitkan listrik sehingga memiliki efisiensi yang lebih tinggi.
Pembangkit listrik tenaga air menggunakan energi kinetik dari air yang bergerak dari suatu ketinggian (head) melalui pipa penstock yang kemudian memutar turbin dan membangkitkan listrik dengan kekurangan biaya pembangunan yang tinggi. Pembangkit listrik tenaga bayu merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik dari angin yang digunakan untuk menggerakkan baling baling yang terhubung ke generator. Jika dilihat dari kecepatan putar baling-baling yang lambat maka energi yang dihasilkan akan sedikit, namun dengan adanya gearbox, putaran yang dihasilkan pada generator bisa menjadi lebih besar sehingga menghasilkan energi yang lebih besar.
Pembangkit listrik tenaga surya memanfaatkan proses perpindahan elektron saat disinari energi dari matahari. Kekurangan dari pembangkit ini adalah efisiensinya yang cukup rendah dan biaya pemasangannya yang cukup mahal. Pembangkit listrik tenaga nuklir memanfaatkan reaksi fisi yang merupakan pembelahan inti atom akibat adanya tubrukan inti atom lainnya. Pada reaksi ini akan dihasilkan panas yang kemudian digunakan untuk memanaskan fluida sehingga dapat memutar turbin dan membangkitkan listrik. Kekurangan dari pebangkit ini adalah dari segi keamanan karena menggunakan bahan radioaktif yang sangat berbahaya bagi manusia maupun lingkungan
Alfonsius Johar Raditya / 18019029
Opini :
Teknologi sel surya saat ini sudah sangat berkembang. Sel surya tipis atau thin film merupakan salah satu teknologi sel surya yang tipis sehingga memiliki fleksibilitas tinggi dan harga yang terjangkau. Penggunaaan energi untuk sistem HVAC pada bangunan diperkirakan lebih dari 40% energi yang dikonsumsi bangunan, dan 60% diantaranya disebabkan jendela/kaca yang dapat menyerap panas dari luar ruangan. Berdasarkan perkembangan jaman, bangunan-bangunan tinggi yang menggunakan kaca semakin banyak jumlahnya. Dengan memanfaatkan semi transparan thin film yang diaplikasikan pada kaca, maka sisi bangunan yang dipasang thin film dapat menghasilkan listrik sehingga secara tidak langsung dapat melakukan penghematan energi. Disamping itu karena menggunakan thin film yang semi transparan, peran kaca tidak hilang sehingga masih terdapat cahaya yang dapat masuk ke dalam ruangan sehingga dapat menghemat energi untuk lighting khususnya pada siang hari.
Sumber :
[1] Y. Meng, Y. Tan, X. Li, Y. Cai, J. Peng, Y. Long, “Building Integrated Photovoltaic Smart Window with Energy Generation and Conservation,” Applied Energy, vol 324, p. 119676, 2022.
Alfonsius Johar Raditya / 18019029
Bukti Kehadiran :