• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI TEKNIK INSTALASI LISTRIK 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MATERI TEKNIK INSTALASI LISTRIK 1"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH : pengantar lainnya. Di dalam kabel akan timbul arus listrik,yaitu muatan aliran electron yang mengalir tiap satuan waktu. Listrik merupakan pembantu bahkan serbagai penopang utama aktivitas manusia modern.

Listrik Indonesia dihasilkan dari energi yang dapat diperbaharui dan dari energi yang tidak dapat diperbaharui. Pembangkit listrik yang dapat diperbaharui misalnya pembangkit listrik tenaga air (PLTA).Tetapi pembangkit ini sangat tergantung pada debit air,bila debitnya kecil maka turbulennya tidak dapat diputar dengan baik sehingga akan sulit untuk beroperasi.

Sementara itu, pembangkit listrik yang tidak dapat diperbaharui antara lain pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLTU menggunakan bahan dasar dari uap batu bara. Namun, selain akan menguras sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, pemakaian batu bara juga menimbulkan efek lain yaitu polusi udara yang dapat mengakibatkan efek rumah kaca sebagai pemicu pemanasan global yang berdampak sangat buruk bagi kehidupan manusia dalam jangka panjangnya.

Dilihat dari jenis arusnya, listrik dibedakan menjadi dua jenis yaitu DC dan AC. 1) Listrik dengan arus searah/Direct Current (DC) adalah listrik yang

mengalir Satu arah saja, yaitu dari kutub positif menuju kutub negative. Yang termsuk sumber listrik arus searah adalah baterai dan aki.

(2)

maupun negative.Yang termasuk arus searah adalah dynamo dan generator.

Sistem listrik yang mengalir kerumah tinggal biasanya menggunakan sistem listrik 1 fase, yang terdiri dari 2 buah kabel sebagai berikut.

-Kabel Fasa ( Stroom ), merupakan kabel yang menjadi sumber listrik bolak-balik.Kabel inilah yang membawa tegangan dari pembangkit tenaga listrik.

-Kabel Netral (0), disebut juga kabel acuan tegangan nol yang biasanya di sambungkan ke tanah di lokasi pembangkit.

-Kabel Tanah atau Arde, Ground (G), merupakan kabel yang berfungsi sebagai acuan nol di lokasi pemakai yang biasanya disambungkan ke tanah dirumah pemakai. terjadi induksi listrik yang muncul pada chasis-nya.

A. Masuknya Listrik ke Dalam Rumah Tinggal

Perjalanan listrik ke rumah tinggal dilalui oleh beberapa tahapan. Adanya pentahapan ini berfungsi untuk mereduksi tegangan sehingga tegangan yang diterima instalasi listrik rumah tinggal tidak terlalu besar. Adapun beberapa tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

 Listrik dibangkitkan melalui PLTA/PLTU sebagai sumber energi.  Dari pembangkit listrik kemudian disalurkan menuju GITET (Gardu

Induk Tegangan Ekstra Tinggi)

 Dari GITET, listrik disalurkan melalui SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) menuju GITET berikutnya.

(3)

 Dari gardu induk, listrik kemudian disalukan melalui JTM (jaringan tegangan menengah) menuju gardu distribusi atau bisa juga langsung menuju konsumen industri.

 Dari gardu distribusi inilah listrik masuk ke konsumen rumah tangga, melalui JTR (jaringan tegangan rendah).

 Dari JTR, listrik masuk kerumah tinggal melalui bargainser (kWh meter) yang juga dipasang meter listrik untuk mengukur pemakain konsumen.

 Setelsh melalui bargainser, barulah listri menuju ketitik energi berupa fiting lampu atau titik daya untuk pembangkit daya alat-alat listrik yang digunakan di rumah.

(4)

C. Manfaat Listrik pada Rumah Tinggal Dikelompokkan menjadi 2,,yaitu 1. Manfaat Primer

Disebut manfaat primer karena listrik yang paling menunjang kegiatan pokok dalam rumah tinggal yang meliputi pencahayaan, pengudaraan, dan tata air.

a. Listrik untuk pencahayaan

Cahaya merupakan kebutuhan pokok dalam suatu rumah tinggal. Listrik merupakan hal pokok yang harus ada seiring dengan maraknya penggunaan lampu listrik.

b. Listrik untuk pengudaraan

(5)

c. Listrik untuk tata air

Penggunaan pompa air listrik telah banyak digunakan karena pengoperasiannya lebih mudah. Selain pompa air juga diterapkan pada alat pemanas air yang lebih dikenal dengan water heater.

2. Manfaat Sekunder

(6)

APA YANG DIMAKSUD INSTALASI LISTRIK

Instalasi listrik pada rumah tinggal adalah suatu sistem/rangkaian yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik ke lampu atau alat-alat listrik yang lain sebagai penunjang aktivitas rumah tangga sehari-hari.

Instalasi listrik dibagi menjadi dua bagian, yaitu

Instalasi pencahayaan listrik adalah seluruh instalasi yang digunakan untuk memberi daya listrik pada lampu. Daya listrik/tenaga ini diubah menjadi cahaya.

Instalasi daya listrik adalah instalasi listrik yang digunakan untuk menjalankan alat-alat elektrik selain lampu seperti mesin cuci, setrika, televisi, dan lain-lain.

Syarat-syarat teknis dalam perencanaan instalasi listrik adalah  aman bagi manusia, hewan, atau barang

(7)

 penghantar arus atau kabel yang digunakan harus berdiameter sesuai dengan kuat arus yang mengalir

 kerugian tegangan/drop voltage pada beban tidak dapat melebihi : - 2 % dari tegangan nominal pada penerangan

- 5 % dari tegangan nominal pada alat-alat listrik

-Berbagai jenis perlengkapan yang digunakan dalam instalasi listrik rumah tinggal.

A. Bargainser

Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya yang masuk ke rumah tinggal sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang digunakan rumah tinggal tersebut. Batasan daya tersebut seperti 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA.

(8)

Berfungsi untuk memutuskan tegangan secara otomatis jika daya yang dihantarkan terlalu berlebihan, yang bersifat on/off dan dapat juga berfungsi sebagai saklar utama dalam rumah. Jika sakelar bargainser dalam kondisi off maka seluruh aliran listrik dalam rumah akan berhenti.

 Meter listrik/kWh meter

Merupakan alat pengukur seberapa besar daya listrik yang digunakan oleh rumah tinggal dalam satuan kWh.

 Spin Kontrol

Merupakan sebuah alat Kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal yang terdapat di dalam bargainser. Spin control akan selalu berputar selama ada daya listrik yang digunakan rumah tinggal. Perputarannya akan semakin cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar. Perputarannya akan berhenti jika tidak ada aliran listrik seperti mati lampu atau bargainser dalam posisi off.

Pada bargainser terdapat beberapa jenis kabel, yang dibedakan menjadi kabel input dan kabel output. Masing-masing memiliki tiga jenis kabel fasa, yaitu kabel fasa positif (+), kabel fasa netral (0), kabel fasa ground (G) yang disalurkan ketanah.

B. Pengaman Listrik

Tujuan dipasang pengaman listrik adalah sebagai pemutus rangkaian instalasi listrik dengan arus listrik apabila rangkaian tersebut terjadi hubungan pendek atau konsleting. Terdapat dua jenis pengaman listrik, yaitu:

(9)

pengaman listrik tersebut harus dilakukan penggantian dengan alat pengaman yang baru.

Pengaman elektris termis (biasa disebut MCB) merupakan alat pengaman listrik yang bekerja dengan system termis/panas. Apabila arus listrik yang melewati sistem termis tersebut melebihi ukuran tertentu maka secara mekanik aliran listrik tersebut akan terputus dan tuas yang ada pada pengaman tersebut akan berubah arah. Jenis ini lebih banyak digunakan karena untuk menormalkan kembali pengaman listrik tersebut cukup murah, tidak perlu menggantinya namun cukup mengembalikan tuas keposisi normal.

Instalasi listrik pada rumah tinggal sebaiknya dibuat grup atau kelompok. Tujuannya untuk pengamanan. Apabila terjadi short circuit/hubungan pendek suatu peralatan listrik maka tidak keseluruhan instalasi akan terputus. Ada

sebagian instalasi yang masih nyala,yang dapat memudahkan mencari kelompok instalasi yang rusak.

C.Kabel

Adalah komponen listrik yang berfungsi menghantarkan energi listrik sampai ke sumber cahaya. Adapun jenis-jenis kabel adalah

(10)

Merupakan kabel yang berisolasi PVC dan berintikan tunggal. Jenisnya adalah kabel udara (tidak di tanam dalam tanah) yang berwarna merah, hitam, kuning, dan biru. Kabel NYA tidak cukup kuat terhadap gesekan, gencetan, atau gigitan binatang seperti tikus karena isolasinya hanya satu lapis,untuk membuat kabel ini menjadi kuat maka diperlukan pelapisan luar dengan menggunakan pipa conduit dari PVC atau besi.

 NYM

Merupakan kabel dengan isolasi PVC yang berintikan lebih dari satu (ada yang 2, 3, 4) jenisnya adalah kabel udara dengan warna isolasi luar putih dan warna isolasi bagian luar beragam. Karena isolasinya dobel maka jenis kabel ini lebih kuat, dan ukuran kabel yang dipergunakan 3 X 2,5 mm2.  NYY

Merupakan kabel berisolasi yang berintikan 2, 3, atau 4 dengan warna luar hitam. Kabel ini tahan terhadap air dan gencetan karena termasuk dalam kabel jenis tanah.

 NYMHYO

Merupakan jenis kabel serabut dengan dua buah inti yang terdiri dari dua macam warna. Biasanya digunakan untuk loudspeaker/sound system atau untuk lampu berdaya kecil sampai ukuran sedang.

C. Stop Kontak

Adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik.

Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam,yaitu:

 stop kontak kecil

(11)

 stop kontak besar

merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal AC) yang juga dilengkapi dengan lempeng logam pada isi atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai ground. Stop kontak ini berfungsi untuk menyalurkan listrik berdaya tinggi.

(12)

1. stop kontak in-bow merupakan stop kontak yang ditanam permanent didalam tembok.

2. stop kontak out-bow merupakan stop kontak yang portable dan tidak ditanam di dalam tembok, tetapi hanya diletakkan di permukaan tembok.

D. Steker

Merupakan bagian dari instalasi listrik berupa dua buah colokan logam yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik sehingga alat tersebut bisa nyala.

Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memiliki dua jenis, yaitu:  steker kecil

digunakan untuk menyambung alat-alat listrik berdaya rendah dengan arus listrik,seperti lampu atau tape. Steker kecil ini hanya memiliki dua buah stake(colokan) dari logam sebagai penerima listrik AC dari stop kontak.  steker besar

(13)

F. Sakelar

Sakelar (switch) merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi menyambung dan memutus aliran listrik pada suatu penghantar.

Berdasarkan besarnya tegangan listrik, sakelar dapat dibedakan menjadi sakelar untuk listrik bertegangan rendah, tinggi, serta sangat tinggi. Pada rumah tinggal, sakelar yang biasa digunakan adalah sakelar untuk listrik bertegangan tinggi. Sedangkan berdasarkan tempat dan pemasangan sakelar dapat dibedakan menjadi sakelar in-bow yang ditanam di dalam tembok dan sakelar out-bow yang dipasang pada permukaan tembok.

Jenis sakelar berikutnya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu sakelar on-off dan sakelar push-on.

Sakelar on-off merupakan sakelar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik, tombol sakelar harus ditekan pada posisi off. Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk sakelar lampu.

Sakelar push-on merupakan sakelar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on dan akan otomatis memutus arus listrik ketika tombol dilepas dan kembali ke posisi off dengan sendirinya.

(14)

Berdasarkan jumlah per unitnya sakelar dapat dibedakan juga menjadi dua jenis, yaitu sakelar tunggal dan sakelar majemuk.

(15)

Sakelar majemuk merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input

yang terhubung dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output

yang terhubung dengan beberapa beban listrik/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jumlah tombol pada sakelar tersebut.

TIPS PENGGUNAAN SAKELAR

 Lindungi sakelar dari percikan air karena air dapat menyebabkan korsleting. Untuk sakelar kamar mandi sebaiknya diletakkan pada dinding luar kamar mandi dekat pintu masuk. Jangan letakkan sakelar di dalam ruangan kamar mandi.

 Jika terpaksa sakelar diletakkan pada dinding di luar rumah maka

(16)

 Letakkan sakelar lampu pada posisi di dekat pintu masuk ruangan sehingga memudahkan mencari sakelar ketika kondisi ruangan masih gelap. Perletakkan sakelar yang ideal adalah 30 cm di samping pintu serta 150 cm dari permukaan lantai.

(17)

G. Pentahan/Ardel/Grounding

Tujuan penggunaan pentahan/arde atau istilah umumnya grounding adalah untuk memberikan perlindungan pada peralatan listrik agar terhindar dari

kerusakan dan terutama lagi untuk memberikan keselamatan kepada pengguna peralatan listrik (manusia). Pengertian arde/grounding sendiri adalah penyaluran hubungan ke bumi atau tanah apabila terdapat kebocoran instalasi atau arus listrik. Bumi atau tanah merupakan penetral aliran listrik yang besar.’

Prinsip instalasi arde/grounding sama dengan instalasi penangkal petir, terutama pada bagian penyalur sampai ke elektroda tanah. Dalam instalasinya harus dibuatkan bak kontrol pengukuran juga. Jadi, sebaliknya instalasi

arde/grounding dengan instalasi penangkal petir tidak digabung.

Cara kerja dari sistem arde/grounding adalah apabila terdapat arus yang terlalu besar akibat kebocoran arus listrik atau kegagalan isolasi dapat segera dihubungkan ke tanah/bumi sehingga peralatan listrik terhindar dari kerusakan dan pengguna peralatan pun akan terhindar dari sengatan aliran listrik.

A. Hemat Menggunakan Lampu

Lampu merupakan alat listrik yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dalam sebuah rumah tinggal pasti terdapat lebih dari satu buah lampu listrik. Dengan lampu listrik ini, penghuni rumah bisa memperoleh

(18)

1. Menghitung Jumlah Lampu

Dalam menentukan kebutuhan lampu dalam ruangan harus diketahui terlebih dahulu fungsi dari ruangan tersebut, apakah untuk kegiatan bekerja, tempat santai, atau fungsi lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan

kenyamanan pencahayaan sesuai dengan fungsi ruang ketika ruangan tersebut dipergunakan terutama pada saat lampu dinyalakan. Kenyamanan penerangan ini tentu saja akan mengurangi beberapa masalah pencahayaan seperti silau atau cahaya yang kurang terang.

Dalam perencanaan pencahayaan terdapat standar kekuatan pencahayaan yang disebut lux. Minimum nilai lux ini harus terpenuhi untuk mencapai

kenyamanan pencahayaan pada ruangan.

Sebagai contoh, pencahayaan ruang teras tidak harus sama dengan ruang tamu. Pada ruang teras dibutuhkan pencahayaan yang tidak terlalu terang asalkan nyaman. Berbeda dengan ruang tamu yang membutuhkan ruangan yang cukup terang.

(19)

TABEL 1. STANDAR KEKUATAN PENCAHAYAAN MINIMAL UNTUK RUANG-

Ruang kerja 120-250 Lux

Ruang tidur 120-250 Lux

Kamar mandi 250 Lux

Dapur 250 Lux

Garasi 60 Lux

Mushola 200 Lux

Selain istilah lux untuk menyebut kekuatan pencahayaan ruangan, juga dikenal istilah lumen dan candela. Lumen adalah besarnya arus cahaya, sedangkan candela adalah kekuatan cahaya sebuah lampu.

Kekuatan cahaya sebuah lampu disebut candela karena nilainya disertakan dengan cahaya lilin (inggris: candle). Jadi, jika kekuatan cahaya sebuah lampu listrik dibandingkan dengan 1 batang lilin maka dihitung setara dengan 9/10 atau 0,9 candela. Artinya, jika lampu dengan kekuatan cahaya 40 cahaya lilin maka kekuatan cahayanya 40 x 0,9 candela = 36 candela atau watt.

Dalam menghitung jumlah lampu pada suatu ruangan, dapat digunakan rumus berikut.

E = tingkat lux yang diperlukan ruangan (sesuai dengan Tabel 1) A = luas ruangan (panjang ruangan x lebar ruangan)

F = flux total (biasanya tertera pada kemasan lampu)

(20)

LLF = faktor kehilangan cahaya, misalnya pada industri bersih sebesar 0,7; atau pada kantor ber-AC sebesar 0,8

2. Memilih jenis lampu yang efisien

Efisiensi lampu adalah kemampuan lampu memancarkan cahaya dalam suatu waktu dengan menghemat penggunaan daya. Satuan dari nilai efisiensi lampu adalah lumen/watt. Semakin tinggi nilai lumen/watt-nya maka semakin efisien pula lampu tersebut jika digunakan.

Seperti gambaran, berikut disajikan data berbagai karakteristik

pencahayaan lampu yang umum digunakan dengan berbagai macam dayanya yang ada di pasaran. Pada data tersebut dapat terlihat efisiensi lampu, indeks perubahan warna, serta umur lampunya. Masing-masing lampu berikut

merupakan jenis yang biasa digunakan pada rumah tinggal.

(21)

Lampu pijar 5,15,40,60,75,100,

3. Memilih jenis lampu yang hemat energi

Lampu hemat energi adalah lampu yang mampu menghemat penggunaan daya istrik serta memiliki umur/masa nyala yang cukup lama.

Untuk membuktikan bahwa memilih lampu hemat energi akan lebih efisien daripada lampu pijar biasa, berikut akan dilakukan simulasi untuk

memperbandingkan kedua jenis lampu tersebut dengan mengambil contoh kasus sebuah rumah tinggal.

(22)

Sebelum menghitung kebutuhan lampu pada contoh kasus ini, perlu dihitung terlebih dahulu luas dari masing-masing ruang yaitu sebagai berikut.

R.tamu = 3 m x 3 m = 9 m2

R.keluarga = 1,7 m x 3 m = 5,1 m2 R.tidur = (3 m x 2,5 m) – 1 m2 = 6,5 m2 R.tidur utama = 3,8 m x 3 m = 11,4 m2

Dapur = 1,25 m x 3 m = 3,75 m2 KM/WC = 2 m x 1,8 m = 3,6 m2

Arus cahaya lampu CFL 18 W adalah 1.040 lumen, sedangkan lampu pijar 40 watt adalah 430 lumen. Jika tingkat kebutuhan cahaya setiap ruangan seperti tertera pada Tabel 1 (pada pembahasan sebelumya), jumlah kebutuhan lampu masing-masing ruangan bisa diperoleh melalui rumus berikut.

E x A

N =

(23)

Jika pada ruang tamu digunakan lampu CFL 18 watt maka jumlah kebutuhan lampunya dapat dihitung sebagai berikut.

120 x 9 1.080

N = = = 1,85 buah = 2 buah

1.024 x 0,7 x 0,8 582,4

Sementara itu, jika ruang tamu tersebut menggunakan lampu pijar 40 watt maka kebutuhan jumlah lampunya sebagai berikut.

120 x 9 1.080

N = = = 4,49 buah = 5 buah

430 x 0,7 x 0,8 240,8

Dengan cara yang sama,kebutuhan lampu untuk semua ruangan agar dapat digunakan untuk beraktivitas dengan nyaman dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 3. PERBANDINGAN KEBUTUHAN LAMPU RUANGAN ANTARA LAMPU CFL 18 W DAN PIJAR 40 W

Nama Ruang Kode Lampu

(24)

Teras H/J 60 3,6 1 1

Jumlah 11 26

Dari data di atas diperoleh informasi bahwa penggunaan lampu CFL secara kuaintitas akan lebih hemat daripada penggunaan lampu pijar.

Berikutnya kedua jenis lampu tersebut akan diperbandingkan kembali dari segi kebutuhan lampu dalam jangka panjang melalui komparasi umur lampunya. Dalam kondisi normal, umur lampu pijar adalah 1.000 jam, sedangkan lampu CFL adalah 8.000 jam. Jika penggunaan tiap lampu dalam rumah dianggap 7 jam dalam satu harinya maka kebutuhan tiap tahunnya untuk kedua jenis lampu tersebut adalah sebagai berikut.

Dari kebutuhan daya listrik untuk lampu tiap tahunnya di atas, dapat dihitung kebutuhan biaya rekening listrik untuk tiap tahunnya. Jika tarif per watt-nya diasumsikan Rp 360,00 maka kebutuhan biaya pembayaran rekening listrik untuk kedua lampu tersebut tiap tahunnya dapat dihitung sebagai berikut.

- Lampu pijar = 3.120 watt x Rp 360,00 = Rp 1.123.300,00

(25)

Berikutnya akan diperbandingkan juga tentang biaya yang harus

dikeluarkan untuk membeli lampu tiap tahunnya. Jika harga per buah lampu pijar Rp 4.000,00 dan lampu CFL Rp 25.000,00 maka kebutuhan biaya untuk membeli lampu pijar per tahun adalah sebagai berikut.

- Lampu pijar = 26 buah x 3 buah x Rp 4.000,00 = Rp 312.000,00

- Lampu CFL = 11 buah x 1 buah x Rp 25.000,00 = Rp 275.000,00

Kesimpulannya, jika menggunakan lampu pijar maka hanya akan diperoleh biaya murah di awal, namun akan mahal di kemudian hari karena umur lampunya yang pendek sehingga pembelian lampunya pun menjadi lebih banyak. Sedangkan lampu CFL hemat energi hanya mahal pada saat pembelian awal, namun dalam jangka panjang akumulasi biayanya justru lebih murah karena umur lampunya panjang sehingga menekan jumlah pembelian lampu di masa yang akan datang.

Perhitungan untuk perbandingan kedua lampu di atas dapat

disederhanakan dalam tabel berikut. Pada tabel ini terlihat bahwa penggunaan lampu pijar ternyata lebih boros daripada penggunaan lampu CFL yang hemat energi.

TABEL 4. PERBANDINGAN LAMPU CFL 18 W DAN PIJAR 40 W DARI BERBAGAI HAL

Lampu CFl 1 buah 198 watt Rp 75.000,00 Rp 71.280,00 Lampu

pijar

1 buah 3.120 watt Rp 312.000,00 Rp

(26)

4. Kiat merawat dan menggunakan lampu agar hemat listrik

Lampu sebagai alat pencahayaan buatan pada ruangan perlu diperhatikan juga penggunaannya agar lebih hemat listrik. Beberapa langkan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.

 Lakukan pembersihan lampu secara rutin. Lampu yang dipasang dalam jangka waktu lama tentu menimbulkan debu yang melekat pada permukaan lampu. Debu ini mengakibatkan cahaya lampu menjadi kusam dan kurang terang walaupun daya yang dipakai tetap. Hal inilah yang menimbulkan pemborosan listrik.

 Pilh warna dinding ruangan yang cerah untuk membantu

memantulkan cahaya lampu sehingga ruangan menjadi lebih terang tanpa harus menggunakan lampu yang berdaya tinggi.

(27)

 Segera ganti lampu jika cahaya lampu masih tetap kusam walaupun sudah dibersihkan. Hal ini untuk menghindari penggunaan energi listrik yang tinggi, namun tingkat pencahayaannya relatif rendah sehingga kurang efisien.

 Sesuaikan jumlah titik lampu pada ruangan dengan daya lampu yang akan digunakan. Jika menggunakan lampu yang berdaya besar, titik lampu yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Namun, jika menggunakan lampu berdaya kecil, titik lampu yang dibutuhkan perlu ditambah agar tidak menimbulkan gelap di sebagian ruangan.

 Gunakan jenis lampu yang hemat energi. Beberapa jenis lampu hemat energi antara lain yang berjenis TL atau CFL.

 Padamkan lampu jika tidak digunakan.

 Gunakan lampu yang tepat daya dan sesuai dengan kebutuhan ruangan yang akan diterangi. Untuk rumah tinggal dapat

(28)

TABEL 5. REKOMENDASI JENIS LAMPU UNTUK RUANG-RUANG DALAM RUMAH TINGGAL

Nama Ruang

Jenis Lampu Daya Pemakaian Per Hari

Energi Per Bulan

Teras TL 2 x 10 W 12 jam 7,20 kWh

Ruang tamu/tengah

Pijar 25 W 5 jam 3,74 kWh

Ruang belajar

Pijar 25 W 4 jam 3,00 kWh

Kamar tidur TL 2 x 10 W 4 jam 2,40 kWh

Dapur Lampu hemat

energi (SL)

10 W 5 jam 1,50 kWh

Kamar mandi Pijar 10 W 2 jam 0,60 kWh

Gambar

TABEL 1. STANDAR KEKUATAN PENCAHAYAAN MINIMAL UNTUK RUANG-
TABEL 2. EFISIENSI BERBAGAI JENIS LAMPU YANG DIGUNAKAN PADA
TABEL 3. PERBANDINGAN KEBUTUHAN LAMPU RUANGAN ANTARA LAMPU
TABEL 4. PERBANDINGAN LAMPU CFL 18 W DAN PIJAR 40 W DARI
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin,

Berupa analisis jalannya program dan pemilihan model yang sesuai untuk diimplementasikan pada data masing-masing kriteria. Subsistem ini berperan dalam

Penstrukturan Kursus Citra yang dilaksanakan ini dapat menambahbaik sistem penyampaian universiti dalam melengkapkan pendidikan pelajar bagi melahirkan graduan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018

.13 Description of your UltraActive : 1 Dust container 2 Power adjustment 3 Exhaust filter lid 4 Exhaust filter 5 Power cord 6 Ergoshock 7 Foam filter (Frame + Filter) 8 Motor filter

Ressang (1963) menjelaskan bahwa disfungsi yang terjadi pada glomerulus adalah terjadinya infiltrasi sehingga menyebabkan kerusakan pada tubulus.Takashima dan

Manfaat penelitian ini adalah memberi pengetahuan kepada Bapak/Ibu tentang mulut kering yang terjadi dan dapat menjaga kesehatan rongga mulut agar tidak terjadi mulut

bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 60 Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah juncto Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang